Aplikasi Pencarian Informasi Al-Quran dengan Ontologi Web Semantik
on
p-ISSN: 2301-5373
e-ISSN: 2654-5101
Jurnal Elektronik Ilmu Komputer Udayana
Volume 11, No 1. August 2022
Aplikasi Pencarian Informasi Al-Quran dengan Ontologi Web Semantik
Safiraa1, I Wayan Santiyasaa2, I Gede Arta Wibawaa3, Ngurah Agus Sanjaya ERa4, Ida Bagus Gede Dwidasmaraa5, Luh Gede Astutia6
aProgram Studi Informatika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana Bali, Indonesia
1[email protected] 2[email protected] 3[email protected] 4[email protected] 5[email protected] 6[email protected]
Abstract
Al-Quran is the holy book of Muslims which consists of 30 chapters, 114 surahs, and 6236 verses. Each juz in the Quran can contain one or more surah and each surah consists of a different number of verses. Seeing the many contents of the knowledge of the Quran, then this can help someone to find and determine the theme of the surah to be read manually. In this study, the authors build a system that is expected to facilitate one's work in searching for the contents of the Al-Quran by using ontology as the backbone of the system, Methonology as a method for building an ontology model, and Prototyping as a system development method.
Keywords: Knowledge Management System, Al-Quran, Ontology, Methontology, Prototyping
Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbanyak di dunia. Muslim adalah sebutan bagi seseorang yang menganut agama Islam. Menurut hasil dari Data Sensus Penduduk Indonesia pada tahun 2018, sebesar 86.7% dari total penduduk Indonesia adalah peganut agama Islam. Al-Quran adalah kitab suci agama Islam yang mengandung beberapa nilai seperti akhlak, syariah, keimanan, serta peraturan yang mengatur kehidupan kehidupan manusia.
Menurut Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Quran terdiri dari 30 bagian (juz), 114 bab (surah), dan 6236 ayat. Konsep ilmu Al-Quran didefinisikan dengan menggunakan hirarki pengetahuan Al-Quran yang ditentukan oleh urutan bagian (juz), bab (surah) dan ayat [1]. Dalam hirarki pengetahuan Al-Quran, setiap bagian (juz) dapat berisikan satu atau lebih surah, kemudian beberapa surah dapat berada pada lebih dari satu bagian (juz), dan setiap surah memiliki jumah ayat dan arti surah yang berbeda-beda. Jika melihat dari rumitnya hirarki pengetahuan Al-Quran, maka akan sulit bagi seseorang untuk melakukan pencarian terhadap isi Al-Quran secara manual dan cepat. Dalam hal ini, salah satu cara untuk mempermudah pekerjaan seseorang dalam melakukan pencarian isi Al-Qura adalah dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Dalam penelitian ini, teknologi web semantik diadopsi untuk mengatasi permasalahan dalam melakukan pencarian terhadap isi Al-Quran. Web Semantik merupakan perpanjangan dari web yang sudah ada, dimaa informasi yang diberikan memiliki arti yang lebih jelas sehingga memungkinkan manusia dan komputer bekerja sama dalam mencari pemahaman yang sama antara konsep yang ada. [2]. Ontologi merupakan salah satu teknologi pendukung dari web semantik yang merupakan suatu rangkaian representasi konsep yang menjelaskan hubungan dengan konsep tersebut [3]. Dalam hal ini, semantik mengacu pada hubungan hirarki bagian (juz) dan bab (surah) pada Al-Quran.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model ontologi pada domain Al-Quran. Dimana pada penelitian ini, dilakukan pengujian awal terhadap model ontologi Al-Quran dengan memberikan
serangkaian pertanyaan terkait informasi isi Al-Quran. Sehingga dari model ontologi Al-Quran yang telah dibangun diharapkan dapat menampilkan dan memberikan informasi mengenai Al-Quran secara sistematis, cepat, dan tepat.
Methontologi digunakan sebagai metode untuk membangun model ontologi dan metode Prototyping sebagai metode untuk pembangunan sistem. Alur dari penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Alur Penelitian
Tahap ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan sistem yang meliputi data yang digunakan, pembelajaran dari referensi yang sudah ada, dan perangkat yang digunakan. Tahap ini dibagi menjadi dua, yaitu tahap analisis kebutuhan fungsional yang meliputi kegunaan dari sistem dan kebutuhan non-fungsional yang meliputi komponen-komponen pendukung dalam implementasi sistem seperti kebutuhan perangkat keras yang berupa laptop atau komputer dan kebutuhan perangkat lunak yang berupa aplikasi Protégé, vscode, dan Apache Jena Fuseki.
Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan Al-Quran yang diperoleh dan dikumpulkan melalui sumber internet dan jurnal. Kemudian data Al-Quran yang telah dikumpulkan diproses dengan menggunakan aplikasi Protégé untuk membangun model ontologi. Adapun data yang dikumpulan adalah data mengenai si Al-Quran yang berupa juz, surah, ayat, arti surah, golongan surah, dan tema surah.
Metode yang digunakan untuk pembangunan model ontologi adaalah Methontologi. Methontologi merupakan salah satu metode untuk pengembangan model ontologi yang yang memiliki keunggulan dalam mendeskripsikan setiap aktivitas [4]. Dalam hal ini, Methontologi memiliki kemampuan yaitu dapat menggunakan kembali ontologi yang sudah dibangun sebelumnya untuk pengembangan sistem selanjutnya [5]. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2, tahapan dalam metode Methontologi terdiri atas:
-
- Aktivitas (perencanaan, akuisisi pengetahuan, dokumentasi, dan evaluasi). Aktivias perencaaan dilakukan di awal proyek pengembangan.
-
- States (spesifikasi, konseptualisasi, formalisasi, integrasi, implementasi, dan pemeliharaan)
Gambar 2. Tahapan dalam Metode Methontologi
Metode yang digunakan untuk pembangunan sistem adalah metode Prototyping. Pada metode ini, dilakukan proses pembuatan model perangkat lunak sederhana yang mengijinkan pengguna memiliki gambaran dasar tentang program serta melakukan pengujian awal. Tahapan dalam metode Prototyping dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Tahapan dalam Metode Prototyping
Proses pengujian dan evaluasi sistem dilakukan dengan membuat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan fitur penjelajahan dan fitur pencarian, serta persepsi kegunaan dan kemudahan penggunaan yang dirasakan oleh pengguna sistem. Data jawaban yang didapatkan dari proses pengujian sistem, kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan nilai akurasi. Untuk pertanyaan yang berkaitan dengan pengujian fitur, data diolah dengan menandai masing-masing kiriman jawaban dan mengklasifikasikan skim penandaan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu:
-
- Salah, dengan memberikan nilai skor 0 (nol). Nilai skor diberikan ketika peserta tidak memberikan jawaban benar terhadap tugas pertanyaan yang diberikan.
-
- Sebagian benar, dengan memberinilai skor 1 (satu). Nilai skor ini diberikan ketika jawaban yang diberikan oleh peserta sebagain benar.
-
- Sepenuhnya benar, dengan memberi nilai skor 2 (dua). Nilai skor ini diberikan ketika jawaban yang diberikan oleh perserta sepenuhnya benar.
Sedangkan untuk pertanyaan yang berkaitan dengan persepsi kegunaan dan kemudahan penggunaan sistem, diukur dengan menggunakan skala 5 poin yaitu sangat setuju = 5, setuju = 4, netral = 3, tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 2. Kemudian setelah data diolah, dilakukan analisis statistik terhadap data kiriman jawaban peserta pengujian dengan menerapkan hasil analisis statistik sebagai berikut:
-
- Rerata (mean). Dengan analisis ini, didapatkan rerata skor yang diberikan peserta pada masing-masing pertanyaan. Rerata ini akan menggambarkan seberapa berguna dan mudah digunakan sistem dalam persepsi peserta.
-
- Nilai tengah (median). Dengan analisis ini, didapatkan nilai tengah dari seluruh skor peserta pada masing-masing pertanyaan
-
- Nilai terendah (minimum). Dengan analisis ini, didapatkan nilai terendah dari seluruh skor peserta pada masing-masing pertanyaan.
-
- Nilai tertinggi (maximum). Dengan analisis ini, didapatkan nilai tertinggi dari seluruh skor peserta pada masing-masing pertanyaan.
Berikut ini merupakan implementasi dari tahapan pada metode pembangunan model ontologi dengan Methontologi.
-
a. Tahap Spesifikasi
Pada tahap ini, dihasilkan deskripsi dari ontologi Al-Quran sebagai berikut.
