Peran Promosi Penjualan dalam Modifikasi Implementasi Technology Acceptance Model (TAM) Pada Niat Menggunakan E-wallet di Denpasar
on
I Gede Nandya Oktora Panasea, Peran Promosi Penjualan dalam Modifikasi Implementasi…
MATRIK: JURNAL MANAJEMEN, STRATEGI BISNIS DAN KEWIRAUSAHAAN
Homepage: https://ojs.unud.ac.id/index.php/jmbk/index
Vol. 15 No. 2, Agustus (2021), 289-301
Peran Promosi Penjualan dalam Modifikasi Implementasi Technology Acceptance Model (TAM) Pada Niat Menggunakan Ewallet di Kota Denpasar
I Gede Nandya Oktora Panasea1)*, Ni Kadek Erliani2)
1,2 Universitas Udayana
email: nandyaoktora@unud.ac.id


SINTA 2
DOI : https://doi.org/10.24843/MATRIK:JMBK.2021.v15.i02.p11
ABSTRAK
Pembayaran elektronik merupakan metode pembayaran yang mulai populer di Indonesia. Salah satu sistem pembayaran elektronik yang populer adalah e-wallet. Perkembangan e-wallet didukung oleh meningkatnya penyedia jasa e-wallet dan meningkatnya pertumbuhan merchant yang melayani pembayaran dengan e-wallet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sales promotion, perceived ease of use, perceived usefulness terhadap attitude toward using and behavioral intention to use terhadap penggunaan e-wallet. Penelitian dilakukan dengan melibatkan 300 responden yang berasal dari rentang usia berbeda di Kota Denpasar yang dianalisis dengan SEM dengan pendekatan Partial Least Square (PLS). Hasil penelitian menunjukan bahwa promosi berpengaruh positif terhadap attitude toward using, promosi berpengaruh positif terhadap behavioral intention to use, perceived ease of use berpengaruh positif terhadap attitude toward using, perceived ease of use berpengaruh positif terhadap behavioral intention to use, perceived usefulness berpengaruh positif terhadap attitude toward using, perceived usefulness berpengaruh positif terhadap behavioral intention to use, attitude toward using berpengaruh positif terhadap behavioral intention to use, dan attitude toward using memediasi pengaruh perceived usefulness terhadap behavioral intention to use. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa promosi yang menarik akan mempengaruhi pengguna e-wallet di Kota Denpasar untuk beradaptasi dan meningkatkan minat menggunakan e-wallet dalam setiap transaksi.
Kata kunci: e-wallet, promosi penjualan, technology acceptance model, minat menggunakan
The Role of Sales Promotion in Modifying the Implementation of the Technology Acceptance Model (TAM) on Intentions to Use E-wallet in Denpasar
ABSTRACT
Electronic payment is a payment method that is gaining popularity in Indonesia. One of the popular electronic payment systems is e-wallet. The development of e-wallet is supported by the increasing number of e-wallet service providers and the increasing growth of merchants who serve payments by e-wallet. This study aims to determine the effect of promotion, perceived ease of use, perceived usefulness on attitude toward using and behavioral intention to use on the use of e-wallet. The study was conducted involving 300 respondents from different age ranges in Denpasar City which were analyzed by SEM with the Partial Least Square (PLS) approach. The results showed that promotion had a positive effect on attitude toward using, promotion had a positive effect on behavioral intention to use, perceived ease of use had a positive effect on attitude toward using, perceived ease of use had a positive effect on behavioral intention to use, perceived usefulness had a positive effect on attitude. toward using, perceived usefulness has a positive effect on behavioral intention to use, attitude toward using has a positive effect on behavioral intention to use, and attitude toward using mediates the effect of perceived usefulness on behavioral intention to use. The results of this study conclude that an attractive promotion will influence e-wallet users in Denpasar City to adapt and increase interest in using e-wallet in every transaction.
Keywords: e-wallet, sales promotion, technology accaptance model, intention to use
PENDAHULUAN
Sistem pembayaran merupakan elemen penting dalam mendukung perekonomian suatu negara. Setiap negara perlu merancang sistem pembayaran yang efektif dan efisien untuk memudahkan transaksi ekonomi dalam negeri. Tingkat efektivitas dan efisiensi dari sistem pembayaran dapat diukur dari kemampuan menciptakan kecepatan transaksi dan biaya transaksi. Seiring dengan perkembangan teknologi di era industri 4.0, teknologi digital telah mentransformasi semua lini ekonomi termasuk sistem dan instrumen pembayaran. Transformasi digital mendorong instrumen pembayaran non tunai semakin menjadi populer. Perkembangan teknologi membuat instrumen pembayaran non tunai semakin sederhana dan mudah digunakan sehingga memicu banyak perusahaan untuk menjadi jasa penyedia pembayaran non tunai.
