JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP

ISSN: 2442-5508

VOL. 8, NO. 2, OKTOBER 2022

Perencanaan Desain Taman Islami Berbasis EDEN (Educational-Dynamical-Ecological-Natural) di Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Dewan Dakwah Lampung

Rizky Aulia Nurrahmah1*, Eduwin Eko Franjaya2

  • 1.    Program Studi Arsitektur Lanskap, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan Institut Teknologi Sumatera, Indonesia

  • 2.    Lab. Perencanaan dan Desain Lanskap, Program Studi Arsitektur Lanskap, Jurusan Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan Institut Teknologi Sumatera, Indonesia

*E-mail: rizky.120390003@student.itera.ac.id

Abstract

Islamic Garden Design Planning Based on EDEN (Educational-Dynamical-Ecological-Natural) in Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Dewan Dakwah Lampung. Pondok Pesantren Tahfidz Qu’an (PPTQ) Dewan Dakwah Lampung is one of the centers of religious education in Kecamatan Kemiling, Bandar Lampung. As an educational area in a strategic region, PPTQ Dewan Dakwah Lampung has the potential to make Bandar Lampung even more advanced in the field of education. Reciprocity between the government and residents is needed in structuring PPTQ Dewan Dakwah Lampung related of optimization the land use. The research aims to plan a landscape that can create a quality place to support activities and fulfill user needs. This research used a survey and descriptive qualitative methods. The data were collected through field observation, interview, and literature study, for further were analyzed refers to the complete design process. The results of the research direct the landscape to an EDEN-based concept (Educational-Dynamical-Ecological-Natural) are included in Islamic Placemaking in EDEN (I-PLAN). The application of the elements presented in site plan or 3D models is adjusted to the concept of an Islamic Garden. By applying I-PLAN can be a safe and comfortable means of education, contemplation, recreation, and behavior guide for users.

Keywords: education, Islamic Garden, quality place

  • 1.    Pendahuluan

Menurut Basis Data Pusat Kawasan Pengembangan Perkotaan, Kota Bandar Lampung yang secara astronomis terletak di antara 50º20’-50º30’ LS dan 105º28’-105º37’ BT menjadikan Kota Bandar Lampung sebagai wilayah transit perekonomian antar pulau Sumatera dan pulau Jawa. Letaknya yang strategis dan menguntungkan ini tentunya berdampak pada perkembangan Kota Bandar Lampung di berbagai bidang. Berdasarkan Pasal 11 Ayat (1) Peraturan Daerah Provinsi Lampung Nomor 12 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi Lampung Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2029 bahwa, “PKN sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 huruf a ditetapkan di Kota Bandar Lampung, ditujukan untuk melayani wilayah Provinsi dan atau wilayah sekitarnya di Sumatera Bagian Selatan, Nasional maupun Internasional”. Hal itulah yang menjadikan Kota Bandar Lampung disebut Kota metropolitan dengan tingkat kepentingan tinggi di Provinsi Lampung.

Sebagai Pusat Kegiatan Nasional di Provinsi Lampung, satu diantara lima fungsi utama Kota Bandar Lampung ialah pusat pendidikan tinggi termasuk pendidikan berbasis agama. Provinsi Lampung dikenal memiliki pendidikan agama yang baik, sehingga banyak dan mudah kita temukan pondok-pondok pesantren. PPTQ Dewan Dakwah Lampung yang berada di lokasi cukup strategis yakni Kecamatan Kemiling adalah salah satu di antaranya.

Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Dewan Dakwah Lampung merupakan rumah bagi ratusan santri khusus laki-laki dan puluhan pengajar. Kawasan edukasi Islami yang potensial ini terletak di lereng berkontur cenderung bergelombang dengan kemiringan sederhana. Adanya bangunan asrama mengindikasikan bahwa tapak merupakan ruang untuk melakukan segala aktivitas termasuk memenuhi kebutuhan pengguna. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menciptakan perencanaan tapak yang mampu memberikan quality place bagi pengguna berbentuk taman Islami.

  • 2.     Metode

    • 2.1    Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian berlokasi di Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Dewan Dakwah Lampung, Jl. Untung Suropati, RT. 10, Kelurahan Beringin Raya, Kecamatan Kemiling, Kota Bandar Lampung, Lampung. Penelitian berlangsung selama 3 bulan yang dimulai dari Februari-April.

