JURNAL KEPARIWISATAAN DAN HOSPITALITAS


Vol. 7, No. 1, April 2023.

Analisis Wisata Tabuik di Kota Pariaman Dilihat Dari Prinsip Syariah

Anisa Erin1, Gusril Basir2

1,2Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam, UIN Sjech M Djamil Djambek Bukittinggi E-mail: 1a[email protected], 2[email protected]

Abstrak

Hal ini dikarenakan banyak orang yang merayakan suatu tabu meskipun berbeda dengan ajaran Islam. Misalnya, Syirik percaya bahwa Tabuik apapun bisa membawa keberuntungan, yang masih diyakini oleh masyarakat Tabuik. Upacara tersebut memiliki konsekuensi yang mengerikan, seperti membahayakan banyak nyawa di reruntuhan. Untuk melakukan upacara pantangan tersebut, banyak pengunjung yang membawa anak kecil, sehingga masyarakat dipisahkan dari orang tuanya. Penelitian ini bersifat deskriptif dan kualitatif dan metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis reduksi data, penyajian data dan inferensi digunakan sebagai metode analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tabuik merupakan warisan budaya berupa ritual atau tradisi yang berkembang di Pariaman. Tabuik awalnya merupakan tradisi atau festival untuk merayakan kematian Husein, namun kemudian berkembang menjadi pertunjukan budaya khas Pariaman setelah berasimilasi dengan unsur budaya Minangkabau. Tabuik Roos Pangkak, Tabuik Mahoyak, Tabuik dibuang ke laut. Ditinjau dari prinsip syariah, tradisi Tabuk juga dimeriahkan dengan berbagai aksi balas dendam, seperti lomba bernuansa Islami, lomba busana, lomba pengajian Al'qur'an, lomba adzan, lomba sholat jenazah. . Hal ini menunjukkan bahwa setiap kali manusia memulai dan menyelesaikan pekerjaannya, ia selalu menyelesaikannya dengan doa. Tabu berbasis syariah memiliki nilai-nilai keislaman, di antaranya nilai kearifan, nilai sosial, dan nilai seni.

Kata Kunci: Wisata Tabuik, Kota Pariaman, Prinsip Syariah

Abstact

The background of this research is that many people celebrate tabuik even though it is different from Islamic teachings, for example shirk believes that some of tabuik can bring happiness, which the tabuik community continues to believe in. The ceremony had bad consequences, such as endangering many lives by turning it into trash. To perform the tabuik ceremony, many visitors brought small children, so that people were separated from their parents. This research is descriptive qualitative and data collection methods in this study are interviews, observation and documentation. Analysis of data reduction, data presentation and drawing conclusions are used as data analysis methods. The results showed that Tabuik is a cultural heritage in the form of rituals or traditions that developed in Pariaman. Initially, tabuik was a tradition or celebration to celebrate Husein's death, but later developed into a cultural performance typical of Pariaman after the inclusion of Minangkabau cultural elements. Tabuik roos pangkak, mahoyak tabuik, tabuik thrown into the sea. Viewed from sharia principles, the Tabuik tradition is also enlivened by various acts of revenge, such as Islamic nuanced competitions, fashion competitions, Al'qur'an recitation competitions, call to prayer competitions, funeral prayer competitions. This shows that every time people start and finish work, they always follow them with a prayer. In sharia-based tabuik contained Islamic values, including wisdom values, social values, artistic values.

Keywords: Tabuik Tourism, Pariaman City, Sharia Principles

I.Pendahuluan

Mengenai upacara keagamaan, Suyono mengatakan bahwa upacara keagamaan adalah upacara yang disakralkan, dianggap keramat dan terkait dengan preseden dari rangkaian peristiwa dalam sistem religi, berdasarkan kepercayaan pada masing-masing upacara tabu dan tidak hanya yang didasarkan pada upacara keagamaan. Pariaman, sedangkan masyarakat Minangkabau tidak melakukan upacara tabu ini di luar Pariaman. Penyelenggara upacara Tabuik merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan bagi masyarakat dan dukungan industri pariwisata negara dan masyarakat setempat.

