JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP

ISSN: 2442-5508

VOL. 8, NO. 2, OKTOBER 2022

Evaluasi Tata Fasilitas Objek Wisata Pantai Matahari Terbit Desa Sanur Kaja Kota Denpasar

I Putu Agus Juliarta Eka Putra1, Anak Agung Gede Sugianthara1*, Ni Luh Made Pradnyawathi2

  • 1.    Prodi Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Jl. P. B. Sudirman, Denpasar, Indonesia

  • 2.    Prodi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Jl. P. B. Sudirman, Denpasar, Indonesia

*E-mail: sugianthara@unud.ac.id

Abstract

Evaluation of Facilities Matahari Terbit Beach, Sanur Kaja Village, Denpasar City. Matahari Terbit Beach is one of the beach attractions in Denpasar City. This beach is equipped with various facilities to support visitor activities, but the facilities are not fully appropriate to supporting, that is like the location of the facilities is not in accordance visitors activities, amount the facilities is still limited, here does it make the distribution uneven, the condition of facilities much broken, and standart of facilities is not appropriate with applicable standards. This study aims to know the activities o visitors, to evaluate the available facilities, and to know the facilities that need to be added. The method used is a survey method with data collection technique through observation, interviews, questionnaires, documentation, and literature study. The result of research on visitors activities are water recreation, cycling, jogging, culinary, and relaxing. While there are some facilities that are not optimal on the location, quantity, condition, and not in appropriate with applicable standards facilities. That need to be added are security post, toilets, trash cans, stairs, hand washing stations, lighting, water recreation rentals, and souvenir sellers.

Keywords: activities, evaluation, facilities, tourist attractions.

  • 1.    Pendahuluan

Objek wisata merupakan perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya, serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan (Fandeli, 2000). Sedangkan menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 daya tarik wisata diartikan sebagai sesuatu yang memiliki keindahan, keunikan, keaslian, nilai yang berwujud keanekaragaman budaya, kekayaan alam, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisata. Terdapat empat komponen yang harus dimiliki oleh suatu objek wisata sebagai daya tarik wisata yang dikemukakan oleh Cooper (1993 dalam Setiawan, 2015), antara lain Attraction (Atraksi), Accessibility (Aksesibilitas), Amenity (Amenitas), dan Ancilliary Service (Pelayanan Tambahan).

Pantai Matahari Terbit merupakan salah satu objek wisata pantai di Kota Denpasar yang memilik attraction (atraksi) wisata alam berupa keindahan pemandangan pantai khususnya saat matahari terbit. Objek Wisata Pantai Matahari Terbit juga memiliki atraksi wisata budaya seperti upacara adat dan monumen bersejarah. Upacara adat tersebut yaitu ngaben (pembakaran jenazah) dan nganyut (menghanyutkan abu dari pembakaran jenazah menuju laut) berdasarkan dewasa ayu (hari baik) dengan prosesi upacara sesuai kepercayaan umat Hindu di Bali. Selain itu, terdapat dua monumen bersejarah yaitu Prasasti Kandasnya Perahu Sri Komala dan Prasasti Pendaratan Pasukan Belanda di Pantai Sanur. Aksesibilitas (accessibility) Pantai Matahari Terbit cukup baik karena dapat diakses melalui Jalan By Pass Ngurah Rai Sanur dan berada tidak jauh dari pusat Kota Denpasar. Objek Wisata Pantai Matahari Terbit dikelola langsung oleh masyarakat Desa Adat Sanur melalui BUPDA (Baga Utsaha Padruwen Desa Adat) Galang Kangin Sanur. Fasilitas (amenity) yang tersedia cukup lengkap, seperti toilet, kios kuliner, jalur pedestrian, dan area parkir. Objek Wisata Pantai Matahari Terbit memiliki komponen 4A sebagai daya tarik wisata. Namun komponen amenity (fasilitas) yang tersedia belum sepenuhnya sesuai dalam menunjang aktivitas pengunjung, seperti letak fasilitas kurang sesuai dengan aktivitas pengunjung, sebaran fasilitas belum merata, jumlah fasilitas masih terbatas, fasilitas dalam kondisi rusak, serta fasilitas belum sesuai dengan standar yang berlaku. Standar

yang digunakan adalah pedoman pengembangan daya tarik wisata dan peningkatan amenitas pariwisata sebagai upaya peningkatan kualitas fasilitas sebagai daya tarik wisata (Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2018). Contoh fasilitas yang belum sesuai dalam menunjang aktivitas pengunjung yaitu letak pos keamanan terlalu jauh, beberapa toilet dalam kondisi rusak, dan jumlah lampu penerangan masih terbatas dan belum merata.

