JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP

ISSN: 2442-5508

VOL. 9, NO. 2, OKTOBER 2023

Identifikasi Fungsi Dan Aktivitas Pada Taman Janggan Sebagai Ruang Terbuka Publik Kota Denpasar

Abdul Sholichin1, Naniek Kohdrata1*, I Made Sukewijaya2

  • 1.    Prodi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Denpasar, Indonesia 80232 2. Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Denpasar, Indonesia 80232

*E-mail: [email protected]

Abstract

Identification of Functions and Activities in Janggan Park as a Public Open Space in Denpasar City. Janggan Park is an urban public open space, located in Denpasar City, Janggan Park has two parts of the park, namely the western and eastern parts, Janggan Park is also a park for relaxing the people of Denpasar City and is predicated as a child-friendly playground. This research was carried out to find out the irregularities in the activities and functions of the park between the western and eastern parts of the park and with this research it can provide advice to the government regarding future management. The method used in this research is field observation, interviews, and questionnaires. From the results of the study, it was found that park visitors prefer to have activities in the eastern part than the western part, which is the difference in activity between the western and eastern parks, namely because of differences in park management, so that the treatment patterns for both hardscape and softscape are different, the eastern part of the park is managed by the city government. Denpasar, while the western part is managed by the provincial government of Bali. The difference in management is what makes the vision of the park differ that effect the park condition. Plants selection and maintenance are two aspects that cause differences in visitors preferences in using the park.

Keywords: Management, Function, Activities, Public Open Space

  • 1.     Pendahuluan

Taman Janggan adalah salah satu Ruang Terbuka Publik (RTP) yang berada di Kota Denpasar, merupakan salah satu bagian dari bagian proyek Penatan Kawasan Strategis Nasional (KSN), Pusat Pemerintahan Provinsi Bali, kawasan Civic Center, Denpasar (Kandir, 2017). Taman Janggan merupakan taman bermain anak, akan tetapi tidak dikhususkan untuk anak-anak saja, terdapat juga fasilitas yang diperuntukkan untuk masyarakat secara umum. Dalam fungsi dan aktivitas di Taman Janggan masih belum dimanfatkan secara maksimal, aktivitas utama hanya terjadi di playground area saja. Taman Janggan dalam pemanfatan fungsi dan aktivitasnya masih belum maksimal, sehingga diperlukan suatu penelitian atau kajian identifikasi fungsi dan aktivitas ruang terbuka publik (RTP) Taman Janggan di Kota Denpasar untuk mengetahui penyebab perbedaan cara pemanfaatan taman oleh pengunjung.

  • 2.     Metode

    • 2.1    Lokasi Penelitian

Penelitin ini dilakukan mulai dari April 2019 hingga Juli 2020, Taman Janggan terletak di Jl. Raya Puputan, Denpasar Timur, Kota Denpasar, Bali.

Gambar 1. Denah Lokasi Penelitian

  • 2.2    Alat dan Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah base map Taman Janggan. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital untuk dokumentasi/foto lokasi penelitian, alat tulis untuk keperluan survey dan laptop dengan perangkat lunak (software) MS Word 2016, MS Excel 2016,AutoCAD dan Perekam suara.

  • 2.3    Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey dengan melakukan teknik pengumpulan data primer berupa observasi lapangan, wawancara, dan kuesioner, dan data sekunder berupa studi pustaka. Metode analisis yang digunakan yaitu metode deskiptif. Metode pengolahan data dilakukan dengan analisis deskriptif explorative. Hal ini dapat digunakan sebagai petunjuk dalam mengenali informasi suatu data sehingga dapat disimpulkan menjadi sebuah kesimpulan secara terstruktur berdasarkan apa yang sudah didapatkan (Mantra, 2004).

