Majalah Ilmiah Teknologi Elektro, Vol. 19, No. 2, Juli - Desember 2020

DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2020.v19i02.P20                                                              263

Kajian Ekonomi Rencana PLTMH di Desa Panji

Richard Antony Suatan1, Ida Ayu Dwi Giriantari2, I Wayan Sukerayasa3

[Submission 29-11-2020:, Accepted:30-12-2020]

AbstractThe micro hydro power plant (PLTMH) in Banjar Dinas Mekar Sari, was built independently by community groups in 1980. With the use of traditional technology, the efficiency of PLTMH is low, so it is necessary to re-plan for PLTMH Banjar Dinas Mekar Sari so that it can operate optimally. One of the most important factors in planning is financial / economic factors. This factor will be used to assess a plan whether it is feasible to build or not. The parameters used in determining economic factors are Net Present Value (NPV, Internal Rate of Return (IRR), Benefit to Cost Ratio (BCR), Life Cycle Cost (LCC), and Break Even Point (BEP). Economic feasibility analysis has been carried out. for planning PLTMH Banjar Dinas Mekar Sari obtained, BCR of 1.05 and 0.79 and NPV values of IDR 3,320,076,318 and IDR 2,520,526,334 are positive, and the IRR values of 13% and 11% exceed the Expected Annual Rate of Return. Indonesia, which is 11.4%. As well as the amount of BEP units that must be sold to reach the cash flow point is Rp. 0 of 3,783,633.30 kWh, and the amount of the payback period for this project is 5 years 3 months. So it can be seen from the existing economic parameters. hence the design of PLTMH in Banjar Dinas Mekar Sari is feasible in terms of economic parameters.

Keywords--- PLTMH, MycroHydro, Renewable Energy, Economic Feasability.

Intisari— Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) di Banjar Dinas Mekar Sari, telah dibangun oleh kelompok masyarakat secara swadaya pada tahun 1980. Dengan penggunaan teknologi yang tradisional mengakibatkan efisiensi PLTMH rendah, sehingga perlu dilakukan perencanaan ulang bagi PLTMH Banjar Dinas Mekar Sari agar dapat beroperasi lebih optimal. Salah satu faktor yang sangat penting dalam perencanaan yaitu faktor finansial/ekonomi. Faktor ini akan digunakan untuk menilai suatu perencanaan apakah layak dibangun atau tidak. Parameter yang digunakan dalam menentukan faktor ekonomi yaitu Net Present Value (NPV, Internal Rate of Return (IRR), Benefit to Cost Ratio (BCR), Life Cycle Cost (LCC), dan Break Even Point (BEP). Telah dilakukan analisis kelayakan ekonomi untuk perencanaan PLTMH Banjar Dinas Mekar Sari diperoleh, BCR sebesar 1,05 dan 0.79 serta nilai NPV sebesar Rp3.320.076.318 dan Rp2.520.526.334 bernilai positif, dan besarnya nilai IRR 13% dan 11% melebihi tingkat Expected Annual Rate of Return Indonesia yang sebesar 11,4%. Serta besarnya BEP unit yang harus dijual untuk mencapai titik cash flow bernilai Rp.0 sebesar 3.783.633.30 kWh, dan besarnya payback period pada proyek ini yaitu 5 tahun 3 bulan. Jadi dilihat dari parameter ekonomi yang ada maka perancangan PLTMH di Banjar Dinas Mekar Sari layak dari segi parameter

ekonomi.

Kata Kunci— PLTMH, Mikrohidro, Energi Terbarukan, Kelayakan Ekonomi.

  • I.    Pendahuluan

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, salah satunya adalah aliran sungai yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Potensi energi mini-micro hydro di Indonesia adalah sebesar 19.385 MW dan 30 MW diantaranya terdapat di Bali, sedangkan pemanfaatannya hanya 197,4 MW, sekitar 1% dari potensi [1].

Pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) adalah salah satu pembangkit listrik yang dapat dikembangkan pada daerah aliran sungai. Pembangkit listrik tenaga air yang menghasilkan daya dibawah 200 kW digolongkan kedalam pembangkit listrik tenaga mikrohidro. PLTMH memiliki keunggulan karena dapat diaplikasikan pada aliran dengan debit air yang tidak terlalu besar dan PLTMH juga tidak menggunakan komponen kelistrikan yang rumit, serta dengan ukuran yang lebih kecil, proses instalasi lebih mudah dilakukan, terutama dalam perencanaan pembangunan pada sungai yang terletak di daerah hutan dan desa terpencil.

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro dapat mengurangi penggunaan pembangkit tenaga thermal yang tidak ramah lingkungan. Salah satu potensi PLTMH berada di sungai Muara yang terletak di Banjar Dinas Mekar Sari, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Sebelumnya sudah pernah di bangun PLTMH kincir di lokasi ini oleh sekelompok masyarakat secara swadaya dengan menggunakan material yang sangat sederhana dan tradisional, yaitu menggunakan kayu dan bambu sebagai penopangnya. Karena kemampuan teknis masyarakat yang kurang, mengakibatkan efisiensi sistem sangat rendah dan keadaannya sekarang terbengkalai.

Untuk itu dalam penelitian ini dirancang PLTMH di Banjar Dinas Mekarsari, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Fokus Penelitian ini ditinjau dari segi Ekonomi Proyek dengan metode internal rate of return, benefit to cost ratio, net present value, cash flow, Life Cycle Cost, dan Break Even Point, untuk mengetahui apakah proyek ini layak secara ekonomi atau tidak.

  • II.    Komponen Kajian Ekonomi Pembangkit Listrik Mikrohidro

  • A.    Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH)

Sumber energi baru terbarukan adalah sumber energi ramah lingkungan yang tidak mencemari lingkungan dan tidak memberikan kontribusi terhadap perubahan iklim dan pemanasan global, karena energi yang didapatkan berasal dari proses alam yang berkelanjutan, seperti sinar matahari, angin, air, biofuel, dan geothermal. Ini menegaskan bahwa sumber energi telah tersedia, tidak merugikan lingkungan, dan

p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372

menjadi alasan utama mengapa Energi Baru Terbarukan (EBT) sangat terkait dengan masalah lingkungan dan ekologi [2].

