JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS

Vol. 3, No. 1, April 2019.

Respon masyarakat lokal terhadap keberadaan akomodasi pariwisata di desa wisata undisan tembuku bangle

I Made Gandiwa Murti1)Ida Bagus Ketut Astina2) I Nyoman Jamin Ariana3) Program Studi Diploma IV Pariwisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana

Jl. DR. R. Goris No. 07, Denpasar, Kode pos: 80232, Tlpn/Fax: 0361223798

E-mail: gandiwamurti@gmail.com1) ida.bagusastina@yahoo.com2) jaminariana@yahoo.com3)

Abstrak

Tujuan penelitian untuk mengetahui respon dari masyarakat lokal dan dampak keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan. Penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriftif kualitatif dan analisis skala likert. Pengumpulan data dengan observasi, kuesioner, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi. Penentuan informan ditentukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan sampel dengan cluster random sampling jumlah sampel sebanyak 99 responden dan ditentukan menggunakan rumus Slovin. Hasil penelitian meliputi, respon masyarakat terhadap aspek bidang ekonomi dengan rata-rata skor (4,53), aspek bidang sosial budaya dengan rata-rata skor (2,37) dan aspek bidang lingkungan hidup dengan rata-rata skor (3,02) serta total rata-rata skor yaitu (2,89) sehingga masuk kategori cukup baik dengan adanya keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan. Terkait respon masyarakat terhadap keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan berdasarkan teori Irritation Index termasuk kategori euphoria serta perkembangan pariwisata di Desa Wisata Undisan berdasarkan Tourism Area Life Cylce (TALC) termasuk kategori keteribatan (involvement). Dampak keberadaan akomodasi pada aspek bidang ekonomi meliputi, kesempatan berusaha, kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat. Aspek bidang sosial budaya meliputi, meningkatnya warisan kesenian dan adat istiadat, berkembangnya pasar-pasar tradisional, pemahaman tentang bangsa-bangsa lain, pelatihan kesenian tradisional, pertemuan kebudayaan dan meingkatkan keamanan. Aspek bidang lingkungan hidup meliputi, pelestarian lingkungan, meningkatkan konservasi dan preservasi lahan produktif serta peningalan benda-benda bersejarah.

Kata kunci: Respon, Masyarakat, Dampak dan Akomodasi

Abstract

The purpose of the study was to determine the response of the local community and the impact of the existence of tourism accommodation in the Undisan Tourism Village. This study uses descriptive qualitative data analysis techniques and Likert scale analysis. Collecting data with observations, questionnaires, interviews, literature studies and documentation. Determination of informants was determined by purposive sampling technique. The sample collection technique by cluster random sampling, the number of samples of 99 respondents was determined randomly and using the Slovin formula. The results of the study included the community response to aspects of the economic field with an average score (4.53), aspects of the socio-cultural field with an average score (2.37) and environmental aspects with an average score (3.02) and the total average score is (2.89) so that it is in a fairly good category with the existence of tourism accommodation in the Undisan Tourism Village. Related to the public response to the existence of tourism accommodation in the Undisan Tourism Village based on the Irritation Index theory including the category of euphoria and the development of tourism in the Undisan Tourism Village based on the Tourism Area Life Cylce (TALC) including the category of involvement. The impact of the existence of accommodation on aspects of the economy includes, business opportunities, employment opportunities and community income. The socio-cultural aspects include, increasing cultural heritage, developing traditional markets, understanding other nations, training in traditional arts, cultural gatherings and improving security. Aspects in the field of environment include, environmental preservation, enhancing conservation and productive land preservation as well as historical objects.

Keywords: Response, Society, Impact and Accommodation

  • 1.    PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan salah satu dari usaha yang sangat potensial untuk menambah devisa negara. Berdasarkan Undang Undang No. 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hal tersebut sangat nyata terlihat dengan banyaknya fasilitas-fasilitas yang dapat dinikmati oleh para wisatawan ketika berada di Bali seperti bandara udara yang terus ditingkatkan kenyamanannya, fasilitas hiburan yang semakin beragam dan tidak kalah bersaing dengan yang ada di luar negeri, dan juga banyaknya fasilitas akomodasi yang dibangun sesuai dengan selera dan kebutuhan wisatawan. Fasilitas akomodasi yang kian beragam mulai dari hotel berbintang, apartemen, resort, bungalow, villa, dan lain sebagainya.

Tabel 1. Tabel Tingkat Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara ke Bali Tahun 2013-2017

Tahun

Jumlah Wisatawan

Total Wisatawan (Orang)

Pertumbuhan (%)

Nusantara (Orang)

Mancanegara (Orang)

2013

6.976.536

3.278.598

10.255.134

-

2014

6.392.460

3.766.638

10.159.098

(0,94)

2015

7.147.100

4.001.835

11.148.935

9,73

2016

8.643.680

4.927.937

13.572.617

21,74

2017

9.135.740

5.697.739

14.833.479

9,29

Jumlah

38.295.516

21.672.747

59.969.263

39,84

Rata-Rata

7.659.103

4.334.549

11.993.852

9,96

Sumber : Pusat Statistik Provinsi Bali, 2018.

Berdasarkan Tabel 1. maka dapat diketahui bahwa jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung Ke Bali setiap tahun mengalami peningkatan yang pesat di lihat dari rata-rata pertumbuhan sebesar 9,96 persen. Peningkatan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali tersebut memberikan pandangan bahwa pariwisata Bali masih diminati oleh wisatawan dan menjadi salah satu tujuan wisata mereka. Bali memiliki 9 (Sembilan) kabupaten dan 1 (satu) kota madya yang tentunya memiliki daya tarik wisata dan keunikan yang berbeda-beda di setiap kabupaten.

Kabupaten Bangli merupakan salah satu Kabupaten di Bali yang tidak memiliki garis pantai. Namun, memiliki Danau terbesar di Bali yaitu Danau Batur. Kabupaten Bangli memiliki berbagai macam daya tarik wisata seperti daya tarik wisata alam, budaya, dan agrotourism. Adapun jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bangli dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat di tabel 2.

Tabel 2. Tabel Jumlah Kunjungan Wisatawan Nusantara dan Mancanegara ke Kabupaten

Bangli

Tahun 2013-2017

Tahun

Jumlah Wisatawan

Total Wisatawan (Orang)

Pertumbuhan (%)

Nusantara (Orang)

Mancanegara (Orang)

2013

222.431

394.206

616.637

-

2014

200.408

447.199

647.607

5,02

2015

159.216

451.133

610.349

(5,75)

2016

236.003

459.120

695.123

13,89

2017

192.877

479.496

672.373

(0,32)

Total

3.660.232

24,98

Rata-rata

732.046

6,24

Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bangli, 2018

Berdasarkan tabel 2. dapat dilihat dari jumlah kunjungan wisatawan nusantara dan mancanegara ke Kabupaten Bangli dalam 5 tahun terakhir dari tahun 2013 sampai dengan 2017 mengalami pertumbuhan yang fluktuatif terkadang mengalami peningkatan dan terkadang mengalami penurunan pada setiap tahunnya. Pertumbuhan yang paling signifikan terjadi pada tahun 2016 dengan pertumbuhan sebesar 13,89 persen yang pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 5,75 persen. Jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bangli sangat di dominasi dari wisatawan mancanegara

Pembangunan akomodasi tidak terlepas dari perkembangan pariwisata yang terus mengalami peningkatan. Akomodasi sangat dibutuhkan wisatawan yang berkunjung ke suatu tempat tidak hanya untuk berlibur dan melepas lelah namun juga menikmati fasilitas yang ada di akomodasi tersebut. Akomodasi yang terdapat di Kabupaten Bangli yaitu hotel, villa, homestay, bungalow, cottages, dan resort. Namun di Kabupaten Bangli tidak terdapat hotel berbintang seperti di kabupaten lainnya yang ada di Bali. Kabupaten Bangli memiliki 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan Kintamani, Kecamatan Bangli, Kecamatan Susut dan Kecamatan Tembuku. Berikut ini adalah jumlah akomodasi di Kabupaten Bangli dapat dilihat Tabel 3.

