Strategi Pengembangan Investasi Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Bali
on
Journal of Marine and Aquatic Sciences 8(1), 9-17 (2022)
Strategi Pengembangan Investasi Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Bali
I Ketut Wija Negara a*, Dewa Ayu Angga Pebriani a, Ni Putu Putri Wijayanti a, Andi Mannojengi b, Bagus Sudananjaya b, Kadek Adi Chandra Kusuma c
a Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Kelautan dan Perikanan, Universitas Udayana, Jl. Kampus Bukit Jimbaran, 80361, Badung, Bali-Indonesia
b Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Jl. Pelabuhan No. 1 Pengambengan, Jembrana, Bali- Indonesia c Balai Besar Riset Budidaya Laut dan Penyuluh Perikanan, Jl. Singaraja – Gilimanuk, Gondol, Bali-Indonesia
* Penulis koresponden. Tel.: +62-8123-9325-757
Alamat e-mail: [email protected]
Diterima (received) 8 Januari 2018; disetujui (accepted) 29 Juni 2018; tersedia secara online (available online) 4 Juli 2018
Abstract
The construction of fishing ports can have a impact on the growth of other economic sectors, which in turn can improve people's welfare. The purpose of this research is to be able to plan a strategy that must be implemented by the manager of the PPN Pengambengan to encourage the business development of service users in the PPN Pengambengan. The benefits obtained from this research are, to be able to improve the function of the PPN Pengambengan in serving the needs of coastal communities, fishermen, the fishing industry, and other agencies so that they can directly develop the potential of resources around the port area both socially and economically. Data analysis in this research uses SWOT analysis with the stages of determining IFAS and EFAS, Matrix, SWOT Quadrants. The results of the study get an IFAS value of 0.34 (x), and an EFAS value of – 0.02 (y), where the value is in the Diversification Strategy position or using the ST strategy. The strategies offered for investment development in PPN Pengambengen are in the Diversification Strategy (ST) quadrant position, namely; transfer of fishing technology, controlling the loading and unloading process through improving K5 performance, special land for SPBN refueling, and expansion of road infrastructure for the fishing industry to be adequate for the mobilization of large vehicles.
Keywords: fishing port; investation; SWOT; PPN Pengambengan
Abstrak
Pembangunan Pelabuhan Perikanan telah dapat menimbulkan dampak bagi pertumbuhan pada sektor ekonomi di bidang perikanan, pertumbuhan ekonomi yang secara langsung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat perikanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk dapat merencanakan strategi yang harus dilaksanakan oleh pengelola PPN Pengambengan untuk dapat mendorong pengembangan usaha pengguna jasa di PPN Pengambengan. Manfaat yang didapatkan dari penelitian ini adalah, untuk dapat meningkatkan fungsi PPN Pengambengan dalam melayani kebutuhan masyarakat pesisir, nelayan, industri perikanan, dan instansi lainnya sehingga secara langsung dapat mengembangkan potensi sumber daya di sekitar daerah pelabuhan baik secara sosial dan ekonomi. Analisis Data pada peneilitian ini menggunakan analisis SWOT dengan tahapan penentuan IFAS dan EFAS, Matrik dan Kuadran SWOT. Hasil penelitian mendapatkan nilai IFAS 0.34 (x), dan nilai EFAS – 0.02 (y), dimana nilai tersebut ada dalam posisi Diversifikasi Strategi atau menggunakan strategi ST. Strategi yang ditawarkan untuk pengembangan investasi di PPN Pengambengen berada pada posisi kuadran Diversifikasi Strategi (ST), yaitu; transfer teknologi pengankkapan ikan, penertiban proses bongkar melalui peningkatan kinerja K5, lahan khusus pengisian bahan bakar SPBN, dan perluasan infrastruktur jalan raya untuk industri perikanan agar memadai untuk mobilisasi kendaraan besar.
Kata Kunci: pelabuhan perikanan; investasi; SWOT; PPN Pengambengan
Pelabuhan Perikanan merupakan suatu kawasan perikanan yang berfungsi sebagai tempat labuh kapal-kapal perikanan, tempat nelayan mendaratkan hasil tangkapan ikan, serta sebagai tempat pengukung kegiatan penangkapan ikan. Wilayah Pelabuhan Perikanan juga merupakan perpaduan antara wilayah darat dan lautan, dengan kondisi batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan sistem bisnis perikanan lainnya (Rahmawati dkk., 2014). Pelabuhan Perikanan merupakan interface antara perikanan yang dilakukan di laut dengan aktivitas perikanan di darat sebagai pendukung kegiatan di laut (Rahmayanti, 2018).
