E-JURNAL ARSITEKTUR LANSEKAP

ISSN: 2442-5508

VOL. 3, NO. 2, OKTOBER 2017

Identifikasi Tanaman Obat-Obatan

Sebagai Elemen Lunak Lansekap di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali

LUH RATIH PARAMITA1, SANG MADE SARWADANA 2*,

I NYOMAN GEDE ASTAWA1

  • 1.    Program Studi Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Indonesia

  • 2.    Program Studi Arsitektur Pertamanan, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana, Jl. PB. Sudirman, Denpasar 80232 Bali, Indonesia

ABSTRACT

Indentification of the Medicinal Plants as a Landscape Softscape Element in District of Kediri, Tabanan Regency, Province of Bali

Indonesia is an agricultural country known for the wealth of species and different kinds of plants. Diversity of natural resources make Indonesia has a lot of biodiversity as well as the diversity of traditional medical plants, or more commonly known herbs.Medical plants flowering in the regional in Kediri, Tabanan regency, Province of Bali still very little is used as an softscape element of landscape, so it has not been used optimally. Presumably there are many kinds of medical plant other throughout in Kediri, Tabanan regency, Province of Bali either cultivated or growing wild. Have data regarding a kinds of medical plants in the region is very important both for science and conservation. Medical plants have potential as an ornamental plant, because the flowers can give a feeling of luxury, so there will be a sense of pride by the owner. Medical plants can be used as landscape softcape elements, besides being able to used aesthetics value of the plants and when necessary for health will be easier to get it. This method of technique sampling used survey, questionnaires, and interview. The results of this those there are 52 species of medical plants which are grouped into five flowering habitus are bushes, shrubs, water plants, trees, and ground cover.There are four function of medical plants has inventory and identification as an element of landscape design is as a railings, shade, absorbing pollutants and aesthetics value.

Keywords: inventory, identification, medical plants flowering, softscape element.

  • I.    Pendahuluan

    • 1.1    Latar belakang

Indonesia merupakan negara agraris yang terkenal akan kekayaan rempah rempah dan berbagai jenis tanaman. Indonesia dikenal sebagai gudangnya tanaman obat, sehingga mendapat julukan live laboratory (Wijayakusuma, 2007). Keanekaragaman

sumber daya alam membuat Indonesia memiliki banyak keanekaragaman hayati termasuk juga keanekaragaman tanaman obat tradisional atau lebih sering dikenal dengan tanaman herbal. Tanaman obat-obatan berbunga di Daerah Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali masih sangat sedikit digunakan sebagai elemen desain lansekap, sehingga belum dimanfaatkan secara optimal. Masih banyak jenis tanaman obat-obatan yang berbunga lainnya di seluruh Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali, yang dibudidayakan maupun tumbuh secara liar. Wilayah yang memiliki data lengkap mengenai suatu jenis tanaman obat-obatan sangat penting artinya baik untuk ilmu pengetahuan dan melestarikannya. Tanaman obat-obatan dapat digunakan sebagai elemen lunak lansekap, karena memiliki fungsi yang ganda karena selain dapat dinikmati keindahan tanamannya dan ketika diperlukan untuk kesehatan akan lebih mudah untuk mendapatkannya.

Rumusan masalah dari penelitian ini adalah mengenai jenis tanaman obat-obatan apa saja yang dapat dijadikan sebagai elemen lunak lansekap di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali serta belum dikelompokkannya jenis-jenis tanaman tersebut ke dalam jenis elemen lunak lansekap. Selain itu juga mengenai fungsi tanaman obat-obatan berbunga sebagai tanaman lansekap yang belum banyak diketahui. Oleh karena itu tujuan dilakukannya penelitian ini adalah yang pertama untuk menginventarisasi dan mengidentifikasi jenis tanaman obat-obatan berbunga yang ada di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Berikutnya untuk mengelompokkan tanaman obat-obatan dalam elemen lunak lansekap dan terakhir adalah dalam rangka mengetahui fungsi tanaman obat-obatan sebagai elemen lansekap.

Adapun untuk memperluas pengetahuan masyarakat tentang potensi tanaman obat-obatan yang dapat digunakan sebagai elemen lunak lansekap.

  • 1.    Mengantisipasi kejenuhan akan jenis tanaman yang sudah beredar di masyarakat dan menambah keragaman tanaman hias.

