Pengembangan Model Ontologi Pada Sistem Informasi Bahasa Bali
on
p-ISSN: 2301-5373
e-ISSN: 2654-5101
Jurnal Elektronik Ilmu Komputer Udayana
Volume 11, No 3. February 2023
Pengembangan Model Ontologi Pada Sistem Informasi Bahasa Bali
I Made Yoga Mahendraa1, Cokorda Pramarthaa2, I Putu Gede Hendra Suputraa3, I Made Widiarthaa4, I Gede Arta Wibawaa5, I Wayan Suprianaa6
aProgram Studi Informatika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana Bali, Indonesia
2[email protected] 3[email protected] 4[email protected] 5[email protected] 6[email protected]
Abstract
Balinese is the language of communication for the Balinese ethnic community. The Balinese language has a coarse to fine vocabulary called anggah-ungguhing basa Bali. The Balinese language is increasingly being abandoned by the younger generation of Bali. To help overcome these problems, the Balinese language needs to be built using the Balinese language system using the concept of a semantic ontology. The ontology development method used is Methontology and produces a consistent and valid ontology. The system built will be able to provide information about Balinese words. The system features semantic browsing, semantic search, and opposite words. To ensure system functionality, Black-Box testing was carried out. The result is that the system has good functionality.
Keywords: Knowledge Management System, Balinese language, Semantic Web, Methontology, Ontology, Levenshtein Distance
Bali merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal dengan banyak tempat wisata, seni budaya dan keunikan bahasanya, Penggunaan bahasa Bali sebagai bahasa utama memberikan kemudahan bagi masyarakat bali dalam berkomunikasi dalam suasana formal maupun informal. Keberadaan bahasa Bali sekarang tidak seperti dulu, dimana dalam pemakaian bahasa Bali tidak lagi sebagai bahasa utama dalam berkomunikasi bagi masyarakat Bali [1]. Generasi muda Bali yang seharusnya menjadi pelestari bahasa Bali malah enggan menggunakannya. Keberadaan bahasa Bali yang mulai bergeser, tidak mempengaruhi perhatian generasi muda terhadap keberadaan bahasa Bali. Maka Untuk membantu melestarikan Warisan Budaya Bali khususnya Bahasa Bali.Maka dari itu perlu dibangun sistem pengetahuan Bahasa Bali [2].
Dalam melestarikan warisan budaya ini tentu diperlukan sesuatu yang dapat mentransformasikan ke dalam bentuk digital dan eksplisit. Ontologi dapat membantu kemungkinan sebuah sistem manajemen pengetahuan untuk dapat membuka kemungkinan berpindah dari pandangan orientasi dokumen ke arah pengetahuan yang saling terikat, serta berkombinasi untuk dimaanfaatkan kembali secara fleksibel dan dinamis. Berdasarkan hal tersebut, Sistem yang dibangun yaitu Sistem Informasi Bahasa Bali Berbasis Web Semantik Ontologi. Pada penelitian ini, penulis mengembangkan ontologi yang kemudian akan diterapkan pada sistem Pencarian Bahasa Bali yang dibagi menjadi Bahasa Bali Alus (sor,singgih,mider), Bahasa Bali Andap dan Bahasa Bali Kasar. Pembangunan ontologi menggunakan metode Methontology.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu DSRM (Design Science Research Methodology). Metode DSRM memberikan pendekatan yang berguna untuk melakukan penelitian untuk membuat dan mengevaluasi desain untuk memecahkan masalah [9].
Gambar 1. Tahapan Design Science Research Methodology
Gambar 1 merupakan tahap dari metode DSRM, metode DSRM mempunyai 5 tahapan yaitu Identifikasi masalah dan inovasi, solusi objektif, desain dan pengembangan, pengujian dan evaluasi serta komunikasi.
Tahapan ini merupakan tahapan untuk indentifikasi masalah yang diangkat pada penelitian ini. Dasar Permasalahan dalam penelitian ini adalah kurangnya atau minimnya sumber informasi yang diketahui masyarakat terhadap Pengetahuan Bahasa bali, baik itu Bahasa Bali Alus, Bahasa Bali Kasar dan Bahasa Bali Andap, hal ini diperparah dengan minimnya minat anak muda di Bali menggunakan Bahasa Bali dan kurang paham terkait tingkatan Bahasa Bali sehingga warisan budaya leluhur ini terancam punah.
