Teknologi Elektro, Vol. 16, No1, Januari-April 2017

1

Analisis Kualitas Jaringan Lokal Akses Fiber Optik Pada Indihome PT. TELKOM di Area Jimbaran

A.A.Eka.Paramarta1, G.Sukadarmika2, P.K.Sudiarta3

AbstractGiga Passive Optical Network (GPON) is a device access latest technology that is based fiber optic . To research discussed how the quality of tissue on fiber optic indihome in jimbaran. Because the lack of tissue cooper ( copper ) which are considered not enough to accommodate demand capacity bandwidth and bit-rate make developers services start to transition users cooper to the fiber optic. Services indihome consisting of voice, the intenet and use tv. Methods used to research is software embassy and telnet.

IntisariGiga Passive Optical Network (GPON) merupakan sebuah teknologi perangkat akses terbaru yang berbasiskan fiber optic. Pada Penelitian ini membahas bagaimana kualitas jaringan fiber optic pada indihome di wilayah Jimbaran . Karena adanya keterbatasan jaringan cooper( tembaga ) yang dinilai belum cukup untuk mengakomodir permintaan kapasitas bandwidth dan bit-rate membuat pengembang layanan mulai untuk transisi pengguna cooper ke pengguna serat optic. Layanan indihome terdiri dari voice, internet dan usee tv. Sedangkan metode yangdigunakan pada penelitian ini yaitu Software Embassy dan Telnet.

Kata KunciKualitas Jaringan, Voice, Internet, Useetv

  • I.    PENDAHULUAN

Saat ini, perkembangan layanan informasi sudah sangat beragam mulai dari layanan voice (telepon), data (internet) dan cable tv (useetv) dimana ketiga layanan sudah bisa ditransmisikan dalam satu media yang disebut layanan indihome.Untuk menjalankan sistem Indihome yang bernama triple play yaitu internet, voice, dan useetv.Keterbatasan jaringan cooper (tembaga) yang dinilai belum cukup untuk mengakomodir permintaan kapasistas bandwidth dan bit-rate membuat pengembang layanan mulai untuk transisi penggunaan cooper ke penggunaan serat optik.[1]

Dengan menggunakan fiber optic ini dimana bandwidth dan bi-trate yang ditawarkan lebih besar sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan dalam melayani jumlah useryang terus meningkat serta dapat mengakomodir permintaan dari pelanggan yang beragam.

Gigabit Passive Optical Network (GPON) adalah sebuah teknologi perangkat akses terbaru saat ini yang berbasiskan fiber optik. PT. Telkom sudah menerapkan teknologi GPON

sebagai jaringan access network untuk layanan Indihome.Dalam layanan voice merupakan layanan telepon rumah yang sudah menggunakan kabel fiber optik dalam layanan Indihome.

Penelitian ini membahas mengenai kualitas layanan indihome PT.Telkom di daerah Jimbaran, Bali.Analisa dari parameter ini berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan dari kualitas fiber optic yaitu Rx Power, Attenuation dan Attainable Rate.

  • II.    TINJAUAN PUSTAKA

    • 2.1    IndiHome (Indonesia Digital Home)

IndiHome merupakan layanan Triple Play dari PT.Telkom yang terdiri dari Telepon Rumah (voice), Internet on Fiber atau High Speed Internet dan UseeTV Cable (Interactive TV). Untuk sebagian besar wilayah Indonesia, IndiHome akan dilayani dengan menggunakan 100 % Fiber artinya kabel Fiber Optic digelar sampai ke rumah pelanggan. [3]

  • 2.2    Teknologi Jaringan Lokal Akses Fiber Optik

Teknologi Jarlokaf yang saat ini sudah berkembang dangan baik antara lain: DLC (Digital Loop Carrier), PON (Passive Optical Network), dan AON (Active Optical Network) dan HFC (Hybrid Fiber Coax). DLC, PON dan AON, merupakan teknologi jarlokaf dan dapat terintegrasi dengan copper pair, sedangkan HFC merupakan teknologi jarlokaf yang terintegrasi dengan coaxial.