Objek Wisata Pantai Matahari Terbit memiliki berbagai fasilitas guna menunjang aktivitas pengunjung. Ketersediaan dan fungsi fasilitas sangat mempengaruhi kenyamanan pengunjung saat beraktivitas. Hal ini karena setiap aktivitas memerlukan fasilitas untuk menunjang aktivitas tersebut. Guna meningkatkan kenyamanan pengunjung saat beraktivitas di Objek Wisata Pantai Matahari Terbit perlu dilakukan evaluasi terhadap fasilitas yang tersedia di Objek Wisata Pantai Matahari Terbit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas pengunjung, mengevaluasi fasilitas yang tersedia agar berfungsi dengan optimal, serta mengetahui fasilitas yang perlu ditambahkan di Objek Wisata Pantai Matahari Terbit.

  • 2.    Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Objek Wisata Pantai Matahari Terbit yang terletak di Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Agar memudahkan penulis dalam memetakan dan mendeskripsikan, maka Objek Wisata Pantai Matahari Terbit dibagi ke dalam beberapa segmen yaitu segmen utara, segmen tengah, dan segmen selatan (Gambar 1). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2020 hingga bulan April 2021.

Gambar 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan peralatan yaitu kamera untuk dokumentasi area tapak, alat tulis untuk observasi dan wawancara, serta laptop dengan software Google Maps dan AutoCAD 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode survei dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara, penyebaran kuesioner, dokumentasi, serta studi pustaka. Pengumpulan data tersebut yaitu observasi di lokasi penelitian, wawancara dengan narasumber Ida Bagus Adnyana selaku Ketua BUPDA Galang Kangin Sanur, penyebaran kuesioner kepada 40 responden (penyebaran pada hari kerja (senin-jumat) dan hari libur (sabtu-minggu) saat pagi, siang, sore, dan malam masing-masing lima responden) yang merupakan pengunjung Objek Wisata Pantai Matahari Terbit, dokumentasi aktivitas pengunjung dan fasilitas yang tersedia, serta studi pustaka yang bersumber dari buku, dokumen pemerintah, jurnal, skripsi, makalah, dan internet. Sistem pengolahan data yang digunakan adalah tabulasi data dan analisis deskriptif.

Tahap penelitian dilakukan sesuai dengan metode pendekatan sistematis yang dikemukakan oleh Gold (1980) dengan tahapan antara lain persiapan, inventarisasi, analisis, dan sintesis. Tahap persiapan yaitu perijinan pada lokasi penelitian dan pengumpulan informasi awal mengenai kondisi objek wisata. Tahap inventarisasi dilakukan dengan pengumpulan data mengenai karakteristik pengunjung, fasilitas yang tersedia, serta kondisi umum Objek Wisata Pantai Matahari Terbit. Tahap analisis untuk mengevaluasi fasilitas yang tersedia dengan beberapa tahapan yang dilakukan yaitu:

  • 1.    Menganalisis aktivitas pengunjung dan mengelompokkan ke dalam zona-zona sesuai dengan aktivitas pengunjung.

  • 2.    Menganalisis fasilitas yang dibutuhkan oleh pengunjung berdasarkan aktivitasnya.

  • 3.    Mempersentasekan dan menganalisis penilaian pengunjung terhadap fasilitas yang tersedia pada Objek Wisata Pantai Matahari Terbit.

  • 4.    Mempersentasekan dan menganalisis preferensi pengunjung terhadap fasilitas yang perlu ditambahkan pada Objek Wisata Pantai Matahari Terbit.

  • 5.    Menganalisis fasilitas berdasarkan letak fasilitas, jumlah fasilitas, kondisi dan fungsi fasilitas, serta standar yang berlaku (Peraturan Menteri Pariwisata (PERMENPAR) Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2018). Selain itu, dilakukan analisis fasilitas berdasarkan empat tahapan sebelumnya.

Selanjutnya dilakukan tahap sintesis yang merupakan suatu tahap pemanfaatan potensi dan pemecahan masalah yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Tujuan pada tahap ini adalah menghasilkan pemecahan masalah dan rekomendasi dalam peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas guna menunjang aktivitas pengunjung. Penelitian ini dibatasi pada hasil sintesis dan rekomendasi dalam peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas wisata guna menunjang aktivitas pengunjung di Objek Wisata Pantai Matahari Terbit.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Gambaran Umum Objek Wisata Pantai Matahari Terbit

Pantai Matahari Terbit merupakan salah satu objek wisata pantai di Kota Denpasar yang terletak di wilayah Desa Adat Sanur dan secara administratif termasuk dalam kawasan Desa Sanur Kaja, Kecamatan Denpasar Selatan. Batas Objek Wisata Pantai Matahari Terbit adalah sisi utara berbatasan dengan Pantai Padang Galak Kesiman, sisi timur berbatasan dengan Selat Badung, sisi selatan berbatasan dengan Pantai Bangsal, dan sisi barat berbatasan dengan area perkebunan dan Jalan By Pass Ngurah Rai Sanur. Luas kawasan Pantai Matahari Terbit yaitu ±33.826 m2 dengan panjang garis pantai ±754,85 m.