1. |
Domain |
: Al-Quran |
2. |
Tujuan |
: Untuk membangun modelontologi sebagai representasi |
informasi dalam semantic ontologi pada domain Al-Quran | ||
3. |
Tingkat Formalitas |
: Formal |
4. |
Ruang Lingkup |
: Isi Al-Quran |
5. |
Sumber Pengetahuan |
: Jurnal dan internet |
Pada tahap ini, teknik-teknik yang digunakan penulis untuk mengakusisi pengetahuan dalam ontologi Al-Quran adalah sebagai berikut.
-
1. Berdiskusi dengan dosen pembimbing maupun mempelajari sumber terkait untuk membangun draf awal dokumen spesifikasi persyaratan.
-
2. Melakukan analisis teks informal, untuk mempelajari konsep-konsep utama yang diberikan dalam buku dan studi pegangan.
-
3. Melakukan analisis teks formal. Dalam hal ini, hal yang dilakukan adalah mengidentifikasi struktur yang akan dideteksi (definisi, penegasan, dan lain-lain) dan jenis pengetahuan yang dikontribusikan oleh masing-masing (konsep, atribut, nilai, dan hubungan).
Pada tahap ini, pengetahuan yang didapatkan selama proses akuisisi pengetahuan dikelola dan diatur menjadi model konseptual. Setelah dibangun, model konseptual diubah menjadi model model formal, yang selanjutnya diimplementasikan menggunakan bahasa implementasi ontologi. Konseptual dari ontologi Al-Quran dapat dilihat pada Gambar 4.
Pada Gambar 4, terlihat gambaran dari model formal ontologi, dimana setiap relasinya dapat memiliki triplet (subjek-predikat-objek). Seperti contoh adalah pada triplet dari Surah, individual dari “Surah” menjadi subjek, “Mengandung Arti Surah” (object properties) sebagai predikat, dan individual “Arti Surah” sebagai objek.
Gambar 4. Konseptual Ontologi Al-Quran
Pada tahap ini, diintegrasikan model ontologi dibangun ke dalam kerangka yang telah dikonsepkan bersama dengan ahli ontologi.
Pada tahap ini, perancangan konsetual ontologi dilakukan dengan menggunakan metode Methontologi yang kemudian diformalisasikan menggunakan perangkat lunak Protégé 5.5.0. Hasil perancangan ontologi Al-Quran yang merupakan ontologi yang dihasilkan dari perancangan sebelumnya dapat dilihat pada Gambar 5.
∣m⅜ AJ-Quran j Terra
∣^f Surah j
ArtiSurah j GoIonganSurah j
Gambar 5. Diagram Ontograf Sistem Manajemen Informasi Al-Quran
Pada tahap ini, dilakukan proses Reasoner dengan HermiT untuk memetakan bahasa ontologi ke
formalisme logis dengan melihat apakah bahasa ontologi yang dibangun sudah konsisten atau belum. Pada Gambar 6, proses Reasoner telah berhasil dijalankan dan tidak terjadi inkosisten dalam memetakan Bahasa ontologi yang dibuat. Hal ini dapat diketahui karena tidak adanya pesan error
yang muncul saat melakukan proses Reasoners Ontology.
Gambar 6. Log Proses Reasoning Ontologi Al-Quran
Pada tahap ini, dilakukan dengan memproses dokumentasi ontologi Al-Quran baik dalam kode ontologi, teks bahasa alami yang dilampirkan pada definisi formal, maupun makalah yang diterbitkan dalam proses konferensi dan jurnal yang mengatur pertanyaan-pertanyaan penting dari ontologi yang sudah dibangun. Pada Gambar 7, tersusun ontology metrics yang memberikan gambaran secara sistematis megenai kompenen yang ada dalam rancangan ontologi Al-Quran seperti jumlah class, object property, data property, dan individual.
Gambar 7. Metriks Ontologi Al-Quran
Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai implementasi dari sistem sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan.
-
a. Lingkup Implementasi
Terdapat beberpa perangkat lunak maupun library yang digunakan dalam pebuatan sistem manajemen informasi Al-Quran yang berupa Windows 10 64-bit, Protégé, PHP 8.0.15, Laravel 8, Visual Studio Code, Diagrams.net, Bootstrap 5, Apache Jena Fuseki, Google Chrome, dan Microsoft Office Excel 2016.
