JITTER- Jurnal Ilmiah Teknologi dan Komputer Vol.1 No. 1 Agustus 2020

ANALISIS DAN OPTIMALISASI JARINGAN MENGGUNAKAN METODE PER CONNECTION CLASSIFIER (STUDI KASUS: CAS TECH)

I Putu Yandi Paramartaa1, Gusti Made Arya Sasmitaa2, Kadek Suar Wibawab3 a b Universitas Udayana Teknologi Informasi Indonesia e-mail: 1[email protected] 2[email protected] 3[email protected]

Abstrak

Kebutuhan internet di era sekarang merupakan kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari Internet merupakan alat komunikasi dan pertukaran data yang baik digunakan disegala bidang Kewajiban bagi perusahaan dibidang pelayanan internet untuk memberikan kualitas layanan internet yang baik dan stabil Perusahaan CAS Tech merupakan perusahaan yang bekerja dalam penyedia layanan internet yang bekerjasama dengan ISP lokal menyediakan bandwidth up 400 Mbps dengan jumlah 125 client Perusahaan CAS Tech dalam penyediaan internet harus mampu memberi pelayanan internet yang stabil Load balancing per connection classifier menyeimbangkan beban dengan mengarahkan koneksi pada source address, destination address, source port, dan destination port Penggunaan metode per connection classifier memiliki kualitas quality of service dalam katagori sangat baik dilihat dari rata-rata nilai delay 1 87 ms yang rendah dan nilai rata-rata throughput 4546 Kbps yang tinggi pada jaringan

Kata kunci: Internet, Load Balancing, Per Connection Classifier, Quality of Service, Bandwidth

Abstract

The need of internet nowadays is become the basic needs in daily life Internet is a good communication tool and data exchange that can be used in all aspects of life It is the obligation of internet service companies to provide the good and stable internet services CAS Tech Company is a company in internet service provider that collaborated with local ISP which provides 400 Mbps of bandwith up with 125 clients CAS Tech Company must able to provide stable internet services Load balancing per connection classifier is balances the load by directing the connections to the source address, destination address, source port, and destination port The use of per connection classifier method has an excellent category of quality of service seen by the average delay value of 1 87 ms which is low and the average value of throughput of 4546 Kbps which is high on the network

Keywords : Internet, Load Balancing, Per Connection Classifier, Quality of Service, Bandwidth

  • 1.    Introduction

Pengguna internet dengan permintaan layanan internet saat ini semakin meningkat sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Pemilihan internet service provider berpengaruh pada perusahaan penyedia layanan internet. Kesetabilan internet dapat diperoleh dengan menggunakan metode load balancing yaitu penyeimbangan beban dari beberapa jalur koneksi suatu jaringan [1]. Jaringan memiliki syarat yaitu beberapa perangkat atau komputer dapat melakukan pertukaran data yang terhubung dengan kabel atau nirkabel[2]. CAS Tech adalah perusahaan yang melayani internet lokal yang bekerjasama dengan ISP jakarta dengan jumlah bandwidth up sampai 400 Mbps yang memiliki 125 client. CAS Tech menggunakan 2 ISP bertujuan untuk menjamin ketersediaan internet pada setiap client dengan membagi beban trafik secara seimbang. Konfigurasi metode load balancing per connection classifier menggunakan aplikasi WinBox dengan nilai dari quality of service menggunakan aplikasi Wireshark[3].

Perkembangan teknologi semakin pesat dengan kebutuhan internet sebagai kebutuhan pokok dalam pertukaran informasi. Menunjang dari kebutuhan internet bagi pelanggan perusahaan CAS Tech harus mampu menyediakan layanan internet yang stabil. Mencegah terjadinya kelebihan beban distribusi pada jaringan diperlukan sistem backup seperti load balancing. Load balancing penelitian dibagi menjadi 2 yaitu static route load balancing dan dynamic load balancing. Static load balancing adalah perpindahan sesuatu data secara statis dengan pertimbangan status sistem. Dynamic load balancing adalah penyeimbangan beban secara dinamis yang mampu menyesuaikan dalam keadaan beban berubah pada suatu sistem[4]. Nilai kinerja jaringan dilakukan dengan mengukur kualitas jaringan dalam layanan tersedia bagi pengguna[5]. Meningkatkan pelayanan dengan memprediksi penggunan internet dalam penyeimbangan beban akan memberikan service yang baik bagi client[6].

