JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS


Vol. 6, No. 2 November2022.

Faktor-faktor yang menentukan minat beli konsumen di cafe 70’s plate

kitchen denpasar bali

Julia Jeansmory Wijaya1), Ida Bagus Ketut Astina2), Agus Muriawan Putra3). Program Studi Diploma IV Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana Jl. Dr. Goris No. 7, Denpasar

Email: [email protected]

Abstrak

70’s Plate Kitchen resmi beroperasi pada 9 Februari 2019 dan berlokasi di Jl. Raya Sesetan No. 1 74AB, Denpasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik konsumen dan mengetahui faktor-faktor yang menentukan minat beli konsumen di Cafe 70’s Plate Kitchen. Sumber data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Jenis datanya adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan teknik penentuan sampel Slovin dengan cara pegambilan sampel incidental sampling sebanyak 100 responden. Karakteristik konsumen didominasi oleh 70% dari Bali, tingkatan usia 1 3 hingga 22 tahun (64%), perempuan (56%), lulusan SMA/ SMK (56%), pekerjaan 53% pelajar/mahasiswa, pendapatan 56% <Rp2.500.000, referensi dari teman/keluarga konsumen (78%), alasan datang berkunjung untuk bersantai/ nongkrong (59%), serta jumlah kedatangan paling banyak konsumen satu kali datang berkujung (67%). Hasil analisis faktor menunjukan secara keseluruhan minat beli konsumen di Cafe 70’s Plate Kitchen memperoleh nilai rata-rata 4,06 (kategori baik). Indikator atmosfer restoran mendapatkan nilai rata-rata tertinggi, yaitu 4,26 (sangat baik). Selanjutnya, indikator kualitas makanan memperoleh nilai rata-rata 4,19 (baik), indikator harga memperoleh nilai rata-rata 3,99 (baik), indikator kualitas pelayanan memperoleh nilai rata-rata 3,96 (baik), serta indikator lokasi memperoleh nilai rata-rata 3,91 (baik). Terdapat 6 faktor yang terbentuk, yaitu faktor 1 (atmosfer restoran), faktor 2 (harga), faktor 3 (kualitas pelayanan), faktor 4 (kualitas makanan), faktor 5 (lokasi), dan faktor 6 (lokasi strategis). Faktor dominan yang menentukan minat beli konsumen di Cafe 70’s Plate Kitchen adalah faktor atmosfer restoran, sedangkan faktor terendah adalah faktor lokasi strategis.

Kata kunci: Minat Beli Konsumen, Analisis Faktor

Abstract

Cafe 70’s Plate Kitchen officialy opened on 9 February 2019 and located at Raya Sesetan Street No. 174AB, Denpasar. This cafe is a new cafe which need information about consumer characteristics and factors on consumer buying interest to compete with other restaurants. Data source of this research are prime data and secondary data. Variety data are quantitative data and qualitative data. This research use quantitative descriptive as analysis method and Slovin as sampling technique with insidental sampling way to find the sample. This research use 100 respondents. Consumer characteristics based on origins are originated mostly from Bali (70%), mostly from 13-22 years old (64%), mostly women (56%), mostly high school gra duate (56%), mostly student (53%), mostly earn under Rp2.500.000 (56%), mostly from friends or family (78%), mostly for hang out (59%), and mostly came by once (67%). Total result of factor analysis of consumer buying interest scores 4,06 with category of good. Indicator of restaurant atmospher scores 4,26 (very good). Food quality scores 4,19 (good), price scores 3,99 (good), service quality scores 3,96 (good), and location scores 3,91 (good). This research use 20 indicators for the questionnaire. There are 6 factors made that attract consumer buying interest which are atmosphere factor, price factor, service quality factor, location factor and location strategy factor. Factor that dominate consumer buying interest at 70’s Plate Kitchen Cafe is atmosphere factor and the factor that least affect consumer buying interest at 70’s Plate Kitchen Cafe is location strategy factor.

Key Words: Consumer Buying Interest, Factor Analysis


Vol. 6, No. 2 November2022.

  • 1.    PENDAHULUAN

Pariwisata dewasa ini telah menjadi salah satu sektor yang terus dikembangkan oleh pemeritah dan menjadi sektor yang pertumbuhannya dinilai tumbuh dengan pesat di Indonesia. Pada acara Jumpa Pers Akhir Tahun 2018 lalu, mantan Menteri Pariwisata, Arief Yahya menyatakan bahwa Indonesia mengalami pertumbuhan sektor pariwisata berkelanjutan dengan ukuran yang lebih besar dalam beberapa tahun terakhir, yaitu mencapai pertumbuhan sebesar 25,68%. WTTC (World Travel and Tourism Council) menyatakan bahwa hal tersebut membuat Indonesia menempati urutan pertumbuhan sektor pariwisata tercepat ke-9 di dunia, nomor 3 di Asia, dan nomor 1 di Asia Tenggara (www.goodnewsfromindonesia. id). Perkembangan pariwisata tersebut terbukti mampu memberikan dampak positif dengan adanya perubahan besar dalam menggerakan perekonomian daerah dan memberikan kesejahteraan masyarakat. Sektor pariwisata memberikan dampak dalam pendapatan perkapita dan penambahan devisa negara, sehingga perkembangan sektor pariwisata turut mendongkrak perekonomian Indonesia.

Industri pariwisata menjadi penyumbang devisa terbesar ke-2, setelah hasil ekspor kelapa sawit dan diperkirakan akan menjadi penyumbang devisa terbesar, mengungguli devisa hasil ekspor kelapa sawit pada tahun 2019. Menurut mantan Menteri Pariwisata, Arief Yahya, Bali menjadi penyumbang devisa terbesar untuk sektor pariwisata dengan memberikan kontribusi sebesar 40% dari devisa Indonesia. Bali sendiri telah dikenal sebagai destinasi wisata oleh dunia internasional di mana kekentalan budaya, adat istiadat, dan kesenian yang beraneka ragam, serta keindahan alam yang mempesona, mengundang keinginan para wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara untuk datang dan melihat secara langsung Bali dengan segala kelebihannya. Tripadvisor menobatkan Bali sebagai salah satu dari Best Destinations in The World, menempati peringkat ke-5 setelah London (Inggris), Paris (Perancis), Roma (Italia), dan Crete (Yunani) dari 25 negara yang terpilih, mengalahkan Phuket (Thailand), Barcelona (Spanyol), Dubai (United Arab Emirates), dan negara destinasi pilihan lainnya pada ajang Travellers’ Choice Award 2019.

