Implementasi Manajemen Bandwidth Menggunakan Router Mikrotik dengan Metode Hierarchical Token Bucket (Studi Kasus: SD Negeri 1 Sukasada)
on
JITTER- Jurnal Ilmiah Teknologi dan Komputer Vol. 3, No. 2 August 2022
Implementasi Manajemen Bandwidth Menggunakan Router Mikrotik dengan Metode Hierarchical Token Bucket (Studi Kasus: SD Negeri 1 Sukasada)
Putu Alta Saputraa1, I Made Agus Dwi Suarjayaa2, Gusti Made Arya Sasmitaa3 aProgram Studi Teknologi Informasi, Fakultas Teknik, Universitas Udayana email: 1 [email protected] , 2 [email protected] , 3[email protected]
Abstrak
Layanan jaringan internet menjadi sebuah kebutuhan utama dalam suatu proses pertukaran data ataupun informasi. Banyak pekerjaan yang terbantu dengan adanya penggunaan layanan internet. Sekolah Dasar Negeri 1 Sukasada merupakan salah satu sekolah yang berlokasi di kota Singaraja. Sekolah Dasar Negeri 1 Sukasada sudah menggunakan layanan internet untuk menunjang segala jenis kegiatan dan pekerjaan. Permasalahan muncul ketika banyak orang yang menggunakan jaringan internet. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan manajemen bandwidth menggunakan metode Hierarchical Token Bucket yang pembagian dilakukan secara hierarki yang dibagi menjadi beberapa kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengatur pembagian bandwidth agar layanan internet bekerja secara optimal, dan melakukan perbandingan antara sebelum dan sesudah manajemen bandwidth menggunakan metode Hierarchical Token Bucket. Pengujian dilakukan dengan melakukan analisis quality of service berdasarkan standarisasi TIPHON. Hasil yang diperoleh setelah dilakukan manajamen bandwidth adalah metode Hierarchical Token Bucket dapat bekerja dengan baik sehingga bandwidth untuk user tersebar secara merata, dan berdasarkan standarisasi TIPHON, mendapatkan nilai indeks 4 dengan kategori sangat baik.
Kata Kunci: Hierarchical Token Bucket, Internet, Manajemen Bandwidth, Quality of Service
Abstact
Internet network services become a major requirement in a process of exchanging data or information. Many jobs are helped by the use of internet services. Sukasada State Elementary School 1 is one of the schools located in the city of Singaraja. State Elementary School 1 Sukasada already uses internet services to support all kinds of activities and work. Problems arise when many people use the internet network. These problems can be overcome by performing bandwidth management using the Hierarchical Token Bucket method which is divided into several classes. The purpose of this study is to regulate the distribution of bandwidth so that internet services work optimally, and to compare before and after bandwidth management using the Hierarchical Token Bucket method. Testing is done by analyzing the quality of service based on TIPHON standardization. The results obtained after bandwidth management is done is that the Hierarchical Token Bucket method can work well so that the bandwidth for users is spread evenly, and based on the TIPHON standard, it gets an index value of 4 with a very good category.
Keyword: Bandwidth Management, Hierarchical Token Bucket, Internet, Quality of Service.
Layanan jaringan internet menjadi sebuah kebutuhan utama dalam suatu proses pertukaran data ataupun informasi. Banyak aspek kehidupan yang terbantu dengan adanya layanan internet [1]. Oleh karena itu, kemajuan teknologi internet harus terus dilakukan yang diiringi dengan meningkatnya kualitas dan kuantitasnya [2]. Tingginya kebutuhan akses internet oleh pengguna jaringan, menimbulkan masalah menurunnya kualitas internet. Penggunaan internet secara massal akan mengakibatkan penurunan performa dan kualitas jaringan yang dimiliki, seiring dengan bertambahnya pengguna yang mengakses jaringan internet [3]. Permasalahan pada jaringan internet dapat disebabkan oleh perangkat internet yang
kurang memadai, dan pengguna layanan internet yang tidak termanajemen. Masalah inilah yang muncul pada Sekolah Dasar Negeri 1 Sukasada. Permasalahan tersebut dapat diatasi dengan melakukan manajemen user dan manajemen bandwidth pada jaringan komputer sehingga jaringan tersebut dapat bekerja secara optimal. Bandwidth merupakan kapasitas atau daya tampung kabel ethernet agar dapat dilewati jalur paket data dalam jumlah tertentu [4]. Manajemen bandwidth ini dilakukan untuk mengatur hak akses pengguna yang dapat menggunakan layanan internet, jadi tidak sembarang orang dapat menggunakan bandwidth tersebut. Manajemen bandwidth harus diterapkan ketika terdapat banyak client yang menggunakan jaringan yang sama [5]. Menerapkan manajemen bandwidth dapat membantu dalam hal monitoring penggunaan internet [6].