Tabel 3. Tabel Jumlah Akomodasi di Kabupaten Bangli Tahun 2018

No

Kecamatan

Jenis Akomodasi

Jumlah

Vil La

Hot el

Guest house

Home Stay

Bunga Lows

Hos Tel

Cotta ges

1

Bangli

1

2

2

-

-

-

-

5

2

Kintamani

3

12

9

1

3

3

3

34

3

Susut

-

-

1

-

-

-

-

1

4

Tembuku

2

-

1

1

-

-

-

4

Total

6

14

13

2

3

3

3

44

Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Bangli, 2018

Berdasarkan Tabel 3. dapat dilihat Kecamatan Kintamani merupakan kecamatan dengan jumlah akomodasi terbanyak yakni 34 akomodasi yang terbagi atas villa, hotel, guesthouse, homestay, bungalows, hostel dan cottages. Hal ini disebabkan Kecamatan Kintamani merupakan kecamatan yang paling banyak memiliki daya tarik wisata. Sedangkan Kecamatan Susut dengan jumlah akomodasi paling sedikit yakni 1 akomodasi yaitu 1 guesthouse. Walaupun Kabupaten Bangli tidak memiliki akomodasi berupa hotel berbintang, tapi diharapkan mampu menyediakan akomodasi yang baik untuk wisatawan yang berkunjung.

Kecamatan Tembuku dipilih karena setiap tahunnya mengalami kemajuan pembangunan pariwisata di sektor akomodasi pariwisata, sehingga peneliti berkeinginan mengetahui dampakdan respon masyarakat lokal terhadap keberadan akomodasi di Desa Wisata Undisan, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli.

Besarnya tingkat hunian kamar akan memberikan pandangan yang baik terhadap akomodasi khususnya Kecamatan Tembuku. Tingkat hunian kamar di Kecamatan Tembuku dilihat dari jumlah wisatawan yang menginap di masing-masing akomodasi tentunya berbeda-beda. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dari 4 (empat) akomodasi pariwisata (Puri Karang, D’Umah Eco Tradi Home, De Klumpu Eco Tradi Stay dan D’Karang Homestay) yang terdapat di Desa Wisata Undisan Kecamatan Tembuku jumlah wisatawan yang menginap dari tahun 2014 sampai 2017 dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Tabel Jumlah Wisatawan Menginap di 4 (empat) Akomodasi di Desa Wisata Undisan Kecamatan Tembuku dari tahun 2014 - 2017

No

Tahun

Jumlah (orang)

Persentase

Pertumbuhan (%)

1.

2014

565

-

2.

2015

590

4,42

3.

2016

595

0,84

4.

2017

613

3,02

Total

2.363

8,28

Rata-Rata

590

2,76

Sumber: Hasil Wawancara, 2018.

Berdasarkan pada Tabel 4. dapat diihat bahwa pertumbuhan jumlah wisatawan yang menginap di akomodasi pariwisata Desa Wisata Undisan mengalami pertumbuhan setiap tahunnya dengan presentase 4 tahun terakhir sebesar 2,76 persen. Tidak dapat dipungkiri pula, dengan adanya akomodasi pariwisata tentu akan menciptakan suatu produk-produk yang menarik sehingga menimbulkan persaingan antara pemilik akomodasi yang satu dengan yang lainnya.

Desa Wisata Undisan terletak di Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli, berjarak 54 kilometer dari pusat Kota Denpasar. Desa undisan ditetapkan sebagai desa wisata oleh pemerintah Kabupaten Bangli melalui Peraturan Bupati Bangli No. 16 Tahun 2014. Desa Wisata umumnya menawarkan kesan suasana pedesaan yang masih asri, hal ini juga yang ditawarkan oleh Desa Wisata Undisan. Suasana khas pedesaan dapat dinikmati dengan melihat sistem hidup dan pertanian yang masih diikat sistem subak dan aturan adat. Berdasarkan dari hasil observasi Desa Wisata Undisan memiliki jumlah akomodasi pariwisata yang berdiri sebanyak 3 (tiga) akomodasi pariwisata yang terdiri atas 1 guesthouse, 2 (dua) villa, dan 1 (satu) homestay.

Jumlah penduduk Desa Wisata Undisan sebanyak 4.374 jiwa, dengan komposisi penduduk menurut jenis kelamin, yakni laki-laki 2.179 jiwa dan perempuan sebanyak 2.195 jiwa. Sebagaian besar mata pencaharianya masyarakat Desa Wisata Undisan akan dijelaskan pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah Penduduk Desa Undisan berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2018

No

Pekerjaan

Jumlah (orang)

Presentase (%)

1

Petani

1.427

64,42

2

Pengerajin Industri Rumah Tangga

142

6,41

3

Pedagang Keliling

19

0,85

4

Peternak

191

8,62

5

Montir

4

0,18

6

TNI/POLRI

42

1,89

7

Pensiunan PNS/TNI/POLRI

68

3,06

8

Pengusaha Kecil dan Menengah

139

6,27

9

Pengusaha Besar

3

0,13

10

Karyawan Perusahaan Swasta

180

8,12

Jumlah

2.215

100

Sumber: Profil Desa Undisan, 2018

Berdasarkan pada Tabel 5. dapat dilihat dengan keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan diharapkan untuk kedepannya mampu memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dalam meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat lokal Desa Wisata Undisan. Keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan, masyarakat lokal yang diterima bekerja pada akomodasi pariwisata itu sendiri sebanyak 30 orang. Sedangkan bagi generasi muda yang belum memiliki keterampilan akan diberikan pelatihan selama tiga bulan dari pengelola akomodasi D’Klumpu Bali Eco Tradi Stay, dan bagi tenaga professional akan ditempatkan menjadi kepala bagian. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian terkait tanggapan atau respon masayrakat terhadap pemersalahan tersebut dengan mengatahui bagaiamana dampak dan respon masyarakat terhadap keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli.

  • 2.    METODE PENELITIAN

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati (Wardiyanta 2006:13). Adapun untuk memperjelas variabel-variabel yang ada dalam penelitian yang didasarkan pada rumusan masalah diatas serta untuk membatasi ruang lingkup permasalahan maka secara oprasional yang dimaksud variabel dari permasalahan tersebut. penulis merangkum definisi operasional variabel dalam tabel 6. berikut.

Tabel 6. Tabel Indikator analisis Respon Masyarakat dan Dampak Keberadaan Akomodasi Pariwisata di Desa Wisata Undisan Tembuku Bangli

No

Variabel

Indikator

Sub Indikator

Sumber

1.

Aspek Bidang Ekonomi

Kesempatan Kerja

1. Meningkatnya kesempatan berusaha..

Yoeti (2008:2021), Mill (2009:77-107), Dhiajeng (2013).

2. Meningkatkan kesempatan kerja, mampu mengurangi jumlah pengangguran.

Pendapatan Masyarakat

3. Meningkatnya pendapatan, dan mempercepat pemerataan pendapatan desa.

4. Pendapatan masyarakat mengalami naik turun pada musim high season dan turun pada low season.

Harga-harga

5. Meningkatnya harga barang-barang lokal dan bahan-bahan kebutuhan pokok.

6. Meningkatnya harga penjualan lahan produktif menjadi sarana akomodasi baru.

2.

Aspek Bidang Sosial Budaya

Kesenian dan Adat Istiadat

1. Kesenian dan adat istiadat yang semakin di kenal wisatawan.

Adhika (2004:24-25), Pitana (2005), Suwena dan Widyatmaja (2010:171).

2. Berkembangnya pasar yang menjual kerajinan tradisional.

3. Meningkatkan pemahaman masyarakat tentang gaya hidup bangsa-bangsa lain di dunia.

4. Pelatihan-pelatihan seni tabuh dan tarian tradisional.

5. Adanya tekanan terhadap bahasa daerah.

6. Pemanfaatan tarian-tarian suci sebagai produk wisata yang seharusnya hanya di pentaskan ditempat suci tetapi dipertunjukan dihadapan wisatawan.

7. Bangunan tidak lagi bergaya arsitektur tradisional.

8. Penggunaan simbol agama, artefak pada tempat tidak semestinya.

Perubahan Sosial

9. Adanya pertemuan budaya yang berbeda dari masyarakat dengan budaya wisatawan.

10. Hilangnya kepercayaan karena berkerja sebagai pelayan wisatawan.

11. Perubahan gaya hidup masyarakat yang dikarenakan oleh gaya hidup yang diapdopsi dari wisatawan.

12. Tingkat keamanan semakin diperketat.

13. Meningkatnya kejadian kriminalitas.

3.

Aspek Bidang Lingkungan Hidup

Pemeliharaan dan Pelestarian Lingkungan

1. Mendorong masyarakat dalam pelestarian dan pemeliharaan lingkungan hidup supaya bersih dan baik..

Mill (2009:77107), Suwena dan Widyatmaja (2010:175), Muljadi (2009:92).

2. Pendorongan untuk melindungi lahan-lahan produktif dan memelihara lahan produktif sehingga pemandangan yang indah dapat dinikmati masyarakat dan wisatawan.