Peningkatan jumlah wisatawan yang datang berkunjung, tentunya harus diikuti dengan fasilitas penunjang pariwisata yang memadai. Fasilitas penunjang pariwisata dibutuhkan untuk mendorong perkembangan pariwisata di suatu destinasi wisata dan mempermudah wisatawan untuk datang berkunjung dan menikmati destinasi wisata tersebut. Salah satu fasilitas penujang pariwisata adalah restoran. Restoran adalah suatu tempat di mana seseorang yang datang menjadi tamu akan mendapatkan pelayanan untuk menikmati makanan, baik pagi, siang, ataupun pada malam hari sesuai dengan waktu operasionalnya dan oleh tamu yang menikmati hidangan itu harus membayar sesuai dengan harga yang ditentukan/disediakan di restoran tersebut (Aprilia : 2018). Pada penelitian ini lokasi restoran yang diteliti berada di Kota Denpasar. Kota Denpasar sebagai ibu kota dari Pulau Bali tentunya menjadi pilihan destinasi wisata bagi wisatawan yang berkunjung ke Bali. Kota Denpasar merupakan pusat berbagai aktivitas ekonomi, pendidikan, dan pariwisata. Sebagai destinasi pariwisata, Kota Denpasar memiliki keunggulan tersendiri dikarenakan letaknya yang strategis di sentral Pulau Bali, serta Kota Denpasar memiliki objek dan daya tarik wisata yang tidak kalah menarik dengan daerah lainnya yang ada di Bali. Perkembangan jumlah restoran di Kota Denpasar mengalami sedikit penurunan dari tahun 2015 ke tahun 2016, jumlah restoran di Kota Denpasar berkurang sebanyak 11 restoran, dari 499 restoran menjadi 439 restoran. Berkurangnya jumlah restoran dapat disebabkan oleh berbagai hal. Menurut Sukandar (2018), suatu restoran dapat berhenti beroperasi dikarenakan tidak mampu menangkap keburtuhan konsumen, berhenti melakukan inovasi, ada rasa ketakutan berlebihan, terlaku fokus pada pengembangan produk, terlilit utang, atau mengabaikan pergerakan kompetitor. Pengabaian pergerakan kompetitor ini didampingi oleh tingkat persaingan yang tinggi. Kondisi pasar yang kompetitif dan dinamis akan mengakibatkan setiap perusahaan harus selalu mengamati persaingan dalam lingkungan bisnisnya.

Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut harus mampu mengoptimalkan sumber daya


Vol. 6, No. 2 November2022.

ekonominya guna meningkatkan daya saing produknya di pasar dengan tujuan berupaya meraih keunggulan kompetitif terhadap para perusahaan pesaing (Arifianto, 2005). Perusahaan pada penelitian ini dapat diartikan menjadi restoran. Restoran perlu memiliki daya saing agar dapat berkompetisi dengan restoran lainnya. Menurut Gentile dkk (2007), salah satu hal utama yang perlu dilakukan untuk memiliki daya saing tersebut adalah dengan berfokus terhadap konsumen, yaitu dengan menarik/ menimbulkan minat beli konsumen. Minat beli merupakan kekuatan pendorong atau sebagai motif yang bersifat instristik yang mampu mendorong seseorang untuk menaruh perhatian secara spontan, wajar, mudah, tanpa paksaan, dan selektif pada suatu produk untuk kemudian mengambil keputusan membeli (Engel dkk dalam Helmi NST, 2015 : 5).

Penelitian ini bertempat di 70’s Plate Kitchen yang berlokasi di Jl. Raya Sesetan No. 174 AB, Sesetan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali. 70’s Plate Kitchen merupakan restoran berjeniskan cafe, yaitu tempat untuk makan dan minum dengan sajian cepat saji dan menyuguhkan suasana yang santai atau tidak resmi. Cafe 70’s Plate Kitchen menjadi unggulan untuk tempat bersantai/ nongkrong anak muda dengan varian menu yang memiliki harga terjangkau, yaitu dari kisaran harga Rp7.000 hingga Rp37.000 per menunya. Jumlah penjualan produk makanan dan minuman Cafe 70’s Plate Kitchen pada bulan April 2019 diketahui sebanyak 2.250 produk makanan dan minuman terjual. Berdasarkan hasil wawancara dengan owner Cafe 70’s Plate Kitchen, Bapak Yan, jumlah kedatangan konsumen per harinya paling sedikit 30 konsumen dan paling maksimal adalah 50 konsumen, sehingga dapat disimpulkan jumlah kedatangan konsumen per bulannya adalah sebagai berikut:

Tabel 1 Jumlah Kedatangan Konsumen ke Cafe 70’s Plate Kitchen pada Bulan Mei Hingga

Juli 2019

No

Bulan

Jumlah Konsumen (Orang)

1

Mei

1.550

2

Juni

1.500

3

Juli

1.550

Total

4.600

Sumber: Hasil wawancara dengan owner Cafe 70’s Plate Kitchen, Bapak Yan (2019)

Berdasarkan Tabel 1 diatas, dapat dilihat jumlah kedatangan konsumen maksimal perbulannya 1.500 konsumen hingga 1.550 konsumen dengan perhitungan jumlah konsumen yang datang berkunjung per harinya paling banyak/ maksimal 50 konsumen datang berkunjung. Cafe 70’s Plate Kitchen sendiri dengan luas 110 m2 dapat menampung 86 konsumen. Hal ini membuktikan bahwa Cafe 70’s Plate Kitchen belum memenuhi target konsumen yang datang perharinya, yaitu 86 dikali dengan 2 (makan siang dan makan malam) yang menghasilkan target konsumen Cafe 70’s Plate Kitchen perharinya adalah 172 konsumen.

Cafe 70’s Plate Kitchen resmi beroperasi mulai tanggal 9 Februari 2019 lalu dan dapat dikategorikan sebagai restoran baru. Sebagai restoran baru, Cafe 70’s Plate Kitchen belum memiliki konsumen tetap/ pelanggan, sehingga Cafe 70’s Plate Kitchen berupaya menarik minat konsumen dengan cara menyelenggarakan event pertamanya yang bertajuk “Comedy Parade” pada tanggal 22 Juni 2019. Namun, dengan diselenggarakannya event tersebut belum dapat menarik minat beli konsumen untuk mencapai target jumlah kedatangan konsumennya, yaitu perharinya 172 konsumen. Hal tersebut dibuktikan dari Tabel 1.4, jumlah konsumen bulan Juni 2019 dan Juli 2019 tidak meningkat dari bulan sebelumnya, yaitu jumlah konsumen pada bulan Mei 2019.

Maka dari itu, penelitian ini mengambil judul penelitian “Faktor-Faktor yang Menentukan Minat Beli Konsumen di Cafe 70’s Plate Kitchen Denpasar Bali”.


Vol. 6, No. 2 November2022.

  • 2.    METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Cafe 70’s Plate Kitchen. Cafe ini berlokasi di Jl. Raya Sesetan No. 174AB, Sesetan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali. Terdapat tiga karakteristik konsumen yang dapat dilihat dari demografis, psikologis, dan sosial. Terdapat 5 indokator yang dipecah menjadi 20 sub indikator yang digunakan dalam penelitian ini. Indikator pertama yang digunakan adalah kualitas makanan, dengan empat sub indikator yaitu kualitas dalam hal rasa makanan dan minuman, kuantitas atau porsi makanan, variasi makanan yang ditawarkan, dan kebersihan makanan dan minuman terjamin. Indikator kedua yaitu harga dengan empat sub indikator yaitu harga yang terjangkau, harga sesuai dengan pelayanan, adanya potongan harga, dan perbandingan harga dengan restoran lainnya. Indikator ketiga yaitu lokasi dengan empat sub indikator yaitu lokasi strategis dekat dengan fasilitas umum, dekat dengan destinasi wisata, lokasi restoran berada di pusat keramaian, dan lokasi restoran yang mudah dijangkau. Indikator keempat yaitu atmosfer restoran dengan empat sub indikator yaitu desain interior dan eksterior yang menarik, suasana restoran yang modern, keamanan dan kenyamanan yang terjamin, dan lahan parkir yang luas. Indikator kelima yaitu kualitas pelayanan dengan empat sub indikator yaitu kesopanan dan keramahan pelayan dalam melayani konsumen, keterampilan pelayan dalam memberikan informasi kepada konsumen, cara penyajian makanan dan minuman dengan baik, dan kecepatan pelayanan dalam menangapi keluhan konsumen.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, kuesioner, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Pengumpulan sampel dilakukan dengan incidental sampling, pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner terhadap 100 responden. Teknik Analisis data dilakukan dengan uji validitas, uji reliabilitas, dan analisis faktor.