  • 2.    Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai potensi tanaman obat-obatan yang dapat digunakan sebagai elemen desain lansekap.

  • 1.    Metode

    • 2.1    Waktu dan Tempat

Penelitian dilaksanakan di tempat yang terdapat atau memiliki tanaman obat-obatan di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. Penelitian dilaksanakan selama 4 bulan yang dimulai dari Maret sampai Juni tahun 2016.

  • 2.2    Alat

Alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini ialah berupa lembaran kuesioner, alat ukur (meteran), kamera digital, serta komputer untuk mengolah data dengan menggunakan software Microsoft Office Word dan Microsoft Excel 2007.

  • 2.3    Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.

  • 2.4    Teknik Pengumpulan Data

  • a) . Survei

Merupakan metode pengumpulan data dengan mendatangi langsung lokasi yang dijadikan objek penelitian. Survei akan dilakukan pada tempat tumbuhnya tanaman obat-obatan berbunga di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali.

  • b) . Wawancara

Pengambilan data dengan cara menanyakan kepada responden, caranya adalah dengan bertanya langsung atau tanya jawab dengan tatap muka kepada responden dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah disiapkan. Wawancara dilakukan terhadap masyarakat di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali. c). Kuisioner

Suatu metode dengan cara memberikan pertanyaan yang berstruktur dan sitematis yang diisi sendiri oleh sejumlah responden yang sudah ditentukan. Jenis kuisioner yang digunakan ialah kuisioner tertutup yang dapat mengarahkan responden untuk menjawab pertanyaan dan membatasi responden dalam mengisi kuisioner.

  • d) . Studi Kepustakaan

Jenis data ini dapat berupa data sekunder yang dapat diperoleh dari jurnal hasil penelitian, buku-buku ilmiah, laporan penelitian, tulisan ilmiah, tesis dan disertasi, ensiklopedia dan sumber-sumber tertulis tercetak maupun elektronik lain.

  • 2.5    Metode Analisis

Metode analisis yang dipakai ialah walkthrough survey (Harrington dan Gill, 2008), survei yang dilakukan dengan cara membawa borang (daftar nama) yang telah diisi dengan nama tanaman obat yang telah diketahui di daerah Bali, sehingga keberadaan tanaman obat di tempat survei hanya dengan memberi tanda rumput pada kolom nama tanaman obat yang ada pada wilayah tersebut. Cara pengambilan sampel dalam sampel responden yang diambil dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Jumlah sampel dalam penelitian ini ditetapkan 34 rumah yang dapat mewakili kriteria sebagai berikut : rumah penduduk asli di wilayah desa Kecamatan Kediri dan memiliki tanaman obat-obatan berbunga. Area rumah yang dijadikan sebagai lokasi pengambilan data tanaman obat-obatan berbunga yaitu di pekarangan rumah, telajakan, dan di tegalan.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 1.1    Hasil Identifikasi

Penelitian ini menemukan adanya 52 jenis tanaman obat-obatan berbunga ditemukan di telajakan, pekarangan rumah dan tegalan. Tanaman obat-obatan berbunga yang didapat di Kecamatan Kediri antara lain:

Tabel 1. Hasil Identifikasi Tanaman Obat-obatan di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan

No

Nama Tanaman

Fungsi dalam lansekap

Habitus

Tempat Ditemukan

Manfaat Obat

Jumlah

1

Alamanda

Sebagai tanaman hias atau nilai

Perdu

Telajakan dan

meredakan demam dan

39

(Allamanda

estetika

Pekarangan

mengobati penyakit kurap

cathartica)

rumah

2

Bakung air mancur

Sebagai tanaman hias atau nilai

Semak

Telajakan dan

wasir dan menghilangkan

30

No

Nama Tanaman

Fungsi dalam lansekap

Habitus

Tempat Ditemukan

Manfaat Obat

Jumlah

(Hymenocallis littoralis)

estetika

Pekarangan rumah

bengkak (memar)

3

Biduri (Calotropis gigantean)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Semak

Pekarangan rumah dan tegalan

sariawan, luka, demam dan batuk

14

4

Binahong (Anredera cordifolia)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Semak

Pekarangan rumah

untuk mengatasi maag dan mengurangi asam urat

2

5

Bunga pagoda (Clerodendrum japonicum)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Perdu