Bagi masyarakat Pariaman, upacara tabuik merupakan atraksi yang sangat digemari, bersama dengan kesenian tradisional lainnya seperti dikiro, indang, gendang, dll. Sejumlah besar penonton, termasuk pendatang Pariaman, pulang dan menyumbang. Upacara Tabuik yang biasa


Vol. 7, No. 1, April 2023.

dilakukan setiap tahun oleh masyarakat Pariamani tergolong sebagai salah satu bentuk ritual keagamaan yang secara alami menganut kearifan lokal dan nilai-nilai budaya masyarakat pendukungnya.

Tradisi Tabuk merupakan salah satu kegiatan tahunan yang ada di kota Pariaman dan dilandasi oleh nilai-nilai religi untuk memperingati wafatnya Husein, cucu Nabi Muhammad. Peringatan sebenarnya terjadi setiap tanggal 10 Muharram, kalender Hijriah. Pelaksanaan ritual tabu tersebut tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, termasuk pemerintah. Perubahan yang relevan adalah selain dilaksanakan pada tanggal 10 Muharram setiap tahunnya, juga bertepatan dengan dibukanya akhir pekan Muharram untuk menarik wisatawan ke Kota Pariaman.

Penerapan Tabuik mulai mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Penelitian Muctari menemukan bahwa tabu terkadang menimbulkan ketidakpuasan pada masyarakat karena cenderung menyalurkan ekspresi budaya dan ritual, sementara di sisi lain mereka menjadi penerjemah dan penerbit. alat politik kelompok tertentu, yang terburuk adalah kambing hitam bagi perpecahan dalam masyarakat di mana tidak ada kesepahaman antara pemerintah dan otoritas lokal, kecuali tabu, yang posisinya terkadang ditentang. juga memasuki situasi. Ambiguitas antara kepuasan dan ketidakpuasan .

Tabuik merupakan warisan budaya berupa ritual atau upacara yang berkembang di Pariaman sekitar dua abad yang lalu. Awalnya, Tabuik adalah upacara atau perayaan merayakan Patia Husein, namun kemudian berkembang menjadi pertunjukan budaya khas Pariaman, menyatu dengan unsur budaya Minangkabau. Upacara ini terinspirasi dari wafatnya Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Nabi Muhammad SAW. Dia meninggal pada tahun 680 M. berperang dengan Yazid bin Muawiyah di Karbala, Irak. Orang-orang Parimaan mengulangi beberapa kejadian yang disaksikan Hussein. Upacara Tabuk adalah upacara Tabuk yang dipengaruhi oleh ritual Muslim Syiah. Bedanya, bagi orang paria upacara itu bukan iman (kepercayaan kepada Tuhan yang dimuliakan). Pariaman mengikuti Islam Sunni. Tabuik digunakan sebagai acara dan festival budaya untuk anak laki-laki (Pariman) desa Piaman.

II.Kajian pustaka

Eh tidak. 10/2009 Istilah pariwisata berasal dari kata dasar pariwisata. Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang ke suatu tempat tertentu untuk mengeksplorasi keunikan suatu tujuan rekreasi, pengembangan, atau perjalanan sementara. Sementara itu, seseorang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan wisata dalam arti pariwisata disebut wisatawan. Seluruh fenomena perjalanan wisata dan pariwisata tersebut di atas didefinisikan atau dimaknai dengan istilah pariwisata.

Pariwisata adalah kegiatan yang terjadi ketika orang internasional melintasi perbatasan untuk liburan atau bisnis, tinggal setidaknya 24 jam tetapi kurang dari setahun (Mill dan Morrison). Terutama meminta sesuatu selain pendidikan atau pengalaman, membayar kegiatan selain tempat yang dikunjungi. Pariwisata adalah konsep kompleks yang mencakup berbagai aspek sosial, perilaku, ekonomi, politik, budaya, dan utilitarian yang memberikan pariwisata pengalaman khusus. Tabuik berasal dari bahasa Arab yang berarti kotak atau peti mati.

