Teknologi Elektro, Vol. 16, No1, Januari-April 2017

107

Analisis Pengaruh Total Harmonic Distortion Terhadap Losses dan Efisiensi Transformator RSUD Kabupaten Klungkung

Wayan Agus Adi Widiastra1, I Wayan Rinas2, I Wayan Sukerayasa3

Abstract— The rise of harmonic on the power system caused by non linear load operation. Harmonic distortion level or called as Total Harmonic Distortion (THD) on transformer potentially cause the increase of losses therefore will be influential on the efficiency of the transformer.In this study was conducted measurement of the THD on one transformers in RSUD Klungkung which then compared with the result of a THD simulation on simulink MATLAB.VTHD based on the result of measurement is 1.51% and result of simulation is 1.49%,ITHD on based on the result of measurement is 16.73% and result of simulation is 16.45%. Result of measurement and simulation, it was known that the VTHD still meet the IEEE 519-2014 standard, while the ITHD do not meet the IEEE 519-2014 standard. Based on the losses analysis without the influence of harmonic, the obtained losses is 0.62kW. Due to the influence of harmonic causing the increase of losses to be 8,885kW. Based on the results of losses analysis without the influence of harmonic, the obtained efficiency calculation result1 is 99.654%. However the increase of losses as the effect of harmonic influencecaused the decline of efficiency to be 95.048%.

Intisari— Timbulnya harmonisa disebabkan karena pengoperasian beban listrik nonlinier. Tingkat distorsi harmonisa atau disebut dengan Total Harmonic Distortion (THD) pada transformator berpotensi menimbulkan losses sehingga berpengaruh terhadap efisiensi transformator. Dalam penelitian ini dilakukan pengukuran THD pada satu transformator di RSUD Kabupaten Klungkung yang kemudian dibandingkan dengan hasil simulasi THD pada simulink MATLAB.VTHDberdasarkan hasil pengukuran yaitu sebesar 1.51% dan berdasarkan hasil simulasi yaitu sebesar 1.49%, ITHD berdasarkan hasil pengukuran yaitu sebesar 16.73% dan berdasarkan hasil simulasi yaitu sebesar 16.45%. Hasil pengukuran dan simulasi diketahui bahwa VTHD masih sesuai standar IEEE 519-2014, sedangkan ITHD diketahui tidak sesuai dengan standar IEEE 519-2014. Berdasarkan analisis losses tanpa pengaruh harmonisa, diperoleh losses yaitu sebesar 0.62kW. Akibat adanya pengaruh harmonisa sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan lossesmenjadi 8,885kW. Berdasarkan hasil analisis losses tanpa pengaruh harmonisa, diperoleh hasil perhitungan efisiensi yaitu sebesar 99.654%. Namun terjadinya peningkatan losses akibat pengaruh harmonisa sehingga menyebabkan terjadinya penurunan efisiensi menjadi 95.048%.

Kata kunci : Harmonisa, losses, efisiensi.

1Mahasiswa, Jurusan Teknik Elektro dan Komputer Fakultas TeknikUniversitas Udayana, Jln. Kampus Bukit Jimbaran 80361 INDONESIA (telp: 0361-703315; fax: 0361-4321; e-mail:[email protected]

  • 2,3Dosen, Jurusan Teknik Elektro dan Komputer Fakultas TeknikUniversitas Udayana, Jln. Kampus Bukit Jimbaran 80361 INDONESIA (telp: 0361-703315; fax: 0361-4321; e-mail: 1[email protected] , 2[email protected],

  • I.    Pendahuluan

Transformator berfungsi sebagai penurun tegangan (stepdown) dari tegangan tinggi ke tegangan rendah maupun sebaliknya. Harmonisa yang timbul pada transformator disebabkan oleh pengoperasian beban-beban listrik nonlinier. Beban nonlinier memiliki bentuk gelombang yang tidak sinusoidal karena telah terdistorsi oleh harmonisa yang ditimbulkan akibat penggunaan perangkat elektronika daya seperti diode, thyristor, mosfet[1].

Tingkat THD pada transformator yang tinggi sehingga melebihi standar yang ditetapkan dapat menyebabkan terjadinya overheating (pemanasan berlebih) dan juga peningkatan losses (rugi-rugi) sehingga menyebabkan terjadi penurunan efisiensi [2].