Router merupakan perangkat jaringan yang mampu mengirimkan paket data dari satu jaringan ke jaringan yang lain menggunakan metode pengalamatan dan protokol tertentu [7]. Router MikroTik merupakan sebuah perangkat jaringan komputer yang memiliki fitur untuk melakukan pengaturan (manajemen) pada jaringan komputer. MikroTik dapat digunakan untuk mengatur bandwidth, manajemen jaringan, dan juga dapat berperan sebagai firewall yang mampu mengatur hak akses user. Pengaturan bandwidth dilakukan untuk mengatur tiap data yang lewat sehingga setiap user mendapatkan bandwidth secara adil dan merata [8]. Konfigurasi yang dilakukan pada router MikroTik menggunakan teknik simple queue untuk mengatur pembagian bandwidth. Teknik simple queue dapat digunakan untuk mengatur kecepatan download upload user [9]. Penggunaan metode Hierarchical Token Bucked (HTB) berfungsi untuk pembagian dilakukan secara hierarki yang dibagi menjadi beberapa kelas sesuai dengan kebutuhan.
Penggunaan router MikroTik disarankan karena sudah memiliki fitur yang lengkap dalam manajemen jaringan internet. Melakukan manajemen bandwidth menggunakan router MikroTik dapat dilakukan secara mudah [10]. Pemasangan router MikroTik tidak memerlukan tempat yang luas karena ukuran router MikroTik yang relatif kecil, tidak mengkonsumsi daya listrik yang terlalu besar, harga yang lebih terjangkau, penggunaannya lebih aman dibandingkan menggunakan router PC, serta konfigurasi yang dilakukan pada router MikroTik lebih mudah dilakukan.
Berdasarkan permasalahan yang sudah diuraikan di atas, maka penulis merasa perlu mengangkat permasalahan tersebut menjadi sebuah penelitian yang berjudul “Implementasi Manajemen Bandwidth Menggunakan Router Mikrotik dengan Metode Hierarchical Token Bucket (Studi Kasus: Sekolah Dasar Negeri 1 Sukasada)”.
Berikut adalah metode penelitian yang digunakan pada penelitian implementasi manajemen bandwidth menggunakan router MikroTik dengan metode Hierarchical Token Bucket pada Sekolah Dasar Negeri 1 Sukasada.
Gambar 1. Metode Penelitian PP IOO
Gambar 1 merupakan alur penelitian yang menggunakan konsep PPDIOO. Metode PPDIOO merupakan sebuah metode untuk merancang dan mendesain jaringan yang diciptakan oleh Cisco. Metode PPDIOO yang terdiri dari enam fase yaitu, prepare (persiapan), plan (perencanaan), design (desain), implement (implementasi), operate (operasi), dan optimize (optimasi).
Kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian implementasi manajemen bandwidth menggunakan router MikroTik dengan metode Hierarchical Token Bucket pada Sekolah Dasar Negeri 1 Sukasada adalah sebagai berikut.
Jaringan komputer adalah sebuah jaringan telekomunikasi yang menghubungkan dua atau lebih komputer sehingga mampu melakukan proses pertukaran data [11]. Setiap komputer yang terhubung dapat saling meminta dan memberi layanan. Komputer yang meminta layanan disebut client sedangkan komputer yang berperan sebagai pemberi layanan disebut dengan server. Design jaringan tersebut disebut dengan sistem client-server [12]. Media perantara yang digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer tersebut dapat berupa berkabel dan nirkabel [13].
Bandwidth merupakan kapasitas atau daya tampung kabel ethernet agar dapat dilewati jalur paket data dalam jumlah tertentu [4]. Bandwidth pada jaringan komputer sering digunakan sebagai suatu sinonim untuk kecepatan transfer data yang dibawa dari satu titik ke titik yang lain dalam jangka waktu tertentu. Satuan yang digunakan pada bandwidth adalah Bit per Second (bps).
