Realisasi Perangkat Pengendali

I Made Agustina P, dkk

REALISASI PERANGKAT PENGENDALI ON-OFF LAMPU PENERANGAN MELALUI SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DENGAN UMPAN BALIK BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

I Made Agustiana Putra, I G. A. Putu Raka Agung, I Nyoman Setiawan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Udayana

Kampus Bukit Jimbaran Bali 80361, tlp (0361)703315 Email: [email protected], [email protected]

Abstrak

Penggunaan lampu penerangan yang tidak tepat waktu bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, pemborosan energi listrik dan mengurangi umur lampu penerangan. Pemakaian mikrokontroler dan HP GSM dengan sms untuk pengendalian nirkabel sangat praktis dan efisien. Pada penelitian ini akan direalisasikan perangkat pengendali on-off lampu penerangan dengan perantaraan SMS (Short Message Service) handphone (HP) GSM berbasis mikrokontroler AT89S52. Perangkat ini dapat mengkomunikasikan HP statis dengan mikrokontroler AT89S52 melalui komunikasi serial. Komunikasi ini meyebabkan mikrokontroler dapat mengendalikan on-off delapan lampu penerangan dengan rangkaian relay dan membaca kondisi on-off lampu penerangan melalui sensor photodioda. Perintah on-off lampu penerangan dikirim berupa sms oleh HP mobil ke HP statis yang terhubung serial ke mikrokontroler AT89S52. SMS ini akan dibaca dan diterjemahkan ke kode PDU dan dilaksanakan oleh mikrokontroler untuk on-off lampu penerangan. Berdasarkan kondisi on-off lampu penerangan ini HP statis akan mengirim sms balik ke HP mobil tentang kondisi lampu penerangan ini. Hasil pengujian pada peralatan ini menunjukkan HP mobil sudah mampu menghidupmatikan (on-off) delapan buah lampu penerangan baik secara bersamaan maupun satu demi satu. Sedangkan kondisi on-off lampu bisa diketahui satu demi satu dengan mengirim sms yang sesuai.

Kata Kunci: Lampu, SMS, Mikrokontroler, Photodioda, Handphone.

  • 1.    PENDAHULUAN

Teknologi komunikasi telepon seluler atau handphone (HP) saat ini begitu pesat dengan berkembangnya komunikasi dengan teks atau SMS (Short Message Service). SMS bisa digunakan untuk sistem pengontrol wireless real time karena kecepatan pengiriman datanya, efisiensi dan luas jangkauannya.

Penggunaan lampu penerangan yang tidak tepat waktu bisa menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti pemborosan energi listrik, mengurangi umur lampu penerangan atau bahaya kebakaran. Untuk mengatasi kondisi tersebut, maka pada penelitian ini akan direalisasikan perangkat pengendali on-off lampu penerangan melalui perantaraan SMS pada handphone GSM dengan umpan balik berbasis mikrokontroler AT89S52. Perangkat dilengkapi dengan umpan balik sehingga pemakai dapat mengetahui secara langsung apakah lampu penerangan yang dikendalikannya benar on atau off. Pengendalian dilakukan atas perintah atau permintaan berdasarkan SMS yang dikirim oleh nomor HP tertentu (mobile) ke HP statis untuk mengetahui kondisi (status) on-off lampu penerangan. Tujuan dari penelitian ini adalah :

  • 1.    Dapat merancang dan merealisasikan antarmuka dari HP statis ke mikrokontroler AT89S52, sehingga kedua perangkat ini dapat berkomunikasi dua arah.

  • 2.    Dapat merancang dan merealisasikan rangkaian penggerak relai untuk mengendalikan on-off lampu penerangan berbasis mikrokontroler AT89S52.

  • 3.    Dapat merancang dan merealisasikan perangkat keras untuk mengetahui kondisi on-off lampu penerangan menggunakan photodioda berbasis mikrokontroler AT89S52.

  • 4.    Dapat merancang dan merealisasikan perangkat lunak dengan memanfaatkan SMS untuk mengendalikan on-off lampu penerangan serta mengetahui status on-off lampu penerangan tersebut berbasis mikrokontroler AT89S52.

