JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS

Vol. 7, No. 2, November 2023.

Potensi pasar tradisi lembah merapi sebagai daya tarik wisata berbasis kuliner dan budaya di kabupaten magelang

Alfi Nafisatuz Zahro1), Annisaa Nurul Atiqah2) Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta E-mail: Alfinafisatuzz@gmail.com, annisaa.nurul25@gmail.com

Abstrak

Pariwisata merupakan industri yang terus berkembang dan lekat dengan budaya hingga kuliner di setiap daerah tujuannya. Indonesia sebagai salah satu Negara yang dilimpahi kekayaan alam hingga budaya, memiliki pasar tradisional sebagai salah satu aset terpentingnya. Pasar Tradisi Lembah Merapi merupakan pasar tradisional di Kabupaten Magelang yang memiliki banyak daya tarik yang dapat dikembangkan. Artikel ini membahas mengenai potensi Pasar Tradisi Lembah Merapi sebagai daya tarik wisata kuliner dan budaya di Kabupaten Magelang, dengan menggunakan penelitian kualitatif deskriptif, untuk memberikan gambaran dengan lebih mendalam mengenai potensi yang dimiliki. Hasil penelitian kemudian dianlisis menggunakan metode SWOT unutuk lebih mengetahui kekuatan, kelemahan peluang hingga ancaman yang dimiliki. Hasilnya, Pasar Tradisi Lembah Merapi memiliki banyak potensi mulai dari kuliner khas, cara penyajian, hingga budaya daerah yang masih terjaga dan terus dilestarikan yang layak untuk terus dikembangkan.

Kata Kunci: Pasar Tradisi Lembah Merapi, Potensi, Pasar Tradisional, Kuliner, Budaya

Abstract

Tourism is an industry that continues to grow and is closely linked to culture and culinary delights in each destination area. Indonesia, as a country that is abundant in natural and cultural wealth, has traditional markets as one of its most important assets. Merapi Valley Traditional Market is a traditional market located in Magelang Regency and has many attractions that can be developed. This scientific article discusses the potential of the Merapi Valley Traditional Market as a culinary and cultural tourism attraction in Magelang Regency, using descriptive qualitative research, to provide a more in-depth picture of its potential. The research results are then analyzed using SWOT method better understand the strengths, weaknesses, opportunities and threats they have. As a result, the Merapi Valley Traditional Market has a lot of potential, starting from typical culinary delights, serving methods, to regional culture that is still maintained and continues to be preserved and is worthy of continuing to be developed.

Keywords: Merapi Valley Traditional Market, Potential, Traditional Market, Culinary, Culture

  • 1.    PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan industri yang terus berkembang dan memiliki dampak cukup besar pada pertumbuhan perekonomian negara (Subardini, 2017). Selain itu, sebagai salah satu Negara yang dilimpahi kekayaan alam hingga budaya dari Sabang sampai Merauke, pariwisata di Indonesia juga turut memiliki peran dalam pelestarian budaya yang ada. Belakangan ini, mulai banyak wisatawan yang lebih sadar akan pentingnya kelestarian lingkungan serta memiliki kecenderungan lebih untuk merasakan pengalaman berwisata yang autentik dan unik, seperti menikmati kebudayaan lokal, hingga kuliner khas suatu daerah. Beberapa yang kemudian menjadi daya tarik utama merupakan destinasi yang bertema nature atau alam, serta tradisi atau kehidupan sosial masyarakat.

Di Indonesia, terdapat pasar tradisional yang menjadi bagian dari budaya yang melekat kuat dengan bangsa dan berpengaruh pada ekonomi serta lingkungan sosial masyarakat. Pasar tradisional merupakan tempat jual beli secara langsung yang masih banyak ditemui di Indonesia. Pada dasarnya, fungsi utama pasar tradisional sama saja dengan pasar pada umumnya, hanya saja pasar tradisional memiliki suasana yang unik dan berbeda, yang mana pada satu pasar tradisional dengan pasar yang lain memiliki ketentuan dan peraturannya masing-masing, biasanya sesuai dengan kepercayaan, ajaran atau kesepakatan bersama. Salah satu pasar tradisonal yang merupakan aset budaya dan ekonomi yang memperhatikan aspek lingkungan adalah Pasar Tradisi Lembah Merapi.