  • 2.3    Parameter Kualitas Jaringan

    • 2.3.1 Attenuation

Attenuationini merupakan nilai yang menunjukan seberapa jauh kualitas sinyal dari user sampai ke perangkat GPON/MSAN di STO telah terdegradasi (melemah). Semakin kecil nilai line attenuation makan dikatakan kualitas jaringan akan semakin baik. Berikut Tabel 1 yang menjelaskan tentang kualitas attenuation. [2]

Untuk menghitung redaman kabel pada optik dapat dihitung sebagai berikut :

a = Tx -Rx                                       (1)

Dimana :

a = attenuation (dB)

Tx = daya yang dipancarkan (dBm)

Rx = daya yang diterima (dBm)

Eka Paramarta: Analisis Kualitas Jaringan Lokal........


p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372



  • 2.3.2 Attainable Rate

Attainable Rate adalah nilai yang menunjukan kapasitas bandwidth maksimum yang dapat ditransmisikan melalui jaringan.Parameter ini menentukan pilihan paket yang disesuaikan dengan kondisi jaringan. [3]

  • 2.3.3 Rx Power

Rx power (Prx) merupakan daya kuat sinyal yang diterima pada proses pentransmisian paket data. Untuk menghitung Rx power digunakan rumus link power budget sebagai berikut :[5]

Prx = Ptx - (αf + «c + a s +Sp +M )              (2)

Dimana :

Prx = daya sinyal yang diterima (dBm)

Ptx = daya optis yang dipancarkan dari sumber cahaya (dBm) f= redaman kabel serat optik (Panjang kabel(km) x loss kabel )

c= redaman pada konektor (Jumlah konektor x loss konektor)

s= redaman pada splicer (Jumlah splice x loss splice)

Sp = Redaman Spliter (dB)

M = nilai yang digunakan untuk mengkompensasi redaman yang terjadi pada kabel serat optic

  • 2.3.4 Perhitungan kebutuhan bitrate codec G.711

G.711 adalah suatu standar internasional untuk kompresi audio dengan menggunakan teknik Pulse Code Modulation ( PCM ) dalam pengiriman suara.Voice payload size codec G.711 sebesar 64 Kbps, sehinggan perhitungan adalah sebagai berikut [ ]:[4]

Total_Bitrate = ([Layer_2_Overhead + IP_UDP_RTP Overhead + Sample_Size]/ Sample_Size) * Codec_Speed       (3)

  • 2.3.5    Resolusi

Resolusi atau dimensi frame (frame dimention) adalah ukuran sebuah frame, yang dinyatakan dalam piksel x piksel. Semakin tinggi resolusinya, semakin baik kualitas video tersebut, dalam pengertian bahwa ukuran fisik yang sama, video dengan resolusi yang tinggi akan lebih detail.Akan tetapi untuk mudahnya, kita dapat mengacu berdasarkan karakteristik video yang akan dikompresi dengan perhitungan berikut:[7]

[lebar bingkai] x [tinggi bingkai] x [framerate] x [motion rank] x 0.07 = [bitrate](4)

  • 2.3.6    Embassy dan Telnet

Embassy merupakan aplikasi berbasis web yang saat ini dapat digunakan untuk mengetahui kualitas jaringan dari user.Telnet adalah aplikasi remote login Internet. Dengan menggunakan telnet koneksi dapat terjadi ke komputer lain dengan menggunakan underdos (CMD).[6]

  • III.    METODE PENELITIAN

Pada penelitian ini menganalisa hasil pengukuran dari software embassy dan telnet milik PT.Telkom. Gambar 1 merupakan alur penelitian yang dilakukan untuk mencari attenuation, attainable rate dan rx power .

Gambar 1: Alur Penelitian

  • IV.    HASIL DAN PEMBAHASAN

  • 4.1    Arsitektur Jaringan GPON Pada Indihome

Pada jaringan GPON ini digunakan masing-masing 2 passive splitter yaitu passive splitter 1:4 dan passive splitter 1:8 serta masing-masing menggunakan splicer dan konektor yang jumlahnya bervariasi.