3. Peningkatan pemeliharaan pada benda-benda peninggalan bersejarah dan situs arkeologi yang terdapat di Undisan.

Kerusakan

Lingkungan

4. Lingkungan menjadi rusak karena pencemaran dan polusi.

5. Adanya pemanfaatan lahan produktif sebagai pembangunan akomodasi pariwisata.

6. Hilangnya susasana alam karena hilangnya area produktif, kehidupan satwa liar dan kesejukan udara.

Sumber: Hasil Modifikasi, 2018.

Jenis data yang digunakan yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data berupa kata-kata, uraian atau deskripsi. Pada penelitian ini yang disebut data kualitatif adalah gambaran umum Desa Wisata Undisan, respon masyarakat lokal terhadap keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan serta dampak terhadap keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan.(Sugiyono,2003:14). Data kuantitatif adalah data yang berupa angka-angka yang sudah pasti keberadaannya. Pada penelitian ini yang dimaksud data kuantitatif adalah jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Bali dan Kabupaten Bangli, jumlah akomodasi yang ada di Kabupaten Bangli serta Kecamatan Tembuku, jumlah wisatawan yang mengginap di akomodasi Desa Wsata Undisan, mata pencaharian penduduk Desa Undisan, tingkat pendidikan penduduk Desa Undisan, dan hasil olah data dari kuesioner tentang respon masyarakat lokal terhadap keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan Kecamatan Tembuku Bangli. (Sugiyono,2003:19).

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu : Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung oleh pengumpul data (Sugiyono, 2008:137). Data

tersebut meliputi : wawancara dengan pihak Kepala Desa Undisan, foto-foto di lapangan dan tanggapan yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner mengenai respon masyarakat lokal dan dampak terhadap keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan Kecamatan Tembuku Bangli. Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung, bisa melalui pihak lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2008:137). Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan adalah referensi yang diperoleh melalui studi kepustakaan, internet, dan sumber lainnya yang berhubungan dengan penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data penunjang penelitian ini adalah observasi, wawancara, kuesioner, studi kepustakaan, dan dokumentasi.

Observasi merupakan metode pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan langsung ke lokasi terkait untuk memperoleh informasi yang jelas terkait lokasi/desa ataupu suatu akomodasi yang akan diteliti (Sugiyono, 2013:145). Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan tanya jawab secra langsung dengan sumber-sumber yang terkait dengan penelitian (Sugiyono, 2013:231). Kuesioner merupakan pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada responden, teknik ini dipakai untuk mengetahui tanggapan mengenai dampak dan respon masyarakat lokal terhadap keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan Kecamatan Tembuku Bangli (Sugiyono, 2013:81). Studi kepustakaan merupakan pengumpulan data dengan menggunakan beberapa buku yang menjadi acuan dari sumber pembahasan terutama buku-buku yang relevan serta refrensi ilmiah yang terkait dengan topic yang akan dibahas (Sugiyono, 2013:27). Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumenasi yang berbentuk tulisan yaitu seperti catatan harian, sejarah kehidupan, cerita, biografi, peraturan, kebijakan. Serta dokumentasi yang berbentuk gambar yaitu foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain (Sugiyono, 2011:329).

Teknik penentuan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu untuk mendapatkan informasi dari informan pangkal dan informan kunci (Sugiyono, 2016:85).

Populasi dalam penelitian ini adalah penduduk dengan tamatan pendidikan minimal SMA/SMK di Desa Wisata Undisan yang dianggap mampu menjawab kuesioner dengan baik. Berikut adalah jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan SMA/SMK hingga Sarjana yang ditamatkan di Desa Wisata Undisan tahun 2018 pada tabel 7. berikut.

Tabel 7. Tabel Jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan SMA/SMK hingga sarjana yang ditamatkan di Desa Wisata Undisan tahun 2018

No

Banjar

SMA/SMK

Diploma

Sarjana

Jumlah

1.

Undisan Kaja

35

46

22

103

2.

Undisan Kelod

82

38

8

128

3.

Undisan Pancasari

32

24

14

70

4.

Lokha Sari

48

39

13

100

5.

Bukit Sari

54

30

11

95

6.

Sekaan

21

29

6

56

7.

Tabunan

17

21

2

40

Total

289

227

76

592

Sumber: Profil Desa Undisan, 2018.

Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang minimal tamatan SMA/SMK sampai Sarjana di Desa Undisan, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, Bali. Jadi jumlah populasi menurut minimal tamatan SMA/SMK sampai Sarjana di Desa Undisan adalah 592 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Arikunto,2006:130) sehingga yang dijadikan sebagai sampel ditentukan dengan menggunakan rumus yang di kembangkan oleh Slovin (1990) yakni:

N

TT- — --------------

1 + W (e)2

Keterangan :

n : Ukuran Sampel

N : Ukuran Populasi (Jumlah masyarakat Desa Undisan)

e2   : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang di tolerir

atau diinginkan, misalnya 1%, 5%, dan 10%.

Dalam penelitian ini presentase kelonggaran dalam kesalahan pengambilan sampel adalah 10%.

592

Sampel =----

1 + 592 (10%)2

592

~ 1 - 592 (0,01)

592

~ 1 - 5,92

_ 592

~ 6,02         = 98,33 di bulatkan menjadi 99 Responden

Teknik pengambilan sampel adalah cluster random sampling. Menurut (Margono,2004:122) cluster random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang digunakan bilamana populasi tidak terdiri dari individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster.Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Selanjutnya populasi yang digunakan adalah jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan SMA/SMK hingga tingkat Sarjana yang ditamatkan di Desa Wisata Undisan dengan jumlah populasi sebanyak 99 orang responden. Untuk memperjelas dari 99 responden dilihat pada Tabel 8. berikut.

Tabel 8. Tabel Jumlah Responden Penelitian

No.

Banjar

Jumlah (Orang)

Persentase (%)

1.

Undisan Kaja

17

17,17

2.

Undisan Kelod

21

21,21

3.

Pancasari

11

11,11

4.

Lokha Sari

17

17,17

5.

Bukit Sari

16

16,16

6.

Sekaan

10

10,10

7.

Tabunan

7

7,08

Total

99

100

Sumber: Hasil Penelitian, 2018.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua teknik yaitu analisis deskriptif kualitatif dan analisis skala likert yang akan dijelaskan sebagai berikut: analisis deskriptif kualitatif yaitu analisis data data yang berbentuk kalimat, ataupun gambar. Dapat dijelaskan bahwa data kualitatif merupakan data berupa kata-kata, uraian atau deskripsi (Sugiyono,2003:14). Teknik analisis deskriptif kualitatif dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui skala sikap mengenai rumusan masalah dalam penelitin ini yaitu respon masyarakat lokal terhadap keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli serta dampak terhadap keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli. Skala Likert adalah teknik analisis yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu. Skala likert dijadikan panduan untuk memberikan skor ke setiap pertanyaan kuesioner, skala ini memiliki 5 (lima) skor untuk setiap pertanyaannya. Untuk menganalisis respon atau tanggapan masayarakat tersebut digunakan skala likert ditunjukan pada tabel 9. berikut.

Tabel 9. Tabel Skala Sikap Tanggapan Responden

No

Tanggapan

Skor

Katagori

1

Sangat Tidak Setuju

1

1,00 – 1,80

2

Tidak Setuju

2

1,81 – 2,60

3

Ragu-ragu

3

2,61 – 3,40

4

Setuju

4

3,41 – 4,20

5

Sangat Setuju

5

4,21 – 5,00

Sumber: Hasil Modifikasi Skala Likert (Kusmayadi & Endar, 2000: 94).

  • 3.    HASIL DAN PEMBAHASAN

    • 3.1    Hasil

Desa Wisata Undisan adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Desa ini berjarak kurang lebih 53 km dari pusat Kota Denpasar, serta jarak waktu tempuh ke desa ini 1 jam 30 menit perjalanan. Desa Wisata Undisan memiliki luas keseluruhan 312.516 Ha. Desa Undisan ditetapkan sebagai desa wisata melalui Peraturan Bupati Bangli No. 16 Tahun 2014. Awal dari perkembangan pariwisata di Desa Undisan bermula dari kemauan seseorang putra asli Desa Undisan yang berniat membangun dan mengembangkan pariwisata di desa kelahirannya. Beliau adalah I Putu Winastra yang sudah mulai bekerja di sektor pariwisata selama 20 tahun. Maka dari pengalaman bekerja beliau di sektor pariwisata ingin diterapkan untuk membangun dan menggali potensi wisata yang ada di Desa Undisan.