  • 2.    Research Method

Perancangan sistem didapatkan melalui analisis jaringan yang diterapkan di CAS Tech. Hasil dari analisis jaringan yang ada di CAS Tech akan mampu memberikan gambaran penerapan perancangan sistem baru. Kualitas jaringan yang baik akan memberikan kepuasan bagi client CAS Tech.

Figure 1. Gambaran Umum

Gambar 1 merupakan gambaran umum analisis dan optimalisasi jaringan pada perusahaan CAS Tech dengan menggunakan 2 ISP. Perusahaan CAS Tech melakukan load balancing menggunakan ISP 1 dengan bandwidth 200 Mbps dan ISP 2 dengan bandwidth 200 Mbps. Kedua ISP akan menjadi sumber internet dari router mikrotik RB 1100ahx2. Router mikrotik RB 1100ahx2 dikonfigurasi dengan mengunakan load balancing metode per connection classifier. Setelah dikonfigurasi dengan per connection classifier router mikrotik RB 1100ahx2 akan meneruskan koneksi ke router distribusi CCR 1036. Router distribusi 1009 dihubungkan dengan switch akan meneruskan koneksi ke access point. Koneksi dari access point akan diterima oleh receiver client CAS Tech dan koneksi disalurkan ke router client CAS Tech untuk digunakan oleh user. Konfigurasi akan menggunakan aplikasi WinBox dengan menggunakan tampilan GUI atau CLI[7]. Mengatasi terjadinya kegagalan dalam koneksi internet digunakan teknik failover untuk memindahkan koneksi yang terputus ke koneksi yang tersedia. Penggabungan dua ISP tersebut menghasilkan sistem manajemen informasi real-time yang mampu saling backup koneksi[8].

  • 2.1.    Per Connection Classifier

Per Connection Classifier (PCC) merupakan metode yang menggunakan mangle untuk menandai beberapa koneksi yang bertujuan ke salah satu gateway internet. Akses data jaringan akan di konfigurasi routing pada router yang digunakan. Data konfigurasi PCC akan saling terkait melewati gateway yang ditandai dari mangle routing. Data dikonfigurasi akan melalui source port destination port, source address dan destination address yang sudah ditandai dengan mangle. Kelebihan per connection classifier yaitu menandai paket pada mangle yang sudah dikonfigurasi dengan output koneksi internet secara dinamis.

  • 2.2.    Quality of Service

Quality of Service (QoS) merupakan kualitas kepuasan pemakaian internet pada layanan yang diberikan berdasarkan nilai delay packet loss jitter dan throughput dari suatu jaringan. Throughput adalah kemampuan jaringan dalam transfer data yang sukses dalam waktu yang tertentu dengan jumlah data yang dikirim dibagi waktu pengiriman data. Rumus throughput;

Jumlah data yang di kirim throughput = ——---——------ Waktu Penginman data

Standarisasi nilai throughput menurut TIPHON yaitu kategori nilai throughput kurang dari 25 bps tergolong dalam indeks 1 dengan kategori buruk. Kategori nilai throughput 50 bps tergolong dalam indeks 2 dengan kategori sedang. Kategori nilai throughput 75 bps tergolong dalam indeks 3 dengan kategori baik. Kategori nilai throughput 100 bps tergolong dalam indeks 4 dengan kategori sangat baik.