Provinsi Bali memiliki Pelabuhan Perikanan Tipe B yaitu Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan. Pelabuhan Perikanan tersebut memiliki peranan yang sangat penting mendukung kegiatan penangkapan ikan, salah satu potensi sumberdaya ikan yang paling dominan di Selat Bali adalah ikan Lemuru (Sardinella lemuru) dan paling banyak dieksploitasi oleh nelayan yang bermukim di sekitar PPN Pengambengan (Ridha dkk., 2013).
Investasi merupakan salah satu penentu bagi pengembangan perokonomian di sekitar Pelabuhan Perikanan (Ruswandi dan Gartika, 2013). Menurut Lubis (2012) dalam pengelolaan Pelabuhan Perikanan di Indonesia, terdapat 4 tipe, yakni (1) pengelolaan oleh pemerintah pusat, (2) pengelolaan oleh pemerintah daerah, (3) tipe pengelolaan oleh perusahaan umum, dan (4) pengelolaan oleh swasta. Semakin baik pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh pengelola Pelabuhan Perikanan maka kegiatan setelah menangkap ikan dan kegiatan pengolahan hasil ikan dapat diakomodasi dengan baik, sehingga tidak ada kesulitan bagi nelayan untuk memasarkan hasil tangkapannya (Suherman dan Dault, 2009). Pengelolaan Pelabuhan Perikanan harus dilakukan oleh pemerintah melalui tenaga teknis dan non-teknis, sehingga pengambilan keputusan dapat direncanakan, dirancang dan dikelola selaras dengan lingkungan (Sciortino, 2010)
Petingnya peranan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan terhadap perekonomian dalam sector perikanan tangkap di Provinsi Bali, sehingga diperlukan strategi pengelolaan Pelabuhan Perikanan yang teritegrasi dengan kepentingan investasi seluruh stake holder. Strategi yang dirumuskan dapat memberikan
masukan terhadap pemangku kebijakan dan pembuat keputusan dalam rangka meningkatkan kualifikasi Pelabuhan Perikanan.
Lokasi penelitian ini dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pengambengan terletak pada posisi 080 23’ 46” LS dan 1140 34’ 47” BT, Desa Pengambengan, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, menghadap ke Wilayah Pemanfaatan Perairan (WPP) 573 Samudera Hindia dan Selat Bali.
-
2.2.2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai dari 1 Juni sampai dengan 29 November 2021, diawali dengan tahap persiapan perijinan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Observasi dan Small Group Discussion (SGD).
-
2.2 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Moeleong (2009), teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Sampling yang tergolong dalam non-Probability. Pada penentuan sampel yang digunakan pada penelitian ini tidak ada aturan yang tegas berapa sampel yang seharusnya diambil dari populasi yang ada, tetapi besarnya sampel yang dianggap mewakili dalam penelitian dapat dilakukan dengan menggunakan informasi kunci (key informan) yang kemudian dilakukan uji validitas dan reabilitas dari tanggapan informan serta responden.
-
a. Observasi adalah melakukan pengamatan langsung untuk mendapatkan gambaran kondisi PPN Pengambengan.
-
b. Wawancara dilakukan untuk medapatkan factor-faktor internal dan ekternal PPN Peengambengan melalui jawaban informan kunci (key Informan) kepada; Kepala Peabuhan, Kelompok Nelayan, Perusahaan Pengolahan Perikanan, Pengusaha, Tokoh Masyarakat dan Pemerintah Daerah. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi terkait factor-faktor internal dan eksternal di PPN Pengambengan (Moeleong, 2009).
-
c. Kuesioner disebarkan kepada responden untuk mendapatkan tanggapan melalui instrument
pertanyaan yang sudah disusun di Google Form. Jumlah responden yang mengisi tanggapan untuk dapat mengetahui vaiabel penelitian sebanyak 35 orang, yang terdiri dari; 7 orang Staf PPN Pengambengan, 13 orang pengusaha barang dan jasa perikanan, 1 orang Pemerintah Daerah Provinsi, 1 orang Pemerintah Daerah Kabupaten, 2 orang praktisi, 1 tokoh masyarakat, 2 orang pengelola perusahaan pengolah perikanan, 1 ketua kelompok nelayan, 7 orang nelayan (Sugiyono, 2014).
-
d. Uji validitas
Uji validitas untuk menentukan data responden dinyatakan valid atau tidak valid dari jumlah sampel sebesar 35, maka nilai r tabel sebesar 0,514. Rumus menghitung r tabel = N-2 dengan N jumlah sampel, maka r tabel = 35-2 = 33. Dilihat dari r tabel dengan taraf signifikan 5%, maka r tabel = 0,334 (Sugiyono, 2011).