Daya tarik wisata di Objek Wisata Pantai Matahari Terbit yaitu atraksi wisata alam berupa keindahan pemandangan pantai khususnya pada saat matahari terbit dengan pemandangan laut Selat Badung, Gunung Agung dan sekitarnya, serta Pulau Nusa Lembongan dan Pulau Nusa Penida. Objek Wisata Pantai Matahari Terbit juga memiliki atraksi wisata budaya yaitu upacara adat dan monumen. Masyarakat sekitar melaksanakan upacara adat seperti ngaben dan nganyut berdasarkan dewasa ayu dan prosesi upacara sesuai kepercayaan umat Hindu di Bali. Selain itu, terdapat dua monumen di segmen utara yaitu Prasasti Kandasnya Perahu Sri Komala dan Prasasti Pendaratan Pasukan Belanda di Pantai Sanur. Objek Wisata Pantai Matahari Terbit juga termasuk dalam Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025. Selain menjadi objek wisata, pada segmen selatan Pantai Matahari Terbit terdapat pelabuhan yaitu Pelabuhan Sanur yang melayani penyeberangan menuju Pulau Nusa Penida dan Pulau Nusa Lembongan. Selain itu, pada segmen tengah terdapat Pos Balawista BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Kota Denpasar yang berfungsi sebagai pos pemantauan bencana tsunami.

Objek Wisata Pantai Matahari Terbit berjarak ±6,8 km dari pusat Kota Denpasar, berjarak ±17,6 km dari Bandara Internasional Ngurah Rai, dan berjarak ±12,3 km dari Pelabuhan Benoa. Objek Wisata Pantai Matahari Terbit dapat diakses dari berbagai arah, dari arah utara dapat diakses melalui Pantai Padang Galak Kesiman dengan berjalan kaki atau bersepeda, dari arah selatan dapat diakses melalui Pantai Bangsal dengan berjalan kaki dan bersepeda. Sedangkan akses utama Pantai Matahari Terbit dapat melalui arah barat melalui Jalan By Pass Ngurah Rai kemudian melalui Jalan Matahari Terbit dengan menggunakan kendaraan bermotor. Akses utama tersebut memiliki kondisi yang baik dan memiliki lebar ±5-6 m sehingga memadai untuk dilalui oleh pengunjung. Objek Wisata Pantai Matahari Terbit memiliki pola sirkulasi campuran yang terdiri atas sirkulasi radial dan sirkulasi linier. Pola sirkulasi radial pada Objek Wisata Pantai Matahari Terbit menghubungkan segmen tengah dengan segmen utara dan selatan. Sedangkan pola sirkulasi linier menghubungkan segmen utara dengan pantai Padang Galak Kesiman dan segmen tengah dan selatan dengan Pantai Bangsal.

Objek Wisata Pantai Matahari Terbit termasuk ke dalam kawasan Kota Denpasar yang memiliki daerah beriklim tropis dengan periode musim kemarau pada bulan April sampai Oktober dan periode musim hujan pada bulan November sampai Maret. Suhu udara rata-rata Kota Denpasar selama 10 tahun dari tahun 2009 hingga tahun 2018 yakni 27,60C. Kelembaban udara rata-rata Kota Denpasar selama 10 tahun dari tahun 2009 hingga tahun 2018 adalah 78,8% (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Kota Denpasar, 2018).

Terdapat berbagai vegetasi pada kawasan Pantai Matahari Terbit yang berfungsi sebagai peneduh pada saat siang hari dan memperindah kawasan Objek Wisata Pantai Matahari Terbit.

