Evaluasi Tata Fasilitas Publik di Objek Wisata Candidasa Kabupaten Karengasem
on
JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP
ISSN: 2442-5508
VOL. 9, NO. 1, APRIL 2023
Evaluasi Tata Fasilitas Publik di Objek Wisata Candidasa Kabupaten Karengasem
Ni Luh Seri Astiti1, Ir. Anak Agung Gede Sugianthara, M.S.1*, I Made Agus Dharmadiatmika,SP.,M.T1.
-
1. Program Studi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Indonesia 800232
-
*E-mail: seriastiti@email.com
Abstract
Evaluation of Public Facilities at the Candidasa Tourism Object, Karangasem Regency. Karangasem is one of the regencies in Bali Province which located on the eastern side of Bali Island. Candidasa as one of the strategic tourism areas is one of the alternative tourism objects in Karangasem Regency. Candidasa has various facilities that can be used by visitors as a place for vacation and recreation. Those facilities are still not in accordance with the standard and improper placement. This study aims to maximize the existing facilities by giving the recommendation which referred to standard facilities placement. The research method used is a survey method with observation techniques, interviews, documentation, questionnaires, and literature study. The results showed that there were several facilities that had not followed the standardization and improper placement. Facilities available at Candidasa Tourism Objects are: rubbish bin, toilets, culinary place, gazebos, jogging tracks, parking and recreational facilities in the form of swings from trees. Many visitor activities are carried out in the Lotus Lagoon area, Candidasa Beach Rest Area, Batu Madeg Market Area and Areas along the Candidasa Tourism Object Street, but some of the facilities provided are in poor condition. The efforts made to improve quality are by following the applicable standards and guidelines.
Keywords: Candidasa Tourism Objects, Facilities, Public Facilities
-
1. Pendahuluan
Prasarana (infrastruktur) adalah semua fasilitas yang memungkinkan proses perekonomian dapat berjalan dengan lancar sedemikian rupa, sehingga dapat memudahkan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi fungsinya adalah melengkapi sarana kepariwisataan, sehingga dapat memberikan pelayanan sebagaimana mestinya (Yoety, 1996). Kepuasan wisatawan tidak hanya diperoleh dari atraksi yang mereka lihat, melainkan juga dari fasilitas wisata yang dimiliki obyek wisata tersebut (Binarwan, 2007). Candidasa adalah sebuah kawasan pantai dengan pesona alam yang dikembangkan menjadi daya tarik wisata bahari. Berjarak sekitar 12 km dari kota Amlapura (Kota Kabupaten), Objek Wisata (OW) Candidasa meliputi tujuh desa dengan pusat pariwisatanya berada di desa Bugbug dan sebagian di Desa Nyuh Tebel.
Badan Pusat Statistik Karanagsem Tahun 2020 menyebutkan adanya penurunan jumlah kunjungan wisatawan ke OW Candidasa yakni kurang dari 20.000 pengunjung. Rendahnya jumlah kunjungan ini diketahui akibat adanya kerusakan pesisir, Profil Kabupaten Karangasem Tahun 2018. Keberadaan fasilitas publik yang terbangun pada area pesisir dengan cuaca ekstrim berdampak pada percepatan kerusakan selain karena minimnya pemeliharaan. Fasilitas OW Candidasa yang mengalami penurunan kondisi akibat pengaruh cuaca dan kurangnya pemeliharaan cenderung memiliki kesan tidak menarik dan menyebabkan ketidaknyamanan pengunjung. Fasilitas publik di Candidasa yang ada dapat dikatakan kurang terawat yakni toilet, kedai makanan, taman, parkir, gazebo, lampu penerangan serta saluran drainase, ruang publik khususnya yang berdada di suatu area wisata memerlukan perhatian serius karena selain digunakan secara masal kondisi cuaca dan usia fasilitas sangat dipengaruhi oleh tingkat pemeliharaan, apabila fasilitas publik ini dibiarkan tanpa ada perhatian dari lembaga pengelola/pemerinta, kondisi ini akan menyebabkan pengunjung merasa tidak nyaman menggunakan fasilitas dan pelayanan yang ada, sehingga menurunkan minat untuk berkunjung kembali.
Penelitian dilakukan di Objek Wisata (OW) Candidasa, Kabupaten Karangasem Provinsi Bali pada empat area yang merupakan ruang publik. Area yang dimaksud yakni, Lotus Lagoon, Rest Area Pantai Candidasa, Pasar Batu Madeg dan sepanjang jalan di OW Candidasa. Dengan batas tapak sebelah utara bukit guwungan, sisi timur jalan villa Puri Bagus, sisi selatan pantai Candidasa dan Samudra Hindia serta sisi barat gerbang selamat datang OW Candidasa. Penelitian berlangsung selama 13 (tiga belas) bulan dari bulan februari 2020 hingga febuari 2021. Lokasi penelitian tersaji pada Gambar 1.
Gambar 1. Lokasi Penelitian
Penulis menggunakan beberapa alat dan instrument selama proses penelitian berlangusng, alat yang dimaksud yakni meteran, kamera handphone, alat perekam suara, kalkulator printer dan perangkat computer dengan software Microsoft Word, Google Earth, Autodesk AutoCAD, Sketchup, dan Adobe Photoshop serta instrument penelitian berupa daftar pertanyaan wawancara dan lembar kuesioner. Bahan yang digunakan adalah peta wilayah OW Candidasa, dan tapak lokasi penelitian.
