Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Wisatawan Dalam Memilih Restoran Vegan Di Canggu, Bali
on
JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS
Vol. 7, No. 2, November 2023.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wisatawan dalam memilih restoran vegan di canggu, bali
Vivi Ulvida Anggraini 1), Agus Muriawan Putra 2), I Nyoman Jamin Ariana 3) Program Studi Diploma IV Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana Jalan Dr. Goris No. 7, Denpasar, Kode Pos: 80232, Telp/Fax: (0361)-223798
Email: viviulvidaanggraini@gmail.com1), agus_muriawan@yahoo.com2),
3)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan mengetahui ba gaimana persepsi dan faktor yang mempengaruhi keputusan wisatawan dalam memilih restoran vegan di Canggu, Bali. Indikator yang digunakan dalampenelitian ini yakni harga, kualitas layanan, kualitas makanan, atmosfer restoran, dan lokasi. Jenis data yang digunakan yakni data kuantitatif dan kualitatif, untuk sumber datanya menggunakan data primer dan data sekunder. Menggunakan Teknik pengumpulan data observasi, kuesioner, wawancara, dokumentasi. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kuesioner online. Menggunakan Teknik pengambilan sampel a ccidental sampling. Penentuan jumlah sampel nya menggunakan rumus Slovin. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Deskriptif kuantitatif terdiri dari analisis skala Likertdan analisis faktor. Wisatawan didominasi oleh: perempuan, 26-35 tahun, S1, Self employe, WNA, lokasi tinggal di Canggu, bertujuan untuk travelling, memperoleh info dari sosial media, dengan nilai tertinggi selain 3 restoran sampel, dan didominasi oleh vegan. Pembahasan mengenai persepsi wisatawan alasan mengapa wisatawan memilih restoran vegan dikarenakan kualitas produk yang ada. Kualitas produk yang dimaksud adalah kualitas dalam hal rasa makanan dan minuman. Hasil dari analisis faktor dari lima indikator terbentuk 4 faktor. Empat faktor tersebut diberi nama atmosfir restoran, kualitas produk, kualitas layanan, dan harga.
Kata Kunci: vegan, restoran, karakteristik, persepsi, faktor
Abstract
The research hadtwo purpose, they are for knowing the perception of tourist and theeffecting factor to choosing vegan restaurant in Canggu. Thisresearch using indicator: price, servicequality, product quality, restaurant atmosphereand the location of therestaurant. Typeof thedata are quantitative and qualitative, the data sources using primer and seconder data. The technic for calculating data using observation, questionnaire, interview, and documentation. The questionnaire of the research using online questionnaire. The research using accidental sampling for taking the sample, and using Slovin formula. Technic analysis of the data using descriptive qualitative and descriptive quantitative. Descriptive quantitative have two method, they are Likert scale analysis and factor analysis. Characteristic of tourist in vegan restaurant dominate female, 26-35 years old, bachelor forhighest education, self employe, international tourist dominatemorethan domestic, theyare stay in Canggu, and theyare go to Bali for travelling. Theyknowing vegan restaurant from social media, and most vegan favourite is others from give café, the sloth and I am vegan babe because more restaurants in Canggu providing Vegan menu, and the visitor dominate vegan. On tourist perception, the main reason why tourist choosing vegan restaurant because the quality of the product. The taste of product is the main indicator to measuring quality of product. Four factorsmake from five indicator in factor analysis. They are atmosphereof therestaurant, product quality, servicequality, and price for the last one.
Keywords: vegan, restaurant, characteristic, perception, factor
Kuliner merupakan salah satu daya tarik yang dapat mendatangkan wisatawan. Kuliner memiliki peran penting dalam dunia pariwisata karena, sebanyak 41,69% wisatawan ke Indonesia disebabkan oleh kuliner, 45% pengeluaran wisatawan dialokasikan ke food and beverage (Okezone.com, 2019). Orang yang menyukai makanan ini disebut food lovers. Selain menjadi seorang food lovers, saat ini makanan tak lepas dengan gaya hidup dari seseorang. Selain gaya hidup saat ini makanan menjadi ajang bergaul sehingga terbentuk keberagaman selera makan. Salah satu pembentuk gaya hidup yakni kebiasaan dalam berkunjung untuk refreshing dan pencitraan media.
Kaum muda lebih gampang terpengaruh, sehingga mereka akan tertarik terhadap makanan yang diperoleh internet (Kompasiana.com, 2017). Gaya hidup yang berkembang saat ini ialah vegan, vegetarian dan gluten free.

Gambar 1.1: Popularitas Vegan, Vegetarian dan Gluten Free 2015 - November 202
Sumber: Modifikasi Google trends.com (2020)
Pada gambar tersebut gaya hidup vegan adalah gaya hidup yang paling popular di dunia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat melalui tabel berikut yang mana nilai 100 yakni berada pada puncak popularitas.
Tabel 1.1 Popularitas Vegan, Vegetarian Dan Gluten Free 2015-November 2020
Tahun |
Vegan |
Vegetarian |
Gluten Free |
2015 |
75 |
41 |
56 |
2016 |
57 |
23 |
31 |
2017 |
74 |
27 |
34 |
2018 |
79 |
26 |
33 |
2019 |
69 |
22 |
28 |
2020 (Januari-November) |
71 |
21 |
26 |
Sumber: Modifikasi Google trends.com (2020)
Bila menyangkut mengenai popularitas vegan, kurang rasanya bila tidak menyinggung popularitas vegan di Indonesia. Berikut merupakan tabel mengenai popularitas vegan di Indonesia, yang mana setiap tahunnya selalu mengalami kenaikan.
Tabel 1.2 Minat Vegan di Indonesia
Tahun |
Minat untuk Vegan (%) |
Urutan di Dunia |
2015 |
25 |
23 |
2016 |
29 |
19 |
2017 |
30 |
18 |
2018 |
38 |
22 |
2019 |
42 |
27 |
2020 (Januari-November) |
44 |
22 |
Sumber: Modifikasi Google trends.com (2020)
Oliver's Travels (2017) menyebutkan bahwa: Indonesia menempati peringkat ke 16 dari 183 negara ramah vegetarian, hal ini menyebabkan Indonesia menjadi top 20 vegetarian friendly countries.
Tabel 1.3 The Most Vegetarian Friendly Countries Around the World
Negara |
Negara |
|
|
Sumber: Modifikasi Oliver's Travels (2020)
Arif Yahya menyebutkan bahwa: lebih dari 500 juta orang di dunia memilih lifestyle atau gaya hidup vegetarian (travel.okezone.com, 2018).