  • 2.4    Tahapan Penelitian

Penelitian dimulai dari wawancara hingga menentukan responden dengan pengmbilan data menggunakan metode non probality sampling dengan jumlah 100 orang responden pengunjung Taman Janggan dengan membagi 50 kuesioner di setiap bagian taman, yakni berkaitan dengan kondisi secara umum taman bagian barat dan timur. Setelah itu dilakukan inventarisasi taman, guna mengetahui kondisi hardscape dan softscape taman, kemudian dilanjutkan dengan analisis , sintesis, dan berakhir pada tahap rekomendasi. 2.5 Batasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan di Taman Janggan ini dibatasi hanya terhadap fungsi dan aktivitas pada Taman Janggan sebagai ruang terbuka publik,

  • 3.     Hasil dan Pembahasan

    • 3.1   Fungsi Taman Janggan

Taman Janggan yang direncanakan pada tahun 2015 dan terealisasi di tahun 2017 merupakan taman pasif yang dimaksimalkan fungsinya menjadi taman aktif yaitu sebagai taman kota yang terdapat aktivitas di dalamnya, Taman Janggan memiliki luas 5,753.65 m² dengan luas bagian barat 2,705.32 m² dan bagian timur seluas 3,048.33 m². Taman Janggan sendiri berasal dari kata Janggan yang berarti nama salah satu layang-layang di Bali dengan filosofi permainan, sehingga Taman Janggan sekarang lebih popular dengan taman bermain anak. Berdirinya Taman Janggan dengan fasilitas taman anak menjawab kebutuhan masyarakat Kota Denpasar tentang kebutuhan tempat untuk bersosialisasi atau berkumpul aktif di perkotaan, dengan itulah Taman Janggan menerima beberapa penghargaan diantaranya Pemenuhan Hak Bermain Anak oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia dan sebagai Taman Bermain Ramah Anak (Pemerintah Kota Denpasar, 2018).

  • 3.1.1    Fungsi Sosial dan Budaya

Taman Janggan sebagai sarana masyarakat Kota Denpasar berinteraksi yang mana antar satu orang dengan orang yang lain saling berkomunikasi sembari menunggu aktivitas bermain anak. Taman Janggan juga merupakan tempat rekreasi dengan tujuan masyarakat Kota Denpasar. Hal ini terlihat dari data penelitian masyarakat dominan datang di akhir pekan. Taman Janggan menjadi sarana pengenalan budaya, di mana konsep tradisional Bali di tanamkan, mulai dari penamaan taman, konsep taman, hingga elemen taman yang disesuaikan dengan adat tradisional Bali.

  • 3.1.2  Fungsi Estetika

Taman Janggan sebelumya merupakan taman pasif dan tidak memiliki keindahan sama sekali, kini Taman Janggan di gabungkan dan menjadi taman aktif sehingga menjadi sarana meningkatkan keindahan dan kenyamanan Kota Denpasar. Hal ini akan dapat berdampak baik dan meningkatkan keharmonisan antara keseimbangan antar ruang, ruang terbangun maupun ruang hijau.

  • 3.2   Latar Belakang Responden Taman Janggan Denpasar

Jumlah responden laki-laki 44 % dan 56% perempuan. Berdasarkan umur responden dikelompokkan menjadi empat kategori umur. (Tabel 1).

Tabel 1. Latar Belakang Responden

No Karakteristik

Presentase (%)

1. Umur:

13- 20 Tahun

24%

21- 30 Tahun

40%

31- 40 Tahun

35%

41 -50 Tahun/

1%

<50 Tahun

2. Jenis Kelamin:

Laki-laki

44%

Perempuan

56%

3. Pendidikan Terakhir :

Tidak Sekolah

1%

SD

SMP

13%

SMA/SMK

46%

Perguruan Tinggi/Diploma

40%

Hasil kuesioner mengenai latar belakang responden dapat disimpulkan bahwa, semakin tinggi pendidikan pengunjung taman masyarakat perkotaan, maka semakin meningkat usia produktif serta sibuk masyarakatnya. Kebutuhan akan ruang terbuka publik yang dijadikan tempat rekreasi sangatlah penting. 3.3   Aktivitas Taman Janggan

  • 3.3.1  Waktu Kunjungan Pengunjung Taman

Waktu aktivitas pengunjung Taman Janggan pagi hari memiliki pengunjung yang paling dominan yaitu sebyanyak 66%, sedangkan siang hari sebanyak 2 %, sore hari sebanyak 30% dan malam hari sebanyak 3%. Siang dan malam memiliki presentase paling sedikit karena ketika siang hari bising dan polusi jalan raya sangat mengganggu, sedangkan untuk malam hari pencahayaan Taman Janggan masih terlalu minim dan untuk jam tempat bermain anak dibatasi sampai jam 9 malam (Tabel 2).