Analisis faktor adalah teknik analisis faktor merupakan suatu teknik analisis faktor di mana secara apriori berdasarkan teori dan konsep yang sudah diketahui, dipahami, dan ditentukan sebelumnya, maka dibuat sejumlah faktor yang akan dibentuk, serta variabel yang termasuk dalam masing-masing faktor dibentuk dengan tujuan yang sudah pasti (Widarjono, 2015 : 189). Tujuan utama analisis faktor adalah untuk mencari seminimal mungkin faktor dengan prinsip kesederhanaan atau parsimoni yang mampu menghasilkan korelasi antar indikator, sehingga dapat mengetahui faktor-faktor yang menentukan minat beli konsumen di Cafe 70’s Plate Kitchen. Terdapat beberapa langkah yang harus diambil antara lain:

  • a.    Merumuskan masalah

  • b.    Pemeriksaan Matriks Korelasi

Pengujian yang harus dilakukan dengan :

  • 1.    Barlett’s test of sphericity

  • 2.    Uji Kaiser Meyer Olkin (KMO)

  • 3.    Uji Measure of Sampling (MSA)

  • c.    Menentukan jumlah faktor

  • d.    Rotasi faktor

  • e.    Interpretasi faktor

  • 3.    HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Cafe 70’s Plate Kitchen Denpasar Bali

Cafe 70’s Plate Kitchen merupakan usaha keluarga Pak Yan, owner Cafe 70’s Plate Kitchen yang resmi dibuka sejak 9 Februari 2019. Cafe 70’s Plate Kitchen berlokasi di Jl. Raya Sesetan No.174AB, Sesetan, Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Bali memiliki luas bangunan 1 10 m2 yang dapat menampung konsumen maksimal sebanyak 86 konsumen, serta terdiri dari 3 lantai, yaitu pada lantai satu terdapat kitchen, chasier section, toilet, dan sitting area untuk konsumen. Lantai 2 terdapat toilet dan sitting area untuk konsumen cafe. Sedangkan lantai 3 khusus untuk office dan loker karyawan. Cafe 70’s Plate Kitchen memiliki jam buka dari jam 11 siang hingga


Vol. 6, No. 2 November2022.

10 malam (WITA) pada hari Senin hingga hari Jumat dan jam 11 siang hingga 11 malam (WITA) pada hari Sabtu dan hari Minggu. Cafe 70’s Plate Kitchen memiliki varian menu dari main menu,

seperti pasta, rice bowl hingga dessert dan snacks/ makanan ringan, serta pilihan minuman. Menu Cafe 70’s Plate Kitchen berkisar dari harga Rp7.000 hingga Rp37.000 per menunya. Karyawan yang bekerja di Cafe 70’s Plate Kitchen memiliki total 12 karyawan yang terdiri dari 9 tenaga kerja laki-laki dan 4 tenaga kerja perempuan.

Karakteristik Konsumen Cafe 70’s Plate Kitchen Denpasar Bali

Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner yang disebarkan secara menyeluruh maka dapat diketahui gambaran karakteristik konsumen Cafe 70’s Plate berdasarkan asal konsumen yang paling dominan yaitu berasal dari Bali sebesar 70%, karakteristik berdasarkan tingkatan usia 13 hingga 22 tahun (64%), karakteristik berdasarkan jenis kelamin, yaitu perempuan (56%), berdasarkan pendidikan terakhir, yaitu lulusan SMA/ SMK (56%), berdasarkan pekerjaan 53% pelajar/ mahasiswa, berdasarkan pendapatan 56% <Rp2.500.000, berdasarkan referensi dari teman/ keluarga konsumen (78%), berdasarkan alasan datang berkunjung untuk bersantai/ nongkrong (59%), serta karakteristik berdasarkan jumlah kedatangan paling banyak konsumen satu kali datang berkujung (67%).

Faktor-Faktor yang Menenukan Minat Beli Konsumen di Cafe 70’s Plate Kitchen Denpasar Bali

Berdasarkan hasil uji validasi dan uji reliabilitas menunjukan instrumen yang diajukan kepada konsumen Cafe 70’s Plate Kitchen diperoleh hasil yang valid dan reliable dalam 16 indikator pertanyaan dari 20 indikator pertanyaan yang diajukan, sehingga hasil yang didapat dari penyebaran kuesioner kepada 100 responden dinyatakan layak.

Analisis Pengujian Instrumen

Menurut Sugiyono (2016), instrumen dinyatakan valid ketika berhasil diujikan dengan alat ukur sebagai meteran untuk mengungkap indikator pertanyaan yang diajukan. Uji validasi bertujuan untuk mengetahui apakah kuesioner yang dibuat merupakan alat yang tepat untuk mengukur apa yang ingin diukur. Hasil uji validasi ini menggunakan 100 orang responden yang diteliti. Hasil uji validasi dinyatakan valid apabila koefisien korelasi (rhitung) lebih besar dari angka ketetapan tabel korelasi, yaitu sebesar 0,3 (rtabel). Pada penelitian ini 20 instrumen akan diuji berdasarkan indikator pertanyaan dengan kode X1.1 hingga X5.4. Hasil uji validasi penelitian ini menggunakan SPSS versi 25 yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:


Vol. 6, No. 2 November2022.


Tabel 2. Hasil Output Pengujian Validasi

No

Sub Indikator

Nilai

Status Validasi

1

X1.1

0,426

Valid

2

X1.2

0,333

Valid

3

X1.3

0,344

Valid

4

X1.4

0,437

Valid

5

X2.1

0,429

Valid

6

X2.2

0,470

Valid

7

X2.3

0,259

Tidak Valid

8

X2.4

0,458

Valid

9

X3.1

0,310

Valid

10

X3.2

0,321

Valid

11

X3.3

0,088

Tidak Valid

12

X3.4

0,304

Valid

13

X4.1

0,557

Valid

14

X4.2

0,534

Valid

15

X4.3

0,484

Valid

16

X4.4

0,466

Valid

17

X5.1

0,549

Valid

18

X5.2

0,404

Valid

19

X5.3

0,376

Valid

20

X5.4

0,535

Valid

Sumber: Hasil penelitian, 2020

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi alat ukur atau sejauh mana alat ukur dapat dipercaya dan diandalkan dalam pengambilan data. Hasil output pengujuan reliabilitas penelitian ini menggunakan cronbach’s alpha di mana instrumen dikatakan reliable apabila memiliki harga koefisien cronbach’s alpha (α) > 0,600 pada SPSS versi 25 yang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

N of Items

0,73

18

Sumber: Hasil penelitian (2020)

Berdasarkan Tabel 3, indikator diuji menggunakan metode cronbach’s alpha untuk mengukur tingkat reliabilitas seluruh instrumen. Hasil output menunjukan nilai cronbach’s alpha adalah 0,73 yang memiliki arti 18 indikator dinyatakan reliabel dikarenakan nilai cronbach alpha diatas 0,60 sehingga pengujian dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

  • 1)    Merumuskan Masalah

Melalui analisis faktor, dapat diketahui faktor–faktor yang menentukan minat beli konsumen di Cafe 70’s Plate Kitchen yang dapat diidentifikasi dari 18 indikator yang telah dinyatakan reliabel dan dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya.