Tabel 1.4 Popularitas Vegan Menurut Wilayah di Indonesia Peringkat Satu Hingga Lima Periode 2015-2020
Tahun |
Peringkat | ||||
1 |
2 |
3 |
4 |
5 | |
2015 |
Bali |
Aceh |
NTB |
Banten |
Papua |
2016 |
Bali |
NTB |
NTT |
Banten |
Sulawesi Tenggara |
2017 |
Bali |
NTB |
DI Yogyakarta |
Banten |
Kepulauan Bangka Belitung |
2018 |
Bali |
NTB |
DI Yogyakarta |
DKI Jakarta |
Banten |
2019 |
Bali |
NTB |
DKI Jakarta |
DI Yogyakarta |
Banten |
2020 (Jan-Nov) |
Bali |
DKI Jakarta |
DI Yogyakarta |
Kepulauan Riau |
Banten |
Sumber: Modifikasi Google trends.com (2020)
Bali merupakan daerah yang mana tingkat popularitas vegan nya merupakan yang tertinggi, di Indonesia selain itu jumlah kunjungan wisatawan ke Bali dapat dikatakan tinggi.
Tabel 1.5 Jumlah Kunjungan Wisatawan ke Bali 2014-2019
Tahun |
Wisatawan Domestik (Orang) |
Wisatawan Mancanegara (Orang) |
Total Wisatawan (Orang) |
Pertumbuhan (%) |
2015 |
7.147.100 |
4.001.835 |
11.148.935 |
- |
2016 |
8.643.680 |
4.927.937 |
13.571.617 |
21,73 |
2017 |
8.735.633 |
5.697.739 |
14.433.372 |
6,35 |
2018 |
9.757.991 |
6.070.473 |
15.828.464 |
9,67 |
2019 |
10.545.039 |
6.291.141 |
16.836.180 |
6,37 |
Sumber: Badan Pusat Statistik dan Dinas Pariwisata Daerah Bali (2020)
Restoran yang ada di Bali berkembang dengan sangat baik. Terbukti dengan adanya peningkatan jumlah restoran setiap tahunnya di Bali. Berikut merupakan tabel jumlah restoran yang ada di Bali mulai tahun 2015 hingga tahun 2019.
Tabel 1.6 Jumlah Restoran di Bali Tahun 2015-2019
Kabupaten/ Kota |
2015 |
2016 |
2017 |
2018 |
2019 |
Jembrana |
76 |
76 |
76 |
76 |
134 |
Tabanan |
32 |
32 |
40 |
40 |
80 |
Badung |
825 |
823 |
823 |
823 |
823 |
Gianyar |
504 |
504 |
505 |
622 |
612 |
Klungkung |
31 |
31 |
31 |
146 |
243 |
Bangli |
17 |
22 |
30 |
36 |
44 |
Karangasem |
70 |
118 |
118 |
120 |
146 |
Buleleng |
173 |
173 |
173 |
200 |
200 |
Denpasar |
449 |
438 |
455 |
455 |
582 |
Jumlah |
2177 |
2217 |
2251 |
2518 |
2864 |
Pertumbuhan (%) |
0 |
1,84 |
1,53 |
11,9 |
13,7 |
Sumber: Badan Pusat Statistik (2020)
Bila dilihat dari tabel 1.6 diatas dapat dikatakan bahwa jumlah restoran yang ada di Badung berjumlah paling banyak dibandingkan dengan jumlah restoran di daerah lain di Bali. Sehingga dapat dikatakan Badung menjadi salah satu daerah di Bali yang mendukung adanya food tourism. Selain itu jumlah restoran vegan di Badung lebih banyak dibandingkan dengan daerah lain yang ada di Bali. Persebaran restoran nya sendiri untuk daerah Badung paling banyak yakni ada di Canggu. Berikut merupakan persebaran restoran vegan di Bali menurut Happycow.net.
Tabel 1.7 Restoran Vegan di Bali
No |
Daerah |
Jumlah |
1 |
Badung |
25 |
2 |
Denpasar |
17 |
3 |
Jembrana |
1 |
Sumber: Happycow.net (2020)
Canggu merupakan peringkat pertama daerah rekomendasi di Bali bagi kaum atau golongan Digital Nomad. Digital Nomad merupakan sebutan bagi orang yang bekerja tidak terikat dengan waktu dan tempat atau entitas perusahaan. Golongan ini merupakan High Class Freelancer yang mana sebagian waktunya justru dihabiskan di negara yang bukan menjadi penerbit paspor nya. Canggu sebagai rekomendasi di Bali bagi kaum digital nomad menjadikan tidak akan sepi nya restoran dan café yang ada di Canggu setiap harinya. Selain sebagai tempat rekomendasi bagi kaum digital nomad sendiri Canggu menjadi salah satu daerah kunjungan wisatawan khususnya wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali (nusabali.com, 2017).
Tabel 1.8 Skor Digital Nomad di Bali Pada Tanggal 2 Januari 2020
No |
Daerah |
Skor |
1 |
Canggu |
4,62 / 5 |
2 |
Ubud |
4,27 / 5 |
3 |
Seminyak |
3,88 /5 |
Sumber: Modifikasi Nomadlist.com (2020)
Restoran vegan yang ada di Canggu sendiri cukup banyak bila dibandingkan dengan daerah lainnya yang ada di Badung. Makanan dan minuman vegan yang ada di Canggu juga ada berbagai macam mulai dari masakan kontemporer, internasional, Indonesia dan Asia, masakan sehat, masakan yang umumnya dijumpai di kafe dan juga Bar.
Tabel 1.9 Restoran Vegan yang ada di Canggu
No |
Nama Restoran |
Rating (happycow.net) Skala 1-5 |
Instagram (2019) |
Instagram (2020) |
Pertumbuhan Instagram (%) |
1 |
Oma Jamu |
4,5 |
1507 |
1702 |
12,94 |
2 |
Give Café |
5 |
18800 |
20900 |
11,17 |
3 |
Earth café and market |
3,5 |
9252 |
8369 |
-9,54 |
4 |
The sloth |
5 |
578 |
1372 |
137,37 |
5 |
I am vegan babe |
5 |
7486 |
9624 |
28,56 |
6 |
Essential |
5 |
1363 |
1775 |
30,22 |
7 |
Plant cartel |
4,5 |
4343 |
4802 |
10,57 |
8 |
Alkaline restaurant |
4 |
1092 |
1405 |
30,23 |
9 |
Amami |
5 |
914 |
1379 |
50,88 |
10 |
Living Food Lab |
5 |
2270 |
3346 |
47,37 |
11 |
Pande vegetarian |
5 |
251 |
256 |
1,99 |
Sumber: Data diolah peneliti (2020)
Dalam pemilihan restoran guna penelitian dilakukan pembatasan. Adapun cara dalam pembatasan jumlah sampel restoran yakni berdasarkan rating happycow.net, jumlah pengikut Instagram, pertumbuhan jumlah pengikut Instagram karena saat ini perkembangan food tourism tidak lepas dengan adanya sosial media, serta tak lupa juga adanya faktor pendukung lainnya seperti cabang dan juga dari pencerminan vegan pada brand. Sehingga restoran yang digunakan menjadi sampel yakni give café, the sloth, dan I am vegan babe.