  • 2.    KAJIAN PUSTAKA

    • 2.1    Mikrokontroler AT89S52

Mikrokontroler AT89S52 merupakan mikrokontroler yang dikembangkan dari 8051 standar (semua pin dan instruksi bahasa assembly sesuai dengan standar 8051) oleh Atmel Corporation. Penambahan fitur dari mikrokontroler standar diantaranya[1]:

  • 1.    Memori flash 8 KB yang bisa diprogram ulang sampai 10000 siklus baca/tulis

  • 2.    Fungsi penguncian memori program (program memory lock) untuk memproteksi isi memori program internal

  • 3.    Bekerja pada frekuensi sampai 33 MHz

  • 4.    RAM internal sebesar 256 byte

  • 5.    Penambahan timer 2

  • 6.    Timer watchdog yang bisa diprogram

  • 7.    Due data pointer (DPTR)

  • 8.    Delapan sumber interupsi

  • 9.    Fungsi – fungsi penghematan daya

Dengan penambahan fungsi – fungsi tersebut, AT89S52 merupakan mikrokontroler yang cukup andal untuk aplikasi – aplikasi sistem kendali atau lainnya[1].

  • 2.2    HP Siemens C55 dan Kabel Data Serial

Pada perangkat ini digunakan konektor DB9 dan konektor standar HP C55 untuk koneksi kabel data antara mikrokontroler dengan HP C55. HP C55 ini ditandai sebagai HP statis karena terhubung dengan mikrokontroler. HP statis harus mempunyai konektor DB9 Sedangkan HP yang dibawa oleh pemilik rumah atau user ditandai dengan HP mobil karena bisa dibawa kemana-mana. HP mobil bisa dari jenis/tipe HP apa saja.

  • 2.3    Perintah AT (AT Command)

Perintah AT Command hampir sama dengan perintah CMD (Command prompt) pada DOS. Beberapa AT Command yang penting untuk SMS yaitu sebagai berikut[3]:

  • 1.    AT + CMGS : Untuk mengirim SMS

  • 2.    AT + CMGL : Untuk memeriksa SMS

  • 3.    AT + CMGD : Untuk menghapus SMS

  • 2.4    Program Sumber Assembly

Setiap mikrokontroler atau mikroprosesor mempunyai format dan sintak bahasa assembly yang berbeda sesuai dengan tipe atau produsennya. Setiap bahasa assembly secara langsung dipengaruhi oleh set instruksi mesin komputer dan arsitektur perangkat keras[4]. Program sumber assembly merupakan program yang ditulis oleh pembuat program berupa kumpulan baris-baris perintah dan biasanya disimpan dengan ekstensi ‘*.asm’. Program ini ditulis menggunakan perangkat lunak teks editor seperti notepad atau editor DOS[5].

  • 2.5    SMS (Short Message Service)

SMS (Short Message Service) merupakan salah satu layanan pesan teks yang dikembangkan dan distandarisasi oleh suatu badan yang bernama ETSI (European Telecomunication Standards Institute). Fitur SMS ini memungkinkan perangkat Stasiun Seluler Digital (Digital Cellular Terminal, seperti ponsel) dapat mengirim dan menerima pesan-pesan teks dengan panjang sampai dengan 160 karakter melalui jaringan GSM[6].

  • 2.6    Pemrograman PDU (Protocol Data Unit)

Pesan teks SMS yang dikirim dari ponsel (telepon seluler) menuju pusat SMS atau SMS Center berbentuk kode PDU (Protocol Data Unit). PDU tersusun dari beberapa bagian kepala atau header

yang menyimpan informasi berupa bilangan-bilangan heksa desimal. Hal ini akan memberikan kemudahan jika dalam pengiriman akan dilakukan kompresi data, atau akan dibentuk sistem penyandian data dari karakter dalam bentuk untaian bit-bit biner. Sebenarnya PDU tidak hanya berisi teks saja, tetapi terdapat beberapa meta-informasi yang lainya, seperti nomor pengirim, nomor SMSC, waktu pengiriman, dan sebagainya[3].

  • 2.7    Photodioda

Photodioda merupakan sensor cahaya semikonduktor yang dapat mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Photodioda merupakan sebuah dioda dengan sambungan p-n yang dipengaruhi cahaya dalam kerjanya[7].