Tabel 1
Uji Validitas
Pernyataan |
r Hitung |
r Tabel |
Keterangan |
P1 |
0.880 |
0.334 |
Valid |
P2 |
0.873 |
0.334 |
Valid |
P3 |
0.892 |
0.334 |
Valid |
P4 |
0.901 |
0.334 |
Valid |
P5 |
0.801 |
0.334 |
Valid |
P6 |
0.856 |
0.334 |
Valid |
P7 |
0.807 |
0.334 |
Valid |
P8 |
0.831 |
0.334 |
Valid |
P9 |
0.808 |
0.334 |
Valid |
P10 |
0.904 |
0.334 |
Valid |
P11 |
0.792 |
0.334 |
Valid |
P12 |
0.742 |
0.334 |
Valid |
P13 |
0.818 |
0.334 |
Valid |
P14 |
0.845 |
0.334 |
Valid |
P15 |
0.741 |
0.334 |
Valid |
P16 |
0.880 |
0.334 |
Valid |
-
e. Uji Reabilitas
Hasil dari uji reliabilitas pada variabel dapat dilihat bahwa cronbach’s alpha pada variabel ini lebih tinggi dari pada nilai dasar yaitu 0.822 > 0,60 hasil tersebut membuktikan bahwa semua pernyataan dalam kuesioner variabel (X) dinyatakan reliable (Sugiyono, 2011).
Tabel 2
Uji Reabilitas
Reliability Statistics | ||
Cronbach's Alpha |
Cronbach's Alpha Based on Standardized Items |
N of Items |
.822 |
.810 |
16 |
-
2.3 Analisi Data
Kerangka kerja dengan menggunakan pendekatan anlisa SWOT (Rangkuti, 2017) kemudian di formulasikan sebagai berikut;
-
a. Internal Strategic Factors Analiysis Summary (IFAS) dan External Strategic Factors Analysis Summary (EFAS).
-
b. Matriks SWOT
Mengetahui situasi atau kondisi internal dan eksternal yang merupakan kekuatan kelemahan, peluang dan ancaman dalam strategi pengembangan, perlu dibuatkan kolom matriks untuk pengisisan faktor strategi internal dan eksternal sebagai berikut.
Tabel 3
Matriks SWOT
IFAS EFAS |
Strength |
Weaknesses |
Opportunities Threats |
Comparative Advatage Divestment/ Investment |
Mobilization Damage Contol |
(Rangkuti, 2004)
-
c. Kuadrant SWOT.
Data SWOT kualitatif dapat dikembangkan secara kuantitatif melalui perhitungan anlisa SWOT, agar diketahui secara pasti langkah strategi yang akan diambil, seperti pada gambar di bawah ini.
Tabel 4
Perhitungan IFAS dan EFAS
IFAS Score |
EFAS Score |
S |
O |
W |
T |
S-W = x |
O-T = y |
(Rangkuti, 2004)
Setelah didapatkan nilai perhitungan IFAS dan EFAS pada posisi x dan y, kemudian didapatkan strategi yang kemudian di formulasikan kedalam Strategi Investasi di PPN Pengambengan.
Ubah Strategi
O
y =
Progresif
III
x =
W
IV
Il
S
Strategi Bertahan
Disersivikasi Strategi
Gambar 1. Kuadran SWOT (Rangkuti, 2004)
Lokasi pelabuhan yang sangat strategis terletak pada jalur perlintasan dan pelayaran perdagangan ikan yang dapat menghubungkan antara potensi perikanan di Wilayah Indonsesia Timur yang dikirim dan diperdagangkan ke Wilayah Indonesia Barat. Letak yang strategis tersebut memberikan dampak terhadap tingginya lalu lintas pelayaran kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut hasil perikanan. Selain melaui lintas laut, PPN Pengambengan juga terletak pada wilayah jalur utama yang dilalui kendaraan barang antar Propinsi, sehingga hal tersebut dapat menjadikan PPN Pengambengan memiliki letak yang sangat layak untuk ditingkatkan klasifikasi tingkat Pelabuhan Perikanannya. Institusi yang mengelola PPN Pengambengan menyadari untuk dapat meningkatkan klasifikasi Pelabuhan Perikanan dituntut untuk melakukan perbaikan Pelaksanaan kegiatan K5 (kebersihan, keamanan, ketertiban, keselamatan kerja dan keindahan). Perbaikan K5 tersebut dilakukan dengan baik salah satunya adalah untuk dapat menjamin kepercayaan investor melakukan investasi di Pengambengan. Investasi sangat penting masuk ke PPN
pengambengan, karena volume hasil tangkapan ikan lemuru sangat tinggi di wilayah perairan Selat Bali, sehingga hasil produksi tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal. Selain perbaikan K5, luas cakupan wilayah kerja PPN Pengambengan meliputi Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) di darat dan Ketersediaan lahan untuk sentra industri, usaha perikanan dan pelayanan publik sosial ekonomi.