Hal tersebut didukung data bahwa Indonesia merupakan salah satu pasar teknologi digital terbesar di dunia. Menurut data Worldometer, Indonesia memiliki total populasi lebih dari 269 juta jiwa, Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia. Hal tersebut merupakan potensi pasar yang sangat besar dengan dukungan infrastuktur internet yang semakin berkembang. Hal tersebut terbukti dari hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indoesia (APJII) pada tahun 2017 yang menyebutkan bahwa pengguna internet di Indonesia telah mencapai lebih dari 143 juta pengguna. Bank Indonesia pun mulai mencanangkan program Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Momentum tersbut ditangkap oleh berbagai perusahaan penyedia jasa e-wallet baik dari fintech, perbankan maupun operator telekomunikasi. Berdasarkan data Bank Indonesia per Oktober 2019 telah ada 39 perusahaan penyedia jasa e-wallet di Indonesia. Adapun total transaksi e-wallet di Indonesia telah 95,7 triliun rupiah dengan tak kurang dari 2,7 miliar transaksi di tahun 2019. Fenomena tersebut juga terjadi di Kota Denpasar yang merupakan pusat pemerintahan dan bisnis di Bali. Denpasar merupakan kota dengan tingkat kependudukan terpadat di Bali yang berimplikasi dengan meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakatnya. Peningkatan ekonomi masyarakat berdampak pada meningkatnya jumlah transaksi non tunai yang dilakukan oleh masyarakat Denpasar. Berdasarkan data pada Bulan Mei 2019, terdapat Rp. 2.2 Trilun Rupiah total transaksi non tunai di kota Denpasar. Tren peningkatan penggunaan transaksi non tunai tersebut perlu ditangkap oleh penyedia jasa e-wallet di Indonesia dengan menyesuaikan dengan perilaku konsumen e-wallet untuk meningkatkan penetrasi pasar mereka.
Untuk mampu memahami perilaku konsumen dalam menggunakan produk e-wallet, penulis menggunakan pendekatan analisis Technology Acceptance Model (TAM). Technology Acceptance Model (TAM) merupakan pendekatan analisis mengenai perilaku konsumen terkait penggunaan system informasi dan teknologi informasi (Surendran, 2012). TAM dianggap sebagai salah satu model teoretis yang paling kuat dan berpengaruh untuk menggambarkan adopsi teknologi, niat, dan perilaku (Davis F.D, 1989; Lee & Chung, 2009). TAM menjelaskan alasan di balik keputusan orang untuk menggunakan teknologi atau sistem tertentu seperti sistem informasi dan perangkat baru (Pikkarainen et al., 2004). Menurut TAM, perilaku penggunaan sistem yang sebenarnya ditentukan terutama oleh kegunaan yang dirasakan dan kemudahan penggunaan yang dirasakan. Kedua faktor penentu ini berfungsi sebagai motif sikap terhadap penggunaan sistem tertentu; ini, pada gilirannya, memengaruhi niat untuk menggunakan, yang kemudian menghasilkan perilaku penggunaan aktual. Technology Acceptance Model (TAM) menjelaskan perilaku konsumen terkair penggunaan sistem informasi dan teknologi yang dibangun oleh 2 variabel utama yakni perceived ease of use dan perceived usefulness (Davis, 1989). Berdasarkan penelitian (Mandilas et al., 2013) bahwa kedua faktor tersebut merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku seseorang untuk menggunakan sebuah sistem baru, setelah
merasakan manfaat dari sistem baru maka akan memunculkan minat untuk menggunakan sistem tersebut.
Besarnya potensi pasar di Indonesia membuat perusahaan penyedia jasa e-wallet berlomba-lomba untuk meningkatkan jumlah penggunanya. Walaupun peneterasi e-wallet sudah mengalami peningkatan dalam 5 tahun terakhir, namun sebagian besar masyarakat Indonesia masih bertransaksi dengan uang tunai. Salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan minat menggunakan e-wallet ialah dengan melakukan promosi penjualan.
Promosi penjualan dilakukan agar calon pengguna mencoba menggunakan layanan e- wallet dan meraskaan manfaat dari penggunaan e-wallet. Hal tersebut terbukti dari promosi penjualan berupa cashback yang dilakukan oleh Gopay, OVO dan Dana yang kemudian menjadikan ketiga perusahaan tersebut pemimpin pasar penyedia e-wallet di Indonesia. Promosi penjualan diyakini mampu membuat masyarakat beralih dari pembayaran tunai ke pembayaran melalui e-wallet dan menumbuhkan kepercayaan terhadap produk e-wallet. Sebagai salah satu alat promosi, promosi penjualan memiliki peran penting dalam aktivitas pemasaran karena memiliki memiliki pengaruh terhadap intensi penggunaan oleh konsumen dalam melakukan keputusan (Davis & Venkatesh, 1996), (Lattin & Bucklin, 1989). Kondisi tersebut sejalan dengan penelitian (Ye & Zhang, 2014) dan (Nurzanah & Sosianika, 2018) yang melakukan modifikasi Technology Acceptance Model (TAM) dengan menambahkan variabel promosi penjualan. Penelitan tersebut menunjukkan bahwa promosi penjualan mempengaruhi minat pembelian pada pendekatan TAM yang dilakukan objek penelitian.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Sloka Institute Bali hingga 2013 lalu, jumlah pengguna internet di Bali sekitar 450.000 orang, atau 13 persen dari sekitar 3,5 juta penduduk Bali. Lebih dari 70 persen atau 7 dari 10 pengguna internet di Bali mengakses internet dari perangkat seperti smartphone ataupun komputer tablet. Lebih dari 80 persen konsumen menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial. Namun demikian, berdasarkan survei yang dilakukan APJII tahun 2013 proporsi pengguna internet di Kota Denpasar yang memiliki pengalaman bertransaksi pada tingkat yang lebih rendah dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya di Indonesia. Oleh karena itu peneliti perlu mengkaji lebih dalam peran promosi penjualan dalam modifikasi implementasi Technology Acceptance Model (TAM) di Kota Denpasar.