  • 2.8    IC 74HC14

Fungsi dari IC 74HC14 adalah sebagai pembalik dan pemantap atau untuk mendeteksi taraf dan membentuk kembali pulsa-pulsa yang buruk pada bagian tepinya (membentuk sinyal kotak) agar sesuai dengan kondisi input IC TTL[9].

  • 3.    METODE PENELITIAN

    • 3.1    Perancangan Perangkat Keras

Adapun diagram blok dari perangkat keras yang akan dirancang ditampilkan pada gambar 1.

Bagian – bagian dari gambar 1 dapat dijelaskan seperti berikut.

HP mobile berfungsi untuk mengirimkan SMS untuk on-off lampu penerangan dan bisa juga menerima SMS status lampu penerangan. HP statis terhubung dengan mikrokontroler menggunakan kabel data menggunakan komunikasi serial DB9. Jenis komunikasi yang digunakan adalah model UART.

Gambar 1. Diagram blok perangkat keras

Mikrokontroler akan membaca dan berkomunikasi dengan HP, kemudian mengendalikan lampu dengan bantuan driver relai, serta membaca sensor yang telah dikontrol oleh IC 74HC14. Driver relai dipasang untuk tujuan mengendalikan lampu penerangan yang bekerja pada tegangan AC/220V.

Sensor fotodioda digunakan untuk mengubah kondisi cahaya ke dalam besaran listrik. Agar sensor yang bersifat analog mampu dibaca oleh mikrokontroler yang bersifat digital dengan baik dan stabil perlu dipasang sebuah IC 74HC14. Keluaran IC ini sudah standar TTL sehingga dapat dihubungkan dengan port mikrokontroler.

Skema rangkaian komunikasi serial HP statis dengan mikrokontroler AT89S52 dapat dilihat pada gambar 2. Fungsi resistor dan dioda 4148 pada gambar 2 adalah untuk menstabilkan arus yang masuk dari level TTL ke HP statis (HP C55). Jika terlalu tinggi tegangannya akan menyebabkan peralatan pengaman C55 akan segera mematikan HP/ponsel[9].

Rangkaian pengendali On-Off lampu penerangan melalui SMS berbasis mikrokontroler AT89S52 secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 3.

«V 5√ 'V

Gambar 2. Komunikasi AT89S52 dengan HP statis[9]


Gambar 3. Rangkaian pengendali On-Off lampu penerangan melalui SMS berbasis mikrokontroler AT89S52

  • 3.2    Metode Perancangan Perangkat Lunak

Perancangan perangkat lunak pada perangkat pengendali on-off lampu penerangan melalui SMS ini disusun berdasarkan flow chart yang ditampilkan pada gambar 4.

  • 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

    • 4.1    Realisasi Perangkat Keras Secara

Keseluruhan

Hasil rancang bangun sistem pengendali on-off lampu penerangan melalui sms berbasis mikrokontroler AT89S52 dapat dilihat pada gambar 5. Gambar ini adalah tampilan dari depan sehingga bagian mikrokontroler dan komponen elektronik termasuk relaynya tidak kelihatan.

Gambar 4. Flow chart perangkat lunak

Gambar 5. Perangkat keras sistem pengendali on-off lampu penerangan

  • 4.2    Hasil Pengujian dan Pembahasan Rangkaian Antarmuka HP statis dengan AT89S52

Hasil pengujian komunikasi HP statis dengan AT89S52 serta percobaan pengiriman SMS ke HP statis saat belum terhubung dan saat sudah terhubung dengan rangkaian pengendali on-off lampu penerangan dapat dilihat pada gambar 6.

A. HP statis belum terpasang relai semua on /kiri B. HP statis sudah terpasang relai semua off/kanan

Gambar 6. Pengujian antarmuka komunikasi HP statis dengan AT89S52

Hasil pengukuran tegangan keluaran rangkaian komunikasi HP statis dengan mikrokontroler AT89S52 pada saat HP statis sudah terhubung dengan mikrokontroler dapat dilihat pada gambar 7.

A. Pengukuran pada pin Rx/kiri B. Pengukuran pada pin Tx/kanan

Gambar 7. Pengukuran tegangan keluaran antarmuka komunikasi mikrokontroler AT89S52 dengan HP statis

Hasil pengukuran tegangan keluaran komunikasi mikrokontroler AT89S52 dengan HP statis pada port Rx dan Tx dari gambar 7 diperoleh hasil yang ditampilkan pada tabel 1.