PPN Pengambengan memiliki kolam labuh untuk menyadarkan kapal-kapal penangkap ikan < 30 GT, hanya saja saat ini kondisinya terjadi Pendangkalan Kolam Labuh di PPN Pengambengan, yang mengakibatkan sering kandasnya kapal-kapal penangkap ikan tersebut saat terjadi penyurutan air laut. Fasilitas-fasiitas pendukung untuk dapat melayani kegiatan penangkapan ikan masih belum terintegarasi, sehingga proses pelayanan publik dan pelayanan kesyahbandaran terpisah jarak belum teritegrasi satu (1) pintu. Infrastruktur pengolahan limbah atau sanitasi tempat belum maksimal. Dominansi unit penangkapan ikan hanya menargetkan ikan lemuru, sehingga kurangnya jenis ikan ekonomis lainnya yang tertangkap dan Kurangnya informasi, publikasi dan promosi tentang PPN Pengambengan.
Tabel 5
Internal Strategic Factors Analiysis Summary (IFAS)
Aspek |
Bobot |
Rating |
Skor |
Faktor Kekuatan (S) Lokasi pelabuhan yang sangat strategis |
0.128 |
4 |
0.51 |
Pelaksanaan kegiatan K5 |
0.134 |
4 |
0.54 |
Volume produksi ikan |
0.126 |
4 |
0.50 |
Luas cakupan wilayah kerja PPN Pengambengan |
0.125 |
4 |
0.50 |
Jumlah Faktor Kekuatan Faktor Kelemahan (W) |
0.513 |
2.05 | |
Pendangkalan Kolam Labuh |
0.127 |
4 |
0.51 |
Infrastruktur pengolahan limbah atau sanitasi |
0.125 |
4 |
0.50 |
Dominansi unit penangkapan ikan |
0.118 |
3 |
0.35 |
Pagar/tembok pembatas pelabuhan |
0.117 |
3 |
0.35 |
Jumlah Faktor Kelemahan |
0.487 |
1.71 | |
(S+W) |
1 | ||
(S – W = x) |
0.34 |
-
3.1.2. EFAS
PPN Pengambengan dapat sebagai sentra Industri dan ekonomi perikanan (Center Point) di Provinsi Bali sehingga kedepan Pelabuhan Perikanan dapat menampung seluruh kegiatan perikanannya di wilayah tersebut, Bali adalah salah satu wilayah sebagai gerbang pintu masuk kedatangan wisatawan manca negara, dengan kondisi tersebut selain sangat mungkin PPN Pengambengan menjadi destinasi pariwisata baru pada bidang perikanan nasional dan internasional di Provinsi Bali, Pemerintah Daerah Kabupaten memandang bahwa keberadaan PPN Pengembengan memberikan nilai social ekonomi sehingga terjalinnya Sinergisitas pembangunan melalui dukungan penuh Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana terhadap PPN Pengambengan, Karena letak PPN Pengambengan yang sangat strategis pada posisi jalur pertemuan Wilayah Timur dan Wilayah Barat Indonesia sehingga memberikan peluang sebagai wilayah penyambung jalur pelayaran perdagangan perikanan, dan PPN Pengambengan adalah Pelabuhan Perikanan dengan klasifikasi Kelas B di Provinsi Bali sehingga pelayanan pada bidang perikanan tangkap dapat dikelola di PPN Pengambengan.
Faktor ancaman yang terdapat di PPN Pengembangen selama proses observasi dan pengamatan yaitu; Karakteristik masyarakat sekitar PPN Pengambengan masih susah menerima hal yang baru terkait teknologi (Closed Minded) atau masih tradisional, Mobilisasi, distribusi dan transportasi kendaraan berkapasitas besar (kontainer) untuk mendukung kegiatan ekonomi sulit keluar masuk pelabuhan, Masyarakat sekitar masih mengintervensi sistem kerja pranata bongkar dan lelang ikan di PPN Pengambengan, sehingga proses bongkar sampai pelelangan ikan melalui proses yang cukup panjang dan membutuhkan biaya operasional yang lebih besar dari pemilik kapal (istilah lokal mulai dari penguras, panol), Pertumbuhan penduduk cukup tinggi tidak seimbang dengan perkembangan lapangan pekerjaan dan penambahan jumlah investasi, hal ini disebabkan karena sistem kerja dari operasi penangkapan sampai pelelangan ikan mengandalkan banyak sumberdaya manusia, fasilitas SPBN untuk pemenuhan kebutuhan nelayan dan perusahaan perusahaan masih tergolong belum memadai.