Setelah ditetapkan menjadi desa wisata pada tahun 2014, pemerintah membentuk sebuah lembaga kelompok sadar wisata (POKDARWIS) Desa Wisata Undisan melalui SK Bupati Bangli No: 556/1007/DISBUDPAR/2015. Anggota dari kelompok sadar pariwisata ini terdiri dari generasi muda, pelaku pariwisata, pemerintah desa adat dan sukarelawan yang berkeinginan memajukan pariwisata dan mengembangkan potensi-potensi pariwisata di Desa Undisan. Adanya kelompok sadar pariwisata (POKDARWIS) ini diharapkan mampu mengelola dan bertanggung jawab untuk mengembangkan potensi-potensi pariwisata secara mandiri di Desa Undisan.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa pengelola dan kepala desa Desa Wisata Undisan, diperoleh data bahwa terkait keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan mulanya berawal dari seseorang Jero Gede Karang Tangkid Suarshana adalah seorang putra daerah yang berkeinginan memperkenalkan akomodasi berarsitektur atau bergaya tradisional Bali. Kemudian dengan seiring waktu berjalan untuk menciptakan dan memenuhi kebutuhan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara yang berkunjung ke Desa Wisata Undisan sehingga didirikan sebuah akomodasi pariwisata. Pada awalnya akomodasi yang pertama kali ada di Desa Wisata Undisan dibuka pada tahun 1990 lalu. Namun seiring waktu berjalan untuk menciptakan dan mengembangkan pariwisata di Desa Wisata Undisan maka didirikan sebuah akomodasi pariwisata untuk menunjang kebutuhan wisatawan. Pada tahun 2012 mulailah dibuka D’Umah Bali Eco Tradi Home. Serta dengan adanya potensi-potensi wisata di Desa Wisata Undisan berdiri akomodasi pariwisata lainnya di Desa Wisata Undisan yaitu dilihat pada Tabel 10. Berikut.

Tabel 10. Tabel Keberadaan Akomodasi Pariwisata di Desa Wisata Undisan 2012-2018

No.

Nama Akomodasi

Tahun Beroperasi

1.

Puri Karang

1990-sekarang

2.

D’Umah Bali Eco Tradi Home

2012- sekarang

3.

De Klumpu Bali Eco Tradi Stay

2014- sekarang

4.

D’Karang Homestay

2016- sekarang

Sumber: Profil Desa Undisan, 2018.

Pada Tabel 10. dapat dilihat bahwa akomodasi yang paling awal berdiri ialah Puri Karang dibuka sejak tahun 1990 dan sampai sekarang. Puri Karang merupakan salah satu akomodasi

pariwisata yang terletak di Desa Wisata Undisan yang memiliki konsep arsitektur tradisional Bali. Awal dibukanya Puri Karang sebagai akomodasi karena ingin memperkenalkan ciri khas rumah adat Bali yang berarsitektur tradisonal dengan konsep Tri Hita Karana. Fasilitas yang dimiliki Puri Karang meliputi restaurant, suite room dan balkon. Selanjutnya D’Umah Bali Eco Tradi Home berdiri sejak 2012 sampai sekarang. D’Umah Bali Eco Tradi Home merupakan salah satu akomodasi pariwisata yang berada di Desa Wisata Undisan memiliki konsep tradisional Bali yaitu konsep eco tradi home serta menawarkan konsep Balinese Life, didukung dengan memberikan edukasi kepada wisatawan terhadap pengurangan penggunaan plastik. Wisatawan juga akan diberikan edukasi mengenai aturan pembangunan rumah di Bali, aturan tersebut seperti asta kosala-kosali dan sikut satak. Fasilitas bangunan yang ada di D’Umah Bali Eco Tradi Home meliputi tempat suci umat Hindu (merajan),gedong yaitu ruangan yang digunakan untuk kegiatan manusa yadnya, bale dangin yaitu bangunan yang dipergunakan untuk upacara keagamaan seperti pitra yadnya dan manusa yadnya, glebeg yaitu tempat lumbung padi, serta bangunan tambahan yang dikenal dengan nama loji yang terdiri dari dua kamar tidur dan dapat disewakan oleh wisatawan yang menginap.

Selanjutnya, pada tahun 2014 berdiri akomodasi pariwisata dengan nama De Klumpu Bali Eco Tradi Stay. Akomodasi pariwisata ini memiliki konsep eco tradi place, didukung dengan meminimalisir penggunaan plastik. Akomodasi pariwisata ini memiliki luas 35 are, dengan kondisi bangunan yang menyerupai villa bintang 5. Fasilitas yang dimiliki meliputi dari 7 kamar tidur, swimming pool, restaurant yang dilengkapi dengan bar dan dapur tradisional Bali. Seiring dengan perkembangan pariwisata yang ada di Desa Wisata Undisan. Pada tahun 2016 didirikan sebuah homestay yang diberi nama D’Karang Homestay. Fasilitas yang dimiliki meliputi 5 kamar tidur, balai wantilan dan stage untuk pertunjukan kesenian, kamar mandi dalam dan kamar mandi luar, kotak P3K, satu ruang makan lengkap dengan peralatan masak dan serta disediakan gambelan atau alat musik tradisional Bali yaitu rindik bagi wisatawan yang ingin belajar musik tradisional Bali.

  • 3.2    Pembahasan

Berdasarkan penyebaran kuesioner, maka munculnya hasil tanggapan dan respon masyarakat lokal Desa Wisata Undisan terhadap masing-masing indikator pertanyaan yang diajukan pada kuesioner yang terkait dengan keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan dalam 3 aspek yaitu aspek bidang ekonomi, aspek bidang sosial budaya dan aspek bidang lingkungan hidup. Berikut ini merupakan rekapan hasil dari tanggapan responden terhadap indikator pertanyaan kuesioner dapat dilihat pada Tabel 11. berikut.

Tabel 11. Tabel Rekapitulasi Respon Masyarakat terhadap Dampak keberadaan Akomodasi Pariwisata di Desa Wisata Undisan Kecamatan Tembuku Bangli

No.

Sub Indikator

Skor Jumlah

Nilai Rata-rata

Katagori

ASPEK BIDA

NG EKONOMI

1.

Meningkatkan kesempatan berusaha.

416

4,20

Setuju

2.

Meningkatkan kesempatan kerja dan mampu mengurangi jumlah pengangguran.

419

4,29

Sangat Setuju

3.

Meningkatkan pendapatan masyarakat

395

3,99

Setuju

4.

Meningkatkan harga barang-barang dan bahan-bahan kebutuhan pokok.

210

2,13

Tidak Setuju

5.

Pendapatan masyarakat mengalami naik turun pada musim high season dan low season.

216

2,19

Tidak Setuju

6.

Pemanfaatan lahan produktif menjadi ancaman bagi masyarakat.

235

2,38

Tidak Setuju

Total

1.891

Sangat Setuju

Rata-Rata

4,53

ASPEK BIDANG SOSIAL BUDAYA

7.

Meningkatkan kualitas warisan budaya yang semakin dikenal wisatawan.

412

4,17

Setuju

8.

Berkembangnya pasar yang menjual kerjainan tradisional.

397

4,02

Setuju

9.

Meningkatnya pemahaman masyarakat tentang gaya hidup bangsa-bangsa lain di dunia.

377

3,80

Setuju

10.

Adanya pelatihan-pelatihan seni tabuh serta seni tradisional.

399

4,04

Setuju

11.

Adanya pertemuan budaya dari masyarakat dengan budaya wisatawan.

370

3,74

Setuju

12.

Meningkatnya keamanan desa.

350

3,54

Setuju

13.

Adanya kehilanggan kepercayaan karena berperilaku sebagai pelayan wisatawan.

193

1,95

Tidak Setuju

14.

Adanya perubahan gaya hidup masyarakat yang diadopsi dari wisatawan.

199

2,02

Tidak Setuju

15.

Adanya penggunaan simbol agama, artefak pada tempat tidak semestinya.

183

1,85

Tidak Setuju

16.

Adanya tekanan Bahasa Daerah.

186

1,88

Tidak Setuju

17.

Adanya pemanfaatan tarian-tarian suci sebagai produk wisata.

186

1,88

Tidak Setuju

18.

Adanya bangunan tidak lagi berarsitektur tradisional.

153

1,55

Tidak Setuju

19.

Meningkatnya kejadian kriminalitas.

114

1,16

Sangat Tidak Setuju

Total

3.519

Cukup Baik

Rata-Rata

2,73

ASPEK BIDANG LI

NGKUNGAN HIDUP

20.

Adanya pelestarian dan pemeliharaan lingkungan hidup.

421

4,26

Sangat Setuju

21.

Adanya perlindungan dan memelihara lahan produktif sehingga pemandangan indah dapat dinikmati masyarakat dan wisatawan.

400

4,05

Setuju

22.

Meningkatnya pemeliharaan pada benda-benda peninggalan bersejarah.

370

3,74

Setuju

23.

Lingkungan menjadi rusak karena pencemaran.

178

1,80

Tidak Setuju

24.