Tradisi Tabuik dimulai di Maambiak tanah dan biasanya berlangsung hampir dua minggu (sebaiknya 1-10 Muharram, tetapi biasanya puncak perayaan ditetapkan dan ditetapkan pada hari Minggu setelah tanggal 10 Muharram). tabu di dalam rumah. Tabuik yang dibuat dua atau satu pasang disebutkan masing-masing di rumah Tabuik Pasa (Tabuik Pasa) dan di rumah Sumbarang (Tabuik Sumbarang). Tabuik sendiri berbentuk kuda, bersayap tetapi berkepala manusia. Langit Tabuik Husein setinggi 12 meter dan terbelah dua saat produksi. Bagian atas lambang berbentuk menara yang dihias sedemikian rupa, sedangkan bagian bawahnya berbentuk burak. Menurut Dwiyant, upacara Tabuik merupakan cerminan dari sikap dan cara hidup Finlandia, budaya kaum paria.

Prinsip syariah adalah aturan atau perjanjian dalam melaksanakan segala sesuatu dengan dilandaskan Alqur’an dan Hadits yang sesuai dengan dengan Syariat islam dan tidak melanggar apa-


Vol. 7, No. 1, April 2023.

apa yang diharamkan. Prinsip syariah mengenai ketentuan penyelenggaraan parawisata syariah menurut fatwa dewan syaraih Nasional Majelis Ulama indonesia 108/ DNS-MUI//2016 dalam kegiatan parawisata seharusnya terhindar dari kegiatan yang menandung unsur berikut: kemussyrikan, Kemaksiatan, kemafsadatan tabdzir/Israf, Pada hakekatnya, pariwisata syariah berarti memahami pentingnya input syariah dalam semua aspek penyelenggaraan pariwisata, mulai dari akomodasi, transportasi, layanan makanan dan minuman, sistem keuangan hingga fasilitas dan penyediaan layanan pariwisata itu sendiri. , sistem keuangan, fasilitas dan pengiriman wisatawan. Mengenai masalah syariah, misalnya hostel tidak menerima pasangan tamu yang menginap, jika pasangan terbuka yang belum menikah, dan terlebih lagi hotel yang menerapkan konsep syariah tidak berjualan tentunya. minuman beralkohol dan makanan yang mengandung daging babi yang diharamkan.

III.Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Tujuannya adalah untuk mendeskripsikan dan meringkas berbagai keadaan, situasi atau fenomena yang muncul dari realitas sosial masyarakat yang disebutkan dalam penelitian ini, yaitu Kota Pariaman. Dengan menggunakan metode deskriptif tersebut, artikel ini secara sistematis dan akurat memaparkan analisis wisata tabu di Kota Pariaman dari perspektif prinsip syariah. Lokasi penelitian dibuat di Pantai Gondoriah Kota Pariaman.

Jenis sumber data yang digunakan adalah data primer, yaitu. Informasi utama ini berasal dari Dinas Pariwisata Kota Pariaman. Melakukan wawancara untuk mengumpulkan informasi. Data sekunder adalah informasi yang diterima dalam bentuk jadi, dikumpulkan oleh pihak lain dan biasanya diolah sebagai publikasi. Data sekunder dapat berupa informasi tambahan dari buku atau hasil pemikiran ahli. , arsip, dokumentasi.

Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara khusus berupa jawaban dimana dua orang atau lebih saling berhadapan secara fisik (wawancara) untuk mendapatkan data dari informan sesuai proses seleksi di dinas parawisata dan kebudayaan di kota pariaan. Dalam hal ini, peneliti bertanya kepada informan. Dilihat dari peneliti yang dilakukan narasumber berkerja untuk menjawab apakah dianggap rahasia atau tidak. Obervasi merupakan kegiatan pengamatan secara lansung terhadap objek atau penting penelian dengan memeperhatikan pencatatan apa saja yang dianggap penting untuk mendapatkan bahan penelitian yang dalam penelitian ini adalah Analis wisata tabuik di kota pariaman dilihat dari prrinsip syariah. Dokumentasi merupakan mencari berupa foto, vidio, flm, memo, surat, surat kabar, catatan, observasi dan mencari data tentang sesuatu atau perubahan dalam bentuk catatan, ranskip, buku, surat kabar dan majalah.

Teknis analisis data yang digunakan reduksi data yaitu berati mengambil, memusatkan, menyederhanakan mengekstrasikan, dan mengubah analitis. Reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan, membuat kode-kode yang diperlukan, menemukan tema, dan mendefinisikan apa yang dilakukan penelitian lapangan sehingga laporan akhir dituulis, penyajian data yaitu data yaitu data adalah penyampaian informasi berdasarkan data yang diperoleh penelitian ini dalam format laporan deskritif, menarik kesimpulan yaitu tahap menganalisis catatan tertulis dengan menganalisisnya, untuk membuat kesepakatan relasional atau upaya yang lebih luas untuk membangun pencarian dan pengelolaan data lainya. Validasi adalah uoaya untuk menghasilkan data yang perlu diuji validitas, kekuatan, dan konsistensi dalam pendukung penelitian.

IV.Hasil Dan Pembahasan

Tabuik merupakan tradisi kebiasaan masyarakat pariaman sudah sejak lama pada masa penjajahan yang setiap tahun dilaksanakan tanggal 10 muharam dimana tabuik ini artinya memperingati kematian husein di padang kerbala sejarah yang dibunuh raja yang kejam tradisi itu berlanjut di pariaman dan yang dibawa islam tamil yang ada di pariama dan bengkulu berapa tahun belangan pemerintah pariaman dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata.

Tabuik diselenggarakan pada bulan Muharram, Tabuik dimaksudkan untuk memperingati wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW. Tradisi Tabuik adalah upacara tradisional umat Islam. Dalam


Vol. 7, No. 1, April 2023.

sejarah Islam, setelah wafatnya Nabi Muhammad, empat orang dipercaya menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW, yaitu. H. Abu Bakar, Umar bin Thathab, Asman bin Affan dan Ali bin Thalib. Keempat orang ini disebut juga para sahabat Nabi Muhammad. Setelah wafatnya Nabi, timbul perselisihan tentang kepemimpinan. Sekelompok orang Ansar merasa berhak untuk menggantikan kaum Hijrah setelah wafatnya Nabi. Husein bin Ali dan pasukannya Di tengah jalan menuju Damaskus adalah lapangan besar Karbala, di mana terjadi pertempuran selama sepuluh hari antara pasukan Yazid dan Hussein bin Ali dari tanggal 1 Muharram sampai tanggal 10 tahun ke-61 Hijriah.

Tabuik terdiri dari beberapa rangka bambu dan batang panah yang dibungkus dengan kertas warna-warni, yang kemudian dihias dengan bunga kertas dan warna yang berbeda. Tradisi Tabuik di Pariaman biasanya dilakukan dengan dua Tabuik yaitu Tabuik dari kawasan pasar disebut Tabuik Pasa sedangkan Tabuik lainnya disebut Kampong Jawa. Menghadirkan dua tabu tersebut, tujuannya adalah untuk menggambarkan suasana perang di gurun Karbala. Tradisi tabuik di Pariaman tidak hanya terdiri dari pembuatan tabuik tetapi juga beberapa acara diantaranya pembuatan tabuik, pengambilan tanah, pengambilan batang pisang, maantam, maarak jari, maarak serban, tabuik naik pangkek, maoyak tabuik dan lempar ke laut