Hierarchical Token Bucket merupakan metode untuk mengatur pembagian bandwidth yang dilakukan secara hierarki yang dibagi menjadi beberapa kelas atau level sehingga pembagian akan dilakukan secara optimal. Metode Hierarchical Token Bucket dapat membatasi jalur data setiap level, jika ada bandwidth yang tidak terpakai dapat digunakan oleh klasifikasi yang lebih rendah. Metode Hierarchical Token Bucket sangat berguna untuk membatasi rating download dan upload client, sehingga client tidak dapat menggunakan bandwidth secara berlebihan [14].
Metode simple queue merupakan sebuah metode manajemen bandwidth sederhana yang dimiliki oleh router MikroTik. Pembatasan dilakukan berdasarkan IP address yang dimiliki oleh client, dengan menentukan batasan kecepatan maksimal upload dan download [15]. Pembatasan berdasarkan data rate dapat dilakukan dalam manajemen bandwidth yang diterapkan pada jaringan komputer dengan skala kecil hingga menengah untuk mengatur penggunaan bandwidth untuk setiap pengguna [16].
Quality of Service atau QoS merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengukur kinerja suatu jaringan internet. Quality of Service atau QoS dapat digunakan untuk mendefinisikan karakteristik dari layanan internet sehingga dapat diketahui seberapa baik kualitas jaringan internet yang dimiliki. Parameter yang sering digunakan dalam analisa quality of service adalah troughput, delay, jitter, dan packet loss. Troughput merupakan banyaknya paket yang berhasil diterima pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu tersebut, yang dihitung dalam satuan bps. Delay merupakan lama waktu yang dibutuhkan suatu paket untuk melakukan proses transmisi dari satu titik asal ke titik yang menjadi tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak transmisi, media fisik, kongesti atau lama waktu yang dibutuhkan selama proses transmisi berlangsung. Packet loss adalah banyaknya paket yang hilang pada suatu jaringan, yang biasanya disebabkan oleh tabrakan antar paket, penuhnya kapasitas bandwidth, dan penurunan paket yang disebabkan oleh habisnya TTL dari paket. Jitter merupakan variasi delay antar paket pada sebuah jaringan. Jitter diakibatkan oleh variasi-variasi dalam panjang antrian, waktu pengolahan data, peningkatan traffic secara mendadak sehingga menimbulkan efek penyempitan bandwidth dan menyebabkan antrian.[17]
Bagian ini membahas pengujian pada manajemen bandwidth dan hasil analisis quality of service pada jaringan Sekolah Dasar Negeri 1 Sukasada
Pengujian bandwidth dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah implementasi manajemen bandwidth menggunakan metode Hierarchical Token Bucket. Berikut merupakan hasil pengujian bandwidth sebelum dilakukan implementasi manajemen bandwidth.
Tabel 1. Sebelum Implementasi
Hari |
User |
Download |
Upload |
Tenaga Pendidik |
2.43 Mbps |
1.97 Mbps | |
Kepala Sekolah |
4.06 Mbps |
1.54 Mbps | |
Guru |
1.88 Mbps |
3.76 Mbps | |
Senin |
Guru |
1.76 Mbps |
1.09 Mbps |
Guru Guru |
0.34 Mbps 0.73 Mbps |
0.23 Mbps 0.47 Mbps | |
Guru |
0.78 Mbps |
0.18 Mbps | |
Guru |
1.44 Mbps |
1.77 Mbps | |
Tenaga Pendidik |
4.43 Mbps |
3.34 Mbps | |
Kepala Sekolah |
1.96 Mpbs |
2.34 Mbps | |
Guru |
0.56 Mbps |
1.86 Mbps | |
Selasa |
Guru |
3.35 Mbps |
0.89 Mbps |
Guru Guru |
0.45 Mbps 0.76 Mbps |
0.35 Mbps 0.98 Mbps | |
Guru |
0.92 Mbps |
0.67 Mbps | |
Siswa |
1.34 Mbps |
0.75 Mbps | |