-
b. Implementasi Ontologi ke Dalam Sistem
Pada tahap ini, terdiri dari proses mengunggah file ontologi ke dalam server Fuseki agar dapat digunakan oleh sistem. Kemudian dilakukan proses koneksi untuk menghubungan antar ontologi dengan sistem yang telah dibangun.
-
c. Implementasi Antarmuka Sistem
Pada penelitian ini, antarmuka sistem diimplementasikan menggunakan bahasa pemrograman HTML dan CSS dengan framework Laravel. Berikut merupakan hasil implementasi dari sistem yang telah dibuat.
-
1. Antarmuka Halaman Utama (Dashboard)
Pada halaman utama seperti yang dapat dilihat pada Gambar 8, terdapat daftar fitur-fitur yang dapat digunakan oleh user seperti fitur penjelajahan (browsing), fitur pencarian (searching), serta kuesioner. Pada halaman ini, user dapat memilih tautan yang diinginkan.
Gambar 8. Implementasi Antarmuka Halaman Utama (Dashboard)
-
2. Antarmuka Halaman Penjelajahan (Browsing)
Pada halaman penjelajahan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 9, ditampilkan semua data individual atau kriteria dari ontologi Al-Quran yang telah dibangun yaitu data juz, surah, golongan surah, dan tema yang berkaitan dengan Al-Quran.
Gambar 9. Implementasi Antarmuka Halaman Penjelajahan (Browsing)
-
3. Antarmuka Halaman Hasil Penjelajahan
Pada halaman hasil penjelajahan seperti yang dapat dilihat pada Gambar 10, ditampilkan hasil dari bagian individual yang dipilih atau dibuka oleh user.
Gambar 10. Implementasi Antarmuka Halaman Hasil Penjelajahan (Browsing)
-
4. Antarmuka Halaman Pencarian (Searching)
Pada halaman pencarian seperti yang dapat dilihat pada Gambar 11, user dapat memilih input kriteria yang diinginkan untuk mendapatkan output yang berupa surah Al-Quran. Pada halaman ini, user dapat melakukan pencarian dengan mamasukkan kriteria yang ada pada sistem yaitu juz, tema, dan golongan surah.
Gambar 11. Implementasi Antarmuka Halaman Pencarian (Searching)
-
5. Antarmuka Halaman Hasil Pencarian
Pada halaman hasil pencarian seperti yang dapat dilihat pada Gambar 12, ditampilkan hasil dari pencarian yang dipilih oleh user.
Gambar 12. Implementasi Antarmuka Halaman Pencarian (Searching)
Pada penelitian ini, proses pengujian sistem dilakukan oleh 30 partisipan dengan masing-masing partisipan menjawab beberapa pertanyaan yang sama yang berkaitan dengan sistem. Kemudian data yang didapatkan dari hasil jawaban peserta pengujian diolah dan dianalisis sehingga didapatkan hasil sebagai berikut.
-
1. Pengolahan Data Pengujian Tugas Penjelajahan (Browsing)
Tabel 1. Hasil Klasifikasi Skim Penandaan Tugas Penjelajahan
Kategori |
Skala |
Jumlah | |
Kiriman Jawaban |
Persen | ||
Salah |
0 |
0 |
0% |
Sebagian Benar |
1 |
2 |
1,33% |
Sepenuhnya Benar |
2 |
148 |
98,67% |
Total |
150 |
100% |
Dari hasil klasifikasi skim penandaan tugas penjelajahan yang dapat dilihat pada Tabel 1, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan peserta dapat memberikan jawaban yang sepenuhnya benar. Rerata hasil pengujian akurasi penjelajahan sistem dapat dilihat pada Gambar 13.
Rerata Hasil Pengujian Penjelajahan Sistem
Gambar 13. Grafik Rerata Hasil Pengujian Akurasi Penjelajahan Sistem
Jika dilihat dari grafik rerata hasil pengujian akurasi penjelajahan sistem, maka rerata skor tertinggi terdapat pada pertanyaan pertama (P1), pertanyaan ketiga (P3), dan pertanyaan keempat (P4) dengan nilai skor 2. Hal ini menandakan bahwa pertanyaan pertama, ketiga dan keempat merupakan pertanyaan yang dijawab oleh peserta pengujian dengan tingkat kebenaran tertinggi. Sedangkan rerata skor terendah terdapat pada pertanyaan kedua (P2) dan pertanyaan kelima (P5) dengan nilai skor 1,967. Hal ini menandakan bahwa pertanyaan kedua dan kelima merupakan pertanyaan yang dijawab oleh peserta dengan tingkat kebenaran terendah.