Tahap ini merupakan tahap penentuan solusi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan pada indetifikasi dan motivasi yaitu dengan membuat aplikasi sistem yang dapat membantu pengguna mencari, mencari, dan tidak setuju dengan kata-kata dalam Bahasa Bali. Sistem yang akan dibangun menggunakan model ontologi, karena model ontologi dapat digunakan untuk menyajikan informasi dengan cara yang lebih semantik (bermakna) dan terorganisir, serta dapat memetakan kumpulan sumber informasi yang terstruktur dan sistematis. Sehingga ketika pengetahuan dari Bahasa Bali dikumpulkan secara ontologi, maka akan memberikan kemudahan dalam pengorganisasian dan manajemen data [5].
Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem adalah metode prototyping [10]. Kelebihan dari metode ini yaitu umpan balik yang didapat dari pengguna dengan cepat [11].
Gambar 2. Tahapan Pembangunan Sistem Dengan Metode Prototyping
Dalam Gambar 2 terdapat 5 tahapan dalam implementasi dari metode prototyping yaitu pengumpulan kebutuhan, desain, membangun prototype, evaluasi dan perbaikan serta implementasi.
-
a. Analisis Kebutuhan
Langkah-langkah yang dilakukan pengembangan sistem memerlukan penilaian komponen berupa kebutuhan awal dan analisa tentang ide maupun gagasan yang digunakan dalam membangun atau mengembangkan sebuah sistem. Analisis dilakukan untuk mengetahui seperangkat kebutuhan yang dibutuhkan ataupun hal yang digunakan dalam menunjang penelitian [4]. Pada tahapan ini terdiri dari 2 yaitu analisis kebutuhan fungsional meliputi
kegunaan sistem, dan analisis kebutuhan non-fungsional meliputi komponen eksternal yang digunakan dalam menunjang penelitian.
b.
Data
Data kata bahasa bali yang digunakan dalam penelitian ini untuk membangun model ontologi dibagi menjadi 2 (tiga). Pertama yaitu melakukan wawancara dengan ahli Bahasa Bali atau narasumber yang dirasa memiliki pengetahuan tinggi dalam Bahasa Bali. Kedua yaitu melalui Buku sor singgih basa bali, kamus kruna alus mider bahasa bali, kamus anggah-ungguh kruna basa bali dan wawancara melalui ahli bahasa bali. Dalam pengumpulan data awal untuk penentuan kriteria dalam sistem, dilakukan survei secara online yang melibatkan beberapa pihak melalui kuesioner yang terdiri dari 27 responden. Dari hasil kuesioner yang ditampilkan pada gambar 3, didapatkan 6 kriteria yang digunakan dalam sistem yaitu Tingkatan Bahasa, Bentuk Kata, Kategori Kata, Imbuhan, Sisipan dan Akhiran.
2. Saat berkomunikasi menggunakan Bahasa Bali anda memperhatikan TINGKATAN BAHASA BALI yang Anda gunakan:
27 jawaban
Gambar 3. Diagram Tingkatan Bahasa sebagai Kriteri Pencarian
-
c. Pembangunan Model Ontologi
Metode yang digunakan dalam pembangunan model ontologi untuk penelitian ini adalah methontology. Methontology ini merupakan salah satu metodologi untuk membangun model ontologi, dan memiliki keunggulan dalam memberikan detail dari setiap proses yang dilakukan. Selain itu, methontology juga memiliki kemampuan untuk menggunakan kembali ontologi yang dibuat untuk pengembangan sistem lebih lanjut [6].
-
d. Desain
Dalam Tahapan ini, dilakukan pembangunan user interface dari fitur sistem yaitu penjelajahan, pencarian dan lawan kata serta desain umum sistem. Desain sistem yang akan dibuat akan melalui beberapa tahapan yang akan dilalui. Dimulai dari tahapan pengumpulan dan penyimpanan data, proses penjelajahan, dan proses pencarian hingga tahap evaluasi kinerja sistem yang dapat dilihat pada gambar 4 yang menunjukan rancangan desain umum sistem informasi bahasa bali.
Gambar 4. Desain Umum Sistem
Pada sistem yang akan dibangun ini, rancang user interface sistem hanya akan ditujukan untuk guest user. Berikut penjabaran dari rancang antarmuka fitur penjelajahan dan pencarian pada
sistem dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Rancangan User Interface penjelajahan, pencarian dan lawan kata pada sistem
Tahapan evaluasi prototyping memiliki tujuan untuk memastikan prototipype yang dibangun sudah sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan. Setelah dilakukan evaluasi, terdapat perbaikan dalam perancangan, sehingga sistem dinyatakan benar dan layak untuk dibangun [12].