Penulis menggunakan metode survei dengan teknik pengambilan data melalui observasi, wawancara, penyebaran kuisioner dan studi pustaka. Tujuan melakukan observasi bertujuan untuk mendapatkan data lokasi dan batas tapak, vegetasi, sirkulasi, aksebilitas, fasilitas dan ultilitas, serta aktifitas pengguna. Wawancara dilakukan dengan tujuan mengetahui peran setiap lembaga dalam perkembangan OW Candidasa, dalam hal ini narasumber yang dipilih yakni dari pihak Dinas Pariwisata Kabupaten Karangasem, Kelihan Adat Desa Adat Bugbug, Kelihan Adat Desa Adat Nyuh Tebel, Pengamat Pariwisata Candidasa (Penyedia jasa di OW Candidasa). Pertanyaan yang diajukan yakni terkait perkembangan pariwisata di Candidasa, kepemilikan dan peruntukan lahan atas pengelolaan OW Candidasa, penataan dan fasilitas yang disediakan. Pada masa Pandemi Covid-19 di tahun 2019 dan 2020, persentase pengunjung di luar kabupaten dan masyarakat setempat. Karakteristik pengunjung OW Candidasa diketahui melalui penyebaran kuisioner ke pengunjung yang berada dilokasi peneltian dan orang-orang yang sebelumnya pernah berkunjung ke lokasi penelitian.
Sebuah bangunan harus memenuhi aspek standar pelayanan, keamanan, keselamatan, kenyamanan dan kesehatan kerja penyelenggaraan rumah sakit sehingga dapat berfungsi secara optimal. Salah satu aspek yang paling berpengaruh langsung terhadap pengunjung di ruang publik khususnya di area wisata adalah aspek kenyamanan. Menurut Nasution dan Zahra 2014, kenyamanan pada ruang terbuka publik dibagi menjadi beberapa faktor, yakni aksebilitas, fasilitas, elemen natural, aktivitas, pengelolaan dan intesintas kunjungan. Kenyamanan pengguna/pengunjung diketahui melalui kuisioner dengan 30 orang responden.
Kuisioner yang terkumpul menjadi sempel dalam mengetahui persepsi pengunjung, responden merupakan pengunjung dari luar Kabupaten Karangasem ataupun masyarakat lokal yang datang ke masing-masing ruang publik, yakni Area Lotus Lagoon, Rest Area Pantai Candidasa, Pasar Batu Madeg serta area di sepanjang jalan OW Candidasa yang masuk dalam batasan penelitian. Karakteristik responden untuk mengisi kuisioner yaitu, sedang berkunjung atau pernah berkunjung ke OW Candidasa dan orang-orang yang mengenal atau mengetahui secara umum OW Candidasa. Studi Pustaka dalam peneltian ini bersumber dari jurnal, buku, peraturan-peraturan, internet dan dokumen lainnya. Inventarisasi tapak pada penelitian ini
difokuskan pada data biofisik dan sosial di OW Candidasa. Pada tahap analisis, dilakukan pengolahan data dengan model analisis Skala Likert untuk data kuesioner yang kemudian dimasukan dalam tabel SWOT sehingga menghasilkan analisis dalam bentuk deskriptif.
Skala Likert digunakan untuk menggambarkan secara kasar posisi individu dalam kelompoknya, membandingkan skor subyek dengan kelompok normatifnya dengan menyusun skala pengukuran yang sederhana dan mudah dibuat, Sugiono dalam Bertram, D. 2012. Hasil dari pernyataan dan pertanyaan kemudian di hitung menggunakan rumus yaitu Skala Likert sebagai berikut: m-H
Interfal Skala (RS) = —(1)
Keterangan:
-
m = Angka tertinggi dalam skor jawaban
-
n = Angka terendah dalam skor jawaban
-
b = Banyaknya kelas/kategori jawaban
Penggunaan SWOT dalam analisis bertujuan untuk membandingkan dan menentukan solusi atas hasil observasi, data responden yang telah di olah melalui Skala Likert dan hasil wawancara melalui pembagian tabel matriks analisis SWOT (Tabel 1).
Tabel 1. Matriks analisis SWOT
IFAS EFAS |
Kekuatan/Strength (S) Faktor-faktor Kekuatan Internal |
Kelemahan/Weaknesses (W) Faktor-faktor Kelemahan Internal |
Peluang/Opportunities (O) Faktor peluang Eksternal |
1. Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang |
3. Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang |
Ancaman/Threats (T) Faktor ancaman eksternal |
2. Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman |
4. Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman |
(Sumber: David 2004:186 dalam Eka mahadewi, 2017)
Tahap sintesis data dilakukan pemanfaatan potensi dan pemecahan masalah yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Evaluasi merupakan proses pengukuran kualitas dan efektifitas yang didasarkan pada standar fasilitas baik dan benar yang berlaku. Rekomendasi merupakan saran yang dapat digunakan sebagai perbaikan dan pengembangan.
Objek Wisata (OW) Candidasa merupakan bagian dari Kawasan Wisata Candidasa yang berada di bagian sisi selatan Kabupaten Karangasem, Kawasan Candidasa meliputi Desa Bugbug dan Desa Pertima di Kecamatan Karangasem, Desa Nyuh tebel, Desa Manggis, Desa Ulakan, Desa Antiga, dan Desa Padangbai di Kecamatan Manggis yang berarti terdapat tujuh desa administrasi yang masuk dalam kawasan Candidasa ini. Luas wilayah Kawasan Pariwisata Candidasa adalah 2.400 Hektar, meliputi Pantai Bias Tugel di wilayah Desa Padangbai ke arah timur sampai pantai wilayah lingkungan Jasri Kelod sepanjang 24 Kilometer dengan kedalaman ke arah daratan 1 km dari garis pantai (Perda No.10 tahun 2012, pasal 2 ayat 3). Daerah ini berjarak 15,3 km dari Kota Amlapura (Ibu kota Kabupaten) dan sekitar 50,3 km dari Kota Denpasar dan dapat ditempuh sekitar 1 jam 17 menit (google maps, 2020). Pesona alam Candidasa dikembangkan sebagai objek wisata bahari, menjadi pilihan untuk melakukan berbagai aktifitas, seperti berjemur, bermain kano, memancing, menyelam di perairan dangkal (snorkling) dan menyelam dengan alat khusus (diving), menjelajahi perbukitan (tracking), serta gugusan pulau kecil dengan panorama bawah laut terumbu karang dan beragam ikan didalamnya.