Adanya keberagaman dan maraknya restoran vegan yang ada mengakibatkan adanya persaingan antar restoran. Selain itu persepsi wisatawan dalam memilih restoran juga sangat penting guna mengurangi persaingan yang semakin tinggi. Oleh sebab itu maka dapat ditarik judul penelitian Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Wisatawan Dalam Memilih Restoran Vegan Di Canggu, Bali. Faktor- faktor ini terdiri dari harga, kualitas layanan, kualitas makanan, atmosfer restaurant dan juga lokasi.
Penelitian akan dilaksanakan pada restoran vegan yang ada di Canggu. Jumlah sampel restoran yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 3 restoran. Adapun ketiga restoran yang digunakan sebagai sampel yakni Give Café, The Sloth, dan juga I am Vegan Babe.
-
1) Definisi operasional variabel yang pertama adalah restoran vegan. Restoran vegan sendiri merupakan salah satu jenis restoran spesialis yang menu nya terfokus terhadap masakan vegan.
-
2) Definisi operasional variabel yang kedua adalah keputusan wisatawan. Keputusan pembelian wisatawan adalah suatu alasan tentang bagaimana wisatawan menentukan pilihan terhadap pembelian produk restoran vegan yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan, serta harapan, sehingga dapat menimbulkan kepuasan atau ketidakpuasan terhadap produk tersebut. Adapun indikator variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1 Indikator Variabel Keputusan Wisatawan
Variabel |
Indikator |
Sub Indikator |
Sumber |
Keputusan Wisatawan (Y) |
Harga (X1) |
Harga yang sesuai (X1.1) Harga makanan terjangkau (X1.2) |
Kotler dan Amstrong, 2008 |
Kualitas layanan (X2) |
Ke tanggapan (X2.1) Keramahan karyawan (X2.2) Cara mengatasi masalah (X2.3) |
Lovelock, 2005 | |
Kualitas makanan (X3) |
Kualitas dalam hal rasa makanan dan minuman (X3.1) Kuantitas atau porsi (X3.2) Variasi yang ditawarkan (X3.3) Kebersihan makanan dan minuman (X3.4) |
Kotler, 2001 |
Atmosfer restoran (X4) |
Ketersediaan lahan parkir (X4.1) Dekorasi restoran yang menarik (X4.2) Restoran tidak bising (X4.3) Kenyamanan restoran dalam hal fasilitas (X4.4) |
Sugiyono, 2012 | |
Lokasi (X5) |
Lokasi strategis (X5.1) Akses menuju lokasi (X5.2) |
Tjiptono, 2006 |
-
3) Definisi operasional variabel ketiga yakni persepsi. Persepsi dari segi wisatawan sangatlah diperlukan dikarenakan untuk menjawab keputusan wisatawan perlu adanya persepsi dari sudut pandang wisatawan tersebut.
Data kualitatif pada penelitian ini yakni mengenai gambaran umum restoran vegan yang ada di Canggu. Data kuantitatif yang ada pada penelitian ini diantaranya: jumlah restoran, kenaikan penganut vegan, dan juga hasil dari perhitungan kuesioner yang berupa data dalam bentuk skala Likert dan juga analisis faktor. Sumber data primer pada penelitian ini yakni berasal dari perhitungan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner. Data sekunder nya sendiri berupa artikel-artikel mengenai vegan yang telah tersebar luas di Internet. Teknik pengumpulan data sendiri melalui observasi ke restoran vegan di Canggu, menyebarkan kuesioner, wawancara, dan juga dokumentasi. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling. Teknik penentuan jumlah sampel menggunakan Rumus Slovin dengan tingkat toleransi kesalahan sebesar 10% dengan hasil sebagai berikut:
N
1 + 3.600X0,12
n= 97,3 dibulatkan menjadi 100 responden
Keterangan: n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
-
e: batas toleransi kesalahan
Hasil kuesioner nya sendiri diperoleh dari penyebaran kuesioner secara online. Teknik pengambilan sampel yakni menggunakan Accidental sampling. Accidental sampling merupakan salah satu teknik nonprobability sampling yang mana teknik ini tidak memberikan peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan Teknik deskriptif kualitatif dan juga deskriptif kuantitatif. Data yang berupa deskriptif kualitatif berupa gambaran umum yang ada pada restoran vegan di Canggu, sedangkan data yang diolah menggunakan deskriptif kuantitatif nantinya berupa hasil dari perhitungan skala Likert dan juga hasil dari analisis faktor.
Adapun rentang penilaian yang digunakan pada skala Likert adalah sebagai berikut:
Interval kelas = skor tertinggi-skor terendah
Jumlah kelas
Interval kelas = 5-1
5
Interval kelas= 0,8
Berdasarkan rumusan interval diatas, maka dapat disusun kategori sikap responden sebagai berikut: Tabel 2.2 Skala Pengukuran Sikap Responden
Kategori |
Skor |
Interval |
Strongly Agree |
5 |
4,21-5,00 |
Agree |
4 |
3,41-4,20 |
Neutral |
3 |
2,61-3,40 |
Disagree |
2 |
1,81-2,60 |
Strongly disagree |
1 |
1,00-1,80 |
Sumber: Modifikasi Skala Likert (2020)
Sebelum masuk ke dalam analisis faktor, kuesioner perlu diuji validitas dan juga reliabilitas nya. Sedangkan pada analisis faktor tahapan-tahapan yang dilakukan yakni adanya masalah dalam penelitian, membentuk matriks korelasi, ekstraksi faktor, matriks rotasi faktor dan yang terakhir adalah pemberian nama faktor.
Give café merupakan salah satu restoran vegan yang ada di Canggu. Restoran ini dibuka pada tahun 2018. Give café sendiri merupakan restoran vegan yang menyediakan menu Indonesia, Asia dan juga masakan kafe pada umumnya. Menu yang direkomendasikan kepada pengunjung yakni please burger, dan nasi goreng. The Sloth merupakan salah satu restoran yang ada di Canggu berdiri pada tahun 2019. Restoran ini menyediakan masakan Meksiko, Amerika, Asia, Fusion dan juga Indonesia. menu favorit yakni vegan chicken Caesar wrap, vegan sour bowl, hangry vegan burger. I am Vegan babe berdiri di tahun 2018. Restoran ini menyediakan masakan kafe, internasional, dan juga makanan sehat. Menu yang disarankan untuk di nikmati oleh konsumen yakni babe club sandwich, Cuban sandwich, teriyaki Tokyo, mushroom herbs, pesto panini, Hawaiian classic.