Telajakan dan Pekarangan rumah

wasir dan menghilangkan bengkak (memar)

10

6

Bunga lilin (Pachystachys lutea)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Perdu

Pekarangan rumah

diare dan cacingan

3

7

Bungur (Lagerstroemia speciosa)

Penyerap polutan

Pohon

Telajakan

tekanan darah tinggi dan kencing batu

15

8

Beluntas (Pluchea indica)

Pembatas untuk privasi atau pagar

Perdu

Pekarangan rumah

menurunkan panas, keputihan, dan melancarkan haid

25

9

Boroco (Celosia argentea L.)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Semak

Tegalan

infeksi saluran kencing dan tekanan darah tinggi

2

10

Cempaka (Michelia champaca)

Tabir untuk mengurangi cahaya matahari dan sinar lampu kendaraan

Pohon

Telajakan

demam dan gangguan pencernaan

50

11

Daun Wungu (Graptophyllum pictum)

Pembatas untuk privasi atau pagar

Perdu

Telajakan dan Pekarangan rumah

wasir dan susah buang air besar

68

12

Jarak (Jatropha podagrica)

Pembatas untuk privasi atau pagar

Perdu

Telajakan dan Pekarangan rumah

Demam dan memar (bengkak)

25

13

Jengger ayam (Celosia cristata L.)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Semak

Pekarangan rumah

keputihan dan infeksi saluran kencing

5

14

Kaca piring

(Gardenia augusta)

Pembatas untuk privasi atau pagar

Perdu

Telajakan dan Pekarangan rumah

demam, sesak nafas, dan sariawan

70

15

Kaktus pakis giwang (Euphorbia milii)

Pembatas untuk privasi atau pagar

Semak

Telajakan dan Pekarangan rumah

bisul dan luka tersiram air panas

69

16

Kamboja (Plumeria sp)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Pohon

Telajakan dan Pekarangan rumah

bisul, sakit gigi, dan luka

192

17

Kamboja pagoda (Plumeria pudica)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Perdu

Pekarangan rumah

bisul, sakit gigi, dan luka

9

18

Kapas (Gossypium herbaceum L.)

Pembatas untuk privasi atau pagar

Perdu

Pekarangan rumah

batuk berdahak dan demam

5

19

Kumis kucing (Orthosipon

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Semak

Pekarangan rumah

kencing batu, rematik, dan tekanan darah tinggi

7

spicatus)

20

21

Kunyit (Curcuma domestica)

Ketepeng cina (Cassia alata L.)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Semak

Perdu

Pekarangan rumah dan tegalan Tegalan

perut mual, sakit kepala, maag, dan gigi berlubang.

sakit kulit atau panu dan malaria

23

2

22

Kembang cokelat

Sebagai tanaman hias atau nilai

Semak

Pekarangan

sakit kepala (pusing) dan

56

No

Nama Tanaman

Fungsi dalam lansekap

Habitus

Tempat Ditemukan

Manfaat Obat

Jumlah

(Zhepyrantthes candida)

estetika

rumah

menurunkan demam

23

Kecombrang

Sebagai tanaman hias atau nilai

Semak

Pekarangan

menguatkan tulang dan

13

(Etlingera elatior)

estetika

rumah

mengobati penyakit kulit

24

Kemangi (Ocymum

Sebagai tanaman hias atau nilai

Semak

Telajakan dan

sakit gigi, sakit perut,

55

basilicum)

estetika

Pekarangan rumah

demam, dan membantu

25

Bugenvil

Sebagai tanaman hias atau nilai

Perdu

Telajakan dan

batuk, haid tidak lancar,

69

(Bougainvillea

estetika

Pekarangan

dan keputihan

spectabilis)

rumah

26

Kembang kertas

Sebagai tanaman hias atau nilai

Semak

Pekarangan

bisul, kencing nanah, dan

14

(Zinnia elegans)

estetika

rumah

batuk

27

Kembang sepatu

Pembatas untuk privasi atau

Perdu

Telajakan dan

penyubur rambut dan

62

(Hibiscus rosa

pagar

Pekarangan

bisul

sinensis L.)

rumah

28

Kembang telang

Sebagai tanaman hias atau nilai

Semak

Pekarangan

cacingan dan sembelit

14

(Clitoria ternatea L.)

estetika

rumah

(susah buang air besar)