Berdasarkan penelitian – penelitian sebelumnya yang terkait dengan harmonisa menyimpulkan bahwa komponen harmonisa dapat menyebabkan terjadinya peningkatan rugi-rugi daya (losses) pada transformator saat bekerja melayani beban non linier. Semakin tinggi THD pada sistem maka semakin tinggi pula peningkatan losses pada transformator[3][4][5][6]. Berbeda halnya dengan penelitian sebelumnya dimana analisis dilakukan di lingkungan kampus atau industri, namun pada penelitian ini penulis melakukan penelitian di rumah sakit umum yang tentunya memiliki karakteristik beban yang berbedadengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar THD yang timbul akibat pengoperasian peralatan-peralatan medis.

Penelitian dilakukan pada salah satu unit transformator di RSUD Kabupaten Klungkung yaitu transformator 1. Setelah dilakukan pengukuran diketahui bahwa VTHD pada transformator 1 yaitu 1,51%. Sedangkan ITHD pada transformator 1 yaitu 16,73%. Berdasarkan standar IEEE 5192014 bahwa batasan VTHD yang diperbolehkan dengan tegangan nominal di bawah 1kV yaitu sebesar 8% sehingga diketahui bahwa VTHD yang terukur masih sesuai standar. Sedangkan untuk menentukan batasan ITHD harus dilakukan perhitungan rasio hubung singkatnya (SCratio) terlebih dahulu, diketahui bahwa SCratio transformator 1 yaitu 25,07 maka batasan ITHD yang diperbolehkan yaitu sebesar 8% sehingga diketahui bahwa ITHD pada transformator 1 melebihi standar.

Tingginya ITHDyang diketahui telah melebihi standar nantinya akan dianalisis pengaruhnya terhadap lossesdan efisiensi transformator RSUD Kabupaten Klungkung. Analisisdistrosi harmonisa disimulasikanmenggunakansoftwareSimulink MATLABdengan menggunakan Fast Fourier Transform tools.

Wayan Agus Adi Widiastra: Analisis Pengaruh Total HarmonicDistortion …   p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



  • II.    Transformator dan Pengaruh THD pada

TRANSFORMATOR

  • A.    Transformator

Transformator berfungsi sebagai penurun tegangan dari tegangan tinggi ke tegangan rendah maupun sebaliknya tanpa mengubah frekuensi fundamentalnya. Dalam analisis ITHD pada transformator diperlukan nilai Short Circuit Ratiountuk menentukan batas maksimum THD yang direkomendasikan berdasarkan IEEE Standard 519-2014 sehingga dapat diketahui apakah ITHD pada transformator sudah sesuai standar atau tidak.

Short Circuit Ratiopada transformator dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut [1]:

Short Circuit Ratio = SC IL

(1)


Dimana ISC merupakan arus hubung singkat, dan IL merupakan arus beban penuh.

  • B.    Beban Linier dan Non Linier

Beban linier merupakan beban yang memiliki gelombang berbentuk linier. Pada beban linier ini, bentuk gelombang arus akan mengikuti bentuk gelombang tegangan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.

Gambar 1. Bentuk Gelombang Beban Linier

Sedangkan beban non linier merupakan beban yang gelombang arusnya tidak proporsional terhadap gelombang tegangannya sehingga bentuk gelombang arusnya tidak sama dengan bentuk gelombang tegangannya karena telah terdistorsi oleh arus harmonisa yang timbul akibat penggunaan perangkat elektronika daya seperti diode, thyristor, mosfet[1]. Bentuk gelombang beban nonlinier dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Bentuk Gelombang Beban Nonlinier

  • C.    Total Harmonic Distortion

Harmonisa adalah pembentukan gelombang-gelombang yang merupakan kelipatan dari frekuensi fundamentalnya. Gelombang tegangan maupun arus yang awalnya berupa sinusoidal murni akan terdistorsi menjadi tidak sinusoidal murni lagi.

(h = 13)

Gambar 3. Distorsi gelombang akibat harmonisa [1]


Harmonisa tegangan dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan core-loss (rugi besi). Sedangkan harmonisa arus dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan rugi-rugi tembaga. Secara keseluruhan rugi-rugi yang timbul akibat harmonisa merujuk pada terjadinya pemanasan berlebih (overheating) pada transformator [1].