Tabel 3.1 Karakteristik Responden
Jenis kelamin |
Laki-laki Perempuan |
38 62 |
Usia |
17-25 |
37 |
26-35 |
48 | |
36-45 |
14 | |
46-45 |
1 | |
Tingkat Pendidikan |
High school |
30 |
Bachelor |
45 | |
> Bachelor |
12 | |
Others |
13 | |
Pekerjaan |
Self employe |
49 |
Employee by some one |
14 | |
Student |
30 | |
Un employee |
7 | |
Status |
WNA |
79 |
kewarganegaraan |
WNI |
21 |
Tempat tinggal/ |
Seminyak |
13 |
menginap |
Canggu |
69 |
Ubud |
14 | |
Kerobokan |
4 | |
Alasan ke Bali |
Travelling |
82 |
Bisnis/ bekerja |
10 | |
Menetap |
4 | |
Mengunjungi teman/ keluarga |
4 | |
Cara mengetahui |
Teman/ keluarga |
14 |
restoran vegan |
Media sosial |
72 |
Pekerja hotel |
3 | |
Walk in |
4 | |
Website/ blog |
7 |
Restoran vegan |
None of them |
38 |
favorit |
Give café |
26 |
I am vegan babe |
26 | |
The sloth |
10 | |
Diet yang dilakukan |
Vegan |
52 |
Vegetarian |
31 | |
Gluten free |
14 | |
Lainnya |
3 |
Sumber: Data diolah peneliti (2020)
Alasannya bisa dikarenakan life style atau gaya hidup seorang perempuan. Seorang perempuan pada dasarnya lebih suka berbelanja dibandingkan dengan seorang laki-laki (womantalk.com, 2017). Hal ini dapat dilihat pada gambar sosial media yang ada di internet. Kesehatan menjadi hal yang perlu di jaga oleh seorang wisatawan sehingga konsumsi makanan yang sehat menjadikan suatu keharusan baik bagi wanita ataupun laki-laki. Alasan mengapa usia 26 hingga 35 tahun mendominasi jumlah kunjungan dikarenakan dapat dikatakan mereka telah bekerja, mereka berkunjung ke restoran bisa dikarenakan mereka ingin menghilangkan stres dari pekerjaan mereka, mereka ingin gaya hidup mereka diketahui oleh teman, ataupun mereka akan bertemu dengan kolega bisnis mereka. Tingkat S1 tertinggi dikarenakan memang pada dasarnya jumlah kunjungan diatas didominasi oleh wisatawan yang berusia 25-35 tahun dan juga menurut situs Oacd.Org (2018), lulusan S1 paling tinggi dibandingkan dengan lulusan diatas S1 yakni S2 dan S3. Self-employed banyak kita temui di restoran ataupun café karena pada dasarnya mereka dapat bekerja dimanapun dan kapanpun yang mana biasanya mereka yang merupakan golongan digital nomad dan juga mereka yang memiliki bisnis sendiri. Tingkat kunjungan wisatawan mancanegara di restoran vegan sangat tinggi karena pesatnya pertumbuhan gaya hidup vegan dan vegetarian di dunia. Wisatawan yang memang tinggal di Canggu pastinya mengunjungi restoran atau café guna memenuhi kebutuhan hidup mereka berupa makan. Wisatawan pastinya mengunjungi daerah-daerah yang menjadi tempat rekomendasi bagi wisatawan untuk dikunjungi baik itu dari Ubud atau daerah lainnya. Tak dipungkiri bahwasanya wisatawan mancanegara memilih Bali sebagai lokasi travelling yang dilakukan oleh mereka selain Bali merupakan salah satu destinasi favorit menurut Trip Advisor, Bali merupakan salah satu tempat wisata yang bisa dikatakan terkenal dan juga murah bagi wisatawan mancanegara, karena tingginya perbedaan kurs mata uang. Tingginya hasil sosial media dikarenakan banyaknya pengguna sosial media aktif di dunia. Tingginya nilai none of them karena banyaknya restoran vegan yang ada di Canggu dan juga sekarang hampir di restoran-restoran di Canggu menyisipkan menu vegan atau vegetarian pada menu mereka karena apa, mereka tidak ingin kalah bersaing dengan restoran- restoran vegan yang ada di Canggu yang mana dapat dikatakan ramai dikunjungi oleh wisatawan yang vegan atau vegetarian. Diet yang dilakukan oleh masyarakat didunia memanglah yang paling dilakukan yakni vegan, sehingga tidak memungkinkan bahwa restoran vegan selalu ramai oleh penganut diet jenis ini.
Tabel 3.2 Persepsi Wisatawan Terhadap Harga
Sub Indikator |
Skor |
Likert |
Keterangan | |||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 | ||||
X1.1 |
Harga Yang Sesuai |
13 |
39 |
40 |
6 |
2 |
3,55 |
Setuju |
X1.2 |
Harga Makanan Terjangkau |
14 |
34 |
44 |
6 |
2 |
3,52 |
Setuju |
Rata-rata |
3,54 |
Setuju |
Sumber: Data diolah oleh peneliti (2020)
Rata-rata perhitungan dari indikator harga yakni sebesar 3,54 yang mana wisatawan setuju dengan harga yang ditawarkan dan juga harga makanannya terjangkau. Makanan yang didapatkan juga dikategorikan dengan makanan yang mengenyangkan ditambah dengan label makanan yang menyehatkan karena terbuat dari tumbuhan juga menambah nilai plus dari
makanan yang disajikan. Untuk harga sendiri restoran-restoran vegan selain kompetitif dengan restoran vegan lainnya dikatakan kompetitif dengan restoran nonvegan lainnya yang ada di Bali. Harga yang ditawarkan yang mana kebanyakan pengunjungnya yakni wisatawan asing atau mancanegara bisa dikatakan murah. Dengan masakan sehat yang di tawarkan peminat makanan ini juga tidak berasal dari kalangan penganut vegan, akan tetapi masyarakat non vegan juga ada yang menikmati masakan yang ditawarkan apalagi sekarang banyaknya jenis diet yang ditawarkan selain vegan. Seperti halnya flexitarian dan Mediterranean diet.
Tabel 3.3 Persepsi Wisatawan Terhadap Kualitas Layanan
Sub Indikator |
Skor |
Likert |
Keterangan | |||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 | ||||
X2.1 |
Ketangkapan |
29 |
44 |
24 |
3 |
0 |
3,99 |
Setuju |
X2.2 |
Keramahan Karyawan |
38 |
39 |
22 |
1 |
0 |
4,14 |
Setuju |
X2.3 |
Cara Mengatasi Masalah |
23 |
49 |
27 |
1 |
0 |
3,94 |
Setuju |
Rata-rata |
4,02 |
Setuju |
Sumber: Data diolah oleh peneliti (2020)
Hasil rata-rata perhitungan skala Likert yakni sebesar 4,02 yang berarti wisatawan setuju atau wisatawan menyatakan baik untuk layanan yang ada. Pada saat mengunjungi restoran disana wisatawan akan disapa dengan hangat oleh karyawan. Karyawan juga tanggap saat pengunjung akan membeli makanan seperti langsung nya memberikan menu atau bila berbentuk buffet service wisatawan akan ditanyakan jenis nasi apa yang di minta, dan menu apa yang diminati oleh wisatawan. Wisatawan apabila memerlukan bantuan, karyawan akan membantu dengan sigap sehingga mengakibatkan penyelesaian masalah yang ada dengan baik.