Tabel 6
External Strategic Factors Analysis Summary (EFAS)
Aspek |
Bobot |
Rating |
Skor |
Faktor Peluang (O) Sentra Industri dan ekonomi perikanan |
0.121 |
3 |
0.36 |
Sinergisitas pembangunan melalui dukungan penuh |
0.123 |
3 |
0.37 |
Pemerintah Daerah Kabupaten Jembrana Wilayah penyambung jalur pelayaran |
0.126 |
3 |
0.38 |
perdagangan perikanan Pelayanan pada bidang perikanan tangkap |
0.126 |
4 |
0.51 |
(Provinsi Bali) Jumlah Faktor Peluang |
0.497 |
1.62 |
Faktor Ancaman (T) Karakteristik masyarakat sekitar Intervensi sistem kerja pranata bongkar dan lelang ikan di PPN Pengambengan (masyarakat) Keberadaan SPBN (Bahan Bakar) Infrastruktur Jalan Raya (mobilisasi kendaraan besar) |
0.118 |
3 |
0.35 |
0.127 |
3 |
0.38 | |
0.126 |
3 |
0.38 | |
0.131 |
4 |
0.53 | |
Jumlah Faktor Ancaman |
0.503 |
1.64 | |
(O+T) |
1 | ||
(O – T = y) |
-0.02 |
-
3.1.3. Matrik SWOT
Hasil Matriks SWOT yang menggambarkan kondisi intenal di PPN Pengambengan dari faktor eksternal, kemudian faktor-faktor tersebut di formulasikan sehingga antara keuatan dan kelemahan dikombinasikan dengan peluang dan ancaman. Matriks SWOT mempermudah merumuskan
berbagai strategi, sehingga alternatif strategi yang diambil dapat menggunakan kekuatan dan
memperbaiki kelemahan, memanfaatkan peluang-peluang di PPN Pengambengan serta mengatasi ancaman.
Faktor internal dari penelitian mendaptkan skor kekuatan dengan nilai tertinggi yatu peningkatan pelaksanaan K5 serta kelemahan terbesar adalah terjadinya pendangkalan kolam labuh. Faktor
eksternalnya dengan peluang terbesar adalah merupakan Pelabuhan Perikanan terbesar di Provinsi Bali, dan Ancamannya yaitu kondisi infrastruktur jalan raya memasuki kawasan pelabuhan masih belum memadai
Table 7
Matrik SWOT
Faktor |
S |
O |
Internal |
1. Lokasi |
1. Pendangkalan |
pelabuhan |
Kolam Labuh | |
2. Pelaksanaan |
2. Infrastruktur | |
kegiatan K5 |
pengolahan | |
3. Volume |
limbah | |
produksi ikan |
3. Dominansi | |
4. Luas cakupan |
unit | |
wilayah kerja |
penangkapan | |
4. Pagar/tembok | ||
pembatas | ||
Faktor |
pelabuhan | |
Eksternal | ||
O |
SO |
WO |
1. Sentra |
1. Strategis |
1. Pendangkalan |
Industri dan |
Sentra |
sentra industi |
ekonomi |
industry |
2. Perbaikan |
perikanan |
2. K5 |
Sanitasi |
2. Sinergisitas |
Pemerintah |
3. Multi Fishing |
Pemerintah |
daerah |
Gear |
Daerah |
3. Produksi Jalur |
4. Pembatas |
3. Jalur |
bisnis |
pelayanan |
pelayaran |
perikanan |
perikanan di |
perdaganga |
4. Luas lahan |
bali |
n perikanan |
pelayanan | |
4. Pelayanan |
perikanan | |
perikanan |
utama di bali | |
tangkap | ||
Povinsi Bali | ||
T |
ST |
WT |
1. Karakteristi |
1. Transfer |
1. Mempercepat |
k |
Teknologi |
pengerukan |
masyarakat |
2. Penertiban |
kolam |
sekitar |
Proses |
2. Pelaksanaan |
2. Intervensi |
Bongkar |
K5 terkait |
sistem kerja |
3. Lahan Khusus |
kebersihan |
pranata |
Bahan Bakar |
3. Keberadaan |
bongkar |
Terintegrasi |
SPBN yang |
(masyarakat |
4. Perluasan |
layak |
) |
jalan raya |
4. Pagar |
3. Keberadaan |
Kawasan |
pembatas |
SPBU |
Industri Besar |
meningkatan |
(Bahan |
keamanan | |
Bakar) |
usaha | |
4. Infrastruktu | ||
r Jalan Raya |
-
3.1.4. Kuadran SWOT
Hasil identifikasi IFAS yang dilakukan di PPN Pengambengan, didapatkan nilai skor untuk jumlah kekuatan adalah 2.05, sedangkan untuk jumlah kelemahan yaitu sebesar 1.71. Selisih antara jumlah kekuatan dengan jumlah kelemahan yaitu sebesar 0.34 (x). Hasil identifikasi EFAS yang dilakukan di PPN Pengambengan, didapatkan nilai skor untuk jumlah kekuatan adalah 1.62, sedangkan untuk jumlah kelemahan yaitu sebesar 1.64. Selisih antara jumlah kekuatan dengan jumlah kelemahan yaitu sebesar -0.02 (y).