Tabel 1. Kategori Nilai Throughput

Nilai Throughput (bps)

Indeks

Katagori Throughput

<25

1a

Buruka

50

2a

Sedanga

75

3a

Baika

100

4a

Sangat Baika

Kelebihan beban pada jaringan dapat menimbulkan packet loss dalam jaringan internet. Packet loss merupakan kegagalan transfer data pada IP tujuan dengan paket yang hilang suatu jaringan internet. Rumus packet loss;

(Paket data dikirim — Paket data diterima)

Packet Loss =---------—-------—------------x 100%

Paket data dιkιnm

Standarisasi nilai packet loss menurut TIPHON yaitu kategori nilai packet loss 0% tergolong dalam indeks 4 dengan kategori sangat baik. Kategori nilai packet loss 3% tergolong dalam indeks 3 dengan kategori baik. Kategori nilai packet loss 15% tergolong indeks 2 dengan kategori sedang. Kategori nilai packet loss 25% tergolong dalam indeks 1 dengan kategori buruk.

Tabel 2. Kategori Nilai Packet Loss

Nilai Packet Loss (0%)

Indeks

Katagori Packet Loss

25

1a

Burukk

15

2a

Sedangg

3

3a

Baikk

0

4a

Sangat Baikk

Proses tranmisi paket data yang bertabrakan pada suatu titik akan menimbulkan delay. Delay merupakan waktu paket yang dijeda pada transfer data dengan total delay dibagi total paket data. Rumus delay;

total delay rata — rata delay =----;---;--------

total paket data

Standarisasi nilai delay menurut TIPHON yaitu kategori nilai delay kurang dari 450 ms tergolong dalam indeks 1 nilai delay 300 ms - 450 ms tergolong dalam indeks 2 nilai delay 150 ms - 300 ms tergolong dalam indeks 3 dan nilai delay kurang dari 150 ms tergolong indeks 4.

Tabel 3. Kategori Nilai Delay

Nilai Delay (ms)

Indeks

Katagori Delay

>450 mssa

1a

Buruka

300 ms s/d 450 mssa

2a

Sedanga

150 ms s/d 300 mssa

3a

Baika

<150 mssa

4a

Sangat Baika

Jitter dipengaruhi oleh congestion (data yang bertabrakan) pada suatu jaringan. Jitter merupakan variasi waktu tundaaantara paket data pada suatu jaringan dengan total variasi delay dibagi total paket data -1. Rumus jitter;

Total variasi delay

litter =-----------------—

(total paket data — 1)

Standarisasi jitter TIPHON yaitu kategori nilai jitter 125 ms - 225 ms tergolong dalam indeks 1 nilai jitter 75 ms - 125 ms tergolong dalam indeks 2 nilai jitter 0 ms - 75 ms tergolong dalam indeks 3 dan nilai jitter 0 ms tergolong dalam indeks 4.

Tabel 4. Kategori Nilai Jitter

Nilai Jitter (ms)

Indeks

Katagori Jitter (ms)

125 ms s/d 225 mss

1a

Burukk

75 ms s/d 125 mss

2a

Sedangg

0 ms s/d 75 mss

3a

Baikk

0 mss

4a

Sangat Baikk

  • 3.    Literature Study

Load balancing dapat dilakukan dengan cara memaksimalkan quality of service. Tujuan dari load balancing yaitu penyeimbangan beban trafik pada ISP yang digunakan dan menghasilkan jaringan internet yang baik untuk pengguna[9]. Penyeimbangan beban trafik pada suatu jaringan bisa dilihat adanya beban trafik pada interface ISP 1 dan ISP 2. Metode per connection classifier dapat mengefisienkan penggunaan bandwidth dan mempercepat koneksi pada jaringan yang diterapkan[10].

Penelitian terkait dengan kualitas data layanan quality of service pada SSID imissu@berbudaya imissu@mandiri dan imissu@unggul memiliki kualitas yang sangat baik. Berdasarkan standarisasi TIPHON dengan rata-rata nilai delay <150 ms 0 ms jitter dan pakcet loss 0% yang diambil dari 13 titik di fakultas Universitas Udayana pada pagi hari siang hari dan malam[11].

Penelitian terkait tentang load balancing 2 ISP metode per connection classifier dengan hasil pengujian download file dan memonitoring kedua ISP terlihat besar konektivitas trafik gateway yang stabil. Trafik interface ether 2 yang memiliki Tx/Rx : 252 1 kbps dan ether 3

memiliki Tx/Rx : 221 2 kbps perbedaan nilai tersebut tidak terlalu jauh. Implementasi load balancing dilakukan dengan menambahkan router mikrotik menggunakan konfigurasi sistem load balancing per connection classifier sebagai pengingat jalur koneksi yang dilalui dari LAN ke ISP yang digunakan[12].