  • 3.3.2    Frekuensi Kunjungan Pengunjung Taman

Frekuensi kunjungan Taman Janggan dalam seminggu pengunjung terbanyak memilih jarang (1-3) yaitu sebanyak 34%, Tidak tentu sebanyak 25%, dan sangat jarang sebanyak 23%. Faktor frekuensi kunjungan Taman Janggan dipengaruhui oleh jumlah pengunjung yang kebanyakan pegawai swasta, sehingga waktu luang untuk ke Taman Janggan hanya di waktu Sabtu dan Minggu, di hari Minggu lebih banyak kunjungan karena car free day hal ini membuat taman lebih nyaman karena tidak ada polusi suara maupun udara. Sedangkan untuk pengunjung yang memilih sering dan sangat sering hanya sebanyak 9% masing-masing pilihan (Tabel 2).

  • 3.3.3    Aktivitas Pengunjung Taman

Jenis aktivitas yang paling sering dilakukan oleh pengunjung yaitu, mengantar ( anak, adik, dan teman) sebanyak 37%, berkumpul dan bermain sebanyak 31%, jalan-jalan atau rekreasi 22%, dan menikmati pemandangan sebanyak 7%. Mayoritas pengunjung di Taman Janggan adalah pasangan muda yang memiliki anak kecil, hal ini karena fasilitas utama Taman Janggan adalah taman bermain anak, maka dari itu tidak sedikit pengunjung taman yang membawa anak-anaknya untuk melakukan aktivitas bermain Bersama di Taman Janggan (Tabel 2).

  • 3.3.4    Aktivitas Sosial dan Ekonomi

Aktivitas sosial yang terbentuk di Taman Janggan di antaranya adalah interaksi pengunjung satu dengan yang lain, ketika menunggu anak-anak mereka sedang bermain. Seiring berkembangnya perkotaan, maka interaksi antar penduduk perkotaan semakin kurang, Taman Janggan ini adalah salah satu tempat untuk

meningkatkan interaksi antar masyarakat kota, sehingga kebutuhan fasilitas untuk berinteraksi masyarakat Kota Denpasar dapat terpenuhi.

  • 3.3.5    Aktivitas Pendidikan dan Budaya

Menurut hasil observasi dilapangan terkait aktivitas manusia yang berada di Taman Janggan, salah satu aktivitas yang dominan yaitu pendidikan dan budaya. Hal ini terlihat dari konsep taman bermain anak yang di desain sedemikian rupa sehingga dapat mengasah motorik anak-anak saat bermain. Penamaan bunga berdasarkan nama latin dan Indonesia menjadi sarana yang baik untuk anak-anak belajar terkait tanaman botani.

Tabel 2. Frekuensi Pengunjung Taman Janggan

No Karakteristik

Presentase (%)

1. Frekuensi kunjungan ke Taman Janggan dalam seminggu ?

Sangat sering

9%

Sering

9%

Jarang

34%

Sangat jarang

23%

Tidak tentu

25%

2. Waktu kunjungan ke lokasi

Pagi

66%

Siang

2%

Sore

30%

Malam

3%

3. Apa Jenis Aktivitas yang paling sering di lakukan di Taman Janggan?

Riset/Penelitian

Jalan-jalan

23%

Mengantar (anak, adik,teman, saudara)