Menurut pembuat Tabuik, jika Tabuik tidak selesai dalam waktu yang ditentukan, maka makhluk halus akan meneror penduduk setempat. Oleh karena itu, pembuatan tabuik diserahkan kepada ahlinya. Alat yang dibuat antara lain alat pembuat tabuik seperti bambu, rotan, kertas berwarna, alat gambar, senter, lampu hias, bunga kertas, dan bunga plastik. Proses pembuatan Tabuik terbagi menjadi tiga kelompok yaitu pembuatan Tabuik. Tangkai bunga Selapan ditutupi dengan kertas bermotif warna-warni, namun warna yang dominan adalah putih. Bunga selapa digunakan sebagai penyeimbang jari pada goyangan paratina dan tabuik. Tubuh tabuik terdiri dari beberapa rak, bejana, penutup poros, gonjung dan gonjong yang dipasang di atas bunga selapa yang diikatkan di ujung bambu besar berbentuk guci. Buds dikelilingi oleh gurun Karbala. Dan terakhir buatlah kecambah tabuik yang dibuat dari batang bunga selapan yang lebih besar dari bunga selapan ke arah pangkal tabuik. Seperti sebelumnya, bagian ini juga dihias dengan kertas putih mirip bunga melati. . Delapan bunga tabu dihias dengan kertas berwarna yang melilit semua tiang.

1 Muharram pukul 17.00. setelah sholat ashar dilakukan pengambilan tanah atau dalam bahasa minang sering disebut maambiak tanah. Peristiwa perampasan tanah ini merupakan simbol kelahiran dan kesyahidan. Masyarakat setempat berkumpul untuk mengangkut bumi ke sungai. Tabuik Pasa memngambil tanah di daerah Galombang yang berjarak sekitar 1 km dari Daraga Tabuik Pasa, sedangkan Tabuik Subarang membeli tanah di daerah Pauh. 1 Muharam jam 17.00 Setelah sholat Ashar, tanah ditaklukkan atau sering disebut Tanah Maambiak dalam bahasa Minang. Peristiwa perampasan tanah ini merupakan simbol kelahiran dan kesyahidan. Pengarang:

Husein bin Ali Penduduk setempat berkumpul untuk membawa tanah ke sungai. Tabuik Pasa membeli tanah di daerah Galombang yang berjarak sekitar satu kilometer dari Daraga Tabuik Pasa dan Tabuik Subarang membeli tanah di daerah Pauh. Pada tanggal 5 Muharram memanen pelepah pisang berarti mengambil atau memotong pelepah pisang dari daerah tersebut dan membawanya ke Daraga. Pada malam tanggal 5 Muharram sekitar pukul 21.00 WIB. Pengurus Tabuik Sumbarang memerintahkan tiga orang untuk mencari batang pisang di kawasan Tabuik Pasa kecamatan Galombang. Dia. Mereka yang bertugas membawa banantigas ke wilayah lawan biasa disebut Perawa Tabuik. dan kepergian wanita muda itu dirahasiakan dan secara ajaib dilindungi oleh para penjaga tabuik. Setelah para suster menerima batang pisang, beberapa orang menunggu dengan daranya untuk membantu menanam batang pisang. penanaman pucuk pisang pada malam hari dan simbol memetik pucuk pisang keesokan harinya. .Pada tanggal 5 Muharram pukul 17:00 WIB setiap kelompok Tabuik berkumpul di rumah Tabuik. Rombongan membawa batang pisang yang berasal dari rumah Tabuik ke lokasi yang telah ditentukan dan pesertanya terdiri dari para pembawa pedang Jenawai. Pembawa standar Hussein. neito darabuka pembawa cahaya, tukang ledeng dari semua peralatan impor sebelum keberangkatan, terpesona oleh dupa yang terbakar. Rombongan diharapkan tiba sekitar pukul 18.00 WIB menjelang magrib


Vol. 7, No. 1, April 2023.