  • D.    Standar Harmonisa Berdasarkan IEEE 519-2014

Untuk standar VTHD yang diperbolehkan diatur sesuai dengan Point of Common Coupling (PCC) dimana tiap tingkatan tegangan memiliki standar yang berbeda-beda, begitu pula dengan ITHD yang diatur dengan standar yang berbeda-beda sesuai PCC dan perhitungan rasio hubung singkatnya.

  • 1)    Standar VTHD IEEE 519-2014: Berdasarkan IEEE standard 519-2014 tentang nilai batas maksimum distorsi harmonisa tegangan pada sistem dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel I

VOLTAGE DISTORTION LIMITS

Bus Voltage (V) at PCC

Individual

Harmonic (%)

Total Harmonic Distortion (%)

V ≤ 1 kV

5,0

8,0

1 kV < V < 69 kV

3,0

5,0

69 kV < V < 161 kV

1,5

2,5

161 kV < V

1,0

1,5

  • 2)    Standar ITHD IEEE 519-2014: Sedangkan batas ITHD yang direkomendasikan bagi pelanggan yang terhubung dengan sistem tegangan berkisar antara 120 V sampai 69 kV disesuaikan dengan short circuit ratio (rasio hubung singkat).

Tabel II

Current Distortion Limits for Systems Rated 120 V through 69 kV [7],

Maximum Harmonic Current Distortion

Individual Harmonic Order (odd harmonic)

ISC/IL

3 ≤ h ≤ 11

11 ≤ h ≤ 17

17 ≤ h ≤ 23

23 ≤ h ≤ 35

35 ≤ h ≤ 50

THD (%)

< 20 c

4,0

2,0

1,5

0,6

0,3

5,0

20 < 50

7,0

3,5

2,5

1,0

0,5

8,0

> 5          480 V (Low Voltage)         9-15

50 < 100

10,0

4,5

4,0

1,5

0,7

12,0

3) Efisiensi Transformator:Tingkat efisiensi suatu transformator dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut [8]:

100 < 1000

12,0

5,5

5,0

2,0

1,0

15,0

> 1000

15,0

7,0

6,0

2,5

1,4

20,0

E. Losses dan Efisiensi Transformator


1) Losses Tanpa Pengaruh Harmonisa: Total loss energy suatu transformator merupakan hasil penjumlahan antara rugi besi dan rugi tembaga.Total loss energy dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :


% Efficiency = 1 -


Rugi Total

Daya Input


× 100%


(4)


Losses = Pi + Pcu

(2)


Dimana Pi merupakan rugi besi, sedangkan Pcu merupakan rugi tembaga.

  • 2)    Losses Akibat Pengaruh Harmonisa: Load Loss akibat pengaruh dari harmonisa dalam satuan perunit dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut [1]:

Pll = Ih 2 + (Ih 2 × h 2 )× Pec - r (P .u)   (3)

Dimana h merupakan harmonisa (%), Ih merupakan arus harmonisa (A), dan PEc-R merupakan eddy current loss factor. Eddy current loss factor dapat diketahui berdasarkan Tabel 3 berikut :

Tabel III

Typical Value of PEC-R [1],

  • III.    Metode Analisis Data dan Pemodelan Sistem

Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Klungkung yang berlokasi di Jalan Flamboyan no.40, Semarapura mulai pada Desember 2015 sampai Maret 2016.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis dengan prosedur yaitu pertama membuat pemodelan sistem transformator tiga phasa di RSUD Kabupaten Klungkung pada simulink MATLAB, Simulasi dilakukan dengan menggunakan FFT tools.FFT merupakan metode analisis sinyal yang handal dimana dapat digunakan untuk menganalisis waveform distortion.

Simulasi yang dilakukan pada Simulink MATLAB dengan desain pemodelan yang dirancang merupakan sistem 4 kawat dimana terdiri dari 3 kawat phasa dan 1 kawat netral.Model simulasi yang dirancang pada SimulinkMATLAB dapat dilihat pada gambar 4.