Fasilitas di sekitar OW Candidasa merupakan sarana prasarana wisatawan yang bertujuan mempermudah dan memberi rasa nyaman wisatawan yang berkunjung. Fasilitas di OW Candidasa tergolong
lengkap namun dengan kondisi kurang pemeliharaan. Secara umum fasilitas yang tersedia merupakan fasilitas | ||
No |
Fasilitas Pelayanan Wisata |
Fasilitas Publik |
1 |
ATM, Bank Daerah, Money Changer |
Gazebo |
2 |
Toko aksesoris, Toko Pakaian, Toko Souvenir |
Parkir, Rambu jalan |
3 |
Mini market, Kedai Makanan, |
Lampu taman |
4 |
Villa , Hotel, Resort, Restoran |
Papan himbauan, |
5 |
Information tourism, Toilet |
Taman |
6 |
Jalan Raya |
Tempat Sampah |
7 |
Sanitasi (Trotoar, Drainase) |
Pedestrian |
8 |
Penanda jalan/Rambu |
Ayunan pohon |
pelayanan publik seperti pada Tabel 2. | ||
Tabel 2. Fasilitas di OW Candidasa |
Fasilitas di OW Candidasa sebenarnya sudah ada penataan namun minimnya pemeliharaan dan pengelolaan menyebabkan keberadaan fasilitas yang ada terlihat kumuh, tidak terawat dan tidak tertata dengan rapi. Minimnya pemeliharaan pada toilet menurut pegunjung tidak layak untuk digunakan. Rusaknya beberapa fasilitas dan keberadaanya yang kurang tepat sehingga tidak digunakan oleh pengunjung menyebabkan OW Candidasa ini tidak nyaman dikunjungin terlebih karena Candidasa adalah tempat wisata yang juga dijadikan tempat berekreasi. Faktor biofisik pada tapak juga cukup mempengaruhi kondisi fasilitas yang terdapat di OW Candidasa yang berada di pinggir pantai. Kondisi fasilitas OW Candidasa pada saat ini tertera pada Tabel 3. Persebaran fasilitas pada ruang publik di sajikan pada gambar 2, 3, dan 4.
Tabel 3. Kondisi Fasilitas OW Candidasa | |||||||
No |
Bentuk Fasilitas |
Kondisi |
Kendala |
Lokasi | |||
STB TB |
CB |
B |
SB | ||||
1 |
Gazebo |
√ |
Atap bocor |
1, 2 dan 3 | |||
2 |
Tempat Sampah |
√ |
Kurang |
1, 2 dan 3 | |||
3 |
Toilet |
√ |
Kumuh |
2 dan 3 | |||
4 |
Ayunan Pohon |
√ |
Beresiko patah |
3 | |||
5 |
Kedai Makanan |
√ |
Kumuh |
3 | |||
6 |
Lampu Taman |
√ |
Mati |
2 | |||
7 |
ATM |
√ |
Kurang Lengkap |
4 | |||
8 |
Bank Daerah |
√ |
Tidak Ada |
4 | |||
9 |
Lampu Jalan |
√ |
Tertutup Pohon |
4 | |||
10 |
Penanda/Rambu |
√ |
Tertutup Pohon |
2,3 dan 4 | |||
11 |
Pos Informasi |
√ |
Tidak Ada |
2 | |||
12 |
Parkir |
√ |
Tidak datar |
2 dan 4 | |||
13 |
Taman |
√ |
Tidak Terawat |
1, 2 3 dan 4 | |||
14 |
Tempat Futsal |
√ |
Tidak Ada |
4 | |||
15 |
Praktek Dokter |
√ |
Tidak Ada |
4 | |||
16 |
Toko Souvenir |
√ |
Kurang Lengkap |
4 | |||
17 |
Exchange money |
√ |
Tidak Ada |
4 | |||
Keterangan : STB = Sangat Tidak Baik TB = Tidak Baik CB = Cukup Baik B = Baik SB = Sangat Baik |
|
OW Candidasa memiliki tutupan lahan yang beragam serta ternaungi oleh tanaman, sehingga pada siang hari tapak tidak terlalu panas pada lokasi dan waktu tertentu. Berdasarkan data curah hujan bulanan 5 tahun, periode 2015 – 2019 menunjukan curah hujan tertinggi berada pada bulan Maret dengan rata-rata curah
hujan 84.6 mm dan terendah pada bulan Agustus dengan rata-rata curah hujan 76 mm (BMKG Provinsi Bali, 2020). Iklim ideal bagi manusia adalah udara yang bersih dengan suhu udara kurang dari 270C sampai dengan 280 C dan kelembaban udara antara 40% sampai dengan 75% Laurie (1986). Kawasan Candidasa dikategorikan cukup nyaman terutama pada pagi dan sore hari dengan rata-rata suhu selama lima tahun terakhir yaitu 26,4o C dengan kelembaban berkisar 78,7% (BMKG Provinsi Bali, 2020).
Secara hidrologi pergerakan air pada tapak dipengaruhi letak topografi tanah yaitu dari tempat tinggi ke rendah, kondisi tapak yang agak landai menjadikan pergerakan air cukup lambat. Jenis saluran drainase yang berada di kawasan OW Candidasa termasuk kedalam jenis drainase tertutup. Saluran drainase tersebut merupakan saluran buatan yang berfungsi untuk mengalirkan limpasan berlebih air hujan dari tapak maupun dari jalan raya menuju ke saluran pembuangan yaitu laut. Secara topografi OW Candidasa termasuk kawasan yang agak melandai dengan kemiringan 15,3% dari luas area 12,860 dari total luas Kabupaten Karangasem dengan jenis tanah yang dimiliki yaitu alluvial (Profil Kabupaten Karanagsem, 2018).
