STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI DESA KEMETUL, KABUPATEN SEMARANG
on
STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS MASYARAKAT DI DESA
KEMETUL, KABUPATEN SEMARANG
Rindo Bagus Sanjaya
Universitas Kristen Satya Wacana Email: rindo.sanjaya@uksw.edu
ABSTRACT
This research aims to determine the potential of tourism based on supporting and inhibiting factors of rural tourism development in Desa Kemetul and analyzing the strategy of community-based tourism in Desa Kemetul. The research was conducted in Desa Kemetul Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. This study uses qualitative method which the data obtained through depth interviews with Kepala Desa Kemetul, Chairman of POKDARWIS Sekar Kanthil, Local Communities, and Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang, and then the data were analyzed using SWOT analysis. The study concluded that Desa Kemetul has a lot of tourism potential to become tourist attraction. Desa Kemetul needs to consider strengthening flagship product, the strategy of sustainable development of a tourist attraction, and strategies for institutional development and human resources.
Keywords: Development Strategy, Community Based Tourism,
Rural Tourism
Pendahuluan
Pada tahun 1995, World Tourism Organization (WTO) menunjukkan bahwa telah muncul perkembangan pariwisata alternatif (Sahawi 2015). Pariwisata alternatif adalah pariwisata yang mempertimbangkan pemanfaatan sumber daya alam saat ini untuk generasi mendatang, seperti green tourism, soft tourism, low-impact tourism, eco-tourism, responsible tourism, sustainable tourism, dan rural tourism (Hunter dan Green 1995; Mowforth dan Munt 1998).
Desa wisata merupakan salah satu pariwisata alternatif yang dapat dikembangkan pada era sekarang ini. Desa wisata menjadi relevan dengan terjadinya pergeseran model pembangunan pariwisata yang menitikberatkan pada aspek sosial, ekologis, dan pariwisata berbasis masyarakat. Zebua (2016) mengatakan bahwa desa wisata adalah sebuah kawasan pedesaan yang mempunyai karakteristik khusus untuk menjadi daerah tujuan wisata dengan keunikan fisik maupun kehidupan sosial dan budaya masyarakat setempat sebagai daya tariknya.
Desa Kemetul Kecamatan Susukan adalah sebuah desa yang terletak di Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Desa Kemetul merupakan salah satu dari 208 desa yang dipilih oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang untuk dipromosikan menjadi desa wisata. Desa Kemetul mulai resmi dikembangkan sebagai desa wisata pada tanggal 18 Juni 2011. Masyarakat Desa Kemetul menyambut positif kebijakan pemerintah tersebut, hal ini dibuktikan dengan adanya Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) yang dibentuk oleh masyarakat pada 10 Juni 2011.
Masalah yang dihadapi oleh Desa Kemetul adalah kurangnya kesiapan dan kesadaran masyarakat terhadap pariwisata. Menurut masyarakat dengan adanya pariwisata berarti meninggalkan mata pencaharian utama kemudian beralih ke sektor pariwisata. Masyarakat Desa Kemetul juga belum siap dengan kedatangan wisatawan dalam jumlah yang banyak. Masyarakat berpendapat bahwa dengan membangun sarana dan prasarana modern akan menarik wisatawan untuk datang ke Desa Kemetul tersebut.
Selain kurangnya kesiapan dan kesadaran masyarakat terhadap pengembangan desa wisata, ternyata promosi juga menjadi kendala bagi Desa Kemetul. Sarana promosi yang dibuat oleh Desa Kemetul kurang atraktif dan menarik bagi wisatawan meskipun sudah menggunakan aplikasi Facebook atau Blog, serta media seperti koran dan brosur. Padahal potensi wisata yang ada di Desa Kemetul sangat banyak, seperti; wisata kesenian dan kebudayaan, wisata kuliner, wisata alam, wisata pertanian, dan wisata bisnis.
Desa Kemetul juga memanfaatkan kehidupan desa atau kearifan lokal sebagai salah satu daya tarik wisata. Konsep pengembangan wisata yang ditawarkan di Desa Kemetul adalah konsep Pariwisata Berbasis Masyarakat, dimana pengembangan wisata yang ada diselaraskan dengan isu-isu pemberdayaan masyarakat lokal dan keberlanjutan budaya serta lingkungan. Penelitian ini akan melihat bagaimana pengembangan desa wisata yang memberikan nilai lebih, tidak hanya pada lingkungan dan ekonomi, namun juga terhadap peran dan tanggungjawab masyarakat di dalamnya.
Berangkat dari kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan untuk (1). Mengetahui potensi wisata Desa Kemetul Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang berdasarkan faktor pendukung dan penghambat dan (2). Mengetahui dan menganalisis strategi pengembangan pariwisata berbasis masyarakat di Desa Kemetul Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang.