37%

Menikmati Pemandangan

7%

Berkumpul dan bermain

31%

  • 3.4    Faktor Dominan Aktivitas Pengunjung Taman Janggan

Aktivitas pengunjung Taman Janggan paling dominan dilakukan di bagian timur menurut penelitian sebanyak 79% dan bagian barat hanya sebanyak 21%. Menurut hasil penelitian fasilitas di Taman Janggan yang kurang layak, yaitu bagian barat sebanyak 76% dan bagian timur sebanyak 24%. Sedangkan menurut pengunjung taman, bagian taman yang perlu mendapatkan penambahan fasilitas yaitu bagian barat sebanyak 77% dan bagian timur sebanyak 23%. Menurut hasil penelitian pengunjung taman memilih bagian barat sebanyak 75% dan bagian timur sebanyak 25 % terkait ketidak terawatan taman. Dalam penelitian juga pengunjung menilai kondisi Taman Janggan secara umum, 62% pengunjung taman menyatakan bahwa secara umum Taman Janggan terawat dengan baik, dan 38% pengunjung menyatakan bahwa taman tidak terawat dengan baik. Dari hasil penelitian pengunjung Taman Janggan lebih menyukai beraktivitas di bagian timur sebanyak 79%, hal ini dipengaruhi oleh fasilitas taman yang lebih lengkap di bagian timur, sedangkan bagian barat hanya sebesar 21%. Dalam menurut penelitian, dalam segi keamanan Taman Janggan memiliki nilai 99% dan tidak nyaman sebanyak 1%. Sedang salah satu kenyamanan dalam mengunjungi taman adalah tempat parkir dan taman yang mudah dijangkau, atau dengan keamanan dari tukang parkir taman, Taman Janggan dalam aksesibilitas parkir menurut penelitian memiliki nilai 83% dan sekitar 17% tidak nyaman.

  • 3.5    Hardscape Taman Janggan

Hardscape Taman Janggan memiliki peranan penting dalam proses aktivitas penggunaan taman, berikut beberapa Hardscape yang memiliki peranan penting dalam proses aktivitas Taman Janggan.

  • 3.5.1  Jalur Pedestrian

Jalur pedestrian Taman Janggan memiliki ukuran 1,4 meter dengan kedalaman pondasi paving 15 cm, pedestrian Taman Janggan inilah yang menghubungkan aktivitas-aktivitas di dalam taman. Jalur pedestrian yang berada di Taman Janggan memiliki beberapa corak yang membuat jalur pedestrian Taman Janggan berfungsi dengan baik juga dari segi fisik terlihat lebih cantik, pedestrian Taman Janggan.

Gambar 3. Gambar Jalur Pedestrian Taman Janggan

  • 3.5.2    Bangku Taman

Bangku Taman Janggan memiliki tata letak yang baik, sehingga pengguna taman dapat dengan mudah menggunakanya, ada beberapa variasi di antaranya bangku yang memajang yang memiliki pondasi semen dan dengan kayu jati di atasnya, memiliki ukuran panjang 1,5 dengan lebar 45 cm dan ketinggian 50 cm, bangku seperti lumayan nyaman digunakan. Selanjutnya yaitu bangku single berbentuk tabung seperti bekas tebangan kayu, dengan tinggi 50 cm dan lebar 40 cm. Kondisi bangku di Taman Janggan masih sangat bagus dan layak digunakan.

a. Bangku Single         b.Bangku Taman

Gambar 4. Gambar Bangku Taman Bagian Barat Taman Janggan.

  • 3.5.3    Tempat Sampah

Tempat sampah di Taman Janggan terbuat dari besi seng dengan tiga kategori jenis sampah, sampah organik, sampah plastik, dan sampah botol, dengan tinggi 1 m dengan lebar 40 cm berbentuk trapesium, peletakan tempat sampah di Taman Janggan masih kurang teratur terutama di bagian barat, sehingga tempat sampah yang ada di Taman Janggan tidak terawat dengan baik , hanya tinggal besi-besinya saja. Beda dengan tempat sampah bagian timur, kondisinya cukup baik dengan penempatan yang teratur dengan kondisi yang masi baik. Penempatan tempat sampah yang tidak sesuai serta kondisi tempat sampah yang tidak layak.