Adanya pemanfaatan lahan produktif sebagai pembangunan akomodasi pariwisata.

225

2,28

Tidak Setuju

25.

Hilangnya suasana alam karena hilangnya area produktif, kehidupan satwa liar dan kesejukan udara.

199

2,02

Tidak Setuju

Total

1.793

Cukup Baik

Rata-Rata

3,02

Jumlah Total Keseluruhan

7.203

Cukup Baik

Kategori

2,89

Sumber: Hasil Olah Data Kuesioner Penelitian, 2018.

Berdasarkan penjelasan Tabel 11. pada tanggapan masyarakat terhadap masing-masing indikator kuesioner respon masyarakat lokal terhadap keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli bahwa total keseluruhan 7.203 dengan rata-rata keseluruhan 2,89 persen secara keseluruhan keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan memberikan dampak cukup baik terhadap kehidupan masyarakat setempat dalam sektor ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan hidup. Pada dasarnya masyarakat sangat merespon secara positif bahwa keberadaan akomodasi di Desa Wisata Undisan meningkatkan kesempatan berusaha, meningkatkan pendapatan masyarakat, memberikan kesempatan masyarakat lokal untuk berkerja di akomodasi pariwisata. Selanjutnya, pada aspek sosial budaya masyarakat merespon positif bahwa keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan telah meningkatkan kualitas warisan budaya yang semakin dikenal wisatawan, berkembangnya pasar-pasar yang menjual kerajinan tradisional, meningkatnya pemahaman masyarakat tentang gaya hidup wisatawan dari berbagai negara, timbulnya kebanggaan dari masyarakat karena kesenian tradisional semakin dihormati serta adanya pelatihan-pelatihan kesenian tradisional dan meningkatkan keamanan Desa Wisata Undisan. Kemudian pada aspek lingkungan hidup, masyarakat merespon positif bahwa keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan telah mendorong masyarakat dalam pelestarian dan pemeliharaan lingkungan hidup menjadi bersih dan baik, mendorong untuk melindungi dan memelihara lahan produktif sehingga pemandangan indah dapat dinikmati masyarakat dan wisatawan dan meningkatkan pemeliharaan benda-benda prasejarah dan situs arkeologi.

Keberadaan akomodasi pariwisata tidak hanya memberikan respon positif, namun juga respon tidak baik atau negatif. Pada aspek ekonomi, masyarakat merespon negatif bahwa keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan terhadap meningkatnya harga barang dan kebutuhan pokok, pendapatan masyarakat mengalami naik turun dan pemanfaatan lahan produktif sebagai ancaman masyarakat. Selanjutnya, aspek sosial budaya masyarakat merespon negatif terhadap keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan terhadap kehilangan kepercayaan dikarenakan menjadi pelayan wisatawan, merubah gaya hidup masyarakat yang diadopsi dari wisatawan, adanya penggunaan simbol agama, artefak pada tempat yang tidak semestinya, pemanfaatan tarian suci sebagai produk wisata yang seharusnya dipentaskan ditempat suci tetapi dipertunjukan dihadapan wisatawan, bangunan tidak lagi bergaya arsitektur tradisional, dan meningkatkan kejadian kriminalitas. Kemudian pada aspek lingkungan hidup masyarakat merespon negatif terhadap keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan telah menyebabkan lingkungan menjadi rusak karena pencemaraan, adanya pemanfaatan lahan produktif sebagai pembangunan akomodasi pariwisata baru dan kehilangan suasana aam karena hilangnya lahan produktif, kehidupan satwa liar serta kesejukan udara karena polusi.

Berdasarkan hasil kuesioner terkait respon masyarakat terhadap keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli yang telah disebarkan sebanyak 99 orang responden, sehingga dapat dikategorikan bahwa masyarakat merespon berdasarkan teori irrition index (irridex) dari doxey (1976) dalam Pitana (2005:81) termasuk dalam kategori euphoria. Perkembangan pariwisata di Desa Wisata Undisan, Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli dilihat berdasarkan Tourism Area Life Cycle (TALC) yang diperkenalkan Butler (1980:5) bahwa siklus kehidupan pariwisata di Desa Wisata Undisan memasuki involvement (keterlibatan). Artinya dengan meningkatnya jumlah kunjungan, maka

sebagian masyarakat lokal mulai menyediakan berbagai fasilitas yang memang khusus diperuntukan untuk wisatawan.

Keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan setiap tahun akan mengalami peningkatan, dikarenakan di Desa Wisata Undisan sangat berpotensi untuk membangun akomodasi pariwisata. Saat ini 3 akomodasi penunjang pariwisata yang telah berdiri dan beroperasi yaitu D’Umah Bali Eco Tradi Home, De Klumpu Bali Eco Tradi Stay dan D’Karang Homestay. Sehingga dengan perkembangan akomodasi pariwisata tentunya akan membawa dampak untuk masyarakat sekitar baik dampak positif dan dampak negatif.

  • 1.    Dampak Aspek Bidang Ekonomi

  • 1)    Kesempatan Berusaha

Pada saat berdirinya beberapa akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan telah memberikan kesempatan masyarakat setempat untuk berusaha. Ini dilihat masyarakat banyak menggeluti pembuatan kerajinan tradisional. Maka, dari itu munculah inovasi dan motivasi untuk menjual kerajinan tradisional atau souvenir. Sehingga secara langsung dapat menguntungkan bagi masyarakat untuk meraup keuntungan dan meningkatkan pendapatan. Berikut ini adalah jumlah usaha kerajinan tradisional di Desa Wisata Undisan dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Tabel Usaha Kerajinan Tradisional

No.

Jenis Usaha

Jumlah

1.

Pengerajin Perhiasan Imitasi

68

2.

Pemandu Wisata (Guide)

15

3.

Supplier

4

4.

Loundry Service

3

Sumber: Profil Desa Wisata Undisan, 2018.

  • 2)    Kesempatan Kerja Untuk Masyarakat Lokal

Kesempatan untuk masyarakat lokal berkerja di akomodasi pariwisata tersebut. Ini berdasarkan wawancara yang saya lakukan bersama selaku Operasional Manager De Klumpu Bali Eco Tradi Stay menerangkan bahwa: “ Kami menyerap tenaga kerja dari Desa Wisata Undisan sebesar 90 persen dari 30 orang. Namun, kami mengalami kesusahan untuk mendapatkan leader atau supervisor dari Desa Wisata Undisan dan sampai saat ini hanya mampu menerima staff di bagian laundry, housekeeping, food and product, food and service, dan public area.” (I Gede Sugianta, Operasional Manager De Klumpu, Wawancara, 23 September 2018). Berdasarkan keterangan yang didapat, para pengelola akomodasi pariwisata berharap kedepannya ingin banyak masyarakat yang mulai berkeinginan berkerja khususnya generasi muda supaya termotivasi ingin memperdalam ilmu tentang pariwisata dan bagi generasi muda yang belum memiliki keterampilan akan diberikan pelatihan selama 3 bulan, dengan demikian secara otomatis mampu mengurangi pengangguran di sekitar Desa Wisata Undisan. Berikut ini jumlah tenga kerja yang berkerja di Akomodasi Pariwisata yang ada di Desa Wisata Undisan dilihat pada Tabel 13..

Tabel 13. Tabel Jumlah Tenaga Kerja yang berkerja di Akomodasi Pariwisata yang ada di Desa Wisata Undisan

No.

Nama Akomodasi

Jumlah Karyawan dari Desa Undisan

Total Karyawan

1.

Puri Karang

-

-

2.

D’Umah Bali Eco Tradi Home

12

12

3.

De Klumpu Bali Eco Tradi Stay

15

18

4.

D’Karang Homestay

-

-

Sumber : Hasil Wawancara, 2018.

3) Pendapatan Masyarakat

Masyarakat juga merasakan dampak dari keberadaan akomodasi pariwisata dalam segi pendapatan. Masyarakat yang berkerja disektor pariwisata tentu sangat menguntungkan bagi mereka untuk mendapatkan pendapatan yang lebih, karena ada beberapa produk wisata yang dijual di Desa Wisata Undisan melibatkan masyarakat lokal, seperti Rural Balinese Life and Farming yaitu menjual produk mengajak wisatawan untuk membajak sawah menanam padi dan memanen padi. Tidak dipungkiri juga bagi guide lokal mendapatkan pendapatan lebih. Selain itu, bagi pedagang-pedagang yang menjual kerajinan tradisional dan pedagang penjual makanan mendapatkan pendapatan yang lebih. Ini bisa dilihat semisal salah satu pedagang minuman menjual minuman seharga Rp.10.000 yang harga awalnya Rp.5.000. Untuk rincian pendapatan masyarakat dapat dilihat pada Tabel 14. Berikut

Tabel 14. Pendapatan Masyarakat Desa Wisata Undisan dari Keberadaan Akomodasi Pariwisata

No.