Type

MVA

Voltage

PEC-R (%)

Dry

≤ 1

-

3-8

≤ 1,5

5 kV (High Voltage)

12-20

≤ 1,5

15 kV (Hight Voltage)

9-15

Oil-filled

≤ 2,5

480 V (Low Voltage)

1

2,5 – 5

480 V (Low Voltage)

1-5

Gunakan FFT tools pada powergui

Motfe/ Simu/asi Sistem Beban Non-Linier 3 Fasa Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kiungkung

Gambar 4. Model Simulasi Sistem RSUD Kabupaten Klungkung pada Simulink MATLAB


Komponen-komponen yang digunakan dalam gambar pemodelan sistem di atas yaitu sebgaia berikut :

  •    Three-Phase Source yang berfungsi sebagai sumber tiga phasa.

  •    Three-Phase V-I Measurement Supply yang berfungsi sebagai alat ukur parameter sumber tiga phasa.

  •    Three-Phase V-I Measurement Load yang berfungsi sebagai alat ukur parameter beban tiga phasa.

  •    Nonlinier Load 1, 2, & 3 yang merupakann sub-system beban nonlinier yang terpasang.

    Wayan Agus Adi Widiastra: Analisis Pengaruh Total HarmonicDistortion


    p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



  •    Powergui yang dapat digunakan untuk melakukan simulasi spektrum VTHD maupun ITHD dengan memanfaatkan Fast Fourier Transform (FFT) tools.

  •    Display berfungsi sebagai media yang dapat menampilkan parameter-parameter simulasi berupa angka.

  •    Scope berfungsi sebagai media yang dapat menampilkan parameter-parameter simulasi berupa gelombang.

Beban nonlinier yang terpasang diasumsikan merupakan beban yang seimbang dimana beban disuplai dari sumber tiga phasa yang ekuivalen dengan transformator RSUD Kabupaten Klungkung. Model (mask) “Non Linier Load” yang terdapat pada Gambar 4 di atas merupakan suatu subsistem yang di dalamnya terdapat model simulasi yang menggambarkan suatu rangkaian beban non linier. Model simulasi beban non linier dapat dilihat pada gambar 5.

Gambar 5. Model Simulasi Beban Non Linier

Pemodelan beban menggunakan perangkat elektronika daya yaitu dioda sebagai representatif dari beban non linier. Berdasarkan percobaan yang dilakukan pada MATLAB,

diketahui bahwa dioda menghasilkan THD yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan thyristor atau mosfet. Oleh karena itu dioda digunakan untuk memperoleh hasil THD yang maksimal.

Berdasarkan nilai THD yang diperoleh melalui simulasi sehingga dapat dilakukan perhitungan losses transformator tanpa pengaruh harmonisa maupun akibat pengaruh harmonisa serta kaitannya dengan efisiensi transformator.

Simulasi yang dilakukan pada Simulink MATLAB

membutuhkan parameter-parameter sebagai berikut :

  •    Vrms         = 380/√2

  •    f           = 50 Hz

  •    Rsumber        = 7,7e-3

  •    Rbeban        = 1,293 Ω

  •    Lsumber       = 8,9e Henry

  •    Lbeban        = 0,022 Henry

  • IV. Hasil Pengukuran dan Simulasi THD

  • A.    Hasil Pengukuran THD

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten terletak di tengah kota Semarapura yang merupakan ibukota Kabupaten Klungkung dengan luas lahan secara keseluruhan 23885 m2. Sistem kelistrikan di RSUD Kabupaten Klungkung disuplai dari jaringan PLN melalui penyulang Klungkung. Transformator yang terpasang berkapasitas 200 kVA, dengan tegangan primer 20 kV dan tegangan sekunder 400 V.

Single line diagram dari sistem kelistrikan RSUD Kabupaten Klungkung dapat dilihat pada Gambar 6 dimana pengukuran dilakukan pada SDP transformator 1 saja.