Aluvial merupakan tanah endapan, dibentuk dari lumpur dan pasir halus yang mengalami erosi tanah. Tanah ini banyak mengandung pasir dan liat, tidak banyak mengandung unsur-unsur zat hara. Ciri-cirinya berwarna kelabu dengan struktur yang sedikit lepas-lepas dan peka terhadap erosi, jenis tanah ini kurang baik untuk pertumbuhan tanaman dalam pengelolaan taman dan tanaman. Hal ini sesuai dengan kondisi tapak dimana minimnya pemeliharan cukup berpengaruh pada kondisi tanaman, dimana tanaman yang ada beberapa mati maupun sekarat. Vegetasi berupa tanaman OW Candidasa perlu adanya perawatan dan pemupukan rutin guna tetap memenuhi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Vegetasi yang terdapat pada OW Candidasa cukup beragam dengan dominasi jenis pohon dan perdu, kondisi vegetasi tergolong kurang terawat baik dalam segi pemangkasan, pencabutan gulma maupun pemupukan, inventarisasi jenis vegetasi yang terdapat di OW Candidasa tersaji dalam Tabel 4.
Judul Tabel 4. Jenis Vegetasi di OW Candidasa | |||||||
Nama |
Kondisi | ||||||
No |
Fungsi |
Area | |||||
Latin |
Lokal |
TT |
KT ST |
B | |||
1 |
Areca catechu |
Pinang |
√ |
√ |
Estetika |
1 dan 2 | |
2 |
Bougainvillea |
Kembang Kertas |
√ |
√ |
Estetika |
2 | |
3 |
Cocos mucifera |
Kelapa Hijau |
√ |
√ |
Estetika |
3 | |
4 |
cocos mucifera L. |
Nyuh Gading |
√ |
√ |
Estetika |
3 | |
5 |
erminalia mantaly |
Ketapang Kencana |
√ |
√ |
Estetika |
3 | |
6 |
Erythrina variegata |
Dapdap |
√ |
√ |
Peneduh |
3 | |
7 |
Hibiscus rosa-sinensis L |
Kembang Sepatu |
√ |
√ |
Estetika |
4 | |
8 |
hibiscus tiliaceus |
Waru |
√ |
√ |
Peneduh |
3 | |
9 |
Nymphaea |
Teratai |
√ |
√ |
Estetika |
1 | |
10 |
Lannea coromandelica |
Santan |
√ |
√ |
Peneduh |
1,2,3 dan 4 | |
11 |
Pandanus amaryllifolius |
Pandan |
√ |
√ |
Estetika |
4 | |
12 |
Polyalthia longifolia |
Glodokan Tiang |
√ |
√ |
Peneduh |
4 | |
13 |
Plumeria acuminata |
Jepun |
√ |
Estetika |
3 | ||
14 |
Terminalia catappa |
Ketapang Biola |
√ |
√ |
Peneduh |
3 | |
15 |
Veitchia merilli |
Palem Putru |
√ |
√ |
Estetika |
2 | |
Keterangan : TT = Tidak Terawat |
1 |
= Lotus Lagoong | |||||
KT = Kurang Tertata |
2 |
= Rest Area Pantai Candidasa | |||||
ST = Sudah Tertata |
3 |
= Pasar Batu Madeg | |||||
B = Baik |
4 |
= sekitar OW candidasa |
Tanaman pada taman/tapak memiliki fungsi yang beragam yakni sebagai penutup tanah, pembatas/pagar, sebagai pelindung/tabir dari terik sinar matahari/polusi, sebagai pengarah jalan serta sebagai pengihias (Tanaman Hias Lanskap, 2015). Vegetasi yang terdapat di OW candidasa terdiri dari tiga jenis strata tanaman yaitu: pohon, semak dan penutup tanah. Strata tanaman yang mendominasi tapak adalah pohon dengan jenis tanaman yaitu Hibiscus tiliaceus, Erythrina variegate, Terminalia mantaly, Terminalia catappa,
Lannea coromandelica, dan Polyalthia longifolia. Keberadaan vegetasi jenis pohon berfungsi sebagai peneduh ketika siang hari, vegetasi jenis ini juga cukup tahan dengan kondisi pesisir yang berangin serta tanah yang berpasir. Tanaman jenis veitchia merillii, Cocos nucifera L., Cocos nucifera memiliki fungsi sebagai tanaman penghias. Tanaman jenis semak dan perdu yakni Bougenvil, Pandanus amaryllifolius dan Manihot esculenta. Sedangkan penutup tanah tumbuh secara liar dengan jumlah yang cukup sedikit.
Dari awal tahun 2019 hingga akhir (pada masa Pandemi Covid-19) pengunjung di OW Candidasa didominasi oleh pengunjung lokal dan masyarakat setempat. Karakteristik pengunjung OW Candidasa dapat diketahui melalui penyebaran kuisioner. Kenyamanan pengguna tapak diketahui dengan hasil persebaran kuisioner dengan sampel 30 orang responden dari masing masing titik lokasi penelitian yang menggunakan tapak tersebut yang terdiri atas empat titik yaitu Area Lotus Lagoon, Rest Area Pantai Candidasa, Pasar Batu Madeg serta area di sepanjang jalan raya OW Candidasa yang masuk dalam batasan penelitian dengan karakteristik responden yang telah ditentukan.