a. Tempat Sampah Bagian Barat b. Tempat sampah Bagian Tmur Gambar 5. Tempat Sampah Taman Janggan

  • 3.5.4    Papan Nama

Taman Janggan memiliki papan nama yang berukuran besar, dengan tulisan nama taman “Janggan”, terletak di bagian barat taman dengan ketinggian 1,5 meter dengan panjang 10 meter dan ketebalan 40 cm, memiliki papan nama yang berwarna silver yang terbuat dari alumunium yang tidak mudah karatan saat terkena air hujan dan membuat Taman Janggan terlihat dengan jelas dari pinggir jalan. Icon nama ini tidak ada lampu sorot saat malam hari sehingga hanya bergantung pada penerangan lampu sekitar papan nama. Papan nama dengan warna silver tidak sesuai dengan peruntukanya sebagai taman bermain anak, selain tidak terlihat jelas seharusnya warna yang dipilih menyesuaikan warna yang disenangi anak-anak, sehingga hal ini dapat menggambarkan bahwa Taman Janggan adalah taman anak dan dapat menarik perhatian anak-anak.

Gambar 6. Papan Nama Taman Janggan

  • 3.5.5    Lampu Taman

Lampu taman di Taman Janggan memiliki ketinggian 3 meter. Lampu taman disebar di beberapa titik di bagian taman, baik barat maupun timur. Pada saat penelitian lampu taman yang terdapat di Taman Janggan masih kurang terang, hal ini bukan karena jumlahnya yang kurang akan tetapi jumlah tanaman yang terlalu rindang, sehingga menyerap cahaya dan tidak dapat dipantulkan kembali. Redupnya penerangan yang ada membuat masyarakat hanya dapat menggunakan taman di titik-titik tertentu saja dan di waktu yang terbatas.

Gambar 7. Lampu Taman Taman Janggan

  • 3.5.6   Toilet

Toilet yang berada di Taman Janggan merupakan bangunan dan fasilitas baru yang dibangun pada tahun 2018. Toliet terletak di pertengahan taman antara Taman Janggan bagian barat dan bagian timur. Toilet Taman Janggan memiliki 2 kamar kecil yang berukuran panjang 3 meter dan lebar 1,5 meter. Kondisi toilet Taman Janggan masih dalam keadaan bagus hanya saja kebersihan toilet yang kurang, hal ini tercium dari aroma toilet yang tidak sedap. Tidak hanya itu masih banyak pengunjung tak bertanggung jawab yang selepas melakukan aktivitas di dalam toilet, tidak disiram sampai bersih, sehingga aroma dapat tercium radius 3-4 meter sekeliling toilet, yang menyebabkan tidak sedikit pengunjung taman yang terganggu akibat aroma yang tidak sedap dan mengurungkan niat untuk menggunakan toliet serta memilih pergi diri taman.

Gambar 8. Toilet Taman Janggan

  • 3.5.7    Air Mancur

Taman Janggan dalam pembuatanya di awal memiliki air mancur yang terletak di bagian barat berukuran diameter 3 meter persegi, memiliki lampu dan berwarna indah pada waktu malam hari, namun pada saat penelitian air mancur dalam Taman Janggan rusak dan tidak berfungsi lagi. Air mancur tidak ada airnya dan tidak mengalir serta lampu dari air mancurnya tidak dapat berfungsi. Sehingga nilai estetis yang dirancang diawal tidak dapat difungsikan, hal ini terjadi akibat kurangnya perawatan dari pihak pengelola.

Gambar 9. Air Mancur Taman Janggan

  • 3.5.8    Taman Bermain

Taman bermain di Taman Janggan memiliki ragam permainan, seperti halang-rintang, seluncuran, dan ayunan. Taman bermain ini aman digunakan untuk usia 3-7 tahun. Taman bermain ini di design khusus dengan lantai fiber sehingga dapat mengurangi cidera saat anak-anak melakukan aktivitas bermain di taman bermain anak Taman Janggan. Taman bermain anak ini merupakan salah satu identitas utama Taman Janggan, terletak di Taman Janggan bagian timur. Taman bermain ini memliki peranan penting dalam aktivitas taman, dengan adanya taman bermain hal ini memenuhi espektasi masyarakat terkait kebutuhan anak dalam melakukan aktivitas di ruang terbuka public.