Promosi penjualan sangat penting saat ini, karena perusahaan harus menerapkan sejumlah langkah, seperti promosi dan diskon, distribusi kupon, mencicipi produk, program loyalitas, untuk memastikan penjualan produk yang efektif memastikan distribusi fisik produksi, kebijakan harga aktif, dan layanan purna jual (M. Isoraite, 2020). Menurut (Kotler & Armstrong, 2016), promosi penjualan merupakan alat insentif yang diterapkan untuk menarik konsumen dan/atau penjual untuk mempercepat proses pembelian dan meningkatkan volume penjualan. Pemasar dapat menggunakan berbagai alat untuk mempromosikan produk mereka melalui internet baik berupa kupon, pemberian sampel, penawaran harga, undian, dan kontes (Moriarty, S., Mitchell, N., Wells, W. D., Crawford, R., Brennan, L., & Spenstone, 2014). Promosi penjualan merupakan salah satu upaya perusahaan agar konsumen mencoba suatu barang atau jasa. Pemberian insentif seperti diskon waktu terbatas, akan memberikan nilai tambah dan merangsang konsumen untuk melakukan pembelian yang tidak direncanakan sebelumnya (Fernanda, 2019). Promosi penjualan adalah salah satu strategi pemasaran yang sering digunakan oleh pemasar untuk secara langsung memengaruhi sikap pembelian konsumen (Mir, 2012). (Yusuf, 2010) menambahkan bahwa promosi penjualan
bertindak dalam benak konsumen sebagai suatu manfaat yang menyebabkan timbulnya perilaku konsumen. Implikasinya adalah promosi penjualan memiliki hasil yang bermanfaat pada minat pembelian. Berdasarkan hasil presurvei, terdapat beberapa manfaat yang ditawarkan dari penggunaan e-wallet, seperti kemudahan penggunaan dan promosi untuk menarik pengguna e-wallet.
Sebagaimana dijelaskan dalam banyak studi sebelumnya, promosi penjualan memiliki hasil yang signifikan pada minat pembelian. (Li et al., 2011) menemukan persepsi tertinggi dari promosi dalam minat pembelian konsumen dengan hasil yang signifikan. (Badgaiyan & Verma, 2015) juga menunjukkan bahwa promosi penjualan tetap menjadi salah satu cara tertua dan paling disukai untuk meningkatkan penjualan. Sama halnya dengan (Sun, 2010) yang mengasumsikan bahwa promosi memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap minat pembelian. (Lo et al., 2016) meringkas penelitian sebelumnya dan menyarankan bahwa rangsangan promosi penjualan dapat membangkitkan pembelian impulsif dengan menyiratkan imbalan langsung yang terlewat, sehingga akan memicu konsumen untuk terlibat dalam pembelian impulsif untuk menghindari kehilangan kesempatan tersebut. Selain itu, (Chen Ying et al., 2015) juga menemukan hasil yang signifikan dari promosi penjualan pada minat pembelian.
H1a : Promosi penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap attitude toward using. H2a : Promosi penjualan berpengaruh positif terhadap behavioral intention to use.
Perceived ease of use merupakan tingkatan dimana pengguna teknologi merasa terbebas dari usaha dalam menggunakannya (Davis, 1985). Perceived ease of use mengacu pada sejauh mana pengguna merasakan teknologi tertentu, mengakses situs web, fungsi Internet, dan antarmuka web mudah digunakan (Son et al., 2012). Perceived ease of use adalah atribut penerimaan teknologi . Konstruksi perceived ease of use telah digunakan dalam berbagai konteks seperti surat elektronik (Szajna, 1996), perdagangan elektronik (Featherman & Pavlou, 2003), m-niaga (Bruner & Kumar, 2005) dan niat menggunakan aplikasi internet (King & He, 2006). Dengan kata lain bahwa sistem dari produk atau teknologi tersebut sangat mudah digunakan sehingga persepsi kemudahan tersebut akan berpengaruh terhadap minat seseorang (Kabir, M. A., Saidin, S., & Ahmi, 2017). Hal tersebut terjadi karena sikap pengguna lebih positif terhadap teknologi jika semakin banyak orang yang memahami teknologi karena semakin mudah digunakan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Ma et al., 2017) menunjukan bahwa adanya kemudahan dalam menggunakan sebuah sistem berpengaruh secara positif terhadap minat dan sikap konsumen. (Davis F.D, 1989) berpendapat bahwa perceived ease of use mempengaruhi niat perilaku. (Kim & Song, 2010) menyatakan manfaat yang dirasakan terkait dengan sikap pembelian online. Jika konsumen menemukan situs web e-commerce berguna untuk berbelanja, mereka akan secara menguntungkan memiliki sikap pembelian elektronik yang lebih baik. Beberapa peneliti telah menemukan hubungan positif antara perceived ease of use dengan niat beli online. (Marjan et al., 2014) menunjukkan bahwa klien dengan "persepsi kemudahan penggunaan" cenderung memiliki niat yang lebih tinggi untuk membeli barang dari toko virtual. (Eri et al., 2011) dalam penelitiannya menemukan bahwa sikap konsumen dalam menggunakan internet untuk berbelanja online secara positif dipengaruhi oleh perceived ease of use.
H1b : Perceived ease of use berpengaruh positif terhadap sikap penggunaan e-wallet H2b : Perceived ease of use berpengaruh positif terhadap minat penggunaan e-wallet
Perceived usefulness didefinisikan sebagai tingkat di mana persepsi pengguna yang menggunakan sistem teknologi tertentu akan meningkatkan kinerja pengguna (Davis, 1985).
Menurut (Chen Ying et al., 2015) perceived usefulness didefinisikan sebagai persepsi yang dimiliki oleh seseorang mengenai sejauh mana penggunaan teknologi akan kondisi mereka saat ini. Menemukan harga murah selain biaya pencarian online yang rendah, keuntungan membeli dari toko virtual dibandingkan dengan membeli dari toko tradisional, dan kemudahan membandingkan satu toko virtual dengan toko virtual lainnya dapat berkontribusi pada gagasan tentang perceived usefulness (Barkhi & Wallace, 2007).