Secara umum tapak cenderung dikunjungin oleh laki-laki, hal ini sama dengan hasil kuisioner yang menunjukkan persentase pengunjung laki-laki 67% pada area Lotus Lagoon, persentase pengunjung laki-laki 67% pada Rest Area Pantai Candidasa, persentase pengunjung laki-laki 57% pada area Pasar Batu Madeg dan persentase pengunjung laki-laki 60% pada area di sekitar OW Candidasa. Kisaran usia responden yang didapat dari penyebaran kuisioner sebagian besar menunjukkan berada di usia produktif yakni rentang usia 21 hingga 30 tahun, dimana pada area Lotus lagoon persentase usia produktif yaitu 63%, Rest Area Pantai Candidasa 70% merupakan pengunjung dengan usia produktif, di area Pasar Batu Madeg 66% pengunjung dengan usia produktif dan pengunjung yang tersebar di sekitar jalan raya OW Candidasa 57% merupakan usia produktif. Area OW Candidasa mudah dijangkau karena berada di pinggir jalan yang seharusnya banyak didatangi oleh pengunjung dari berbagai macam daerah, namun dalam hasil pembagian kuisioner kawasan Candidasa cenderung lebih banyak di kunjungi oleh masyarakat setempat hal ini dapat dilihat dari hasil penyebaran kuisioner yaitu karakteristik asal pengguna dimana pengunjung area Lotus Lagoon 50% merupakan masyarakat lokal, pengunjung Rest Area Pantai Candidasa 37% merupakan masyarakat lokal, pengunjung di area Pasar Batu Madeg 47% adalah masyarakat lokal dan di sekitar jalan raya OW Candidasa 30% merupakan masyarakat.
Latar belakang pengunjung yang datang cukup beragam mulai dari petani, nelayan, tenaga pengajar, ibu rumah tangga, wiraswasta hingga pegawai swasta. Hasil persentase pengunjung dengan latar belakang pegawai swasta lebih dominan yaitu sebesar 37% pada area Lotus Lagoon, persentase pegawai swasta yang berkunjung ke Rest Area Pantai Candidasa 30%, persentase pegawai swasta yang berkunjung ke area Pasar Batu Madeg 40% dan persentase pengunjung dengan latar belakang pegawai swasta sebesar 31% di sekitar jalan raya OW Candidasa. Pengunjung yang didominasi masyarakat lokal beranggapan fasilitas menjadi hal utama dalam menunjang pariwisata di Candidasa.
Hasil kuisioner menunjukan 23% pengujung di sekitar OW Candidasa setuju bahwa fasilitas menjadi hal utama dalam menunjang pariwisata. Sekitar 20% pengunjung di area Pasar Batu Madeg menyatakan setuju bahwa fasilitas menjadi hal utama dalam menunjang pariwisata Sekitar 27% pengunjung di Rest Area pantai Candidasa menyatakan setuju bahwa fasilitas menjadi hal utama dalam menunjang pariwisata serta sekitar 43% pengunjung Lotus Lagoon bahwa fasilitas menjadi hal utama dalam menunjang pariwisata.
Dalam kuisioner pertanyaan yang diajukan dibagi atas empat jenis kategori pertanyaan yang kemudian dikembangkan kembali sesuai dengan jumlah fasilitas dan lokasi setiap tapak yang di tanyakan. Variasi jumlah pertanyaan ditentukan dari jumlah fasilitas yang terdapat disetiap area ruang publik. Pengambilan nilai kuisioner ditentukan menjadi lima kategori yaitu 1 = Sangat tidak setuju (STS), 2 = Tidak Setuju (TS), 3 = Agak Setuju (N), 4 = Setuju (S), 5 = Sangat Setuju (SS). Pengolahan data kuisioner dianalisis menggunakan metode Skala Likert dengan hasil yang dinyatakan dalam bentuk persentase dari total skala yang didapat pada setiap titik, dimana hasil penyebaran kuisioner yang disebar di empat lokasi tapak mendapatkan jumlah tiga puluh responden. Menurut (Sam 2008) Skala Likert paling banyak digunakan untuk pengukuran prilaku, dimana skala
yang terdiri dari pernyataan dan disertai jawaban seperti: setuju-tidak setuju, sering-tidak pernah, cepat-lambat, baik-buruk, dan lain-lainnya.
Area Lotus Lagoon, diperoleh hasil sebesar 51,9% menyatakan kondisi fasilitas kurang baik (dalam tabel TS), dari segi fungsi 68,5% menyatakan agak baik (dalam tabel AS), Kebutuhan akan penambahan fasilitas 83,9% menyatakan agak setuju (dalam tabel AS) dan untuk pelatakan fasilitas 57.5% menyatakan kurang tepat (dalam tabel TS). Tersaji dalam Tabel 5.
Tabel 5. Hasil kuisioner area Lotus Lagoon
Persepsi |
Nilai |
Keterangan | ||
Total Skala |
Skor Nilai% |
Rating | ||
Kondisi fasilitas |
77,9 |
51,9 |
TS (Kurang |
STS skor nilai 0-30 |
Baik) |
TS skor nilai 30-60 | |||
Fungsi fasilitas |
102,75 |
66,5 |
AS (Agak Baik) |
AS skor nilai 60-90 |
Fasilitas di tambah |
125,9 |
83,9 |
AS (Agak |
S skor nilai 90-120 |
Setuju) |
SS skor nilai 120- | |||
Peletakan fasilitas |
86,3 |
57,5 |
TS (Kurang Tepat) |
150 |
Rest Area Pantai Candidasa diperoleh hasil 59,8% menyatakan kondisi fasilitas kurang baik (dalam tabel TS). Dari segi fungsi menyatakan 91,4% fasilitas cukup baik (dalam tabel S). Kebutuhan akan penambahan fasilitas 71,8% menyatakan agak setuju (dalam tabel AS) dan untuk peletakan fasilitas 58,6% menyatakan kurang baik (TS). Tersaji dalam Tabel 6.