  • 2)    Pemeriksaan Matriks Korelasi


Vol. 6, No. 2 November2022.

Matriks korelasi dapat diidentifikasikan variabel – variabel mana saja yang terkait satu sama lain dan saling berhubungan dari ke-27 variabel yang dianalisis. Untuk menguji hal tersebut, maka dilakukan langkah – langkah yang terdiri dari uji Bartlett`s, uji KMO, dan uji MSA. Berdasarkan ketiga uji tersebut maka diperoleh hasil data seperti pada Tabel 4 berikut:

Tabel 4. KMO and Bartlett's Test

Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.

0,624

Bartlett's Test of Sphericity

Approx. Chi-Square

429,881

df

153

Sig.

0,000

Sumber: Hasil penelitian (2020)

Berdasarkan tabel diatas, nilai Kaise Mayer Olkin Measure of Sampling (KMO) menunjukan angka 0,624. Hal tersebut menunjukan telah memenuhi persyaratan minimal, yaitu melebihi nilai 0,5. Maka dari itu, indikator tersebut sudah layak untuk difaktorkan. Pada pengujian Bartlett’s Test of Sphericity kurang dari 0,5, artinya menunjukan adanya korelasi antara variabel secara menyeluruh atau keseluruhan. Pada penelitian ini, uji Bartlett’s Test of Sphericity diperoleh nilai sebesar 429,881 dengan nilai signifikan 0,000 yang menunjukan peluang terjadinya kesalahan untuk indikator yang tidak independen sebesar 0%, yang berarti indikator memiliki korelasi antara variabel secara menyeluruh atau keseluruhan.

Tabel 5. Anti-image Matrices Pertama

  • a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)

    No

    Indikator

    Sub Indikator

    Nilai MSA

    1

    X1.1

    Kualitas rasa makanan dan minuman 70’s Plate Kitchen

    0,581

    2

    X1.2

    Porsi makanan dan minuman 70’s Plate Kitchen

    0,522

    3

    X.1.3

    Variasi makanan/ menu yang ditawarkan 70’s Plate Kitchen

    0,468

    4

    X1.4

    Kebersihan makanan dan minuman 70’s Plate Kitchen terjamin

    0,664

    5

    X2.1

    Harga yang ditawarkan 70’s Plate Kitchen terjangkau.

    0,653

    6

    X2.2

    Harga yang diberikan 70’s Plate Kitchen sesuai dengan pelayanan.

    0,572

    7

    X2.4

    Harga yang ditawarkan 70’s Plate Kitchen lebih murah dibandingkan dengan restoran lainnya.

    0,598

    8

    X3.1

    Lokasi 70’s Plate Kitchen dekat dengan fasilitas umum (rumah sakit, supermarket, bank).

    0,611

    9

    X3.2

    Lokasi 70’s Plate Kitchen dekat dengan destinasi wisata (pantai, mall, museum).

    0,586

    10

    X3.4

    Lokasi 70’s Plate Kitchen mudah dijangkau.

    0,538

    11

    X4.1

    Desain interior dan eksterior yang menarik.

    0,737

    12

    X4.2

    Suasana 70’s Plate Kitchen yang modern.

    0,639

    13

    X4.3

    Keamanan dan kenyamanan 70’s Plate Kitchen terjamin.

    0,735

    14

    X4.4

    Lahan parkir yang luas.

    0,530

    15

    X5.1

    Pelayan/karyawan 70’s Plate Kitchen sopan dan

    0,805

Vol. 6, No. 2 November2022.

ramah dalam melayani konsumen.

16

X5.2

Keterampilan pelayan/karyawan dalam memberikan informasi sangat cepat. (informasi mengenai menu, WiFi, kamar mandi, dan sebagainya).

0,539

17

X5.3

Penyajian makanan dan minuman yang sangat baik.

0,681

18

X5.4

Kecepatan pelayan/karyawan dalam menangapi keluhan.

0,661

Sumber: Hasil penelitian (2020).

Berdasarkan Tabel 5, dapat dilihat dari 18 indikator pada penelitian ini terdapat 1 indikator yang memiliki nilai dibawah 0,5, yaitu dengan nilai 0,468. Indikator X1.3 dengan nilai 0,468 akan dikeluarkan dari matriks dan setelahnya akan dilakukan pengujian ulang. Berikut merupakan hasil pengujian KMO, Barlett’s Test, dan MSA setelah dilakukan pengujian ulang dapat dilihat melalui Tabel 6:

Tabel 6. Anti-image Matrices Kedua

No

Indikator

Sub Indikator

Nilai MSA

1

X1.1

Kualitas rasa makanan dan minuman 70’s Plate Kitchen

0,620

2

X1.2

Porsi makanan dan minuman 70’s Plate Kitchen

0,573

3

X1.4

Kebersihan makanan dan minuman 70’s Plate Kitchen terjamin

0,637

4

X2.1

Harga yang ditawarkan 70’s Plate Kitchen terjangkau.

0,661

5

X2.2

Harga yang diberikan 70’s Plate Kitchen sesuai dengan pelayanan.

0,586

6

X2.4

Harga yang ditawarkan 70’s Plate Kitchen lebih murah dibandingkan dengan restoran lainnya.

0,655

7

X3.1

Lokasi 70’s Plate Kitchen dekat dengan fasilitas umum (rumah sakit, supermarket, bank).

0,646

8

X3.2

Lokasi 70’s Plate Kitchen dekat dengan destinasi wisata (pantai, mall, museum).

0,574

9

X3.4

Lokasi 70’s Plate Kitchen mudah dijangkau.

0,533

10

X4.1

Desain interior dan eksterior yang menarik.

0,724

11

X4.2

Suasana 70’s Plate Kitchen yang modern.

0,661

12

X4.3

Keamanan dan kenyamanan 70’s Plate Kitchen terjamin.

0,730

13

X4.4

Lahan parkir yang luas.

0,496

14

X5.1

Pelayan/karyawan 70’s Plate Kitchen sopan dan ramah dalam melayani konsumen.

0,794

15

X5.2

Keterampilan pelayan/karyawan dalam memberikan informasi sangat cepat. (informasi mengenai menu, WiFi, kamar mandi, dan sebagainya).

0,561

16

X5.3

Penyajian makanan dan minumanyangsangat baik.

0,678

17

X5.4

Kecepatan pelayan/karyawan dalam menangapi keluhan.

0,642

Sumber: Hasil penelitian (2020).

Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat dari 17 indikator masih terdapat 1 indikator yang memiliki nilai < 0,5, yaitu indikator X4.4 dengan nilai 0,496 sehingga perlu dilakukannya pengujian ulang agar seluruh indikator memenuhi nilai >0,5. Indikator tersebut akan dikeluarkan dari matriks dan setelahnya akan dilakukan pengujian


Vol. 6, No. 2 November2022.


ulang. Pada tabel 7 dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 7. Anti-image Matrices Ketiga

No

Indikator

Sub Indikator

Nilai MSA

1

X1.1

Kualitas rasa makanan dan minuman 70’s Plate Kitchen

0,648

2

X1.2

Porsi makanan dan minuman 70’s Plate Kitchen

0,617

3

X1.4

Kebersihan makanan dan minuman 70’s Plate Kitchen terjamin

0,671

4

X2.1

Harga yang ditawarkan 70’s Plate Kitchen terjangkau.