Tenaga Pendidik |
1.07 Mbps |
1.23 Mbps | |
Guru |
5.03 Mbps |
2.87 Mbps | |
Guru |
0.36 Mbps |
0.45 Mbps | |
Rabu |
Guru |
0.87 Mbps |
0.95 Mbps |
Guru |
0.53 Mbps |
0.78 Mbps | |
Guru |
1.45 Mbps |
1.34 Mbps | |
Siswa |
0.36 Mbps |
3.46 Mbps | |
Tenaga Pendidik |
2.64 Mbps |
3.68 Mbps | |
Kepala Sekolah |
1.24 Mbps |
0.35 Mbps | |
Guru |
0.36 Mbps |
0.27 Mbps | |
Kamis |
Guru |
0.68 Mbps |
0.45 Mbps |
Guru Guru |
3.56 Mbps 1.34 Mbps |
0.59 Mbps 1.44 Mbps | |
Guru |
0.45 Mbps |
0.94 Mbps | |
Siswa |
0.65 Mbps |
0.68 Mbps | |
Tenaga Pendidik |
1.45 Mbps |
2.26 Mbps | |
Kepala Sekolah |
1.78 Mbps |
4.37 Mbps | |
Guru |
0.23 Mbps |
0.35 Mbps | |
Jumat |
Guru |
0.87 Mbps |
0.65 Mbps |
Guru Guru |
1.68 Mbps 4.28 Mbps |
0.61 Mbps 1.24 Mbps | |
Guru |
0.75 Mbps |
0.54 Mbps | |
Siswa |
0.58 Mbps |
0.13 Mbps | |
Tenaga Pendidik |
1.62 Mbps |
3.42 Mbps | |
Sabtu |
Kepala Sekolah |
1.68 Mbps |
1.92 Mbps |
Guru |
0.23 Mbps |
0.56 Mbps |
Guru |
5.32 Mbps |
0.78 Mbps | |
Guru |
0.38 Mbps |
0.26 Mbps | |
Guru |
0.57 Mbps |
1.74 Mbps | |
Guru |
0.68 Mbps |
0.86 Mbps | |
Siswa |
0.32 Mbps |
0.54 Mbps | |
Tabel 1 merupakan data nilai download dan upload setiap user yang sedang menggunakan jaringan Sekolah Dasar Negeri 1 Sukasada. Data di atas menunjukkan bahwa penyebaran bandwidth untuk setiap user tidak sama rata. Hal tersebut menyebabkan beberapa user merasakan internet yang lambat. Pengujian berikutnya dilakukan pada jaringan yang sudah terimplementasi manajemen bandwidth menggunakan metode Hierarchical Token Bucket. Hasil pengujian jaringan yang telah terimplementasi manajemen bandwidth menggunakan metode Hierarchical Token Bucket adalah sebagai berikut. | |||
Tabel 2. Implementasi Metode Hierarchical Token Bucket | |||
Hari |
User |
Download |
Upload |
Tenaga Pendidik (p_user) |
2.43 Mbps |
1.97 Mbps | |
Kepala Sekolah (g_user) |
1.44 Mbps |
2.06 Mbps | |
Guru (g_user) |
1.51 Mbps |
1.09 Mbps | |
Senin |
Guru (g_user) |
1.24 Mbps |
1.23 Mbps |
Guru (g_user) Guru (g_user) |
1.21 Mbps 1.02 Mbps |
1.27 Mbps 1.18 Mbps | |
Guru (g_user) |
1.34Mbps |
1.57 Mbps | |
Guru (g_user) |
1.01 Mbps |
1.10 Mbps | |
Tenaga Pendidik (p_user) |
1.58 Mbps |
1.90 Mbps | |
Kepala Sekolah (g_user) |
1.67 Mbps |
1.94 Mbps | |
Guru (g_user) |
1.63 Mbps |
1.36 Mbps | |
Selasa |
Guru (g_user) |
1.46 Mbps |
1.33 Mbps |
Guru (g_user) Guru (g_user) |
1.36 Mbps 1.19 Mbps |
1.18 Mbps 1.29 Mbps | |
Guru (g_user) |
1.44 Mbps |
1.76 Mbps | |
Siswa (s_user) |
1.23 Mbps |
1.68 Mbps | |
Tenaga Pendidik (p_user) |
1.68 Mbps |
1.66 Mbps | |
Guru (g_user) |
1.88 Mbps |
2.74 Mbps | |
Guru (g_user) |
1.76 Mbps |
1.31 Mbps | |
Rabu |
Guru (g_user) |
1.34 Mbps |
1.19 Mbps |
Guru (g_user) |
1.36 Mbps |
1.38 Mbps | |
Guru (g_user) |
1.23 Mbps |
1.17 Mbps | |
Siswa (g_user) |
1.44 Mbps |
1.77 Mbps | |
Tenaga Pendidik (p_user) |
1.72 Mbps |
1.86 Mbps | |
Kepala Sekolah (g_user) |
1.42 Mbps |
1.66 Mbps | |
Guru (g_user) |
1.75 Mbps |
1.22 Mbps | |
Kamis |
Guru (g_user) |
1.44 Mbps |
1.26 Mbps |
Guru (g_user) Guru (g_user) |
1.35 Mbps 1.22 Mbps |
1.32 Mbps 1.27 Mbps | |
Guru (g_user) |
1.17 Mbps |
1.46 Mbps | |
Siswa (s_user) |
1.23 Mbps |
1.38 Mbps | |
Tenaga Pendidik (p_user) |
1.72 Mbps |
1.86 Mbps | |
Kepala Sekolah (g_user) |
1.40 Mbps |
1.63 Mbps | |
Guru (g_user) |
1.55 Mbps |
1.34 Mbps | |
Jumat |
Guru (g_user) |
1.37 Mbps |
1.33 Mbps |
Guru (g_user) |
1.28 Mbps |