Pada tanggal 5 Muharram, tradisi mengumpulkan daun pisang adalah dengan mengambil atau memotong daun pisang dari daerah tersebut dan membawanya ke Daraga. Pada malam tanggal 5 Muharram sekitar pukul 21.00 WIB. Pengurus Tabuik Sumbarang memerintahkan tiga orang untuk mencari batang pisang di kawasan Tabuik Pasa kecamatan Galombang. Mereka yang bertanggung jawab memasukkan tiga orang ke wilayah musuh sering disebut pemimpin Tabuik. dan kepergian wanita muda itu dirahasiakan dan secara ajaib dilindungi oleh para penjaga tabuik. Setelah peserta menerima batang pisang, Beberapa orang sedang menunggu wanita muda untuk membantu menanam pohon pisang. Tanam pucuk pisang di malam hari dan petik pucuk pisang keesokan harinya. Pada tanggal 5 Muharram pukul 17.00 WIB seluruh Tabuik berkumpul. Rombongan membawa batang pisang dari rumah Tabuik ke lokasi yang sudah diatur sebelumnya, dan pesertanya terdiri dari para pendekar Jenawai. Pembawa tubuh Hussein. Tidak ada pembawa cahaya Darabuka, semua perlengkapan sebelum keberangkatan, terpesona membakar dupa. Rombongan diperkirakan tiba sekitar pukul 18.00 WIB menjelang magrib.

Oleh karena itu, pemerintah harus menjadikan perayaan tradisi Tabuik sebagai rencana wisata tahunan dan juga membangun rumah Tabuik dimana rumah tersebut akan menjadi tuan rumah produksi rumah Tabuik. Tujuannya untuk melindungi para wisatawan kota Pariaman. Tradisi Tabuik dilakukan untuk memperingati wafatnya Hussain bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW, pada tanggal 10 Muharram pada Pertempuran Karbala. Tradisi ini dikenal luas di kalangan masyarakat di daerah lain di Sumatera Barat, sehingga tradisi ini terus menarik ribuan pengunjung. Perkembangan tradisi Tabuik semakin menjadi sektor jasa sebagai fenomena yang mempengaruhi perekonomian masyarakat dan masyarakat sebagai pelaku industri pariwisata. Tabuik yang menjadi daya tarik banyak wisatawan ke kota Pariaman. Banyak orang yang tidak mengetahui arti sebenarnya dari Menara Tabuik yang dibawa orang di tengah laut. Orang-orang hanya percaya bahwa berpartisipasi dalam tabu tertentu akan membawa keberuntungan bagi mereka. Hal ini terlihat dari makna ayat-ayat tabuik di Pariaman. Tabuik terdiri dari dua bagian utama, yaitu bagian atas dan bawah. Puncaknya sendiri merupakan puncak tabuik yang dihiasi payung besar dengan bunga salapan dan puncaknya juga terdapat hiasan dada yang diletakkan di puncak tabuig. Seluruh episode ini menampilkan peti mati Hussein, cucu Nabi Muhammad, yang terbunuh di Karbala.

Tradisi tabu tidak salah menafsirkan ritual tabu karena itu hanya tradisi dan tidak memikirkannya. Pertunjukan Tabuik adalah acara tahunan, acara wisata di mana pasangan datang dan pergi bersama. Prasasti tersebut menyatakan bahwa kejadian ini merupakan peringatan bagi dirinya dan anak-anaknya agar mereka dapat berjalan-jalan di tepi Gondoriah, membaca terbitan Tabuik, dan mengajari anak-anak mereka bahwa ini adalah tradisi terbaik. Bahkan, penggunaan tabu saat ini telah mereduksinya menjadi ritual tabu tradisional yang hanya dianggap budaya dan tidak sesuai dengan tradisi lain. Tradisi tabu ini telah dipertanyakan di banyak kalangan, karena ada juga spekulasi dan pendapat apakah tradisi ini Syiah atau tidak. Karena kita tahu bahwa tradisi bersahaja ini merupakan perayaan umum Hari Asyura. Dikatakan sebagai ajaran Syi'ah karena diikuti oleh Syi'ah di seluruh dunia, seperti Irak, Iran, Timur dan negara-negara lainnya. Juga sebagai ungkapan belasungkawa atas wafatnya Imam Husain. kesaksiannya, sedangkan Sunni Parimaan merayakannya dengan pesta.