Gambar 1. Lokasi tapak (sumber: google earth)

  • 2.2    Alat dan Bahan Penelitian

Penelitian dilakukan menggunakan alat berupa meteran, Environment Meter Krisbow KW06-291, ATK (Alat Tulis Kantor), kamera handphone, printer, dan perangkat komputer dengan software Microsoft Word 2019, Google Earth, AutoCAD 2016, SketchUp Pro 2019, Adobe Photoshop CC, dan Lumion 6 Pro. Bahan yang digunakan adalah data citra SRTM, data kondisi fisik yang diperoleh dari website BPS Kota Bandar Lampung, portal resmi pemerintah Kota Bandar Lampung, serta daftar pertanyaan wawancara.

  • 2.3    Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei dan deskriptif kualitatif dalam memperoleh data. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data meliputi observasi, wawancara, dan studi Pustaka. Teknik observasi dilakukan untuk mendapatkan data fisik, biologis, dan sosial budaya. Teknik wawancara melibatkan empat narasumber yang mampu memberikan penilaian secara detail dan menyeluruh mengenai tapak, terdiri dari tiga santri senior dan satu pengajar untuk mendapatkan informasi terkait kekurangan tapak eksisting dan harapan para pengguna terhadap tapak kedepannya. Teknik studi pustaka bersumber dari jurnal-jurnal ilmiah, buku, artikel ilmiah, dan sumber terpercaya lainnya. Penelitian ini mengacu pada tahapan perancangan mulai dari tahap pemilihan tapak, inventarisasi, analisis/sintesis, konsep, hingga menghasilkan rencana tapak LaGro (2008) berikut dengan visualisasi perspektif desain tapak yang dipresentasikan secara digital.

Gambar 2. Skema perancangan tapak (LaGro, 2008)

  • 3.     Hasil dan Pembahasan

    • 3.1   Gambaran Umum

Dalam penelitian ini, batasan tapak yang direncanakan seluas ±2.228 m² dari ±3.371 m² luas tapak keseluruhan Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Dewan Dakwah Lampung. Bagian utara tapak terhubung langsung dengan Jl. Untung Suropati, bagian timur berbatasan dengan kebun coklat dan singkong milik warga sekitar, bagian barat berbatasan dengan lahan kosong dan permukiman warga, serta bagian selatan kurang dari 5 Meter terhubung langsung dengan permukiman warga. Perencanaan ditujukan pada tapak berupa ruang terbuka yang memerlukan penataan ulang terkait kemiringan lahan, pesebaran vegetasi, serta elemen lainnya baik secara fungsional maupun estetika.

  • 3.2    Inventarisasi

Hasil inventarisasi baik data fisik, biologi, maupun kultural secara berurut dijabarkan melalui Tabel 1, Tabel 2, dan Tabel 3.

Tabel 1. Hasil Inventarisasi Atribut Fisik

No

Jenis Data

Hasil

1

Topografi

Tapak berada di daerah lereng terbagi atas:

  • -    area datar yang berada di selatan tapak

  • -    area miring berkontur sederhana mulai dari gerbang depan (utara) dengan kemiringan ±10% dan area tengah dengan kemiringan 12-15%.

2

Hidrologi

Stormwater yang mengalir dari arah selatan ke utara dialirkan melalui drainase multipurpose dan drainase alami pada area tengah dengan pola linear. Titik air tanah berada di bawah bangunan kantor dan asrama

3

Tanah

Memiliki karakteristik tanah padas dan latosol serta grumusol pada area belakang yang cenderung gersang.

4

Iklim

Mikro

Curah hujan rata-rata pada Februari-April di bawah 200 mm dan sumber angin dari arah selatan dan timur tapak (Badan Pusat Statistik Bandar Lampung, 2021). Suhu rata-rata 30ºC dengan kelembapan rata-rata mencapai 61%.

Tabel 2. Hasil Inventarisasi Atribut Biologi

No

Jenis Data                                 Hasil

1

Pohon

Mahoni (Swietenia mahagoni) Durian (Durio zibenthinus)

2

Perdu

Tembelekan (Lantana camara) Bunga kertas (Bougenvillea sp.) Pucuk merah (Syzygium paniculatum)

3

Penutup tanah

Rumput gajah (Pennisetum purpureum)

Tabel 3. Hasil Inventarisasi Atribut Kultural

No

Jenis Data

Hasil

1

Penggunaan lahan

Sebagai sarana Pendidikan Islami dengan pembagian zona: - Area depan untuk kegiatan administrasi,

Area tengah untuk kegiatan belajar mengajar, Area belakang untuk kegitan olahraga serta Masjid sebagai sarana ibadah dan belajar.