1.21 Mbps | |
Guru (g_user) |
1.39 Mbps |
1.32 Mbps | |
Guru (g_user) |
1.15 Mbps |
1.27 Mbps |
Siswa (s_user) |
1.07 Mbps |
1.19 Mbps | |
Tenaga Pendidik (p_user) |
1.80 Mbps |
1.87 Mbps | |
Kepala Sekolah (g_user) |
1.50 Mbps |
1.62 Mbps | |
Guru (g_user) |
1.49 Mbps |
1.40 Mbps | |
Sabtu |
Guru (g_user) |
1.57 Mbps |
1.33 Mbps |
Guru (g_user) |
1.36 Mbps |
1.30 Mbps | |
Guru (g_user) |
1.23 Mbps |
1.29 Mbps | |
Guru (g_user) |
1.20 Mbps |
1.39 Mbps | |
Siswa (s_user) |
1.46 Mbps |
1.65 Mbps |
Tabel 2 merupakan nilai download dan upload yang didapat setiap user setelah diterapkannya implementasi manajemen bandwidth. Data di atas menunjukkan, pembagian bandwidth untuk setiap user sudah dapat dikatakan sama, karena setiap user mendapatkan bandwidth sebesar 1 Mbps hingga 2 Mbps..
Pengujian quality of service bertujuan untuk mendapatkan hasil data pengukuran parameter troughput, delay, jitter, dan packet loss. Pengujian quality of service menggunakan standarisasi TIPHON untuk mendapatkan hasil dari perhitungna parameter yang dianalisa. Pengambilan data dilakukan selama hari kerja, yang menyesuaikan dengan jam kerja sekolah. Pengujian quality of service dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah implementasi manajemen bandwidth menggunakan metode Hierarchical Token Bucket. Berikut hasil pengujian quality of service sebelum dilakukan implementasi manajemen bandwidth.
Tabel 3 Hasil Quality of Service Sebelum Implementasi
Hari |
Jam |
Parameter |
Nilai |
Indeks |
Kategori | |
Troughput (Kbps) |
41.5 |
Kbps |
2 |
Sedang | ||
08.30 – |
Delay (ms) |
126.20 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
10.00 |
Jitter (ms) |
0.002704 |
ms |
4 |
Sangat Bak | |
Senin |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik | |
Troughput (Kbps) |
18.9 |
Kbps |
1 |
Buruk | ||
10.00 – |
Delay (ms) |
275.73 |
ms |
3 |
Baik | |
11.30 |
Jitter (ms) |
0.015830 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Bak | ||
Troughput (Kbps) |
45.4 |
Kbps |
2 |
Sedang | ||
08.30 – |
Delay (ms) |
149.81 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
10.00 |
Jitter (ms) |
0.005125 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
Selasa |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik | |
Troughput (Kbps) |
30.8 |
Kbps |
2 |
Sedang | ||
10.00 – |
Delay (ms) |
143.93 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
11.30 |
Jitter (ms) |
0.004016 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Bak | ||
Troughput (Kbps) |
21.9 |
Kbps |
1 |
Buruk | ||
08.30 – |
Delay (ms) |
258.37 |
ms |
3 |
Baik | |
10.00 |
Jitter (ms) |
0.010149 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
Rabu |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik | |
Troughput (Kbps) |
239.6 |
Kbps |
4 |
Sangat Baik | ||
10.00 – |
Delay (ms) |
35.27 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
11.30 |
Jitter (ms) |
0.000252 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik | ||
Troughput (Kbps) |
100.7 |
Kbps |
4 |
Sangat Baik | ||
Kamis |
08.30 – |
Delay (ms) |
72.04 |
ms |
4 |
Sangat Baik |
10.00 |
Jitter (ms) |
0.000870 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik |
10.00 – 11.30 |
Troughput (Kbps) |
18.4 |
Kbps |
1 |
Buruk | |
Delay (ms) |
274.23 |
ms |
3 |
Baik | ||
Jitter (ms) |
0.014511 |
ms |
4 |
Sangat Baik | ||
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik | ||