Penelitian yang dilakukan oleh (Normalini, 2019) menunjukan bahwa perceived usefulness berpengaruh terhadap minat dan sikap konsumen terhadap penggunaan teknologi. (Son et al., 2012b) menegaskan bahwa perceived usefulness berpengaruh positif terhadap niat konsumen untuk menggunakan aplikasi internet. Studi lain oleh (Aldás-Manzano et al., 2009; Devaraj et al., 2008; Özbeka et al., 2014; Punnoose, 2012; Yoon & Barker Steege, 2013) juga mengkonfirmasi hubungan antara perceived usefulness dan niat beli online. Hasil penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Handayani dan (Trihandayani & Abdillah, 2019) dimana hasil penelitian mereka menunjukan bahwa perceived usefulness berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap attitude toward using dan behavioural intention to use.
H1c : Perceived usefulness berpengaruh positif terhadap Attitude Toward Using H2c : Perceived usefulness berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention to Use.
Sikap adalah perasaan yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap pembelian secara keseluruhan (Jobber dan Lancaster, 2006). Menurut (Al-Somali et al., 2009; Mohammadi, 2015; Suh & Han, 2002; Wessels & Drennan, 2010), persepsi kegunaan, persepsi kemudahan penggunaan, pengaruh sosial, dan profil demografi dapat mempengaruhi sikap dan keyakinan dalam keputusan menggunakan suatu sistem informasi, dalam hal ini minat pembelian. Menurut (Solomon, 2009), sikap dipengaruhi oleh tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Afektif adalah respons emosional terhadap produk, kognitif adalah keyakinan dan pengetahuan produk, dan konatif adalah minat konsumen untuk membeli atau menggunakan. Sikap telah diusulkan sebagai factor yang mempengaruhi minat atau intensi perilaku dalam berbagai teori, yaitu Theory of Reasoned Action (TRA). Theory of Planned Behavior (TPB) dan Technology Acceptance Model (TAM).
H3 :Attitude Toward Using berpengaruh positif terhadap Behavioral Intention to Use penggunaan.
Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 1 Kerangka Konseptual
METODE PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk meneliti pengaruh antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2018). Penelitian berlokasi di Kota Denpasar, dengan pertimbangan bahwa Kota Denpasar merupakan pusat perekonomian di Bali dan sistem pembayaran non tunai sudah lumrah di Kota Denpasar.
Terdapat lima variabel dalam penelitian ini. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah promosi (X1), perceived ease of use (X2), dan perceived usefulness (X3). Sedangkan variabel terikatnya adalah attitude toward using (Y1) dan behavioural intention to use (Y2). Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh pengguna e-wallet di kota denpasar. Sampel ditentukan dengan metode purposive sampling, dimana sampel ditentukan dengan kriteria sebagai berikut 1) Berusia 17 tahun keatas, 2) berdomisili di Kota Denpasar, 3) Telah menggunakan aplikasi e-wallet minimal 6 bulan. Ukuran sampel yang digunakan adalah sejumlah 300 responden.
Pengumpulan data dilakukan dengan instrumen kuesioner. Untuk memastikan kuesioner layak, maka dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Instrumen dinyatakan layak apabila nilai korelasi product pearson moment lebih dari 0,5 (Sugiyono, 2019: 178). Instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha lebih dari 0,5 (Ghozali, 2016). Analisis hasil penelitian dilakukan dengan dua teknik, yaitu teknik analisis statistic deskripti dan teknik analisis inferensial. Teknik analisis deskriptif dilakukan dengan menjelaskan dan menggambarkan data yang telah terkumpul. Teknik analisis inferensial dilakukan dengan model structural SEM (structural equation model) berbasis PLS (partial least square)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Karakteristik Responden | ||
Karakteristik Responden |
Jumlah |
Persentase (%) |
Jenis Kelamin (Orang) Laki- laki |
129 |
40,4 |
Perempuan |
190 |
59,6 |
Usia (Orang) < 25 |
247 |
77,4 |
25 – 40 |
67 |
21 |
40 - 55 |
5 |
1,6 |
> 55 |
0 |
0 |
Pendapatan per bulan < Rp. 2.500.000 |
236 |
74 |
Rp. 2.500.000 – Rp. 5.000.000 |
47 |
14,7 |
Rp. 5.000.000 – Rp. 10.000.000 |
17 |
5,3 |
Rp. 10.000.000 – Rp. 15.000.000 |
12 |
3,8 |
> Rp. 15.000.000 |
7 |
2,2 |
Jenis e-wallet yang digunakan OVO |
183 |
57,4 |
Link Aja |
39 |
12,2 |
Dana |
103 |
32,3 |
Go-Pay |
159 |
49,8 |
Saku-ku |
3 |
0,9 |
Doku Wallet |
3 |
0,9 |
Lainnya |
96 |
30,1 |
Sumber: Data primer, data diolah |
Hasil analisis terhadap profil responden, menunjukan bahwa responden didominasi oleh perempuan, dimana persetase responden adalah 59,6 persen dan persentase responden laki-laki adalah 40,4 persen. Responden dengan usai kurang dari (< 25) tahun merupakan responden terbanyak, dengan persentase 77,4 persen yang diikuti oleh responden dengan usia 25 – 40 tahun dengan persentase 21 persen. Kriteria pendapatan responden didominasi oleh responden dengan pendapatan kurang dari Rp. 2.500.000 dengan persentase 74 persen. E-wallet yang paling banyak digunakan oleh responden adalah OVO dengan persentase 57,4 persen dan Go-pay dengan persentase 49,8 persen.
Analisis outer model digunakan untuk mengevaluasi kualitas instrument penelitian. Outer model menunjukan validitas serta reliabilitas dari kuesioner yang digunakan dalam mengumpulkan data.