0,665

5

X2.2

Harga yang diberikan 70’s Plate Kitchen sesuai dengan pelayanan.

0,596

6

X2.4

Harga yang ditawarkan 70’s Plate Kitchen lebih murah dibandingkan dengan restoran lainnya.

0,650

7

X3.1

Lokasi 70’s Plate Kitchen dekat dengan fasilitas umum (rumah sakit, supermarket, bank).

0,638

8

X3.2

Lokasi 70’s Plate Kitchen dekat dengan destinasi wisata (pantai, mall, museum).

0,547

9

X3.4

Lokasi 70’s Plate Kitchen mudah dijangkau.

0,589

10

X4.1

Desain interior dan eksterior yang menarik.

0,723

11

X4.2

Suasana 70’s Plate Kitchen yang modern.

0,684

12

X4.3

Keamanan dan kenyamanan 70’s Plate Kitchen terjamin.

0,789

13

X5.1

Pelayan/karyawan 70’s Plate Kitchen sopan dan ramah dalam melayani konsumen.

0,796

14

X5.2

Keterampilan pelayan/karyawan dalam memberikan informasi sangat cepat. (informasi mengenai menu, WiFi, kamar mandi, dan sebagainya).

0,558

15

X5.3

Penyajian makanan dan minuman yang sangat baik.

0,712

16

X5.4

Kecepatan pelayan/karyawan dalam menangapi keluhan.

0,738

Sumber: Hasil Penelitian (2020)

Berdasarkan tabel 7, dapat dilihat setelah dilakukan pengujian ulang, 16 indikator tidak ada yang memperoleh nilai Measure of Sampling Asequancy (MSA) dibawah 0,5, yang artinya syarat-syarat MSA sudah terpenuhi dan proses analisa faktor dapat dilajutkan ke tahap selanjutnya.

Menentukan Jumlah Faktor

Penentuan jumlah faktor dilakukan untuk menentukan berapa banyak faktor yang terbentuk yang mewakili variabel-variabel. Penentuan jumlah faktor ini berdasarkan pada besarnya eigenvalue setiap faktor yang muncul. Semakin besar eigenvalue setiap faktor, semakin representatif faktor tersebut untuk mewakili sekelompok variabel. Faktor-faktor inti yang dipilih adalah faktor yang mempunyai eigenvalue ≥ 1. Hasil penentuan jumlah faktor tersaji secara rinci pada Tabel 8 berikut:


Vol. 6, No. 2 November2022.


Tabel 8. Total Variance Explained

Com pone nt

Total

Initial Eigenvalues

Total

Loadings % of Variance

Cumulativ e %

Total

Loadings % of Variance

Cumulativ e %

% of

Variance

Cumulative %

1

3,577

22,354

22,354

3,577

22,354

22,354

2,658

16,613

16,613

2

1,744

10,900

33,254

1,744

10,900

33,254

2,066

12,910

29,523

3

1,409

8,805

42,059

1,409

8,805

42,059

1,644

10,273

39,797

4

1,309

8,179

50,238

1,309

8,179

50,238

1,386

8,661

48,458

5

1,209

7,557

57,795

1,209

7,557

57,795

1,383

8,646

57,104

6

1,129

7,054

64,849

1,129

7,054

64,849

1,239

7,744

64,849

7

0,910

5,690

70,539

8

0,866

5,410

75,949

9

0,757

4,733

80,682

10

0,609

3,808

84,490

11

0,599

3,746

88,237

12

0,499

3,118

91,355

13

0,433

2,706

94,061

14

0,385

2,405

96,466

15

0,302

1,889

98,355

16

0,263

1,645

100,000

Sumber: Hasil penelitian (2020)

Berdasarkan Tabel 8 di atas, menunjukan tabel total variance explained, yaitu besarnya persentase total dari masing-masing komponen yang mewakili 16 indikator. Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 6 faktor yang memiliki eigenvalues lebih dari 1, yaitu dengan masing-masing nilai: 3,577, 1,744, 1,409, 1,309, 1,209, dan 1,129. Nilai yang melampaui besar nilai eigenvalues merupakan komponen atau faktor yang digunakan untuk menjelaskan keragaman total. Kolom cummulative (%) merupakan kolom yang menunjukan persentase cummulative varians yang dijelaskan oleh faktor. Faktor pertama sebesar 22,354%, (3,577/16 x100%), faktor kedua 33,254% (1,744/16 x 100%), faktor ketiga 42,059% (1,409/16 x 100%), faktor keempat 50,238%, faktor kelima 57,795%, dan faktor keenam 64,849%. Faktor pertama dengan persentase sebesar 22,354% memiliki arti bahwa faktor pertama mampu menjelaskan 22,354% dari keragaman total item-item penelitian yang dapat dilihat melalui kolom percent of variance. Faktor kedua dapat menjelaskan 10,900% dari keragaman total, faktor ketiga dapat menjelaskan 8,805% dari keragaman total, faktor keempat dapat menjelaskan 8,179% dari keragaman faktor, faktor kelima dapat menjelaskan 7,557% dari keragaman faktor, dan faktor keenam dapat menjelaskan 7,054% dari keragaman faktor. Jadi, terdapat 6 faktor yang memiliki nilai eigenvalues lebih dari satu dan besarnya persentase keenam faktor tersebut adalah 64,849% yang mampu menjelaskan total keragaman item-item penelitian yang ada.

  • 3)    Rotasi Faktor

Rotasi faktor digunakan untuk menyederhanakan komponen matrix yang memiliki struktur yang masih sulit untuk diinterprestasikan, sehingga dilakukan pengolahan data kembali dengan rotasi faktor untuk mendapatkan struktur faktor yang lebih sederhana dan mudah dijelaskan. Penelitian ini menggunakan metode varimax, yaitu dengan membuat korelasi item hanya dominan terhadap satu faktor dengan cara membuat korelasi item mendekati nilai mutlak 1 dan 0 pada setiap faktor agar memudahkan dalam interpretasi item dominan. Berikut merupakan tabel rotasi komponen matrix:


Vol. 6, No. 2, November 2022.

Tabel 9. Rotated Component Matrixa

1

2

3

4

5

6

x1.1

0,215

-0,041

0,055

0,820

0,112

-0,123

x1.2

-0,148

0,464

0,132

0,495

0,158

0,244

x1.4

0,323

0,159

0,436

0,185

-0,222

0,258

x2.1

0,169

0,795

0,005

0,069

-0,067

-0,181

x2.2

0,227

0,826

-0,023

-0,139

0,049

-0,008

x2.4

-0,128

0,600

0,545

0,172

0,039

0,215

x3.1

0,165

0,050

0,122

-0,039

0,129

0,745

x3.2

0,106

0,021

-0,143

0,268

0,698

0,048

x3.4

0,442

0,035

-0,04

0,378

-0,638

0,090

x4.1

0,735

0,062

0,229

0,130

-0,005

0,019

x4.2

0,796

0,085

-0,114

0,177

0,104

0,144

x4.3

0,613

0,208

-0,001

-0,317

0,112

0,034

x5.1

0,643

0,050

0,252

0,095

-0,037

-0,219

x5.2

0,131

-0,035

0,867

-0,022

0,047

-0,104

x5.3

0,281

0,287

0,273

0,013

0,179

-0,605

x5.4

0,314

0,061

0,379

0,081

0,565

0,079

Sumber: Hasil penelitian (2020)

  • 4)    Interpretasi Faktor

Berdasarkan tabel 9 maka berikut penjabaran faktor-faktor:

  • 1.    Faktor 1 terdiri atas 5 bobot faktor sebagai berikut:

  • a.    X3.4 (lokasi 70’s Plate Kitchen mudah dijangkau) dengan nilai korelasi sebesar 0,442.