Tabel 6. Hasil kuisioner area Rest Area Pantai Candidasa | ||||
Persepsi |
Nilai |
Keterangan | ||
Total Skala |
skor Nilai % |
Rating | ||
Kondisi fasilitas |
90,1 |
59,8 |
TS (Kurang Baik) |
STS skor nilai 0-30 |
Fungsi fasilitas |
137,1 |
91,4 |
S (Baik) |
TS skor nilai 30-60 |
Fasilitas ditambah |
109,1 |
71,8 |
AS (Agak Setuju) |
AS skor nilai 60-90 S skor nilai 90-120 |
Peletakan fasilitas |
88,8 |
58,6 |
TS (Kurang Tepat) |
SS skor nilai 120-150 |
Pada area Pasar Batu Madeg diperoleh hasil 54,6% menyatakan kondisi fasilitas kurang baik (dalam tabel TS). Dari segi fungsi fasilitas 58,2% menyatakan kurang baik (dalam tabel TS), Kebutuhan akan penambahan fasilitas 91% menyatakan setuju (dalam tabel S) dan dalam segi peletakan fasilitas 55,5% menyatakan kurang baik (dalam tabel TS). Tersaji dalam Tabel 7.
Tabel 7. Hasil kuisioner Rest Area Pantai Candidasa | ||||
Persepsi |
Nilai |
Keterangan | ||
Total Skala |
Skor nilai % |
Rating | ||
Kondisi fasilitas |
82,6 |
54,6 |
TS (Kurang Baik) |
STS skor nilai 0-30 |
Fungsi fasilitas |
87,4 |
58,2 |
TS (Kurang Baik) |
TS skor nilai 30-60 |
Fasilitas ditambah |
136,5 |
91 |
S (Setuju) |
AS skor nilai 60-90 S skor nilai 90-120 |
Peletakan fasilitas |
88,9 |
55,5 |
TS (Kurang Tepat) |
SS skor nilai 120 150 |
Fasilitas di sepanjang jalan raya di OW Candidasa diperoleh dengan hasil 74,8% menyatakan kondisi fasilitas agak baik (dalam tabel AS), 76,5% menyatakan fungsi fasilitas agak baik (dalam tabel AS), 90,2% menyatakan jumlah fasilitas masih kurang (dalam tabel S = setuju jumlah fasilitas cukup memadai), 56,7%
menyatakan tidak setuju adanya penambahan fasilitas berupa vegetasi taman (dalam tabel TS), 85,1% menyatakan peletakan fasilitas dirasa kurang tepat (dalam tabel AS = agak tepat). Tersaji dalam Tabel 8.
Tabel 8. Hasil kuisioner Rest Area Pantai Candidasa
Persepsi |
Nilai |
Keterangan | ||
Total Skala |
Skor Nilai % |
Rating | ||
Kondisi fasilitas |
113,1 |
74,8 |
AS (Agak Baik) |
STS skor nilai 0-30 |
Fungsi fasilitas |
114,7 |
76,5 |
AS (Agak Baik) |
TS skor nilai 30-60 |
Jumlah fasilitas |
136,4 |
90,2 |
S (Setuju) |
AS skor nilai 60-90 |
memadai |
S skor nilai 90-120 | |||
Fasilitas ditambah |
85 |
56,7 |
TS (Kurang Setuju) |
SS skor nilai 120- |
Peletakan |
127,7 |
85,1 |
AS (Agak Tepat) |
150 |
Data biofisik dan sosial yan didapat melalui wawancara dan pengolahan skala likert kemudian di analisis dalam bentuk matriks SWOT yang dibagi menjadi dua faktor yaitu internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (Peluang dan ancaman) kedua aspek ini akan dibandingkan yang kemudian dicarikan solusi melalui strategi SO (menciptakan produk yang lebih baik), Strategi WO (mengatasi kelemahan internal dengan peluang yang ada), strategi ST (meminimalisir ancaman dengan mempertahankan kekuatan yang ada) dan strategi WT (mengurangi resiko dengan meminimalisir kelemahan sehingga ancaman yang ada dapat ditekan) di jabarkan dalam Tabel 9 matriks SWOT
Tabel 9. Analisis Matriks SWOT
Faktor Internal |
Kekuatan (Stength) |
Kelemahan (Weakness) |
Faktor Eksternal |
Potensi alam bahari, berada di jalur utama dengan akses jalan dan sign system yang memadai, terdapat berbagai akomodasi wisata dan dekat dengan DTW lain, tapak cukup sepi dengan fasilitas pelayanan dan fasilitas publik. |
Ultilias tertutup tanaman, tkondisi trotoar tidak semua baik, alih fungsi kolam tertaai, parkir yang kurang banyak terdapat bad view pada tapak, bising dari jalan raya, pengelolaan belum optimal, pedagang kaki lima yang belum tertata,kerusakan pada fasilitas, minim perawatan. |
Peluang (Opportunities) |
Strategi SO |
Strategi WO |
Biaya berlibur relatif terjangkau, teknologi mempermudah pemasaran, sebagai tempat persinggahan wisata, adanya rencana pengembangan dari pemerintah, adanya kesadaran masyarakat akan kelestarian lingkungan dan pariwisata berkelanjutan, |
Menyediakan view yang tepat untuk bersua foto, memfasilitasi rombongan tour melalui promosi, menggunakan keunikan desa tua sebagai daya tarik ke OW Candidasa, mensinergikan rencana pegembangan wisata dari pemerintah ke desa dan pelaku wisata |
Pemeliharaan taman dan ultilitas, Perbaikan fasilitas dengan kerjasama pemerintah dan desa, menambahkan fasilitas sesuai kebutuhan dan tujuan area, menghidupkan daya tarik wisata bahari dengan cara promosi wisata melalui sosial media dan promo diskon. |
Ancaman (Treat) |
Strategi ST |
Strategi WT |
Abrasi pantai, kecelakan lalu lintas, vandalism, kondisi gelap, rapuhnya beberapa fasilitas, |
Menjaga kelestarian di OW Candidasa, penanggulanan abrasi, pemeliharaan rutin |
Menggunakan produk lokal dalam pariwisata, pemeliharaan rutin fasilitas, menerapkan 7K |
kurang pedulinya pengunjung terhadap kelestarian lingkungan, trend produk wisata kekinian,
fasilitas dan vegetasi, melakukan patrol rutin, penyediaan fasilitas disesuikan dengan standar