Note :            =

Lokasi Pengukuran

Gambar 6. Single Line Diagram RSUD Kabupaten Klungkung


Berdasarkan hasil pengukuran yang dilakukan pada tiap-tiap SDP, sehingga diperoleh nilai VTHD dan ITHDtiap phasa seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4:


Tabel IV

Hasil Pengukuran THD

Phasa

VTHD (%)

ITHD (%)

R

1,52

17,19

S

1,52

15,28

T

1,49

17,71

Rata-rata

1,51

16,73


Hasil pengukuran menunjukkan bahwa rata-rata VTHD yang terukur yaitu sebesar 1,51%, sedangkan rata-rata ITHD hasil pengukuran yaitu sebesar 16,73%. Tingginya tingkat ITHD yang terukur pada transformator disebabkan karena pada RSUD Kabupaten Klungkung banyaknyapengoperasian peralatan-peralatan medis yang tentunya merupakan beban non linier seperti alat hemodialisa (dialyzer), incubator, Electro Kardio Graph, Hematology Analyzer, Blood Analyzer, Urine Analizer, Electrolit Analyzer, Microscope, dan berbagai peralatan elektronik lainnya. Secara teori menunjukkan bahwa beban non linier berbanding lurus dengan tingkat harmonisa sehingga diketahui bahwa semakin banyak beban non linier yang dioperasikan maka semakin tinggi pula tingkat THD pada transformator.

Hasil pengukuran THD ini nantinya akan di analisis berdasarkan IEEE standard 519-2014 untuk mengetahui apakah sudah sesuai standar atau tidak.

B. Hasil Simulasi THD


Dengan menggunakan metode FFT, sehingga diperoleh hasil simulasi THD seperti yang ditunjukkan pada Gambar dan Tabel sebagai berikut :

(a)                           (b)                         (c)

Gambar 7.Spektrum Gelombang VTHD Trafo 1 (a) phasa R, (b) Phasa S, (c) Phasa T


Gambar 8.Spektrum Gelombang ITHD Trafo 1 (a) phasa R, (b) Phasa S,

(c) Phasa T

Tabel V


Hasil Simulasi THD


Wayan Agus Adi Widiastra: Analisis Pengaruh Total HarmonicDistortion


p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372


772503


23701


Phasa

VTHD (%)

ITHD (%)

R

1,48

16,08

S

1,49

16,63

T

1,49

16,65

Rata-rata

1,49

16,45

ISC / IL

ITHD

Standar ITHD (%)

Keterangan

Pengukuran (%)

Simulasi (%)

25,07

16,73

16,45

8

Tidak Sesuai Standar

Pada tabel di atas terlihat bahwa THD hasil simulasi tidak berbeda jauh dengan THD hasil pengukuran. Hal ini menunjukkan bahwa simulasi dengan menggunakan Simulink MATLAB memiliki tingkat keakuratan yang sangat tinggi.

C. Analisis THD Berdasarkan IEEE 519-2014

Berdasarkan IEEE 519-2014 diketahui bahwa standar VTHD dengan tegangan nominal di bawah 1 kV yaitu sebesar 8%. Hasil analisis perbandingan VTHDdapat dilihat pada Tabel 6 :

Tabel VI

Analisis VTHD Berdasarkan IEEE 519-2014

Voltage

VTHD

Standar VTHD (%)

Ket

Pengukuran (%)

Simulasi (%)

V < 1 kV

1,51

1,49

8

Sesuai Standar

Vthd

8%


MAXVthd UEEE 519-2014)

Gambar 10.Grafik Perbandingan ITHD


Grafik di atas diketahui bahwa ITHD hasil pengukuran maupun hasil simulasi melebihi standar IEEE 519-2014.Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya bahwa tingkat ITHD yang tinggi hingga melebihi standar yang telah ditetapkan dapat menyebabkan terjadinya peningkatan losses pada transformator [3][4][5][6]. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap efisiensi dari transformator sehingga perlu dilakukan analisis efisiensi transformator RSUD Kabupaten Klungkung.

6%


A Pengukuran ■ Simulasi


V. Analisis LOSSES Transformator


4% ————————————————^

Gambar 9. Grafik Perbandingan VTHD


Grafik di atas menunjukkan bahwa VTHD hasil pengukuran maupun hasil simulasi masih sesuai standar IEEE 519-2014.

