p-ISSN: 2301-5373

e-ISSN: 2654-5101

Jurnal Elektronik Ilmu Komputer Udayana

Volume 12, No 1. August 2023

Sistem Informasi Magang Berbasis Web Framework Bootstrap 5 (Studi Kasus: Program Studi Informatika, Fakultas MIPA, Universitas Udayana)

I Gede Surya Rahayudaa1, Ni Luh Watiniasiha2, Ni Putu Linda Santiarib1 a1Program Studi Informatika, Fakultas MIPA, Universitas Udayana Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Bali, Indonesia 1igedesuryarahayuda@unud.ac.id (corresponding author)

a2Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Udayana Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Bali, Indonesia 1luhwatiniasih@unud.ac.id

b1Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Informatika dan Komputer, ITB STIKOM Bali Jalan Raya Puputan No. 86 Renon, Denpasar, Bali, Indonesia b1linda_santiari@stikom-bali.ac.id

Abstract

The purpose of this research is to overcome some of the problems in the apprenticeship process. From the identification results, the feasibility priority assessment using the APKL criteria identified a priority issue that must be resolved immediately, namely that the apprenticeship process has not been optimal. From the issues that have been analyzed using the APKL screening technique, an in-depth analysis is carried out using the fishbone technique. From several root causes, several creative ideas were obtained, and a main idea was concluded in the form of optimizing the apprenticeship process using a web-based information system. The main idea is embodied in five stages of research using the SDLC method. The system is designed using a DFD, and a relational scheme is used to design the database. The website was built using the Bootstrap 5 framework and added a mapping feature using leaflet.js. From the test results using the graph based black box testing method, good results are obtained, and all processes built can run as expected.

Keywords: APKL, fishbone, SDLC, bootstrap, leaflet.js, black box, graph based.

  • 1.   Pendahuluan

Di tengah arus globalisasi dan kemajuan teknologi yang pesat, program magang menjadi hal yang vital bagi pendidikan dan pengembangan keahlian di institusi. Magang berfungsi sebagai penghubung penting, menawarkan mahasiswa pengalaman praktis dan wawasan berharga ke dunia profesional. Namun demikian, seperti proses lainnya, program magang menghadapi berbagai tantangan dan masalah yang memerlukan perhatian segera. Beberapa masalah mendesak telah muncul yang perlu segera diatasi. Pertama, kurangnya optimalisasi dalam proses magang. Ketidakefisienan ini menghambat pengorganisasian dan pelaksanaan program, yang berpotensi mempengaruhi kualitas dan manfaat yang diterima oleh peserta magang. Kedua, penyimpanan data magang kurang optimal. Penggunaan spreadsheet google sebagai basis data membuat banyak lembar untuk setiap formulir, membuat konsolidasi data menjadi sulit. Hal ini menyebabkan tantangan dalam mengelola dan mengambil keputusan berdasarkan data magang yang tersimpan. Ketiga, redundansi bidang dalam formulir magang juga menjadi kendala yang signifikan. Redudansi dapat menyebabkan data yang tidak konsisten dan menghambat pemrosesan informasi. Terakhir, tidak adanya pemutakhiran dan validasi data magang menciptakan informasi yang tidak akurat dan tidak relevan, membuat pengambilan keputusan menjadi lebih sulit. Akar penyebab sulitnya optimalisasi proses magang terletak pada tidak tersedianya pengaturan deadline individu atau kelompok di google form. Akibatnya, berbagai formulir perlu dibuat pada setiap tahap dan gelombang proses magang. Kurangnya sistem pemutakhiran dan validasi data semakin memperburuk masalah, menyebabkan informasi yang tidak akurat dan tidak mutakhir. Selain itu, penggunaan google spreadsheet sebagai basis data membuat banyak lembar pada setiap formulir, membuat konsolidasi data menjadi tugas yang rumit. Banyaknya formulir dan