Penelitian terkait hasil pengujian delay dalam kondisi pemakaian internet dengan pengguna yang padat nilai rata-rata delay 160.25 ms dalam katagori baik dan kondisi pemakaian internet dengan pengguna yang sedikit nilai rata-rata delay 135.25 ms dalam katagori sangat baik. Hasil pengujian packet loss dengan rata-rata 0% pada situasi pemakaian internet padat dan tidak padat dalam katagori sangat baik[13].

Penelitian terkait metode per connection classifier dapat membagi beban trafik pada jalur sesuai dengan bandwidth yang diperlukan oleh client. Address-pairing berjalan dengan baik antara source address dan destination address. Teknik failover berjalan dengan baik dalam mengatasi terputusnya salah satu gateway yang terhubung ke internet. Hasil pengujian trace route ke satu alamat website yang sama dengan rata-rata ISP 1 91 36% dan ISP 2 8 64% dan hasil pengujian trace route ke satu alamat website yang acak dengan rata-rata ISP 1 78 40% dan ISP 2 21.60%[14].

  • 4.    Result and Discussion

Pengguna bandwidth seluruh client CAS Tech pada ISP yang digunakan akan direkam pada router mikrotik yang sudah dikonfigurasi. Melakukan pengecekan trafik dari ISP yang digunakan bertujuan untuk mengetahui konfigurasi load balancing berjalan dengan baik sehingga mampu dalam menyeimbangkan beban internet.

Figure 2. Grafik ISP 1

Gambar 2 merupakan gambar grafik dari ISP 1 yaitu interface statistics. Grafik Daily Graph (5 Minute Average) menunjukan keadaan pagi hari dengan rata-rata penggunaan bandwidth 8.00 Mb pada siang hari rata-rata 15.00 Mb dan pada malam hari 9.00 Mb. Grafik Weekly Graph (30 Minute Average) dengan rata-rata penggunaan bandwidth 6.25 Mb. Grafik Monthy Graph (2 Hour average) pada minggu ke 11 dengan rata-rata penggunaan bandwidth kurang dari 50.00 Mb. Grafik Yearly Graph (1 Day Average) menunjukkan pada bulan maret penggunaan bandwidth sebesar 105.00 Mb.

Figure 2. Grafik ISP 2

Gambar 3 merupakan gambar grafik dari ISP 2 yaitu interface statistics. Grafik Daily Graph (5 Minute Average) menunjukan keadaan pagi hari dengan rata-rata penggunaan bandwidth 6.25 Mb pada siang hari rata-rata 15.00 Mb dan pada malam hari 12.5 Mb. Grafik Weekly Graph (30 Minute Average) dengan rata-rata bandwidth kurang dari 12.5 Mb. Grafik Monthy Graph (2 Hour Average) pada minggu ke 11 dengan rata-rata penggunaan bandwidth kurang dari 45.00 Mb. Grafik Yearly Graph (1 Day Average) menunjukkan pada bulan maret penggunaan bandwidth sebesar 90.00 Mb.

  • 4.1.    Hasil Quality of Service

Pengolahan data rekapitulasi quality of service perusahaan CAS Tech pada keadaan pagi hari dan siang hari dengan hasil nilai indeks quality of service berdasarkan versi TIPHON. Nilai quality of service dengan menggunakan metode load balancing static route dan per connection classifier.