Kajian Teoretis
Menurut Grede (2008) bahwa strategi adalah metode yang digunakan oleh organisasi untuk bergerak dari satu posisi ke posisi yang lain. Dalam membangun sebuah destinasi, sebuah strategi sangat diperlukan, supaya visi dan misi dapat tercapai dengan baik. Strategi yang efektif berkaitan dengan tiga persoalan organisasi, yaitu kompetensi, ruang lingkup, dan alokasi.
Strategi merupakan langkah yang tidak dapat dipisahkan dalam pengembangan. Rozalena dan Dewi (2016) menjelaskan bahwa pengembangan adalah konsekuensi dari hasil pendidikan dan pelatihan untuk memikul tanggungjawab, memperbaiki dan meningkatkan pengetahuan, dan kemampuan. Oleh sebab itu dalampengembangandesawisatahendaknyamempertimbangkan lingkungan alam dan sosial, sehingga tidak mengganggu struktur sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat setempat.
Berdasarkan pengertian strategi dan pengembangan, maka dapat disimpulkan bahwa strategi pengembangan adalah rencana atau serangkaian keputusan untuk mencapai tujuan menjadi
lebih luas, lebih dalam, dan lebih berkembang secara terstruktur dan sistematis.
Beeton (2006) menjelaskan bahwa pariwisata berbasis masyarakat adalah pengembangan pariwisata dengan memberdayakan masyarakat setempat yang bertujuan untuk menjaga keberlangsungan budaya, adat, dan kearifan lokal sebuah tempat. Pariwisata berbasis masyarakat mempunyai harapan agar pembagian keuntungan dari usaha pariwisata lebih banyak diterima langsung oleh masyarakat. Masyarakat merupakan pemain inti dalam proses perencanaan dan pelaksanaan, keterlibatan masyarakat dapat melalui panitia desa yang terpilih. Dalam pariwisata berbasis masyarakat, desa wisata merupakan salah satu daya tarik yang tidak dapat terlepas dari peran dan pemberdayaan masyarakat.
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (2011) mengatakan bahwa desa wisata adalah suatu desa yang memiliki daya tarik yang khas (dapat berupa keunikan fisik lingkungan alam perdesaan, maupun kehidupan sosial budaya masyarakatnya) yang dikemas secara alami dan menarik. Komponen penting dalam desa wisata adalah; (1) Akomodasi, yaitu tempat tinggal penduduk; (2) Atraksi, yaitu kehidupan keseharian penduduk serta latar fisik lokasi desa di mana wisatawan dapat berpartisipasi aktif seperti kursus tari, bahasa, memasak, dan hal-hal yang spesifik (Sahawi 2015).
Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, di mana peneliti sebagai instrumen kunci dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono 2015). Penelitian kualitatif bertujuan untuk proses eksplorasi dan memahami makna perilaku individu dan kelompok, menggambarkan masalah sosial atau masalah kemanusiaan.
Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Kemetul Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang. Penelitian ini akan menggunakan
Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat di Desa Kemetul, Kab. Semarang pendekatan-pendekatan personal dan wawancara mendalam untuk mendapatkan informasi terkait topik dan masalah dalam penelitian. Informan yang diambil adalah Kepala Desa Kemetul, ketua dan anggota kelompok sadar wisata (POKDARWIS) Sekar Kanthil, beberapa masyarakat Desa Kemetul, dan pemerintah Dinas Kabupaten Semarang. Penelitian ini juga mengambil data arsip Kepala Desa sebagai bahan pelengkap.
Hasil dan Pembahasan
Gambaran Umum Desa Kemetul
Desa Kemetul terletak di Kecamatan Susukan Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Luas wilayah Desa Kemetul adalah 166, 5 hektar yang terbagi menjadi empat dusun, yaitu Kaliwarak, Kiduljurang, Krajan, dan Sipenggung. Menurut data kependudukan 2016, jumlah penduduk di Desa Kemetul adalah 1714 jiwa, yang terdiri dari 847 laki-laki dan 867 perempuan. Penduduk Desa Kemetul mempunyai tingkat pendidikan yang variatif, lulusan SD (473 orang), SMP (353), SMA (197 orang), Perguruan Tinggi (15 orang), dan sisanya tidak bersekolah. Mata pencaharian penduduk Desa Kemetul didominasi oleh petani dan buruh, sedangkan penduduk lainnya bekerja sebagai PNS, pengusaha, dan pegawai swasta.