Salah satu pembangkit listrik EBT adalah pembangkit listrik tenaga mikrohidro, yaitu pembangkit listrik tenaga air skala kecil dengan kapasitas antara 5kW - 1MW per unit [3].

Energi potensial air dapat diubah menjadi energi listrik melalui beberapa komponen PLTMH. Untuk mengalihkan aliran air, diperlukan sebuah bendung (weir) sebagai penghalang, kemudian disalurkan menuju bangunan penyadap (intake) dan diarahkan oleh saluran pembawa (channel) yang berada di sepanjang sisi bukit. Kemudian terdapat saluran pelimpah (spillways) yang berfungsi untuk melindungi dari kerusakan akibat aliran air berlebih. Aliran air yang telah diperlambat selanjutnya ditampung pada bak penenang, yang kemudian air menuju ke pipa pesat (penstock) untuk mengalirkan air menuju turbin yang akan memutar generator pada power house. Setelah melalui power house air kemudian di buang melalui pipa pembuangan [4].

Gambar 1. Skema dan Komponen PLTMH

Energi air dimanfaatkan dan diubah menjadi energi listrik dengan pembangkir listrik tenaga air tanpa meninggalkan emisi gas rumah kaca seperti yang dihasilkan oleh pembangkit listrik yang menggunakan energi fosil [5].

Parameter yang digunakan dalam energi air yaitu debit air. Debit air merupakan laju air yang mengalir pada suatu bidang. Laju air dipengaruhi oleh besarnya hambatan yang diterima air, diantaranya belokan pada aliran air.

Besarnya debit air sungai di desa Panji sebagai berikut [6].

Gambar 2. Fluktuasi Debit Air Sungai di Desa Panji

Dari gambar di atas dapat dilihat fluktuasi debit air dalam satu tahun. Dan dari fluktuasi rata-rata per bulan di atas, dapat

dicari rata-rata besarnya debit air selama satu tahun yaitu 2,39m3/detik.

Selain debit air, tinggi jatuh air (head) merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi energi air dalam menghasilkan energi listrik. Tinggi jatuh air dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya faktor belokan yang ada dan juga gesekan yang terjadi antara air dengan permukaan bidang pengalir air. Tinggi jatuh air sungai yang optimal di Banjar Dinas Mekar Sari setelah di kurangi besarnya rugi rugi penstock yaitu 16 m [7].

  • B.    Kelayakan Ekonomi/Finansial

Kelayakan ekonomi finansial merupakan salah satu faktor penentu dalam keberlanjutan suatu proyek. Dan kegunaan parameter kelayakan secara ekonomi / finansial yaitu untuk memperhitungkan besarnya keuntungan atau kerugian yang akan di terima pada suatu proyek [8].

Parameter pengukuran kelayakan ekonomi yang digunakan diantaranya.

  • 1.    Life Cycle Cost

Life cycle cost merupakan suatu konsep pemodelan perhitungan biaya dari tahap permulaan sampai tahap pembongkaran aset serta perhitungan total biaya sepanjang umur ekonomis aset [9].

Biaya yang termasuk dalam perhitungan LCC yaitu initial cost, energy cost, operational and maintenance cost, dan disposal cost.

Rumus perhitungan LCC sebagai berikut.

LUC =C-F Cg 4- Ctnri -I- Cd          (1)

Keterangan :

LCC = Life Cycle Cost

C = Initial Cost

Ce = Biaya Energi (bahan bakar)

Com = Biaya operasional dan maintenance

Cd = Biaya pembuangan aset (disposal)

  • 2.    Break Even Point

Break even point merupakan suatu keadaan modal yang dikeluatkan sama dengan besarnya pendapatan, sehingga break even point dapat dikatakan sebagai titik balik modal suatu proyek [10].

BEP menggunakan satuan unit, sehingga yang dihitung dari parameter BEP adalah banyaknya unit yang harus dijual untuk mencapai titik balik ekonomis proyek/aset.

Rumus BEP yaitu.

/JtfEfafCiKi                          λ

BCFtmit =                            (2)

Ifiarsa per κntt-Staya.pσr ιmtt}

Keterangan :

BEP unit = Break Even Point unit

Initial Cost = Biaya Investasi

Harga per unit = Tarif lisrtrik per kWh

Biaya variable per unit = biaya sepanjang umur ekonomis PLTMH

  • 3.    Benefit Cost Ratio (BCR)

Merupakan perbandingan antara keuntungan yang

diperoleh dari investasi suatu proyek. Faktor penentu BCR

yaitu bila BCR > 1, maka proyek dikatakan layak, karena

keuntungan melebihi modal investasi

BCR =


Intltctl raw


(3)


DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2020.v19i02.P20

Keterangan :

BCR = Benefit Cost Ratio

NPV = Net Present Value

Investment Cost = Besarnya Biaya Investasi

  • 4.    Net Present Value (NPV)

NPV merupakan jumlah dari keseluruhan benefit setelah diubah ke nilai saat ini (PV) dari nilai FV. Maka parameter NPV harus memiliki nilai positif atau lebih dari 0 untuk suatu proyek dapat dikatakan layak.

A?l = ∑⅞=c ,l              (4)

Keterangan :

NPV = Net Present Value

CF = arus kas

i = Interest rate (tingkat suku bunga)

n = jangka waktu proyek

  • 5.    Internal Rate of Return (IRR)

IRR merupakan perhitungan parameter untuk mencari besarnya potensi balik moda dari suatu investasi. IRR di representasikan dalam persentase (%).

IRR = f 1 + —√ f 2 - f 1J    (5)

(5)

Keterangan :

IRR = Internal Rate of Return.

NPV = Net Present Value.

  • i1    = tingkat suku bunga yang memberikan nilai NPV positif.

  • i2    = tingkat suku bunga yang memberikan nilai NPV negatif.

Untuk menentukan kelayakan parameter IRR, diperlukan besarnya Required Rate of Return (RRR). Dimana besarnya RRR ditentukan oleh besanya Expected Annual Rate of Return Indonesia yang sebesar 11,4% [11].