Jenis Pendapatan

Nominal

1.

Pengerajin Emas Imitasi

Rp. 15.000.000 – Rp. 45.000.000 Per bulan

2.

Pengerajin Patung

Rp. 8.000.000 – Rp. 25.000.000 Per-bulan

3.

Anyaman Bambu

Rp. 7.000.000 – Rp. 10.000.000 Per-bulan

4.

Kerajinan Ukiran Dulang

Rp. 5.000.000 – Rp. 10.000.000 Per- bulan

5.

Pedagang

Rp. 2.500.000 – Rp. 5.000.000 Per-bulan

6.

Gaji Bekerja di Akomodasi

UMK (Upah Minimal Kabupaten) Bangli adalah : Rp. 1.957.734 + service setiap bulan (tergantung hunian kamar)

Sumber: Hasil Wawancara, 2018.

  • 4)    Harga-harga kebutuhan pokok

Meningkatnya harga-harga barang dan kebutuhan pokok tidak begitu berpengaruh. harga-harga barang dan kebutuhan pokok hanya berpengaruh signifikan terhadap wisatawan yang membeli paket wisata cooking class di D’Umah Bali Eco Tradi Home. Kisaran harga akan naik misalnya harga semula bawang Rp. 20.000/kg akan dinaikan menjadi Rp. 25.000/kg.

  • 5)    Pendapatan Masyarakat Tergantung high season dan low season.

Adanya keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan khususnya masyarakat yang menjadi staff atau karyawan disalah satu akomodasi pariwisata yang hanya tergantung pada banyaknya wisatawan musiman, sehingga sering terjadi pendapatan yang diterima setiap bulannya tidak sama. Untuk memperjelas pendapatan masyarakat pada high season dan low season yang berkerja di sektor pariwisata dilihat pada Tabel 14. berikut.

Tabel 14. Tabel Pendapatan Masyarakat Desa Wisata Undisan Berkerja di Akomodasi Pariwisata pada high season dan low season

No

Pekerjaan

High Season

Low Season

1.

Staff

UMK (Upah Minimal Kabupaten) Bangli adalah : Rp. 1.957.734 + service setiap bulan (tergantung hunian kamar)

Rp. 1.100.000 + (service setiap bulan tergantung hunian kamar)

2.

Guide

UMK (Upah Minimal Kabupaten) Bangli adalah : Rp. 1.957.734 + service setiap bulan (tergantung hunian kamar)

Rp. 1.000.000 + (service setiap bulan)

Sumber: Hasil Wawancara, 2018.

  • 6)    Ancaman Pemanfaatan lahan produktif sebagai akomodasi pariwisata

dampak keberadaan akomodasi pariwisata terhadap pemanfaatan lahan produktif sebagai akomodasi pariwisata yang baru tidak akan bisa terjadi karena sudah adanya aturan adat dan

kesepakatan dari masyarakat setempat terhadap pembangunan dan pengembangan pariwisata khususnya akomodasi pariwisata.

  • 2.    Dampak Aspek Bidang Sosial Budaya

  • 1)    Meningkatkan Warisan Budaya

Dampak keberadaan akomodasi pariwisata terhadap meningkatnya warisan budaya bahwa masyarakat merespon baik. Hal ini bisa dilihat semenjak adanya keberadaan akomodasi pariwisata sangat berperan terhadap meningkatnya kualitas warisan budaya yang dimiliki oleh masyarakat setempat. Pada salah satu akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan juga ada paket wisata yang mengajak seorang wisatawan untuk belajar menari tarian khas tradisional Bali. Sehingga masyarakat juga melatih diri supaya lebih mahir untuk mementaskan salah satu warisan budaya tradisional Bali yaitu tarian dan gambelan khas Bali. Pemuda-pemuda desa sering melakukan pelatihan-pelatihan setiap seminggu sekali di bale Banjar Desa Wisata Undisan supaya warisan budaya yang dimiliki tetap terjaga kualitasnya.

  • 2)    Perkembangan Pasar yang Menjual Kerajinan Tradisional

Perkembangan pasar yang menjual kerajinan tradisional belum begitu signifikan. Kebanyakan masyarakat hanya menjual secara made to order dibuat ketika ada pesanan saja, seperti kerajinan berlapis emas dan perak serta kerajinan patung yang tebuat dari kayu. Berdasarkan wawancara yang saya lakukan kepada Bapak I Wayan Budiartha selaku Bendesa Adat Desa Undisan Kelod mengatakan bahwa: “Harapan saya kedepan bagi pengerajin-pengerajin itu ditempatkan hanya dalam satu kelompok, bukan seperti sekarang yang masih dirumah masing-masing warga, supaya lebih memudahkan menjual produk yang dipasarkan dan lebih dikenal oleh masyarakat daerah lain dan wisatawan yang mengunjungi Desa Wisata Undisan” (Wawancara, 13 November 2018). Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat pungkiri bahwa untuk lebih memudahkan memasarkan hasil kerajinan maka perlu ditempatkan satu kelompok saja supaya, masyarakat atau wisatawan lebih mudah untuk menemui penjual dan pemilik dengan varian yang banyak, ini bisa dilihat dari Tabel 15. berikut.

Tabel 15. Tabel Jenis Kerajinan Tradisional

No.

Usaha

Jenis

1.

Pengerajin Perhiasan Imitasi

Gelung

Sirkam Hias

Bunga Emas

Badong

Udeng

Gelang

Cincin

2.

Pembuatan Patung

Patung Singa

Paksi/Garuda

Dedari

3.

Anyaman Bambu

Sokasi

Kurungan Ayam

4.

Kerajinan Ukir Dulang

Dulang

Sumber: Hasil Observasi dan Wawancara, 2018.

  • 3)    Pemahaman Masyarakat Tentang Gaya Hidup Bangsa-Bangsa lain Di Dunia

Secara individu memperdalam ilmu pengetahuan dalam bahasa asing, sopan santun, gaya hidup mereka dan pengetahuan terhadap dunia pariwisata. Untuk itu masyarakat selalu menggali informasi tentang pengetahuan dari pendidikan yang diterima di sekolah ataupun dari buku-buku bacaan tentang pariwisata dan bahasa. Maka dampak keberadaan akomodasi pariwisata terhadap mulainya pemahaman masyarakat tentang gaya hidup bangsa-bangsa lain di dunia berdampak positif supaya mengetahui dan mempermudah untuk berinteraksi dengan wisatawan dari Bahasa dan sopan santunnya.

  • 4)    Pelatihan-Pelatihan Seni Tabuh dan Tarian Tradisional


Dampak keberadaan akomodasi pariwisata terhadap adanya pelatihan-pelatihan seni tabuh dan tarian tradisional Bali berdampak positif dikalangan masyarakat. Semenjak keberadaan akomodasi pariwisata masyarakat sering di ikut sertakan untuk dipentaskannya salah satu seni tabuh dan tarian tradisonal Bali pada akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan, setiap minggu sekali akan diadakan pelatihan-pelatihan di salah satu sanggar yang dikelola oleh Ibu-ibu PKK Desa Wisata Undisan. Untuk lebih jelasnya da Tabel 16. berikut.

Tabel 16. Tabel Organisasi Kesenian di Desa Wisata Undisan

No

Organisasi

Jumlah

1.

Barong

2

2.

Gong Kebyar

19

3.

Sanggar

3

4.

Topeng

1

5.

Lainnya.

2

Total

27

Sumber: Tembuku Dalam Angka, 2018.

5) Pertemuan Budaya Masyarakat dengan Wisatawan

Dampak keberadaan akomodasi pariwisata terhadap pertemuan budaya masyarakat dengan wisatawan tidak terlalu signifikan ada karena masyarakat masih dalam budaya yang tradisonal dan hanya segilintir individu saja yang menirukan kebudayaan wisatawan.

  • 6)    Tingkat Keamanan

Desa Wisata Undisan aman dari kejahatan kriminalitas namun untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan setiap Banjar memiliki anggota keamanan lingkungan yang bertugas untuk menamankan situasi yang mencekam jika sewaktu-waktu ada kejadian kriminalitas. Sehingga dampak keberadaan akomodasi pariwisata terhadap tingkat keamanan sangat berdampak positif.

  • 7)    Kehilangan Kepercayaan Bekerja Sebagai Pelayan Wisatawan

Dampak keberadaan akomodasi pariwisata terhadap kehilangan kepercayaan sebagai pelayan wisatawan tidak terlalu berpengaruh bagi kehidupan masyarakat yang berkerja di sektor pariwisata, dikarenakan kedatangan dan kunjungan wisatawan ke Desa Wisata Undisan mempengaruhi kepercayaan masyarakat untuk menjadi tanggung jawab sebagai pelayan wisatawan.