Gambar 10. Area Bermain Anak Taman Janggan

  • 3.5.9    Gym Area

Gym area yang terletak di Taman Janggan bagian timur, memiliki kondisi yang sangat baik, ada tiga alat yang dapat digunakan oleh pengunjung taman yaitu treatmill manual, sandaran untuk sit up, dan alat untuk mendayung kaki dan tangan, tempat ini berdekatan dengan taman bermain anak dan nursery, dapat digunakan sembari menunggu anak bermain dan beraktivitas ditaman. Gym area difungsikan sebagai sarana orang tua dalam menunggu anak-anak yang sedang bermain, akan tetapi dengan penempatanya yang jauh hal ini memunculkan konflik baru yaitu sering kali anak-anak bermain di gym area dan membahayakan keselamatan jika luput dari pengawasan.

Gambar 11. Gym Area

  • 3.5.10    Nurseri

Nurseri Taman Janggan memiliki ukuran panjang 2 meter dan lebar 1,5 meter terletak dibagian timur. Menurut wawancara dengan pengelola, nurseri di taman di peruntukan untuk edukasi dan praktik langsung anak-anak PAUD yang telah bekerjasama dengan pihak pengelola. Akan tetapi masih belum terealisasi dan belum sesuai dengan tujuan diadakan nursery. Nurseri yang tidak terawat membuat pemandangan tidak enak dan mengurangi nilai estetik taman karena dipergunakan untuk penampungan alat dan sampah sementara.

Gambar 12.Nurseri

  • 3.6    Fungsi Hardscape Taman Janggan

    • 3.6.1  Fungsi Aktif

Fungsi aktif yaitu hardscape yang memiliki peran guna untuk menunjang kebutuhan pengunjung taman dan dapat dimanfaatkan langsung oleh pengunjung taman, seperti Jalur Pedestrian yang berfungsi menghubungkan pengunjung taman dari satu tempat-ketempat lain di dalam tapak.

  • 3.6.2    Fungsi Pasif

Fungsi pasif yaitu hardscape yang hanya dipergunakan sebagai elemen pelengkap dan tidak dapat dimanfaatkan langsung oleh pengunjung taman, seperti ornamen patung, ataupun air mancur yang dpergunakan hanya untuk menambahkan keindahan dalam taman.

  • 3.7    Hardscape Taman Janggan bagian Barat

Hardscape Taman Janggan bagian barat masih cukup baik hanya saja yang menjadi catatan yaitu, tempat sampah yang banyak rusak dan tidak sesuai dengan penempatan serta air mancur, yang seharusnya menjadi icon taman tidak terawat dengan baik.

Gambar 13. Tata Letak Hardscape bagian Barat

  • 3.8    Hardscape Taman Janggan bagian Timur

Hardscape Taman Janggan bagian timur sudah sangat baik menurut penempatan dan kondisi fisik, hanya saja bagian nurseri yang awalnya di peruntukan untuk praktik menanam untuk anak PAUD dan pengenalan tanaman, tidak terawatt dengan baik, terlihat digunakan sebagai penyimpanan alat untuk bersih-bersih dan penampungan sampah daun sementara.

1. Pedestrian

2. Tempat Sampah

.    3. Monumen Taman

i 4. Papan Pengumuman

5. Bangku Taman

6. Lampu Taman

7. Taman Bermain

8. Toilet

9. Gym Area

10. Dek Ulin

11. Nurseri

Gambar 14. Tata Letak Hardscape bagian Timur

  • 3.9    Softscape Taman Janggan

Taman Janggan sengaja di design untuk tidak menghilangkan tanaman existing karena diperuntukan untuk ruang terbuka hijau. Dengan diubahnya fungsi taman dari pasif menjadi aktif, hal ini banyak dilakukan penambahan tanaman-tanaman sehingga dapat mempercantik taman.