Tabel 6. Nilai QoS Static Route Pagi Hari

SSID

Parameter

Nilai

Kategori

Throughput (Kbps)

2191 Kbps

Sangat Baik

Mang

Delay (ms)

2.95 ms

Sangat Baik

Risna

Jitter (ms)

0.000146

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0 %

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

2084 Kbps

Sangat Baik

Wika

Delay (ms)

3.18 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000029

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0 %

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

2775 Kbps

Sangat Baik

Delay (ms)

2.82 ms

Sangat Baik

NGS

Jitter (ms)

0.000052

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0 %

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

5957 Kbps

Sangat Baik

Nyoman-

Delay (ms)

1.30 ms

Sangat Baik

Sunada

Jitter (ms)

0.000002

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0 %

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

2592 Kbps

Sangat Baik

=Tunik=

Delay (ms)

2.79 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000075

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0 %

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

1650 Kbps

Sangat Baik

ASTI-DIVA

Delay (ms)

4.08 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000087

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0 %

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

3213 Kbps

Sangat Baik

Wibas

Delay (ms)

2.14 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000025

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0 %

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

3200 Kbps

Sangat Baik

Yudi

Delay (ms)

2.16 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000334

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0 %

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

5123 Kbps

Sangat Baik

Dhini

Delay (ms)

1.50 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000271

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0 %

Sangat Baik

Tabel 7. Nilai QoS Static Route Siang Hari

Parameter

Nilai

Kategori

SSID

Throughput (Kbps)

1167 Kbps

Sangat Baik

Mang

Delay (ms)

6.22 ms

Sangat Baik

Risna

Jitter (ms)

0.000337

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

2178 Kbps

Sangat Baik

Wika

Delay (ms)

3.37 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000008

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

1654 Kbps

Sangat Baik

Delay (ms)

4.41 ms

Sangat Baik

NGS

Jitter (ms)

0.000794

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

4039 Kbps

Sangat Baik

Nyoman-

Delay (ms)

1.84 ms

Sangat Baik

Sunada

Jitter (ms)

1.838101

Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

1369 Kbps

Sangat Baik

=Tunik=

Delay (ms)

5.09 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.028778

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

3367 Kbps

Sangat Baik

ASTI-DIVA

Delay (ms)

1.85 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000116

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

2572 Kbps

Sangat Baik

Wibas

Delay (ms)

2.86 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000394

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

3114 Kbps

Sangat Baik

Yudi

Delay (ms)

2.31 ms

Sangat Baik

Dhini

Jitter (ms)

Packet Loss (%)

Throughput (Kbps)

Delay (ms)

Jitter (ms)

Packet Loss (%)

0.000994 0%

560 Kbps 11.80 ms 0.021443 0%

Sangat Baik

Sangat Baik

Sangat Baik

Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

Tabel 8. Nilai QoS PCC Pagi Hari

SSID

Parameter

Nilai

Kategori

Throughput (Kbps)

3086 Kbps

Sangat Baik

Mang

Delay (ms)

2.20 ms

Sangat Baik

Risna

Jitter (ms)

0.000003

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

2420 Kbps

Sangat Baik

Wika

Delay (ms)

2.72 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000082

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

6892 Kbps

Sangat Baik

NGS

Delay (ms)

1.37 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000179

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

5912 Kbps

Sangat Baik

Nyoman-

Delay (ms)

1.45 ms

Sangat Baik

Sunada

Jitter (ms)

0.000095

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

5085 Kbps

Sangat Baik

=Tunik=

Delay (ms)

1.56 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000012

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

4115 Kbps

Sangat Baik

ASTI-DIVA

Delay (ms)

1.79 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000182

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

4112 Kbps

Sangat Baik

Wibas

Delay (ms)

1.82 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000007

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

3735 Kbps

Sangat Baik

Yudi

Delay (ms)

2.09 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000001

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

6276 Kbps

Sangat Baik

Dhini

Delay (ms)

1.42 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000018

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Tabel 9. Nilai QoS PCC Siang Hari

SSID

Parameter

Nilai

Kategori

Throughput (Kbps)

3059 Kbps

Sangat Baik

Mang

Delay (ms)

2.31 ms

Sangat Baik

Risna

Jitter (ms)

0.000063

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

3197 Kbps

Sangat Baik

Wika

Delay (ms)

2.22 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000131

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

8424 Kbps

Sangat Baik

Delay (ms)

1.09 ms

Sangat Baik

NGS

Jitter (ms)