Lanjutan Tabel 3. Hasil Inventarisasi Atribut Kultural

  • 2    Regulasi Resmi milik yayasan PPTQ Dewan Dakwah Lampung.

  • 3    Infrastruktur               a) Utilitas

  • -    Penerangan mengandalkan bangunan dan 2 buah lampu di lapangan.

  • -    1 tempat pembakaran dan beberapa tong sampah

  • -    1 buah tandon air minum

  • -    4 signposts

  • b ) Fasilitas

  • -    Area depan (kantor, warung, dan depot air minum)

  • -    Area tengah (3 gazebo, gedung belajar, Toilet 1, dan asrama)

  • -    Area belakang (Masjid, lapangan atas, lapangan bawah,

toilet, dan tempat wudhu)

Keterangan: Data-data pada tabel bersumber dari observasi langsung

  • 3.3    Analisis dan Sintesis

    • 3.3.1    Atribut Fisik

Kemiringan lahan mencapai 15% dengan kontur tanah yang tidak beraturan berpotensi mengalami erosi saat curah hujan berlebih yang tentunya tidak aman bagi pengguna jalan. Penerapan metode cut & fill untuk membentuk terasering sebagai penyangga struktur tanah (UU37, 2014). Pengaplikasian ramp dan tangga sesuai standar untuk kenyamanan pengguna jalan (accessible). Dengan suhu rata-rata 30ºC dan kelembapan rata-rata tapak mencapai 61% didapatkan nilai THI sebesar 27.7 yang mengindikasikan tapak masih tergolong nyaman bagi pengguna untuk beraktifitas di dalamnya. Namun, sebagai ruang aktifitas dipelukannya tanaman peneduh atau shelter untuk mengurangi intensitas terik matahari yang mengganggu kenyamanan pengguna pada area belakang yang di dominasi perkerasan dan cenderung bersuhu lebih tinggi.

  • 3.3.2    Atribut Biologi

Vegetasi eksisting tersebar tidak teratur dan merata. Penanaman sesuai strata dan pola kontur dapat difungsikan sebagai upaya konservasi tanah dan air (UU37, 2014). Pemilihan jenis tanaman fungsional, estetik, dan sesuai dengan kebutuhan tapak eksisting perlu diterapkan. Tanaman berbunga, berbuah dan beraroma dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kualitas tapak eksisting sekaligus mengundang satwa seperti kupu-kupu dan burung sebagai fungsi ekologisnya.

  • 3.3.3    Atribut Kultural

Bad smell serta bad view dari toilet dan tempat pembakaran sampah terbuka cukup mengganggu kenyamanan pengguna. Diperlukannya penataan ulang saluran air pembuangan dan re-build bangunan serta pemanfaatan tanaman berbunga dan beraroma. Kelengkapan dan keamanan utilitas perlu ditingkatkan lagi seperti penambahan lampu, sistem perpipaan, dan sebagainya sesuai standar

  • 3.4    Konsep

    • 3.4.1    Konsep Dasar

Pada penelitian ini konsep taman Islam adalah acuan yang digunakan sebagai batasan dalam perencanaan lanskap tapak. Taman Islam lebih tepat dikatakan taman Islami yaitu taman yang bersifat keislaman (Badan bahasa, 2017). Dari pengolahan data yang telah dilakukan, taman Islami yang sesuai untuk diterapkan termuat dalam I-PLAN (Islamic Placemaking in EDEN) yaitu konsep taman berbasis edukasi, dinamis, ekologis, dan alami yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna. Konsep Islami diwakilkan melalui kata “Islamic” dan “EDEN”. Kata eden tercantum dalam QS. Al-Baqarah dan QS. Al-Kahfi untuk menyebutkan salah satu nama taman surga. Dengan kata lain, eden adalah simbol taman Islami yang merepresentasikan kesenangan yang kekal di bumi Göker et al. (2021).

I-PLAN menerapkan empat elemen taman Islami untuk ditonjolkan yang merujuk pada buku Taman Islami Kajian Berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits. Air menandakan kehidupan dan ketenangan (QS.