-
2. Pengolahan Data Pengujian Tugas Pencarian (Searching)
Tabel 2. Hasil Klasifikasi Skim Penandaan Tugas Pencarian
Kategori |
Skala |
Jumlah | |
Kiriman Jawaban |
Persen | ||
Salah |
0 |
0 |
0% |
Sebagian Benar |
1 |
3 |
2,00% |
Sepenuhnya Benar |
2 |
147 |
98,00% |
Total |
150 |
100% |
Dari hasil klasifikasi skim penandaan tugas pencarian yang dapat dilihat pada Tabel 2, dapat disimpulkan bahwa kebanyakan peserta dapat memberikan jawaban yang sepenuhnya benar. Rerata hasil pengujian akurasi penjelajahan sistem dapat dilihat pada Gambar 14.
Rerata Hasil Pengujian Pencarian Sistem
2
1.95
1.9
12345
Gambar 14. Grafik Rerata Hasil Pengujian Akurasi Pencarian Sistem
Jika dilihat dari grafik rerata hasil pengujian akurasi penjelajahan sistem, maka rerata skor tertinggi terdapat pada pertanyaan kedua (P2), pertanyaan ketiga (P3), dan pertanyaan keempat (P4) dengan nilai skor 2. Hal ini menandakan bahwa pertanyaan kedua, ketiga dan keempat merupakan pertanyaan yang dijawab oleh peserta pengujian dengan tingkat kebenaran tertinggi. Sedangkan rerata skor terendah terdapat pada pertanyaan kelima (P5) dengan nilai skor 1,933. Hal ini menandakan bahwa pertanyaan kelima merupakan pertanyaan yang dijawab oleh peserta dengan tingkat kebenaran terendah.
-
3. Pengolahan Data Evaluasi Persepsi Kegunaan yang Dirasakan
Tabel 3. Persentase Jawaban Data Evaluasi Persepsi Kegunaan
Kategori |
Skala |
Jumlah | |
Total Nilai |
Persen | ||
Sangat Tidak Setuju |
1 |
0 |
0% |
Tidak Setuju |
2 |
0 |
0% |
Netral |
3 |
7 |
4% |
Setuju |
4 |
69 |
38% |
Sangat Setuju |
5 |
104 |
58% |
Total |
180 |
100% |
Tabel 3 merupakan hasil analisis statistik dari data evaluasi persepsi kegunaan yang dirsakan yang telah dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel. Rerata hasil pengujian akurasi persepsi kegunaan yang dirasakan dapat dilihat pada Gambar 15.
Rerata Hasil Persepsi Kegunaan
4.8
4.7
4.6
4.5
4.4
4.3
4.2
Gambar 15. Grafik Rerata Hasil Evaluasi Persepsi Kegunaan
Jika dilihat dari grafik rerata hasil evaluasi persepsi kegunaan sistem, maka rerata skor tertinggi terdapat pada pertanyaan pertama (P1) dengan nilai skor 4,7. Hal ini menandakan bahwa persepsi kesetujuan peserta pengujian bahwa “sistem yang dibangun memungkinkan untuk menyelesaikan tugas lebih cepat” adalah yang tertinggi. Sedangkan rerata skor terendah terdapat pada pertanyaan ketiga (P3) dengan skor 4,4. Hal ini menandakan bahwa persepsi kesetujuan peserta pengujian bahwa “sistem yang dibangun meningkatkan produktivitas dalam pekerjaan” adalah yang terendah.
4. Pengolahan Data Evaluasi Persepsi Kemudahan Penggunaan
Tabel 4. Persentase Jawaban Data Evaluasi Persepsi Kemudahan Penggunaan
Kategori |
Skala |
Jumlah | |
Total Nilai |
Persen | ||
Sangat Tidak Setuju |
1 |
0 |
0% |
Tidak Setuju |
2 |
0 |
0% |
Netral |
3 |
6 |
3% |
Setuju |
4 |
68 |
38% |
Sangat Setuju |
5 |
106 |
59% |
Total |
180 |
100% |
Tabel 4 merupakan hasil analisis statistik dari data evaluasi persepsi kemudahan penggunaan yang yang telah dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak Microsoft Excel. Rerata hasil pengujian akurasi persepsi mudahan penggunaan dapat dilihat pada Gambar 16.