Tabel 2. Cross Loading Penelitian
Variabel |
Indikator |
Loading Factor |
Cross Loading |
Promosi (X1) |
X1.1 |
0,862 |
Valid |
X1.2 |
0,887 |
Valid | |
X1.3 |
0,921 |
Valid | |
X1.4 |
0,918 |
Valid | |
X1.5 |
0,871 |
Valid | |
X1.6 |
0,792 |
Valid | |
Perceived Ease of Use (X2) |
X2.1 |
0,908 |
Valid |
X2.2 |
0,911 |
Valid | |
X2.3 |
0,891 |
Valid | |
X2.4 |
0,895 |
Valid | |
X2.5 |
0,903 |
Valid | |
Perceived Usefulness (X3) |
X3.1 |
0,927 |
Valid |
X3.2 |
0,920 |
Valid | |
X3.3 |
0,860 |
Valid | |
X3.4 |
0,936 |
Valid | |
Attitude Toward Using (Y1) |
Y1.1 |
0,829 |
Valid |
Y1.2 |
0,920 |
Valid | |
Y1.3 |
0,943 |
Valid | |
Y1.4 |
0,920 |
Valid | |
Behavioral Intention to Use |
Y2.1 |
0,887 |
Valid |
(Y2) |
Y2.2 |
0,907 |
Valid |
Y2.3 |
0,929 |
Valid | |
Y2.4 |
0,848 |
Valid |
Sumber: Data primer, data diolah
Tabel 3. Composite Reliability
Variabel |
Composite Reliability |
Promosi (X1) |
0,952 |
Perceived Ease of Use (X2) |
0,956 |
Perceived Usefulness (X3) |
0,959 |
Attitude Toward Using (Y1) |
0,947 |
Behavioral Intention to Use (Y2) |
0,949 |
Sumber: Data primer, data diolah
Tabel 2 menunjukan nilai cross loading dari setiap indikator penelitian telah lebih besar dari 0,7. Dengan demikian indikator penelitian dinyatakan valid. Tabel 3 menunjukan nilai composite reliability dari masing-masing variabel telah lebih dari 0,7, sehingga semua variabel dinyatakan reliabel.
Guna mengkonfirmasi masing-masing nilai dari discriminant validity dan cross loading dari masing-masing indikator telah lebih besar dibandingkan dengan cross loading terhadap konstruk lainnya maka berikut merupakan nilai cross loading dari masing-masing variabel.
Tabel 4. Cross Loading | |||||
BIU |
PEOU |
PU |
Promosi |
ATU | |
x1.1 |
0.597 |
0.604 |
0.583 |
0.862 |
0.595 |
x1.2 |
0.505 |
0.467 |
0.514 |
0.887 |
0.492 |
x1.3 |
0.560 |
0.492 |
0.520 |
0.921 |
0.533 |
x1.4 |
0.565 |
0.534 |
0.560 |
0.918 |
0.531 |
x1.5 |
0.547 |
0.572 |
0.574 |
0.871 |
0.570 |
x1.6 |
0.561 |
0.475 |
0.488 |
0.792 |
0.454 |
x2.1 |
0.678 |
0.908 |
0.751 |
0.551 |
0.773 |
x2.2 |
0.668 |
0.911 |
0.732 |
0.551 |
0.754 |
x2.3 |
0.713 |
0.893 |
0.759 |
0.549 |
0.760 |
x2.4 |
0.724 |
0.896 |
0.743 |
0.551 |
0.782 |
x2.5 |
0.660 |
0.901 |
0.716 |
0.511 |
0.799 |
x3.1 |
0.666 |
0.755 |
0.927 |
0.521 |
0.735 |
x3.2 |
0.689 |
0.755 |
0.920 |
0.550 |
0.723 |
x3.3 |
0.655 |
0.681 |
0.860 |
0.627 |
0.659 |
x3.4 |
0.743 |
0.776 |
0.936 |
0.585 |
0.768 |
x3.5 |
0.637 |
0.759 |
0.896 |
0.530 |
0.723 |
y1.1 |
0.601 |
0.725 |
0.669 |
0.450 |
0.829 |
y1.2 |
0.726 |
0.761 |
0.752 |
0.585 |
0.920 |
y1.3 |
0.751 |
0.820 |
0.750 |
0.596 |
0.943 |
y1.4 |
0.755 |
0.796 |
0.705 |
0.555 |
0.920 |
Y2.1 |
0.887 |
0.692 |
0.650 |
0.556 |
0.704 |
y2.2 |
0.907 |
0.716 |
0.716 |
0.558 |
0.745 |
y2.3 |
0.929 |
0.718 |
0.705 |
0.620 |
0.751 |
y2.4 |
0.848 |
0.602 |
0.580 |
0.524 |
0.610 |
y2.5 |
0.868 |
0.657 |
0.659 |
0.565 |
0.670 |
Sumber: Data primer, data diolah
Evaluasi inner model menunjukan dengan bootstrapping, menunjukan nilai path coefficient dan nilai r-square. Nilai r-square menunjukan persentase pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai path coeefficeint menunjukan pengaruh antara satu variabel dengan variabel lainnya.