  • b.    X4.1 (desain interior dan eksterior yang menarik) dengan nilai korelasi sebesar 0,735.

  • c.    X4.2 (suasana 70’s Plate Kitchen yang modern) dengan nilai korelasi sebesar 0,796.

  • d.    X4.3 (keamanan dan kenyamanan 70’s Plate Kitchen terjamin) dengan nilai korelasi sebesar 0,613.

  • e.    X5.1 (pelayan/karyawan 70’s Plate Kitchen sopan dan ramah dalam melayani konsumen) dengan nilai korelasi sebesar 0,643.

Indikator dengan bobot tertinggi pada faktor ini adalah faktor X4.2 (suasana 70’s Plate Kitchen yang modern) dengan nilai korelasi sebesar 0,796, maka faktor ini dapat didefinisikan sebagai faktor atmosfer restoran dan dianggap mampu memprestasikan indikator yang ada, yaitu lokasi 70’s Plate Kitchen mudah dijangkau, desain interior dan eksterior yang menarik, suasana 70’s Plate Kitchen yang modern, keamanan dan kenyamanan 70’s Plate Kitchen terjamin, dan pelayan/karyawan 70’s Plate Kitchen sopan dan ramah dalam melayani konsumen.

  • 2.    Faktor 2 yang terdiri dari 4 bobot faktor sebagai berikut:

  • a.    X2.1 (harga yang ditawarkan 70’s Plate Kitchen terjangkau) dengan nilai korelasi sebesar 0,795.


Vol. 6, No. 2, November 2022.

  • b.    X2.2 (harga yang diberikan 70’s Plate Kitchen sesuai dengan pelayanan) dengan nilai korelasi sebesar 0,826.

  • c.    X2.4 (harga yang ditawarkan 70’s Plate Kitchen lebih murah dibandingkan dengan restoran lainnya) dengan nilai korelasi sebesar 0,600.

  • d.    X5.3 (penyajian makanan dan minuman yang sangat baik) dengan nilai korelasi sebesar 0,287.

Indikator dengan bobot tertiggi pada faktor ini adalah faktor X2.2 (harga yang diberikan 70’s Plate Kitchen sesuai dengan pelayanan) dengan nilai korelasi sebesar 0,826. Maka, faktor ini dapat definisikan sebagai faktor harga dan dianggap mampu memprestasikan indikator yang ada, yaitu harga yang terjangkau, harga yang sesuai dengan pelayanan, harga yang ditawarkan lebih murah dibandingkan dengan restoran lainnya, dan penyajian makanan dan minuman yang baik.

  • 3.    Faktor 3 yang terdiri dari 2 bobot faktor sebagai berikut:

  • a.    X1.4 (kebersihan makanan dan minuman 70’s Plate Kitchen terjamin) dengan nilai korelasi sebesar 0,436.

  • b.    X5.2 (keterampilan pelayan/karyawan dalam memberikan informasi sangat cepat: informasi mengenai menu, WiFi, kamar mandi, dan sebagainya) dengan nilai korelasi sebesar 0,867.

Indikator dengan bobot tertiggi pada faktor ini adalah faktor X5.2 (keterampilan pelayan/ karyawan dalam memberikan informasi sangat cepat: informasi mengenai menu, WiFi, kamar mandi, dan sebagainya) dengan nilai korelasi sebesar 0,867. Maka, faktor kualitas pelayanan dapat definisikan sebagai faktor kualitas pelayanan dan dianggap mampu memprestasikan indikator yang ada, yaitu kebersihan makanan dan minuman 70’s Plate Kitchen terjamin dan keterampilan pelayan/ karyawan dalam memberikan informasi sangat cepat.

  • 4.    Faktor 4 yang terdiri dari 2 bobot faktor sebagai berikut:

  • a.    X1.1 (kualitas rasa makanan dan minuman 70’s Plate Kitchen) dengan nilai korelasi sebesar 0,820.

  • b.    X1.2 (porsi makanan dan minuman 70’s Plate Kitchen) dengan nilai korelasi sebesar 0,495.

Indikator dengan bobot tertiggi pada faktor ini adalah faktor X1.1 (kualitas rasa makanan dan minuman 70’s Plate Kitchen) dengan nilai korelasi sebesar 0,820. Maka, faktor ini dapat definisikan sebagai faktor kualitas makanan dan dianggap mampu memprestasikan indikator yang ada, yaitu kualitas rasa makanan dan minuman 70’s Plate Kitchen dan porsi makanan dan minuman 70’s Plate Kitchen.

  • 5.    Faktor 5 yang terdiri dari 2 bobot faktor sebagai berikut:

  • a.    X3.2 (lokasi 70’s Plate Kitchen dekat dengan destinasi wisata) dengan nilai korelasi sebesar 0,698.

  • b.    X5.4 (kecepatan pelayan/karyawan dalam menangapi keluhan) dengan nilai korelasi sebesar 0,565.

Indikator dengan bobot tertiggi pada faktor ini adalah faktor X3.2 (lokasi 70’s Plate Kitchen dekat dengan destinasi wisata) dengan nilai korelasi sebesar 0,698. Maka, faktor ini dapat definisikan sebagai faktor lokasi dan dianggap mampu memprestasikan indikator yang ada, yaitu “lokasi 70’s Plate Kitchen dekat dengan destinasi wisata” dan “kecepatan pelayan/ karyawan dalam menangapi keluhan”.

  • 6.    Faktor 6 yang terdiri dari 1 bobot faktor sebagai berikut:

  • a. X3.1 (lokasi 70’s Plate Kitchen dekat dengan fasilitas umum) dengan nilai


Vol. 6, No. 2, November 2022.

korelasi sebesar 0,745.

Indikator dengan bobot tertiggi pada faktor ini adalah faktor X3.1 (lokasi 70’s Plate Kitchen dekat dengan fasilitas umum) dengan nilai korelasi sebesar 0,745. Maka, faktor ini dapat definisikan sebagai faktor lokasi strategis dan dianggap mampu memprestasikan indikator yang ada, yaitu lokasi 70’s Plate Kitchen dekat dengan fasilitas umum.