wisata, melarang pengambilan pasir illegal, menyediakan spot foto pengunjung, pagar besi pembatas diganti beton
Berdasarkan Peraturan Mentri Pariwisata nomor 3 tahun 2018, dalam meningkatkan daya tarik wisata suatu kawasan wisata harus memiliki fasilitas publik yang mencangkup; 1) Pembangunan pusat informasi wisata/ITC (Tourism Information Center) dan perlengkapanya, 2) Pembuatan ruang ganti/toilet, 3) pembuatan pergola, 4) Pembuatan gazebo, 5) Pemasangan lampu taman, 6) Pembuatan pagar pembatas, 7) Pembangunan Gedung kesenian/pertunjukan, 8) Pembangunan kios cenderamata, 9) Pembanguan plaza/pusat jajanan kuliner, 10) Pembangunan tempat ibadah, 11) Pembangunan Menara pandanf (view deck), 12) Pembangunan gapura identitas, 13) Pembuatan jalur pejalan kaki (pedestrian)/jalan setapak/jalan dalam kawasan, boardwalk dan tempat parkir, 14) Pembuatan rambu-rambu petunjuk jarak. Dari ketentuan tersebut didapatkan kecocokan yang sama dengan hasil analisis pada tapak, dimana hasil analisis menujukkan adanya penurunan fungsi dan kondisi fasilitas baik berua kerusakan ataupun fasilitas yang belum terdapat di OW Candidasa. Rekomendasikan fasilitas publik di OW Candidasa dijabarkan dalam tiga (3) ruang yaitu area Lotus Lagoon, Rest Area Pantai Candidasa dan area Pasar Batu Madeg.
-
3.5.1 Area Lotus Lagoon
Rekomendasi untuk tata fasilitas publik di area Lotus Lagoon yaitu penambahan gazebo, pos keamanan, parkir, toilet, kedai makanan dan lampu taman. Sedangkan fasilitas berupa pos keamanan, kantor information tourism, parkir, toilet, food stret berada di satu area yang merupakan aset milik Dinas Pariwisata Kabupaten Karangasem yang di sebut Lila Arnawa. Fasilitas pendukung seperti lampu jalan, penanda jalan, dan drainase posisinya masih sama hanya saja perlu penambahan Pelican Crossing yang diletakkan dekat sekolah dasar (SD) dan akses menuju kolam tertai yang bertujuan untuk menjaga keselamatan pejalan kaki ketika menyebrang, yang sekaligus dapat menginformasikan pada pengendara untuk berkendara lebih lambat, sehingga kecelakaan lalu lintas dapat diminimalisir. Keberadaan papan informasi wisata dan informasi terkait Pura Candidasa beserta kolam teratai juga diperlukan untuk mengdukasi wisatawan domestik maupun mancanegara. Rekomendasi berupa site plan tersaji pada Gambar 5.

Gambar 5. Area Lotus Lagoon
-
3.5.2 Rekomendasi Rest Area Pantai Candidasa
Fasilitas yang terdapat di Rest Area Pantai Candidasa sebelumnya yaitu parkir, kantor information tourism, gazebo, dan taman dipinggiran parkir, sebagai area yang sering dikunjungi untuk tempat beristirahat Rest Area Pantai Candidasa masih kekurangan beberapa fasilitas yang dapat pengunjung yang datang. Dimana parkir yang sebelumnya tanpa adanya garis khusus atau papan penanda khusus yang memisahkan antara parkir roda dua dan roda empat, area taman yang sebelumnya tidak ada, ditambahkan disetiap sisi kiri dan gazebo. Taman pada sisi timur ditambahkan lampu taman yang dilengkapi dengan bangku
taman/tempat duduk yang menghadap langsung kea rah pantai. Taman sisi barat merupakan area berfoto dimana sebelumnya area ini terdapat tulisan Pantai Candidasa. Pos satpam atau keamanan tetap dalam tempat yang sama,tembok yang terdapat disisi utara parkir mobil dan pos satpam diganti dengan tamanan ukuran sedang sehingga dapat menarik perhatian pengemudi yang melintas dan memberi kesan lebih luas. Rekomendasi berupa site plan tersaji pada Gambar 6.
Gambar 6. Rest Area Pantai Candidasa
-
3.5.3 Rekomendasi Area Pasar Batu Madeg
Fasilitas yang terdapat di area Pasar Batu Madeg sebelumnya yaitu gazebo kedai makanan, toilet, parkir dan sebagian besar ruang merupakan taman dengan pasir, sebagai area yang secara penataan awal difungsikan sebagai tempat persinggahan dan makan, Pasar Batu Madeg paling ramai dikunjungi ketika akhir pekan atau libur panjang. Aktifitas yang terdapat diarea tersebut seperti, berfoto, makan, memancing, mengobrol duduk dan beristirahat, bangku taman lainnya adalah pot tanaman dari beton yang juga dapat dijadikan sebagai tempat duduk untuk pengunjung, diameter bangku pot ini sekitar 60 cm untuk area tanaman dan total 130 cm diameter secara keseluruhan yaitu bangku beton dan taman. Lampu taman dipasang sekitar 1 meter dari bangunan seperti kedai makanan dan gazebo, untuk area parkir dan toilet dipasang lampu dengan jarak kira-kira 3 meter. Area parkir yang sebelumnya bercampur dengan salah satu kedai makanan disarankan untuk ditata dengan memfokuskan semua pedagang pada satu area berjualan, area parkir dibagi menjadi tempat parkir khusus sepeda motor pada sisi barat pintu masuk dan kendaraan roda empat disisi timur, toilet yang mengalami kerusakan disarankan untuk direnovasi ulang sesuai standar yang berlaku untuk toilet umum, dimana toilet dilengkapi dengan tanda khusus pria/wanita, washtafel, sabun cuci tangan, penerangan serta tempat sampah. Rekomendasi berupa site plan tersaji pada Gambar 7.