Troughput (Kbps) |
47.0 |
Kbps |
2 |
Sedang | ||
Delay (ms) |
136.31 |
ms |
4 |
Sangat Baik | ||
08.30 – |
Jitter (ms) |
0.003429 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
Jumat |
10.00 |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik |
Troughput (Kbps) |
12.0 |
Kbps |
1 |
Buruk | ||
10.00 – |
Delay (ms) |
338.41 |
ms |
2 |
Sedang | |
11.30 |
Jitter (ms) |
0.021471 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik | ||
Troughput (Kbps) |
15.5 |
Kbps |
1 |
Burk | ||
08.30 – |
Delay (ms) |
307.42 |
ms |
2 |
Sedang | |
10.00 |
Jitter (ms) |
0.013960 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
Sabtu |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik | |
Troughput (Kbps) |
11.4 |
Kbps |
1 |
Buruk | ||
10.00 – |
Delay (ms) |
200.12 |
ms |
3 |
Baik | |
11.30 |
Jitter (ms) |
0.217758 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik |
Tabel 3 merupakan hasil pengujian dan analisa Quality of Service (QoS) pada Sekolah Dasar Negeri 1 Sukasada sebelum dilakukan implementasi manajemen bandwidth. Data di atas menunjukkan empat parameter yang digunakan yaitu troughput, delay, jitter, dan packet loss. Data di atas menunjukkan bahwa terdapat dua parameter yang mengalami masalah, yaitu pada parameter troughput dan delay. Pengujian berikutnya dilakukan pada jaringan yang sudah terimplementasi manajemen bandwidth menggunakan metode Hierarchical Token Bucket. Hasil pengujian jaringan yang telah terimplementasi manajemen bandwidth menggunakan metode Hierarchical Token Bucket adalah sebagai berikut.
Tabel 4 Hasil Quality of Service Metode Hierarchical Token Bucket
Hari |
Jam |
Parameter |
Nilai |
Indeks |
Kategori | |
Troughput (Kbps) |
1064.1 |
Kbps |
4 |
Sangat Baik | ||
08.30 – |
Delay (ms) |
5.88 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
10.00 |
Jitter (ms) |
0.000023 |
ms |
4 |
Sangat Bak | |
Senin |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik | |
Troughput (Kbps) |
1263.0 |
Kbps |
4 |
Sangat Baik | ||
10.00 – |
Delay (ms) |
5.08 |
ms |
4 |
Sangat Bak | |
11.30 |
Jitter (ms) |
0.000017 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Bak | ||
Troughput (Kbps) |
1002.0 |
Kbps |
4 |
Sangat Baik | ||
08.30 – |
Delay (ms) |
6.67 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
10.00 |
Jitter (ms) |
0.000033 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
Selasa |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik | |
Troughput (Kbps) |
976.2 |
Kbps |
4 |
Sangat Baik | ||
10.00 – |
Delay (ms) |
6.23 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
11.30 |
Jitter (ms) |
0.000016 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik | ||
Troughput (Kbps) |
745.1 |
Kbps |
4 |
Sangat Baik | ||
08.30 – |
Delay (ms) |
8.97 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
Rabu |
10.00 |
Jitter (ms) |
0.000066 |
ms |
4 |
Sangat Baik |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik | ||
10.00 – |
Troughput (Kbps) |
1389.3 |
Kbps |
4 |
Sangat Baik | |
11.30 |
Delay (ms) |
4.32 |
ms |
4 |
Sangat Baik |
Jitter (ms) |
0.000019 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik | |
Troughput (Kbps) |
1376.1 |
Kbps |
4 |
Sangat Baik | |
08.30 – |
Delay (ms) |
4.53 |
ms |
4 |
Sangat Baik |
10.00 |
Jitter (ms) |
0.000019 |
ms |
4 |
Sangat Baik |
Kamis |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik |
Troughput (Kbps) |
1357.9 |
Kbps |
4 |