  • 4.2    Analisa Kualitas Rx Power

Berikut ditampilkan beberapa contoh pengukuran nilai dari sample pelanggan GPON di wilayah Jimbaran :

Pengguna 1 (172415805174 - lucia hidayat - beranda hijau v/17 Jimbaran Badung )

Prx = Ptx — (αf+ αc+ a s + Sp +M )

  • = 3.06 – (9.852x0.35+0.2+3x 0.05 + 14+6)

= -21.138 dBm

Teknologi Elektro, Vol. 16, No1, Januari-April 2017

TABEL I

HASIL PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN RX POWER (PRX)

No

IdPeIanggan

Nama Pelanggan

Prx Ukur (dBm)

Panjan g Kabel

Spli cer

con nec tor

Splitter

margin

Prx Hitung (dBm)

1

172415805355

Lucia

Hidayat

■15.114

8.655

2

2

1:4,1:8

6

■21.129

2

172415805353

Anderson Hotmen Aritpnang

-15.228

8.602

2

2

1:4,1:8

6

-21.35

3

172415205183

Budi

Suparjo

■15.85

9.722

2

2

1:4,1:8

6

■21.23

4

172415805009

LuhMade Seriarningsi h,S.KOM, MAP

■16.178

9.207

2

2

1:4,1:8

6

■21.34

5

172415205462

Tommy

Wijaya

-16.556

9.895

2

2

1:4,1:8

6

-22.003

Terdapat fakta bahwa nilai hasil pengukuran dari software ada yang lebih kecil dari pengukuran dan ada juga yang lebih besar dari perhitungan.Hal ini dikarenakan hasil pengukuran berdasarkan topologi jaringan existing di lapangan, berbeda dengan hasil perhitungan yang berdasarkan perhitungan teoritis. Faktor yang mengakibatkan perbedaan tersebut antara lain faktor sambungan (splicing).

TABEL II

HASIL PENGUKURAN PADA MODEM ZTE

No

Id Pelanggan

Nama Pelanggan

Optical modul input power (dBm)

Rx Power (dBm)

1

172415805174

Andrson Hotmen Aritorang

-15

-15.114

2

172415805027

Lucia Hidayat

-15

-15.228

3

172415204638

Luh Made Serianingsih

-15

-15.85

4

172415805177

Budi Suparjo

-16

-16.178

5

172415205466

Tommy Wijaya

-16

-16.556

Berdasarkan pengukuran yang dilakukan dimodem pelanggan terdapat perbedaan antara optical modeminput power dengan nilai Rx power dimana pada nilai optical modeminput power telah dibulatkan dari nilai Rx power pada software embassy.

Untuk pengukuran nilai Attenuation hanya bisa dilakukan pengukuran menggunakan aplikasi Telnet karena pada aplikasi Embassy tidak menampilkan parameter Attenuation. Untuk perhitungan secara teoritisnya menggunakan rumus 2.4 sebagai berikut :

  • a = Tx — Rx d B

Berikut adalah contoh perhitungan nilai Attenuation yang diambil dari beberapa sample :

  • 1.    Pelanggan 1

  • a — Tx — Rx dB

= 2.8 dBm – (-15.114 dBm)

= 17.194 dB

Dengan cara perhitungan yang sama didapatkan nilai Attenuation dari seluruh pengguna indihome untuk jaringan GPON di daerah Jimbaran. Berikut Tabel 4.3 yang merupakan hasil pengukuran dan perhitungan untuk nilai Attenuation :

TABEL III

HASIL PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN ATTENUATION

No

d P≡⅛g⅛∏

Nana Pelanggan

Attenuation ukur

TX

RX

Attenuation Hitung

1

172415805355

LuciaHidayat

18.24

2.8

■15.114

17.914

2

172415805353

Anderson Hptmen Aritonang

17.984

2.56

■15.228

17.788

3

172415205183

BudiSuparjo

19.106

3.072

■15.85

18.922

4

172415805009

LuhMade Seriarningsih, S.KOM,M.AP

19.102

2.782

■16.178

18.96

5

172415205462

TommyWijaya

19.284

2.36

■16.556

18.916

Untuk Attenuation, hasil pengukuran cenderung lebih besar dari pada hasil perhitungan. Faktor yang mengakibatkan perbedaan tersebut antara lain terjadi tekukan kabel fiber optic dan menyebabkan nilai attenuation pada pengukuran lebih besar dari pada hasil perhitungan.