  • 6.    Arus Kas (Cash Flow)

Arus kas merupakan suatu parameter untuk mencatat pendapatan dan pengeluaran dalam suatu investasi dalam periode waktu umur ekonomis suatu proyek atau aset.

  • 7.    Payback period (PP)

PP merupakan suatu parameter pengukuran jangka waktu yang diperlukan suatu aset untuk mencapai cash flow bernilai 0, pendapatan sudah mampu menutupi besarnya biaya investasi (initial cost). [12]

PP = Ti+ — X1 1 ti⅛FTl        (6)

Keterangan :

PP = Payback period

n = tahun terakhir jumlah arus kas belum mampu menutupi modal investasi

  • a = initial cost

  • b = jumlah arus kas hingga tahun ke - n

  • c = jumlah arus kas hingga tahun ke - n+1

  • III.    Metodologi Penelitian

Langkah langkah yang dilakukan dalam melakukan analisa ekonomi yaitu, pencarian spesifikasi dan komponen yang

Richard Antony Suatan : Kajian Ekonomi Untuk Perencanaan…

diperlukan untuk perhitungan investasi yang diperlukan dalam

perencanaan PLTMH. Pengumpulan data dilakukan dengan

metode pengumpulan data primer dan data sekunder. Data

primer berupa observasi di lokasi penelitian untuk melihat

keadaan PLTMH terkini

Gambar 3. Keadaan PLTMH Saat Ini

Untuk data sekunder yang dicari berupa spesifikasi dan komponen dari PLTMH, mulai dari pipa pesat (penstock), Turbin, dan kelistrikan. Selain itu, dicari juga besarnya pembangkitan PLTMH. Setelah diperoleh data primer dan sekunder kemudian dilanjutkan dengan analisis ekonomi dari perhitungan parameter Life Cycle Cost, cash flow, Net Present Value, Internal Rate of Return, Payback period, dan Break Even Point. Setelah diperoleh besarnya parameter untuk analisis ekonomi, kemudian ditentukan kelayakan dari

perencanaan PLTMH.

  • IV.    Hasil dan Pembahasan

Setelah dilakukan observasi, PLTMH Banjar Dinas Mekar Sari sudah dibangun sejak tahun 1980 dengan investasi Rp.10.000.000. Dengan pembangkitan saat ini mengalami penurunan efisiensi dari yang awalnya mampu membangkitkan hingga 10kW, saat ini hanya mampu membangkitkan 200W saja dikarenakan kurangnya pemeliharan pada PLTMH.

Untuk itu perlu dilakukan perencanaan ulang pada PLTMH Banjar Dinas Mekar Sari. Perencanaan ulang PLTMH dengan menggunakan asumsi modal secara swadaya kelompok masyarakat yang berjumlah 22 KK. Untuk pemilihan komponen dengan mengambil data perhitungan yang telah ada [7], [13], [14]. Setelah dilakukan perhitungan, maka di peroleh spesifikasi penstock, turbin, dan kelistrikan hasil redesign PLTMH yang optimal dengan debit air dan head pada sungai yang ada di Banjar Dinas Mekar Sari sebagai berikut.

TABEL I

Spesifikasi Penstock PLTMH BAnjar Dinas Mekar Sari

3 772503 237146


No.

Uraian Perancangan

Hasil Perancangan

1

Bahan Penstock

Mild Steel Galvanized

2

Panjang Penstock

54 m

3

Diameter Penstock

0,8272 m

4

Tebal Penstock

0,0050 m

5

Jumlah belokan

2 belokan

p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372

6

Sudut belokan pertama

10o

7

Sudut belokan kedua

60o

8

Jumlah katup

2 katup

9

Gate Valve

1 katup

10

Butterfly Valve

1 katup

11

Jumlah Anchor Block

3 buah

12

Jumlah Slide Block

11 buah

Sumber: [7]


Gambar 4. Line Diagram Sistem PLTMH Banjar Dinas Mekar Sari


TABEL II

Spesifikasi Turbin PLTMH Banjar DInas Mekar Sari


No.

Spesifikasi

Ukuran

1

Daya Turbin

185 kW

2

Putaran Turbin

298 rpm

3

T Itiggi Jatuh Air

16 m

4

Debit Aliran

1,32 mVdetik

5

Torsi Turbm

5962,46 Nm

6

Diameter Luar

Runner

54 cm

7

Jumlah Sudu

19 buah

8

Panjang Runner

50 cm


Setelah diperoleh komponen penyusun PLTMH maka selanjutnya dihitung besarnya biaya investasi untuk PLTMH Banjar Dinas Mekar Sari seperti pada tabel berikut.

TABEL III

Biaya Investasi PLTMH Banjar DInas Mekar Sari


Biaya Investasi

Jenis Pekerjaan

Biaya

Pekerjaan Sipil

Rp

1.444.675.000

Pekerjaan mekanikal dan elektrikal

Rp

1.441.092.270

total

Rp

2.885.767.270

ppn 10%

Rp

288.576.727

Grand Total

Rp

3.174.344.000

Sumber: [16]


Sumber: [13]


Kelistrikan dari PLTMH dilakukan dengan memperhatikan perkembangan teknologi sehingga beberapa komponen yang digunakan dalam kelistrikan PLTMH dapat membantu mengoptimalkan kinerja PLTMH. Besarnya energi yang dapat dihasilkan dari generator dilihat dari potensi debit air yaitu 176 kVa, dengan asumsi cos phi sebesar 1, maka besarnya nilai daya aktif generator yaitu 176 kW. [14].

Dengan memperhatikan besarnya faktor kapasitas, maka besarnya energi yang diterima PLN dikalikan faktor kapasitas sebesar 65% [15], energi yang akan dijual ke PLN sebesar 114,4 kW. Sehingga dengan asumsi yang digunakan di atas, besarnya energi listrik yang dijual ke PLN dalam satu tahun sebesar.

Setelah didapatkan besarnya nilai investasi selanjutnya dilakukan perhitungan parameter yang mempengaruhi kelayakan ekonomi/finansial.