Sangat Baik | |
10.00 – |
Delay (ms) |
4.93 |
ms |
4 |
Sangat Baik |
11.30 |
Jitter (ms) |
0.000023 |
ms |
4 |
Sangat Baik |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik | |
Troughput (Kbps) |
1507.9 |
Kbps |
4 |
Sangat Baik | |
Delay (ms) |
4.47 |
ms |
4 |
Sangat Baik | |
08.30 – |
Jitter (ms) |
0.000021 |
ms |
4 |
Sangat Baik |
Jumat 10.00 |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik |
Troughput (Kbps) |
430.5 |
Kbps |
4 |
Sangat Baik | |
10.00 – |
Delay (ms) |
15.14 |
ms |
4 |
Sangat Baik |
11.30 |
Jitter (ms) |
0.000122 |
ms |
4 |
Sangat Baik |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik | |
Troughput (Kbps) |
793.9 |
Kbps |
4 |
Sangat Baik | |
08.30 – |
Delay (ms) |
9.49 |
ms |
4 |
Sangat Baik |
10.00 |
Jitter (ms) |
0.000080 |
ms |
4 |
Sangat Baik |
Sabtu |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik |
Troughput (Kbps) |
426.6 |
Kbps |
4 |
Sangat Baik | |
10.00 – |
Delay (ms) |
17.64 |
ms |
4 |
Sangat Baik |
11.30 |
Jitter (ms) |
0.000234 |
ms |
4 |
Sangat Baik |
Packet Loss (%) |
0.00 |
% |
4 |
Sangat Baik |
Tabel 4 merupakan hasil pengujian dan analisa quality of service pada Sekolah Dasar Negeri 1 Sukasada setelah dilakukan implementasi manajemen bandwidth menggunakan metode Hierarchical Token Bucket. Data di atas menunjukkan empat parameter yang diujikan yaitu troughput, delay, jitter, dan packet loss. Data di atas menunjukkan setiap parameter mendapatkan nilai 4 dengan kategori sangat baik. Kategori dan indeks didapatkan berdasarkan standarisasi yang diterapkan oleh TIPHON (Telecommunications and Internet Protocol Harmonization Over Networks).
Implementasi manajemen bandwidth bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja jaringan internet dengan memberikan bandwidth secara merata untuk setiap user yang terhubung. Penggunaan metode Hierarchical Token Bucket, pembagian dilakukan secara hierarki yang dibagi menjadi beberapa kelompok, yakni kelompok guru, pegawai, dan siswa. Penerapan metode Hierarchical Token Bucket berfungsi dengan baik yang dibuktikan dengan setiap user yang terhubung mendapatkan bandwidth yang merata. Berdasarkan hasil analisa quality of service pada metode Hierarchical Token Bucket dan metode seluruh parameter yang diujikan berdasarkan standarisasi TIPHON mendapatkan indeks 4 dengan kategori Sangat Baik.
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah dengan dilakukannya pengujian terhadap metode Hierarchical Token Bucket, pihak sekolah memiliki acuan metode yang efektif untuk diterapkan pada jaringan internet Sekolah Dasar Negeri 1 Sukasda. Saran untuk peneliti selanjutnya diharapkan untuk pengujian kecepatan bandwidth dilakukan dengan cara setiap user mengunduh sebuah file yang sama secara bersamaan, kemudian di-monitoring pada MikroTik melalui aplikasi WinBox.
-
[1] K. G. W. P. Putra, G. S. Santyadiputra, and M. W. A. Kesiman, “Penerapan Manajemen Bandwidth Menggunakan Metode Hierarchical Token Bucket Pada Layanan Hotspot Mikrotik Undiksha,” CESS (Journal Comput. Eng. Syst. Sci., vol. 5, no. 1, p. 146, 2020, doi: 10.24114/cess.v5i1.14959.
-
[2] D. Supriadi, H. Fahmi, and K. Imtihan, “Analisa Dan Perancangan Infrastruktur Jaringan Wireless Local Area Network (Wlan) Pada Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Lombok Tengah,” J. Inform. dan Rekayasa Elektron., vol. 1, no. 2, p. 1, 2018, doi: 10.36595/jire.v1i2.53.