Foto 1: Membajak Sawah Salah Satu Aktivitas Di Desa Kemetul Sumber: Dokumentasi Pribadi
Perkembangan Pariwisata di Desa Kemetul
Desa Kemetul adalah salah satu dari 208 desa di Kabupaten Semarang yang dipromosikan menjadi desa wisata. Desa Kemetul mulai dikembangkan menjadi desa wisata pada bulan Juni 2011. Menurut Pemerintah Kabupaten Semarang dengan adanya program desa wisata maka desa-desa yang masih kurang dalam hal perekonomian dapat terangkat. Desa Kemetul masih dikategorikan sebagai desa embrio sehingga masih perlu pendampingan dari Dinas Pariwisata. Desa Kemetul di bawah pendampingan Dinas Pariwisata kemudian membuat Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) yang diberi nama Sekar Kanthil. Tujuan dari POKDARWIS ini adalah untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya partisipasi masyarakat dalam membangun desa wisata.
Foto 2: Festival Jolen sebagai Daya Tarik Wisata di Desa Kemetul Sumber: Dokumentasi Pribadi
Identifikasi Potensi Desa Kemetul Sebagai Desa Wisata
Potensi-potensi wisata di Desa Kemetul yang akan dikembangkan dapat diklasifikasikan ke dalam aspek 4A, yaitu aksesibilitas (accessibility), atraksi (attraction), amenitas (amenity), dan kelembagaan (ancillary).
-
1. Aksesibilitas (accessibility): Desa Kemetul mempunyai infrastruktur yang baik. Jalan menuju Desa Kemetul dapat dilewati kendaraan roda empat namun kurang tanda penunjuk jalan sehingga wisatawan yang datang dari luar daerah atau luar kota masih kesulitan mencari lokasi. Akses internet dan teknologi informasi di Desa Kemetul masih dalam tahap pengembangan sehingga belum optimal bagi wisatawan yang datang saat ini.
-
2. Atraksi (Attraction): Desa Kemetul mempunyai berbagai daya tarik seperti Wisata Alam (Bukit Sadang, Pohon Kanthil), Wisata Budaya (Merti Desa, Dawuhan, Sadranan), Wisata Kesenian (Reog Turonggo Sekar Kanthil, Capursari Dangdut Rebana/ CADAR), Wisata Buatan (Watu Lawang, Makam Nyi Kethul, Punden, Gazebo), Wisata Pertanian, Wisata Peternakan, Home Industry, dan Wisata Adventure (Motor cross, Grass track).
-
3. Amenitas (Amenity): Sarana dan prasarana yang ada di Desa Kemetul adalah sumber air bersih, sumber daya listrik, sistem telekomunikasi, sarana akomodasi, tempat parkir, kamar mandi/toilet, warung makan, pintu masuk/ shelter, ruang pertemuan, dan tempat sampah.
-
4. Kelembagaan (Ancillary): Desa Kemetul sudah memiliki beberapa kelembagaan sebagai penunjang desa wisata, seperti Kelompok Sadar Wisata Sekar Kanthil, Lembaga Pemerintahan Desa, Pertahanan Sipil, dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga.
Dukungan Masyarakat Lokal Terhadap Pengembangan Desa Wisata
Masyarakat Desa Kemetul memang mendukung pembangunan desa wisata, tetapi dalam prakteknya hanya sebagian kecil masyarakat yang terlibat. Masyarakat belum
memahami kebutuhan tentang sadar wisata. Lemahnya dukungan masyarakat ternyata dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang pariwisata, serta kepercayaan diri masyarakat yang masih kurang.
Untuk meningkatkan pemahaman dan kepercayaan diri masyarakat, Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang memberikan penyuluhan dan pelatihan bagi masyarakat desa. Dinas Pariwisata juga mengajak beberapa masyarakat khususnya dari anggota POKDARWIS untuk melakukan studi banding ke desa-desa wisata yang sudah berkembang. Selain itu, masyarakat juga didorong untuk mengikuti lomba desa wisata di lingkup Jawa Tengah.
Dinas Pariwisata Kabupaten Semarang berharap bahwa masyarakat dapat lebih mandiri dan siap mengembangkan desa wisata dengan strategi-strategi yang dibangunnya sendiri. Pemerintah tidak akan selamanya menunggu masyarakat untuk sadar wisata, namun dengan memberikan keberanian untuk belajar dan mencoba hal-hal baru, maka masyarakat akan menemukan cara yang efektif dalam mengembangkan Desa Kemetul. Saat ini masyarakat mulai membangun gazebo-gazebo di pinggir sawah, beberapa masyarakat berjualan makanan dan minuman, menjual paket wisata, di mana hal tersebut membuktikan bahwa masyarakat sudah mulai sadar terhadap pengembangan pariwisata di Desa Kemetul.