Pasar Tradisi Lembah Merapi merupakan salah satu pasar tradisional di Kabupaten Magelang yang sempat aktif beroperasi dan memiliki pengunjung cukup banyak. Pasar yang terletak di Kabupaten Magelang ini menjunjung tinggi nilai kearifan lokal dan selalu berusaha untuk menjaga kelestarian lingkungan. Oleh karena itu, penting untuk lebih mengetahui dan memahami potensi yang

dimiliki Pasar Tradisi Lembah Merapi sebagai daya tarik wisata berbasis kuliner dan budaya di Kabupaten Magelang sehingga hasil dari penelitian ini mampu memberi kontribusi positif pada pariwisata di Indonesia khususnya bagi tempat wisata dengan tema yang serupa.

Potensi wisata merupakan kemampuan atau sesuatu yang dimiliki suatu daerah yang mampu dikembangkan menjadi aktifitas wisata (Rojabi et al., 2023). Menurut Sukardi (dalam Mattufajar, 2019), potensi wisata juga dapat diartikan sebagai segala daya tarik wisata yang dapat digunakan untuk meningkatkan perkembangan destinasi. Pasar tradisional secara teknis merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli guna melakukan transaksi secara langsung. Biasanya bertempat disuatu lokasi khusus dan dipengaruhi oleh budaya setempat (Afriansyah et al., 2023). Pasar tradisional juga terkadang hanya ada pada hari-hari tertentu saja, seperti halnya Pasar Tradisi Lembah Merapi yang hanya buka setiap hari minggu, pukul 06.00 – 12.00 WIB. Dari paparan di atas maka potensi pasar tradisional dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dimiliki oleh pasar tradisional dalam kaitannya untuk menarik minat wisatawan. Dalam penelitian berjudul “Pasar Tradisional dalam Perspektif Nilai Daya Tarik Wisata (Studi Tentang Pasar Pagi Monju Kota Bandung)” yang dilakukan oleh Didin Syarifudin (2018) menyebutkan bahwa nilai kekerabatan yang tumbuh dari interaksi sosial mampu menjadi daya tarik tersendiri yang mengikat secara emosional. Kemudian pada penelitian yang dilakukan oleh Darwanto, Salsabila dan Salsabila (2022), dengan judul “Peran Pasar Panggok sebagai Pelopor Wisata Kampung Kuliner Bernuansa Tradisional di Kabupaten Cilacap” diketahui bahwa ciri khas yang dimiliki oleh Pasar Panggok mampu menjadi daya tarik tersendiri dan dapat menjadi pemicu pertumbuhan wisata khususnya wisata kuliner di sekitarnya.

  • 2.    METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Pasar Tradisi Lembah Merapi yang berada di Bukit Gununggono, Desa Banyubiru, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Adapun dasar dari pemilihan lokasi adalah karena Pasar Tradisi Lembah Merapi memiliki potensi yang menarik untuk dipelajari dan pahami, dilihat dari sudut budaya hingga lokasinya yang menjunjung tinggi kesan tradisional yang menyatu dengan alam, selain itu di beberapa tahun pembukaannya, banyak sekali pengunjung yang datang. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif kualitatif guna mengetahui potensi Pasar Tradisi Lembah Merapi sebagai daya tarik wisata budaya dan kuliner di Kabupaten Magelang. Pendekatan ini dipilih untuk mendapat pemahaman mendalam. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan secara mendalam dengan informan atau narasumber terpercaya, seperti; pengelola Pasar Tradisi Lembah Merapi yakni ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes), lalu perangkat desa, penjual serta warga yang memang paham tentang Pasar Tradisi Lembah Merapi. Untuk mendukung penelitian ini terdapat dua data yang digunakan yakni data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari dokumen dan media yang ada, seperti data pengelola, jurnal dan sumber pustaka lainnya. Kemudian data primer didapat secara lisan melalui sesi wawancara dengan narasumber juga pengamatan secara langsung. Selama proses pengumpulan data berbagai alat pendukung seperti perekam, kamera dan buku tulis turut dipergunakan untuk mencacat setiap detail informasi yang didapatkan. Data yang telah didapat kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis SWOT guna mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang serta ancamannya.

