Jurnal Matematika Vol. 6 No. 2, Desember 2016. ISSN: 1693-1394

Pendekatan Fuzzy Pada Peramalan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kabupaten Badung

Tjokorda Bagus Oka

Jurusan Matematika – Fakultas MIPA – Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Badung 80211 e-mail: [email protected]

Eka N. Kencana

2 Jurusan Matematika – Fakultas MIPA – Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Badung 80211

e-mail: [email protected]

Abstract: This work is directed to forecast the number of foreign visitors come to tourist’s destinations at Badung regency, Province of Bali. Using visit historical data for period January 2000 to February 2015, Markov Transition Matrix and Fuzzy Triangular Number are applied to represent fuzzy logical relationship group and member function in fuzzy model, respectively. The results showed the insample forecasting accuracy for our fuzzy model as much as 2,48 percent. To validate the model, we found the average forecasting error rate for five consecutive months (March – July 2015) as much as 2,70 percent.

Keywords: forecasting, fuzzy model, FTN, tourists’ visit, transition matrix

  • 1.    Pendahuluan

Kepariwisataan sejak era 1990-an bangkit menjadi salah satu sektor andalan Indonesia dalam melaksanakan pembangunan untuk mensejahterakan rakyat Indonesia. Dominannya industri pariwisata dalam mendukung perekonomian kawasan khususnya teramati pada provinsi atau kabupaten yang secara relatif tidak memiliki sumber daya alam (SDA) dalam jumlah berlimpah. Provinsi Bali merupakan satu dari 34 provinsi di Indonesia yang tidak memilikinya, dan menjadikan kepariwisataan sebagai salah satu dari dua pilar pertumbuhan ekonomi Bali, selain pertanian sektor pertanian dalam arti luas.

Kepariwisataan Bali memiliki posisi yang sangat strategis pada diskursus kepariwisataan Indonesia. Bali dengan potensi keunikan tradisi dan budaya masyarakatnya merupakan daya tarik utama bagi wisatawan mancanegara berkunjung ke Bali. Pada periode tahun 1994-2002 kunjungan wisatawan mancanegara secara rata-rata meningkat sebesar 3,0 persen; dan pada periode tahun 2004-2012 sebesar 13,7

persen. Gambar 1 menunjukkan perkembangan jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali serta persentase kunjungan kunjungan ke Bali terhadap kunjungan ke Indonesia:

“♦“Indonesia “—“Bah ShareBah

Sumber: Dinas Pariwisata Provinsi Bali [1], Diolah

Gambar 1. Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bali dan Indonesia, Periode Tahun 1994 – 2012

Meskipun Provinsi Bali memiliki sembilan kabupaten/kota, tidak dapat dipungkiri bahwa fondasi utama kepariwisataan di daerah ini bertumpu pada kepariwisataan di Kabupaten Badung. Sebagai fondasi utama kepariwisataan Bali, merujuk Peraturan Daerah Provinsi Bali No. 16 tahun 2009 tentang Rencana Tata Ruang Provinsi Bali, kawasan pariwisata di Kabupaten Badung ditetapkan meliputi 3 kawasan yaitu Nusa Dua, Kuta, dan Tuban.

Kepariwisataan di Kabupaten Badung harus diakui telah memberikan kontribusi positif terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi wilayah dan regional Bali. Menurut SAKERNAS 2009-2010, sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) di Kabupaten Badung merupakan sektor dengan serapan tenaga kerja tertinggi, pada tahun 2009 jumlah tenaga kerja yang terserap di sektor ini sebesar 29,34% dan meningkat menjadi 33,45% pada tahun 2010. Meski demikian, pariwisata yang tidak mempertimbangkan kapasitas dukung optimal wilayah berpotensi memunculkan gangguan di bidang sosial budaya, dan lingkungan. Salah satu upaya untuk menekan potensi gangguan ini adalah

melalui perencanaan yang cermat pada pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Badung. Perencanaan pengembangan ini tidak dapat dilepaskan dari proyeksi kunjungan jumlah wisatawan mancanegara dan nusantara ke kabupaten ini.

Mencermati peranan perencanaan kepariwisataan dalam mewujudkan keberlanjutannya, maka tulisan ini ditujukan untuk (a) memodelkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Kabupaten Badung secara kuantitatif, dan (b) menduga jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke kabupaten ini out-of-sample menggunakan data historis yang tersedia.