Untuk menganalisis ITHD perlu dihitung nilai SCratio nya terlebih dahulu. Diketahui bahwa arus hubung singkat yaitu 7,597 A dan arus beban penuh yaitu 0,303 A sehingga SCratio pada transformator dapat dihitung sebagai berikut :

SC ■ = ratio =


7,597A

0,303A


25,07


Berdasarkan standar IEEE 519-2014, dengan SCratio sebesar 25,07 sehingga standar ITHD yang digunakan sebesar 8%. Hasil analisis perbandingan ITHD berdasarkan standar IEEE 519-2014 dapat dilihat pada Tabel 7 :

A. Analisis Losses Tanpa Pengaruh Harmonisa

Total loss energy dapat dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Losses = Pi + Pcu

sehingga diperoleh rugi tembaga pada tiap-tiap SDP dapat dilihat pada tabel 8 :

Tabel VII

Analisis ITHD Berdasarkan IEEE 519-2014


Tabel VIII

Rugi Tembaga pada Transformator 1

No

SDP

PCU (Watt)

1

Ruang A

0,88

2

Ruang B

1,28

3

Ruang C

5,95

4

Ruang D & E

1,95

5

Ruang F

0,3

6

IBS

22,19

7

Ponek & Bersalin

1,49

8

UGD

20,38

9

Hemodialisa & Keuangan

32,35

10

Poliklinik & Management

2,75

11

Poliklinik Khusus AC

50,76

12

Dapur

1,93

13

Gudang

0,86

14

Loundry

0,55

15

IPSRS

0,01

Total

143,63


Berdasarkan SPLN 50:1997 tentang spesifikasi transformator distribusi, diketahui bahwa untuk transformator 200 kVA memiliki rugi besi (Pi) sebesar 480 Watt [9]. Sehingga total losses dapat dihitung sebagai berikut :

Total Losses     = Pi + Pcu

Total LossesTrafo 1 = 480 +143,63 = 623,63 W = 0.62 kW

  • B.    Analisis Losses Transformator Akibat Pengaruh

Harmonisa

Pengukuran yang dilakukan pada transformator 1 diketahui bahwa :

S     = 200 kVA

Cos φ  = 0,897

Sehingga nilai PBase satu phasa yaitu :

PBase 1φ = 200×≡ = 103,57 kW

3

Analisis arus harmonisa pada phasa R sampai orde ke-19 sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel IX

Harmonisa Phasa R

Orde Harmonisa

Ih (A)

Ih (p,u)

Ih2 (p,u)

Ih2 × h2 (p,u)

1

111,1

1,000

1,000000

1,00000

3

12,83

0,115

0,013336

0,12002

5

6,07

0,055

0,002985

0,07463

7

3,57

0,032

0,001033

0,05059

9

2,33

0,021

0,000440

0,03563

11

1,62

0,015

0,000213

0,02573

13

1,17

0,011

0,000111

0,01874

15

0,84

0,008

0,000057

0,01286

17

0,61

0,005

0,000030

0,00871

19

0,44

0,004

0,000016

0,00566

Total

1,018221

1,35257

Berdasarkan hasil perhitungan harmonisa dari orde-1 sampai orde-19 maka dapat dihitung load losspada phasa R dengan menggunakan persamaan sebagai berikut :

Pll PhasaR = 1.018221 +1,35257×0,01 = 1,0217467 p.u

Perhitungan di atas menunjukkan bahwa rugi tembaga ( I2R ) mengalami peningkatan sebesar 0.018221 p.u atau dalam satuan kW dapat dihitung sebagai berikut :

Pcu (kW) = Pcu (p.u) × Pbase 1 φ

Pcu (kW) = 0.018221 p.u × 103,57 kW

Pcu (kW) = 1,887 kW

Wayan Agus Adi Widiastra: Analisis Pengaruh Total HarmonicDistortion


Sedangkan rugi arus eddy (Eddy-Current Loss) mengalami peningkatan sebesar 0.0035257 p.u atau dalam satuan kW dapat dihitung sebagai berikut :

Pe (kW) = Pe (p.u) × Pbase 1 φ

Pe (kW) = 0.0035357 p.u × 103,57 kW

Pe (kW) = 0,366 kW

Untuk menghitung rugi histerisis (Hysterisis Loss) dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut [2] :

Ph = Kh ×ih × h h=1

Dimana

Kh = Konstanta Histerisis diketahui sebesar 0.26

ih   = Arus harmonisa

h   = Orde Harmonisa

Sehingga rugi histerisis pada phasa R dapat diperoleh sebagai berikut :