Tabel 3.4 Persepsi Wisatawan Terhadap Kualitas Makanan
Sub Indikator |
Skor |
Likert |
Keterangan | |||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 | ||||
X3.1 |
Kualitas Dalam Hal Rasa Makanan Dan Minuman |
34 |
57 |
9 |
0 |
0 |
4,25 |
Sangat Setuju |
X3.2 |
Kuantitas Atau Porsi |
31 |
58 |
11 |
0 |
0 |
4,2 |
Setuju |
X3.3 |
Variasi Yang Ditawarkan |
33 |
58 |
9 |
0 |
0 |
4,24 |
Sangat Setuju |
X3.4 |
Kebersihan Makanan Dan Minuman |
32 |
55 |
13 |
0 |
0 |
4,19 |
Setuju |
Rata-rata |
4,22 |
Sangat Setuju |
Sumber: Data diolah oleh peneliti (2020)
Hasil rata-rata penilaian Likert nya yakni 4,22 yang artinya wisatawan sangat setuju akan kualitas makanan yang ada sangat baik. Hasil ini menunjukkan hasil tertinggi dari persepsi lainnya dalam penelitian ini. Tingginya penilaian yang menunjukkan nilai positif diakibatkan karena restoran memakai bahan-bahan yang masih segar sehingga mempengaruhi terhadap hal rasa. Dikarenakan juga mayoritas pengunjung restoran vegan ini adalah penganut vegan maka mereka sudah terbiasa dengan rasa makanan yang berbahan dasar tumbuhan, mereka dapat mengetahui kualitas rasa dengan sangat baik, karena mereka sudah sangat terbiasa dengan memakan makanan berbahan dasar tumbuhan. Sekarang ini juga jenis makanan dan minuman juga beragam dikarenakan pertumbuhan restoran vegan di Canggu sendiri cukup banyak atau signifikan sehingga keberagaman menu yang ditawarkan juga menjadi lebih banyak. Hampir kebanyakan restoran-restoran non vegan juga menyediakan makanan vegan sebagai pilihan menu nya.
Tabel 3.5 Wisatawan Terhadap Atmosfer Restoran
Sub Indikator |
Skor |
Likert |
Keterangan | |||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 | ||||
X4.1 |
Ketersediaan Lahan Parkir |
29 |
43 |
23 |
4 |
1 |
3,95 |
Setuju |
X4.2 |
Dekorasi Restoran Yang Menarik |
38 |
45 |
16 |
1 |
0 |
4,2 |
Setuju |
X4.3 |
Restoran Tidak Bising |
26 |
49 |
21 |
3 |
1 |
3,96 |
Setuju |
X4.4 |
Kenyamanan Restoran Dalam Hal Fasilitas |
39 |
42 |
19 |
0 |
0 |
4,2 |
Setuju |
Rata-rata |
4,08 |
Setuju |
Sumber: Data diolah oleh peneliti (2020)
Rata-rata perhitungan Likert nya yakni 4, 08 wisatawan setuju bahwasanya atmosfer atau suasana restoran yang ada yakni baik. Untuk hasil Likert yang paling sedikit yakni mengenai ketersediaan lahan parkir hal ini bisa dikarenakan karena penuhnya lahan parkir yang disediakan sehingga wisatawan yang ada tidak menemukan tempat untuk parkir. Nilai terkecil kedua yakni mengenai kebisingan untuk musik yang ada dikatakan frekuensi suaranya yakni standar tidak mengganggu sama sekali. Nilai ini kecil dikarenakan restoran sedang penuh sehingga antar tamu berbicara dengan tamu yang lainnya suasananya menjadi sedikit berisik sehingga agak mengganggu untuk sebagian orang. Dekorasi yang ada sangatlah menarik yang mana pada give café memiliki tempat yang sangat iconic untuk berfoto yakni pada bagian outdoor berupa mural berbentuk pelangi. Pada the sloth dekorasi nya didominasi oleh nuansa yang natural terbukti dengan banyaknya tumbuhan-tumbuhan yang ada. Fasilitas yang ada juga mendukung dengan suasana restoran seperti WIFI yang memadai sehingga mendukung wisatawan yang sedang bekerja. Tersedia juga toilet yang memadai. Tempat duduk yang nyaman dan juga suasana yang dingin sehingga menambah kenyamanan bagi wisatawan.
Tabel 3.6 Persepsi Wisatawan Terhadap Lokasi
Sub Indikator |
Skor |
Likert |
Keterangan | |||||
5 |
4 |
3 |
2 |
1 | ||||
X5.1 |
Lokasi Strategis |
27 |
35 |
34 |
3 |
1 |
3,84 |
Setuju |
X5.2 |
Akses Menuju Lokasi |
32 |
31 |
33 |
3 |
1 |
3,9 |
Setuju |
Rata-rata |
3,87 |
Setuju |
Sumber: Data diolah oleh peneliti (2020)
Hasil penilaian rata-rata skala Likert yakni 3,87 yang mana wisatawan setuju akan indikator lokasi pada penelitian ini. Lokasi restoran yang berada di kawasan pariwisata yang ramai dikunjungi oleh wisatawan baik dari wisatawan domestik dan juga wisatawan mancanegara menjadi salah satu penyebab wisatawan berkunjung ke restoran tersebut, dan juga pada saat ini wisata kuliner sangat digemari oleh wisatawan. Wisata kuliner ini sendiri saat ini telah menjadi lifestyle oleh kalangan masyarakat khususnya kalangan masyarakat muda hal ini terbukti dengan banyaknya wisatawan yang berkunjung ke restoran-restoran guna ingin mencicipi kuliner yang ada. Sebagai vegan yang mana tidak mengkonsumsi daging sama sekali mereka akan mencari restoran-restoran yang menyediakan menu yang sesuai dengan gaya hidup yang mereka jalani. Wisatawan yang melakukan kunjungan ke Bali khususnya yang merupakan seorang digital nomad pasti akan mengunjungi Canggu sebagai salah satu destinasi yang dikunjungi ataupun tempat mereka menetap dikarenakan mereka dapat menemukan koneksi atau jaringan baru sebab tingginya penilaian tingkat digital nomad dan banyaknya para kelompok digital nomad itu sendiri. Lokasi restoran yang berada di dekat jalan dan tidak sampai masuk kedalaman gang sehingga menjadi nilai tambah dari restoran baik I am vegan babe, give café dan the sloth.