  • 3.9.1    Fungsi Softscape Taman Janggan

    • 3.9.1.1    Fungsi Peneduh

Softscape eksisting seperti pohon Trembesi yang berada pada Taman Janggan memiliki peran khusus diantaranya sebagai peneduh taman, bentuk tajuk pohon yang lebar dan seperti payung memberikan naungan pada taman sehingga secara tidak langsung sofscape Taman Janggan merubah iklim mirko taman yang menyebabkan taman terasa sejuk akibat tidak terpapar langsung oleh matahari.

  • 3.9.1.2    Fungsi Estetika

Desain Taman Janggan yang memanjang dengan pengaturan susunan tanaman yang disesuaikan dengan konsep taman, membuat softscape Taman Janggan memberikan keindahan tersendiri, perpaduan berbagai jenis tanaman baik penutup tanah, semak, perdu, dan pepohonan eksisting menciptakan perpaduan yang luar biasa sehingga Taman Janggan dapat dinikmati oleh pengunjung taman.

  • 3.9.1.3    Fungsi Penangkal Polutan

Tata letak Taman Janggan yang berada di sepanjang Jalan Raya Puputan bagian timur membuat pengelola juga memperhatikan terkait penanaman tanaman yang berada di Taman Janggan sehingga dapat membantu penyerapan pulutan dari asap kendaraan yang berada di sepanjang jalan, terlihat juga beberapa softscape yang memiliki penyerapan tinggi terhadap polutan seperti Sansevieria sp. dan Epipremnum aureum. 3.10 Softscape Taman Janggan Barat dan Timur

Dilihat dari jenis vegetasi dari taman bagian timur dan barat, terjadi perbedaan, hal ini terlihat dari jumlah jenis tanaman yang ditanam. Di taman bagian barat terdapat 28 jenis tanaman sedangkan di taman bagian timur terdapat 43 jenis tanaman. Hal ini menandakan bahwa, perbedaan pengelolaan tidak hanya mengubah visi taman akan tetapi dari seluruh elemen yang ada. Perbedaan jumlah tanaman ini mengakibatkan taman bagian barat terlihat lebih kosong di bandingkan dengan taman bagian timur, dan inilah merupakan salah satu factor mengapa aktivitas lebih dominan di bagian timur.

  • 3.11    Fungsi, Aktivitas, dan Fasilitas

Fungsi Taman Janggan yang sedemikian rupa akan lebih baik apabila ditunjang dengan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan pengunjung taman. Seperti yang terlihat Taman Janggan bagian timur, dimana fasilitas yang lebih menunjang aktivitas lsangat diminati oleh pengunjung taman, seperti fasiltias bermain anak, tak heran apabila 79 % dari 100% pengunjung Taman Janggan lebih menyukai beraktivitas bagian timur di bandingkan bagian barat.

  • 3.12    Rekomendasi Pemanfaatan Taman Janggan

Taman janggan memiliki potensi yang lebih baik lagi pemanfaatanya dari biasanya, hal ini terlihat dari pemanfaatan taman yang maksimal disebagian yaitu timur. Dengan adanya pemanfaatan dan memaksimalkan taman bagian barat akan membuat taman janggan semakin dinikmati oleh pengunjung taman. Tahap pertama yang harus dilakukan yaitu, pengelolaan taman dipegang oleh salah satu pihak pengelola, mungkin dengan pihak dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kota Denpasar dan Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia Provinsi Bali sebagai pengelola penuh dan sebagai pengawas. Hal ini akan memperbaiki visi taman sebagai ruang terbuka publik di waktu mendatang. Pembagian segmentasi taman yang jelas, taman bagian timur difokuskan untuk taman bermain anak dan juga dipergunakan untuk taman edukasi anak, semisal, paving blok pedestrian dibuat angka-angka dengan berbagai bahasa, ataupun mengenalkan anak dengan gambar hewan dan nama-namanya. Dengan konsep bermain, akan lebih bagus jika dibagi menjadi dua segmen yaitu taman bermain anak dan taman youth park untuk anak muda.