  • A.    Life Cycle Cost

Life cycle cost merupakan besarnya biaya yang harus di keluarkan sepanjang umur ekonomis PLTMH. Biaya yang dikeluarkan merupakan variable cost yang terdiri dari kumpulan biaya, diantaranya biaya operational and maintenance, biaya penyusutan dan biaya penggunaan air permukaan.

  • 1.    Biaya Operational And Maintenance (O&M)

Besarnya biaya O&M yaitu sebesar 2% dari initial cost [9], sehingga didapatkan besarnya biaya O&M tahunan yaitu :

= 114,WVχ∙S76αfi

BtQyaQSnM = f⅛⅛17⅛34⅛00Cx2%

Biaya QStM = ∕⅛⅛3.486.880

Saluran kelistrikan PLTMH menggunakan saluran udara dengan menggunakan kabel twsted jenis NFA2X-T 3 x 95 + 1 x 70 mm2 sepanjang 69 meter. Line diagram dari perancangan kelistirkan PLTMH ini sendiri dapat dilihat pada gambar berikut.

Setelah didapatkan besarnya biaya operasional tahunan, maka dicari besarnya biaya O&M sepanjang umur ekonomis PLTMH. Besarnya biaya O&M dipengaruhi oleh inflation rate yang telah diasumsikan sebesar 6%. Dan kemudian dicari besarnya present value dari biaya O&M ini dengan tingkat diskonto sebesar 10% dan 12% [17].

Pada tabel IV diketahui bahwa besarnya biaya O&M selama 30 tahun sebesar Rp.1.064.752.479 dengan tingkat diskonto 10%, dan Rp.855.267.936 dengan tingkat diskonto 12%.


DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2020.v19i02.P20

  • 2.    Biaya Penyusutan

Biaya penyusutan merupakan suatu parameter untuk mengalokasikan biaya. Penyusutan (depreciation) adalah suatu proses untuk mengalokasikan biaya aktiva berwujud ke beban dengan cara yang sistematis dan rasional sepanjang umur ekonomis yang diharapkan mendapat manfaat dari penggunaan aktiva tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi biaya penyusutan adalah harga perolehan (initial cost), nilai residu, dan umur ekonomis penggunaan aset. Perhitungan besarnya biaya penyusutan sebagai berikut.

TABEL IV

Biaya O&M PLTMH Banjar DInas Mekar Sari

tahun besarnya present value dengan tingkat diskonto 10% dan 12%.

Besarnya present value biaya penyusutan total yaitu Rp.1.774.587.465 dengan tingkat diskonto 10% dan Rp.1.425.446.560 dengan tingkat diskonto 12%.