0.000053

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

5483 Kbps

Sangat Baik

Nyoman-

Delay (ms)

1.48 ms

Sangat Baik

Sunada

Jitter (ms)

0.000036

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

4635 Kbps

Sangat Baik

=Tunik=

Delay (ms)

1.74 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000025

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

4311 Kbps

Sangat Baik

ASTI-DIVA

Delay (ms)

1.64 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000207

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

4204 Kbps

Sangat Baik

Wibas

Delay (ms)

1.76 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.0000151

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

1840 Kbps

Sangat Baik

Yudi

Delay (ms)

3.51 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000665

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Throughput (Kbps)

5043 Kbps

Sangat Baik

Dhini

Delay (ms)

1.56 ms

Sangat Baik

Jitter (ms)

0.000023

Sangat Baik

Packet Loss (%)

0%

Sangat Baik

Berdasarkan tabel diatas hasil rata-rata analisis pengolahan data quality of service pada pagi hari dan siang hari termasuk dalam kategori sangat baik berdasarkan standarisasi versi TIPHON.

  • 4.2.    Perbandingan Metode Static Route dan PCC

Perbandingan metode antara load balancing static route dengan per connection classifier menggunakan standarisasi quality of service. Standarisasi yang digunakan yaitu dengan nilai throughput nilai delay nilai jitter dan nilai packet loss.

Figure 4. Perbandingan Throughput PCC dan Static Route


Gambar 4 merupakan perbandingan nilai rata-rata throughput antara 2 metode pada pagi hari dan siang hari. Hasil rata-rata throughput pada pagi hari yaitu metode static route dengan nilai rata-rata throughput 3198 Kbps dan per connection classifier nilai rata-rata throughput 4626 Kbps. Hasil nilai throughput pada siang hari metode static route dengan nilai rata-rata throughput 2224 Kbps dan per connection classifier dengan nilai rata-rata throughput

4466 Kbps.

Perbandingan Delay PCC dan Static Route


Figure 5. Perbandingan Delay PCC dan Static Route

Gambar 5 merupakan perbandingan nilai rata-rata delay antara 2 metode pada pagi hari dan siang hari. Hasil nilai delay pada pagi hari yaitu metode static route dengan nilai rata-rata delay 2.55 ms dan per connection classifier dengan nilai rata-rata delay 1.83 ms. Hasil nilai delay pada siang hari yaitu metode static route dengan nilai rata-rata delay 4.42 ms dan per connection classifier dengan nilai rata-rata delay 1.92 ms.


Figure 6. Perbandingan Jitter PCC dan Static Route


Gambar 6 merupakan perbandingan nilai rata-rata jitter antara 2 metode pada pagi hari dan siang hari. Hasil nilai jitter pada pagi hari yaitu metode static route dengan nilai rata-rata jitter 0.000113 ms dan sedangkan per connection classifier dengan nilai rata-rata jitter

0.000064 ms. Hasil nilai jitter pada siang hari yaitu metode static route dengan nilai rata-rata jitter 0.210107 ms dan sedangkan per connection classifier dengan nilai rata-rata jitter 0.000151 ms.

Figure 7. Perbandingan Packet Loss PCC dan Static Route

Gambar 7 merupakan hasil rata-rata dari packet loss antara 2 metode static route dan per connection classifier Hasil packet loss pada pagi hari dan siang hari adalah hasil rata-rata kedua metode sama yaitu 0% pada metode load balancing static router dan per connection classifier.

  • 5.    Conclusion .

Hasil dari quality of service pada CAS Tech antara metode per connection classifier dengan static route adalah metode per connection classifier dengan nilai rata-rata delay 1.87 ms jitter 0.000107 ms throughput 4546 Kbps dan packet loss 0% dengan static route nilai rata-rata delay 3.48 ms jitter 0.10511 ms throughput 2711 Kbps dan packet loss 0%. Kualitas jaringan internet yang baik dilihat dari nilai throughput dan delay yaitu semakin besar transfer data yang sukses (throughput) dan semakin kecil waktu jeda (delay) pada jaringan. Hasil dari nilai rata-rata throughput per connection classifier lebih besar dibandingkan static route dan nilai rata-rata delay per connection classifier lebih kecil dari pada static route dengan metode load balancing per connection classifier lebih baik dibandingkan static route. Pengukuran parameter quality of service pada setiap client CAS Tech memiliki kualitas jaringan yang sangat baik dengan standarisasi TIPHON.