  • 3.    HASIL DAN PEMBAHASAN

  • 1)    Potensi Pasar Tradisi Lembah Merapi

  • a. Pasar Kuliner ala Tempo Dulu

Gambar 1. Salah Satu Lapak Penjual

Sumber: Instagram @pasartradisilembahmerapi

Pasar Tradisi Lembah Merapi memiliki beragam atraksi wisata yang unik dan menarik, seperti kuliner, budaya tari-tarian hingga kehidupan sosial yang juga menjadi daya tarik tersendiri. Pasar yang buka setiap pukul 06.00 – 12.00 setiap hari Minggu ini menawarkan kelezatan kuliner dari makanan-makanan khas dan zaman dulu yang sudah cukup sulit ditemukan di pasar umum. Kuliner ini tidak hanya berupa makanan berat, tetapi juga dilengkapi dengan jajanan-jajanan atau makanan ringan lainnya. Makanan-makanan dengan beragam pilihan ini dibuat menggunakan panen warga, sehingga kegiatan di Pasar Tradisi Lembah Merapi ini sedikit banyak juga berkontribusi pada kesejahteraan warga setempat. Setiap makanan di Pasar Tradisi Lembah Merapi disajikan dengan unik, seperti untuk menaruh keseluruhan dagangan digunakan kuali, bakul, tenggok atau tempah, hingga kendi. Sedangkan untuk wisatawan yang membeli, disediakan pilihan seperti daun pisang yang dibentuk pincuk (satukan ujungnya), cobek atau batok kelapa untuk tempat makannya dan anyaman bambu berupa keranjang kecil sebagai tempat menaruh belanjaannya. Di Pasar Tradisi Lembah Merapi juga disediakan mata uang khusus yakni dhono atau Dolar Gunung Gono, yang mana 1 dhono bernilai 2 ribu rupiah dan dapat ditukarkan saat memasuki kawasan pasar. Harga makanan yang ditawarkan pun tergolong murah.

b. Kostum Penjual Menggunakan Kebaya

Gambar 2. Salah Satu Model Kebaya Penjual Sumber: Instagram @pasartradisilembahmerapi

Selain dari penggunaan mata uang khusus dan tempat makan hingga berjualan yang juga tradisional, pelayanan di Pasar Tradisi Lembah Merapi juga cukup berbeda. Seluruh penjual atau pedagang untuk yang perempuan berpakaian selayaknya orang zaman dulu, dengan menggunakan kebaya, atau jarik dan batik. Untuk yang laki-laki, menggunakan blankon, baju lurik dan celana hitam kombor atau setelan kebaya dengan jarik. Mereka juga melayani dengan cukup baik, ramah dan santun. Hal-hal detail yang diperhatikan seperti ini semakin

menambah kesan unik dan autentik yang ditawarkan oleh Pasar Tradisi Lembah Merapi, sesuai dengan keinginan warga yang ingin memperlihatkan bagaimana kehidupan di Lembah Merapi pada zaman dulu.

  • c.    Pertunjukkan Kesenian

Gambar 3. Pertunjukan Kesenian Topeng Ireng Setyo Kawedar Sumber: Instagram @pasartradisilembahmerapi

Selain kuliner, guna semakin memeriahkan Pasar Tradisi Lembah Merapi, diadakan pula pertunjukan kesenian yang melibatkan seluruh pilar desa untuk menampilkan kesenian terbaiknya setiap 35 hari sekali atau setiap hari Minggu Legi menurut kalender Jawa. Kesenian yang ditampilkan pun cukup beragam, mulai dari Topeng Ireng dan Kuda Lumping dari Gununggono, lalu Jatilan dari Dusun Gadingan, Kubro Siswo dari Dusun Candilopo dan Topeng Ireng dari Dusun Garonan. Selain kesenian tersebut, terkadang pengelola juga mengizinkan penampilan dari luar desa seperti band saat ada acara tertentu juga pertunjukan musik angklung. Tentu perizinan yang diberikan sudah atas kesepakatan bersama, karena Pasar Tradisi Lembah Merapi memiliki pengelola yang aktif dan bertanggung jawab dilengkapi dengan SDM yang baik.

  • d.    Situs Bersejarah

Di Pasar Tradisi Lembah Merapi juga terdapat situs peninggalan bersejarah yakni patung lingga-yoni. Lingga yoni ini sebagai penanda kesuburan suatu tempat. Tempat ini sampai saat ini masih dalam proses pemeliharaan dan pemerhatian oleh dinas terkait.

Gambar 4. Patung Lingga Yoni Sumber: Dokumentasi Penulis

Selain peninggalan situs lingga-yoni terdapat pula makam.

Gambar 5. Area Makam

Sumber: Dokumentasi Penulis

Makam yang berada di sekitar pasar merupakan Makam Kyai Mukri yang merupakan tokoh penting penyebaran agama Islam di lingkungan tersebut. Makam tersebut hingga saat ini masih dijaga dan dipelihara keberadaannya.