TABEL V

Biaya Penyusutan PLTMH Banjar DInas Mekar Sari

Biaya O&M

Tahun

Tahun ke-

Biaya O&M Dengan Inflasi 6%/tahun

PV Biaya O&M dengan Discount Rate 10%

PV Biaya O&M dengan Discount Rate 12%

2020

0

Rp0

Rp0

Rp0

2021

1

Rp63.486.880

Rp57.715.345

Rp56.684.714

2022

2

Rp67.296.093

Rp55.616.606

Rp53.648.033

2023

3

Rp71.333.858

Rp53.594.184

Rp50.774.031

2024

4

Rp75.613.890

Rp51.645.304

Rp48.053.994

2025

5

Rp80.150.723

Rp49.767.293

Rp45.479.673

2026

6

Rp84.959.767

Rp47.957.573

Rp43.043.262

2027

7

Rp90.057.353

Rp46.213.662

Rp40.737.373

2028

8

Rp95.460.794

Rp44.533.165

Rp38.555.014

2029

9

Rp101.188.441

Rp42.913.777

Rp36.489.566

2030

10

Rp107.259.748

Rp41.353.276

Rp34.534.768

2031

11

Rp113.695.333

Rp39.849.521

Rp32.684.691

2032

12

Rp120.517.053

Rp38.400.447

Rp30.933.726

2033

13

Rp127.748.076

Rp37.004.067

Rp29.276.562

2034

14

Rp135.412.961

Rp35.658.465

Rp27.708.175

2035

15

Rp143.537.738

Rp34.361.793

Rp26.223.808

2036

16

Rp152.150.002

Rp33.112.274

Rp24.818.961

2037

17

Rp161.279.003

Rp31.908.191

Rp23.489.374

2038

18

Rp170.955.743

Rp30.747.893

Rp22.231.015

2039

19

Rp181.213.087

Rp29.629.788

Rp21.040.067

2040

20

Rp192.085.873

Rp28.552.341

Rp19.912.921

2041

21

Rp203.611.025

Rp27.514.074

Rp18.846.157

2042

22

Rp215.827.686

Rp26.513.562

Rp17.836.542

2043

23

Rp228.777.348

Rp25.549.433

Rp16.881.013

2044

24

Rp242.503.988

Rp24.620.362

Rp15.976.673

2045

25

Rp257.054.228

Rp23.725.077

Rp15.120.780

2046

26

Rp272.477.481

Rp22.862.346

Rp14.310.738

2047

27

Rp288.826.130

Rp22.030.988

Rp13.544.091

2048

28

Rp306.155.698

Rp21.229.862

Rp12.818.515

2049

29

Rp324.525.040

Rp20.457.867

Rp12.131.809

2050

30

Rp343.996.542

Rp19.713.944

Rp11.481.890

Total

Rp5.019.157.581

Rp1.064.752.479

Rp855.267.936

Biaya Penyusutan

Tahun

Tahun ke-

Biaya Penyusutan dengan Infalasi 6%/tahun

PV Biaya Penyusutan dengan Discount Rate 10%

PV Biaya Penyusutan dengan Discount Rate 12%

2020

0

Rp0

Rp0

Rp0

2021

1

Rp105.811.467

Rp96.192.242

Rp94.474.524

2022

2

Rp112.160.155

Rp92.694.343

Rp89.413.389

2023

3

Rp118.889.764

Rp89.323.639

Rp84.623.386

2024

4

Rp126.023.150

Rp86.075.507

Rp80.089.990

2025

5

Rp133.584.539

Rp82.945.489

Rp75.799.455

2026

6

Rp141.599.611

Rp79.929.289

Rp71.738.770

2027

7

Rp150.095.588

Rp77.022.769

Rp67.895.621

2028

8

Rp159.101.323

Rp74.221.941

Rp64.258.356

2029

9

Rp168.647.402

Rp71.522.962

Rp60.815.944

2030

10

Rp178.766.247

Rp68.922.127

Rp57.557.947

2031

11

Rp189.492.221

Rp66.415.868

Rp54.474.486

2032

12

Rp200.861.755

Rp64.000.745

Rp51.556.210

2033

13

Rp212.913.460

Rp61.673.445

Rp48.794.270

2034

14

Rp225.688.268

Rp59.430.775

Rp46.180.291

2035

15

Rp239.229.564

Rp57.269.655

Rp43.706.347

2036

16

Rp253.583.337

Rp55.187.123

Rp41.364.935

2037

17

Rp268.798.338

Rp53.180.318

Rp39.148.957

2038

18

Rp284.926.238

Rp51.246.488

Rp37.051.691

2039

19

Rp302.021.812

Rp49.382.980

Rp35.066.779

2040

20

Rp320.143.121

Rp47.587.235

Rp33.188.202

2041

21

Rp339.351.708

Rp45.856.790

Rp31.410.262

2042

22

Rp359.712.811

Rp44.189.270

Rp29.727.570

2043

23

Rp381.295.579

Rp42.582.388

Rp28.135.021

2044

24

Rp404.173.314

Rp41.033.937

Rp26.627.788

2045

25

Rp428.423.713

Rp39.541.794

Rp25.201.299

2046

26

Rp454.129.136

Rp38.103.911

Rp23.851.230

2047

27

Rp481.376.884

Rp36.718.314

Rp22.573.485

2048

28

Rp510.259.497

Rp35.383.103

Rp21.364.191

2049

29

Rp540.875.067

Rp34.096.444

Rp20.219.681

2050

30

Rp573.327.571

Rp32.856.574

Rp19.136.484

Total

Rp8.365.262.635

Rp1.774.587.465

Rp1.425.446.560

initial cas t — nilai res t d u itmva PetivtfSUtfiJi =--------------=-------;-------

, r ,                 WrrtiFekfmomis

J⅛3.17⅛34⅛0αQ - Q PJftyre PenytfStitfiti =----------—----------

biaya petiytfstitan = RplGS.&l 1.467

Nilai Residu pada perhitungan berrnilai 0, karena diasumsikan pada akhir umur ekonomis, aset tidak dijual kembali dan tidak juga ditukarakan sehingga besarnya nilai residu ialah 0. Setelah di dapatkan besarnya biaya penyusutan (depresiasi) maka selanjutnya dicari proyeksi besarnya biaya penyusutan sepanjang umur ekonomis aset dengan besarnya inflasi 6% per

  • 3.    Biaya Air Permukaan Bali

Besarnya biaya air permukaan di provinsi Bali untuk pembangkit listrik tenaga air sebesar Rp.50,- per kWh [18]. Besarnya energi listrik optimal yang dibangkitkan PLTMH sebesar 176 kW, besarnya energi listrik yang dibangkitkan dalam satu tahun sebesar 1.002.144 kWh. Maka besarnya biaya air permukaan yang harus dibayarkan pada pemerintah provinsi Bali setiap tahunnya dapat dilihat pada tabel VI.

Dengan besarnya daya listrik yang dihasilkan sebesar 1.002.144 kWh dengan asumsi konstan, maka didapatkan biaya air permukaan per tahunnya sebesar Rp.50.107.200, dengan besarnya present value Rp.472.356.289 untuk tingkat diskonto 10% dan Rp.403.622.714 dengan tingkat diskonto 12%.

Richard Antony Suatan : Kajian Ekonomi Untuk Perencanaan…



Setelah dilakukan perhitungan besarnya biaya variabel yang dikeluarkan sepanjang umur ekonomis PLTMH, maka diperoleh besarnya biaya yang dikeluarkan sepanjang umur ekonomis PLTMH yang merupakan parameter Life Cycle Cost dari PLTMH Banjar Dinas Mekar Sari.

TABEL VI

Biaya Air Permukaan PLTMH Banjar DInas Mekar Sari

Biaya Air Permukaan

Tahun

Jumlah

Present Value harga air dengan discount rate 10%

Present Value harga air dengan discount rate 12%

2020

Rp0

Rp0

Rp0

2021

Rp50.107.200

Rp45.552.000

Rp44.738.571

2022

Rp50.107.200

Rp41.410.909

Rp39.945.153

2023

Rp50.107.200

Rp37.646.281

Rp35.665.315

2024

Rp50.107.200

Rp34.223.892

Rp31.844.031

2025

Rp50.107.200

Rp31.112.629

Rp28.432.171

2026

Rp50.107.200

Rp28.284.208

Rp25.385.867

2027

Rp50.107.200

Rp25.712.916

Rp22.665.953

2028

Rp50.107.200

Rp23.375.379

Rp20.237.458

2029

Rp50.107.200

Rp21.250.344

Rp18.069.159

2030

Rp50.107.200

Rp19.318.495

Rp16.133.177

2031

Rp50.107.200

Rp17.562.268

Rp14.404.623

2032

Rp50.107.200

Rp15.965.698

Rp12.861.270

2033

Rp50.107.200

Rp14.514.271

Rp11.483.277

2034

Rp50.107.200

Rp13.194.792

Rp10.252.926

2035

Rp50.107.200

Rp11.995.265

Rp9.154.398

2036

Rp50.107.200

Rp10.904.787

Rp8.173.570

2037

Rp50.107.200

Rp9.913.442

Rp7.297.830

2038

Rp50.107.200

Rp9.012.220

Rp6.515.920

2039

Rp50.107.200

Rp8.192.928

Rp5.817.785

2040

Rp50.107.200

Rp7.448.116

Rp5.194.451

2041

Rp50.107.200

Rp6.771.015

Rp4.637.903

2042

Rp50.107.200

Rp6.155.468

Rp4.140.985

2043

Rp50.107.200

Rp5.595.880

Rp3.697.308

2044

Rp50.107.200

Rp5.087.163

Rp3.301.168

2045

Rp50.107.200

Rp4.624.694

Rp2.947.471

2046

Rp50.107.200

Rp4.204.267

Rp2.631.671

2047

Rp50.107.200

Rp3.822.061

Rp2.349.706

2048

Rp50.107.200

Rp3.474.601

Rp2.097.952

2049

Rp50.107.200

Rp3.158.728

Rp1.873.171

2050

Rp50.107.200

Rp2.871.571

Rp1.672.474

Total

Rp1.503.216.000

Rp472.356.289

Rp403.622.714

TABEL VII

LCC PLTMH Banjar DInas Mekar Sari

LCC

No.