Taman Bermain Anak Muda


Taman Bermain Anak



U


Gambar 15. Segmentasi Taman Janggan

Dengan pembagian ini akan memperbanyak lagi masyarakat yang turut melakukan aktivitas di Taman Janggan, mulai dari anak-anak, anak muda, hingga orang tua. Taman Janggan sebagai ruang terbuka publik akan lebih baik dalam pemanfaatanya apabila fasilitas penunjang taman dapat terpenuhi dengan baik fisik maupun tata-letak fasilitas. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perbaikan fasilitas Taman Janggan.

Tabel 7. Daftar Rekomendasi Perbaikan Fasilitas Taman Janggan

No

Hardscape

Rekomendasi Perbaikan

Manfaat

1

Tempat Sampah

Penempatan tempat sampah berdasarkan daya jangkau pengunjung taman, terutama Taman Janggan bagian barat.

Mengurangi pengunjung taman yang membuang sampah sembarangan dan dapat membuat taman semakin lebih bersih.

2

3

Air Mancur

Dek Ulin

Diperbaiki dan diberikan perhatian khusus terkait kebersihan hingga penggunaan.

Dapat diperuntukan tidak hanya untuk hiasan taman, dan diperbaharui sesuai kebutuhan pengunjung taman.

Dapat menurunkan suhu mikro dan dapat menjadi lansdmark tapak.

Dapat menampung aktivitas yang lebih banyak lagi sehingga taman menjadi semakin aktif.

4

Nurseri

Dimanfaatkan sesuai tujuang dengan perbaikan dan perawatan seusai dengan peruntukanya.

Membantu anak-anak semakin mencintai tanaman dan belajar tentang bagaimana cara merawat tanaman.

5

Jalur Pedestrian

Dibeberapa bagian terutama di bagian timur, dapat di redesain dengan gambar ataupun huruf-huruf guna membantu anak-anak belajar.

Dapat meningkatkan fungsi Taman Janggan sebagai taman ramah bermain anak.

6

Toilet

Perawatan terutama terkait kebersihan.

Membuat pengunjung taman lebih nyaman.

  • 4.    Simpulan

Hasil dari identifikasi fungsi dan aktivitas Taman Janggan dapat disimpulkan, bahwa fungsi Taman Janggan sudah sesuai sebagai ruang terbuka publik, hanya saja yang mempengaruhi pola aktivitas taman yaitu fasilitas serta perbedaan pengelolaan antara satu bagian taman dengan yang lain. Hal ini mempengaruhi terhadap pemilihan tanaman dan pola perawatan, sehingga terlihat taman bagian barat kurang terawat dibandingkan bagian timur. Pengunjung taman cenderung memilih untuk melakukan aktivitas di taman bagian timur. Perlunya keselarasan dalam pengelolaan taman menjadi catatan penting dinas pengelola, untuk Taman Janggan dapat dimaksimalkan fungsinya secara menyeluruh dari timur hingga barat.

  • 5.     Daftar Pustaka

Dinas Tata Ruang & Perumahan Kota Denpasar. (2014). Presentase Ruang Terbuka Publik. https://bankdata.denpasar.go.id/index.php/arsipsubkategori/32/ Dinas-Tata-Ruang-&-Perumahan-Kota-Denpasar.

Kandir, T. (2017). Resmikan Taman Janggan, Wagub Bali Minta Warga Ikut Menjaga. Tribun Bali, bali.tribunnews.com/2017/01/06/resmikan-taman-janggan-wagub-bali-minta-warga-ikut-menjaga

Mantra, I,B. (2004). Filsafat Penelitian dan Metode Penelitian Sosial. Pustaka Pelajar.Hal 37-39.

Pemerintah Kota Denpasar.    (2018).    Penghargaan Untuk Taman Janggan

https://denpasarkota.go.id/berita/baca/14324

/


http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap

JAL | 183