Penelitian ini terdiri dari 5 indikator yang mana penelitian ini 15 sub indikator yang akan
diujikan guna mengetahui faktor yang mempengaruhi keputusan wisatawan dalam memilih restoran vegan di Canggu. Kelima Indikator tersebut terdiri dari indikator harga, kualitas layanan, kualitas makanan, atmosfer restoran dan juga lokasi restoran. Penelitian ini untuk uji validitas nya dilakukan menggunakan program SPSS versi 25. Adapun hasil dari pengujian validitas pada penelitian ini adalah:
Tabel 3.7 Hasil Output Pengujian Validitas
No |
Sub Indikator |
Nilai |
Tingkat Signifikansi |
Setatus Validasi |
1 |
X1.1 |
0,625 |
0,000 |
Valid |
2 |
X1.2 |
0,568 |
0,000 |
Valid |
3 |
X2.1 |
0,698 |
0,000 |
Valid |
4 |
X2.2 |
0,701 |
0,000 |
Valid |
5 |
X2.3 |
0,668 |
0,000 |
Valid |
6 |
X3.1 |
0,745 |
0,000 |
Valid |
7 |
X3.2 |
0,723 |
0,000 |
Valid |
8 |
X3.3 |
0,723 |
0,000 |
Valid |
9 |
X3.4 |
0,791 |
0,000 |
Valid |
10 |
X4.1 |
0,536 |
0,000 |
Valid |
11 |
X4.2 |
0,719 |
0,000 |
Valid |
12 |
X4.3 |
0,564 |
0,000 |
Valid |
13 |
X4.4 |
0,719 |
0,000 |
Valid |
14 |
X5.1 |
0,692 |
0,000 |
Valid |
15 |
X5.2 |
0,716 |
0,000 |
Valid |
Sumber: Data Diolah peneliti menggunakan SPSS versi 25 (2020)
Tabel hasil output uji validitas diatas menunjukkan bahwa tingkat validitas semua sub indikator berada diatas 0,3 dan tingkat signifikansi yakni dibawah 5%. Kesimpulan yang dapat diperoleh dari data tersebut yakni kuesioner yang sudah dibuat sudah valid.
Utama (2016) menyebutkan bahwasanya tingkat reliabilitas dilihat melalui nilai alpha Cronbach, dengan catatan semakin besar nilai dari alpha Cronbach maka data yang ada akan semakin reliabel. Pada penelitian ini nilai dari alpha Cronbach yakni sebesar 0,911 maka dapat disimpulkan bahwa data yang ada dinyatakan reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari hasil perhitungan reliabilitas melalui program SPSS 25 berikut ini:
Tabel 3.8 Hasil Output Pengujian Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0,911 15
Sumber: Data Diolah peneliti menggunakan SPSS versi 25 (2020)
Tahap pertama dalam analisis faktor yakni masalah penelitian. Dalam tahap ini ditentukan 15 sub indikator yang nantinya akan diidentifikasi sebagai sub indikator yang mempengaruhi keputusan wisatawan dalam memilih restoran vegan di Canggu, dengan total wisatawan atau responden sebanyak 100 orang.
Tahap kedua dalam analisis faktor adalah pembentukan matriks korelasi. Pada tahap ini ada dua hal yang harus dilakukan supaya analisis faktor dapat dilaksanakan. Pertama yakni menentukan besar Bartlett Test Sphericity yang bertujuan guna mengetahui apakah ada korelasi yang signifikan antara sub indikator. Tahap kedua yakni Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) Measure of Sampling Adequacy yang digunakan sebagai pengukur kecukupan sampel dengan cara membandingkan besarnya koefisien korelasi parsialnya.
Tabel 3.9 KMO and Bartlett’s Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. |
0,756 | |
Bartlett's Test of Sphericity |
Approx. Chi-Square |
1615,19 |
Df |
105 | |
Sig. |
0,000 |
Sumber: Data Diolah peneliti menggunakan SPSS versi 25 (2020)
Hasil analisis yang didapatkan menggunakan program SPSS versi 25 menunjukkan besaran nilai bartlett test of sphericity yakni 1615,19 yang dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang mana tingkat ini berada dibawah 5% yang berarti adanya korelasi yang signifikan antar sub indikator. Hasil perhitungan KMO nya sendiri diperoleh hasil 0,756 sehingga kecukupan sampel berada pada tingkat menengah.
Tabel 3.10 Nilai Measure of Sampling Adequacy (MSA) dengan 15 Sub Indikator pada Anti Image Matrices
No |
Sub Indikator |
Keterangan |
Nilai MSA |
1 |
X1.1 |
Harga yang sesuai |
0,673 |
2 |
X1.2 |
Harga yang terjangkau |
0,631 |
3 |
X2.1 |
ke tanggapan |
0,752 |
4 |
X2.2 |
Keramahan karyawan |
0,683 |
5 |
X2.3 |
Cara mengatasi masalah |
0,796 |
6 |
X3.1 |
Kualitas rasa |
0,834 |
7 |
X3.2 |
Kuantitas atau porsi |
0,864 |
8 |
X3.3 |
Variasi yang ditawarkan |
0,871 |
9 |
X3.4 |
Kebersihan makanan dan minuman |
0,831 |
10 |
X4.1 |
Ketersediaan lahan parkir |
0,759 |
11 |
X4.2 |
Dekorasi menarik |
0,760 |
12 |
X4.3 |
Restoran tidak bising |
0,640 |
13 |
X4.4 |
Kenyamanan dalam hal fasilitas |
0,771 |
14 |
X5.1 |
Lokasi strategis |
0,695 |
15 |
X5.2 |
Akses menuju lokasi |
0,695 |
Sumber: Data Diolah peneliti menggunakan SPSS versi 25 (2020)
Nilai MSA pada table diatas menunjukkan bahwa ke 15 sub indikator yang ada berada lebih besar dari 0,5 sehingga nilai bartlett test of sphericity measure of sampling adequacy (MSA) dan nilai KMO tidak harus diulang karena nilai MSA lebih dari 0,5.
Tahap ketiga yakni ekstraksi faktor. Pada tahap ini menggunakan metode varimax. Tahap ketiga yakni ekstraksi faktor. Pada tahap ini menggunakan metode varimax. Jumlah varians (bisa berbentuk presentase) dari variabel/ sub indikator pada dasarnya bisa dijelaskan oleh faktor yang ada, hal ini bisa disebut communalities.
Tabel 3.11 Hasil Analisis Communalities
Sub Indikator |
Initial |
Extraction |
X1.1 |
1 |
0,942 |
X1.2 |
1 |
0,943 |
X2.1 |
1 |
0,909 |
X2.2 |
1 |
0,899 |
X2.3 |
1 |
0,899 |
X3.1 |
1 |
0,909 |
X3.2 |
1 |
0,903 |
X3.3 |
1 |
0,931 |
X3.4 |
1 |
0,872 |
X4.1 |
1 |
0,611 |
X4.2 |
1 |
0,714 |
X4.3 |
1 |
0,795 |
X4.4 |
1 |
0,747 |
X5.1 |
1 |
0,536 |
X5.2 |
1 |
0,592 |
Sumber: Data Diolah peneliti menggunakan SPSS versi 25 (2020)
Pada tabel hasil analisis communalities dapat dilihat bahwa untuk sub indikator X1.1 (harga yang sesuai) angkanya menunjukkan 0,942 berarti sekitar 94,2% varians dari sub indikator X1.1 (harga yang sesuai), dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Demikian seterusnya untuk sub indikator lainnya, dengan ketentuan bahwa semakin besar nilai communalities maka semakin erat hubungannya dengan faktor yang terbentuk. Jumlah faktor ditentukan berdasarkan nilai eigenvalue. Tabel 3.12 Total Variance explained dengan Eigenvalue ≥ satu
Component |
Initial Eigenvalues | ||
Total |
% of Variance |
Cumulative % | |
1 |
7,083 |
47,218 |
47,218 |
2 |
2,352 |
15,678 |
62,896 |
3 |
1,608 |
10,718 |
73,614 |
4 |
1,160 |
7,735 |
81,349 |
Sumber: Data Diolah peneliti menggunakan SPSS versi 25 (2020)
Pada tabel 3.12 diatas terlihat bahwasanya nilai eigenvalue yang menunjukkan angka lebih dari 1 ada empat faktor. Keempat faktor tersebut menjelaskan bahwasanya 81,349% total sub indikator mempengaruhi keputusan wisatawan dalam memilih restoran vegan di Canggu.