Muhammad: 15), teduhan berupa pohon atau bangunan tempat bernaung yang memberikan rasa aman (QS. Arra’d: 35), tanaman berbuah sebagai makanan di surga (QS. Al-Baqarah: 25), permadani sebagai unsur keindahan yang dihadirkan melalui pola penanaman dan perkerasan (QS. Arrahman: 54).

Placemaking menurut Prof. Mark A.W. dalam artikel resmi MSU Land Policy Institute adalah proses menciptakan quality place. Dalam I-PLAN hal itu diwujudkan melalui EDEN:

  • 1.    Educational, desain dan fungsinya membentuk ruang edukasi Islami maupun umum.

  • 2.    Dynamical, desain yang accessible disesuaikan dengan aktivitas pengguna.

  • 3.    Ecological, desain memberikan manfaat bagi pengguna dan lingkungan sekitar.

  • 4.    Natural, desain mengedepankan elemen dan bentukan alami serta mempertahankan daerah resapan air untuk dioptimalkan.

Tabel 4. Elemen-Elemen Taman Islami yang Diterapkan pada Tapak

No       Jenis

Keterangan

1 Elemen keras (Hardscape)

Bangku taman, perkerasan, tangga, ramp, jalur pedestrian, pergola, gazebo, dan sebagainya menggunakan material ramah lingkungan yang tahan cuaca luar ruangan.

2 Elemen lunak (Softscape)

Pohon peneduh, tanaman berbuah, herbal dan beraroma, bunga beraneka warna, serta air disusun harmonis.

3 Elemen desain

  • 1.    Warna: hijau, emas, perak, dan putih*; merah, kuning, biru, dan hitam**

  • 2.    Pola: penerapan pola zellige dan arabesque yang dinamis untuk pola penanaman, sirkulasi, dan perkerasan.

Keterangan: *Jannah et al. (2019: 90-92), ** Hidayat, h. (2020: 40-42)

  • 3.4.2    Konsep Desain

Konsep desain tapak Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Dewan Dakwah Lampung mengacu pada konsep dasar yang telah dijabarkan sebelumnya yaitu I-PLAN. Konsep untuk tapak keseluruhan mengikuti pola dasar kawasan memanjang dari utara ke selatan. Konsep desain transformasi bentuk diterapkan pada elemen-elemen penyusun taman, sebagai berikut:

  • 1.    Dynamic hardscape

Gelombang adalah bagian dari sistem dinamis alam semesta. Gelombang transversal di alam bekerja pada cahaya, air, dan bunyi sebagai unsur desain taman Islami. Transformasi bentuk:

Gambar 3. Transformasi bentuk gelombang transversal (sumber: dokumen pribadi)

  • 2.    Lampung zellige pattern

Zellige adalah mozaik keramik yang digunakan dalam arsitektur Islami. Loviana, s. (2020) dalam jurnalnya menjabarkan etnomatematika pada motif tapis Lampung berupa garis, sudut, polygon, segitiga, dan sebagainya. Terdapat kesamaan yang signifikan antara zellige dan motif tapis budaya

Lampung, yaitu pola geometrik dan permainan warna yang indah untuk merefleksikan kesempurnaan ciptaan Tuhan.

Gambar 4. Lampung zellige pattern dapat diterapkan pada planter box, perkerasan, pergola, dan pagar (sumber: dokumen pribadi)

  • 3.4.3    Konsep Pengembangan

Konsep pengembangan terdiri dari konsep ruang, konsep vegetasi, dan konsep sirkulasi. Keseluruhan konsep dapat digabungkan dalam satu gambar spasial yang disebut block plan sebelum diproses menjadi site plan (Hasibuan et al., 2020)

  • 1.    Konsep ruang

Merujuk pada konsep dasar, penataan ruang terbuka PPTQ Dewan Dakwah Lampung terbagi atas zona administrasi, zona edukasi & rekreasi pasif, dan zona rekreasi aktif. Berikut merupakan keterkaitan antar ruang, aktivitas dan fasilitas/utilitas,

Tabel 5. Hubungan Antar Ruang pada Tapak

Zona

Ruang & Aktivitas

Fasilitas & Utilitas

Administrasi

Ruang penerimaan dan pelayanan Aktivitas berupa parkir kendaraan bermotor, keluar-masuk tapak, dan pelayanan lainnya.

Kantor pengelola, kantin, dan parkir motor.

Signage, tempat sampah, keran air, dan penerangan.