  • 4.    KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diketahui karakteristik konsumen yang datang mengunjungi Cafe 70’s Plate Kitchen berdasarkan asalnya lebih banyak berasal dari Bali sebesar 70%, terutama dari Kota Denpasar, karakteristik berdasarkan tingkatan usia didominasi oleh konsumen dengan rentang usia 13 hingga 22 tahun (64%), karakteristik berdasarkan jenis kelamin lebih banyak berjenis kelamin perempuan (56%), karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir paling banyak lulusan SMA/SMK (56%), karakteristik berdasarkan pekerjaan didominasi oleh pelajar/ mahasiswa (53%), karakteristik berdasarkan pendapatan paling banyak konsumen yang berpenghasilan dibawah Rp2.500.000 (56%), karakteristik berdasarkan referensi lebih banyak dari teman/keluarga konsumen (78%), karakteristik berdasarkan alasan datang berkunjung didominasi oleh alasan untuk bersantai/nongkrong (59%), serta karakteristik berdasarkan jumlah kedatangan paling banyak konsumen baru satu kali mengunjungi Cafe 70’s Plate Kitchen (67%).

Hasil analisis faktor menunjukan secara keseluruhan minat beli konsumen di Cafe 70’s Plate Kitchen memperoleh nilai rata-rata 4,06 dengan kategori baik. Indikator atmosfer restoran mendapatkan nilai rata-rata tertinggi, yaitu 4,26 dengan kategori sangat baik. Selanjutnya, indikator kualitas makanan memperoleh nilai rata-rata 4,19 dengan kategori baik, indikator harga memperoleh nilai rata-rata 3,99 dengan kategori baik, indikator kualitas pelayanan memperoleh nilai rata-rata 3,96 dengan kategori baik, serta indikator lokasi memperoleh nilai rata-rata 3,91 dengan kategori baik. Sehingga secara keseluruhan minat beli konsumen di Cafe 70’s Plate Kitchen memperoleh nilai rata-rata 4,06 dengan kategori baik. Faktor - faktor yang menentukan minat beli konsumen di Cafe 70’s Plate Kitchen memiliki 6 faktor yang terbentuk, yaitu faktor 1 (atmosfer restoran) dengan eigenvalues sebesar 3,577 dan varians sebesar 22,354%, faktor 2 (harga) dengan eigenvalues sebesar 1,744 dan varians sebesar 10,900%, faktor 3 (kualitas pelayanan) dengan eigenvalues sebesar 1,409 dan varians sebesar 8,805%, faktor 4 (kualitas makanan) dengan eigenvalues sebesar 1,309 dan varians sebesar 8,179, faktor 5 (lokasi) dengan eigenvalues sebesar 1,209 dan varians sebesar 7,557%, dan faktor 6 (lokasi strategis) dengan eigenvalues sebesar 1,129 dan varians sebesar 7,054%. Faktor dominan yang menentukan minat beli konsumen di Cafe 70’s Plate Kitchen adalah faktor atmosfer restoran, sedangkan faktor terendah adalah faktor lokasi strategis.

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia- Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan akhir yang berjudul “Faktor-Faktor yang Menentukan Minat Beli Konsumen di Cafe 70’S Plate Kitchen Denpasar Bali” dengan lancar. Penyusunan laporan akhir ini dapat terwujud karena bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka melalui kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada orang tua dan keluarga, pihak owner dan staff Cafe 70’s Plate Kitchen, dosen pembimbing, teman-teman, serta staf dan dosen Fakultas Pariwisata Universitas Udayana yang sudah membantu hasil laporan menjadi lebih baik.


Vol. 6, No. 2, November 2022.

  • 5.    DAFTAR PUSTAKA

Adriansyah dkk. 2013. Peran Minat Pembelian Konsumen Sebagai Mediasi Kualitas Produk terhadap Keputusan Pembelian pada Perusahaan Kue. Jakarta: Fakultas Manajemen Universitas Binus

AntaraSumut. 2015. Kunjungan Wisatawan Nusantara ke Bali Selama 2014 Berkurang. https://sumut.antaranews.com/berita/144880/kunjungan-wisatawan-nusantara-ke-bali-selama-2014-berkurang (diakses pada tanggal 7 November 2019 pada pukul 20.04 WITA)

Aprilia, M. Putri. 2018. Peran Budaya Organisasi dalam Efisiensi Pelayanan di Dapur Restoran Les Cocottes Paris. Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Agung Podomoro

Apriliani, Dea. 2018. Kemajuan Pariwisata Indonesia, Penyumbang Devisa Terbesar Indonesia. https://www.goodnewsfromindonesia.id/2018/1 2/23/kemajuan-pariwisata-indonesia-penyumbang-devisa-terbesar-indonesia (diakses pada tanggal 7 November 2019 pada pukul 19.54 WITA)

Assauri, Sofjan. 2007. Manajemen Pemasaran. Depok: Penerbit RajaGrafindo Persada

Atmodjo, M.W. 2005. Restoran dan Segala Permasalahannya. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Fauzansyah, Aulia. 2015. Kontribusi Kualitas Makanan, Persepsi Harga, Kualitas Pelayanan, Lokasi, dan Atmosfer Fisik Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Kepercayaan Pelanggan Serta Dampaknya pada Loyalitas Pelanggan pada Kedai Suwe Ora Jamu. Denpasar: Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

Gentile dkk. 2007. How to Sustain the Customer Experience: An Overview of Experience Components That Co-create Value With the Customer. European Management Journal, 25, 395-410. https://doi .org /10.1016/j.emj.2007.08.005

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program SPSS. Semarang: Penerbit Badan Universitas Diponegoro

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23 Edisi 8. Semarang: Penerbit Badan Universitas Diponegoro

Halim, Muh Abdul. 2018. Teori Ekonomi Mikro Edisi 3. Bogor: Penerbit Mitra Wacana Media

Helmi NST, Sukri. 2015. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen pada CV. Master Pasir Pengaraian. Riau: Fakultas Ekonomi Universitas Pasir Pengaraian

Herlyana, Elly. 2012. Fenomena Coffee Shop Sebagai Gejala Gaya Hidup Baru Kaum Muda. Yogyakarta: Program Studi Sejarah dan Kebudayaan Islam, Fkultas Abad dan Ilmu Budaya, Universitas Negeri Sunan Kalijaga

Jabar, Abdul. 2017. Faktor-Faktor yang Menentukan Minat Beli Wisatawan Surfing Mancanegara terhadap Pemilihan Akomodasi di Banjar Suluban Uluwatu Kuta Bali. Denpasar: Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

Kecil, Lentera. 2017. Apakah Cafe Itu?. https://lenterakecil.com/apakah-kafe-itu/ (diakses pada tanggal 3 April 2017 pada 16.46 Wita)

Kompas. com. 2015. Kunjungan Turis Asing Sempat Menurun, Ini Penyebabnya. https://travel.kompas.com/read/2015/01/09/170500127/Kunjungan.Turis.Asing.Sempat.M enurun.Ini.Penyebabnya (diakses pada tanggal 7 November 2019 pada pukul 20.07 WITA) 118


Vol. 6, No. 2, November 2022.

