Jurnal Ilmiah

ILMU KOMPUTER

Universitas Udayana

Vol. IX, No. 2, September 2016

ISSN 1979 - 5661


ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KOPI

DI KABUPATEN BULELENG

Made Agung Raharja 1

Program Studi Teknik Informatika, Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Udayana E-mail: [email protected]1

ABSTRAK

Kabupaten Buleleng yang berada di sebel-ah utara Pulau Bali yang terdiri atas 9 Kecamatan, selama ini masyarakat di Bali, khususnya di kabupaten Buleleng dalam menanam suatu jenis kopi hanya berpatokan dengan menganalisis daerah sekitar. Berdasarkan hasil analisis dan kajian membuktikan bahwa sebagian besar masyarakat belum mengetahui pengaruh dari suhu, curah hujan, ketinggian dan kondisi tanah terhadap jenis tanaman kopi sehingga sering terjadinya tanaman kopi yang ditanam di suatu daerah tertentu tidak tumbuh subur, mati, dan sering terjadinya gagal panen. Implementasi sistem secara keseluruhan dilaksanakan dalam lingkungan program QGIS 2.12.0 yang didesain berbasis Graphical UserInterface (GUI). Analisis, Perancangan dan Implementasi penelitian ini menggunakan aplikasi QGIS 2.12.0 dan melaui beberapa tahapan yaitu input data baik spasial maupun data atribut, proses pengolahan yang berupa tabel dan peta. Analisis dan pemetaan terhadap kriteria-kriteria yang tepat yang mempengaruhi persebaran jenis tanaman kopi Arabika dan Robusta di Kabupaten Buleleng dapat dilakukan dengan menggunakan QGIS melalui tiga tahapan yaitu input data baik data spasial maupun data atribut, proses pengolahan dan proses output yang berupa peta dan tabel. Persebaran tanaman kopi jenis Arabika paling cocok ditanam di kecamatan : Busungbiu, Sukasada, Sawan, Kubutambahan dan Tejakula. Persebaran tanaman kopi jenis Robusta paling cocok ditanam di kecamatan : Gerokgak, Seririt, Banjar dan Buleleng.

Kata Kunci: Sistem Informasi Geografis, kopi, buleleng.

ABSTRACT

Buleleng Regency that are in sebel-ah northern island of Bali which consists of 9 subdistricts, for this community in Bali, especially in the districts of Buleleng in planting a type of coffee were solely concerned with analyzing the surrounding area. Based on the analysis and studies prove that most people do not know the effect of temperature, rainfall, altitude and soil conditions on the kinds of coffee plants so often the coffee plants are grown in a particular area does not flourish, die, and the frequent occurrence of crop failure. Implementation of the overall system implemented within the QGIS 2.12.0 designed program based Graphical UserInterface (GUI). Analysis, Design and Implementation of this research using QGIS 2.12.0 application and through several stages of data input both spatial and attribute data, processing in the form of tables and maps. Analysis and mapping of the criteria right affecting the distribution of plant species Arabica and Robusta coffee in Buleleng can be done using QGIS through three stages, namely the input data both spatial data and attribute data, the processing and the output

process in the form of maps and tables. Distribution of Arabica coffee plants most suitable to be planted in the district: Busungbiu, Sukasada, Sawan, Kubutambahan and Tejakula. Distribution of Robusta coffee plants most suitable to be planted in the district: Gerokgak, Seririt, Banjar and Buleleng.

Keywords: Geographic Information System, Cofee, Buleleng.

  • 1    PENDAHULUAN

Kabupaten Buleleng terletak di sebelah utara Pulau Bali yang terdiri atas 9 Kecamatan yaitu Kecamatan Sukasada, Buleleng, Sawan, Gerokgak, Seririt, Busungbiu, Banjar, , Kubutambahan, dan Tejakula. Selama ini masyarakat di Bali, khususnya di kabupaten Buleleng dalam menanam suatu jenis kopi hanya berpatokan dengan menganalisis daerah sekitar. Terkadang masyarakat menganggap bahwa tanaman yang tumbuh di daerah sekitarnya akan sesuai jika ditanam di wilayah lain. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar masyarakat belum mengetahui pengaruh dari suhu, curah hujan, ketinggian dan kondisi tanah terhadap jenis tanaman kopi sehingga sering terjadinya tanaman kopi yang ditanam di suatu daerah tertentu tidak tumbuh subur, mati, dan sering terjadinya gagal panen. Akibatnya terjadi penurunan produktivitas tanaman perkebunan, masyarakat mengalami kerugian karena banyak biaya yang dikeluarkan untuk bercocok tanam yang pada akhirnya mengalami gagal panen dan melemahnya perekonomian daerah.

Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan, ada beberapa faktor atau suhu,

curah hujan, ketinggian dan kondisi tanah yang beranekaragam berpengaruh terhadap penyesuaian jenis kopi agar cocok untuk ditanam pada suatu wilayah tertentu.

Perkembangan teknologi di bidang sistem informasi semakin pesat. Sistem informasi berbasis komputer untuk perencanaan dapat digunakan untuk memadukan informasi atau data, serta dapat digunakan untuk melakukan analisis. Data statistik (non-spasial) maupun data spasial yang diperlukan dalam perencanan dapat disimpan dan ditampilkan kembali dengan cepat apabila diperlukan. Melalui aplikasi sistem informasi geografis, informasi keruangan (spasial) yang jelas tentang lokasi, sebaran luas area, jenis sumber daya beserta fenomenanya dapat diperoleh dengan cepat dan mudah. Penggunaan aplikasi sistem informasi geografis juga mampu melakukan analisis permasalahan keruangan yang rumit dan kompleks seperti pergeseran tata guna lahan, pertambahan penduduk, dan kesesuaian.

Berdasarkan pemaparan permasalah diatas maka dibangun sebuah aplikasi sistem informasi geografis. Aplikasi ini adalah memetakan beberapa tempat yang cocok untuk untuk memetakan persebaran jenis tanaman Kopi Arabika dan Robusta, dengan demikian akan

mempermudah untuk menganalisis dan menentukan tanaman yang sesuai ditanam di tiap kecamatannya.

  • 2    KAJIAN PUSTAKA

    • 2.1    Sistem Informasi Geografis (GIS)

Sistem Informasi Geografis (SIG) atau yang dalam bahasa asing sering disebut sebagai Geographic Information System adalah sistem yang sengaja dibangun untu bekerja dengan data yang bereferrensi spasial atau memiliki koordinat geografis.

Dalam sistem informasi geografis terdapat subsistem yang akan menentukan informasi yang juga dapat dihasilkan oleh sistem informasi geografis lainya. Menurut Eddy Prahasta subsistem SIG bisa dilihat di Gambar 1.

Gambar 1. Subsistem dalam SIG

  • 2.2    Tanaman Kopi

Menurut beberapa rujukan pustaka, tanaman kopi diyakini berasal dari benua Afrika, kemudian seiring waktu menyebar ke seluruh penjuru dunia. Pada saat ini kopi ditanam meluas di di negara-negara semisal : Amerika Latin, wilayah sekitar Asia-pasifik dan Negara Afrika. Beberapa jenis kopi yang sangat banyak dibudidayakan

antara lain : Kopi arabika dan Kopi Robusta.

Tabel 1 Kecocokan Lahan Untuk Kopi

Arabika dan Robusta

Arabika

Robusta

Ketinggian

1000-2100 meter dpl

400 - 800 meter dpl

Suhu

16-200 C

21-24o C

Curah

Hujan

1000 – 1500 mm pertahun

maksimal 2000 mm pertahun

Kondisi Tanah

5,5–6,5 (pH)

5,5 – 6,5 (pH)

3 Metodelogi Penelitian

  • 3.1    Studi Kepustakaan

Dalam menunjang penelitian akan dilakukan studi pustaka dengan mempelajari beberapa buku teks, jurnal, dan karya ilmiah lainnya yang menunjang beberapa penelitian tentang Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Geografis Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Di Kabupaten Buleleng.

  • 3.2    Analisis dan Perancangan Sistem

Tahap ini dilakukan perancangan disain sistem yang meliputi : Penetuan lokasi penelitian, pengumpulan data, proses perancangan sistem, dan disain input serta output. a. Penentuan Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kota Denpasar dan Kabupaten Badung Provinsi Bali serta data pada Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali yang beralamat di

Jl.Raya Puputan No. 1 Renon, Denpasar-Bali.

  • b. Pengumpulan Data

Pengumpulan data atau tahap dokumentasi, yaitu mengadakan pembuatan dokumen yang akan menunjang aplikasi yang akan dibuat agar nantinya sistem bisa dikembangkan lebih lanjut. Dalam tahap ini adalah melakukan pengumpulan dan pengolahan data mengenai data Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Di Kabupaten Buleleng.

  • 3.3    Analisis Data Input

Berdasarkan hasil penelusuran dari berbagai refrensi mengenai apa saja kriteria yang mempengaruhi kesesuaian suatu wilayah untuk ditanami jenis tanaman kopi Arabica dan Robusta. Kriteria -kriteri tersebut yaitu meliput : Iklim, Suhu, curah Hujan dan Kondisi tanah (pH).

Analisis Spasial

Analisis spasial dilakukan dengan cara menggabungkan data – data dan informasi yang telah dibuat maupun dikumpulkan. Berikut merupakan data-data dari masing-masing kriteria yang telah diperoleh dari berbagai penelitian di Kabupaten Buleleng.

Tabel 2. Data Curah Hujan (mm)

.m^ ιιdπ

aιr[ktiτ'

;hi r∏l

an

%   ⅛⅛

EIO        Xd

□12

SifJ

(H HF a Hi

ft

⅛ C- H-

i? b n a

Jl 2

E

L Γ-p∙ιh

ITS# Jl IIEl ½

t»# 45

ZJHO

1 UXl £7

I ⅛JlTtΓM

isu ia ιαι nz

ViU ≡

Z 3 M

Jl IKl E5

1 SM

W F S31 32

SJI TT

IJHO

K SMJ 45

I :U*2

W B ’ll a

SCU !5

IS 50

1Z O1J 45

I SMlXl

Z2U !» Itfl W

⅛β <»

ZSW

Q URJ U

I iιii

,      -            .      .

.               ,         -

' i.lKft

ITHC W UII VJ

ZXU ,E

ZMW

!2 IJXJ Zl

I ⅛ *J⅛

MM T laι “

W B

UB⅛

S! K) !5

1 STfH

-      -            ,      ,

J4UJi-

IinM IB «Ki K

IrtK 95

««w

w τ*n &

irwum

•TH! 15 IISH S

IU 72

1I∙Λ

<4 JCZ3 ?J

Tabel 3. Data Suhu (derajat)

No

Kecamatan

Rata-Rata Suhu Perbulan (Derajat)

1

Gerokgak

28.3

2

Seririt

28.1

3

Busungbiu

28.9

4

Banjar

28

5

Sukasada

27.9

6

Buleleng

28.6

7

Sawan

28.5

8

Kubutambahan

28.4

9

Tejakula

28.1

Tabel 4. Data Ketinggian (Mdpl)

No

Kecamatan

Rata-Rata Ketinggian (Mdpl)

1

Gerokgak

0-499,9

2

Seririt

0-499,9

3

Busungbiu

500 - 999,9

4

Banjar

0-499,9

5

Sukasada

1000

6

Buleleng

0-499,9

7

Sawan

1000

8

Kubutambahan

0-499,9

9

Tejakula

0-499,9

Tabel 5. Data PH Tanah

No

Kecamatan

PH Tanah

1

Gerokgak

5.5

2

Seririt

6.5

3

Busungbiu

5

4

Banjar

6.5

5

Sukasada

6.5

6

Buleleng

6.5

7

Sawan

6

8

Kubutambahan

6

9

Tejakula

5.5

  • 3.4    Implementasi

Tahap ini dilakukan rancang bangun sistem ke dalam suatu perangkat lunak dari model yang telah di rancang pada tahap sebelumnya. Aplikasi Sistem Informasi Geografis Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Di Kabupaten Buleleng mengunakan Quantum GIS Versi 2.12.0. Tahap Digitasi awal sampai output hasil secara keseluruhan mengunakan Aplikasi mengunakan Quantum GIS Versi 2.12.0.

  • 3.5    Pengujian dan Analisis Sistem Akhir

Pada tahap ini sistem yang telah di buat kemudian dilakukan pengujian sistem dengan menggunakan data yang telah diambil dari berbagai sumber data. Sehingga didapatakan hasil data atau data kesesuain lahan untuk penenaman kopi di kabupaten Buleleng.

  • 4    IMPLEMENTASI

Pada tahap implementasi ini akan diuraikan mengenai Analisis dan Perancangan Aplikasi Sistem Informasi Geografis Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Di Kabupaten Buleleng yang sudah di rancang pada bab sebelumnya. Implementasi sistem secara keseluruhan dilaksanakan dalam

lingkungan program QGIS 2.12.0 yang didesain berbasis Graphical UserInterface (GUI) yang akan diuraikan pada sub-sub bab berikutnya.

Langkah-langkah membuat peta awal/layout dasar

Dibuka program QGIS dengan menekan QGIS 2.12.0 Dekstop

Sebagai dasar dari membuat peta digital, sebagai acuan menggambar yang digunakan adalah peta kabupaten Buleleng dalam format .png.

Gambar 2. Gambar peta dasar untuk digitasi

Untuk membuat layer baru yaitu layer daerah adminitrasi di Kab Buleleng, gunakan perintah pada menu bar Layer -> Create layer -> New Shapefile layer.

Gambar 3. Membuat layer baru


Untuk memulai proses

menggambar, pada tool bar pilih Toggle Editing untuk mengaktifkan fungsi-fungsi untuk menggambar peta. Tool yang selanjutnya dipilih adalah Add feature untuk mulai menggambar area daerah adminitrasi yang akan digambar.

Gambar 4. Menggambar area daerah

adminitrasi

Proses selanjutnya adalah menggambar polygon. Klik kiri pada mouse untuk mulai menggambar polygon. Sesuaikan garis tepi dari area yang ingin untuk digambar. Jika area sudah berhasil dibentuk maka proses selanjutnya adalah klik kanan untuk memberikan id pada peta. Pemberian id ini merupakan bagian dari

data non spasial berupa tabel yang berisi keterangan dari peta. Jika berhasil maka layer peta adminitrasi akan dapat di-select.

  • 5    HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil pengolahan data primer dan sekunder serta klasifikasi terhadap semua citra, menghasilkan data yang disajikan dengan confusion matrix sebagai berikut:

Tabel dibawah ini menjelaskan

bagaimana kriteria dari tiap-tiap kecamatan

Gambar 5. Bagaimana kriteria dari tiap-tiap

kecamatan

Berikut merupakan atribut dari polygon kecamatan sebelum dilakukan proses query. Selanjutnya akan dilakukan proses query dengan menambah atribut “Kopi”. Kriteria dari atribut Kopi tersebut yaitu terdiri dari Robusta dan Arabica.

Jika curah hujan sekitar 1000 – 1500 mm maka termasuk kriteria jenis Arabika, sedangkan curah hujan sekitar 1500 - 2000 mm maka termasuk kriteria jenis robusta.

Jika suhu sekitar 16-22°C, maka termasuk kriteria jenis Arabika sementara

robusta mampu beradaptasi dengan suhu sekitar 20-28°C.

Jika ketinggian 800-1500 meter dpl, maka termasuk kriteria jenis Arabika sedangkan kopi robusta dapat tumbuh pada ketinggian 400-800 meter dpl

Jika pH tanah 5.5 – 6.0 maka termasuk kriteria jenis Arabika sedangkan jika pH tanah 6.0 – 6.5 maka termasuk kriteria jenis Robusta.

Untuk melakukan proses query, pertama-tama pada polygon kecamatan buka Field Calculator. Disini kita akan menambah kolom baru yaitu kolom ‘Kopi’ yang dapat diisi dibagian Output Field Name. Pada bagian Expression input query berikut:

Gambar 6. Proses query dengan menambah atribut

Kemudian untuk menampilkan data atribut dari titik objek data spasial yang telah dibuat dapat dilakukan dengan cara pertama menyeleksi atribut yang akan dibuatkan tampilan data spasialnya seperti gambar dibawah.

Gambar 7. Hasil data atribut dari titik objek

data spasial

Selanjutnya dari atribut yang dipilih dilakukan analisa spasial query sehingga nantinya akan menghasilkan tampilan data spasial seperti pada gambar dibawah.

Gambar 9. Tampilan hasil query persebaran Jenis Kopi Robusta dan Arabica


Gambar 8. Tampilan hasil query

persebaran Jenis Kopi Robusta

Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa bagaimana persebaran jenis tanaman kopi yaitu Robusta dan Arabika tiap Kecamatan di Kabupaten Buleleng

  • 6    KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan mengenai Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Geografis Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kopi Di Kabupaten Buleleng, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

  • 1.    Analisis, Perancangan dan Implementasi penelitian ini menggunakan aplikasi QGIS 2.12.0 dan melaui beberapa tahapan yaitu input data baik spasial maupun data atribut, proses pengolahan yang berupa tabel dan peta.

  • 2.    Analisis dan pemetaan terhadap kriteria-kriteria yang tepat yang mempengaruhi persebaran jenis tanaman kopi Arabika dan Robusta di Kabupaten Buleleng dapat dilakukan dengan menggunakan QGIS melalui tiga tahapan yaitu input data baik data spasial maupun data atribut, proses pengolahan dan proses output yang berupa peta dan tabel.

  • 3.    Persebaran tanaman kopi jenis Arabika paling cocok ditanam di kecamatan : Busungbiu, Sukasada, Sawan, Kubutambahan dan Tejakula.

  • 4.    Persebaran tanaman kopi jenis Robusta paling cocok ditanam di kecamatan : Gerokgak, Seririt, Banjar dan Buleleng.

7 DAFTAR PUSTAKA

Aziz, M. 2006. Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop dan Web, Yogyakarta,Gava Media.

Badan Pusat Statistik Bali, 2009, Bali dalam Angka Tahun 2010, Provisni Bali.

John E. H, Steven J. A. 2003. Design and Implementation of Geographic Information Systems. John Wiley and Sons : New Jersey.

Kupper, Axel, 2005, “Location-based services : fundamentals and operation”, John Wiley & Sons Ltd., England

Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Informatika: Bandung.

Rubiyo, Jemmy Rinaldi dan Suharyanto, 2005.Kajian Rehabilitasi Tanaman Kopi Robusta Menjadi Kopi Arabika Dengan Teknik Sambung di Kabupaten   Bangli.   Balai

Pengkajian Teknologi Pertanian Bali.