  • e.    Letak Geografis

Pasar Tradisi Lembah Merapi terletak di Bukit Gununggono yang dipenuhi dengan banyak pohon bambu, menciptakan kesan lingkungan yang asri, sejuk dan nyaman. Selain itu letaknya yang berada di ketinggian, membuat pengunjung mampu menikmati keindahan alam berupa gambaran gunung Merapi dan gunung Merbabu. Tak jarang pula dapat menjumpai hewan-hewan seperti monyet dan burung-burung liar secara langsung. Meskipun berada di alam dengan keberadaan hewan liar yang kadang ikut berkunjung, keamanan di Pasar Tradisi Lembah Merapi cukup baik, diketahui dari pengelola juga pedagang tidak pernah ada yang mengeluh kehilangan atau diganggu hewan liar.

  • f.    Arsitektur Bangunan

Gambar 6. Salah satu bangunan penjual

Sumber: Instagram @pasartradisilembahmerapi

Hampir seluruh bangunan di Pasar Tradisi Lembah Merapi terbuat dari alam, seperti penggunaan pendopo (bangunan dari kayu) sebagai tempat berjualan maupun beristirahat wisatawan. Kemudian penggunaan bangku bambu hingga atap kayu dan daun kelapa. Untuk spot photo sekaligus tempat memandang keindahan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu terbuat dari besi dan kayu. Meskipun demikian, ada pula beberapa banguan yang sudah modern seperti toilet, bangunan utama yang berupa panggung, dan tempat wudhu yang sudah terbuat dari semen.

  • 2)    Kelemahan Pasar Tradisi

    a.    Aksesibitas

Pasar Tradisi Lembah Merapi terletak di lokasi yang strategis, yakni dekat dengan Gunung Merapi dan Candi Borobudur serta terminal dan bandara. Membuatnya cukup mudah dijangkau dan mudah pula dimasukan dalam satu paket promosi dengan obyek wisata lainnya.

Gambar 7. Penanda Lokasi Pasar Tradisi Lembah Merapi di Salah Satu Tempat Parkir Sumber: Dokumentasi Penulis

Hanya saja, jalan utama atau aksesibilitas yang dimiliki masih kurang memadai. Bahkan Pasar Tradisi Lembah Merapi tidak memiliki petunjuk arah yang jelas dan mudah dilihat dari jalan utamanya. Hanya ada penanda saat sudah berada dekat lokasi parkir. Bagi wisatawan yang baru pertama berkunjung kebanyakan akan mengalami kesulitan, selain itu kondisi jalan yang sempit bahkan berlubang dan becek juga cukup menjadi kendala dan membahayakan.

  • b.    Pendanaan dari Pemerintah

Kendala lain di Pasar Tradisi Lembah Merapi yaitu masalah pendanaan. Pendanaan masih terbatas dari Pemerintah Desa dan swadaya masyarakat, sehingga membuat perbaikan atau bahkan penambahan fasilitas seperti lahan parkir dan penginapan menjadi kurang maksimal.

c. Kebersihan

Gambar 8. Area Pasar Tradisi Lembah Merapi Sebelum Dibersihkan Sumber: Dokumentasi Penulis

Pasar Tradisi dengan latar belakang alam yang berlokasi di area penuh pohon bambu maka kebersihan disekitar Pasar menjadi tugas berat. Khususnya bagi pengelola dan warga untuk saling mengerti dan bahu membahu dalam menjaga kebersihan obyek wisata. Sebagai negara tropis, dan menjadi masalah ketika musim kemarau adalah angin kencang sehingga dedaunan dari pohon bambu sangat sering berguguran. Ini menjadi pengaruh dalam kenyamanan saat berwisata kuliner di Pasar Tradisi Lembah Merapi.

  • 3)    Kesempatan

    a.    Kemitraan

Pasar Tradisi Lembah Merapi memiliki peluang yang sangat besar. Salah satu diantaraanya adalah kemitraan dengan regulasi yang jelas. Sehingga terjadilah kerjasama dengan beberapa pihak seperti dinas kabupaten maupun provinsi, yang mendukung secara terbatas. Selain itu kerjasama yang telah terjalin seperti dengan pemerintah desa hingga Dinas Pubakala yang mengurus situs lingga-yoni yang telah terjalin dengan baik dan telah tersepakati secara formal dan tertulis.

  • b.    Daya Tarik menjadi Peluang Destinasi Unggulan.

Pasar Tradisi Lembah Merapi memiliki banyak potensi daya tarik yang masih bisa terus dikembangkan. Hal ini cocok untuk dijadikan destinasi baru yang bisa dikunjungi wisatawan dari berbagai kalangan. Hal-hal tersebut memberikan peluang besar bagi Pasar Tradisi Lembah Merapi untuk terus berkembang dan menjadi versi terbaiknya. Saat ini Pasar Tradisi Lembah Merapi juga tengah dalam tahap penataan ulang berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Provinsi Jawa Tengah. Penataan ini diharapkan mampu membuat Pasar Tradisi Lembah Merapi menjadi lebih tertata dan baik lagi, tanpa menghilangkan kesan tradisionalnya yang unik dan menarik.