  • 3.2    Karakteristik Pengunjung

Objek Wisata Pantai Matahari Terbit lebih ramai dikunjungi saat hari libur (sabtu dan minggu) dibandingkan saat hari kerja (senin sampai jumat). Jumlah pengunjung lebih ramai saat pagi dan sore hari dengan didominasi usia remaja antara usia 12 tahun sampai 25 tahun. Berdasarkan hasil kuesioner mengenai karakteristik pengunjung, usia pengunjung di Objek Wisata Pantai Matahari Terbit didominasi usia >18-25 tahun (55%). Jarak dari tempat tinggal pengunjung ke Objek Wisata Pantai Matahari Terbit antara >3-6 Km (30%) dan >6-10 Km (27,5%). Pengunjung lebih dominan berkunjung pada pagi hari (25%) dan sore hari (50%), terutama saat hari libur. Objek Wisata Pantai Matahari Terbit dikunjungi pengunjung dengan berkelompok 3-5 orang (57,5%). Pengunjung biasanya berkunjung antara >1-2 jam (45%) dan >2-4 jam (30%). Intensitas kunjungan pengunjung antara 1-2 kali seminggu (52,5%) dan lainnya (tidak menentu) (40%). Hal yang menarik minat pengunjung untuk berkunjung ke Objek Wisata Pantai Matahari Terbit adalah keindahan alamnya (42,5%). Selain itu, hal lain yang menarik minat pengunjung yaitu tempat yang strategis (27,7%), pantai yang bersih (17%), fasilitas lengkap (2,1%), dan lainnya (10,7%). Sedangkan hal yang kurang menarik menurut pengunjung antara lain pantai tidak bersih (16,7%), Fasilitas tidak lengkap (42,9%), tidak ada (26,2%) dan lainnya (14,3%).

  • 3.3    Fasilitas

Objek Wisata Pantai Matahari Terbit memiliki beberapa fasilitas guna menunjang aktivitas pengunjung. Fasilitas tersebut terdiri dari fasilitas pelengkap dan fasilitas penunjang. Fasilitas pelengkap adalah fasilitas yang membantu pengelolaan objek wisata seperti pos informasi, penyewaan alat rekreasi, pos keamanan, ruang pengelola, dan ruang perawatan pemeliharaan. Sedangkan fasilitas penunjang adalah fasilitas yang dapat memberikan kemudahan bagi wisatawan dalam berwisata, seperti penginapan, kios kuliner, toilet, serta area parkir (Abdulkkadir, 1995). Fasilitas pelengkap yang tersedia di Objek Wisata Pantai Matahari Terbit yaitu pos informasi dan pos keamanan. Sedangkan fasilitas penunjang yang tersedia yaitu parkir, toilet, wantilan, kios kuliner, jalur pedestrian, tempat sampah, tangga, tempat duduk, tempat cuci tangan, dan lampu penerangan. Fasilitas tersebut tersebar di seluruh area Objek Wisata Pantai Matahari Terbit.

  • 3.4    Analisis dan Sintesis

Terdapat beberapa aktivitas yang dilakukan pengunjung yang didapat melalui penyebaran kuesioner dan pengamatan langsung di Objek Wisata Pantai Matahari Terbit. Adapun aktivitas pengunjung yaitu rekreasi air, bersepeda, jooging, makan dan minum, serta bersantai. Hasil kuesioner menunjukkan aktivitas yang dilakukan pengunjung didominasi aktivitas bersantai (berkumpul atau bersosialisasi) sebanyak 34,3% serta aktivitas makan dan minum (40,3%). Berdasarkan hasil observasi, aktivitas pengunjung dilakukan pada area-area tertentu yang dikelompokkan ke dalam zona-zona aktivitas pada masing-masing segmen (Gambar 2). Aktivitas pengunjung di segmen utara didominasi aktivitas rekreasi air (berenang) dan bersantai yang ramai dikunjungi saat sore hari. Pada segmen tengah didominasi aktivitas bersantai dan rekreasi air (memancing) yang ramai dikunjungi saat sore hari. Sedangkan segmen selatan didominasi aktivitas bersantai serta makan dan minum yang ramai dikunjungi saat pagi, siang, maupun sore hari.

Gambar 2. Zona Aktivitas Pengunjung

Analisis fasilitas diperoleh berdasarkan analisis terhadap aktivitas pengunjung, analisis fasilitas yang dibutuhkan oleh pengunjung berdasarkan aktivitasnya, penilaian pengunjung terhadap fasilitas yang tersedia, serta preferensi pengunjung terhadap fasilitas yang perlu ditambahkan. Selain itu, dilakukan evaluasi pada fasilitas yang tersedia berdasarkan letak, jumlah, kondisi dan fungsi fasilitas, serta sesuai dengan standar yang berlaku (PERMENPAR Nomor 3 Tahun 2018). Berdasarkan analisis fasilitas secara keseluruhan, didapatkan hasil sintesis guna memecahkan masalah dan mencari solusi mengenai fasilitas yang sudah tersedia dan yang belum tersedia di Objek Wisata Pantai Matahari Terbit. Analisis dan sintesis fasilitas dapat dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 1. Analisis dan Sintesis Fasilitas

No.

Fasilitas

Analisis

Sintesis

1

Pos

Keamanan

Letak pos keamanan terlalu jauh dengan aktivitas pengunjung.

Perlu dilakukan penambahan fasilitas atau penataan ulang letak pos keamanan yang dapat ditempatkan di segmen tengah berdekatan dengan pos informasi.