  • 2.    Data dan Metode

Menggunakan data kunjungan wisatawan mancanegara ke Kabupaten Badung pada periode Januari 2000 – Februari 2015 dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, analisis dengan menggunakan pendekatan fuzzy dilakukan mengikuti tahapan-tahapan berikut:

  • 1)    Menghitung laju pertumbuhan kunjungan wisatawan mancanegara dari dua data yang terurut melalui persamaan berikut;

rt =       100%; yt menyatakan jumlakunjungan waktu ke -t (1)

  • 2)    Menghitung jumlah interval yang dibutuhkan untuk mengelompokkan data laju pertumbuhan serta mengelompokkan masing-masing data ke dalam interval yang bersesuaian;

  • 3)    Melakukan fuzzyfikasi pada setiap data laju pertumbuhan;

  • 4)    Membangun himpunan fuzzy dari masing-masing fuzzified data;

  • 5)    Membangun Fuzzy Logical Relationship Group dan membuat Markov Transition Matrix;

  • 6)    Menghitung nilai Average Forecasting Error Rate (AFER) in-sample untuk memeriksa tingkat keakurasian model. Bila AFER di bawah 5 persen, maka model dianggap layak untuk digunakan melakukan peramalan out-of-sample, selain itu fuzzified data yang dihasilkan pada langkah ketiga direvisi;

  • 7)    Model yang memiliki AFER di bawah 5 persen selanjutnya digunakan untuk meramalkan kunjungan wisatawan secara out-of-sample pada 9 titik amatan berikutnya.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

Data tentang kunjungan wisatawan mancanegara ke Kabupaten Badung tidak berbeda dengan data kunjungan ke Bali memperhatikan wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali dominan datang melalui Bandara I Gusti Ngurah Rai berlokasi di Kabupaten Badung. Laju kunjungan wisatawan mancanegara periode Januari 2000 – Februari 2015 diperlihatkan pada gambar 2, di mana secara visual teramati terdapat

beberapa amatan yang ditengarai merupakan data pencilan (outlier). Pada proses peramalan secara kuantitatif, data pencilan merupakan ‘gangguan’ yang bisa mempengaruhi keakurasian peramalan [2,3]. Merujuk pada teori-teori Statistika, nilai amatan yang lebih besar dari 2,5 kali nilai simpangan baku matriks data merupakan pencilan mayor yang memiliki pengaruh (influence) signifikan terhadap tingkat keakurasian ramalan. Hasil analis data menunjukkan terdapat 5 buah pencilan:

Tabel 1. Pencilan pada Data Laju Kunjungan Wisatawan

No

Bulan-Tahun

Laju Perkembangan (%)

Keterangan

1

10 – 2002

- 46.20

Bom Bali I, 12 Oktober 2002

2

11 – 2002

- 61.16

Dampak bom Bali I

3

12 – 2002

101.27

Pemulihan dari dampak bom Bali I

4

06 – 2003

68.92

Tak terjelaskan

5

10 – 2005

-49.88

Bom Bali II, 1 Oktober 2005

Memperhatikan pendapat Emmanuel [2] dan Makridakis et al. [3], maka kelima amatan pada Tabel 1 dikeluarkan dari pembentukan model fuzzy. Dengan demikian, total amatan yang digunakan melakukan proses pemodelan berjumlah 176 data.

Gambar 2. Laju Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bali dan Indonesia Periode Tahun 1994 – 2012

  • 3.1    Intervalisasi dan Fuzzyfikasi Laju Kunjungan Wisatawan

Pengembangan model fuzzy diawali dengan mengelompokkan masing-masing data ke dalam interval-interval yang bersesuaian di mana jumlah interval ditentukan menggunakan formula Sturges [4] dan sub-sub interval dibentuk merujuk pendapat dari Stevenson & Porter [5], dengan interval dengan jumlah amatan terbanyak, terbanyak kedua, dan terbanyak ketiga masing-masing ‘dipecah’ menjadi 4, 3, dan 2 sub interval. Interval yang tidak memiliki amatan selanjutnya dieliminasi dari daftar interval akhir. Menggunakan formula Sturges, diperoleh jumlah interval sebanyak:

1 + 3,332 log10 (176) ≈ 8

Memperhatikan nilai minimum dan maksimum laju perkembangan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (setelah data pencilan dikeluarkan) masing-masing sebesar -27.78 persen dan 37.60 persen, maka himpunan semesta (universe of discourse) fuzzy merupakan himpunan tertutup U: [-27,00%; 38,00%] dengan lebar d = (3 8'0 0/° ( 2 7'0 0%)) = 8.13%. Delapan interval yang terbentuk ini - bersifat saling lepas atau tidak beririsan satu dengan lainnya dan memiliki lebar yang sama – dengan banyaknya amatan pada masing-masing interval – diperlihatkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Intervalisasi Data Laju Kunjungan Wisatawan

Interval

Nilai Minimum

Nilai Maksimum

Frekuensi Amatan

Jumlah SubInterval

Lebar SubInterval

U1

-27.00%

-18.88%

6

1

8.13%

U2

-18.88%

-10.75%

13

1

8.13%

U3

-10.75%

-2.63%

41

2

4.06%

U4

-2.63%

5.50%

51

4

2.03%

U5

5.50%

13.63%

40

3

2.71%

U6

13.63%

21.75%

22

1

8.13%

U7

21.75%

29.88%

2

1

8.13%

U8

29.88%

38.00%

1

1

8.13%

Informasi pada Tabel 2 selanjutnya digunakan membentuk 14 himpunan fuzzy berikut:

Tabel 3. Himpunan Fuzzy (Fuzzy Set) pada Laju Perkembangan Jumlah Kunjungan

Fuzzy Set

Nilai

Fuzzy Set

Nilai

Minimum

Maksimum

Tengah

Minimum

Maksimum

Tengah

F1

10,92%

-18,88%

-3,98%

F8

3,47%

5,50%

4,48%

F2

-18,88%

-10,75%

-14,81%

F9

5,50%

8,21%

6,85%

F3

-10,75%

-6,69%

-8,72%

F10

8,21%

10,92%

9,56%

F4

-6,69%

-2,63%

-4,66%

F11

10,92%

13,63%

12,27%

F5

-2,63%

-0,59%

-1,61%

F12

13,63%

21,75%

17,69%

F6

-0,59%

1,44%

0,42%

F13

21,75%

29,88%

25,81%

F7

1,44%

3,47%

2,45%

F14

29,88%

38,00%

33,94%

  • 3.2    Pembentukan Fuzzy Logical Relationship Group

Pada hakekatnya, sebuah amatan yang telah difuzzifikasi (Fi) akan memiliki keterkaitan dengan amatan fuzzy lainnya (Fj). Relasi yang terbentuk antardua amatan fuzzy disebut fuzzy logical relationship (FLR) dan himpunan seluruh FLR disebut fuzzy logical relationship group (FLRG). Secara matematis, relasi yang terbentuk antardua amatan fuzzy dinyatakan sebagai:

Ϝi Ϝ t J

Pada persamaan di atas, Fi dan Fj masing-masing disebut sebagai left-hand side (LHS) dan right-hand side (RHS) dari relasi ℝ. Sebagai misal, relasi fuzzy yang terjadi antara amatan bulan Februari dengan Maret tahun 2000 bisa dinyatakan dalam bentuk Feb-Maret 2000Ϝ11 Ϝg . Pemeriksaan terhadap FLR yang terbentuk dari matriks data memberikan FLRG yang dapat ditulis sebagai Matriks Transisi Markov (Markov Transition Matrix atau MTM) seperti terlihat pada Tabel 4 dengan masing-masing angka yang terdapat pada perpotongan baris LHS dengan kolom RHS menunjukkan jumlah kejadian ℝ ϜiϜj pada matriks data. Kolom Total menunjukkan seluruh kejadian yang LHS-nya Fi untuk i = 1, …, 14.