  • 4)    Ancaman

  • a.    Dampak Positif

Lokasi Pasar Tradisi Lembah Merapi yang berada di bukit memiliki dampak positi yaitu bisa menikmati wisata asli berupa alam dari ketinggian. Pada era saat ini, wisata alam menjadi trend baru. Tak jarang bagi pecinta sepeda mencari spot-spot dari ketinggian. Dari keutamaan ini yang perlu diwaspadai ketika musim penghujan tiba.

  • b.    Dampak Negatif.

Dampak negatif berlokasi di perbukitan yaitu rawan longsor. Penebangan pohon bambu yang ada guna memberi space untuk pedagang apabila tidak diperhatikan dengan bijak dapat beresiko merusak lingkungan. Ancaman bencana alam lain juga datang dari lokasinya yang berdekatan dengan Gunung Api aktif Merapi. Selain dari bencana alam, adapula ancaman lainnya yakni perkembangan teknologi. Teknologi apabila dapat dimanfaatkan dengan baik tentu akan membantu, akan tetapi dari wawancara dan pengamatan yang telah dilakukan, diketahui bahwa pengelola atau orang yang terlibat langsung dengan kegiatan wisata di Pasar Tradisi Lembah Merapi masih didominasi oleh senior, sehingga pemahaman terhadap teknologi serta penerapannya masih butuh perhatian khusus.

  • 4.    KESIMPULAN

Pasar Tradisi Lembah Merapi memiliki potensi yang kuat untuk menjadi salah satu wisata unggulan, khususnya pada wisata budaya dan kuliner di Kabupaten Magelang. Pasar Tradisi Lembah Merapi tidak hanya menyajikan kuliner khas tetapi juga budaya dari nilai-nilai kehidupan yang tercermin oleh cara penyajian hingga cara berpakaian dan bagaimana masyarakat saling bersosialisasi serta kesenian yang masih terjaga untuk kemudian ditampilkan pada khalayak luas. Selain itu, Pasar Tradisi Lembah Merapi juga menjaga lingkungan dengan berusaha meminimalisir kegiatan yang bisa merusak alam dan mampu memenuhi aspek mensejahterakan masyarakatnya. Dengan mengutamakan semua yang terlibat dari masyarakat setempat dan sebisa mungkin menggunakan hasil dari Desa sendiri.

Tugas berat dari Pasar Tradisi Lembah Merapi saat ini berada pada pemeliharaan dan penataan. Baik dari dalam seperti struktur pengelola supaya seimbang antara pemikiran milenial dan senior, juga berupa penataan kembali penempatan di Pasar Tradisi Lembah Merapi. Perbaikan aksesibilitas yang masih kurang menjadi tugas utamanya. Serta beberapa perbaikan yang diperlukan apabila dapat terlaksana dengan baik, serta Pasar Tradisi Lembah Merapi juga mendapat perlakuan

dan promosi yang tepat akan mampu memperkaya kebudayaan lokal serta kuliner khas yang dimiliki sambil membantu menaikan kesejahteraan masyarakat setempat.

  • 5.    DAFTAR PUSTAKA

Afriansyah., Anggarawati, S., Widati, W., et al. (2023). Perencanaan Agribisnis Pertanian Berkelanjutan. PT. Global Eksekutif Teknologi.

Darwanto, A., Salsabila, K, N., & Salsabila, L. (2022). ‘Peran Pasar Panggok sebagai Pelopor Wisata Kampung Kuliner Bernuansa Tradisional di Kabupaten Cilacap’. MELATI Jurnal Media Komunikasi Ilmu Ekonomi, Vol. 39, No. 1 :28-33.

Mattufajar, N, G. (2019). Analisis Potensi Pariwisata di Obyek Wisata Kahyangan di Kecamatan Tirtoyomo Kabupaten Wonogiri Tahun 2018. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rojabi, S. H., Ulya, B. N., Arianty, A.A. A. A. S., et al. (2023). Perencanaan dan

Pengembangan Pariwisata. Penerbit Intelektual Manifes Media.

Subardini. (2017). ‘Analisis Kontribusi Sektor Pariwisata Terhadap Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Jawa Timur’. JIANI, Vol. 1 No. 2.

Syarifuddin, D. (2018). ‘Pasar Tradisional Dalam Perspektif Nilai Daya Tarik Wisata Studi Tentang Pasar Pagi Monju Kota Bandung’. Jurnal Manajemen Resort dan Leisure, Vol. 15, No. 1.

312