Parameter

Biaya Pengeluaran

PV Cost

Discount Rate 10%

PV Cost

Discount Rate 12%

1

Investasi

2.060.258.262

2.060.258.262

2.060.258.262

2

Biaya O&M

6.515.211.254

1.382.121.845

1.110.196.521

3

Biaya Penyusutan

5.429.342.712

1.151.768.204

925.163.767

4

Biaya Air

2.173.356.000

682.934.704

583.559.414

Total

16.178.168.228

5.277.083.015

4.679.177.964

Besarnya biaya pengeluaran sepanjang umur ekonomis PLTMH yaitu Rp.5.277.083.015 dengan tingkat diskonto 10% dan Rp.4.679.177.964 dengan tingkat diskonto 12%

  • B.    Proyeksi Pendapatan

Untuk menghitung proyeksi pendapatan diperlukan besarnya harga jual listrik ke PLN. Menghitung besarnya maksimal penjualan listrik ke PLN dengan menentukan

besarnya BPP provinsi Bali yang dikalikan dengan faktor pengali 85%.[19] BPP provinsi Bali tahun 2019 sebesar Rp.1221 dengan dikalikan faktor 85% maka harga jual listrik ke PLN maksimal sebesar Rp.1037,85 maka proyeksi pendapatan dengan besarnya energi listrik yang dijual ke PLN sebesar 1.002.144 kWh yaitu.

TABEL VIII

Proyeksi Pendapatan PLTMH Banjar DInas Mekar Sari

Pendapatan

Tahun

Jumlah

Present Value Pendapatan Dengan Discount Rate 10%

Present Value Pendapatan Dengan Discount Rate 12%

2020

Rp0,00

Rp0,00

Rp0

2021

Rp1.040.075.150,40

Rp945.522.864,00

Rp928.638.527

2022

Rp1.040.075.150,40

Rp859.566.240,00

Rp829.141.542

2023

Rp1.040.075.150,40

Rp781.423.854,55

Rp740.304.948

2024

Rp1.040.075.150,40

Rp710.385.322,31

Rp660.986.561

2025

Rp1.040.075.150,40

Rp645.804.838,47

Rp590.166.572

2026

Rp1.040.075.150,40

Rp587.095.307,70

Rp526.934.440

2027

Rp1.040.075.150,40

Rp533.723.007,00

Rp470.477.178

2028

Rp1.040.075.150,40

Rp485.202.733,63

Rp420.068.909

2029

Rp1.040.075.150,40

Rp441.093.394,21

Rp375.061.526

2030

Rp1.040.075.150,40

Rp400.993.994,74

Rp334.876.362

2031

Rp1.040.075.150,40

Rp364.539.995,22

Rp298.996.752

2032

Rp1.040.075.150,40

Rp331.399.995,65

Rp266.961.386

2033

Rp1.040.075.150,40

Rp301.272.723,32

Rp238.358.380

2034

Rp1.040.075.150,40

Rp273.884.293,93

Rp212.819.982

2035

Rp1.040.075.150,40

Rp248.985.721,75

Rp190.017.841

2036

Rp1.040.075.150,40

Rp226.350.656,14

Rp169.658.787

2037

Rp1.040.075.150,40

Rp205.773.323,76

Rp151.481.060

2038

Rp1.040.075.150,40

Rp187.066.657,97

Rp135.250.946

2039

Rp1.040.075.150,40

Rp170.060.598,15

Rp120.759.773

2040

Rp1.040.075.150,40

Rp154.600.543,77

Rp107.821.226

2041

Rp1.040.075.150,40

Rp140.545.948,88

Rp96.268.952

2042

Rp1.040.075.150,40

Rp127.769.044,44

Rp85.954.421

2043

Rp1.040.075.150,40

Rp116.153.676,76

Rp76.745.019

2044

Rp1.040.075.150,40

Rp105.594.251,60

Rp68.522.339

2045

Rp1.040.075.150,40

Rp95.994.774,19

Rp61.180.659

2046

Rp1.040.075.150,40

Rp87.267.976,53

Rp54.625.589

2047

Rp1.040.075.150,40

Rp79.334.524,12

Rp48.772.847

2048

Rp1.040.075.150,40

Rp72.122.294,65

Rp43.547.185

2049

Rp1.040.075.150,40

Rp65.565.722,41

Rp38.881.415

2050

Rp1.040.075.150,40

Rp59.605.202,19

Rp34.715.549

  • C.    Cash Flow

Setelah diperoleh besarnya proyeksi pendapatan sepanjang umur ekonomis PLTMH yaitu 30 tahun. Maka selanjutnya dilakukan analisis parameter cash flow dengan menggunakan data LCC dan proyeksi pendapatan sebagai berikut.

Dilihat pada tabel diatas dari analisis cash flow, keuntungan baru diperoleh setelah melalui tahun ke-3 sebelum discount dan tahun ke-5 setelah discount dari umur ekonomis PLTMH.

  • D.    Analisis Parameter Ekonomi

Analisis ekonomi PLTMH dengan memperhatikan parameter ekonomi finansial diantaranya BCR, NPV, IRR, PP, dan BEP. Perhitungan parameter ekonomi dilakukan dengan persamaan (2), (3), (4), (5), dan (6).