2

Pos

Informasi

Pos informasi berfungsi dengan baik. Pos informasi sudah sesuai standar dengan letak fasilitas yang strategis, mudah dilihat, dan mudah dicapai oleh pengunjung.

Pos informasi dinilai sudah berfungsi secara optimal.

3

Parkir

Letak parkir sudah tepat dan jumlah sudah cukup untuk menampung kendaraan pengunjung. Namun, kondisi rusak pada parkir sepeda motor serta belum terdapat garis pembatas. Parkir sudah sesuai standar dengan penerapan pola parkir pulau pada parkir mobil, penerapan pola parkir satu sisi untuk bus, dan pola parkir pulau dan pola parkir dua sisi untuk sepeda motor. Seluruh pola parkir membentuk sudut 90o yang dapat menampung lebih banyak kendaraan. Sebanyak 62,5% responden menginginkan penambahan area parkir, namun penambahan parkir dinilai tidak perlu karena luas area parkir yang tersedia sudah cukup untuk menampung kendaraan pengunjung

Perlu perbaikan dan penambahan garis pembatas pada area parkir sepeda motor agar terlihat rapi dan tertata dengan baik.

No.

Fasilitas

Analisis

Sintesis

4

Toilet

Letak toilet sudah tepat karena berdekatan dengan beberapa aktivitas pengunjung. Jumlah unit toilet pada segmen utara masih kurang. Keseluruhan toilet yang tersedia dalam kondisi bersih dan terawat dengan baik, namun terdapat beberapa toilet dalam kondisi rusak. Secara keseluruhan, fasilitas toilet sudah sesuai standar dengan pemilihan lantai yang tidak licin, sirkulasi udara lancar, pencahayaan baik, serta material pintu tahan air. Hanya saja terdapat elemen penunjang yang belum tersedia seperti tidak adanya urinoar, westafel, tisu toilet, dan tempat bilas khususnya pada toilet utara. Selain itu 92,5% responden menginginkan penambahan fasilitas toilet.

Perlu dilakukan penambahan unit fasilitas toilet terutama pada segmen utara. Selain itu, perlu dilakukan perbaikan pada toilet yang rusak serta penambahan elemen penunjang agar berfungsi dengan optimal.

5

Wantilan

Letak fasilitas sudah tepat. Kondisi fasilitas bersih dan terawat dengan baik. Wantilan berfungsi dengan baik sebagai tempat serba guna yang difungsikan untuk kegiatan tertentu. Selain itu wantilan juga digunakan oleh pengunjung sebagai tempat bersantai.

Fasilitas wantilan dinilai sudah berfungsi secara optimal.

6

Kios

Kuliner

Letak fasilitas sudah tepat karena tersebar di seluruh segmen. Jumlah fasilitas sudah cukup dalam menunjang aktivitas pengunjung. Sebanyak 87,5% responden menilai tidak perlu adanya penambahan kios kuliner. Kondisi fasilitas sudah baik dan tertata dengan rapi. Kios kuliner sudah berfungsi dengan baik untuk menunjang aktivitas pengunjung. Fasilitas kios kuliner sudah sesuai standar dengan letak yang mudah dicapai dan tidak menimbulkan gangguan terhadap sirkulasi.

Kios kuliner dinilai sudah berfungsi secara optimal.

7

Jalur Pedestrian atau Area Pejalan Kaki

Letak jalur pedestrian sudah baik karena mencakup seluruh area dan terhubung dengan pantai di sekitarnya. Luas fasilitas sudah cukup nyaman untuk dilalui walaupun digunakan untuk pejalan kaki, aktivitas jogging, dan aktivitas bersepeda. Fasilitas jalur pedestrian sudah berfungsi dengan baik. Namun kondisi fasilitas pada beberapa area rusak dan berlubang. Secara keseluruhan, jalur pedestrian sudah sesuai standar dengan penggunaan material yang kuat, stabil, tidak licin, dan cepat kering, serta memiliki lebar minimal 1,5 meter untuk jalur berpapasan antara pengunjung. Namun, pencahayaan pada jalur pedestrian masih kurang dengan standar cahaya antara 50-150 lux. Sebanyak 52,5% responden menginginkan penambahan fasilitas, namun dinilai jalur pedestrian yang tersedia sudah cukup untuk dilalui oleh pengunjung

Perlu dilakukan perbaikan pada beberapa area yang rusak dan berlubang. Perlu penambahan elemen penunjang yaitu lampu penerangan yang memadai pada jalur pedestrian. Selain itu, dapat juga ditambahkan garis pembatas untuk membatasi aktivitas bersepeda dengan pejalan kaki.