  • 8)    Perubahan Gaya Hidup Masyarakat yang Diadopsi dari Wisatawan

Dampak keberadaan akomodasi terhadap perubahan gaya hidup masyarakat yang diadopsi dari wisatawan tidak berdampak secara secara besar-besaran di Desa Wisata Undisan, hanya segelintir orang atau individu yang ingin merasa diakui bahwa dengan bergaya hidup yang diadopsi wisatawan supaya terlihat modernisasi dan mengikuti jaman masa kini. Itu dilihat adanya segelintir orang yang meniru cara wisatawan berpakaian yang minim, meniru kehidupan sosial wisatawan dan sering pula masyarakat bercakap dengan Bahasa asing.

  • 9)    Penggunaan Simbol Agama, Artefak tidak pada tempat semestinya.

Dampak keberadaan akomodasi pariwisata terhadap penggunaan simbol agama tidak pada tempat semestinya berdampak tidak setuju, hal ini karena sejak awal berdiri akomodasi pariwisata sudah dirancang dengan adat istiadat tradisional Bali, maka penggunaan simbol agama dan artefak secara sembarangan tidak akan terjadi.

  • 10)    Tekanan Terhadap Bahasa Daerah

Dampak keberadaan akomodasi pariwisata terhadap adanya tekanan pada Bahasa daerah berdampak tidak berdampak secara besar, bahwa selama ini bagi masyarakat yang ingin belajar dan berkerja sebagai guide di perioritaskan bisa berbahasa asing yaitu Bahasa Perancis, dikarenakan pangsa pasar yang ada di akomodasi pariwisata di Undisan kebanyakan dari eropa yaitu perancis. Namun, guide lokal juga belajar bahasa penunjang lainnya. Sehingga terjadinya

tekanan dalam Bahasa daerah bahkan tidak terlalu berpengaruh besar, hanya sebatas sebagai penunjang dalam komunikasi antara guide dengan wisatawan.

  • 11)    Pemanfaatan Tarian-tarian Suci sebagai Produk Wisata

Dampak keberadaan akomodasi terhadap pemanfaatan tarian-tarian suci sebagai produk wisata berdampak negatif serta menghilangkan nilai-nilai kesucian pada tarian tersebut, namun dilain pihak tarian suci juga semakin dikenal oleh wisatawan.

  • 12)    Bangunan Tidak Lagi Berarsitektur Tradisional

Dampak keberadaan akomodasi terhadap bangunan tidak berarsitektur tradisional berdampak negatif namun sebaliknya keberadaan akomodasi dengan berarsitektur tradisional memperkenalkan wisatawan bahwa Bali memiliki keunikan pada masing-masing bangunan.

  • 13)    Kejadian Kriminalitas

Kejadian kriminalitas tidak pernah terjadi di Desa Wisata Undisan, baik itu mengancam keselamatan dan keamanan wisatawan. Namun untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan para perangkat desa tetap memberlakukan pengaman dengan membentuk kelompok keamanan lingkungan supaya tidak menimbulkan masalah yang besar jika ada salah satu masalah yang berbau kriminalitas dan mengancam ketentraman masyarakat setempat. Untuk lebih jelasnya kejadian kriminalitas di Desa Wisata Undisan dilihat pada Tabel 4.42. berikut.

Tabel 17. Tabel Kejadian Kriminalitas di Desa Wisata Undisan 2018

No

Jenis Kriminalitas

Jumlah

1.

Pembunuhan

-

2.

Penganiayaan

-

3.

Pencurian

-

4.

Kesusilaan

1

5.

Lainnya

-

Sumber: Tembuku Dalam Angka, 2018.

  • 3.    Dampak Aspek Bidang Lingkungan Hidup

  • 1)    Pelestarian dan Pemeliharaan Lingkungan

Masyarakat selalu didorong untuk selalu melestarikan dengan memelihara lingkungan sekitar untuk tidak membuang sampah sembarang dan tetap memilahanya dalam 2 jenis sampah yaitu organik dan anorganik. Berdasarkan wawancara yang saya lakukan kepada Kepala Desa Wisata Undisan mengatakan bahwa : “Pemersalahan lingkungan yang susah diatasi adalah kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah, karena kebanyakan masyarakat hanya mengumpulkannya saja di salah satu jurang dan membiarkan serta membakarnya. Jika sampah semakin menumpuk sangat banyak terkadang kita meminjam truk DKP Bangli untuk di buang ke TPA Landih”. (I Ketut Suardikayasa, Kepala Desa Undisan, Wawancara, 23 September 2018).

Berdasarkan pernyataan tersebut, artinya bahwa kesadaran masyarakat sekitar terhadap pemeliharaan lingkungan sangat kurang dan saat ini perangkat desa sudah mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah menjadi dua jenis antara organik dan anorganik, yang nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai pupuk untuk sampah organik dan mengolah sampah daur ulang sebagai barang bermanfaat untuk sampah anorganik. Jadi dampak keberadaan akomodasi terhadap pelestarian dan pemeliharaan lingkungan berdampak positif, karena masyarakat juga mendapatkan edukasi terkait pengolahan sampah dan meminalisir penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari.

  • 2)    Pelestarian Lahan-lahan Produktif

Dampak keberadaan akomodasi pariwisata terhadap pelestarian lahan-lahan produktif berdampak positif, dilihat dari adanya paket wisata yang ditawarkan ke wisatawan memanfaatkan keadaan kondisi alam sekitar sebagai daya tarik dan tidak merusak alam sekitar.

  • 3)    Pelestarian Benda-Benda Peninggalan Bersejarah

Dampak keberadaan akomodasi terhadap pelestarian benda-benda peninggalan bersejarah berdampak positif, dilihat dari keseriusan perangkat desa untuk mengembangkan situs purbakala tersebut sebagai pengetahuan tentang sejarah masa lalu yang di tawarkan kekalangan wisatawan.

  • 4)    Pencemaran Lingkungan

Dampak keberadaan akomodasi pariwisata terhadap pencemaran lingkungan berdampak negatif, namun pada saat ini pencemaran yang ada di Desa Wisata Undisan pada saat dan sebelum adanya keberadaan akomodasi pencemaran tanah dan pencermaran air. Karena banyaknya sampah dan beberapa lmbah yang mengandung sabun habis digunakan untuk mencuci. Serta pencemaran suara dan polusi udara tidak dan bahkan tidak ada sama sekali.

  • 5)    Pemanfaatan Lahan-Lahan Produktif

Dampak keberadaan akomodasi pariwisata terhadap pemanfaatan lahan produktif berdampak negatif, karena nantinya lahan seperti sawah dan ladang akan kebanyakan dimanfaatkan masyarakat sebagai lahan pendapatan untuk memperoleh hasil.

  • 6)    Hilangnya Suasana Alam

Dampak keberadaan akomodasi pariwisata terhadap hilangnya suasana alam berdampak negatif, karena kondisi alam sudah semestinya harus selalu dilestarikan dan dijaga supaya kesimbangan ekosistem alam yang ada di Desa Wisata Undisan semakin terjaga. Untuk lebih jelasnya atraksi wisata alam di Desa Wisata Undisan yang memanfaatkan keindahan alam, dilihat pada Tabel 18. berikut.

Tabel 18. Tabel Atraksi Wisata Alam di Desa Wisata Undisan

No

Nama Wisata

Lokasi

1.

Air Terjun Tangkup

Banjar Undisan Kelod

2.

Hutan Monyet/Monkey Forest

Banjar Bukit Sari

3.