Keterlibatan Masyarakat dalam Perencanaan dan Pengembangan Desa Wisata Kemetul
Saat ini, masyarakat mulai aktif mengikuti pelatihan-pelatihan memandu wisata, dan terlibat dalam forum diskusi-diskusi desa. Masyarakat mulai memanfaatkan keahlian dan menyumbangkan barang yang dipunyai untuk pengembangan desa wisata. Keterlibatan masyarakat Desa Kemetul juga dapat dilihat dari pengadaan fasilitas-fasilitas pendukung, seperti taman baca, gazebo-gazebo, toilet umum, pelebaran lahan parkir,
dan sebagainya. Ada juga masyarakat yang membuat paket wisata pedesaan dan dipasarkan di luar kota, paket grass track, pentas tari-tarian dan reog, serta menjual makanan khas Desa Kemetul. Selain itu, masyarakat juga aktif terlibat dalam menjaga keamanan, mengurus lahan parkir, menjaga kebersihan, dan melakukan promosi desa wisata.
Analisis SWOT Pengembangan Desa Wisata Kemetul
Untuk mengembangkan dan mengoptimalkan Desa Kemetul sebagai desa wisata maka analisis SWOT digunakan untuk menyusun strategi-strategi berdasarkan pada kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman. Tabel 1 dan 2 akan menampilkan sintesa faktor kekuatan dan kelemahan serta sintesa faktor-faktor kesempatan dan ancaman Desa Wisata Kemetul.
Tabel 1 Sintesa Faktor-Faktor Kekuatan dan Kelemahan Desa Kemetul
Faktor-Faktor Strategi Internal |
SP |
K |
SP x K |
Bobot |
Kekuatan (S) | ||||
1. Potensi Sumber Daya Alam |
4 |
4 |
16 |
16/64= 0,3 |
2. Potensi Sumber Daya Budaya |
3 |
4 |
12 |
12/64= 0,2 |
3. Dukungan Masyarakat |
2 |
4 |
8 |
8/64= 0,1 |
4. Potensi Sumber Daya Manusia |
3 |
4 |
12 |
12/64= 0,2 |
5. Infrastruktur |
4 |
4 |
16 |
12/64= 0,2 |
Total SP x K |
64 |
1.0 | ||
Kelemahan (W) | ||||
1. Kelembagaan Belum Maksimal |
2 |
4 |
8 |
8/44= 0,2 |
2. Potensi Wisata Yang Belum Tergarap |
2 |
4 |
8 |
8/44= 0,2 |
3. Belum Ada Kerjasama Dengan Pihak |
3 |
4 |
12 |
12/44= 0,3 |
Luar | ||||
4. Tumbuhnya Sikap Komersial |
1 |
4 |
4 |
4/44= 0,1 |
5. Atraksi Belum Menjadi Daya Tarik |
2 |
4 |
8 |
8/44= 0,2 |
Total SP x K |
44 |
1.0 |
Tabel 2 Sintesa Faktor-Faktor Kesempatan dan Ancaman Desa
Kemetul
Faktor-Faktor Strategi Eksternal |
SP |
K |
SP x K |
Bobot |
Kesempatan (O) 1. Trend Pariwisata Desa |
4 |
4 |
16 |
16/52= 0,3 |
2. Peran Masyarakat Dalam |
3 |
4 |
12 |
12/52= 0,2 |
Pelestarian Budaya 3. Kebijakan Pemerintah Dalam |
2 |
4 |
8 |
8/52= 0,1 |
Pengembangan Desa Wisata 4. Teknologi dan Informasi Masuk Desa |
3 |
4 |
12 |
12/52= 0,2 |
5. Kerjasama dengan Pelaku Wisata |
3 |
4 |
12 |
12/52= 0,2 |
Total SP x K |
60 |
1.0 | ||
Ancaman (T) 1. Kondisi Politik Global |
1 |
4 |
4 |
4/48= 0,1 |
2. Kondisi Politik Nasional |
3 |
4 |
12 |
12/48= 0,2 |
3. Travel Warning di Beberapa Negara |
2 |
4 |
8 |
8/48= 0,2 |
4. Daya Saing Pariwisata |
4 |
4 |
16 |
16/48= 0,3 |
5. Bencana Alam |
2 |
4 |
8 |
8/48= 0,2 |
48 |
1.0 | |||
Total SP x K |
Setelah mengetahui sintesa faktor-faktor kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman, berikutnya pada Tabel 3 dan 4 akan menampilkan faktor-faktor strategik internal (IFAS) dan faktor-faktor strategik eksternal (EFAS).