8

Tempat Sampah

Letak tempat sampah kurang merata pada segmen utara. Jumlah tempat sampah juga terbatas pada segmen utara. Selain itu, 90% responden menginginkan adanya penambahan jumlah tempat sampah. Kondisi tempat kurang terawat dan kurang rapi. Tempat sampah tidak berfungsi dengan baik karena kurangnya kesadaran pengunjung membuang sampah pada tempatnya. Tempat sampah belum sesuai standar dengan tidak adanya pemilahan sampah berdasarkan jenisnya.

Perlu dilakukan penambahan tempat sampah pada seluruh segmen. Fasilitas tersebut perlu ditata dengan rapi dan dirawat dengan baik. Selain itu, perlu ditambahkan rambu-rambu agar pengunjung tidak membuang sampah sembarangan. Perlu adanya pemilahan sampah dengan menyediakan tempat sampah berdasarkan jenisnya.

No.

Fasilitas

Analisis

Sintesis

9

Tangga

Letak tangga yang tersedia sudah tepat karena berdekatan dengan aktivitas pengunjung. Jumlah fasilitas tangga menuju tepi pantai masih terbatas, terutama pada segmen tengah dan selatan. Fasilitas tangga yang tersedia sudah berfungsi dengan baik, hanya saja kondisi fasilitas pada segmen utara dalam kondisi rusak. Sebanyak 52,5% responden menginginkan adanya penambahan jumlah tangga untuk memudahkan pengunjung menuju tepi pantai

Jumlah fasilitas tangga perlu ditambah pada segmen selatan dan tengah agar memudahkan pengunjung menuju tepi pantai. Selain itu, perlu dilakukan perbaikan pada tangga segmen utara agar tidak mengganggu kenyamanan pengunjung.

10

Tempat Duduk

Letak fasilitas yang tersedia sudah tepat karena berdekatan dengan aktivitas pengunjung. Jumlah fasilitas sangat terbatas dan belum memadai. Fasilitas tempat duduk yang tersedia sudah berfungsi dengan baik, hanya saja pada beberapa area dinilai kurang nyaman apabila difungsikan sebagai tempat duduk. Sebanyak 85% responden menilai perlu adanya penambahan tempat duduk.

Perlu dilakukan penataan dan perbaikan fasilitas tempat duduk pada beberapa area khususnya pada segmen tengah dan selatan agar berfungsi dengan optimal dan memberikan kenyamanan kepada pengunjung.

No.

Fasilitas

Analisis

Sintesis

17

Penjual

Oleh-Oleh

Fasilitas penjual oleh-oleh belum tersedia. Fasilitas ini biasanya diperlukan oleh pengunjung yang berasal dari luar daerah khususnya luar bali yang ingin membeli oleh-oleh. Sebanyak 60% responden menginginkan adanya penambahan fasilitas penjual oleh-oleh.

Fasilitas dapat ditambahkan pada segmen tengah karena merupakan area sentral dan dekat dengan parkir kendaraan pengunjung. Produk yang dijual harus unik, merepresentasikan tempat wisata dan kekhasan budaya atau kearifan lokal setempat. Oleh-oleh yang dapat dijual seperti pernak-pernik, kaos, dan makanan khas setempat.

18

Area Bermain Anak

Fasilitas area bermain anak pernah tersedia, namun dibongkar karena tidak berfungsi dan tidak digunakan oleh pengunjung. Sebanyak 67,5% responden menginginkan adanya penambahan fasilitas bermain anak

Pengadaan fasilitas tidak perlu karena tidak berkaitan dengan aktivitas pengunjung dan tidak terlalu dibutuhkan oleh pengunjung.

19

Taman

Taman dapat memperindah dan menjadi daya tarik untuk pengunjung. Taman sudah tersedia. Sebanyak 77,5% responden menginginkan adanya penambahan jumlah taman pada Objek Wisata Pantai Matahari Terbit.

Penambahan hanya opsional karena tidak terlalu berpengaruh terhadap aktivitas pengunjung. Taman dapat ditambahkan pada segmen tengah karena merupakan area sentral yang paling sering dilalui pengunjung. Tanaman yang dapat menyesuaikan dengan lingkungan pesisir pantai seperti ketapang (Terminalia catappa), kacang laut (Canavalia maritime), dan bakungan (Hymenocalis littoralis) (Prabawa et al., 2020)

20

Pohon

Peneduh

Pohon peneduh sudah tersedia dengan jumlah yang cukup banyak. Pohon peneduh berguna untuk memperindah kawasan dan sebagai peneduh saat siang hari. Sebanyak 57,5% responden menginginkan adanya penambahan jumlah pohon peneduh.

Penambahan hanya opsional karena jumlah yang tersedia sudah cukup. Pohon peneduh dapat ditambahkan pada segmen tengah dan utara. Tanaman yang dapat ditambahkan seperti pohon ketapang (Terminalia catappa) dengan karakteristik pohon memiliki tajuk yang lebar dan dapat menyesuaikan dengan lingkungan pesisir pantai (Prabawa et al., 2020).