-
[3] A. Syukur, “Analisis Management Bandwidth Menggunakan Metode Per Connection Queue (PCQ) dengan Authentikasi RADIUS,” It J. Res. Dev., vol. 2, no. 2, pp. 78–89, 2018, doi: 10.25299/itjrd.2018.vol2(2).1260.
-
[4] R. F. Doni, “Implementasi Manajemen Bandwidth pada Jaringan Komputer dengan Router Mikrotik,” Sustain., vol. 11, no. 1, pp. 1–14, 2019.
-
[5] M. D. Lesmana Siahaan, M. Sari Panjaitan, and A. P. Utama Siahaan, “MikroTik Bandwidth Management to Gain the Users Prosperity Prevalent,” Int. J. Eng. Trends Technol., vol. 42, no. 5, pp. 218–222, 2016, doi: 10.14445/22315381/ijett-v42p243.
-
[6] G. Ardiansa and R. Primananda, “Manajemen Bandwidth dan Manajemen Pengguna pada Jaringan Wireless Mesh Network dengan Mikrotik,” J. Pengemb. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput., vol. 1, no. 11, p. 47, 2017, doi: 10.32736/sisfokom.v4i1.203.
-
[7] R. Aliansyah, Y. N. Kuanag, and M. Kom, “Perancangan Dan Implementasi Manajemen Bandwidth Menggunakan Vyatta Pada Pt . Ginting Jaya Energi Palembang,” pp. 1–13, 2013.
-
[8] F. Adhi Purwaningrum, A. Purwanto, E. Agus Darmadi, P. Tri Mitra Karya Mandiri Blok Semper Jomin Baru, and C. -Karawang, “Optimalisasi Jaringan Menggunakan Firewall,” vol. 2, no. 3, pp. 17–23, 2018.
-
[9] S. Mhd Billy Sandi, G. Indra, O. K. Ika, Sumarno, and Q. Hendry, “Mikrotik Hotspot Network Implementation Using Simple queue As Bandwidth Management,” Sist. Pendukung Keputusan Pemilihan Pimpinan Dengan Metod. Multi Attrib. Util. Theory di PT. Sagami Indones., vol. 3, no. 2, pp. 10–19, 2020.
-
[10] E. Manalu, D. Arisandi, and Sukri, “Analisa Management Bandwidth dengan Metode Antrian Hirarchical Token Bucket,” Pros. 2th Celscitech-UMRI 2017, vol. 2, no. 1, pp. 10–17, 2017.
-
[11] M. Rusdan and M. Sabar, “Analisis dan Perancangan Jaringan Wireless Dengan Wireless Distribution System Menggunakan User Authentication Berbasis Multi-Factor Authentication,” Jt. (Journal Inf. Technol., vol. 02, no. 01, pp. 17–24, 2020.
-
[12] I. K. Astuti, “Jaringan Komputer,” 2020, doi: 10.31219/osf.io/p6ytb.
-
[13] D. B. Rendro, Ngatono, and W. N. Aji, “Analisis Monitoring Sistem Jaringan Komputer Menggunakan Software Nmap,” PROSISKO J. Pengemb. Ris. dan Obs. Sist. Komput., vol. 7, no. 2, pp. 108–115, 2020.
-
[14] M. R. Affandi, I. N. Farida, and R. K. Niswatin, “Penerapan Metode Hierarchical Token Bucket pada Manajemen Bandwidth di Madrasah Aliya Ar-Rosyaad.” pp. 115–120, 2020.
-
[15] S. Hidayatulloh and M. M. Rifa’i, “Penerapan Simple queue Dalam Pengelolaan Bandwidth Local Area Network (Studi Kasus: PT Sumber Berkah Niaga),” J. Infortech, vol. 2, no. 2, pp. 217–222, 2020, doi: 10.31294/infortech.v2i2.9228.
-
[16] N. I. Dirja, “Implementasi Metode Simple queue Dan Queue Tree Untuk Optimasi Manajemen Bandwith Jaringan Komputer Di Politeknik Aceh Selatan,” METHOMIKA J. Manaj. Inform. Komputerisasi Akunt., vol. 2, no. 1, pp. 43–50, 2018.
-
[17] Aprianto Budiman, M. Ficky Duskarnaen, and Hamidillah Ajie, “Analisis Quality of Service (Qos) Pada Jaringan Internet Smk Negeri 7 Jakarta,” PINTER J. Pendidik. Tek. Inform. dan Komput., vol. 4, no. 2, pp. 32–36, 2020, doi: 10.21009/pinter.4.2.6.
Discussion and feedback