Edukasi dan rekreasi pasif

Ruang belajar, konservasi, bermain, budidaya tanaman, dan bersantai. Aktivitas berupa proses belajar mengajar, membaca buku, berkumpul dan berdiskusi, bercocok tanam, dan lainnya.

Gedung belajar, gazebo, asrama, toilet, ramp, jalan berjenjang, jalur pedestrian, dan tempat pembibitan. Lampu taman, landmark, signpost, dan tong sampah.

Rekreasi aktif

Ruang olahraga dan belajar.

Aktivitas berupa bermain sepak bola, voli, bulu tangkis, dan olahraga lain yang digemari santri. Area teduhan dijadikan tempat belajar atau menghafal Al-Qur’an.

Lapangan atas sekaligus parkir mobil, lapangan bawah, Masjid, qur’anic garden, tempat wudhu, toilet, bangku taman, dan pergola.

Lampu lapangan, lampu taman, air mancur, signpost, dan tong sampah.

Sumber : Pengolahan data

  • 2.    Konsep vegetasi

Konsep vegetasi untuk pengembangan tapak eksisting mengacu pada vegetasi taman Islami yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits dengan tetap memperhatikan fungsi dan estetika dalam pemilihan jenis tanaman. Berikut vegetasi yang diterapkan berdasarkan konsep:

Tabel 6. Vegetasi Fungsional dan Estetik

No          Klasifikasi

Tanaman

1 Vegetasi penyangga (konservasi air dan tanah)

Mahoni (Swietenia mahagoni), salt cedar (Tamarix aphylla), trum (Indigofera tinctorea), rumput kacang (Arachis pintoi) dan lainnya.

2 Vegetasi naungan

Mahoni (Swietenia mahagoni), Ketapang biola (Ficus lyrata), ketapang kencana (Terminalia mantaly), kurma (Phoenix dactilyfera), tabebuia putih (Rosea alba),

3 Vegetasi herbal dan beraroma

Mock orange (Philladelphus coronarius), murad (Myrthus communis), lavender (Lavandula), geranium (Pelargonium), hyasin (Hyacinthus sp), herba timi (Thymus vulgaris), chicory (Chicorium intybus), sesawi hitam (Brasica nigra), lidah buaya (Aloevera), pegagan (Centella asiatica), dan sebagainya.

4 Vegetasi berbuah

Jeruk kasturi (Citrofortuella macrocarpa), delima (Punica granatum), dan anggur (Vitis vinifera).

Keterangan : Kajian berdasarkan program dan dokumen pertemuan “Qur’anic Botanic Garden in Sharjah (UAE): guidelines for developing the master plan”

  • 3.    Konsep sirkulasi

Konsep dasar menuntun konsep sirkulasi untuk menciptakan ruang yang dinamis dan mudah di akses. Surah Qaf: 31 dapat dimaknai bahwasannya karakteristik taman Islami ialah memiliki desain dan perencanaan yang memudahkan pengguna dalam memenuhi keperluannya (Jannah, 2019: 102). Konsep sirkulasi terbagi atas sirkulasi pejalan kaki yang dimudahkan dengan adanya pedestrian, tangga, jalan berjenjang, ramp bagi penyandang disabilitas, dan keluar masuk barang; sirkulasi kendaraan, pada area depan untuk motor dan belakang untuk mobil; serta pemanfaatan perdu beraroma untuk memaksimalkan potensi angin dari arah timur dan selatan tapak.

Gambar 5. Block plan setelah melalui tahap analisis dan sintesis (sumber: dokumen pribadi)

  • 3.5   Rencana Tapak

Rencana tapak atau site plan merupakan kelanjutan proses dari konsep ruang, vegetasi, dan sirkulasi yang mengacu pada konsep dasar dan desain dengan penggambaran yang lebih detail sehingga menampilkan keseluruhan desain tapak melalui tampak atas. Visualisasi rencana tapak pada penelitian ini disajikan secara digital dengan bantuan software Adobe Photoshop CC untuk sentuhan akhir.

Gambar 6. Site plan I-PLAN (sumber: dokumen pribadi)

  • 3.6    Gambar Perspektif

Gambar perspektif adalah sajian gambar sebagai hasil pengamatan melalui titik tertentu atau melalui garis horizontal dan cakrawala (Reid, 2001). Gambar perspektif yang disajikan merupakan hasil dari 3D

Modelling rencana tapak dengan memanfaatkan software Lumion 6 Pro dan Adobe Photoshop CC dalam pembuatannya.