Tegangan keluaran yang diukur pada rangkaian antarmuka pada pin Rx sebesar 2,98 Volt dan pin Tx sebesar 2,92 Volt (tabel 1). Tegangan maksimum yang dapat diterima oleh HP statis sebesar 3,3Volt.

Tabel 1. Tegangan keluaran antarmuka mikrokontroler AT89S52 dengan HP statis

No

Pin Rangkaian Antarmuka

Tegangan Keluaran

Keterangan

1

Rx

2,98 Volt

Sesuai tegangan maksimum HP statis 3,3Volt

2

Tx

2,92 Volt

Sesuai tegangan maksimum HP statis 3,3Volt

Tegangan keluaran rangkaian antar muka mikro kontrloler AT89S52 dengan HP statis di bawah batas maksimum dan sudah sesuai dengan tegangan TTL pada HP statis, jika tegangan melebihi 3,3Volt maka HP statis akan dinonaktifkan secara otomatis oleh perangkat sistem pengaman yang ada pada HP statis.

  • 4.3    Hasil Pengujian dan Pembahasan Penggerak Relai

Setelah melakukan pengujian penggerak relai maka dapat diperoleh hasil seperti gambar 8.

a. Pengujian port logika low/kiri

b. Pengujian port high /kanan

Gambar 8. Pengujian penggerak relai

Dari hasil pengukuran pada port 2 dari gambar 8 diperoleh hasil seperti tabel 2.

Tabel 2. Kondisi Port 2 Mikrokontroler AT89S52

No.

Port

Kode assembly

Alat Ukur

Ket

Logika

Multitester Digital

2

mov P2,#00H

Low (0)

0.00 Volt

Driver Relai off

2

mov

P2,#0FFH

High (1)

5.00 Volt

Driver Relai on

Dari hasil pengujian yang dilakukan terlihat saat port 2 diberikan logika low, menunjukan hasil pengujian dengan alat ukur sebesar 0.00 Volt dan saat port 2 diberikan logika high, menunjukan hasil pengujian dengan alat ukur sebesar 5.00 Volt. Pada saat logika low relai akan off (pengujian a gambar 10) dan saat logika high relai akan on (pengujian b gambar 8). Hal ini menunjukan bahwa hasil yang diperoleh dari rangkaian yang dibuat sudah sesuai dengan rancangan yang direncanakan dan rangkaian ini bekerja sesuai level tegangan TTL.

  • 4.4    Hasil Pengujian Rangkaian Sensor Photodioda Sebagai Umpan Balik Lampu Penerangan

Hasil pengujian dan pengukuran rangkaian sensor photodioda sebagai umpan balik lampu penerangan dapat dilihat pada gambar 9. Hasil pengukuran pada pengujian sensor photodioda sebagai umpan balik lampu penerangan seperti pada tabel 3.

Hasil pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui saat lampu off, maka photodioda tidak mendapat sinar lampu sehingga kondisi photodioda bertahanan tinggi membuat tegangan 5V yang masuk melalui R1 menuju photodioda menjadi 4,34 Volt. Tegangan Vin sebesar 4,34 Volt akan dibalikkan oleh IC 74HC14 menjadi 0,00Volt dan tegangan ini menjadi sensor logika Low menuju input port 1 pada

mikrokontroler AT89S52 sebagai sensor lampu off. Begitu pula pada kondisi sebaliknya. Pada kedua kondisi keadaan sensor (high dan low) akan dibandingkan oleh perangkat lunak yang dipasang pada AT89S52 sebagai umpan balik keadaan lampu yang sebenarnya.

a. Pengukuran saat lampu off /kiri   b. Pengukuran saat lampu on/kanan

Gambar 9. Pengujian sensor photodioda sebagai umpan balik lampu penerangan

Tabel 3. Hasil pengujian rangkaian sensor photodioda

No

Kondisi Lampu

Alat Ukur

Ket

Multitester

Digital (Vin)

Multitester Digital (Vout)

1

off

4.34Volt

0.00 Volt

Sensor Low

2

on

0.07Volt

4.99 Volt

Sensor High

  • 4.5    Cara Operasional dan Pengujian Rangkaian Secara Keseluruhan

Cara operasional dan pengujian peralatan secara keseluruhan mengacu pada gambar 5 dijelaskan sebagai berikut :

  • 1.    Mempersiapkan Perangkat

Sebelum mengoperasikan alat, hubungkan semua alat pendukung dengan perangkat pengendali on-off lampu penerangan, yaitu :

  • a.    Perangkat rangkaian lampu,

  • b.    HP statis dengan kabel datanya,

  • c.    Delapan kabel sensor photodioda + 1 kabel Gnd (negatif) dari rangkaian lampu penerangan (downlight),

  • d.    Delapan kabel saklar + 1 kabel tegangan AC netral (AC 220V) dari rangkaian lampu.