DOI: https://doi.org/10.24843/MITE.2020.v19i02.P20

TABEL IX

Cash Flow PLTMH Banjar DInas Mekar Sari

Cash Flow

No Discount

Discount Rate 10%

Discount Rate 12%

Tahun

Cash Flow

Cash Flow

Cash Flow

2020

-Rp3.174.344.000

-Rp3.174.344.000

-Rp3.174.344.000

2021

-Rp2.353.674.396

-Rp2.428.280.724

-Rp2.441.603.282

2022

-Rp1.543.162.693

-Rp1.758.436.341

-Rp1.795.468.315

2023

-Rp743.418.365

-Rp1.157.576.591

-Rp1.226.226.099

2024

Rp44.912.545

-Rp619.135.971

-Rp725.227.554

2025

Rp776.232.688

-Rp137.156.543

-Rp284.772.280

2026

Rp763.408.573

Rp293.767.694

Rp101.994.261

2027

Rp749.815.010

Rp384.773.660

Rp339.178.231

2028

Rp735.405.834

Rp343.072.249

Rp297.018.082

2029

Rp720.132.107

Rp305.406.311

Rp259.686.857

2030

Rp703.941.956

Rp271.400.097

Rp226.650.470

2031

Rp686.780.396

Rp240.712.339

Rp197.432.953

2032

Rp668.589.143

Rp213.033.105

Rp171.610.180

2033

Rp649.306.415

Rp188.080.940

Rp148.804.272

2034

Rp628.866.722

Rp165.600.263

Rp128.678.591

2035

Rp607.200.649

Rp145.359.008

Rp110.933.288

2036

Rp584.234.611

Rp127.146.473

Rp95.301.321

2037

Rp559.890.610

Rp110.771.372

Rp81.544.899

2038

Rp534.085.970

Rp96.060.056

Rp69.452.321

2039

Rp506.733.051

Rp82.854.903

Rp58.835.141

2040

Rp477.738.957

Rp71.012.852

Rp49.525.652

2041

Rp447.005.217

Rp60.404.070

Rp41.374.629

2042

Rp414.427.453

Rp50.910.744

Rp34.249.325

2043

Rp379.895.024

Rp42.425.976

Rp28.031.677

2044

Rp343.290.648

Rp34.852.788

Rp22.616.710

2045

Rp304.490.010

Rp28.103.209

Rp17.911.109

2046

Rp263.361.333

Rp22.097.452

Rp13.831.950

2047

Rp219.764.936

Rp16.763.160

Rp10.305.565

2048

Rp173.552.756

Rp12.034.729

Rp7.266.527

2049

Rp124.567.844

Rp7.852.683

Rp4.656.754

2050

Rp72.643.838

Rp4.163.113

Rp2.424.700

Total

Rp13.140.274.295

Rp3.318.659.249

Rp2.519.315.466

Hasil analisis ditampilkan dalam tabel berikut.

TABEL X

Analisis Ekonomi PLTMH Banjar DInas Mekar Sari

Hasil Analisa Ekonomi

DR 10%

DR 12%

Parameter

BCR

1,05

0,79

NPV

Rp3.318.659.249

Rp2.519.315.466

IRR

13%

11%

BEP

3784309,90

LCC

Rp6.486.040.233

Rp5.858.681.211

PP

5,3

5,3

Dilihat dari tabel di atas diperoleh besarnya nilai parameter ekonomi. Nilai parameter ekonomi menjadi tolak ukur kelayakan PLTMH.

Besarnya NPV yang diperoleh sebesar Rp.3.318.659.249 di tingkat diskonto 10% dan Rp.2.519.315.466 di tingkat diskonto 12%. Besarnya nilai NPV dengan tingkat diskonto

269 10% dan 12 % bernilai positif maka proyek dikatakan layak dari parameter NPV.

Besarnya IRR yaitu 13% di tingkat diskonto 10% dan 11% di tingkat diskonto 12%. Besarnya IRR digunakan untuk mengetahui besarnya persentase pengembalian yang

TABEL XI

Pembagian SHU PLTMH Banjar DInas Mekar Sari

Bagi Hasil Kelompok Masyarakat

Tahun

Keuntungan PLTMH DR 10%

Keuntungan PLTMH DR 12%

Pembagian SHU (22 Anggota)

Pembagian SHU (22 Anggota)

2020

-

-

2021

-

-

2022

-

-

2023

-

-

2024

-

-

2025

-

-

2026

Rp13.353.077

Rp4.636.103

2027

Rp17.489.712

Rp15.417.192

2028

Rp15.594.193

Rp13.500.822

2029

Rp13.882.105

Rp11.803.948

2030

Rp12.336.368

Rp10.302.294

2031

Rp10.941.470

Rp8.974.225

2032

Rp9.683.323

Rp7.800.463

2033

Rp8.549.134

Rp6.763.831

2034

Rp7.527.285

Rp5.849.027

2035

Rp6.607.228

Rp5.042.422

2036

Rp5.779.385

Rp4.331.878

2037

Rp5.035.062

Rp3.706.586

2038

Rp4.366.366

Rp3.156.924

2039

Rp3.766.132

Rp2.674.325

2040

Rp3.227.857

Rp2.251.166

2041

Rp2.745.640

Rp1.880.665

2042

Rp2.314.125

Rp1.556.788

2043

Rp1.928.453

Rp1.274.167

2044

Rp1.584.218

Rp1.028.032

2045

Rp1.277.419

Rp814.141

2046

Rp1.004.430

Rp628.725

2047

Rp761.962

Rp468.435

2048

Rp547.033

Rp330.297

2049

Rp356.940

Rp211.671

2050

Rp189.232

Rp110.214

didapatkan dari proyek PLTMH ini. Dan syarat IRR dikatakan layak harus melebihi Expected Future Annual Return Indonesia sebesar 11,4%. Karena nilai IRR sudah melebihi 11,4% maka dari parameter IRR proyek PLTMH dikatakan layak.

Benefit to Cost Ratio (BCR) merupakan perbandingan keuntungan yang didapat dengan besarnya initial cost. Besarnya nilai BCR yaitu 1,05 di tingkat diskonto 10% dan -0,79 di tingkat diskonto 12%. Besarnya BCR mendekati angka 1, maka parameter BCR layak.

Parameter BEP merupakan keadaan saat arus kas berada pada titik Rp.0 dimana keuntungan sudah melebihi atau sama dengan besarnya initial cost. BEP unit menghitung banyaknya penjualan unit yang diperlukan untuk memenuhi parameter BEP. Dalam analisa didapatkan besarnya BEP unit yaitu 3.784.309,9 kWh. Jadi besarnya energi yang harus dijual untuk mencapai BEP yaitu 3.784.309,9 kWh.