Tabel X

Rugi Histerisis Phasa R transformator 1

Orde Harmonisa

Ih (A)

Ph (Watt)

1

111,1

28,886

3

12,83

10,0074

5

6,07

7,891

7

3,57

6,4974

9

2,33

5,4522

11

1,62

4,6332

13

1,17

3,9546

15

0,84

3,276

17

0,61

2,6962

19

0,44

2,1736

Total

75,467

Diketahui bahwa rugi histerisis pada phasa R yaitu sebesar 75,457 W atau 0.075 kW. sehingga dengan demikian total penambahan losses pada phasa R akibat pengaruh dari harmonisa dapat dihitung sebagai berikut :

Losses Phasa R = Pcu + Pi

Losses Phasa R = Pcu + (Pe + Ph )

LossesPhasa R = 1,887 + (0,366 + 0.075)

Lossesnasa R = 2,328 kW

Dengan menggunakan cara perhitungan yang sama sehingga diperoleh hasil perhitungan losses pada phasa S dan T yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :


Tabel XI

Penambahan Losses Akibat Pengaruh Harmonisa

Phasa

Pcu (kW)

Pe (kW)

Ph (kW)

Losses (kW)

Phasa R

1,887

0,366

0,075

2,328

Phasa S

2.591

0,347

0,011

2,949

Phasa T

2,541

0,430

0,016

2,988

p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372

Total LossesTransformer 1                   8,265

Tabel di atas menunjukkan bahwa pada transformator 1 mengalami penambahan losses akibat pengaruh harmonisa sebesar 8,268 kW, sehingga losses transformator 1 secara keseluruhan dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut [5] :

Total Lossestrafo i = Losses^ ham + LθSSeSakibal ham = 0,62+8,265 = 8,885 kW

Total Losses

Susut Trafo =-----------× 100%

PBase 3 φ

8.885

Susut Trafo =---,-----×100% = 4,953%

200 × 0,897

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil losses transformator akibat pengaruh harmonisa menjadi 8,885 kW atau sebesar 4,953 % dari total pembebanan transformator.

Berdasarkan hasil perhitungan losses pada transformator tanpa pengaruh harmonisa maupun akibat pengaruh harmonisa diperoleh hasil perbandingan sebagai berikut :

EFISIENSI

Gambar 11. Grafik Perbandingan Losses Transformator


Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa rugi-rugi transformator akibat pengaruh harmonisa lebih tinggi dibandingkan dengan rugi-rugi tanpa pengaruh harmonisa.

Losses pada transformator dipengaruhi oleh 2 komponen rugi daya yaitu rugi berbeban atau rugi tembaga (Pcu), dan rugi tanpa beban yang terdiri dari rugi arus eddy (Pe), dan rugi histerisis (Ph). Rugi tembaga yaiturugi akibat adanya aliran arus yang berlebih yang melewati nilai resistansinya yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan pada kawat tembaga masing-masing kumparan. Rugi arus eddy yaitu rugi-

rugi yang terjadi pada inti besi akibat adanya arus pusar, sedangkan rugi histerisis yaitu rugi-rugi pada inti besi akibat adanya alternatingflux (fluks bolak-balik)[1].

Sesuai dengan prinsip kerja transformator, adanya arus bolak-balik yang mengalir sehingga menimbulkan fluks magnetik maka akan terjadi proses induksi elektromagnetik pada kumparan transformator. Arus induksi yang mengalir pada kumparan, dan inti besi dapat menyebabkan terjadinya pemanasan berlebih pada transformator. Komponen dari rugi-rugi ini meningkat sesuai dengan kuadrat dari frekuensi arus harmonisa. Semakin tinggi harmonisa maka semakin tinggi pula peningkatan lossesyang terjadi pada transformator [10].

  • VI.    Analisis Efisiensi Transformator

Untuk menghitung efisiensi transformator, harus diketahui terlebih dahulu daya inputnya yang dapat dihitung sebagai berikut :

Daya Input Trafo 1 = 200kVA× 0,897 = 179,44kW

Berdasarkan daya input yang telah diketahui sehingga efisiensi transformator dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 4 :

%Efficiency Tanpa Harmonisa

%Efficiency Akibat Harmonisa

0,62

179,44


×100% = 99,654%


8,885

179,44


×100% = 95,048%


Efisiensi Transformator RSUD Kab.