Tahapan terakhir dalam pengembangan aplikasi ini yaitu mendokumentasikan segala pengetahuan yang berkaitan dengan penelitian agar hasil dari penelitian dapat disimpan dalam bentuk arsip tulisan pada buku tugas akhir kemudian hasil tulisan ini dapat diterbitkan dalam jurnal ilmiah.
Hasil dan pembahasan pada penelitian ini berkaitan dengan hasil pengembangan sistem informasi bahasa bali, serta hasil evaluasi sistem.
Dalam mengimplementasikan metode Design Science Research Methodology memerlukan tahapan desain dan pembangunan.
-
a. Pengembangan Model Ontologi
Pada bagian ini akan dijabarkan implementasi dari pengembangan ontologi sesuai dengan tahapan yang telah ditentukan. Berikut ini implementasi dari tahapan metode pembangunan ontologi dengan metode Methontology.
-
1. Tahapan Spesifikasi
Dalam tahap ini, dihasilkan deskripsi dari ontologi Bahasa Bali yaitu Domain Bahasa Bali, tujuan untuk mengembangkan model ontologi yang memberikan kemudahan dalam pengklasifikasian Kata pada Bahasa Bali, Tingkat formalitas penelitian formal, ruang lingkup penelitian kata pada bahasa bali dan Sumber pengetahuan yang digunakan melalui buku serta wawancara
-
2. Tahap Akuisisi Pengetahuan
Dalam tahap ini, teknik-teknik yang penulis gunakan untuk mengakuisisi pengetahuan ontologi Bahasa Bali yaitu Berdiskusi dengan dosen dan wawancara dengan salah satu Dosen Sastra Bali, disini peneliti melakukan wawancara untuk membangun pengetahuan yang ada pada kata bahasa bali. Melakukan analisis teks informal, untuk mempelajari alur konsep yang dijelaskan dalam buku dan studi pegangan, dan melakukan analisis teks formal. Melakukan analisis teks formal untuk memberikan pemahaman struktur yang akan ditemukan(definisi, penegasan, dan lain-lain) dan jenis pengetahuan yang dikontribusikan oleh masing-masing (konsep, atribut, nilai, dan hubungan).
-
3. Tahap Konseptualisasi
Pada gambar 6 merupakan gambaran dari model formal ontologi dimana setiap relasinya dapat memiliki triplet (Subjek-Predikat-Objek), dimana salah satu contohnya adalah pada triplet daerah dari Bahasa Bali, individual “ngamaang.andap” menjadi subject,
“memilikiKategoriKata” (object property) sebagai predicate, dan individual “kata_kerja” sebagai object nya.
Gambar 6. Concept Taxonimies pada ontologi Bahasa Bali
-
4. Tahap Integrasi
Dalam tahap ini, penulis mengintegrasikan model ontologi yang dibuat dengan struktur pembentuk dari kata Bahasa Bali yang telah didiskusikan dengan ahli ontologi dan ahli Bahasa Bali.
-
5. Tahap Implementasi
Perancangan konseptual ontologi telah diselesaikan menggunakan metode Methontology kemudian diimplementasikan menggunakan perangkat lunak Protégé 5.5.0. Pada perangkat lunak Protégé 5.5.0, setiap bagian dari ontologi diberikan makna sesuai dengan hasil dari alur tahapan tugas pada Methontology, concept didefinisikan sebagai class, ad-hoc binary relation didefinisikan sebagai object properties, dan instances didefinisikan sebagai individual. Pada gambar 7 terdapat hasil visualisasi dari ontologi Bahasa Bali berupa ontograf, Ontograf pada ontologi Bahasa Bali mendefinisikan 21 buah object properties, 222 individual ,1 data properties dan 20 class.
√
SdaIahAwaIanDariKata
SdaIahAkhiranDariI'
iKata
(Domaii
sin>Range)
(Dornain> Range}
√
adalahSisi)
IpanDariKata
(Domain>Range)
√ — has individual
< — has subclass
OTemiIikiBahasaBaIiAIusMider (Domain>Range)
memil
IIikiE
iBahs
SaBaIiAIi
Jus!
s Singgil
(Dor
ιmain:
ι>Range)
me mi I
IIikiE
iBahs
SaBaIiAIi
Iisl
sSor
(Domain>Range)
me mi I
IIikiE
iBahs
JaBaIiAndap
(Domair
in>Raπge)
memil
IIikiE
iBah;
SaBaIiI
(Domair
iπ>Range)
Gambar 7. Ontograf pada Ontologi Bahasa Bali
6.