--1---------------- X
-----’ x = 0.34 y = -0.02
Diversifikasi Strategi
Gambar 2. Kuadran SWOT
Nilai Kuadran SWOT yang didapatkan dari kondisi Internal dan Eksternal potensi perikanan, adalah positif negatif atau menggunakan strategi ST untuk dapat mengembangkan investasi di PPN Pengambengan. Strategi ST ini adalah menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengatasi ancaman, yaitu; transfer teknologi, penertiban proses bongkar, lahan khusus pengisian bahan bakar, dan perluasan infrastruktur untuk industri perikanan.
-
3.2 Pembahasan
-
3.2.1. Transfer Teknologi Teknik Penangkapan Ikan
-
Transfer teknologi untuk dapat memberikan gambaran unit penangkapan ikan jenis lainnya, baik penangkapan dengan target ikan pelagis besar dan ikan demersal lainnya. Nelayan di PPN Pengambengan didominasi alat tangkap slerek (mini Purse Seine) khusus menangkap ikan jenis lemuru dan ikan pelagis kecil lainnya. Dominansi alat tangkap berdampak terhadap aktifitas ekonomi yang hanya mengandalakn musim ikan tertentu,
sehingga pendapatan dan penghasilan masyarakat pesisir dan nelayan hanya bergantunng musim ikan pelagis kecil. Menurut Fathanah dkk. (2013), nelayan yang memiliki modal dan keahlian yang lebih banyak akan mampu mengkombinasikan alat penangkap ikannya dengan lebih beragam. Selain mengkombinasikan alat tangkap yang beragam, moderniasasi kegiatan penangkapan perlu dilakukan, kurang efisiennya proses pendaratan ikan ke TPI (Tempat Pelelangan Ikan) dimana alur proses pedaratan ikannya sangat panjang dan membutuhkan banyak biaya untuk membayar banyak tenaga kerja. Menurut Bappenas (2014), menyatakan modernisasi dalam usaha perikanan tangkap dan cenderung menggunakan alat-alat bantu untuk mengoperasikannya, sehingga kebutuhan penggunaan tenaga kerja semakin berkurang. Karena, memang sesungguhnya karakteristik usaha perikanan tangkap yang efisien dan menguntungkan adalah yang bersifat padat modal. Diversifikasi alat tangkap, yakni melalui kegiatan pendampingan bantuan alat tangkap, nelayan dapat memaksimalkan hasil tangkapan selain dari alat tangkap Mini Purse Seine. Melalui kegiatan pendampingan ini, penerima bantuan alat tangkap diberikan pelatihan penggunaan alat tangkap dari Balai Besar Penangkapan Ikan (BBPI) Semarang. Pelatihan bagi nelayan menggunakan alat tangkap bantuan tersebut sehingga dapat meningkatkan produksi hasil tangkapan dan pendapatan nelayan (PPN Pengambengan, 2019).