Dinas Pariwisata Pariaman merencanakan perencanaan pariwisata setiap tahun. Event kalender Tabuik diselenggarakan setiap tahun di tingkat nasional, namun promosi juga meluas ke tingkat internasional untuk menjadikan Tabuik dan Pariam sebagai tujuan wisata internasional. Berdasarkan upacara Tabuik, hari ke-10 Asyura dalam penanggalan Islam di bulan Muharram. Meskipun Asyura menjadi terkenal karena Syiah dan beberapa sufi berduka atas kesyahidan cucu Nabi Muhammad, Hussein bin Ali, pada tahun 61 M di Pertempuran Karbala. Meskipun Sunni juga percaya bahwa Nabi Musa berpuasa pada hari itu. Sejalan dengan visi untuk mengembangkan kota Pariaman, mengembangkan wisata syariah dan meningkatkan pendapatan daerah, maka Tabuiki perlu mengemas dan mengembangkan wisata syariah. Menyampaikan kepada masyarakat bahwa wisata muslim yang tabu harus ditingkatkan. Selain itu, berbagai lomba bernuansa Islami dapat diselenggarakan mulai tanggal 1 hingga 10 Muharram Hijriah, sebuah gerakan yang tabu. di antara


Vol. 7, No. 1, April 2023.

Lomba Garmen Kuroom (pakaian khas wanita Minang dengan sentuhan islami), Lomba Tilawatil Quran, Lomba Doa Rosario, Lomba Doa Pemakaman.

V.Kesimpulan

Tabuik merupakan warisan budaya berupa ritual atau tradisi yang berkembang di Pariaman. Semula merupakan tradisi atau perayaan untuk memperingati wafatnya Husein, Tabuik kemudian berkembang menjadi pertunjukan budaya khas Pariaman setelah ditambahkan unsur budaya Minangkabau. Tabuik Roos Pangkak, Tabuik Mahoyak, Tabuik dibuang ke laut. Ditinjau dari prinsip syariah, tradisi Tabuk juga dimeriahkan dengan berbagai aksi balas dendam, seperti lomba bernuansa Islami, lomba busana, lomba pengajian Al'qur'an, lomba adzan, lomba sholat jenazah. . Hal ini menunjukkan bahwa komunitas pendukung masih memiliki nilai kearifan. Setiap awal dan setiap akhir pekerjaan diikuti dengan doa. Tabu berbasis syariah memiliki nilai-nilai keislaman, di antaranya nilai kearifan, nilai sosial, dan nilai seni.

DAFTAR PUSTAKA

Amanda.M. dkk, 2019. Perencanaan Parawisata Hijau Distrik Roon Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, Jurnal Spasial, Vol. 6, No, 2

Iman Gunawan. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Pratek (Jakarta:Bumi Askara)

Irham Zaki, Gautsi Hamida, Pontesi Prinsip Pada Sektor Kepariwisataan Kota Batu, Jurnal Ekonomi Syaruiah, Vol. 17, No 2

Novia Elian, M.A. Dalmenda, 2016. Makna Tradisi Tabuik Oleh Masyarakat Kota Pariaman (Studi Deskriptif Inraksionisme Simbolik), Jurnal Antropologi Isu-Isu Sosial Budaya, Vol.18, No. 2

Refisrul, 2016. Upacara Tabuik, Ritual Keagamaan Pada Masyarakat Pariaman, Jurnal Penelitian Budaya , Vol. 2, No. 2

243