29

Kenop

Sebagai tanaman hias atau nilai

Semak

Pekarangan

sesak nafas dan

62

(Gromphrena globosa L.)

estetika

rumah

menambah nafsu makan

30

Lavender

Sebagai tanaman hias atau nilai

Semak

Pekarangan

insomnia (tidak bisa tidur)

14

(Lavandula angustifolia)

estetika

rumah

dan kelelahan

31

Legundi (Vitex

Sebagai tanaman hias atau nilai

Semak

Pekarangan

masuk angin, pusing, dan

50

tripolia L.)

estetika

rumah

menurunkan panas

32

Lengkuas merah

Sebagai tanaman hias atau nilai

Semak

Pekarangan

panu, menghangatkan

5

(Alpinia purpurata)

estetika

rumah

badan, dan menambah nafsu makan

33

Lotus (Nelumbo

Sebagai tanaman hias atau nilai

Tanaman air

Pekarangan

panas dalam, mimisan,

11

nucifera)

estetika

rumah

dan gondokan

34

Mawar (Rosa sp)

Sebagai tanaman hias atau nilai

Perdu

Pekarangan

penyubur rambut dan

7

estetika

rumah

mengobati kaki bengkak

35

Melati (Jasminum

Sebagai tanaman hias atau nilai

Semak

Pekarangan

sariawan dan

4

sambac)

estetika

rumah

pembengkakan gusi

36

Melati jepang

Sebagai tanaman hias atau nilai

Semak

Pekarangan

sesak nafas, sakit kepala,

29

(Pseuderanthemum reticulatum)

estetika

rumah

dan demam

37

Nusa indah

Tabir untuk mengurangi cahaya

Perdu

Telajakan dan

radang tenggorokan,

53

(Mussaenda

matahari dan sinar lampu

Pekarangan

demam, dan batuk

frondosa)

kendaraan

rumah

38

Nona makan sirih (Clerodendrum thomsonae)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Semak

Pekarangan rumah

radang selaput gendang telinga pada anak-anak

4

39

Pacar cina (Aglaia

Pembatas untuk privasi atau

Perdu

Pekarangan

perut kembung, pusing,

35

odorata)

pagar

rumah

dan batuk

40

Pacar air

Sebagai tanaman hias atau nilai

Semak

Telajakan dan

sakit pinggang dan nyeri

56

(Impatiens

estetika

Pekarangan

haid

balsamina)

rumah

41

Pacing tawar (Costus speciosus)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Semak

Pekarangan rumah

masuk angin dan diare

15

42

Pecut kuda

Sebagai tanaman hias atau nilai

Semak

meredakan batuk, radang

2

(Stachytarpheta jamaicensis)

estetika

Tegalan

tenggorokan

43

Portulaka (Portulaca grandiflora Hook)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Penutup tanah

Telajakan

sakit tenggorokan, sakit kepala, dan bisul

36

44

Poslen (Talinum

Sebagai tanaman hias atau nilai

Semak

Pekarangan

bisul dan bengkak atau

5

triangulare)

estetika

rumah

luka

45

Putri malu

Sebagai tanaman hias atau nilai

Penutup

Tegalan

sulit tidur (insomnia) dan

18

No

Nama Tanaman

Fungsi dalam lansekap

Habitus

Tempat Ditemukan

Manfaat Obat

Jumlah

(Mimosa pudica

L.)

estetika

tanah

batu saluran kencing

46

Soka (Ixora sp)

Pembatas untuk privasi atau pagar

Perdu

Telajakan dan Pekarangan rumah

batuk, terkilir, dan luka memar

35

47

Tahi Kotok (Tagetes erecta)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Semak

Telajakan dan Pekarangan rumah

batuk, sakit gigi dan mual

45

48

Tapak dara (Catharanthus roseus)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Semak

Telajakan dan Pekarangan rumah

malaria dan susah buang air besar

33

49

Tasbih (Canna indica L.)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Semak

Pekarangan rumah

demam, wasir, dan keputihan

10

50

Teratai (Nymphae sp)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Tanaman air

Telajakan dan Pekarangan rumah

malaria dan susah buang air besar

34

51

Waru (Hibiscus tiliaceus L.)