Tabel 5. Nilai R-square
Variabel Dependen |
R-Square |
Promosi (X1) Perceived Ease of Use (X2) Perceived Usefulness (X3) Attitude Toward Using (Y1) Behavioral Intention to Use (Y2) |
0,767 0,681 |
Sumber: Data primer, data diolah
Tabel 5 menunjukan bahwa nilai r-square sikap adalah 0,767. Nilai tersebut berarti bahwa sebanyak 76,7 persen attitude toward using atau sikap dipengaruhi oleh promosi, perceived ease of use dan perceived usefulness. Sedangkan 23,3 persen lainnya dipengaruhi oleh konstruk lain diluar variabel. Nilai variable behavioural intention to use atau intense
sebesar 0,681 menunjukan bahwa 68,1 persen variable behavioural intention to use dipengaruhi oleh variable promosi, perceived ease of use, perceived usefulness, dan attitude toward using. Sedangkan 31,9 persen dipengaruhi konstruk lain diluar penelitian.
Tabel 6. Path analysis dan hasil hipotesis pengaruh langsung
Original Sample (O) |
Sample Mean (M) |
Standard Deviation (STDEV) |
T Statistics (|O/STDEV|) |
P Values | |
PEOU -> ATU |
0.602 |
0.598 |
0.061 |
9.858 |
0.000 |
PU -> BIU |
0.261 |
0.258 |
0.077 |
3.374 |
0.001 |
PU -> ATU |
0.242 |
0.245 |
0.065 |
3.740 |
0.000 |
Promosi -> BIU Promosi -> |
0.196 |
0.201 |
0.051 |
3.860 |
0.000 |
ATU |
0.095 |
0.097 |
0.040 |
2.350 |
0.019 |
ATU -> BIU |
0.460 |
0.458 |
0.078 |
5.925 |
0.000 |
sumber: data primer, data diolah
Nilai t-statistik pengaruh promosi penjualan terhadap sikap pembelian sebesar 2,350, dimana nilai tersebut lebih besar dari 1,96. Nilai path coefficient 0,095 maka hubungan antara promo terhadap attitude toward using adalah positif dan signifikan. Sehingga hipotesis 1a diterima yaitu promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap attitude toward using. Hasil penemuan ini mendukung penemuan sebelumnya yang dilakukan oleh (Sun, 2010).
Nilai t-statistik pada tabel pengaruh perceived ease of use terhadap sikap penggunaan menunjukan nilai t-statistik 9,858 dengan nilai koefesien jalur sebesar 0,602. Maka perceived ease of use terhadap minat penggunaan e-wallet adalah positif dan signifikan maka hipotesis 1b diterima. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Ma et al., 2017), (Perea Y Monsuwé et al., 2004) serta (Eri et al., 2011) dimana sikap konsumen dalam menggunakan internet untuk berbelanja secara positif dan signifikan dipengaruhi oleh perceived ease of use. Nilai t-statistik untuk pengaruh promosi terhadap behavioural intention to use adalah 3,60 dengan nilai koefesien jalur sebesar 0,196. Dengan demikian promosi penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavioural intention to use. Maka hipotesis 2a diterima. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Li et al., 2011) yang menemukan bahwa persepsi tertinggi dari promosi dalam minat pembelian konsumen dengan hasil yang signifikan.
Nilai t-statistik untuk pengaruh perceived usefulness terhadap attitude toward using adalah 3,740 dengan nilai koefesien jalur 0,242. Dengan demikian hipotesis 1c diterima yaitu perceived usefulness berpengaruh positif dan signifikan terhadap attitude toward using. Temuan ini didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh (Ma et al., 2017) dan (Perea Y Monsuwé et al., 2004) yang menunjukan bahwa adanya kemudahan dalam menggunakan sebuah sistem secara positif berpengaruh terhadap minat konsumen.
Pada Tabel 6 menunjukan nilai t-statistik pengaruh perceived usefulness terhadap behavioral intention to use adalah 3,374 dengan nilai koefesien jalur sebesar 0,261. Dengan demikian maka hipotesis 2c diterima. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Normalini, 2019), (Gefen, 2002) serta (Trihandayani & Abdillah, 2019) Nilai t-statistik untuk pengaruh attitude toward using terhadap behavioural intention to use adalah 5,925 dengan nilai koefesien jalur sebesar 0,460. Dengan demikian attitude toward using berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap behavioural intention to use.
Tabel 7. Nilai Koefesien Jalur Pengaruh Tidak Langsung
Original Sample (O) |
Sample Mean (M) |
Standard Deviation (STDEV) |
T Statistics (|O/STDEV|) |
P Values | |
0.000 PEOU -> ATU -> BIU |
0.111 |
0.113 |
0.039 |
2.885 |
0.004 |
Sumber: Data primer, data diolah
Tabel 7 menunjukan bahwa attitude toward using memediasi pengaruh perceived ease of use terhadap behavioral intention to use secara positif Hal ini terlihat dari nilai t-statistik hubungan antar konstruk yaitu 2,885 dengan nilai koefesien jalur sebesar 0,111. Maka hipotesis 2b diterima. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Eri et al., 2011) dan (Ma et al., 2017) yang menunjukan pengaruh positif dan signifikan dari hubungan perceived eas of use terhadap behavioural intention to use.
SIMPULAN
Masyarakat Kota Denpasar akan meningkatkan minat mereka dalam menggunakan ewallet apabila teknologi tersebut dapat memberikan kenyamanan dalam penggunaannya. Kenyamanan tersebut dapat timbul dari kecepatan proses transakti, efektivitas, produktifitas serta mudah dipelajari. Maka hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh (Eri et al., 2011) yang menyatakan bahwa sikap konsumen dalam menggunakan internet untuk belanja online secara positif dipengaruhi oleh perceived ease of use atau kemudahan penggunaan. Perceieved ease of use atau kemudahan dalam penggunaan suatu teknologi mempengaruhi sikap pengguna untuk menggunakan teknologi tersebut. Adapun kemudahan yang mempengaruhi konsumen meliputi mudah dipelajari, dapat diakses kapankun, mudah dimengerti serta mudah digunakan.