  • 4.2.1.3    Analisa Rx Power (Prx) dan Attenuation

Pada analisis Rx Power (Prx) digunakan 3 tahap penelitian yaitu pengumpulan data nilai Rx Power menggunakan hasil software, perhitungan nilai Rx Power (Prx) secara teoritis, dapat dilihat selisih antara Rx ukur dan Rx hitung, dan pengklasifikasian nilai Rx Power (Prx) terhadap standarisasi level daya terima.

  • 4.2.1.2    Hasil Pengukuran dan Perhitungan Attenuation

Eka Paramarta: Analisis Kualitas Jaringan Lokal........

p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372

9 7725D3 237D23


TABEL IV

HASIL KLASIFIKASI RX POWER (PRX)

No

Id ⅛⅛

NamaPeIanggan

PrxUkur ∣dBm)

PrxHituns ∣dBm)

Klasifikasi ∣Baik∕Tidak Baik)

1

172415805355

Lucia Hi⅛

■15.114

■21.129

Baik

2

172415805353

AndersonHptmen

■15.228

■21.35

Baik

3

172415205183

BudiSuparjo

■15.85

■21.23

Baik

4

172415805009

LuhMadeSeriarninssih

■16.178

■21.34

Baik

5

172415205462

TommyWijaya

■16.556

■22.003

Baik

HASIL KLASIFIKASI ATTENUATION

No

IdPeIanggan

NamaPeIanggan

Attenuation ukur

Attenuation hitung

Klasifikasi (Baik/Sangat Balk)

1

172415805355

LuciaHidayat

18.24

17.914

Sangat Baik

2

172415805357

⅛ Adi Putra

18.986

18.964

Sangat Baik

3

172415805353

Anderson Hotmen

17.984

17.788

Sangat Baik

4

172415205183

BudiSuparip

19.106

18.922

Baik

5

172415805009

Luh Made Seriarningsih

19.102

18.96

Baik

6

172415205462

Tommy Wijaya

19.284

18.916

Baik

Berikut ditampilkan Gambar 2 yang merupakan diagram perbedaan nilai antara hasil ukur menggunakan software dan hasil perhitungan secara teoritis untuk parameter Rx Power (Prx) :

Gambar 2: Grafik Pengukuran dan Perhitungan Rx Power


Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan menggunakan software Embassy terhadap pengguna layanan Indihome yang menggunakan jaringan GPON, didapatkan nilai parameter Rx Power (Prx) dengan nilai bervariasi antara -15 dBm sampai -24 dBm.

Untuk nilai Attenuation setelah didapatkan hasil pengamatan melalui software dan perhitungan secara teoritis, selanjutnya nilai Attenuation tersebut akan diklasifikasikan berdasarkan standarisasinya. Berdasarkan klasifikasi didapatkan selisih antara attenuation ukur dan attenuation hitung.Berikut hasil klasifikasi yang dapat dilihat pada Tabel V.

Berikut ditampilkan grafik perbandingan nilai hasil pengukuran dan perhitungan secara teoritis untuk nilai Attenuation pada Gambar 3 :


attenuation ukur


attenuation hitung


(jumlah pelanggan)


Gambar 3: Grafik Pengukuran dan Perhitungan Attenuation

  • 4.2.2    Attainable Rate

Attainable Rate adalah parameter yang menentukan seberapa kesanggupan jaringan menyalurkan data yang menunjukan kapasitas bandwidth maksimum yang dapat ditransmisikan melalui jaringan.