Rerata Hasil Persepsi Kemudahan Penggunaan
Jika dilihat dari grafik rerata hasil evaluasi persepsi kemudahan penggunaan sistem, maka rerata skor tertinggi terdapat pada pertanyaan pertama (P1) dan pertanyaan kedua (P2) dengan skor 4,633. Hal ini menandakan bahwa persepsi kesetujuan peserta pengujian bahwa “sistem yang dibangun mudah untuk dipelajari dan digunakan” adalah yang tertinggi. Sedangkan rerata skor terendah terdapat pada pertanyaan ketiga (P6) dengan skor 4,367. Hal ini menandakan bahwa persepsi kesetujuan peserta pengujian bahwa “sistem yang dibangun berguna dalam pekerjaan” adalah yang terendah.
Kesimpulan yang didapatkan dari penelitian ini yaitu telah diimplementasikan metode Methontologi dalam mengembangkan ontologi pada domain Al-Quran, yang terdiri dari tahap spesifikasi, tahap akuisisi pengetahuan, tahap konseptualisasi, tahap integrasi, tahap implementasi, tahap evaluasi, dan tahap dokumentasi. Data yang didapatkan terdiri dari 6 class, 4 data property, 5 object property, dan 261 individual. Terdapat dua fitur utama pada sistem yaitu fitur penjelajahan (browsing) dan pencarian (searching). Kemudian dari pengujian yang dilakukan terhadap sistem dengan melibatkan 30 peserta pengujian, didapatkan hasil pengujian berupa nilai persentase akurasi dari fitur penjelajahan dan pencarian yaitu masing-masing sebesar 99,33% dan 99%. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil dari penjelajahan dan pencarian sistem telah dapat dianggap akurat, dengan rata-rata peserta dapat menjawab tugas penjelajahan dan tugas pencarian sepenuhnya benar. Sedangkan berdasarkan hasil evaluasi yang diberikan peserta terhadap sistem mendapatkan hasil evaluasi berupa nilai persentase persepsi kegunaan yang dirasakan dan persepsi kemudahan penggunaan masing-masing sebesar 90,78% dan 90,44%. Berdasarkan hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa hasil rata-rata peserta sangat setuju bahwa sistem yang dibangun adalah sistem yang memiliki kegunaan dan mudah digunakan.
Daftar Pustaka
-
[1] A. Ta’a, Q. A. Abed, and M. Ahmad, “Al-Quran ontology based on knowledge themes,” J. Fundam. Appl. Sci., vol. 9, no. 5S, p. 800, 2018, doi: 10.4314/jfas.v9i5s.57.
-
[2] C. Pramartha, P. S. Informatika, U. Udayana, D. P. Kelod, and K. Denpasar, “PENGEMBANGAN ONTOLOGI TUJUAN WISATA BALI DENGAN,” vol. 3, no. 2, pp. 77–89, 2020.
-
[3] A. Ta’a, Q. A. Abed, B. M. Ali, and M. Ahmad, “Ontology-Based Approach for Knowledge Retrieval in Al-Quran Holy Book,” Int. J. Comput. Eng. Res. Ontol., vol. 06, no. 03, pp. 8–15, 2016.
-
[4] M. Fernandez, A. Gómez-Pérez, and N. Juristo, “Methontology: from ontological art towards ontological engineering,” Proc. AAAI97 Spring Symp. Ser. Ontol. Eng., no. March, pp. 33–40, 1997, [Online]. Available: http://speech.inesc.pt/~joana/prc/artigos/06c METHONTOLOGY from Ontological Art towards Ontological Engineering - Fernandez, Perez, Juristo - AAAI - 1997.pdf.
-
[5] C. Pramartha and J. G. Davis, “Digital preservation of cultural heritage: Balinese Kulkul artefact and practices,” Lect. Notes Comput. Sci. (including Subser. Lect. Notes Artif. Intell. Lect. Notes Bioinformatics), vol. 10058 LNCS, pp. 491–500, 2016, doi: 10.1007/978-3-319-48496-9_38.
186
Discussion and feedback