Tabir untuk mengurangi cahaya matahari dan sinar lampu kendaraan

Pohon

Telajakan dan Tegalan

penyubur rambut dan demam

43

52

Wijaya kusuma (Epiphyllum oxypetalum)

Sebagai tanaman hias atau nilai estetika

Perdu

Pekarangan rumah

nyeri lambung dan sesak nafas

1

Tabel 2. Fungsi Tanaman Obat-obatan sebagai Elemen Lunak pada Lansekap

No

Fungsi dalam Lansekap

Jenis Tanaman

1

Sebagai pemberi batas untuk privasi

Beluntas, jarak, kaca piring, kapas, kembang sepatu, melati jepang,

atau pagar

pacar cina, melati, soka, waru

Sebagai tabir untuk mengurangi

Cempaka, nusa indah, waru

2

cahaya matahari dan lampu kendaraan yang menyilaukan

3

Penyerap polutan

Bungur

4

Nilai Estetika

Alamanda, beluntas, binahong, biduri, boroco, bunga pagoda, bunga lilin, bakung air mancur, jengger ayam, kaktus pakis giwang kapas, kamboja, kembang kertas, kembang ratna, kembang telang, kembang cokelat, kecombrang, kenop, ketepeng cina, kemanggi, kumis kucing, lavender, legundi, lengkuas merah, lotus, teratai, mawar, melati, nona makan sirih, pacar air, pacing tawar, pecut kuda, portulaka, poslen, soka, tasbih, wijaya kusuma

  • 3.2    Pembahasan

    • 3.2.1    Tanaman Obat-obatan yang Paling Banyak Dipergunakan sebagai Elemen

Lunak Lansekap di Kecamatan Kediri

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 52 jenis tanaman obat-obatan di Kecamtan Kediri dengan jumlah 1569 tanaman (Tabel 1). Terdapat 27 jenis tanaman semak, 17 jenis tanaman perdu, dua jenis tanaman air, empat jenis tanaman pohon dan dua jenis tanaman penutup tanah (Tabel 1) yang ditemukan di tiga area yaitu telajakan, pekarangan rumah, dan tegalan. Tanaman yang dipergunakan dan ditanam dikelompokkan berdasarkan habitus yaitu pohon, perdu, semak, penutup tanah, dan

tanaman air. Tanaman kamboja (Plumeria sp.) paling banyak dipergunakan dan ditanam dengan jumlah 192 tanaman (Tabel 1), karena mudah dirawat dan dipergunakan untuk upakara, sesuai pendapat Sardiana (2012), bunga kamboja dipergunakan untuk (canang) dan persembahyangan. Tanaman paling sedikit ditanam dan dipergunakan adalah wijaya kusuma (Epiphyllum oxypetalum) didapatkan dua tanaman (Tabel 1), karena lama berbunga dan bunganya hanya dapat bertahan satu hari. Menurut Agus (2008), tanaman kamboja dan wijaya kusuma dapat dimanfaatkan sebagai obat sakit gigi, nyeri lambung, dan sesak nafas.

  • 3.2.2    Tanaman Obat-obatan yang Belum Dikelompokkan ke dalam Elemen

Lunak Lansekap

Berdasarkan tanaman obat-obatan yang ditemukan di rumah warga yang diamati terdapat delapan jenis tanaman yang belum dikelompokkan ke dalam elemen lunak lansekap berdasarkan belum dibudidayakan adalah boroco (Celosia argentia), ketepeng cina (Cassia alata L), pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis), dan putri malu (Mimosa pudica L), karena tumbuhnya masih liar sehingga belum dibudidayakan. Sesuai pendapat Dalimartha (2003), tanaman boroco (Gambar 1), ketepeng cina (Gambar 2), pecut kuda (Gambar 3), dan putri malu (Gambar 4) tumbuhnya liar dan tanaman ini tidak memerlukan perawatan yang khusus, seperti pemupukan atau penyiraman dan dapat tumbuh diatas permukaan tanah yang lembab maupun tanah yang gersang. Selain itu tanaman boroco, ketepeng cina, pecut kuda, dan putri malu dapat dimanfaatkan sebagai obat menurunkan panas, tekanan darah tinggi, mimisan, dan keputihan.