Tahap keempat yakni matriks rotasi faktor. Setelah diketahui bahwasanya jumlah optimal dari faktor berjumlah empat maka pada tabel component matrix menunjukkan pendistribusian dari ke lima belas sub indikator dalam penelitian pada ke empat faktor tersebut yang terbentuk melalui rotasi faktor.
Tabel 3.13 Component Matrix
Sub Indikator |
Component | |||
1 |
2 |
3 |
4 | |
X1.1 |
0,592 |
-0,402 |
0.345 |
0,556 |
X1.2 |
0,536 |
-0,460 |
0,307 |
0,592 |
X2.1 |
0,696 |
-0,364 |
0,390 |
-0,374 |
X2.2 |
0,717 |
-0,474 |
0,255 |
-0,308 |
X2.3 |
0,655 |
-0,245 |
0,442 |
-0,464 |
X3.1 |
0,806 |
-0,179 |
-0,475 |
0,032 |
X3.2 |
0,788 |
-0,150 |
-0,509 |
-0,026 |
X3.3 |
0,793 |
-0,215 |
-0,506 |
-0,001 |
X3.4 |
0,845 |
-0,045 |
-0,382 |
-0,103 |
X4.1 |
0,485 |
0,597 |
0,133 |
-0,042 |
X4.2 |
0,704 |
0,449 |
0,120 |
0,038 |
X4.3 |
0,512 |
0,696 |
0,219 |
-0,005 |
X4.4 |
0,703 |
0,488 |
0,102 |
0,073 |
X5.1 |
0,667 |
0,279 |
0,028 |
0,112 |
X5.2 |
0,686 |
0,371 |
0,063 |
0,132 |
Sumber: Data Diolah peneliti menggunakan SPSS versi 25 (2020)
Proses penentuan sub indikator dari faktor yang ada dilakukan dengan cara membandingkan besar korelasi pada setiap baris dalam tabel. Sub indikator yang terdapat pada tabel apabila termasuk ke dalam faktor tersebut maka nilai dari factor loading nya minimum 0,5. Maka hasil dari pendistribusian sub indikator yang dimasukkan ke dalam suatu komponen faktor lebih jelasnya dapat
dilihat melalui tabel berikut ini: Tabel 3.14 Rotated Component Matrix
Sub Indikator |
Component | |||
1 |
2 |
3 |
4 | |
X1.1 |
0,138 |
0,177 |
0,253 |
0,909 |
X1.2 |
0,055 |
0,183 |
0,209 |
0,929 |
X2.1 |
0,163 |
0,223 |
0,886 |
0,220 |
X2.2 |
0,062 |
0,360 |
0,831 |
0,275 |
X2.3 |
0,239 |
0,134 |
0,902 |
0,106 |
X3.1 |
0,205 |
0,894 |
0,175 |
0,189 |
X3.2 |
0,206 |
0,904 |
0,174 |
0,114 |
X3.3 |
0,160 |
0,918 |
0,189 |
0,163 |
X3.4 |
0,344 |
0,822 |
0,269 |
0,075 |
X4.1 |
0,772 |
0,070 |
0,071 |
-0.074 |
X4.2 |
0,782 |
0,245 |
0,172 |
0,115 |
X4.3 |
0,888 |
0,000 |
0,063 |
-0,047 |
X4.4 |
0,810 |
0,248 |
0,125 |
0,119 |
X5.1 |
0,611 |
0,326 |
0,132 |
0,197 |
X5.2 |
0,661 |
0,303 |
0,129 |
0,216 |
Sumber: Data Diolah peneliti menggunakan SPSS versi 25 (2020)
Tahap terakhir dari analisis faktor yakni pemberian nama faktor. Dari data diatas menjelaskan bahwa faktor pertama terdiri dari 6 sub indikator yang mana terdiri dari sub indikator X4.1, X4.2, X4.3, X4.4, X5.1, X5.2. Faktor kedua yang terbentuk terdiri dari sub indikator X3.1, X3.2, X3.3, X3.4. Komposisi faktor ketiga terdiri atas 3 sub indikator yakni X2.1, X2.2, X2,3 sedangkan sisanya yakni X1.1 dan X1.2 termasuk ke dalam sub indikator pembentuk faktor ke empat. Untuk lebih jelasnya mengenai rincian faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan wisatawan dalam memilih restoran vegan di Canggu dapat dilihat melalui tabel berikut ini:
Tabel 3.15 Pemberian Nama Faktor
Nama Faktor |
Sub Indikator |
Keterangan |
Faktor Loading |
Faktor 1 (Atmosfer Restoran) |
X4.1 |
Ketersediaan lahan parkir |
0,772 |
X4.2 |
Dekorasi menarik |
0,782 | |
X4.3 |
Restoran tidak bising |
0,888 | |
X4.4 |
Kenyamanan dalam hal fasilitas |
0,810 | |
X5.1 |
Lokasi strategis |
0,611 | |
X5.2 |
Akses menuju lokasi |
0,661 | |
Faktor 2 (Kualitas Produk) |
X3.1 |
Kualitas rasa |
0,894 |
X3.2 |
Kuantitas atau porsi |
0,904 | |
X3.3 |
Variasi yang ditawarkan |
0,918 | |
X3.4 |
Kebersihan makanan dan minuman |
0,822 | |
Faktor 3 (Kualitas Layanan) |
X2.1 |
Ke tanggapan |
0,886 |
X2.2 |
Keramahan karyawan |
0,831 | |
X2.3 |
Cara mengatasi masalah |
0,902 | |
Faktor 4 (Harga) |
X1.1 |
Harga yang sesuai |
0,909 |
X1.2 |
Harga yang terjangkau |
0,929 |
Sumber: Data Diolah peneliti (2020)
Penjabaran dari table 3.15 diatas diantaranya adalah sebagai berikut:
-
1) Faktor pertama terdiri dari 6 sub indikator dan di beri nama atmosfer restoran. Faktor ini
mencakup mengenai ketersediaan lahan parkir, dekorasi restoran yang menarik, restoran tidak bising (tenang), fasilitas nyaman, lokasi strategis, dan juga akses menuju lokasi. Alasan diberi nama atmosfer restoran karena komponen-komponen faktor yang ada menggambarkan tentang suasana restoran. Nilai korelasi tertinggi berada pada sub indikator X4.3 (restoran tidak bising/ ketenangan) dengan nilai korelasi sebesar 0,888.