Bukit Puncak Sari

Banjar Undisan Kaja

Sumber: Observasi dan Wawancara, 2018

  • 4.    KESIMPULAN

Simpulan yang dapat ditarik bahwa respon masyarakat lokal terhadap keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli memperoleh rata-rata skor 4,53 untuk tanggapan aspek bidang ekonomi, selanjutnya memperoleh rata-rata skor 2,73 untuk tanggapan aspek bidang sosial budaya dan memperoleh rata-rata skor 3,02 untuk tanggapan aspek bidang lingkungan hidup. Berdasarkan hasil rata-rata nilai jika di rekapitulasi untuk total keseluruan tanggapan akan memperoleh rata-rata 2,89 yang masuk dalam kategori cukup baik. Jadi artinya respon masyarakat lokal terhadap keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli diterima cukup baik dalam lingkup lingkungan masyarakat di Desa Wisata Undisan. Sedangkan dampak keberadaan akomodasi yaitu dampak aspek bidang ekonomi, keseluruhan berdampak positif pada kesempatan berusaha, adanya kesempatan kerja dan mampu mengurangi jumlah pengangguran serta meningkatkan pendapatan masyarakat. kemudian berdampak negatif pada meningkatnya harga-harga barang dan kebutuhan pokok, pendapatan masyarakat mengalami naik turun dan pemanfaatan lahan produktif menjadi ancaman bagi masyarakat. Selanjutnya, dampak aspek bidang sosial budaya, keseluruhan berdampak positif pada meningkatnya warisan budaya, berkembangnya pasar-pasar yang menjual kerajinan tradisional, pemahaman masyarakat terhadap gaya hidup bangsa-bangsa lain di dunia, adanya pelatihan-pelatihan terhadap kesenian tradisional, pertemuan budaya masyarakat dengan wisatawan dan meningkatnya keamanan. Serta, berdampak negatif pada kehilangan kepercayaan karena berperilaku sebagai pelayan wisatawan, perubahan gaya hidup masyarakat yang diadopsi dari wisatawan, penggunaan simbol agama, artefak pada tempat yang tidak semestinya, pemanfaatan tarian sakral sebagai produk wisata, bangunan tidak lagi berarsitektur tradisional dan meningkatnya kejadian kriminalitas. Kemudian, dampak aspek lingkungan hidup, secara keseluruhan dampak keberadaan akomodasi pariwisata di Desa Wisata Undisan berdampak positif pada pelestarian dan pemeliharaan lingkungan, melindungi dan

memelihara lahan-lahan produktif serta meningkatkan konservasi dan preservasi pada benda-benda bersejarah.selanjutnya berdampak negatif pada terjadinya pencemaran lingkungan, pemanfaatan lahan produktif sebagai pembangunan akomodasi pariwisata yang baru dan hilangnya suasana alam, satwa liar dan kesejukan udara.

Ucapan terima kasih

Penulis menyadari sepenuhnya penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari masukan dan arahan dari berbagai belah pihak. Oleh sebab itu penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada: Bapak Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si., selaku Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana; Ibu Dra. Anak Agung Putri Sri, M.Si., selaku Koordinator Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana; Bapak Drs. Ida Bagus Ketut Astina, M.Si dan Bapak I Nyoman Jamin Ariana, M.Par selaku Pembimbing Laporan Akhir Program ini yang telah membantu membimbing dan memberi arahan dalam pembuatan laporan akhir ini; Bapak I Gusti Ngurah Widyatmaja, S.ST.Par., M.Par. selaku Pembimbing Akademik yang telah memberi arahan dan bimbingan selama perkuliahan berlangsung; Bapak/Ibu Dosen dan Staff Fakultas Pariwisata Universitas Udayana yang mendukung kelancaran perkuliahan; Bapak I Ketut Suardikayasa, selaku Kepala Desa Wisata Undisan beserta pegawai Kantor Desa yang telahmemberikan izin untuk melakukan penelitian serta memberikan data-data yang dibutuhkan; Bapak I Nengah Sudiarta, SE., selaku Kelihan Dinas Desa Wisata Undisan yang telah bersedia menjadi narasumber dalam penelitian ini; Bapak I Wayan Budiartha, S.Pd.,M.Ag., selaku Bendesa Adat Undisan yang telah bersedia menjadi narasumber dalam penelitian ini; Bapak I Dewa Gede Polih, selaku Wakil Ketua POKDARWIS Desa Wisata Undisan yang telah bersedia menjadi narasumber dalam penelitian ini; Bapak I Gede Sugianta, selaku Operasional Manager dari D’Umah Bali Eco Tradi Home dan De Klumpu Bali Eco Tradi Stay yang telah bersedia menjadi narasumber dalam penelitian ini; Bapak I Kadek Darmayasa, selaku Owner dari D’Karang Homestay yang telah bersedia menjadi narasumber dalam penelitian ini; Seluruh masyarakat Desa Wisata Undisan yang bersedia membantu serta meluangkan waktu untuk menjadi responden dalam penelitian ini; Kedua Orang Tua yang telah membiayai seluruh keperluan semasa perkuliahan, dan memberikan dukungan serta semangat untuk menyelesaikan laporan ini.

  • 5.    DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. 1987. Sosiologi Kelompok dan Masalah Sosial. Fajar Agung. Jakarta

Abdulsyani. 2007. Sosiologi, Skematika, Teori, Dan Terapan. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Adhika, I Made 2004. Bahan Kuliah Perencanaan dan Pengembangan Kawasan Pariwisata.

Program Magister Kajian Pariwisata Unud.

Anonim. 2006. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta

Anonim, Peraturan Bupati Bangli No. 16 Tahun 2014 Tentang Penetapan Desa Wisata.

Anonim, SK Bupati Bangli No:556/1007DISBUDPAR/2015

Anonim, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

Anonim, Website Disparda Provinsi Bali, www.disparda.baliprov.go.id

Arcana, Komang Trisna Pratiwi. 2016. Persepsi Masyarakat Lokal Terhadap Perkembangan Akomodasi Pariwisata, Studi Kasus: Desa Adat Seminyak, Kecamatan Kuta Kabupaten Badung Bali. Denpasar: Jurnal Analisis Pariwisata. Vol.16, No1:52-60.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Arjana, I Gusti Bagus. 2015, Geografi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jakarta : PT Rajagafindo Persada.

Butler, R.E, 1980, The Concept Of A Tourist Area Cycle Of Evolution : Implications For Management Of Resources, Canadian Georapher.

Cohen, Erik. 1984. The Sociology of Tourism: Approeches, Issues, and Finding. California: Annual Review of Sociology, Vol. 10.

Dhiajeng, A.G. 2013. Dampak Ekonomi Pariwisata Desa Tembi Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta, Skripsi. Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Sebelas Maret.

Evita, Rossi., I Nyoman Sirtha, dan I Nyoman Sunartha. 2012. Dampak Perkembangan Pembangunan Sarana Akomodasi Wisata Terhadap Pariwisata Berkelanjutan Di Bali. Jurnal Ilmiah Pariwisata Volume 2 No. 1 Hal 109-22.

Mill, Robert Christie and Morrison, Alastair M. 2009. The Tourism System. United States: KendallHunt.

Muljadi, A.J. 2009. Kepariwisataan dan Perjalanan. Jakarta. Penerbit: PT Raja Grafindo Persada

Mulyani, Sri. 2007. Faktor-Faktor yang MempengaruhiEarnings Response Coefficient pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia. vol. 11, no. 1. Hal 35-45.

Pitana, I Gede dan Gayatri, Putu G. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Pitana. I Gede 2005. Sosiologi Pariwisata, Kajian Sosiologis Terhadap Struktur, Sistem dan Dampak-dampak Pariwisata. Yogyakarta: Ando Offset

Pitana, I Gede. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi

Prawami, Ni Luh Putu Krisna. 2017. Kesiapan Desa Wisata Undisan Kecamatan Tembuku, Kabupaten Bangli Dalam Pengembangan Pariwisata Berbasis Masyarakat.Skripsi. Denpasar: Program Studi S1 Destinasi Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.

Sagala. 2017. “Respon Masyarakat Terhadap Pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Danau Toba Di Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan Kabupaten Dairi”. Skripsi. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Soleha, Siti. 2016. Studi Tentang Dampak Program Keluarga Berencana Di Desa Bangun Mulya Kabupaten Penajam Paser Utara. eJournal Ilmu Pemerintahan. 4 (1), 2016: 39-52ISSN2477-2458, ejournal.ip.fisip-unmul.ac.id.

Sobur,Alex. 2003. Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Soekanto, Soerjono. 1992. Sosiologi: Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo, Jakarta.

Soemarwoto, Otto, 1983, Ekologi Lingkungan Hidup dan Pembangunan, Jakarta,

Soemarwoto, Otto. 2005. Atur Diri Sendiri Paradigma Baru Pengelolaan Lingkungan Hidup. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

Susanto, A. 1998. Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, jilid I. Jakarta: Bina Cipta

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kunatitatif Kualitatif dan R&D. Bandung Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Afabeta

Sugiyono, 2013, Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. Bandung: ALFABETA.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: PT Alfabet.

Sukradana, I Nengah. 2017. Dampak keberadaan villa bagi masyarakat di Banjar Canggu Kuta Bali. Denpasar : Program Studi Diploma IV Pariwisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.

Suwena dan Widyatmaja, 2010. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata. Denpasar : Udayana University Press.

Walgito, Bimo. 1980. Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM: Yogyakarta.

Wardiyanta. 2006. Metode Penelitian Pariwisata. Yogyakarta : Andi Offset

Yoeti, Oka A. 1990. Pengantar Pariwisata. Bandung : PT. Angkasa.

145