Gambar 1. Boroco Gambar 2. Ketepeng Cina    Gambar 3. Pecut Kuda Gambar 4. Putri Malu

  • 3.2.3    Fungsi Tanaman Obat-Obatan sebagai Elemen Lunak Lansekap

Berdasarkan hasil wawancara dengan masyarakat di Kecamatan Kediri dapat diketahui bahwa tanaman obat-obatan sebagai elemen lunak lansekap difungsikan berbeda-beda di antaranya, sebagai pagar, peneduh, penyerap polutan dan keindahan (Tabel 2). Tanaman yang dipergunakan sebagai tabir untuk mengurangi cahaya matahari dan lampu kendaraan yang menyilaukan adalah cempaka, nusa indah dan waru (Tabel 2). Tanaman yang dipergunakan sebagai penyerap polutan yaitu bungur (Tabel 2), sesuai dengan pendapat Arifin (2006) bahwa, tanaman bungur dapat mengurangi dan menurunkan tingkat pencemaran udara dengan cara menyerap polutan, selain itu tanaman bungur mempunyai daya serap polutan paling tinggi dan kerusakan pada daunnya rendah. Tanaman yang dipergunakan sebagai nilai estetika yaitu alamanda, binahong, biduri, boroco, bunga pagoda, bunga lilin, bakung air mancur, jengger ayam, kaktus pakis giwang,

kamboja, kembang kertas, kembang telang, kembang cokelat, kecombrang, kenop, ketepeng cina, kumis kucing, lavender, legundi, lengkuas merah, lotus, teratai, mawar, melati, nona makan sirih, pacar air, pacing tawar, pecut kuda, portulaka, poslen, soka, tasbih, dan wijaya kusuma (Tabel 2).

Tanaman obat-obatan yang digunakan sebagai elemen lunak lansekap di Kecamatan Kediri memiliki fungsi yang ganda yaitu sebagai tanaman obat dan sebagai tanaman hias yang memiliki nilai estetika. Masyarakat Kecamatan Kediri menganggap menggunakan tanaman yang memiliki fungsi ganda sebagai elemen lunak lebih menguntungkan, selain itu untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang tanaman obat-obatan. Tanaman obat-obatan sebagai elemen lunak lansekap dapat dinikmati keindahan tanamannya dan ketika diperlukan untuk kesehatan akan lebih mudah untuk mendapatkannya. Tanaman merupakan salah satu elemen pembentuk pagar, sehingga dapat menjadi alternatif sebagai pagar sebuah lansekap, selain itu tanaman memiliki fungsi yang beragam seperti sebagai tabir untuk mengurangi cahaya matahari dan lampu kendaraan yang menyilaukan, pembatas untuk privasi, penyerap polutan dan estetika (Carpenter et al. 2000 dalam Gray, 2011). Tanaman merupakan salah satu elemen lansekap yang dapat berperan sebagai pemberi kenyamanan pada pemiliknya dan fungsi tanaman dalam desain pertamanan adalah sebagai tabir untuk mengurangi cahaya matahari dan sinar lampu kendaraan dengan menempatkan tanaman pada ketinggian dan kepadatan yang tepat untuk menutupi pemandangan yang kurang baik.

  • 3.2.4    Tata Letak dan Fungsi Tanaman

    • 3.2.4.1    TelajakanS

Berdasarkan hasil survei tanaman obat-obatan yang diletakkan di telajakan sampel yang diamati terdapat empat jenis tanaman berhabitus pohon, 12 jenis tanaman berhabitus perdu, 20 jenis tanaman habitus semak, dua jenis tanaman berhabitus penutup tanah, dan dua jenis tanaman berhabitus tanaman air (Tabel 1). Jenis tanaman yang cocok ditanam pada telajakan yaitu cempaka (Michelia champaca), waru (Hibiscus tiliaceus L.), dan kamboja (Plumeria sp.). Sesuai pendapat Dwijendra (2010), tanaman cempaka, waru, dan kamboja cocok ditanam telajakan karena memiliki kriteria daun rimbun dengan kerapatan daun yang bisa menutupi sinar matahari, perawatannya mudah, daunnya tidak mudah rontok, ranting atau cabang tidak berukuran besar, dan tanamannya tidak terlalu tinggi. Pada umumnya tanaman yang diletakkan pada telajakan berfungsi sebagai peneduh, tanaman hias, tabir untuk mengurangi cahaya matahari dan sinar lampu kendaraan, serta pagar atau pembatas untuk privasi.