Kemudahan yang diberikan oleh jasa penyedia e-wallet seperti kemudahan dalam menggunakan aplikasi, dan mudah untuk dipelajari akan meningkatkan minat konsumen untuk menggunakan jasa e-wallet tersebut. Adanya manfaat yang didapat oleh konsumen akan mempengaruhi konsumen untuk menjelajahi suatu platform e-wallet dimasa depan. Fitur-fitur berguna yang diberikan oleh platform tersebut untuk merekomenjadikan platform tersebut kepada rekan dekatnya. Attitude toward using menyangkut ketertarikan konsumen dalam menggunakan platform penyedia jasa e-wallet. Apabila konsumen mengetahui dan menyukai platform e-wallet tersebut maka akan meningkatkan minat konsumen dalam menggunakan ewallet tersebut.
Selain kenyamanan, promosi yang diberikan oleh penyedia jasa e-wallet juga menjadi salah satu pertimbangan untuk masyarakat dalammenggunakan e-wallet. Hal ini ditunjukan oleh nilai dari hasil tabulasi data yang menunjukan nilai besar pada pengaruh promosi terhadap attitude toward using dan behavioural intention to use. Hasil penelitian ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh (Chen Ying et al., 2015) dimana hasil penelitian yang menunjukan bahwa promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat konsumen. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa adanya promosi yang diberikan oleh jasa penyedia ewallet mempengaruhi sikap konsumen dalam melakukan pembelian.
Adanya promosi yang menarik perhatian konsumen akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Promosi tersebut akan dapat mempengaruhi minat pembelian apabila promosi yang diberikan memberikan manfaat seperti potongan harga atau nilai lebih kepada konsumen.
REFERENSI
Aldás-Manzano, J., Ruiz-Mafé, C., & Sanz-Blas, S. (2009). Exploring individual personality factors as drivers of M-shopping acceptance. Ind. Manag. Data Syst, 109, 739–757.
Al-Somali, S. A., Gholami, R., & Clegg, B. (2009). An investigation into the acceptance of online banking in Saudi Arabia. Technovation, 19(2), 130–141.
Badgaiyan, A. J., & Verma, A. (2015). Does urge to buy impulsively differ from impulsive buying behaviour? Assessing the impact of situational factors. Journal of Retailing and Consumer Services, 22. https://doi.org/10.1016/j.jretconser.2014.10.002
Barkhi, R., & Wallace, L. (2007). The impact of personality type on purchasing decisions in virtual stores. Inf. Technol. Manag, 8, 313–330.
Bruner, G. C., & Kumar, A. (2005). explaining consumer acceptance of handheld Internet devices. J. Bus. Res., 58, 553–558.
Chen Ying, L., Chih-Hsuan, T., & Wan-Chuan, C. (2015). The relationship between attitude toward using and customer satisfaction with mobile application services: An empirical study from the life insurance industry. Journal of Enterprise Information Management, 53(4), 194–200.
Davis F.D. (1989). Perceived usefulness, perceived ease of use, and user acceptance of information technology. 13, 318–340.
Davis, F. D. (1985). A technology acceptance model for empirically testing new end-user information systems: Theory and results. Management, Ph.D.(January 1985), 291. https://doi.org/oclc/56932490
Davis, F. D., & Venkatesh, V. (1996). A critical assessment of potential measurement biases in the technology acceptance model: Three experiments. International Journal of Human Computer Studies, 45(1), 19–45. https://doi.org/10.1006/ijhc.1996.0040
Devaraj, S., Easley, R. F., & Crant, J. M. (2008). How Does Personality Matter? Relating the Five-Factor Model to Technology Acceptance and Use. Inf. Syst. Res, 19, 93–105.
Eri, Y., Aminul Islam, Md., & Ku Daud, K. A. (2011). Factors that Influence Customers’ Buying Intention on Shopping Online. International Journal of Marketing Studies. https://doi.org/10.5539/ijms.v3n1p128
Featherman, M. S., & Pavlou, P. A. (2003). Predicting E-Services Adoption: A Perceived Risk Facets Perspective. Int. J. Hum. Comput. Stud, 59, 451–474.
Fernanda, M. (2019). Pengaruh Promosi Penjualan, Daya Tarik Iklan Internet, dan Kualitas Website Terhadap Pembelian Impulsif. Jurnal Manajemen Bisnis Dan Kewirausahaan, 3(5). https://doi.org/10.24912/jmbk.v3i5.6073
Gefen, D. (2002). Customer Loyalty in e-Commerce Settings.pdf.crdownload. Journal of the Association for Information Systems, 3(1), 27–51.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 23. (Edisi 8). Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kabir, M. A., Saidin, S., & Ahmi, A. (2017). AI Conceptual Framework on the Influence of Perceived Usefulness, Perceived Ease Use and Computer Self-Efficacy on the Intention To Use Electronic Collection System in Nigerian Federal Hospitals. International Journal of Management Research and Review, 7(3), 259–266.
Kim, H., & Song, J. (2010). The quality of word-of-mouth in the online shopping mall. J. Res. Interact. Mark., 4, 376–390.
King, W. R., & He, J. (2006). A meta-analysis of the technology acceptance model. Inf. Manag., 43, 740–755.
Kotler, P., & Armstrong, G. (2016). Principles of Marketing. In The Economic Journal (16th ed., Vol. 42, Issue 168). Pearson Education Limited. https://doi.org/10.2307/2223798
Lattin, J. M., & Bucklin, R. E. (1989). Reference Effects of Price and Promotion on Brand Choice Behavior. Journal of Marketing Research, 26(3), 299.
https://doi.org/10.2307/3172902
Lee, K. C., & Chung, N. (2009). Understanding Factors Affecting Trust in and Satisfaction with Mobile Banking in Korea: A Modified DeLone and McLean’s model perspective. Interacting with Computer, 21(5/6), 385–392.