Suatu jaringan dalam melakukan optimalisasi membutuhkan waktu yang lama untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dari sesuatu metode yang diterapkan maka diperlukan penelitian selanjutnya yang bertahap dengan perkembangan zaman.

References

  • [1]    R. Wulandari "Analisis QoS (Quality of Service) Pada Jaringan Internet (Studi Kasus: UPT Loka Uji Teknik Penambangan Jampang Kulon–LIPI) " Jurnal Teknik Informatika dan Sistem Informasi, vol. 2 no. 2 2016.

  • [2]    A. E. P. Putu "Handbook Jaringan Komputer Teori dan Praktik Berbasis Open Source " Bandung: Informatika, 2014.

  • [3]    M. F. Adriant and I. M. Mardianto "Implementasi wireshark untuk penyadapan (sniffing) paket data jaringan " in PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2016.

  • [4]    M. Rizka W. Wibisono and T. Ahmad "Peningkatan Kinerja Sistem Multi Agen dengan Optimalisasi Alokasi Beban (Studi Kasus Enkripsi Data dengan Algoritma AES) " Lontar Komputer: Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi, 2013.

  • [5]    D. Napitupulu et al "Analysis of student satisfaction toward quality of service facility " in J Phys Conf Ser 2018 vol. 954 no. 1 p. 12019.

  • [6]    R. Aggarwal and L. Gupta "Load Balancing In Cloud Computing " International Journal Of Computer Science And Mobile Computing, vol. 6 no. 6 pp. 180-186 2017.

  • [7]    D. Susianto "Implementasi Queue Tree Untuk Manajemen Bandwidth Menggunakan Router Board Mikrotik " Jurnal Cendikia, vol. 14 no. 1 April pp. 1-7 2016.

  • [8]    A. Wijaya "Perancangan dan Implementasi Sistem Jaringan Multiple ISP Menggunakan Load Balancing PCC dengan Failover: studi kasus analisa jaringan LTE Dusun Bantar

Kec " Bringin (Doctoral dissertation, Program Studi Teknik Informatika FTI-UKSW), 2016.

  • [9]    M. F. Adani "TA: Analisis Perbandingan Metode Load Balance PCC Dengan NTH Menggunakan Mikrotik " Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya 2016.

  • [10]    Y. Pangestu D. Setiyadi and F. N. Khasanah "Metode Per Connection Classifier Untuk Implementasi Load Balancing Jaringan Internet " PIKSEL (Penelitian Ilmu Komputer Sistem Embedded dan Logic), vol. 6 no. 1 pp. 1-8 2018.

  • [11]    Chandra Gupta Murtono I Nyoman Piarsa and G. M. A. Sasmita. "Quality of Service Analysis on Udayana University Wireless Network " International Journal of Computer Applications Technology and Research, vol. 9 2020.

  • [12]    N. Sadikin and F. R. Ramadhan "IMPLEMENTASI LOAD BALANCING 2 (DUA) ISP MENGGUNAKAN METODE PER CONNECTION CLASSIFIER (PCC) " Jurnal Maklumatika, vol. 5 no. 2 2019.

  • [13]    F. Utami H. LINDAWATI and S. SUZANZEFI "Optimalisasi Load Balancing Dua Isp untuk Manajemen Bandwidth Berbasis Mikrotik " Proceeding SENDI_U, 2017.

  • [14]    M. Anif et al "Implementasi Teknologi Load Balancing Dua Jalur Internet Service Provide (ISP) menggunakan Metode Per Connection Classifier (PCC) di Pondok Pesantren Yasin Kudus " JATI EMAS (Jurnal Aplikasi Teknik dan Pengabdian Masyarakat), vol. 2 no. 1 pp. 26-34 2018.