Kotler, Philip. 2002. Dasar-Dasar Pemasaran Edisi Kesembilan. Jakarta: Penerbit PT Indeks

Kotler & Armstrong. 2001. Prinsip–Prinsip Pemasaran Jilid 1 Edisi Kedepalan. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kotler & Armstrong. 2004. Prinsip–Prinsip Pemasaran Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kotler & Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga

Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Kontrol. Jakarta: Penerbit PT Prehallindo

Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran Edisi 11. Jakarta: Penerbit Indeks Gramedia

Kurniawan, Ferdy Zoel. 2014. Pengaruh Harga, Produk, Lokasi, dan Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Pada Soto Angkringan Mas Boed Spesial Ayam Kampung Semarang. Denpasar: Fakultas Pariwiasta Universitas Udayana

Lovelock, Christoper. 2005. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama

Lucas & Britt. 2003. Advertising Psychology and Research. New York: Penerbit Mc Graw-Hill

Mischitelli, V. 2000. Your New Restourant 2nd Edition. Canada: Penerbit Media Cooperation

Mukhtar. 2004. Perlunya Standar Lingkup dan Permasalahan Pelayanan Sebuah Restoran Hotel. Medan: Program Studi Pariwisata Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara

Nulufi, Kris. 2015. Minat Beli Sebagai Mediasi Pengaruh Brand Image dan Sikap Konsumen terhadap Keputusan Pembelian Batik di Pekalongan. Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri

Oetomo, R. Ali. 2012. Analisis Pengaruh Keragaman Menu, Persepsi Harga, dan Lokasi terhadap Minat Beli Ulang Konsumen (Studi pada Restoran Waroeng Taman Singosari Semarang), Semarang: Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro

Peter & Olson. 2000. Consumer Behavior: Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. Jakarta: Penerbit Erlangga

Pramesti, Getut. 2016. Statistika Lengkap Secara Teori dan Aplikasi dengan SPSS 23. Jakarta: Penerbit PT Elex Media Komputindo

Prasetyo, Bambang dan Jannah, L. Miftahul. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Depok: Penerbit Raja Grafindo Persada

Priansa, D. Juni. 2017. Perilaku Konsumen dalam Persaingan Bisnis Kontemporer. Bandung: Penerbit Alfabeta

Priyatno, Duwi. 2018. SPSS Panduan Mudah Olah Data Bagi Mahasiswa dan Umum, Yogyakarta: Penerbit ANDI

Purnomo. 2014. Upaya Lembaga Konsumen Yogyakarta dalam Meningkatkan Kesadaran Hak Konsumen di Yogyakarta. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta


Vol. 6, No. 2, November 2022.

Purwanto dan Sulistyastuti. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif untuk Administrasi Publik & Masalah – Masalah Sosial. Yogyakarta: Penerbit Gava Media

Sangadji, E. Mamang dan Sopiah. 2013. Perilaku Konsumen - Pendekatan Praktis Disertai Himpunan Jurnal Penelitian. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Santoso, Febiyani. 2015. Pengaruh Sales Promotion terhadap Keputusan Pembelian Konsumen di Restoran 19th Avenue Jakarta. Jakarta: Departemen Hotel Manajemen Universitas Binus

Setiadi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen: Perspektif Kontemporer pada Motif, Tujuan, dan Keinginan Konsumen Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit PRENADAMEDIA GROUP

Simamora, Bilson. 2001. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel.

Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama

Simamora, Bilson. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama

Sinaga, Firman. 2018. Restoran dan Kegiatannya. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Sitepu, P. Mascota. 2018. Faktor-Faktor yang Menentukan Minat Beli Wisatawan Surfing di Cafe Deux Ex Machina Canggu Bali. Denpasar: Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

Soekresno. 2000. Manajemen Food & Baverage Service Hotel, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama

Sudarmanto R. G. 2005. Analisis Regresi Linier Ganda dengan SPSS Edisi Pertama, Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu

Sudarsono. 1980. Pengertian Minat Menurut Para Ahli Artikel Definisi Minat. http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-minatmenurut-para-ahli.html (diakses pada hari Rabu, 6 November 2019 pada pukul 14.15 WITA)

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Bisnis Cetakan Kesepuluh, Bandung: Penerbit Alfabeta

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Tindakan Komprehensif (Untuk Perbaikan Kinerja dan Pengembangan Ilmu Tindakan). Bandung: Penerbit Alfabeta

Suharto, G. Punky dan Suryoko, Sri. 2017. Pengaruh Gaya Hidup, Suasana Toko, dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian pada Giggle Box Cafe & Resto Semarang. Semarang: Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis Universitas Diponegoro

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian Lengkap Praktis, dan Mudah Dipahami.

Yogyakarta: Penerbit PUSTAKABARUPRESS

Sukandar, C. Aprilia. 2018. 6 Faktor Penyebab Perusahaan Jadi Pilit, Hindari, Ya!

https://www.wartaekonomi.co.id/read199677/6-faktor-penyebab-perusahaan-jadi-pailit-hindari-ya.html (diakses pada Rabu, 1 April 2020 pada pukul 15.41 WITA)

Sumarni & Soeprihanto. 2010. Pengantar Bisnis (Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan) Edisi ke 5. Yogyakarta: Penerbit Liberty Yogyakarta


Vol. 6, No. 2, November 2022.

Sumarwan, Ujang. 2004. Perilaku Konsumen: Teori dan Penetapannya dalam Pemasaran. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia

Suryati, Melan. 2006. Analisis Pengaruh Harga, Lokasi, Kualitas Produk, dan Kualitas Pelayanan terhadap Minat Beli Ulang Konsumen (Studi Kasus pada UKM Bakmi Surabaya di Daerah Istimewa Yogyakarta), Yogyakarta: Fakultas Bisnis Universitas PGRI Yogyakarta

Suryana. 2006. Kewirausahaan Edisi III, Jakarta: Penerbit Salemba Empat

Sujarweni, V. Wiratna. 2018. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi Pendekatan Kuantitatif. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Baru Press

Sunyoto, Danang. 2012. Konsep Dasar Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Yogyakarta: Penerbit CAPS (Center for Academic Publishing Service)

Sumarsono, Dicky. 2015. Semua Orang Bisa Menjalankannya – Luar Biasa – Bisnis Restoran di Indonesia, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama

Swastha, Basu. 2002. Manajemen Pemasaran Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit Liberty

Tjiptono, Fandy. 2006. Manajemen Jasa. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Tjiptono, Fandy. 2014. Pemasaran Jasa – Prinsip, Penerapan, dan Penelitian. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Tjiptono, Fandy. 2012. Strategi Pemasaran Edisi Kedua. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset

Tjiptono, Fandy. 2014. Strategi Pemasaran Edisi 4. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Tripadvisor. 2019. Best Destinations in the World - Travelers' Choice Awards.

https://www.tripadvisor.com/TravelersChoice-Destinations (diakses pada Rabu, 6 November 2019 pada pukul 15.00 Wita)

Walgito, Bimo. 1977. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Penerbit ANDI

Warisan, Johan dan Harianto, Agung. 2018. Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Kosumen dalam Memilih Restoran “All You Can Eat” di Surabaya. Denpasar: Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

Widarjono, Agus. 2010. Analisis Statistika Multivariat Terapan Edisi pertama. Yogyakarta: Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Yayasan Keluarga Pahlawan Negara

Wijaya dkk. 2018. Persepsi Wisatawan terhadap Kualitas Pelayanan Front Office Departement di Hotel Burza Yogyakarta. Denpasar: Fakultas Pariwisata Universitas Udayana

Widarjono, Agus. 2015. Statistika Terapan dengan Excel & SPSS. Yogyakarta: Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen Yayasan Keluarga Pahlawan Negara

Website Cafe 70’s Plate Kitchen. https://70s-plate-kitchen.business. site/

Yeni, Fitri. 2013. Pengaruh Keunggulan Bersaing Diferensiasi terhadap Minat Beli Ulang Konsumen pada KFC di Kota Padang. Padang: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univeristas Negeri Padang

121