Tabel 4. Matriks Transisi Markov dari Relasi Himpunan Fuzzy

Right-hand Side (RHS)

Total

F1

F2

F3

F4

F5

F6

F7

F8

F9

F10

F11

F12

F13

F14

F1

1

1

1

2

1

6

F2

1

1

1

1

3

5

1

13

F3

1

3

2

1

1

1

1

1

2

5

18

F4

2

2

3

2

5

1

1

1

4

2

23

F5

2

5

1

3

1

1

1

1

15

F6

2

2

5

1

1

1

2

2

1

1

18

F7

1

1

1

2

2

1

8

F8

3

2

1

1

1

1

1

10

F9

1

3

1

2

1

2

2

2

14

F10

1

1

1

1

1

1

3

1

10

F11

1

3

2

1

3

2

3

15

F12

1

1

3

1

3

3

1

1

2

2

3

1

22

F13

1

1

2

F14

1

1

Pada model fuzzy, nilai dugaan ( ̂ ) sebuah amatan sangat ditentukan oleh fungsi keanggotaan fuzzy (membership function/MF) yang dipilih. Terdapat beberapa MF yang lazim digunakan, dalam penelitian ini MF yang digunakan adalah Fuzzy Triangular Number (FTN) yang teruji memiliki nilai AFER terkecil saat digunakan untuk

meramalkan kunjungan wisatawan [4]. Melalui penggunaan FTN, maka proses defuzzifikasi – menghitung nilai ̂ dapat dilakukan dengan mengadopsi formula yang diintroduksi oleh Stevenson & Porter [5] sebagai berikut:

1+0.5

              , O.5 ; jika l=1

m1 + m2

0.5+1+0.5

j

̂=

; jika 2 ≤  <

O.5_ + _1 _ + O.5 ; jika 2 ≤  <   -1

mi-1 + mi + mi+1

0.5+1

O.5 + _1 ; jika i=

<         "*i-l +

Pada persamaan di atas, ̂ dan n masing-masing menunjukkan nilai dugaan untuk laju perkembangan kunjungan wisatawan mancanegara pada periode ke – i dan jumlah himpunan fuzzyi) pada himpunan semesta ℤ. Bila nilai ̂ telah diketahui, maka nilai dugaan kunjungan wisatawan pada periode ke – i ( ̂) dapat dhitung melalui persamaan berikut:

̂=(1+̂)χyt-ι

Pada peramalan in-sample, diperoleh nilai AFER untuk model fuzzy yang digunakan untuk meramalkan kunjungan wisatawan mancanegara ke Kabupaten Badung sebesar 2,48 persen; sebuah nilai yang menunjukkan bahwa tingkat keakurasian model sangat baik.

  • 3.3    Peramalan Out-of-Sample dan Prediksi Kunjungan Wisatawan

Memperhatikan AFER pada peramalan in-sample yang sangat kecil, maka disimpulkan model layak untuk digunakan melakukan peramalan out-of-sample. Pada saat matriks data dianalisis, data kunjungan wisatawan mancanegara ke Kabupaten Badung hanya tersedia hingga bulan Juli 2015. Agar nilai AFER bisa dihitung, maka peramalan out-of-sample hanya dilakukan mulai bulan Maret 2015 hingga Juli 2015. Hasil ramalan kunjungan wisatawan mancanegara out-of-sample pada periode tersebut seperti terlihat pada Tabel 5:

Tabel 5. Peramalan Out-of-Sample Kunjungan Wisatawan Mancanegara Periode Maret 2015 – Juli 2015

Periode

Nilai Aktual

Nilai Dugaan

Galat

Laju

Jumlah (orang)

Laju (%)

Jumlah (orang)

Maret 2015

-9.95%

305 272

0.84%

310 379

1.67%

April

2015

2.78%

313 763

2.53%

312 999

0.24%

Mei

2015

-5.67%

295 973

0.00%

299 898

1.33%

Juni

2015

21.53%

359 702

1.27%

334 578

6.98%

Juli

2015

6.91%

384 546

9.98%

397 116

3.27%

AFER Out-of-Sample

2.70%

Memperhatikan nilai AFER dari peramalan in-sample dan out-of-sample kunjungan wisatawan mancanegara ke Kabupaten Badung yang relatif sangat kecil, masing-masing sebesar 2,48 persen dan 2,70 persen; dilakukan prediksi kunjungan wisatawan pada periode Agustus – Desember 2015 (5 bulan) dengan menggunakan data dua tahun terakhir, dengan hasil prediksi seperti tercantum pada Tabel 6:

Tabel 6. Prediksi Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Kabupaten Badung

Nilai Aktual dan Fuzzifikasinya

Nilai Prediksi

Periode

Jumlah (orang)