Gambar 7. Perspektif mata burung tapak (sumber: dokumen pribadi)

Gambar 8. Area sirkulasi dinamis pejalan kaki dan difabel yang mudah diakses pada tapak

Gambar 9. Konsep bioswale for reuse stormwater yang membentang sepanjang taman bawah, taman zellige dan area belajar pada tapak.

Gambar 10. Zellige garden area berkumpul untuk edukasi kesenian Islam dan budaya Lampung (sumber: dokumen pribadi)

  • 4.     Simpulan dan Saran

    • 4.1    Simpulan

Perencanaan desain tapak yang sesuai untuk diterapkan pada ruang terbuka Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Dewan Dakwah Lampung berdasarkan penelitian ialah konsep taman Islami yang direpresentasikan melalui I-PLAN (Islamic Placemaking in EDEN) berbasis EDEN (Educational-Dynamical-Ecological-Natural) sebagai sarana edukasi, kontemplasi, rekreasi, dan pengarah perilaku yang aman dan nyaman bagi pengguna tapak. Pemilihan elemen taman yang dilakukan pada tahap desain disesuaikan dengan kebutuhan desain berbasis kenyamanan pengguna sehingga dapat terwujudnya quality place Pondok Pesantren Tahfidz Qur’an Dewan Dakwah Lampung.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan penelitian ini diharapkan kepada pemerintah setempat untuk dapat membantu perencanaan lanskap kawasan potensial PPTQ Dewan Dakwah Lampung terkait pengelolaan lahan miring, sarana dan prasarana, serta diperlukannya perencanaan lebih detail dan tertata untuk memberikan ruang belajar dan tempat tinggal bagi ratusan santri yang aman dan nyaman sesuai standar.

  • 5.    Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik. (2021). Retrieved from Badan Pusat Statistik Kota Bandar Lampung: bandarLampungkota.bps.go.id

Göker, P., Çalişkan, S. E., & Bulut, A. B. (2021). The Elements of Landscape in Islamic Garden Design. In S.

K. University, Developments in Engineering and Architecture (pp. 89-100). Sofia: St. Kliment Ohridski University Press.

Hasibuan, Syahadat, & Sidabutar. (2020). Perencanaan dan Perancangan Lanskap Taman Maju Bersama Haji

Saibun di Kelurahan Jati Padang. Jurnal Infrastruktur, 6(1): 15-24.

Hidayat, H. (2020). Simbolisasi Warna dalam Al-Qur’an. MAGHZA: Jurnal Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, 36-50.

James A. LaGro, J. (2008). Site Analysis: A Contextual Approach to Sustainable Land Planning and Site Design. New Jersey: John Wiley & Sons.

jannah, M., Gunawan, a., & Mugnisjah, W. Q. (2019). Taman Islami Kajian Berdasarkan Alquran dan Hadis. Bogor - Indonesia: IPB Press.

Kemdikbudristek. (2017). Retrieved from Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa: badanbahasa.kemdikbud.go.id

Loviana, S., Islamuddin, A. M., Damayanti, A., Mahfud, M. K., & Merliza, P. (2020). Etnomatematika Pada Kain Tapis dan Rumah Adat Lampung. Tapis : Jurnal Penelitian Ilmiah, 94-110.

MSU Land Policy Institute. (2016). Definition of Placemaking: Four Different Types. In Placemaking as an Economic Development Tool: A Placemaking Guidebook. Michigan.

Peraturan Daerah Provinsi Lampung . (2019). Peraturan Daerah Provinsi Lampung tentang Perubahan atas

Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Provinsi

Lampung Tahun 2009 sampai dengan Tahun 2029. Retrieved from JDIH Pemerintah Provinsi Lampung: https://www.jdih.Lampungprov.go.id/

Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan . (2022). Profil Kota Bandar Lampung. Retrieved from PU-Net

Basis Data Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan : http://perkotaan.bpiw.pu.go.id/

Reid, G. W. (2001). Grafik Lansekap: Dari Sketsa Konsep Sampai ke Arsiran Penyajian Akhir. Jakarta: Erlangga.

Republik Indonesia. (2014). Undang-undang No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air. Jakarta.

Retrieved from Undang-undang No. 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air.

Walidaen, N., Utami, N., & Yusiana, L. (2017). Perencanaan Taman Islam pada Lansekap Islamic Center. EJournal Arsitektur Lanskap Vol.3 No1, 77-86.

http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap

jurnal arsitektur lansekap | 137