Li, D. C., Dai, W. L., & Tseng, W. T. (2011). A two-stage clustering method to analyze customer characteristics to build discriminative customer management: A case of textile manufacturing business. Expert Systems with Applications, 38(6), 7186–7191.
https://doi.org/10.1016/j.eswa.2010.12.041
Lo, L. Y. S., Lin, S. W., & Hsu, L. Y. (2016). Motivation for online impulse buying: A two-factor theory perspective. International Journal of Information Management, 36(5). https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2016.04.012
M. Isoraite. (2020). SALES PROMOTION TOOLS FEATURES. Ecoforum Journal, 9(3).
Ma, Y. J., Gam, H. J., & Banning, J. (2017). Perceived ease of use and usefulness of sustainability labels on apparel products: application of the technology acceptance model. Fashion and Textiles, 4(1), 1–20. https://doi.org/10.1186/s40691-017-0093-1
Mandilas, A., Karasavvoglou, A., Nikolaidis, M., & Tsourgiannis, L. (2013). Predicting Consumer’s Perceptions in On-line Shopping. Procedia Technology, 8(Haicta), 435–444. https://doi.org/10.1016/j.protcy.2013.11.056
Marjan, M., Mohammad, R. E., & Ali, S. B. (2014). Influencing VSN users’ purchase intentions: The roles of flow, trust and eWOM. J. Res. Interact. Mark., 8, 102–123.
Mir, I. A. (2012). Two Wing Models of Sales Promotion: Theorization and Examination. Journal of Economics and Behavioral Studies, 4(1), 12–25.
https://doi.org/10.22610/jebs.v4i1.298
Mohammadi, H. (2015). A study of mobile banking loyalty in Iran. Computers in Human Behavior, 44, 35–47.
Moriarty, S., Mitchell, N., Wells, W. D., Crawford, R., Brennan, L., & Spenstone, R. (2014). Advertising: Principles and practice. Pearson Australia.
Normalini PhD, M. K. (2019). Revisiting the Effects of Quality Dimensions, Perceived Usefulness and Perceived Ease of Use on Internet Banking Usage Intention. Global Business and Management Research, 11(2), 252–261.
Nurzanah, I., & Sosianika, A. (2018). Promosi Penjualan dan Minat Beli: Penerapan Modifikasi Technology Acceptance Model di E-Marketplace Shopee Indonesia. Industrial Research Workshop and National Seminar, 706–714.
Özbeka, V., Alnıaçık, Ü., Kocc, F., Akkılıç, E., & Kas ̧, E. (2014). The Impact of Personality on Technology Acceptance: A Study on Smart Phone Users. Procedia Soc. Behav. Sci, 150, 541–551.
Perea Y Monsuwé, T., Dellaert, B. G. C., & De Ruyter, K. (2004). What drives consumers to shop online? A literature review. International Journal of Service Industry Management, 15(1), 102–121. https://doi.org/10.1108/09564230410523358
Pikkarainen, T., Pikkarainen, K., Karjaluoto, H., & Pahnila, S. (2004). Consumer acceptance of online banking: an extension of the technology acceptance model. Internet Research, 14(3), 224–235.
Punnoose, A. C. (2012). Determinants of Intention to Use e-Learning Based on the Technology Acceptance Model. J. Inf. Technol. Educ. Res, 11, 301–337.
Solomon, M. R. (2009). Marketing: Real people, real decisions. Pearson Education Limited.
Son, J., Sadachar, A., Manchiraju, S., Fiore, A. M., & Niehm, L. S. (2012a). Consumer adoption of online collaborative customer co-design. J. Res. Interact. Mark., 6, 180–197.
Son, J., Sadachar, A., Manchiraju, S., Fiore, A. M., & Niehm, L. S. (2012b). Consumer adoption of online collaborative customer co-design. J. Res. Interact. Mark., 6, 180–197.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. In Ke-26.
Suh, B., & Han, I. (2002). Effect of trust on customer acceptance of Internet banking. Electronic Commerce Research and Applications, 1(3–4), 247–263.
Sun, T. (University of V. (2010). Antecedents and Consequences of Parasocial Interaction with Sport ... Journal of Sport Behaviour, 33(2), 194–217.
Szajna, B. (1996). Empirical Evaluation of the Revised Technology Acceptance Model. Manag. Sci, 42, 85–92.
Trihandayani, A., & Abdillah, L. A. (2019). Analisis Penerimaan Pengguna dalam
Memanfaatkan Media Sosial Terhadap Usaha Kecil Menengah Menggunakan Metode Technology Acceptance Model (TAM). Bina Darma Conference Computer Science (BDCCS2019), september, 2214–2221.
Wessels, L., & Drennan, J. (2010). An investigation of consumer acceptance of M‐banking. International Journal of Bank Marketing, 28(7), 547–568.
Ye, L. R., & Zhang, H. (2014). Sales Promotion and Purchasing Intention: Applying the Technology Acceptance Model in Consumer-To-Consumer Marketplaces. International Journal of Business, Humanities and Technology, 4(3), 1–5.
Yoon, H. S., & Barker Steege, L. M. (2013). Development of a quantitative model of the impact of customers’ personality and perceptions on Internet banking use. J. Comput. Hum. Behav, 29, 1113–1141.
Yusuf, J. Bin. (2010). Ethical implications of sales promotion in Ghana: Islamic perspective. Journal of Islamic Marketing, 1(3), 220–230.
https://doi.org/10.1108/17590831011082400
301
Discussion and feedback