Tahap Evaluasi
Dalam tahap ini, model formal ontologi yang sudah melewati tahap pengembangan dilakukan inferensi menggunakan Pellet Reasoner untuk mengecek konsistensimdari ontologi. Dari proses reasoning yang dilakukan, ontologi Kata Bahasa Bali telah konsisten, yangrdibuktikanrdenganrtidakrmunculnyarpesan “Reasoner Error” yang terlihat pada gambar 8.
INFO INFO INFO INFO INFO INFO INFO INFO INFO INFO INFO INFO INFO INFO INFO INFO INFO INFO INFO INFO
16:19:21 --------------------------------------------- Running Reasoner -------------------
16:19:22 Pre-computing inferences:
16:19:22 - class hierarchy
16:19:22 - object property hierarchy
16:19:22 - data property hierarchy
16:19:22 - class assertions
16:19:22 - object property assertions
16:19:22 - same individuals
16:19:23 Ontologies processed in 2024 ms by Pellet
16:19:23
17:36:15 ------------------------------- Running Reasoner -------------------
17:36:15 Pre-computing inferences:
17:36:15 - class hierarchy
17:36:15 - object property hierarchy
17:36:15 - data property hierarchy
17:36:15 - class assertions
17:36:15 - object property assertions
17:36:15 - same individuals
17:36:15 Ontologies processed in 74 ms by Pellet
17:36:15
Gambar 8. Log Proses Reasoning Ontologi Bahasa Bali
-
b. Implementasi Sistem
Pada tahapan implementasi sistem dibagi menjadi dua yaitu proses menghubungkan ontology ke sistem dan mengimplementasikan fitur Penjelajahan, Pencarian dan lawan kata Bahasa Bali dengan hasil inputan pengguna.
-
1. Implementasi Ontologi kedalam sistem
Dalam pembangunan sebuah website berbasis Ontology maka dibutuhkan sebuah server yang mampu mengelola data – data yang terdapat pada suatu Ontology. Server yang digunakan untuk mengelola sebuah Ontologi dinamakan server Apache Jena Fuseki. Pada gambar 9 menunjukan proses untuk mengunggah file Ontologi Bali.owl
∕ontologi-bali
©query Aadddata [Tfedit Ctirifo
Upload files
Load data into the default graph of the currently selected dataset or the given named graph. You may upload any RDF format, such as Turtle, RDF7XML or TRiG.
Dataset graph name Leave blank for default graph
Gambar 9. Upload OWL ke server Apache Jena Fuseki
-
2. Implementasi User Interface (Antarmuka) Sistem
User interface merupakan hal yang penting dalam sistem karena akan langsung berhubungan dengan pengguna. Berikut merupakan user interface dari fitur yang ada pada sistem
Gambar 10. User Interface Halaman Beranda dan Penjelajahan
Pada gambar 10 terdapat user interface Beranda dan Penjelajahan dari sistem. Pada menu beranda terdapat deskripsi singkat tentang sistem. Pada halaman penjelajahan pengguna
dapat melakukan penjelajahan berdasarkan kriteria yang diinginkan. Kriteria yang dimaksud adalah Tingkatan Bahasa, Bentuk Kata dan Kategori Kata. Setelah diklik akan tampil detail pengetahuan dari kata tersebut.
Gambar 11. User Interface Halaman Pencarian Kriteria dan Pencarian Text
Pada gambar 11 terdapat user interface Beranda dan Penjelajahan dari sistem. Pada halaman Pencarian pengguna dapat melakukan pencarian terhadap informasi pengetahuan Bahasa Bali dengan menentukan kriteria kata yang diinginkan dan dapat menggunakan kolom teks. Ketika permintaan sudah diinputkan maka query akan mencocokan dengan pemodelan ontologi menggunakan kata kunci yang dipilih. Data yang akan ditampilkan sesuai dengan permintaan yang diinginkan dan terdapat detail dari Kata tersebut.
Gambar 12. User Interface Halaman Lawan Kata dan Detail Kata
Pada gambar 12 terdapat user interface Beranda dan Penjelajahan dari sistem. Pada menu Lawan Kata terdapat sebuah inputan untuk mencari lawan kata dalam bahasa bali. Pada halaman detail kata, jika user memilih kata pada penjelajahan, pencarian maupun lawan kata akan diarahkan ke halaman detail. Pada halaman ini diberikan informasi dari pengetahuan yang ada pada kata bahasa bali.