Tabel 3 Faktor-Faktor Strategik Internal (IFAS)
Faktor-Faktor Strategi Internal |
Bobot |
Peringkat |
Bobot x Peringkat |
Kekuatan (S) | |||
1. Potensi Sumber Daya Alam |
0,3 |
4 |
1.2 |
2. Potensi Sumber Daya Budaya |
0,2 |
3 |
0.6 |
3. Dukungan Masyarakat |
0,1 |
2 |
0.2 |
4. Potensi Sumber Daya Manusia |
0,2 |
3 |
0.6 |
5. Infrastruktur |
0,2 |
4 |
0.8 |
Kelemahan (W) |
1. |
Kelembagaan Belum Maksimal |
0.2 |
2 |
0.4 |
2. |
Potensi Wisata Yang Belum Tergarap |
0.2 |
2 |
0.4 |
3. |
Belum Ada Kerjasama Dengan Pihak |
0.3 |
3 |
0.9 |
Luar | ||||
4. |
Tumbuhnya Sikap Komersial |
0.1 |
1 |
0.1 |
5. |
Atraksi Belum Menjadi Daya Tarik |
0.2 |
2 |
0.4 |
Tabel 4 Faktor-Faktor Strategik Eksternal (EFAS)
Faktor-Faktor Strategi Eksternal |
Bobot |
Peringkat |
Bobot x Peringkat |
Kesempatan (O) 1. Trend Pariwisata Desa |
0.3 |
4 |
1.2 |
2. Peran Masyarakat Dalam Pelestarian |
0.2 |
3 |
0.6 |
Budaya 3. Kebijakan Pemerintah Dalam |
0.1 |
2 |
0.2 |
Pengembangan Desa Wisata |
0.2 |
3 |
0.6 |
|
0.2 |
3 |
0.6 |
Ancaman (T) 1. Kondisi Politik Global |
0.1 |
1 |
0.1 |
2. Kondisi Politik Nasional |
0.2 |
3 |
0.6 |
3. Travel Warning di Beberapa Negara |
0.2 |
2 |
0.4 |
4. Daya Saing Pariwisata |
0.3 |
4 |
1.2 |
5. Bencana Alam |
0.2 |
2 |
0.4 |
Berdasarkan tabel IFAS dan EFAS, maka dapat dibuat Matriks SWOT yang terdiri atas empat kuadran seperti yang ditunjukkan oleh Tabel 5 di bawah ini.
Tabel 5: Matriks SWOT
IFAS EFAS |
KEKUATAN (S)
|
KELEMAHAN (W)
|
KESEMPATAN (O)
|
STRATEGI (SO)
|
STRATEGI (WO)
|
ANCAMAN (T)
Beberapa Negara
|
STRATEGI (ST)
|
STRATEGI (WT)
|
Hasil perhitungan faktor internal dan eksternal Desa Kemetul menggunakan analisis SWOT akan menghasilkan koordinat yang dapat dilihat pada Gambar 2. Pada Gambar 2 menunjukkan bahwa Desa Kemetul berada pada posisi Kuadran 1. Kuadran 1 menjelaskan jika Desa Kemetul masih berada pada posisi yang baik karena ada kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih peluang yang menguntungkan. Analisis strategi yang digunakan dalam Kuadran 1 adalah pengembangan (strategi agresif).
PELUANG
II
I
EXPANSION
MENDUKUNG STRATEGI OFENSIF
STABILITY 3 •
MENDUKUNG STRATEGI RASIONALISASI
2•
1
KELEMAHAN
τ τ τ 1 τ τ τ
KEKUATAN
-3 -2 -1 1 2 3
-1 •
-2 •
III
IV COMBINATION MENDUKUNG STRATEGI DIVERSIFIKASI
RETRENCHMENT -3 •
MENDUKUNG STRATEGI DEFENSIF
ANCAMAN
Gambar 2 Diagram Matriks SWOT
Hasil perhitungan dari masing-masing kuadran dapat digambarkan pada Tabel 5 berikut.
Tabel 6. Kuadran SWOT
Kuadran |
Posisi Titik |
Luas Matrik |
Ranking |
Prioritas Strategi |
I |
(3.3, 3.3) |
10.89 |
1 |
Pengembangan |
II |
(2.7, 3.3) |
8.91 |
2 |
Stabilitas |
III |
(2.7, 3.0) |
8.1 |
4 |
Penciutan |
IV |
(3.3, 3.0) |
9.9 |
3 |
Kombinasi |
Strategi SO dalam Pengembangan Desa Wisata Kemetul
Strategi SO dalam pengembangan Desa Wisata Kemetul dijabarkan sebagai berikut: (1) Menggali potensi wisata yang ada di Desa Kemetul kemudian dikembangkan menjadi daya tarik bagi wisatawan, (2) Membuat produk-produk wisata khas Desa Kemetul, (3) Mengemas berbagai atraksi alam dan budaya yang ada di Desa Kemetul untuk ditawarkan kepada wisatawan, (4) Melakukan kerjasama dengan biro perjalanan dan para pemangku kepentingan pariwisata untuk turut mengembangkan Desa Wisata
Kemetul, (5) Memanfaatkan Sumber Daya Manusia yang ada, (6) Meningkatkan promosi Desa Kemetul dengan segala potensi dan keunikannya dengan memanfaatkan kemajuan Teknologi dan Informasi.