Klungkung

100 %

99 %

98 %

97 %

96 %

95 %

94 %

93 %

92 %

Gambar 12. Grafik Perbandingan Efisiensi Transformator


Berdasarkan grafik di atas dapat dilihat bahwa efisiensi transformator 1 tanpa pengaruh harmonisa yaitu sebesar 99,654%. Namun setelah terjadi peningkatan losses akibat pengaruh dari harmonisa sehingga menyebabkan terjadinya penurunan efisiensi menjadi 95,048%. Berdasarkan analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi losses maka semakin rendah efisiensinya, hal tersebut sesuai

dengan teori dimana losses berbanding terbalik dengan efisiensi.

  • VII.    Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, sehingga dapat diperoleh beberapa simpulan yaitu sebagai berikut :

Berdasarkan hasil perhitungan losses tanpa pengaruh harmonisa sehingga diperoleh hasil losses pada transformator 1 yaitu sebesar 0,62kW. Akibat adanya pengaruh harmonisa sehingga menyebabkan terjadinya peningkatan losses pada transformator 1 menjadi 8,885kW.

Berdasarkan hasil analisis losses tanpa pengaruh harmonisa sehingga diperoleh hasil perhitungan efisiensi pada transformator 1 yaitu sebesar 99,654%,namun terjadinya peningkatan losses akibat pengaruh harmonisa sehingga menyebabkan terjadinya penurunan efisiensi pada transformator 1 menjadi 95,048%.

Adanya pengaruh harmonisa diketahui bahwa dapat menyebabkan terjadinya peningkatan losses pada transformator. Terjadinya peningkatan losses pada transformator sehingga berpengaruh terhadap efisiensinya. Dampak negatif yang terjadi pada transformator akibat harmonisa sehingga diperlukan suatu upaya-upaya penanggulangan untuk mereduksi tingkat harmonisa. Hal tersebut salah satunya dapat dilakukan dengan melakukan studi analisis penggunaan filter harmonisa yang kemudian dapat diaplikasikan langsung pada sistem.

Referensi

  • [1]    dugan, r.c., mcgranaghan, m.f., santoso, s., beaty, h.w. 2004. Electrical Power System Quality-Second Edition. The McGraw-Hill.

  • [2]    harlow, j.h. 2004. electric power engineering. united states of America : CRC Press.

  • [3]    agusman, c. 2011. analisis perhitungan rugi-rugi daya Transformator Karena Harmonik. Depok : Jurusan Teknik Elektro Universitas Indonesia.

  • [4]    dhavitra, r., firdaus, feranita. 2015. analisis dampak total Harmonic Distortion Terhadap Losses pada Transformator Distribusi di Fakultas Teknik Riau. Jom FTEKNIK, Vol. 2 (Mei) : 1 - 16.

  • [5]    rinas, i.w. 2012. studi analisis Losses dan Derating akibat pengaruh THD pada Gardu Transformator Daya di Fakultas Teknik Universitas Udayana. Teknologi Elektro, Vol. 11 (Januari - Juni) : 23 - 29.

  • [6]    weking, a. i. 2013. simulasi penentuan penempatan filter aktif shunt untuk Mendapatkan Distorsi Daya yang Terkecil di Blue Point Bay Villa & Spa. Teknologi Elektro, Vol. 12 (July – Desember) : 29 - 37.

  • [7]    ieee recommended practices and requirements for harmonic Control in Electric Power Systems. IEEE Standard 519-2014.

  • [8]    gonen, t. 2008. electric power distribution system engineering, Second Edition. United States of America : CRC Press.

  • [9]    spln (standar perusahaan listrik negara) 50:1997. spesifikasi Transformator Distribusi. 1997.

  • [10]    de la rosa, f. c. 2006. harmonics and power system. united state of America : Taylor & Francis Group.

    Wayan Agus Adi Widiastra: Analisis Pengaruh Total HarmonicDistortion


    p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



{ halaman ini sengaja dikosongkan }

ISSN 1693– 2951Wayan Agus Adi Widiastra : Analisis Pengaruh Total HarmonicDistortion...