Dalam pengujian sistem, dilakukan pengujian menggunakan Black-box. Pengujian Black-Box bertujuan untuk melakukan pengujian fungsional pada keseluruhan fitur yang ada pada sistem . Fitur yang diuji yaitu fitur pencarian, penjelajahan dan lawan kata. Skenario yang diuji yaitu halaman tampilan data, inputan pengguna, output pengguna.
-
a. Kode Pengujian
Tabel 1. Kode Pengujian Black Box
Nama Pengujian |
Kode Pengujian |
Pengguna |
Hasil Diharapkan |
Pencarian |
P1 |
Guest User |
Berhasil |
Penjelajahan |
P2 |
Guest User |
Berhasil |
Lawan Kata |
P3 |
Guset User |
Berhasil |
Pada Table 1 terdapat keterangan terkait pengujian Black-Box terhadap masing-masing fitur utama dari sistem. Pada tabel tersebut terdapat kode P1 untuk fitur pencarian, P2 untuk fitur penjelajahan, dan P3 untuk fitur lawan kata dengan hasil yang diharapkan berhasil.
-
b. Pengujian Fitur Pencarian
Tabel 2. Pengujian Blackbox Fitur Pencarian
Nama Pengujian: Pencarian |
Kode Pengujian: P1 | ||||
Pengguna: Guest User | |||||
No |
Kode |
Nama Skenario |
Hasil yang diharapkan |
Hasil |
Kesimpulan |
1 |
P1-1 |
Halaman Pencarian |
Sistem mampu menampilkan halaman pencarian |
Sesuai |
Berhasil |
2 |
P1-2 |
Input Pencarian |
Sistem mampu memasukan inputan kedalam fitur pencarian |
Sesuai |
Berhasil |
3 |
P1-3 |
Output Pencarian |
Sistem mampu menampilkan keluaran dari masukan pengguna |
Sesuai |
Berhasil |
4 |
P1-4 |
Tampilan Halaman Pencarian |
Tampilan dari sistem responsif, bisa diakses dalam mobile, tablet dan pc |
Sesuai |
Berhasil |
Pada Tabel 2 merupakan hasil dari pengujian Black-Box pada fitur pencarian. Hasil yang diharapkan dan hasil dari pengujian sistem sesuai, maka dapat disimpulkan berhasil.
-
c. Pengujian Fitur Penjelajahan
Tabel 3. Pengujian Blackbox Fitur Penjelajahan
Nama Pengujian: Penjelajahan |
Kode Pengujian: P2 | ||||
Pengguna: Guest User | |||||
No |
Kode |
Nama Skenario |
Hasil yang diharapkan |
Hasil |
Kesimpulan |
1 |
P2-1 |
Halaman Penjelajahan |
Sistem mampu menampilkan halaman penjelajahan |
Sesuai |
Berhasil |
2 |
P2-2 |
Input Penjelajahan |
Sistem mampu memasukan inputan kedalam fitur penjelajahan |
Sesuai |
Berhasil |
3 |
P2-3 |
Output Penjelajahan |
Sistem mampu menampilkan keluaran dari masukan pengguna |
Sesuai |
Berhasil |
4 |
P2-4 |
Tampilan Halaman Penjelajahan |
Tampilan dari sistem responsif, bisa diakses dalam mobile, tablet dan pc |
Sesuai |
Berhasil |
Pada Tabel 3 merupakan hasil dari pengujian Black-Box pada fitur penjelajahan. Hasil yang diharapkan dan hasil dari pengujian sistem sesuai, maka dapat disimpulkan berhasil.
-
d. Pengujian Fitur Lawan Kata
Tabel 4. Pengujian Blackbox Fitur Lawan Kata
Nama Pengujian: Lawan Kata |
Kode Pengujjian: P3 | ||||
Pengguna: Guest User | |||||
No |
Kode |
Nama Skenario |
Hasil yang diharapkan |
Hasil |
Kesimpulan |
1 |
P3-1 |
Halaman Lawan Kata |
Sistem mampu menampilkan halaman Lawan Kata |
Sesuai |
Berhasil |
2 |
P3-2 |
Input Lawan Kata |
Sistem mampu memasukan inputan kedalam fitur Lawan Kata |
Sesuai |
Berhasil |
3 |
P3-3 |
Output Lawan Kata |
Sistem mampu menampilkan keluaran dari masukan pengguna |
Sesuai |
Berhasil |
4 |
P3-4 |
Tampilan Halaman Lawan Kata |
Tampilan dari sistem responsif, bisa diakses dalam mobile, tablet dan pc |
Sesuai |
Berhasil |
Pada Tabel 4 merupakan hasil dari pengujian Black-Box pada fitur lawan kata. Hasil yang
diharapkan dan hasil dari pengujian sistem sesuai, maka dapat disimpulkan berhasil.
Berdasarkan segala tahapan penelitian yang telah dilakukan dari awal hingga akhir, dapat menghasilkan kesimpulan yaitu Pengembangan Ontologi pada sistem informasi bahasa bali dapat dibangun dengan menggunakan metode Methontology. Ontologi yang dihasilkan sudah konsisten dan valid. Dari pengujian yang dilakukan terhadap sistem dapat disimpulkan bahwa hasil yang didapat sudah berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Referensi
-
[1] C. Cokorda, I. A. I. Iswara, and I. K. A. Mogi, “Digital Humanities: Community Participation in
the Balinese Language Digital Dictionary,” J. Sist. Inf., vol. 16, no. 2, pp. 18–30, 2020, doi: 10.21609/jsi.v16i2.956.
-
[2] N. N. A. Suciartini, “Eksistensi Bahasa Bali Di Ranah Milenial (Studi Kasus Kemunculan
Parodi Hai Puja),” J. Ilmu Agama, vol. 1, no. 2, pp. 134–149, 2018, [Online]. Available: http://marefateadyan.nashriyat.ir/node/150.
-
[3] I. made Wardana and C. Pramartha, “Development of Semantic Ontology Modeling in
Knowledge Representation of Balinese Gamelan Instruments,” J. Elektron. Ilmu Komput. Udayana, vol. 8, no. 2, p. 8, 2019.
-
[4] F. Abdussalaam and I. Oktaviani, “Perancangan Sistem Informasi Nilai Berbasis Web
Menggunakan Metode Prototyping,” J. E-KOMTEK, vol. 4, no. 1, pp. 16–29, 2020.
-
[5] A. Nguyen, L. Gardner, and D. Sheridan, “Towards Ontology-Based Design Science Research
for Knowledge Accumulation and Evolution,” Proc. 52nd Hawaii Int. Conf. Syst. Sci., no.
January, pp. 5755–5764, 2019, doi: 10.24251/hicss.2019.694.
-
[6] K. W. Triyoga, D. E. Cahyani, S. W. Sihwi, F. Matematika, and U. S. Maret, “Pembangunan
Ontology Berbasis Metode Methontology Untuk Domain Tuberculosis,” pp. 47–54, 2019.
-
[7] A. M. Sinaga, R. J. Sipahutar, and D. I. P. Hutasoit, “Penerapan Ontology Web Language
pada Domain Ulos Batak Toba,” J. Teknol. Inf. dan Ilmu Komput., vol. 5, no. 4, p. 493, 2018, doi: 10.25126/jtiik.201854903.
-
[8] I. L. Koten and C. Pramartha, “Semantic Representation of Balinese Traditional Dance. Jurnal
Elektronik Ilmu Komputer Udayana,” J. Elektron. Ilmu Komput. Udayana, vol. 8, no. 4, pp. 411–419, 2020.
-
[9] C. Pramartha, J. Davis, K. Kuan, and J. G. Davis, “Digital Preservation of Cultural Heritage: An
Ontology-Based Approach,” Australas. Conf. Inf. Syst., no. December, pp. 1–12, 2017.
-
[10] C. R. A. Pramartha and N. P. S. H. Mimba, “Udayana University International Student Management: A Business Process Reengineering Approach,” ComTech Comput. Math. Eng. Appl., vol. 11, no. 2, pp. 57–64, 2020, doi: 10.21512/comtech.v11i2.6383.
-
[11] E. R. Subhiyakto and D. W. Utomo, “Analisis dan Perancangan Aplikasi Pemodelan Kebutuhan Perangkat Lunak Menggunakan Metode Prototyping,” Pros. Semin. Nas. Multi Disiplin Ilmu Call Pap. UNISBANK Ke-3, pp. 57–62, 2017.
-
[12] C. Pramartha, P. Informatika, and U. Udayana, “Pengembangan sistem informasi penanganan penderita gangguan jiwa dengan pendekatan,” vol. 5, no. 1, pp. 31–41, 2022.
This page is intentionally left blank.
498
Discussion and feedback