-
3.2.2. Penertiban dan Keamanan Kawasan PPN Pengambengan melalui Pelaksanaan K5
Setiap kegiatan penanaman modal selalu berkaitan dengan kemungkinan terjadinya resiko yang dapat mengakibatkan berkurangnya atau bahkan hilangnya nilai modal. Menurut Aulia dkk. (2017), Kedalaman kolam sangat berpengaruh terhadap draft kapal yang ingin bersandar di kolam pelabuhan jika suatu pelabuhan memiliki kedalaman lebih besar dibandingkan draft kapal maka kapal dapat bersandar di kolam pelabuhan tetapi jika kedalaman kolam pelabuhan memiliki kedalaman lebih kecil dibandingkan draft kapal maka kapal tidak dapat bersandar di kolam pelabuhan. Selain pendangkalan kolam labuh berdampak terhadap keamanan kapal bersandar, penertiban aktifitas pendaratan ikan khususnya proses pendaratan ikan dengan slerek yang dilakukan oleh masyarakat selain Anak Buah Kapal
(ABK) dapat dipersingkat, tanpa ada intervensi dari kelompok-kelompok tertentu, sehingga biaya operasional operasi penangkapan dapat dipangkas. Pelanggaran yang terjadi di wilayah PPN Pengambengan dapat dikenakan sanksi adimistratif dan pidana, apabila kelompok-kelompok tertentu yang mengancam ketertiban dan keamanan di Pelabuhan Perikanan (Septaria, 2015)
-
3.2.3. Fasilitas Stasiun Pengisian Bahanbakar Nelayan (SPBN)
Menurut Suherman dkk. (2020). Fasilitas bahan bakar di PPN Pengambengan berupa bahan bakar solar yang memiliki kapasitas 5.000 liter per hari. Ketersediaan Bahan Bakar Minyak (BBM) Solar dalam jumlah yang cukup dan memadai untuk kegiatan operasional kapal perikanan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kelancaran usaha Perikanan. Peningkatan jumlah kapasitas pelayanan bahan bakar perlu dilakukan di PPN Pengambengan, bukan hanya untuk melayani aktifitas penangkapan ikan saja, namun industry perikanan laiinya perlu mendapatkan pelayanan pengadaan bahan bakar, sehingga dapat menarik minat investor untuk menanamkan modalnya berinvestasi selain kegiatan peanangkapan ikan. Pelabuhan Perikanan bertujuan untuk melayani armada penangkapan ikan dan Industri perikanan, secara keseluruhan fasilitas harus terpenuhi sehingga pengembangan Pelabuhan Perikanan dapat tercapai (Scheffczyk, 2009). Optimalisasi fasilitas pelabuhan berguna untuk meningkatkan produksi perikanan dan melakukan penangkapan yang ramah lingkungan sehingga sesuai dengan target penangkapan ikan ekonomis penting (Yahya, 2013).
-
3.2.4. Infrastruktur Jalan Raya Kawasan Industri Perikanan
Akses jalan untuk dapat memasuki wilayah PPN Pengambengan yang terletak di Desa Pengambengan masih perlu diperluas untuk dapat menjadikan wilayah sekitar PPN Pengambengan sebagai kawasan industri perikanan. Fasilitas yang menghubungkan PPN Pengambengan dengan lingkungan sekitar memiliki jalan utama seluas 5.435 m2 yang dibangun pada tahun 2007 (Suherman dkk., 2020). Namun dengan lebar jalan tersebut, apabila terdapat mobilisasi alat transportasi angkutan barang tergolong besar
dengan panjang lebih dari 10-meter memerlukan pengawalan khusus agar tidak terjadi kemacetan atau gangguan. Perluasan jalan menuju PPN Pengambengan yang melintasi kawasan penduduk adalah kewenangan Pemerintah Daerah baik Provinsi dan Kabupaten, keberadaan PPN Pengambengan memberikan dampak ekonomi yang sangat luas. Menurut (Ruswandi dan Gartika, 2013) Investasi pemerintah melalui perbaikan infrastruktur di zona industri perikanan penting dilakukan karena pengembangan Pelabuhan Perikanan harus teritegrasi dengan kondisi fasilitas-fasilitas penunnag yang salah satunya adalah perluasan jalan akses masuk PPN Pengambengan. Perbaikan fasilitas infrastruktur dapat memberikan penilaian terhadap peringkat Pelabuhan Perikanan, semakin besar volume kapal yang bersandar di pelabuhan tersebut, semakin tinggi kebutuhan mobilisasi kegiatan perikannya (Huntington et al., 2015)
Hasil penelitian mendapatkan nilai IFAS 0.34 (x), dan nilai EFAS – 0.02 (y), dimana nilai tersebut ada dalam posisi Diversifikasi Strategi atau menggunakan strategi ST. Strategi yang ditawarkan untuk pengembangan investasi di PPN Pengambengen berada pada posisi kuadran Diversifikasi Strategi (ST), yaitu; transfer teknologi penangkapan ikan, penertiban proses bongkar melalui peningkatan kinerja K5, lahan khusus pengisian bahan bakar SPBN, dan perluasan infrastruktur jalan raya untuk industri perikanan agar memadai untuk mobilisasi kendaraan besar.