Strategi WO Dalam Pengembangan Desa Wisata Kemetul
Strategi WO dalam pengembangan Desa Wisata Kemetul dijabarkan sebagai berikut: (1) Menguatkan organisasi kelembagaan Desa Kemetul, (2) Menciptakan produk-produk khas, (3) Membuat daya tarik wisata yang inovatif, atraktif, dan menarik, (4) Mengajak dan meningkatkan kesadaran pariwisata kepada masyarakat, (5) Membentuk image Desa Kemetul sebagai salah satu tempat wisata alternatif pedesaan dengan memasyarakatkan pariwisata dan mempariwisatakan masyarakat sekitar, (6) Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang berkompeten dengan pariwisata, seperti biro perjalanan wisata, organisasi-organisasi wisata, LSM, dan pemerintah.
Strategi ST Dalam Pengembangan Desa Wisata Kemetul
Strategi SO dalam pengembangan Desa Wisata Kemetul adalah sebagai berikut: (1) Menawarkan potensi wisata kepada pihak luar, baik kepada pemerintah maupun pihak swasta, (2) Mengadakan kunjungan komparatif atau benchmarking sebagai bahan perbandingan kepada daerah-daerah yang memiliki karakteristik potensi sejenis dan lebih awal berkembang, (3) Memperkenalkan Desa Kemetul kepada masyarakat luas.
Strategi WT Dalam Pengembangan Desa Wisata Kemetul
Strategi WT dalam pengembangan Desa Kemetul dapat dijabarkan sebagai berikut: (1) Menyadari berbagai kelemahan yang ada di Desa Kemetul, kemudian berusaha mencari pemecahan, (2) Menyadarkan masyarakat bahwa desa wisata tidak dapat berjalan tanpa dukungan-dukungan dari semua pihak (stakeholders) termasuk masyarakat itu sendiri, (3)
Strategi Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat di Desa Kemetul, Kab. Semarang Menciptakan produk unggulan, meningkatkan infrastruktur, dan memaksimalkan partisipasi masyarakat terhadap pengembangan Desa Wisata Kemetul.
Simpulan dan Saran
Dilihat dari aspek potensi wisata yang ada, Desa Kemetul didukung dengan aksesibilitas jalan raya yang memadai, namun masih perlu petunjuk jalan untuk memudahkan wisatawan yang akan datang. Fasilitas penunjang di Desa Kemetul sudah layak, seperti air bersih, sumber daya listrik, sistem telekomunikasi, lahan parkir, toilet umum, warung makan, dan tempat sampah. Desa Kemetul mempunyai atraksi dan daya tarik seperti wisata alam, wisata budaya, kegiatan spiritual masyarakat, wisata kesenian, wisata buatan, homestay, wisata pertanian, wisata peternakan, home industry, dan wisata adventure. Desa Kemetul juga membentuk Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) yang bernama Sekar Kanthil, Lembaga Pemerintahan Desa, dan Pertahanan Sipil.
Dukungan masyarakat lokal Desa Kemetul terhadap perencanaan dan pengembangan desa wisata sudah sejalan dengan prinsip pariwisata berbasis masyarakat. Masyarakat Desa Kemetul sudah ikut andil dan terlibat dalam pengembangan desa wisata, mulai dari perencanaan (master plan), pengambil keputusan, pelaksanaan, dan menikmati hasilnya. Masyarakat terlibat dalam penyediaan sarana dan prasarana penunjang wisata seperti; pertanian dan peternakan, penyedia sarana transportasi dan akomodasi, menjaga kebersihan, mengelola parkir, dan menjadi pemandu wisata. Namun ternyata belum semua masyarakat terlibat dalam pengembangan desa wisata tersebut.
Strategi pengembangan Desa Wisata Kemetul dilakukan menggunakan analisis SWOT dengan melakukan strategi pengembangan kelembagaan dan SDM, strategi promosi, strategi penguatan produk unggulan, dan strategi pengembangan daya
tarik wisata berkelanjutan. Strategi pengembangan kelembagaan dan SDM dilakukan untuk meningkatkan kesadaran dan kepercayaan diri masyarakat dengan menanamkan mindset pentingnya menjaga keberlangsungan budaya dan alam. Menyiapkan SDM berkualitas dengan pelatihan-pelatihan dan melakukan studi banding ke desa wisata yang sudah berkembang. Strategi promosi dengan melakukan kerjasama dengan pihak luar seperti Biro Perjalanan Wisata, membuat brosur, flyer, atau banner yang lebih atraktif, dan memanfaatkan internet sebagai sarana promosi. Strategi pengembangan produk unggulan dengan menggali potensi wisata yang ada di Desa Kemetul, meningkatkan sarana dan prasarana penunjang. Strategi pengembangan daya tarik wisata berkelanjutan dengan cara menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan budaya, serta masyarakat berperan dan diberdayakan dengan baik.