Richard Antony Suatan : Kajian Ekonomi Untuk Perencanaan…

p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



Parameter payback period merupakan parameter untuk menentukan jangka waktu balik modal dari suatu proyek. Untuk perancangan PLTMH ini besarnya jangka waktu pengembalian modal yaitu 5 tahun 3 bulan. Karena pengembalian modal dari PLTMH ini tidak melebihi umur ekonomisnya, maka dari parameter payback period proyek PLTMH layak.

  • E.    Model Pengelolaan

Sistem pengelolaan yang dianjurkan untuk mengelola PLTMH yaitu model koperasi produksi dengan modal bersama secara swadaya dari masyarakat yang berjumlah 22 KK dengan pembagian modal sama rata.

Dengan asumsi modal usaha berasal dari masyarakat, maka besarnya keuntungan yang diperoleh dari PLTMH dibagikan secara merata sejumlah anggota kelompok masyarakat yaitu 22 KK. Sehingga keuntungan bagi masyarakat di peroleh dengan cari pembagian sisa hasil usaha (SHU) yang dibagikan merata untuk masyarakat.

Dapat dilihat pada tabel di atas pada tahun pertama belum bisa dilakukan bagi hasil karena nilai keuntungan PLTMH belum ada, atau masih berada dalam keadaan rugi. Pembagian sisa hasil usaha baru bisa dilakukan pada tahun ke-6 saat tidak ada utang dari investasi.

  • V. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis perencanaan PLTMH Banjar Dinas Mekar Sari yaitu besarnya biaya investasi untuk membangun PLTMH di Banjar Dinas Mekar Sari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali sebesar Rp3.174.344.000 dan setelah dilakukan analisis dengan parameter ekonomi diperoleh besarnya parameter BCR 1,05 dan 0,79 serta nilai NPV sebesar Rp.3.320.076.318 dan Rp.2.520.526.334 bernilai positif saat tingkat diskonto 10% dan 12%, serta besarnya nilai IRR 13% dan 11% melebihi tingkat Expected Annual Rate of Return Indonesia yang sebesar 11,4%. Serta besarnya BEP unit yang harus dijual untuk mencapai titik cash flow bernilai Rp.0 sebesar 3.783.633,3 kWh, dan besarnya payback period pada proyek ini yaitu 5 tahun 3 bulan.

Dilihat dari parameter ekonomi yang ada, perencanaan PLTMH di Banjar Dinas Mekar Sari layak untuk dijalankan.

Referensi

  • [8]    IMIDAP. 2009. PEDOMAN STUDI KELAYAKAN EKONOMI / FINANSIAL. Jakarta : Kementrian ESDM.

  • [9]    Barringer & Weber. 1996. Life Cycle Cost Tutorial. Fifth International Conference on Process Plant Reliability.

  • [10]    Ulfathu, Vivin. 2016. Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Penjualan Pada Tingkat Laba Yang Diharapkan (Studi Kasus pada Perhutani Plywood Industri Kediri Tahun 2013-2014). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 35 No. 1 hal. 196-206.

  • [11]    Focus, Guru. 2020. Buffett Indicator: Indonesia Stock Market Valuations and Expected Future Returns.

  • [12]    Abdul Choliq. (2004:59). “Pengertian payback period” diakses dari https://rumus.co.id/rumus-payback-period/#Cara_Menghitung_Payback_Period

  • [13]    Laksana, Ari. 2020. Redesain Turbin 175 kW Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrrohidro PLTMH Desa Mekar Sari Buleleng Bali. Bali : Univesrsitas Udayana

  • [14]    Aprilyanto, Eka. 2020. Perencanaan Sistem Kelistrikan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Di Banjar Dinas Mekar Sari, Desa Panji Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Bali : Universitas Udayana.

  • [15]    PERMEN ESDM No. 4 th. 2020 Pasal 7 ayat 4 butir a. nomor 1. Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 50 tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

  • [16]    Suatan, Richard. 2020. Kajian Ekonomi Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) di Banjar Dinas Mekar Sari Desa Panji Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng. Bali: Universitas Udayana.

  • [17]    IRENA. 2012. Renewable Energy Technologies: Cost Analysis Series. Irena Working Paper.

  • [18]    PERGUB BALI No. 6 Tahun 2009 Pasal 1 Ayat 2 butir b. Tentang Harga Dasar Air Pengenaan Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah Dan Air Permukaan. Bali : PemProv. Bali.

  • [19]    PERMEN ESDM No. 12 th. 2017. Tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan Untuk Penyediaan Tenaga Listrik.

  • [20]    Moonti, Usman. 2016. Bahan Ajar Mata Kuliah Dasar - Dasar Koperasi.

  • [21]    PERGUB BALI No. 45 th. 2019. Tentang Bali Energi Bersih. Bali : Pemerintahan Provinsi Bali.

  • [1]    Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 39 K/20/MEM/2019. Tentang Pengesahan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Tahun 2019 Sampai Dengan Tahun 2028.

  • [2]    Kementrian Energi Dan Sumber Daya Mineral. 2016. Jurnal Energi Media Komunikasi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

  • [3]    Balitbang ESDM. 2017. Ketenagalistrikan dan EBTIKE, Mikrohido. Jakarta : Kementrian ESDM

  • [4]    Dutch-German Partnership Energising Development Mini Hydro Power Project. Panduan Singkat Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH). Jakarta : Kementrian ESDM

  • [5]    Coaction. 2019. https://coaction.id/air-sebagai-sumber-energi-terbarukan/. Jakarta : Collaborate Advocate Breaking Barriers.

  • [6]    Balai Wilayah Sungai Bali-Penida. Data Tukad Banyumala, Tukad Pasut. Bali : Kementrian PUPR.

  • [7]    Widiana, Nengah. 2020. Perancangan Penstok (Pipa Peesat) Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Di Banjar Dinas Mekarsari, Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng. Bali : Universitas Udayana

ISSN 1693 – 2951

Richard Antony Suatan : Kajian Ekonomi Untuk Perencanaan…