  • 3.2.4.2    Pekarangan rumah

Tanaman obat-obatan yang diletakkan pada pekarangan rumah responden didapatkan dua jenis tanaman berhabitus pohon, 16 jenis tanaman berhabitus perdu, 16 jenis tanaman berhabitus semak, dan dua jenis tanaman berhabitus tanaman air (Tabel 1). Pada umumnya tanaman yang diletakkan di pekarangan rumah berfungsi sebagai estetika dan ditanam jenis tanaman hias bunga. Jenis tanaman bunga yang cocok ditanam di pekarangan rumah yaitu tanaman kamboja, melati, kembang sepatu, kaca piring, mawar,

soka, dan kaktus pakis giwang, didukung oleh pendapat Setiawan (2001) tanaman ini diyakini membawa pengaruh kesucian dan keindahan, serta dapat mempercantik taman pekarangan rumah agar terlihat asri dan nyaman.

  • 4.2.4.3 Tegalan

Hasil survei tanaman obat-obatan yang diletakkan di tegalan dari sampel yang diamati didapatkan satu jenis tanaman berhabitus pohon, lima jenis tanaman berhabitus perdu dan sembilan jenis tanaman berhabitus semak (Tabel 1). Jenis tanaman yang ditanam di tegalan yaitu waru dan bungur, sesuai pendapat Dwijendra (2010), tanaman-tanaman tersebut cocok ditanam di tegalan karena memiliki daun rimbun, berukuran besar dan tinggi yang difungsikan sebagai peneduh. Contoh posisi letak telajakan, pekarangan rumah, dan tegalan dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini.

Gambar 5 Contoh Gambar Denah Rumah Sampel yang Diambil (Rumah Bapak Mustrawan)

  • 4.    Simpulan dan saran

    • 4.1    Simpulan

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa:

  • 1.    Lokasi atau wilayah studi yang diobservasi telah ditemukan dan teridentifikasi 52 jenis tanaman obat-obatan berbunga yang dikelompokkan menjadi lima habitus yaitu semak, perdu, tanaman air, pohon, dan penutup tanah.

  • 2.    Tanaman obat-obatan berbunga yang belum dikelompokkan ke dalam elemen lunak lansekap adalah boroco (Celosia argentia), ketepeng cina (Cassia alata), pecut kuda (Stachytarpheta jamaicensis), dan putri malu (Mimosa pudica), karena tumbuhnya masih liar sehingga belum dibudidayakan

  • 3.    Terdapat empat fungsi tanaman obat-obatan berbunga yang telah terinventarisasi dan teridentifikasi sebagai elemen desain lansekap yaitu sebagai pagar, peneduh, penyerap polutan, dan keindahan.

  • 4.2    Saran

  • 1.    Tanaman yang belum dikelompokkan ke dalam elemen lunak lansekap dapat dijadikan tanaman lansekap.

  • 2.    Sebaiknya pemerintah Kecamatan Kediri memberikan penyuluhan mengenai tanaman obat-obatan kepada masyarakat untuk menambah pengetahuan masyarakat tentang tanaman obat-obatan.

Daftar Pustaka

Agus. 2008. Tanaman Obat Indonesia. Salemba Medika. Jakarta. 200 halaman

Arifin. 2006. Potensi Tanaman Polutan terhadap Pencemaran Udara di Kota Surabaya.

Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur.

Dalimartha. 2003. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Penerbit Pustaka Pembangunan

Swadaya Nusantara. Jakarta. 197 halaman

Dwijendra, N. K. A. 2010. Arsitektur Rumah Tradisional Bali. Udayana University Press.

Denpasar. 247 halaman

Harrington & Gill. 2008.Occupational Health. Blackwell Scientific Publlication,Oxford.

Journal of Oxford University. New York. 6 (2):13-16.

Gray. 2011. Plant in the Landscape Design. Journal of Engineering Florida University.7 (2):10-14.

Sardiana, I. K. N. M. Wiasti, dan I.N. Wardi. 2012. Etnobotani Bali. Udayana University Press. 203 halaman.

Setiawan. 2001. Bidang Istilah Arsitektur Tradisional Bali. Upada Sastra. Denpasar. 360 halaman.

Wijayakusuma. 2007. Indonesia Gudangnya Habitat Tanaman Obat Dunia. URL : http://gudangnya-habitat-tanaman-obat-dunia. Diakses tanggal 16 September

2015.

JAL | 126

http://ojs.unud.ac.id/index.php/lanskap