  • 4.2.2.1 Hasil Pengukuran Attainable Rate

Untuk mengukur Attainable Rate menggunakan aplikasi Embassy milik PT.TELKOM. Berikut adalah hasil pengukuran menggunakan aplikasi yang ditampilkan pada Tabel 4.7 sebagai berikut :

TABEL V


TABELVI

Teknologi Elektro, Vol. 16, No1, Januari-April 2017 HASIL PENGUKURAN ATTAINABLE RATE

No

Id Pelarggar

NamaPeIarggar

Alamat Pelanggan

Uplink

Downlink

1

172415805355

Lucia Hidayat

Beranda Hijau V/17 Jimbaran Badung

1.233

Gbps

2.466

Gbps

2

172415805353

Anderson Hotmen Aritonang

Beranda Hijau lll∕9 Jimbaran Badung

1.226 Gbps

2.452 Gbps

3

172415205183

Budi Suparjo

Boulevard 2 Jiimbaran

Badung

1.203

Gbps

2.406

Gbps

4

172415805009

Ll∣∣i Made Seriarningsih, S.KOM,M,AP

BerandaHijauXIINo1S Jimbaran

1.231

Gbps

2.462 Gbps

5

172415205462

TommvWijaya

Balangan Hijau IV No,17

Jimbaran Badung

1.216

Gbps

2.432

Gbps

  • 4.2.2.2 Analisa Parameter Attainable Rate

Untuk analisis nilai Attainable Rate, dilakukan pengamatan dari aplikasi Embassy yang berdasarkan jarak panjang kabel dari STO sebagai server ke pengguna layanan Indihome.Untuk nilai Attainable Ratenya didapatkan dari hasil pengukuran dan untuk nilai jaraknya didapatkan dari data sekunder miliki PT.TELKOM. Berikut ditampilkan hasilnya dalam Tabel VII :

TABEL VII

HASIL PENGUKURAN ATTAINABLE RATE DAN PANJANG KABEL

No

Id Pelanggan

Nama Pelanggan

Alamat Pelanggan

Uplink

Downlink

Panjang Kabel

1

172415805355

LuciaHidayat

Beranda Hijau V/17 Jimbaran Badung

1.233

Gbps

2.466

Gbps

8.655

2

172415805353

Anderson Hotmen Aritonang

Beranda Hijau 111/9 Jimbaran Badung

1.226

Gbps

2.452

Gbps

8.602

3

172415205183

BudiSuparjo

Boulevard 2 Jimbaran

Badung

1.203

Gbps

2.406

Gbps

9.722

4

172415805009

LuhMade

Seriarningsih, S.KOM,M.AP

Beranda HijauXII No.3 Jimbaran

1.231

Gbps

2.462

Gbps

9.207

5

172415205462

TommyWijaya

BaIanganHijauIV No,17 Jimbaran Badung

1.216

Gbps

2.432

Gbps

9.895

Pada parameter attanaible rate ini, dianalisis pengaruh jarak (panjang kabel) terhadap nilai downstream dari Attainable Rate. Tetapi untuk kasus GPON kali ini, nilai downstreamAttainable Rate-nya tetap stabil di kisaran 2.3 sampai dengan 2.4 Gbps artinya layanan Usee TV masih bisa dijalankan karena mampu melayani paket Usee TV yaitu 2.6 Mbps.

  • 4.2.3    Hasil Kualitas Layanan Indihome

Hasil kualitas layanan indihome pada pelanggan daerah Jimbaran. Dimana pada layanan voice di dapat melalui perhitungan dengan rumus:

Total_Bitrate = ([Layer_2_Overhead + IP_UDP_RTP Overhead + Sample_Size]/ Sample_Size) * Codec_Speed. Pada layanan useetv di dapat melalui perhitungan dengan rumus :

[lebar bingkai] x [tinggi bingkai] x [framerate] x [motion rank] x 0.07 = [bitrate]. [5]

Sedangkan pada layanan internet di dapat melalui pengukuran kepelanggan.Berikut hasil kualitas layanan indihome ditampilkan pada tabel viii:

TABEL VIII

HASIL KUALITAS LAYANAN INDIHOME

Standar kapasitas Pada Modem Pelanggan

Hasil Perhitungan Pada Pelanggan

Voice

1024 Kbps

Voice

81,98 Kbps

Useetv

7680 Kbps

Useetv

3096 Kbps

Internet

15360 Kbps

Hasil Pengukuran Pada Pelanggan internet

Pagi

Siang

Sore

Malam

10600 kbps

10600 kbps

10410 kbps

10160 kbps

Total

24,064 Mbps

13,777 Mbps

13,777 Mbps

13,587 Mbps

13,337 Mbps

Layanan yang di dapat dari pelanggan mencakup voice, internet dan useetv sebesar 13,777 Mbps dengan melihat nilai attainable rate yang diberikan oleh PT.Telkom ke pelanggan daerah Jimbaran rata rata sebesar 2,3 Gbps sampai 2,4 Gbps. Maka pelanggan telah mendapatkan layanan yang sangat baik.

  • V. Kesimpulan

Dari hasil studi yang dilakukan diperoleh kualitas layanan indihome PT.Telkom STO Jimbaran seperti berikut :

  • 1.    Kualitas layanan indihome PT.Telkom STO Jimbaran dilihat dari nilai Rx Power yang diperoleh dari hasil pengukuran antara -15 dBm sampai dengan -24 dBm sedangkan perhitungan teoritis nilainya bervariasi antara -15 dBm sampai dengan -24 dBm. Nilai ini masih dalam katagori baik karena masih dalam rentang standar yang diijinkan yaitu -10 dBm sampai dengan -30 dBm.

  • 2.    Nilai Attenuation hasil pengukuran 17 dB sampai dengan 28 dB sedangkan perhitungan bervariasi antara 17 dB sampai dengan 28 dB. Nilai ini juga masih dalam rentang yang diijinkan yaitu 20 dB sampai dengan 29 dB.

  • 3.    Pengukuran layanan internet pada pelanggan diperoleh datarate sebesar 10,6 Mbps, sedangkan perhitungan untuk kebutuhan layanan voice dan useetv masing masing membutuhkan 81,98 Kbps dan 3,096 Mbps sebagai total layanan yang dibutuhkan dipelanggan 13,777 Mbps.

    Eka Paramarta: Analisis Kualitas Jaringan Lokal........


p-ISSN:1693 – 2951; e-ISSN: 2503-2372

Ketersedian layanan indihome sangat memadai, karena disediakan downstream attainable rate sebesar 2,3 Gbps sampai dengan 2,4 Gbps.

Referensi

  • [1] . Rianti,N. 2009. Analisis Karakteristik Jaringan Local Akses Tembaga Untuk Layanan Speedy di kandatel Bali. Fakultas Teknik Elektro Universitas Udayana.

  • [2] . Fakhri, A. dkk. 2012. Pengenalan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON). Fakultas Teknik Elektro Universitas Telkom, Bandung – Indonesia.

  • [3] . Oka, P. 2015. Analisis Pengukuran Kualitas Jaringan Gigabit Passive Optical Network (GPON) Pada Layanan Internet Protocol Television (IPTV) PT.TELKOM di wilayah Bali Selatan. Fakultas

  • [4] . Mahendra, A. 2014. Analisis Pengaruh Perubahan Codec Terhadap Quality of Service Voip Pada Jaringan UMTS. Fakultas Teknik Elektro Universitas Udayana.

  • [5] . Endy, K. 2010. Analisa Redaman Serat Optik Terhadap kinerja Sistem Komunikasi Serat Optik menggunakan Metode Optical link.Institud Teknologi Sepuluh Nopermber-Surabaya.

  • [6] . Fitri, N. 2013. Analisis Kualitas Jaringan USEETV Cable Menggunakan Kabel Tembaga Pada PT.TELKOM Pontianak. Fakultas Teknik Elektro Univeristas Tanjungpura.

  • [7] . Nugroho, P. 2012. Analisis Perbandingan Jaringan IPTV GPON dan DSLAM di PT.TELKOM.PT.TELKOM Indonesia Jakarta Pusat.

ISSN 1693– 2951

Eka Paramarta: Analisis Kualitas Jaringan Lokal........