  • 2.    Mengaktifkan Perangkat

Pastikan seluruh perangkat sudah terpasang dengan benar, kemudian hubungkan catu daya adaptor 12V pada perangkat pengendali on-off lampu penerangan, dan tegangan AC 220Volt pada rangkaian lampu penerangan (downlight). Apabila Led indikator komunikasi telah menyala, menandakan mikrokontroler telah berhasil melakukan komunikasi dengan HP statis dan perangkat telah siap digunakan.

  • 3.    Menonaktifkan Perangkat

Putuskan hubungan tegangan AC 220 Volt pada rangkaian lampu penerangan (downlight), dan

catu daya adaptor 12V pada perangkat pengendali on-off lampu penerangan.

  • 4.    Mengendalikan On-off dan Mengecek Kondisi Lampu Penerangan

Dilakukan dengan mengirimkan perintah sms sesuai dengan kata kunci yang dibuat pada perangkat lunak. Pada penelitian ini, semua kata kunci yang dibuat menggunakan huruf kapital tanpa spasi yang ditampilkan pada tabel 4.

Tabel 4. Perintah SMS secara keseluruhan

No

Kata Kunci Pengirim

Tujuan SMS

SMS Balasan

Hasil

1

BEBAN1ON

Menyalakan lampu 1

BEBAN1ON

Lampu 1 menyala

2

BEBAN2ON

Menyalakan lampu 2

BEBAN2ON

Lampu 2 menyala

3

BEBAN3ON

Menyalakan lampu 3

BEBAN3ON

Lampu 3 menyala

4

BEBAN4ON

Menyalakan lampu 4

BEBAN4ON

Lampu 4 menyala

5

BEBAN5ON

Menyalakan lampu 5

BEBAN5ON

Lampu 5 menyala

6

BEBAN6ON

Menyalakan lampu 6

BEBAN6ON

Lampu 6 menyala

7

BEBAN7ON

Menyalakan lampu 7

BEBAN7ON

Lampu 7 menyala

8

BEBAN8ON

Menyalakan lampu 8

BEBAN8ON

Lampu 8 menyala

9

ALLBEBAN

-ON

Menyalakan 8 lampu

ALLBEBAN-ON

8 Lampu menyala

10

BEBAN1OF

Memadamkan lampu 1

BEBAN1OF

Lampu 1 Padam

11

BEBAN2OF

Memadamkan lampu 2

BEBAN2OF

Lampu 2 Padam

12

BEBAN3OF

Memadamkan lampu 3

BEBAN3OF

Lampu 3 Padam

13

BEBAN4OF

Memadamkan lampu 4

BEBAN4OF

Lampu 4 Padam

14

BEBAN5OF

Memadamkan lampu 5

BEBAN5OF

Lampu 5 Padam

15

BEBAN6OF

Memadamkan lampu 6

BEBAN6OF

Lampu 6 Padam

16

BEBAN7OF

Memadamkan lampu 7

BEBAN7OF

Lampu 7 Padam

17

BEBAN8OF

Memadamkan lampu 8

BEBAN8OF

Lampu 8 Padam

18

ALLBEBAN

-OF

Memadamkan

8 lampu

ALLBEBAN-OF

8 Lampu Padam

19

CEK

BEBAN1

Cek Kondisi lampu 1

BEBAN1OF

Kondisi

Lampu 1

20

CEK

BEBAN2

Cek Kondisi lampu 2

BEBAN2ON

Kondisi

Lampu 2

21

CEK

BEBAN3

Cek Kondisi lampu 3

BEBAN3OF

Kondisi

Lampu 3

22

CEK

BEBAN4

Cek Kondisi lampu 4

BEBAN4ON

Kondisi

Lampu 4

23

CEK

BEBAN5

Cek Kondisi lampu 5

BEBAN5OF

Kondisi

Lampu 5

24

CEK

BEBAN6

Cek Kondisi lampu 6

BEBAN6OF

Kondisi

Lampu 6

25

CEK

BEBAN7

Cek Kondisi lampu 7

BEBAN7OF

Kondisi

Lampu 7

26

CEK

BEBAN8

Cek Kondisi lampu 8

BEBAN8ON

Kondisi

Lampu 8

27

Kesalahan kode SMS

-

MAAF KODE SALAH

-