Fuzzy Set

FLRG

Frekuensi

(F)

Nilai Tengah LHS

(M)

F x M (%)

Periode

Laju (%)

Jumlah (orang)

08-2013

309 219

F8

F9 ÷ F8

2

4.48

8.97

08-2015

-1.33

379 439

08-2014

336 763

F3

Fιo ÷ F3

1

-8.72

-8.72

09-2013

305 629

F5

F8 ÷ F5

1

-1.61

-1.61

09-2015

1.44

384 893

09-2014

354 762

F8

F3 ÷ F8

1

4.48

4.48

10-2013

266 652

F2

F5 ÷ F2

2

-14.81

-29.63

10-2015

-9.73

347 426

10-2014

341 651

F4

F8 ÷ F4

2

-4.66

-9.31

11-2013

307 276

F12

F2 ÷ F12

5

17.69

88.44

11-2015

8.40

376 616

11-2014

296 876

F2

F4 ÷ F2

2

-14.81

-29.63

12-2013

299 013

F4

F12 ÷ F4

1

-4.66

-4.66

12-2015

13.96

429 205

12-2014

347 370

F12

F2 ÷ F12

5

17.69

88.44

  • 4.    Simpulan dan Saran

    4.1    Simpulan Penelitian

Aplikasi Fuzzy Time Series sebagai teknik peramalan kuantitatif pada ranah soft modeling dapat diaplikasikan dengan baik pada peramalan kunjungan wisatawan mancanegara ke Kabupaten Badung. Peramalan secara in-sample pada matriks data kunjungan wisatawan mancanegara ke Kabupaten Badung pada periode Januari 2000 – Februari 2015 memberikan nilai AFER sebesar 2,48 persen; sedangkan peramalan secara out-of-sample pada periode Maret – Juli 2015 memberikan nilai AFER sebesar 2,70 persen. Kedua nilai AFER ini menunjukkan model fuzzy yang diterapkan memiliki tingkat keakurasian yang sangat baik.

  • 4.2    Rekomendasi

  • 1.    Data yang digunakan dalam melakukan pemodelan fuzzy adalah data laju perkembangan kunjungan yang dihitung dari dua amatan yang berturutan. Bila tidak terdapat fluktuasi nilai kunjungan yang bersifat ekstrim antardua periode waktu yang berturutan, maka laju perkembangan masih menunjukkan kinerja model dengan baik. Sebaliknya, disarankan untuk menggunakan nilai logaritma dari perbandingan jumlah kunjungan antardua periode amatan memperhatikan logaritma mampu meminimalkan ‘jarak’ antardua amatan yang bersifat ekstrim;

  • 2.    Meskipun fungsi keanggotaan segitiga (fuzzy triangular number/FTN) yang digunakan dalam proses defuzzyfication lazim dimanfaatkan pada pemodelan FTS mengingat kinerjanya telah teruji, disarankan pada penelitian dengan memanfaatkan FTS sebagai alat peramal agar mencoba fungsi keanggotaan lain seperti fungsi sigmoid atau fungsi trapezoid dalam defuzzifikasi. Hal ini layak dicoba khusus pada situasi di mana lebih dari dua amatan sebelumnya memiliki pengaruh pada amatan yang akan diramalkan.

Daftar Pustaka

  • [1]    Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Direktori 2012. Denpasar, 2013.

  • [2]    Haven Emmanuel, "The Use of Fuzzy Set Theory in Economics: Application in Micro-Economics and Finance," McGill University, Montreal, PhD Thesis 1995.

  • [3]    Spyros Makridakis, Steven C Wheelwright, and Victor E McGee, Metode dan Aplikasi Peramalan, 2nd ed. Tangerang: Binarupa Aksara, 1999.

  • [4]    I Putu Eka N. Kencana and IBK. Puja Arimbawa K, "Aplikasi Metode Fuzzy pada Peramalan Jumlah Wisatawan Australia ke Bali," in Konferensi Nasional Matematika XVII, Surabaya, 2014, pp. 211-210.

  • [5]    Meredith Stevenson and John E. Porter, "Fuzzy Time Series Forecasting Using Percentage Change as the Universe of Discourse," World Academy of Science, Engineering and Technology, vol. 55, pp. 154-157, 2009.

134