Daftar Pustaka
Beeton, S.. 2006. Community Development Through Tourism. Australia: Landlinks.
Blackstock, K. 2005. A Critical Look at Community Based Tourism. Community Development Journal Vol 40 No 1: Oxford University Press and Community Development Journal 2005.
Burns, P.M.,Novelli, M. 2008. Tourism Development; Growth, Myths, and Inequalities. USA: CABI North American Office
Craig, J.C., R.M. Grant. 1996. Strategic Management. The Fast-Track MBA Series. Jakarta: Elex Media Computindo.
Firdaus, H. 2015. Pariwisata Ditargetkan Sumbang Devisa Terbesar. Jakarta: Kompas. http://print.kompas.com/baca/2015/06/16/Pariwisata-Ditargetkan-Sumbang-Devisa-Terbesar. Diakses terakhir 20 Juni 2016.
Flippo, E. B., 1987. Manajemen Personalia. Jakarta: Erlangga.
Freedman, L. 2013. Strategy; A History. New York: Oxford University Press.
Grede, R. 2008. 5 Strategi Ampuh Berbisnis. Yogyakarta: PT Bentang Pustaka
Gunawan, M. Ortis, O. 2012. Rencana Strategis: Pariwisata Berkelanjutan dan Green Jobs Untuk Indonesia. Jakarta: Kemenparekraf & International Labour Organization.
Halbertsma, M. Stripriaan A.V Ulzen. P.V., 2011. The Heritage Theatre: Globalisation and Cultural Heritage. Newcastle: Cambridge Scholars Publishing.
Hijriati, E., Mardiana R. 2014. Pengaruh Ekowisata Berbasis Masyarakat Terhadap Perubahan Kondisi Ekologi, Sosial, dan Ekonomi di Kampung Batusuhuna Sukabumi. Bogor: Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia IPB. Jurnal Sosiologi Pedesaan, ISSN : 2302 - 7517, Vol. 02, No. 03, halaman: 146 -159. http://journal.ipb.ac.id/index.php/sodality/article/
view/9422. Diakses terakhir 1 Juli 2016.
Inskeep, E. 1991. Tourism Planning, andIntegrated and Sustainable Development Approach. New York: Van Nostrand Reinhold. http:// www.intechopen.com/download/pdf/35710. Diakses terakhir 20 Juni 2016.
Irfandi. 2015. Pengembangan Model Latihan Sepak Bola dan Bola Voli (Studi Penelitian Pada Atlet Putra-Putri Di Banda Aceh. Yogyakarta: Deepublish.
Jones, S.. 2004. Community Based Ecotourism; The Significance of Social Capital. Great Britain: Elsevier. Annals of Tourism Research, Vol. 32, No. 2, pp. 303-324, 2005.
Jupir, M.M.. 2003. Implementasi Kebijakan Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal (Studi Di Kabupaten Manggarai Barat). Malang: Fakultas Ilmu Administrasi Publik Universitas Brawijaya. Journal of Indonesian Tourism and Development Studies. E-ISSN: 2338-1647.
http://www.jitode.ub.ac.id/index.php/jitode/article/viewFile/105/pdf. Diakses terakhir 1 Juli 2016.
Mediatama Perkasa. 2015. Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat. http://mediatamaperkasa.weebly.com/pariwisata-berbasis-masyarakat.html. Diakses 21 Juni 2016.
Mowforth, M., Munt I., 1998. Tourism and Sustainability: New Tourism in the Third World. London: Routledge.
Muhyi, Herwan Abdul, Zaenal Muttaqin, & Healthy Nurmalasari. 2016. HR Plan & Strategi; Strategi Jitu Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Raih Asa Sukses.
Nasdian, F. T., 2014. Pengembangan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka
Obor Indonesia.
Natalia, D., 2006. Geografi. Jakarta: Grasindo.
Nugraheni, E.. 2002. Sistem Pengelolaan Ekowisata Berbasis Masyarakat di Taman Nasional (Studi Kasus Taman Nasional Gunung Halimun). Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Nuryanti, W., 1999. Heritage, Tourism and Local Communities. Yogyakarta: UGM Press.
Okazaki, E., 2008. A Community Based Tourism Model: Its Conception. Journal of Sustainable Tourism, Vol. 16, No. 5, 2008.
Priasukmana, S., Mulyadin, R.M.. 2001. Pembangunan Desa Wisata: Pelaksanaan Undang-Undang Otonomi Daerah. Info Sosial Ekonomi Vol. 2 No.1 (2001) pp. 37-44. http://puspijak.org/uploads/info/ v2n1-4DsOt.pdf. Diakses terakhir 25 Juni 2016.
Raharjana, D.T., 2012. Membangun Pariwisata Bersama Rakyat: Kajian Partisipasi Lokal Dalam Membangun Desa Wisata Di Dieng Plateau. Kawistara, Vol. 2, No. 3, Desember 2012:225-237. file:///E:/3935-6368-1-SM.pdf. Diakses terakhir 3 Juli 2016.
Rozalena, A. Dewi, S.K. 2016. Panduan Praktis Menyusun Pengembangan Karir dan Pelatihan Karyawan. Jakarta: Raih Asa Sukses.
Sahawi, M. El. 2015. Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata Dan Dampaknya Terhadap Peningkatan Ekonomi Masyarakat. Bogor: Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor.
Samsudin, S., 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Satria, D., 2009. Strategi Pengembangan Ekowisata Berbasis Ekonomi Lokal Dalam Rangka Program Pengentasan Kemiskinan Di Wilayah Kabupaten Malang. Malang: Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Jurnal of Indonesian Applied Economics Vol. 3 No. 1 Mei 2009, 37-47.
http://jiae.ub.ac.id/index.php/jiae/article/viewFile/136/105. Diakses terakhir 1 Juli 2016.
Shankar, V., Carpenter, S.G.. 2012. Handbook of Marketing Strategy. UK: Edward Elgar Publishing Limited.
Siagian, S. P., 2004. Teori Aplikasi dan Motivasinya. Jakarta: Rineke Cipta.
Soekarya T., 2011. Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Melalui Pengembangan Desa Wisata. Jakarta: Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata.
Stone, L.S. Stone, T. M., 2010. Community-Based Tourism Enterprises: Challenges and Prospects for Community Participation; Khama Rhino Sanctuary Trust, Botswna. University of Botswana Library: Journal of Sustainable Tourism. Vol. 19, No. 1, Januari 2011, 97- 114.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Manajemen: Pendekatan Kuantitatif, Kualitiatif, Kombinasi (mix methods),Penelitian Tindakan (Action Research), Penelitian Evaluasi. Bandung: Alfabeta.
Sumarto, H, S., 2009. Inovasi, Partisipasi, dan Good Governance; 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Sutadji. 2010. Perencanaan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Dee Publish.
Syafi’i, M,, Suwandono, S.. 2015. Perencanaan Desa Wisata Dengan Pendekatan Konsep Community Based Tourism (CBT) Di Desa Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak. Semarang: UNDIP. Jurnal Ruang, Vol. 1 No. 2, April 2015, 61-70. ISSN 1858-3881.
http://ejournal2.undip.ac.id/index.php/ruang/article/view/85/34. Diakses terakhir tanggal 3 Juli 2016.
Utama, I G.B.R., 2013. Pengembangan Wisata Kota Sebagai Pariwisata Masa Depan Indonesia. Badung-Bali: Universitas Dhyana Pura.
Utama, I.G.B.R., 2016. Pengantar Industri Pariwisata; Tantangan dan Peluang Bisnis Kreatif. Yogyakarta: Deepublish.
Vellas, F., Becherel L., 1999. Pemasaran Pariwisata Internasional – Sebuah Pendekatan Strategis. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Venuemagz, 2015. Referensi MICE Indonesia.
http://www.venuemagz.com/artikel/news/2015/10/tahun-2016-pariwisata-menyumbang-devisa-rp172-triliun/. Diakses terakhir tanggal 5 Agustus 2016.
Wihasta, C. R., Prakoso, H.B.S., 2012. Perkembangan Desa Wisata Kembang Arum dan Dampaknya Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Donokerto Kecamatan Turi. Yogyakarta: UGM. Jurnal Bumi Indonesia, Vol. 1 No.1 2012.
www.kemenpar.go.id. http://www.kemenpar.go.id/asp/ringkasan. asp?c=1003&nk=1. Diakses terakhir tanggal 10 Oktober 2016.
Zebua, M., 2016. Inspirasi Pengembangan Pariwisata Daerah. Yogyakarta:
Deepublish.
Profil Penulis
Rindo Bagus Sanjaya lahir di Salatiga, 04 Agustus 1989. Menyelesaikan pendidikan Diploma 3 pada Program Studi Usaha Perjalanan Wisata di Universitas Kristen Satya Wacana pada tahun 2012. Kemudian melanjutkan studi Sarjana Terapan (D4) Program Studi Destinasi Pariwisata di Universitas Kristen Satya Wacana tahun 2015. Pada tahun yang sama 2015, melanjutkan Program Studi Magister Manajemen di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata Indonesia di Semarang. Aktif sebagai pegiat pariwisata di Salatiga dan bekerja sebagai dosen di Program Studi Destinasi Pariwisata, Fakultas Teknologi Informasi, Universitas Kristen Satya Wacana. Dapat dihubungi melalui surat elektronik rindo.sanjaya@uksw.edu.
110
JUMPA Volume 05, Nomor 01, Juli 2018
Discussion and feedback