Ucapan terimakasih
Ucapan Terima kasih Ucapan terima kasih disampaikan kepada Rektor Universitas Udayana, Ketua LPPM Universitas Udayana, dan Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Universitas Udayana yang menyetujui serta memfasilitasi pelaksanaan penelitian ini. Terima kasih juga disampaikan kepada seluruh Tim Peneliti, Mahasiswa, Responden dan Narasumber di PPN Pengambengan yang telah memberikan informasi, data, serta masukan-masukan yang sangat berharga.
Daftar Pustaka
Aulia, D., Boesono, H., Wijayanto, D. (2017). Analisis Pengembangan Fasilitas Pelabuhan Yang Berwawasan
Lingkungan (Ecoport) Di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Jembrana, Bali. Jurnal Perikanan Tangkap : Indonesian Journal of Capture Fisheries, 1(1), 1-10.
Bappenas. (2014). Kajian Strategi Pengelolaan Perikanan Berkelanjutan. Jakarta, Indonesia: Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Bappenas Direktorat Kelautan dan Perikanan.
Fathanah, Y., Wiyono, E. S., Darmawan, D., & Novita, Y. (2013). Dinamika dan karakteristik unit penangkapan ikan di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 4(2), 139-147.
Huntington, T., Nimmo, F., & Macfadyen, G. (2015). Fish landings at the world’s commercial fishing ports. Journal of Ocean and Coastal Economics, 2(1), 1-9.
Lubis, E. (2012). Pelabuhan Perikanan. Bogor, Indonesia: IPB Press.
Moleong, L. J. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung, Indonesia: PT Remaja Rosdakarya.
PPN Pengambengan. (2019). Laporan Tahunan PPN Pengambengan Tahun 2019. Laporan. Jembrana.
Indonesia. Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.
Rahmawati, W. Suryono, A. Siswidyanto. 2014. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Dalam Rencana Penyerapan Tenaga Kerja Masyarakat Pesisir (Studi pada Kantor Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong Kabupaten Lamongan). Jurnal Administrasi Publik, 2(2), 367-373.
Rahmayanti, A. Z. (2018). The Role Of Government And Private Sector In Providing The Capture Fisheries Infrastructure: Case Study In Bitung. Jurnal Ekonomi dan Pembangunan, 26(2), 131-141.
Rangkuti, F. (2004). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta, Indonesia: PT Gramedia Pustaka Utama.
Rangkuti, F. (2017). Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis Cara Perhitungan Bobot, Rating, dan OCAI. Jakarta, Indonesia: PT Gramedia Pustaka Utama.
Ridha, U., Muskananfola, M. R., Hartoko, A. (2013). Analisa Sebaran Tangkapan Ikan Lemuru (Sardinella lemuru) Berdasarkan Data Satelit Suhu Permukaan Laut Dan Klorofil-a Di Perairan Selat Bali. Management Of Aquatic Resources, 2(4), 53-60.
Ruswandi, A., Gartika, D. (2013). Strategi Pengembangan Investasi Di Sekitar Pelabuhan Perikanan Tipe B Di Jawa Barat. Jurnal Akuatika, 4(1), 89-101.
Scheffczyk, R. B. (2009). Fishing Port Management, The Forgotten Subject. Fisheries And Aquaculture, 1, 216-244.
Scirtino, J. A. (2010). Fishing Harbour Planning,
Construction And Management. Rome, Italy: FAO.
Septaria, E. (2015). The Utilization of Fish Landing Port For Fishing Fleet/Fish Transporting Fleet Based on Fishery Law. International Journal of Business, Economics and Law, 7(4), 62-67.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung, Indonesia: Afabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung, Indonesia: Afabeta.
Suherman, A. dan Dault, A. 2011. Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Dan Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
Pengambengan Jembrana Bali. Jurnal Saintek Perikanan, 4(2), 24-32.
Suherman, A., Mudzakir, A. K., Hadi, D.U., Hadi, L. (2020). Pelabuhan Perikanan Nusantara
Pengambengan (Profil Dan Kinerja). Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology, 16(2), 123-131.
Yahya, E. Rosyid, A. dan Suherman, A. (2013). Tingkat Pemanfaatan Fasilitas Dasar Dan Fungsional Dalam Strategi Peningkatan Produksi Di Pelabuhan Perikanan Pantai Tegalsari Kota Tegal Jawa Tengah. Journal of Fisheries Resources Utilization Management and Technology, 2(1), 56-65.
© 2022 by the authors; licensee Udayana University, Indonesia. This article is an open access article distributed under the terms and conditions of the Creative Commons Attribution license (http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/).
J. Mar. Aquat. Sci. 8: 9-17 (2022)
Discussion and feedback