-
2) Faktor ke 2 terdiri dari 4 sub indikator. Faktor ini diberi nama kualitas produk karena mencakup tentang keadaan produk yang ada di restoran. Faktor ini terdiri dari kualitas rasa, kuantitas atau porsi, variasi yang ditawarkan, kebersihan makanan dan minuman. Nilai yang paling tinggi pada faktor ini adalah variasi yang ditawarkan dengan factor loading sebesar 0,918.
-
3) Faktor ketiga terdiri dari 3 sub indikator dan di beri nama kualitas layanan karena komponen pembentuk faktor ini menyangkut tentang layanan yang diberikan oleh pekerja. Faktor ini terdiri dari ke tanggapan, keramahan karyawan, dan cara mengatasi masalah. Nilai tertinggi yakni 0,902 dengan nama sub indikator cara mengatasi masalah.
-
4) Faktor ke empat terdiri atas 2 sub indikator yakni harga yang sesuai dan harga yang terjangkau dan faktor ini diberi nama faktor harga. Adapun nilai tertinggi yakni harga yang terjangkau dengan nilai sebesar 0,929.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian tersebut ada dua yakni mengenai persepsi wisatawan dan juga mengenai analisis faktor yang mempengaruhi wisatawan memilih restoran vegan di Canggu.
-
1) Kesimpulan pertama mengenai persepsi diketahui bahwa didominasi oleh perempuan dengan rentang usia antara 26- 35 tahun dengan tingkat Pendidikan terakhir yakni bachelor. Self employe merupakan pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh wisatawan dan didominasi oleh WNA dengan domisili atau tempat tinggal/ menginap di Canggu. Adapun alasan ke bali sendiri paling banyak yakni travelling. Cara mengetahui restoran vegan yang ada di canggu didominasi dengan hasil sosial media dan Adapun restoran favorit paling tinggi yakni selain ketiga restoran yang menjadi sampel karena banyaknya restoran-restoran vegan saat ini. Pengunjung yang ada di dominasi oleh vegan. Dalam persepsi wisatawan hasil perhitungan tertinggi yakni faktor kualitas produk yang ada. Adapun kualitas produk yang dimaksud adalah kualitas dalam hal rasa makanan dan minuman.
-
2) Kesimpulan ke dua yang dapat diambil yakni data dari ke 15 sub indikator dinyatakan valid secara keseluruhannya, untuk tingkat reliabilitas nya berada pada 0,911 yang mana data tersebut dapat dikatakan reliabel. Pada uji bartlett test of sphericity menunjukkan bahwa tingkat signifikansi berada dibawah 5% sehingga dapat disimpulkan bahwa adanya korelasi yang signifikan antar sub indikator nya dan juga nilai KMO nya berada di tingkat menengah yakni 0,756. Nilai MSA yang ada pada penelitian dari kelimabelas sub indikator berada diatas 0,5 sehingga tidak perlunya perhitungan ulang untuk nilai KMO nya. Hubungan antar sub indikator satu dan yang lainnya bila dilihat dari nilai dari Communalities dari uji Varimax yang dilakukan yang mana semakin besar nilai communalities yang terbentuk maka semakin erat hubungan antar faktor yang terbentuk. Untuk nilai communalities pada penelitian ini yakni semua sub indikator nya berada diatas 50%. Pada sub indikator yang ada terbentuk empat buah sub indikator yang nilai eigenvalue nya melebihi angka 1 dan juga dari empat keempat faktor tersebut tingkat sub indikator yang mempengaruhi keputusan wisatawan berada pada tingkat 81,349%. pada tahap akhir analisis faktor terdapat pendistribusian faktor. Dari kelima faktor yang ada terjadinya pengurangan jumlah faktor. Adapun faktor yang terbentuk yakni terdiri dari empat faktor. Adapun keempat faktor tersebut kemudian diberi nama atmosfer restoran, kualitas produk, kualitas layanan, dan harga.
Ucapan Terima Kasih
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT berkat karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan akhir yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Wisatawan Dalam Memilih Restoran Vegan Di Canggu, Bali” dengan lancar dan tepat pada waktunya. Dengan penuh rasa syukur yang mendalam, perkenankan lah penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya dan apresiasi yang setinggi-tingginya atas segala dukungan dan masukan dari berbagai pihak secara langsung maupun tidak langsung, kepada: Bapak Agus Muriawan Putra, SST.Par., M.Par, selaku Pembimbing 1 dan Bapak Drs. I Nyoman Jamin Ariana, M.Par. selaku Pembimbing 2 yang telah penuh perhatian memberikan dorongan, semangat, bimbingan, dan saran secara langsung maupun virtual. Ibu Dr. Ketut Arismayanti, SST.Par., M.Par selaku Pembimbing Akademik dan kepada seluruh dosen pengampu selama menempuh kuliah di Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, yang telah mengajarkan dan memperkaya wawasan dan cara berfikir ilmiah yang kritis, sesuai dengan keahliannya masing-masing untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
Kotler, P. (2001) Marketing Management Milenium 10th Edition. Prince Hall: Pearson Custom Publish.
Kotler, P. & Armstrong, G. (2008) Prinsip-prinsip Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: Erlangga. Lovelock, C, H & Lauren K, W. (2005) Manajemen Pemasaran Jasa. Cetakan Pertama. Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Tjiptono. (2006) Strategi Pemasaran. Yogyakarta: Andi offset.
Warisan, Johan dan Andi Haryanto. (2017) ‘Faktor yang mempengaruhi keputusan wisatawan dalam memilih restoran all you can eat di Surabaya’, Jurnal Manajemen Perhotelan. Universitas Kristen Petra.
Utama, I Gusti Bagus Rai. Metodelogi Penelitian Pariwisata & Hospitalitas (dilengkapi studi kasus penelitian). Denpasar: Pustaka Larasan.
Website Badan Pusat Statistik Bali. Available at: bali.bps.go.id [Diakses pada tanggal 19 November 2019].
Website Dinas Pariwisata Bali. Available at: disparda.bali.go.id [Diakses tanggal 21 Januari 2021]
Website Google trends. Available at: Trends.google.com [Diakses tanggal 19 November 2020]
Website Happycow.net [Diakses bulan November 2019]
Website Instagram [Diakses tanggal 19 November 2020]
Website Kompasiana.com [Diakses November 2019]
Website Nomadlist.com [Diakses tanggal 2 Januari 2020]
Website Nusabali.com [Diakses November 2019]
Website Oecd.org [Diakses 22 Januari 2021]
Website Okezone.com [Diakses November 2019]
Website Oliverstravel.com [Diakses tanggal 19 November 2020]
Website Travel.okezone.com [Diakses tanggal 21 Januari 2021]
Website Tripadvisor.com [Diakses tanggal 19 November 2020]
Website Womantalk.com [Diakses November 2020]
264
Discussion and feedback