21

Rambu-Rambu

Rambu-rambu sudah tersedia, namun jumlah masih kurang khususnya rambu-rambu larangan maupun himbauan.

Penambahan rambu-rambu harus ditempatkan pada tempat yang strategis dan mudah untuk dilihat. Rambu-rambu dapat ditambahkan pada seluruh segmen. Rambu-rambu dapat memberikan informasi seperti penunjuk arah dan larangan atau himbauan pada objek wisata.

  • 3.5    Rekomendasi

Rekomendasi ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi fasilitas wisata guna menunjang aktivitas pengunjung di Objek Wisata Pantai Matahari Terbit. Berdasarkan hasil sintesis fasilitas, dapat direkomendasikan beberapa peningkatan kualitas dan kuantitas fasilitas. Rekomendasi pada segmen utara yaitu penambahan tempat cuci tangan, tempat sampah, toilet berserta elemen penunjangnya, dan lampu penerangan sesuai dengan standar yang berlaku (PERMENPAR Nomor 3 Tahun 2018). Selain itu, perlu dilakukan pengadaan fasilitas penyewaan alat rekreasi dan perbaikan pada toilet yang rusak. Rekomendasi pada segmen tengah yaitu penambahan tempat cuci tangan, tempat sampah, pos keamanan, lampu penerangan, serta garis pembatas pada parkir sepeda motor. Selain itu, perlu dilakukan pengadaan tangga untuk memudahkan pengunjung menuju tepi pantai, pengadaan fasilitas penyewaan alat rekreasi, serta perbaikan pada jalur pedestrian dan parkir sepeda motor yang rusak. Sedangkan rekomendasi pada segmen selatan yaitu penambahan jumlah tempat cuci tangan, tempat sampah, tangga, dan garis pembatas pada

jalur pedestrian. Selain itu, perlu dilakukan pengadaan fasilitas penyewaan alat rekreasi dan lampu penerangan serta perbaikan pada jalur pedestrian, tempat cuci tangan, dan toilet yang rusak. Rekomendasi penataan letak fasilitas di Objek Wisata Pantai Matahari Terbit dapat dilihat pada Gambar 3 sebagai berikut.

Gambar 3. Rekomendasi Penataan Letak Fasilitas di Objek Wisata Pantai Matahari Terbit

  • 4.    Simpulan dan Saran

    • 4.1    Simpulan

Aktivitas yang dilakukan pengunjung yaitu aktivitas rekreasi air, bersepeda, jogging, makan dan minum, serta bersantai. Fasilitas yang tersedia di Objek Wisata Pantai Matahari Terbit belum sepenuhnya optimal dalam menunjang aktivitas pengunjung. Terdapat beberapa fasilitas yang belum optimal berdasarkan analisis terhadap aktivitas pengunjung; analisis fasilitas yang dibutuhkan oleh pengunjung berdasarkan aktivitasnya; penilaian pengunjung terhadap fasilitas yang tersedia; preferensi pengunjung terhadap fasilitas yang perlu ditambahkan; dan evaluasi pada fasilitas yang tersedia berdasarkan letak, jumlah, kondisi dan fungsi fasilitas, serta sesuai dengan standar yang berlaku. Fasilitas tersebut yaitu pos keamanan, parkir, toilet, jalur pedestrian, tempat sampah, tangga, tempat duduk, tempat cuci tangan, dan lampu penerangan. Perlu adanya perbaikan pada beberapa fasilitas yang rusak, penataan letak fasilitas yang sesuai dengan aktivitas pengunjung, perawatan fasilitas secara berkala agar fasilitas yang tersedia tetap berfungsi dengan

baik, memperhatikan dan menerapkan standar yang berlaku dalam penyediaan fasilitas wisata, serta penambahan fasilitas. Penambahan fasilitas terdiri dari penambahan fasilitas yang belum tersedia dan penambahan jumlah fasilitas yang sudah tersedia. Fasilitas yang perlu ditambahkan yaitu pos keamanan, toilet, tempat sampah, tangga, tempat cuci tangan, lampu penerangan, penyewaan alat rekreasi, dan penjual oleh-oleh.

  • 4.2    Saran

BUPDA Galang Kangin Sanur sebagai pihak pengelola diharapkan lebih memperhatikan kondisi fasilitas yang tersedia agar berfungsi dengan optimal serta meperhatikan dan menerapkan standar yang berlaku dalam penyediaan fasilitas wisata sehingga diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung serta menambah kenyamanan pengunjung saat beraktivitas di Objek Wisata Pantai Matahari Terbit.