Gambar 7. Area Pasar Batu Madeg
Kondisi fasilitas di OW Candidasa dapat disimpulkan kurang terawat dengan tingkat kerusakan mulai dari ringan hingga sedang. Pernyataan ini didasarkan pada Peraturan Menteri Pariwisata Nomor 3 Tahun 2018,
bahwa kawasan wisata harus memiliki ruang publik yang dapat menunjang aktifitas pengguna. Dari hasil pengumpulan data inventarisasi dan penyebaran kuisioner disimpulkan bahwa, kerusakan fasilitas dipengaruhi oleh kurangnya perawatan, khususnya pada fasilitas publik yakni gazebo dan fasilitas pelayanan publik seperti toilet. Kondisi ini berpengaruh dalam faktor fungsi dan kenyamanan pengunjung ketika menggunakan fasilitas yang ada. Persepsi dan preferensi dari pengunjung dan masyarakat terhadap kondisi saat ini adalah perlu adanya perbaikan. Perawatan fasilitas yang minim berdampak pada kondisi fasilitas yang semakin buruk sehingga tidak nyaman digunakan ditambah keberadaan beberapa fasilitas yang tutup menyebabkan fasilitas pelayanan yang terdapat di OW Candidasa semakin berkurang. Rekomendasi yang dapat dilakukan untuk kondisi fasilitas Candidasa yaitu dengan melakukan perbaikan pada fasilitas yang rusak dan terbengkalai, melakukan pemeliharaan rutin dengan bekerjasama antar lembaga pemerintah, desa pelaku usaha serta masyarakat, dan melakukan pengembangan fasilitas yang bertujuan menarik pengunjung dan wisatawan untuk datang ke OW Candidasa.
Diharapkan dengan adanya hasil penelitian ini, pengelola dan pemerintah dapat mempertimbangkan fasilitas yang akan dikembangkan pada OW Candidasa sesuai dengan persepsi dan kebutuhan masyarakat. Masyarakat sekitar sebaiknya diharapkan untuk ikut dalam menjaga kelestarian OW Candidasa dengan aktif dalam kegiatan pemeliharaan seperti kegiatan bersih-bersih area kolam teratai dan pesisir pantai. Bekerjasama dengan pihak Desa dengan membentuk lembaga yang bertugas menjaga dan merawat fasilitas publik yang tersedia di OW Candidasa. Masyarakat juga harus ikut menjaga kelestarian dengan tetap memenuhi atura-aturan yang terdapat dalam kawasan Wisata Candidasa.
-
5. Daftara Pustaka
Anonim. (2020). Badan Pusat Statistik Kabupaten Karangasem. (2020). Kecamatan Karangasem dalam Angka 2020. https://karangasemkab.bps.go.id/
Anonim. (2020). Karangsem, R. B. C. K. K. 2018. Bab II Profil Kabupaten Karangasem. 9–68. Satgas Randal Kabupaten Karangasem. RPIJM Bidang Cipta Karya Kabupaten Karangasem 2018-2022. http://sippaciptakarya.pu.go.id
Anonim. 2012. Peraturan Pemerintah Kabupaten Karangasem Nomor 10 Tahun 2012 Tentang Perubahan Atas Daerah Kabupaten Karangsem Nomor 8 Tahun 2003 Tentang Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kawasan Pariwisata Candidaa. Perda Daerah Kabupaten Karangsem, 10 (9), 32.
Binarwan, Robby. (2007). “Pengembangan Fasilitas Wisata di Taman Kawah Gunung Tangkuban Perahu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat” dalam Jurnal Kepariwisataan Indonesia No. 1 Vol. 2. Jakarta: Pusat Penataan dan Pengembangan Kepariwisataan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata. http://www.lib.ui.ac.id/abstrakpdf?id=20406633&lokasi=lokal
Garsina Lestari, Ira Puspa Kencana, Nizar Nasrulah, 2015. Tanaman Hias Lanskap. (hal 5-29). Penebar Swadaya. https://www.penebarswadaya.com/
Ketut Suletatera. (2020). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar. 2020. Data curah hujan Kabupaten Karangasem Tahun 2015 sampai 2019. Denpasar (ID): BMKG Wilayah III Denpasar. http://balai3.denpasar.bmkg.go.id
Laurie, Michael. 1986. Pengantar Kepada Arsitektur Pertamanan, Bandung: Multi Matra Media, 1985. Retriedved April 13, 2020, from http://lib.ui.ac.id/detail.jsp?id=20289168
Nasution, A., & Zahrah, W. (2014). Community Perception on Public Open Space and Quality of Life in Medan, Indonesia. (Issue October) [Department of Architecture, University of Sumatra Utara, Medan 20155, Indonesia]Procedia, 585 - 594. https://www.sciencedirect.com
Sugiono dalam Bertram, D. 2012. Skala Likert Metode Perhitungan, Persentase dan Interval. Likert Scale. Retrieved Juni 10, 2020, from https://fdokumen.com/document/dokumentips-skala-likert-metode-perhitungan-persentase-dan-interval.html
Yoeti, Oka A. (1996). Pengantar Ilmu Pariwisata. Edisi Revisi. Penerbit Angkasa. Bandung. https://elibrary.bsi.ac.id
http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap
JAL | 51
Discussion and feedback