Authors:

Mark Hobart

Abstract:

“AbstrakKajian kebudayaan Bali kebingungan oleh karena yang dimaksudkan dengan ‘kebudayaan’ sangat kurang terang. Apakah kebudayaan merupakan esensi atau jiwa orang Bali, suatu gagasan politik yang direkayasa oleh Orde Baru, atau cara menjual seni pertunjukan, barang atau pengalaman kepada wisatawan? Jarang disadari di Indonesia bahwa Bali terkenal di Eropa sebelum Pulau Bali ditemukan oleh pelaut Barat yang sedang mencari sorga di dunia ini. Sejarah Bali tidak bisa dipisahkan dari khayalan orang Barat. Dilihat dari pandangan cultural studies, dari awal Bali merupakan ‘brand’ untuk dipasarkan – dan objek yang dijual adalah kebudayaan. Untuk mengerti apa yang sedang terjadi di Bali, perlu dipahami teori konsumsi dan branding. Walaupun kelihatannya yang dijual dan dibeli adalah barang atau pengalaman, sebenarnya yang dikonsumsi adalah perbedaan. Artikel ini menawarkan pemahaman mendalam mengenai hukumhukum branding dari sudut pandang kajian budaya. Kata Kunci: Bali; Branding; Kebudayaan sebagai Komoditi; Teori Konsumsi; Discourse.”

Keywords

Bali; Branding; Kebudayaan sebagai Komoditi; Teori Konsumsi; Discourse.

Downloads:

Download data is not yet available.

References

References Not Available

PDF:

https://jurnal.harianregional.com/kajianbali/full-13330

Published

2011-06-30

How To Cite

HOBART, Mark. Bali is a Brand: A Critical Approach.Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies), [S.l.], v. 1, n. 1, june 2011. ISSN 2580-0698. Available at: https://jurnal.harianregional.com/kajianbali/id-13330. Date accessed: 28 Aug. 2025.

Citation Format

ABNT, APA, BibTeX, CBE, EndNote - EndNote format (Macintosh & Windows), MLA, ProCite - RIS format (Macintosh & Windows), RefWorks, Reference Manager - RIS format (Windows only), Turabian

Issue

Vol 1 No 1 (2011): BALI DALAM MIKRO DAN MAKRO POLITIK

Section

Articles

Creative Commons License This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License