Pada tabel 4 dapat dilihat bahwa ke delapan lampu penerangan sudah bisa menyala dan padam (on off) sesuai dengan perintah yang diberikan dari sms. Kondisi lampu yang dicek apakah menyala atau mati juga sudah bisa diketahui dengan mengirim sms CEKBEBAN.

  • 5.    KESIMPULAN

    • 5.1    Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

  • 1.    Antarmuka mikrokontroler AT89S52 dengan HP statis sudah dapat berkomunikasi menggunakan komunikasi serial.

  • 2.    Rangkaian penggerak relai dapat bekerja menyalakan dan memadamkan delapan lampu penerangan.

  • 3.    Rangkaian photodioda sudah dapat memberikan umpan balik kondisi lampu, sehingga SMS yang dikirim menuju HP mobile sesuai dengan kondisi lampu penerangan yang sebenarnya.

  • 4.    Perangkat ini sudah bisa mengendalikan on-off delapan lampu penerangan melalui SMS dan memberi umpan balik berupa SMS yang dikirim melalui HP statis menuju HP mobile sesuai dengan kondisi lampu penerangan yang sebenarnya.

  • 5.2    SARAN

Saran – saran yang dapat diberikan untuk lebih menyempurnakan atau pengembangan perangkat sejenis lebih lanjut adalah sebagai berikut :

  • 1.    Perangkat ini belum bisa digunakan untuk mengetahui sisa saldo pada kartu perdana yang terpasang di HP statis, sehingga untuk penelitian selanjutnya dapat dikembangkan lagi perangkat lunak yang mampu melakukan hal tersebut.

  • 2.    Pemasangan sensor photodioda sebaiknya menghindari cahaya matahari langsung agar tidak mengacaukan pembacaan kondisi lampu penerangan.

  • 3.    Penggunaan HP statis dengan perangkat ini hanya dapat mengontrol delapan lampu dengan satu sensor pada setiap lampu, sehingga perlu dikembangkan perangkat yang dapat berkomunikasi dengan semua jenis HP serta kemampuan mengontrol perangkat elektronik lainnya yang lebih banyak.

  • 6    DAFTAR PUSTAKA

  • [1]    Usman. 2008. Teknik Antarmuka + Pemrograman Mikrokontroler AT89S52. Yogyakarta : Andi.

  • [2]    Http://www.gsm-support.net/en/data-cable-for-siemens-2218-a55-a56-a60-p171. diakses 2 Desember 2011.

  • [3]    Khang B. 2002. Trik Pemrograman Aplikasi Berbasis SMS. Jakarta : PT.    Elex Media

Komputindo.

  • [4]    Abdurohman M. 2010. Pemrograman Bahasa Assembly - Konsep Dasar dan Implementasi. Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET

  • [5]    Http://www.mytutorialcafe.com/index.htm. diakses 11 Nopember 2011.

  • [6]    Http://www.3gpp.org/ftp/tsg_ct/WG1_mm-cc-sm_ex-CN1/TSGC1_43/Docs/C1061 702.doc. diakses 12 Nopember 2011.

  • [7]    Http://ini-robot.blogspot.com/2011/11/

photodioda. html. diakses 20 Nopember 2011.

  • [8]    Http://www.fairchildsemi.com/pf/QS/QSD2030. html. diakses 15 Januari 2012.

  • [9]    Http://www.nxp.com/documents/data_sheet/ 74HC_HCT14.pdf. diakses 10 Agustus 2012.

  • [10]    http://duniabiner.web.id/index.php?topic=16.0. diakses 14 Maret 2012

Teknologi Elektro

16

Vol. 11 No.2 Juli - Desember 2012