  • 5.    Daftar Pustaka

Abdulkkadir, L. M. (1995). Perkembangan Pengusahaan Objek Wisata Alam dan Wisata Baru. Asosiasi Watwari.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika. (2018). Pelayanan Jasa Informasi Klimatologi. Stasiun Meteorologi Klas 1. Denpasar.

Fandeli, C. (2000). Potensi Obyek Wisata Alam Indonesia. Dasar-dasar Manajemen Kepariwisataan Alam. Liberty. Yogyakarta.

Gold, S. M. (1980). Recreation, Planning, and Design. The McGraw-Hill Companies. NewYork.

Kementerian Pariwisata Republik Indonesia. (2018). Peraturan Menteri Pariwisata Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2018 Tentang Petunjuk Operasional Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Pariwisata. Menteri Pariwisata Republik Indonesia. Jakarta.

Prabawa, I. G. A. N., L. S. Yusiana, & I. A. Mayun. (2020). Rencana Penataan Promenade di Pantai Padang Galak, Desa Kesiman Petilan, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar. Jurnal Arsitektur Lanskap 6(1):71-80.

Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta.

Republik Indonesia. (2011). Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010-2025. Kementerian Sekretariat Negara Republik Indonesia. Jakarta.

Setiawan, I. B. D. (2015). Identifikasi Potensi Wisata Beserta 4a (Attraction, Amenity, Accessibility, Ancilliary) Di Dusun Sumber Wangi, Desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali. Fakultas Pariwisata Universitas Udayana Bali.

11 Tempat Cuci

Tangan


Letak fasilitas belum tepat karena belum merata pada seluruh segmen. Jumlah fasilitas sangat terbatas pada segmen utara dan tengah. Terdapat beberapa fasilitas cuci tangan dalam keadaan rusak dan tidak dapat digunakan.


12 Lampu Penerangan


Letak lampu penerangan pada seluruh segmen cukup jauh antara satu lampu dengan lampu lainnya. Jumlah fasilitas sangat terbatas pada seluruh segmen. Kondisi lampu penerangan pada beberapa segmen rusak sehingga cenderung gelap saat malam hari. Fasilitas lampu penerangan belum sesuai standar, yaitu jarak minimal 6-7 m antar lampu, tinggi tiang 3-4,5 m untuk penerangan pada jalur pedestrian dan tinggi tiang 6-15 m untuk penerangan area parkir dan area rekreasi. Selain itu, 100% responden menginginkan adanya penambahan fasilitas lampu penerangan.


Perlu dilakukan penambahan fasilitas pada segmen utara. Selain itu, perlu dilakukan perbaikan pada beberapa fasilitas cuci tangan agar berfungsi dengan optimal.

Perlu dilakukan perbaikan terhadap fasilitas lampu penerangan yang rusak serta penambahan jumlah lampu penerangan dengan penataan letak, jarak, dan ketinggian tiang yang sesuai standar.


13 Penyewaan

Alat Rekreasi


Fasilitas penyewaan alat rekreasi belum tersedia. Fasilitas ini diperlukan untuk menunjang aktivitas rekreasi air dan bersepeda. Selain itu, 77,5% responden menginginkan adanya penambahan fasilitas penyewaan alat rekreasi.


Fasilitas ini dapat ditambahkan pada seluruh segmen berdekatan dengan area tepi pantai dan jalur pedestrian. Alat rekreasi yang dapat disewakan seperti pelampung, ban-banan, kano, dan sepeda.


14 Bale Bengong atau Gazebo


Fasilitas bale bengong atau gazebo belum tersedia.

Fasilitas ini diperlukan untuk menunjang aktivitas bersantai.


Penambahan fasilitas hanya opsional karena sudah tersedia tempat duduk untuk aktivitas bersantai. Fasilitas ini dapat ditambahkan pada seluruh segmen.


15 Area Bersepeda


Fasilitas area bersepeda sudah tersedia, namun masih menjadi satu pada jalur pedestrian. Sebanyak 75% responden menginginkan adanya fasilitas jalur khusus untuk area bersepeda. Namun, jalur pedestrian yang tersedia berukuran cukup lebar dan dinilai cukup nyaman untuk dilalui. Penambahan fasilitas dinilai tidak perlu


Perlu dilakukan penambahan garis pembatas antara area khusus bersepeda dengan area pejalan kaki pada jalur pedestrian.


16 Jogging


Track


Fasilitas jogging track sudah tersedia, namun masih menjadi satu pada jalur pedestrian. Sebanyak 55% responden menginginkan adanya penambahan fasilitas jalur khusus untuk jogging track


Penambahan fasilitas dinilai tidak perlu karena jalur pedestrian yang tersedia berukuran cukup luas dan dinilai masih cukup nyaman untuk digunakan.


50 | jurnal arsitektur lansekap

http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap