Rancang Bangun Evolved Network Management System Application (EVOMAC) pada Ekosistem Infrastruktur Jaringan Universitas Udayana
on
Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 21, No.1, Januari – Juni 2022
DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2022.v21i01.P13 89
Rancang Bangun Evolved Network Management System Application (EVOMAC) Pada Ekosistem Infrastruktur
Jaringan Universitas Udayana
Adhitya Bayu Rachman Pratama1, Gede Sukadarmika2, Nyoman Putra Sastra3
[Submission: 06-01-2022, Accepted: 01-02-2022]
Abstract—Network Management System is a device with piles of capabilities to help the network engineer to utilize independent network component especially in a wide framework. Network Management System have the capabilities to identify, configure, monitor, update, and troubleshoots the wired also wireless network devices as well. Udayana University already using two different network management system such as Cacti and OpenNMS. In the 2018 research done by Yohanes, N.H., et all. shows that OpenNMS is a better network management system than Cacti, since it has various functions than Cacti. Hence the OpenNMS were chosen as an integrated component in their application for a network management system purposes. However, the 2018 research was still focusing in accommodate a single API method, which is GETMethod only. This makes their application is only owning one function, to deliver information about outages in the corresponding network. Thus, EVOMAC present as a solution not only to simplify the workflow of the network engineers, but is also able to modify the network via node adding and deleting. EVOMAC is an acronym to Evolved Network Management System Application which constructed from OpenNMS, PostgreSQL, Telegram, and NodeJS. Unlike its predecessor in 2018 research which only utilizes one API method, EVOMAC is utilizing four basic API methods such as POSTMethod, PUTMethod, GETMethod, and DELETEMethod. All of those API methods are the foundation of the command functions /start, /nodes, /addnode, /deletenode, /alarm, /category, and /requisition. Each of the command function has their own response time duration since it is related to the speed of the connected internet and the amount of people who has access to it. Also, EVOMAC has a much more variative outage categories than the previous application research done in 2018. The three categories are MINOR, MAJOR, and CRITICAL. While the previous application research only has two categories MINOR and MAJOR.
Keywords— EVOMAC, Simplify, Solution, Respond, API
Intisari—Sistem Manajemen Jaringan merupakan sebuah perangkat dengan kapabilitas membantu network engineer untuk mengelola komponen jaringan independent pada framework jaringan yang lebih besar.
Universitas Udayana telah menggunakan beberapa platform untuk keperluan network management seperti Cacti dan OpenNMS. Namun, pada penelitian tahun 2018 yang telah dilakukan oleh Yohanes, N.H., dkk. menunjukkan bahwa OpenNMS lebih baik dari Cacti. Sehingga hal tersebut yang membuat OpenNMS menjadi komponen pengintegrasi dalam aplikasi network management system pada penelitian tahun 2018 tersebut. Penelitian pada aplikasi itu masih berfokus pada pemanfaatan satu metode API saja yaitu GETMethod, sehingga aplikasi tersebut hanya memiliki fungsi untuk menginformasikan gangguan atau kejadian dalam jaringan. Maka dari itu, dalam penelitian ini EVOMAC digagaskan untuk memberikan sebuah solusi berupa penyederhanaan workflow bagi para administrator jaringan, hingga memberikan kemudahan modifikasi jaringan via penambahan serta penghapusan node. EVOMAC merupakan kependekan dari Evolved Network Management System Application yang terkonstruksi dari OpenNMS, PostgreSQL, Telegram, dan NodeJS. Tak seperti aplikasi pendahulu pada penelitian tahun 2018 yang hanya memberdayakan satu metode API, EVOMAC memberdayakan empat metode API yaitu, GETMethod, POSTMethod, PUTMethod, dan DELETEMethod. Seluruh metode API tersebut merupakan dasar dari fungsi perintah pada EVOMAC seperti, /start, /nodes, /addnode, /deletenode, /alarm, /category, dan /requisition. Pada penelitian ini ditemukan adanya perbedaan durasi respons tiap command function, hal tersebut dipengaruhi oleh kecepatan koneksi jaringan internet, serta jumlah pengakses koneksi jaringan internet tersebut. Selain itu, kategori gangguan dari EVOMAC lebih variatif dari aplikasi pendahulu pada tahun 2018 yang hanya menggunakan dua kategori gangguan MAJOR, MINOR. Sementara EVOMAC sudah menggunakan tiga kategori MAJOR, MINOR, dan CRITICAL. Penambahan kategori galat tersebut bertujuan untuk melakukan tindak preventif sedini mungkin saat gangguan dalam jaringan terjadi.
Kata Kunci— EVOMAC, Simplifikasi, Solusi, Respons, API
-
I. Pendahuluan
Sistem manajemen jaringan adalah sebuah aplikasi ataupun seperangkat aplikasi dengan kapabilitas membantu network engineer dalam mengelola komponen jaringan independen pada framework jaringan yang lebih besar [1]. Network Management System (NMS) mampu mengidentifikasi, mengonfigurasi, memonitor, memperbaharui, dan melakukan troubleshooting pada perangkat jaringan baik wired maupun wireless dalam sebuah network [2]. Kemudian, sebuah sistem manajemen kontrol berperan untuk menampilkan data performansi yang telah terkumpul dari tiap komponen jaringan,
![](https://jurnal.harianregional.com/media/81881-1.jpg)
sehingga para network engineer mampu melakukan perubahan jika diperlukan.
Network Management System (NMS) mampu mengidentifikasi, mengonfigurasi, memonitor, memperbaharui, dan melakukan troubleshooting pada perangkat jaringan baik wired maupun wireless dalam sebuah enterprise network. Kemudian, sebuah sistem manajemen kontrol berperan untuk menampilkan data performansi yang telah terkumpul dari tiap komponen jaringan, sehingga para network engineer mampu melakukan perubahan jika diperlukan [1].
Universitas Udayana telah menggunakan beberapa platform untuk keperluan network management, seperti Cacti™ dan OpenNMS™. Cacti merupakan sebuah network monitoring tools yang bekerja berdasarkan fasilitas Simple Network Management Protocol (SNMP) dan Round Robin Database Tools (RRD Tools) sehingga statistik performa jaringan dalam kurun waktu tertentu dapat dimonitor dengan baik. Ada keterbatasan penggunaan Cacti pada infrastruktur jaringan Universitas Udayana [3], [4]. Contohnya pada diagnosa kasus saat seorang network administrator tidak terdapat pada working area dan membutuhkan reliabilitas (kehandalan) tinggi terhadap ketersediaan informasi tentang “kesehatan” jaringan termonitor. Cacti belum dilengkapi sistem Network Map, sehingga menyulitkan network administrator dalam melakukan pemantauan jaringan tertentu. Selain itu pula Cacti belum memiliki fitur alert, sehingga penanganan pada jaringan yang mendapatkan suatu outage (masalah) tidak dapat dilakukan secara cepat dan akurat [3].
OpenNMS dengan integrasi bot Telegram™ sudah cukup andal dalam menjadi network monitoring platform untuk memberikan informasi pada administrator terkait kesehatan jaringan. Namun penelitian tersebut masih terbatas pada pemberian notifikasi outage jaringan dan hanya memanfaatkan satu metode API yaitu GETMethod [3], [4]. Sehubungan dengan era internet of things, jumlah penggunaan network device dewasa ini mengalami lonjakan secara eksponensial. Hal tersebut tentu saja memengaruhi kemudahan proses updating instalasi dari segi physical maupun logical [5]. Maka dari itu penelitian ini menawarkan sebuah solusi dengan menambahkan feature “remote node adding” untuk mempermudah pekerjaan network administrator. Dengan adanya feature tersebut administrator dapat menambahkan node kapanpun dan dimanapun jika diperlukan. Dilengkapi dengan adanya feature pemantauan jaringan, aplikasi ini tentu dapat dikategorikan sebagai hasil evolusi dari aplikasi pendahulu. Hingga pada akhirnya, muncul sebuah gagasan untuk menciptakan Evolved Network Management System Application (EVOMAC) yang memanfaatkan empat metode API, antara lain GETMethod, POSTMethod, PUTMethod, dan DELETEMethod.
-
II. Manajemen Jaringan
Manajemen jaringan adalah berbagai macam proses, peralatan, dan aplikasi yang digunakan untuk mengadministrasi, mengoperasi, dan mengawasi sebuah infrastruktur jaringan. Manajemen performa dan analisis kesalahan juga termasuk dalam manajemen jaringan [6], [7]. Pengertian lebih mudahnya, manajemen jaringan adalah sebuah proses yang menjaga jaringan tetap sehat, sehingga mampu mendukung bisnis yang sehat pula [8].
Berkiblat dari Open System Interconnection (OSI), manajemen jaringan yang kredibel dan memiliki akuntabilitas tinggi harus memenuhi standard Fault, Configuration, Accounting, Performance, and Security (FCAPS). FCAPS merupakan model dan framework yang dicetuskan oleh International Standard Organization (ISO) for Telecommunications Network Management [9].
-
A. Fault Management
Manjemen kesalahan memfasilitasi administrator untuk memonitor infrastruktur jaringan tertentu agar dapat menentukan tindak lanjut jika terjadi galat atau kegagalan (down) [10].
-
B. Configuration Management
Manajemen konfigurasi memiliki fungsi untuk memonitor informasi pada konfigurasi jaringan, sehingga memudahkan pengelolaan software dan hardware [11].
-
C. Accounting Management
Fungsi dari manajemen akunting adalah untuk kalkulasi utilisasi jaringan dari seorang individu atau kelompok tertentu agar informasi penggunaan jaringan dapat dilacak hingga dapat dilakukan proses transaksi sebagai tujuan akunting. Manajemen akunting sering disebut sebagai billing management, hal ini karena pengaplikasian statistik pada jaringan telekomunikasi yang memungkinkan administrator untuk mendata kuota penggunaan hardware maupun software oleh suatu user [12].
-
D. Performance Management
Manajemen performansi atau dapat disebut juga sebagai manajemen kinerja fokusnya untuk memastikan bahwa performa dari suatu jaringan telekomunikasi bekerja dalam taraf yang aceptable [13]. Hal tersebut bertujuan agar administrator dapat melakukan preparasi untuk pengembangan jaringan di masa depan, dan untuk memelihara efektifitas serta efisiensi jaringan di masa kini. Penanganan performa jaringan meliputi throughput, network response time, packet loss density, link utilization, utilization percentage, error rate, dan sebagainya. Secara general, informasi tersebut dikumpulkan melalui manajemen Simple Network Management Protocol (SNMP) yang dipantau dan dikonfigurasi secara aktif agar dapat menotifikasi administrator untuk selalu memantau apakah performa jaringan berada di batas atas kinerja, atau berada di bawah standar kinerja yang telah ditetapkan [14]. Pengawasan jaringan secara aktif merupakan langkah fundamental untuk mewujudkan credible network management, karena dengan diterapkannya hal tersebut administrator mampu mengidentifikasi “percikan api” dalam suatu jaringan sebelum terjadi “kebakaran”, lebih tepatnya mendeteksi adanya potensi masalah dalam suatu jaringan agar dapat dicegah supaya masalah yang lebih besar tidak terjadi [14], [15]. Dengan melakukan pengawasan jaringan secara kredibel, pemeliharaan kesehatan pada jaringan tersebut dapat terjaga.
E. Security Management
Manajemen keamanan adalah metode safe-keeping untuk aset-aset yang berada dalam jaringan telekomunikasi. Manajemen keamanan tidak hanya melakukan sentralisasi pada keamanan ekosistem jaringan, namun juga menganalisis secara
Adhitya Bayu Rachman Pratama: Rancang Bangun Evolved Network …
Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 21, No.1, Januari – Juni 2022 DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2022.v21i01.P13 teratur informasi yang memiliki koneksi dengan keamanan [16]. Manajemen keamanan berfungsi untuk mengelola otentikasi, otorisasi, serta audit jaringan, dengan demikian external user ataupun internal user hanya dapat mengakses network resource yang proporsional sesuai dengan kebutuhan mereka [17]. General purposes yang lain dari manajemen keamanan adalah pengelolaan dan konfigurasi firewall jaringan, sistem deteksi instruksi, serta kebijakan keamanan.
-
III. Metodologi
Penelitian ini meliputi peninjauan respons API, klasifikasi metode API, prinsip kerja EVOMAC, kecepatan respons EVOMAC, breakdown topologi eksisting menjadi topologi simulasi, serta simulasi pada ekosistem infrastruktur jaringan Universitas Udayana. Diagram alir penelitian ini direpresentasikan pada Gambar 1.
Langkah pertama adalah melakukan pengumpulan data spesifikasi node jaringan pada ekosistem infrastruktur jaringan Universitas Udayana. Data yang dikumpulkan berupa topologi jaringan eksisting, kemudian IP Address dari node eksisting, lalu IP Address dari dummy node, hingga pembuatan topologi jaringan simulasi. Langkah kedua adalah inisiasi pembuatan aplikasi EVOMAC dengan menintegrasikan Node.JS, OpenNMS, dan Bot API Telegram. Ketiga komponen tersebut dipilih sebagai elemen pendukung EVOMAC karena mudah dipelajari, banyak penelitian yang sudah menggunakan elemen tersebut, serta ketersediaan informasi untuk pedoman pengerjaan aplikasi dengan menggunakan Node.JS, OpenNMS, PostgreSQL, ataupun bot Telegram [5], [6], [7]. Langkah ketiga merupakan simulasi aplikasi EVOMAC menggunakan dummy nodes yang telah dibuat berdasarkan IP Address website, proses simulasi tersebut meliputi beberapa tahapan mulai dari penambahan node, penghapusan node, sampai memeriksa kondisi node yang telah di-assign pada jaringan simulasi. Langkah keempat memiliki tujuan untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan dari EVOMAC, kelebihan didapatkan dari adanya penambahan metode API pada EVOMAC dibandingkan aplikasi pendahulu. Aplikasi pada penelitian tahun 2018 hanya berfokus menggunakan satu metode saja yaitu GETMethod [3], [4]. Sedangkan EVOMAC sudah menggunakan empat metode API sekaligus (GETMethod, PUTMethod, POSTMethod, dan DELETEMethod) yang membuat aplikasi ini memiliki lebih banyak fungsi perintah serta memiliki tingkat kompleksitas lebih tinggi. Sedangkan kekurangan didapatkan dari durasi respons EVOMAC yang memiliki ketergantungan dengan kecepatan koneksi jaringan internet terkoneksi dengan device milik user.
![](https://jurnal.harianregional.com/media/81881-2.png)
Gambar 1: Diagram Alir/Flowchart Penelitian
![](https://jurnal.harianregional.com/media/81881-3.jpg)
![](https://jurnal.harianregional.com/media/81881-4.jpg)
![](https://jurnal.harianregional.com/media/81881-5.jpg)
Gambar 2: Topologi Jaringan Eksisting Universitas Udayana
-
IV. Hasil dan Pembahasan
-
A. Instalasi dan Konfigurasi OpenNMS
Instalasi dan konfigurasi OpenNMS merupakan tahapan dasar dalam pembuatan aplikasi ini, hal tersebut dikarenakan peran OpenNMS sebagai data provider yang sangat penting dalam alur delivery komunikasi EVOMAC dengan user [18], [19]. Tahapan instalasi dan konfigurasi OpenNMS meliputi beberapa tahapan mulai dari mempersiapkan Ubuntu server 20.04 yang hendak digunakan sebagai base operating system, lalu recheck dan konfigurasi Java agar OpenNMS dapat diintegrasikan EVOMAC serta mampu memahami seluruh command function dari user, kemudian integrasi OpenNMS dengan PostgreSQL supaya mampu bersinergi dalam melakukan penyimpanan data serta update data dalam database[20], [21], [22]. Setelah seluruh tahapan tersebut sudah mampu dieksekusi secara baik dan benar, maka OpenNMS sudah siap untuk diaktivkan sebagai complementary requirements dalam EVOMAC.
-
B. Instalasi dan Konfigurasi EVOMAC
EVOMAC memiliki beberapa tahapan untuk proses instalasi dan konfigurasi antara lain.
-
1) Tahap Pertama: Berdasarkan website OpenNMS, user harus mempersiapkan server dengan kapasitas minimal adalah CPU 2 Core, 4 GB RAM, 50 GB HDD, hal tersebut secara khusus diaplikasikan pada sebuah sistem uji. Sedangkan jika diaplikasikan dalam sebuah real-life server, kapasitas yang dibutuhkan sebesar CPU Quad core, 16 GB RAM, 1 TB HDD seperti pada Gambar 4.
-
2) Tahap Kedua: Pembuatan topologi jaringan simulasi EVOMAC di Gambar 3 berkaca pada topologi jaringan eksisting kampus Universitas Udayana dalam Gambar 2. Topologi jaringan simulasi merupakan hasil simplifikasi dari topologi jaringan eksisting karena proses simulasi hanya membutuhkan duabelas dummy nodes sesuai dalam Tabel 1.
-
3) Tahap Ketiga: Instalasi dan konfigurasi bot Telegram EVOMAC melalui BotFather yang dapat ditelusuri via kolom pencarian aplikasi Telegram Messenger seperti pada Gambar 7. Proses konfigurasi EVOMAC dengan menggunakan Visual
Studio Code adalah penginputan command functions mulai dari /start, /nodes, /addnode, /deletenode, /alarm, /category, dan /requisitions agar EVOMAC dapat merespond perintah yang ditransmisikan oleh user. Pada penelitian tahun 2018, aplikasi pendahulu hanya menggunakan satu method API yaitu GETMethod. Sehingga fungsi perintah dari aplikasi terebut hanya dapat memvisualisasikan gangguan atau kejadian dalam suatu jaringan [3], [4]. Sedangkan pada EVOMAC, digunakan sebanyak empat basic API method antara lain POSTMethod, PUTMethod, GETMethod, dan DELETEMethod. Ke empat basic API method ini memiliki peran masing-masing dalam meningkatkan kompleksitas serta menambahkan fungsi perintah dibandingkan aplikasi pendahulu pada penelitian tahun 2018. EVOMAC tak hanya dapat menampilkan gangguan atau kejadian dalam jaringan, tetapi juga mampu melakukan modifikasi jaringan melalui penambahan node, penginputan IP Address, penamaan requisition, dan pengelompokan kategori. Seluruh metode dasar API yang digunakan oleh EVOMAC telah dielaborasi secara detail pada Tabel 5.
Gambar 3: Topologi Jaringan Simulasi Universitas Udayana
Just testing* Minimum server specification**
CPU 2 GHz dual ∞re x86_64 3 GHz quad core x86_64 and above
RAM 4 GB (physical) 16 GB (physical) and above
Storage (disk space) 50 GB HDD, SSD 1 TB with SSD and above
Gambar 4: Spesifikasi Server untuk OpenNMS
-
C. Simulasi EVOMAC
Simulasi EVOMAC terbagi atas dua bagian utama yaitu, simulasi atas fungsi perintah dan simulasi atas durasi respons umpan balik. Simulasi atas fungsi perintah akan mengelaborasikan seluruh command functions dan bagaimana peran tiap function dalam EVOMAC. Kemudian untuk simulasi durasi respons feedback merupakan hasil pengujian respons
DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2022.v21i01.P13 EVOMAC pada Cafe XYZ dengan waktu pengujian dilakukan pada Pagi Hari, Siang Hari, dan Malam Hari.
-
1) Simulasi Fungsi Perintah: Penelitian ini merancang agar EVOMAC mampu menjalankan beberapa fungsi perintah (command function) seperti /start, /nodes, /addnode, /deletenode, /alarm, /category, dan /requisitions. Seluruh fungsi perintah tersebut mendukung simplifikasi workload dari para user atau administrator yang hendak melakukan task melalui dashboard OpenNMS menjadi dapat dilakukan via room chat Telegram messenger.
TABEL I
IP Address Dummy Nodes
IP ADDRESS |
ROLE |
13.228.189.125 |
Switch FT |
52.221.182.227 |
Switch FEB |
3.0.184.153 |
Switch FAPET |
13.250.41.33 |
Switch FISIP |
3.1.203.71 |
Router Core |
54.179.61.230 |
Switch Core |
13.212.140.22 |
Switch FH |
13.212.225.138 |
Switch FIB |
18.138.19.227 |
Switch FKP |
13.251.182.224 |
Switch FPAR |
13.229.140.188 |
Switch FMIPA |
18.141.88.157 |
Switch FP |
Fungsi perintah /start memiliki peran dalam menampilkan seluruh fungsi perintah yang telah di-assign seperti pada Gambar 5. Fungsi perintah /nodes berperan dalam visualisasi list node aktif dalam jaringan terintegrasi. Tak hanya itu, fungsi perintah /nodes juga mampu memberikan informasi detail suatu corresponding node seperti Node ID, Label, Source, Interface dan Category yang dapat dilihat pada Gambar 6. Fungsi perintah /addnodes memiliki kapabilitas berupa kustomisasi node untuk ditambahkan pada jaringan. Kustomisasi tersebut berupa requisition, penambahan IP Address, label, dan category pada Gambar 7. Kemudian, fungsi perintah /deletenode yang merupakan anti thesis dari perintah /addnode memiliki peranan untuk menghapus node terpilih oleh user dari jaringan terintegrasi seperti pada Gambar 8. Dilanjutkan oleh fungsi perintah /alarm dengan peran sebagai announcer jika terdapat suatu kejadian tertentu dalam jaringan terintegrasi seperti dalam Gambar 9. Adapun tingkat kejadian dalam suatu jaringan terintegrasi dengan EVOMAC dibagi menjadi tiga tingkat antara lain MINOR, MAJOR, dan CRITICAL sesuai pada Tabel 6. Terakhir, fungsi perintah /category dan /requisition berperan dalam menampilkan kategori dan
93 rekuisisi dari suatu node yang telah dimasukkan ke dalam jaringan seperti pada Gambar 10 serta Gambar 11 secara berturut-turut.
-
2) Simulasi Respons Feedback: Pengujian respons feedback EVOMAC dilakukan pada Cafe XYZ Denpasar yang memiliki koneksi jaringan internet dengan kecepatan download
20,80 Mbps, upload 7,62 Mbps, dan PING 4 ms dengan tiga skenario berbeda. Skenario pertama dilakukan pada waktu Pagi Hari pukul 08.00 – 09.00 WITA (Breakfast Time) di Tabel 2
menghasilkan average response time selama 0,98 s. Hal tersebut dipengaruhi oleh occupancy rate dari Cafe XYZ yang saat itu hanya sebesar 20%. Kemudian, skenario kedua
dijalankan pada waktu Siang Hari pukul 12.00 – 13.00 WITA (Lunch Time) di Tabel 3 menghasilkan average response time selama 1,18 s. Hal tersebut dipengaruh oleh occupancy rate dari Cafe XYZ yang saat itu berada pada angka 70%. Lalu,
skenario ketiga dilaksanakan pada waktu Malam Hari pukul 20.00 – 21.00 WITA (Prime Time) di Tabel 4 menghasilkan average response time selama 1,01 s. Hal itu dapat terjadi karena occupancy rate dari Cafe XYZ berada di angka 50%. Average response time diperoleh berdasarkan pengaplikasian persamaan (1) pada data setiap skenario [23].
_ ∑fx x = n
(1)
Keterangan:
x = Mean (Rerata)
f = Frekuensi dari setiap kelas
x = Nilai mid-interval dari setiap kelas
n = Total frekuensi
∑fx= Jumlah dari nilai mid-interval dan frekuensi terkait
TABEL II
Hasil Pengujian Feedback saat Breakfast Time
Command Function |
Respond Durations |
Unit(s) |
/start |
1.08 |
Seconds |
/nodes |
1.03 |
Seconds |
/addnode |
0.9 |
Seconds |
/deletenode |
0.93 |
Seconds |
/alarms |
1.02 |
Seconds |
/categories |
0.96 |
Seconds |
/requisitions |
0.93 |
Seconds |
TABEL III
Hasil Pengujian Feedback saat Lunch Time
Command Function |
Respond Durations |
Unit(s) |
![](https://jurnal.harianregional.com/media/81881-7.jpg)
/start |
1.05 |
Seconds |
/nodes |
0.79 |
Seconds |
/addnode |
1.23 |
Seconds |
/deletenode |
1.56 |
Seconds |
/alarms |
1.32 |
Seconds |
/categories |
1.2 |
Seconds |
/requisitions |
1.1 |
Seconds |
TABEL III
Hasil Pengujian Feedback saat Prime Time
Command Function |
Respond Durations |
Unit(s) |
/start |
1.05 |
Seconds |
/nodes |
1.03 |
Seconds |
/addnode |
1.09 |
Seconds |
/deletenode |
0.93 |
Seconds |
/alarms |
1.02 |
Seconds |
/categories |
1.06 |
Seconds |
/requisitions |
0.92 |
Seconds |
22:22 Θ ∙ 4 √ ∙ ^l⅛ ^JZ Q 41%
ProjectEvomac .
bot *
October 12 /start 18:28 V^
Welcome to Project Evomac
List Menu
/start: show list of commands /nodes : show list of nodes /addnode : quick add node Zdeletenode: delete a node /notifications : show list of notifications /alarms : show list of alarms /categories : show list of categories /requisitions: show list of requisitions , 9.48
Gambar 5: Kapabilitas Fungsi Perintah /start
![](https://jurnal.harianregional.com/media/81881-8.jpg)
Gambar 6: Kapabilitas Fungsi Perintah /nodes
TABEL V
Basic API Method dalam EVOMAC
GETMethod | ||
No. |
Fungsi Perintah |
Keterangan |
1 |
requisitionNames?limit=0 |
mengambil seluruh data requisition |
2 |
requisitions |
meng-update data pada semua requisition |
3 |
categories?limit=0 |
mengambil seluruh data kategori |
4 |
notifications?limit=0 |
mengambil seluruh data notifikasi |
5 |
notifications/{id} |
mengambil detail data dari notifikasi id |
6 |
alarms?limit=0comparator= eq&severity=MAJOR |
mengambil seluruh data alarm dengan severity MAJOR |
7 |
alarms/{id} |
mengambil detail data dari alarm id |
8 |
nodes?limit=0 |
mengambil seluruh data node |
9 |
nodes/{id} |
mengambil detail data dari node id |
10 |
nodes/{id}/ipinterfaces |
mengambil seluruh data interface dari node id |
POSTMethod | ||
No. |
Fungsi Perintah |
Keterangan |
1 |
requisitions/${requisition}/ nodes |
menambahkan node pada requisition |
PUTMEthod | ||
No. |
Fungsi Perintah |
Keterangan |
1 |
requisitions/${requisition}/i mport |
me-refresh data pada requisition |
DELETEMethod | ||
No. |
Fungsi Perintah |
Keterangan |
1 |
requisitions/${requisition}/ nodes/${node} |
menghapus node pada requisition |
/addnode 2314
ADD NEW NODE
Template:
addNode(requisition:(requisition), label: (label), ip:(ip), categoryr(category))
Example:
addNode(requisition: Web-Requisition1
IabeIrLabeI, ip:127.0.0.1, categoryiWeb
Service)
========================= 23.14
addNode(req IiisitiorvWeb-RequisItion,
IabeIrNodeTriaI, ip:127.0.1.1, CategoryrWeb
Service) zj;is^
Node NodeTriaI added to Web-Requisition
23:1 B
0 pessage ^ φ
Gambar 7: Kapabilitas Fungsi Perintah /addnode
I DELETE NODE ∣
![](https://jurnal.harianregional.com/media/81881-9.jpg)
Gambar 8: Kapabilitas Fungsi Perintah /deletenode
Delete ID: 71 - Node 6884694986736
[web-service)
I Select Nodeto Delete ∣
Delete ID: 71 -(web-service)
Node 6884694986736 Deleted
Gambar 11: Kapabilitas Fungsi Perintah /addnode
TABEL VI
Event Severity Berdasarkan Klasifikasi EVOMAC
SEVERITY
MINOR
MAJOR
![](https://jurnal.harianregional.com/media/81881-10.png)
I Alarm 24 ∣
Time: 2021-10-1721:18
Severity: MAJOR
Node Label: Switch B
until this outage is resolved.
O (J Message
Description:
All interfaces on node Switch B are down because of the following condition:
. This event is generated when node outage processing determines that all interfaces on the node are down. New outage records have been created and service level availability calculations will be impacted
Message:
Node Switch B is down.
21:18
Alarm - 24 (MAJOR) 2ti8mz
![](https://jurnal.harianregional.com/media/81881-11.png)
CRITICAL
MEANING
A part of a device (a service, and interface, a power supply, etc.) has stopped functioning. The device needs attention.
A device is completely down or in danger of going down. Attention needs to be paid to this problem immediately.
This event means numerous devices on the network are affected by the event. Everyone who can should stop what they are doing and focus on fixing the problem.
TERJEMAHAN
Bagian dari sebuah perangkat (layanan, interface, catu daya, dll.) telah behenti bekerja. Perangkat tersebut membutuhkan perhatian. Sebuah perangkat sepenuhnya telah down atau dalam ancaman menuju down. Diperlukan adanya perhatian pada masalah ini secepat mungkin.
Alarm dengan status ini berarti banyak perangkat yang terpengaruh oleh kejadian tersebut. Siapapun yang mampu menangani permasalahan ini harus fokus memperbaiki masalah tersebut.
Gambar 9: Kapabilitas Fungsi Perintah /addnode
/categories 1633^-
I Total Categories : 8 ∣
Category ID: 1 - Routers,
Category ID: 2 - Switches,
Category ID: 3 - Servers,
Category ID: 4 - Production,
Category ID: 5 - Test,
Category ID: 6 - Development,
Category ID: 7 - Connection Splitter,
Category ID: 8 - Web Service 16.33
© & ∣Message ^ φ
Gambar 10: Kapabilitas Fungsi Perintah /addnode
/requisitions l63jrf
∣ Total Requisitions : 2 ∣
Requisition Web-Requisition,
Requisition website-requisition
Q GJ Message
-
D. Analisis Kelebihan dan Kekurangan EVOMAC
-
1) Kelebihan EVOMAC: Dibandingkan oleh penelitian pada tahun 2018 yang hanya memberdayakan satu method API untuk menampilkan kejadian atau gangguan dalam suatu jaringan EVOMAC mampu menambahkan node ke dalam jaringan. Penambahan tersebut meliputi input IP Address serta penggolongan requisition dan category. Node tersebut dapat diberikan label atau nama yang sudah disepakati oleh para administrator sehingga akan mempermudah proses administrasi serta pengawasan jaringan.
EVOMAC memberikan informasi berupa notifikasi secara real time jika terdapat node yang ditambahkan pada jaringan melalui grup khusus notifikasi. Jadi hal tersebut bisa membantu para administrator untuk mengetahui node ataupun device terbaru yang ada dalam jaringan.
Tak seperti penelitian pendahulu pada tahun 2018 yang hanya menggunakan dua parameter alarm MINOR dan MAJOR, EVOMAC memiliki parameter alarm sebanyak tiga buah, yaitu MINOR, MAJOR, dan CRITICAL. Hal tersebut akan membantu administrator untuk mengambil tindakan pencegahan sebelum node benar-benar down serta memberikan domino effect negatif pada node lainnya dalam jaringan.
-
2) Kekurangan EVOMAC: Durasi feedback tiap command function sangat bergantung dengan kecepatan koneksi jaringan internet, serta jumlah pengakses jaringan internet tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada ketiga skenario pengujian respons feedback dengan menggunakan koneksi jaringan internet Cafe XYZ Denpasar yang sangat terpengaruhi oleh occupancy rate pada cafe tersebut. Semakin tinggi occupancy rate maka durasi respons feedback akan semakin lama. Jika occupancy rate semakin rendah, secara vice versa durasi respons feedback akan semakin cepat.
V. Simpulan
Artikel ini telah merancang dan membangun sebuah evolved network management system application yang terkonstruksi
![](https://jurnal.harianregional.com/media/81881-12.jpg)
dari OpenNMS, Node.JS, Bot API Telegram, serta PostgreSQL, diikuti oleh elaborasi dalam bentuk narasi terkait prinsip kerja aplikasi tersebut.
Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa evolved network management system application (EVOMAC) berhasil dibangun. Seluruh perangkat keras dan perangkat lunak pada sistem dibangun bekerja sesuai dengan rancangan yang ditentukan. Kinerja dari aplikasi ini tak hanya mampu dalam menginformasikan gangguan dalam jaringan seperti aplikasi pendahulu, namun EVOMAC mampu melakukan modifikasi jaringan via penambahan node, penginputan IP Address, penamaan requisition, pengelompokan kategori node, menampilkan kategori gangguan lebih banyak dari aplikasi pendahulu, sekaligus melakukan pengawasan jaringan.
Dibandingkan oleh penelitian pada tahun 2018 yang hanya memberdayakan 1 method dasar API, EVOMAC menggunakan 4 method dasar API antara lain, GETMethod, POSTMethod, PUTMethod, dan DELETEMethod. GETMethod berfungsi unuk mengambil data dari server OpenNMS lalu memberikannya pada user dalam bentuk informasi penting yang mudah dipahami dan diolah. POSTMethod memiliki fungsi untuk menambahkan node pada requisition server OpenNMS. PUTMethod berfungsi untuk memperbaharui data pada requisition server OpenNMS. Terakhir DELETEMethod memiliki fungsi untuk mengapus node dalam requisition server OpenNMS.
Pengujian kecepatan respons notifikasi EVOMAC dilakukan pada jaringan internet berkecepatan Upload sebesar 7,62 Mbps dan kecepatan Download sebesar 20,80 Mbps memperoleh tiga hasil yang berbeda dalam tiga sesi pengujian (Pagi, Siang, dan Malam) secara berturut-turut memberikan rerata kecepatan respons notifikasi sebesar 0,98s; 1,18s; 1,01s. Kecepatan dari jaringan internet terkoneksi memiliki pengaruh pada pengiriman respons EVOMAC menuju user. Namun, hal tersebut tak membuat EVOMAC mengalami working failure pada seluruh command function yang telah dibuktikan melalui pemberian respons sesuai ekspektasi via bot pada Telegram messenger. Sehingga dapat disimpulkan bahwa EVOMAC mampu dan dapat digunakan sebagai aplikasi manajemen jaringan yang optimal dengan kapasitas komputer server minimal CPU Quad core, 16 GB RAM, 1 TB HDD.
Referensi
-
[1] Sulhi, A., Sobri, A. M., & Alam, C. N. (2020). SELECTING NETWORK MONITORING SYSTEM SOFTWARE WITH ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS METHOD. Jurnal Teknik Informatika Vol, 13(1), 61.
-
[2] Shen, G., Arnold, N., Benes, S., Jarosz, D., Johnson, A., Stasic, D., ... & Veseli, S. (2019). High-level application architecture design for the APS upgrade. In 17th Int Conf on Acc and Large Exp Physics Control Systems (pp. 1436-1440).
-
[3] Nugroho, Y. H., et al., 2018. Analisis Unjuk Kerja Pemantauan Jaringan
OpenNMS (Open Network Monitoring System) pada Jaringan TCP/IP. E-Journal SPEKTRUM, Vol. 5, No. 2, pp. 158-166.
-
[4] Putra, R. J. et all., 2018. Pengembangan Komunikasi Multikanal untuk Monitoring Infratruktur Jaringan Berbasis Bot Telegram. E-Journal SPEKTRUM, Vol. 5, No. 2, pp. 152-157.
-
[5] Faisal, M., 2019. Network Monitoring System Analysis Using OpenNMS to Analyze the Irregularities of the Internet Network. IEEE, pp. 1-3.
-
[6] N. Kvartalnyi. (2020) INOXOFT. [Online]. Available: https://inoxoft.com/10-node-js-advantages/
-
[7] O’Donnell, S., 2018. Network Management: Open Source Solutions to Proprietary Problems. OpenNMS, pp. 1-10.
-
[8] Panjaitan, F. dan Rusmin, S., 2019. Pemanfaatan Notifikasi Telegram Untuk Monitoring Jaringan. Jurnal SIMETRIS, Vol. 10 No. 2, pp. 725732.
-
[9] R. Christos. (2021) SNMP Center. [Online]. Available: https://www.snmpcenter.com/fcaps-network-management/
-
[10] Silva, J. D. C., Rodrigues, J. J. P., Saleem, K., Kozlov, S. A., & Rabêlo, R. A. (2019). M4DN. IoT-A networks and devices management platform for internet of things. IEEE Access, 7, 53305-53313.
-
[11] Anto, M. W., & Rizki, S. N. (2021). ANALISIS QOS JARINGAN WIRELESS LOCAL AREA NETWORKDIREKTORAT JENDRAL PAJAK BATAM. Computer and Science Industrial Engineering (COMASIE), 4(3), 87-95.
-
[12] Faisal, M. NETWORK MONITORING SYSTEM ANALYSIS USING OPENNMS TO ANALYZE THE IRREGULARITIES OF THE INTERNET NETWORK.
-
[13] J. de C. Silva, P. H. M. Pereira, L. L. de Souza, C. N. M. Marins, G. A. B. Marcondes and J. J. P. C. Rodrigues, "Performance Evaluation of IoT Network Management Platforms," 2018 International Conference on Advances in Computing, Communications and Informatics (ICACCI), 2018, pp. 259-265, doi: 10.1109/ICACCI.2018.8554364.
-
[14] Tripathi, A. (2020). TECHNOLOGY ENHANCEMENT IN IT RESOURCES MONITORING USING SMART DEVICES. Journal of Critical Reviews, 7(19), 9894-9898.
-
[15] M. Chuck. (2021) TechTarget. [Online]. Available: https://www.techtarget.com/searchnetworking/definition/network-management-system.
-
[16] Sigalingging, Y. T. (2019). Implementasi Network Audit pada Wireless Distribution System (WDS). Jurnal Aksara Elementer, 8(2).
-
[17] Steinke, M., & Hommel, W. (2018, November). Overcoming Network and Security Management Platform Gaps in Federated Software Networks. In 2018 14th International Conference on Network and Service Management (CNSM) (pp. 295-299). IEEE.
-
[18] Chahal, D., Kharb, L., & Choudhary, D. (2019). Performance Analytics of Network Monitoring Tools. International Journal of Innovative Technology and Exploring Engineering (IJITEE), 8, 2572-2577.
-
[19] Surianarayanan, C., & Chelliah, P. R. (2019). Cloud Monitoring. In Essentials of Cloud Computing (pp. 241-254). Springer, Cham.
-
[20] Kraege, V., Vollenweider, P., Waeber, G., Sharp, S. J., Vallejo, M., Infante, O., ... & Marques-Vidal, P. (2019). Development and multicohort validation of a clinical score for predicting type 2 diabetes mellitus. PloS one, 14(10), e0218933.
-
[21] Utama, I., Jaya Sasmita, I., & Jasa, L. (2020). Manajemen Jaringan Internet di Dinas Kesehatan Provinsi Bali Dengan Menggunakan Hierarchical Token Bucket. Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, 19(2), 163-170. doi:10.24843/MITE.2020.v19i02.P07.
-
[22] Putra, I., Adnyana, M., & Jasa, L. (2021). Analisis Quality of Service Pada Jaringan Komputer. Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, 20(1), 95102. doi:10.24843/MITE.2021.v20i01.P11.
-
[23] Gaol, S. N. L. (2019). Implementasi Network Traffic Monitoring dengan OpenNMS pada Jaringan Dual Stack. Jurnal Aksara Komputer Terapan, 8(1).
ISSN 1693 – 2951
Adhitya Bayu Rachman Pratama: Rancang Bangun Evolved Network …
Discussion and feedback