Rahayuda, Watiniasih, dan Santiari

Sistem Informasi Magang Berbasis Web Framework Bootstrap 5 (Studi Kasus: Program Studi Informatika, Fakultas MIPA, Universitas Udayana) tautan yang perlu disebar menambah kerumitan, terutama bagi dosen dan mahasiswa yang harus menghadapi proses yang memakan waktu. Untuk mengatasi tantangan tersebut, beberapa ide inovatif dapat diimplementasikan. Pertama, sistem formulir berbasis web dapat mengoptimalkan proses magang. Sistem ini dapat menawarkan fitur yang lebih lengkap dan fleksibel, termasuk pengaturan tenggat waktu individu atau kelompok. Kedua, mengadopsi solusi penyimpanan data berbasis database SQL akan meningkatkan efisiensi dan keamanan dalam mengelola data magang. Sistem basis data yang terintegrasi memungkinkan akses data yang lebih mudah dan pengelolaan yang efisien. Ketiga, menerapkan sistem tautan berbasis web akan mengefisienkan distribusi informasi dan penugasan terkait proses magang. Terakhir, penggunaan simulasi lingkungan berbasis GPS akan memfasilitasi data lokasi yang detail, termasuk koordinat, penyederhanaan logistik dan perencanaan. Solusi yang diajukan adalah “optimalisasi proses magang menggunakan sistem informasi berbasis web”. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, organisasi, dan struktur program magang. Metodologi pengembangan akan mengikuti metode SDLC Air Terjun, termasuk tahap analisa kebutuhan, perancangan, pembuatan, pengujian dan sosialisasi. Kerangka kerja bootstrap 5 untuk tampilan yang responsif dan menarik secara visual, PHP untuk manajemen logika aplikasi, leaflet.js untuk integrasi peta dan kemampuan geospasial, dan SQL untuk menyimpan dan mengelola data magang semuanya digunakan dalam pengembangan sistem informasi berbasis web ini. Untuk memastikan kinerja dan fungsionalitas sistem, pengujian blackbox berbasis grafik akan dilakukan. Penelitian dilaksanakan selama 30 hari kerja sebagai bagian dari aktualisasi. Studi komprehensif berfokus pada menemukan potensi masalah, memperbaiki bug yang ada, dan memastikan pengoperasian sistem yang sempurna, menyelaraskannya dengan tujuan dan persyaratan yang telah ditentukan sebelumnya [1] [2] [3].

  • 2.    Metode Penelitian

Metode penelitian melibatkan serangkaian langkah dan teknik yang memandu peneliti dalam pencarian mereka untuk mengeksplorasi dan mengatasi masalah atau masalah. Diawali dengan identifikasi masalah, dilanjutkan dengan penerapan Teknik tapisan APKL untuk menganalisis dan memprioritaskan masalah. Analisis Core Isu kemudian dilakukan untuk menggali akar permasalahan, sementara gagasan kreatif membantu menghasilkan solusi inovatif. Akhirnya, model SDLC (Software Development Life Cycle) Waterfall menyediakan kerangka kerja terstruktur untuk memastikan proses penelitian yang sistematis dan terorganisir [3][4].

  • 2.1.    Teknik Tapisan APKL

Teknik tapisan digunakan untuk memahami secara utuh agar dapat dicarikan alternatif jalan keluar pemecahan isu. Untuk itu di dalam proses penetapan isu yang berkualitas perlu digunakan teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian (1 sampai 5) pada kriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik, dan Kelayakan. Teknik APKL mencakup mengumpulkan data, memprioritaskan masalah yang paling penting, mendapatkan pengetahuan yang relevan dari berbagai sumber, dan belajar dan beradaptasi selama proses penelitian. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan pada instansi. Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan kelayakan artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalahnya [4].

Tabel 1. Teknik Tapisan APKL

No.

Isu

Kriteria APKL

Keterangan

Peringkat

A

P

K

L

1

Belum optimalnya proses magang

5

5

5

5

20

I

2

Belum optimalnya penyimpanan data magang

3

4

5

5

17

III

3

Adanya redudansi field form magang

3

3

4

4

14

IV

4

Belum adanya update data magang

4

5

5

5

19

II

Berdasarkan Tabel 1, dapat disimpulkan bahwa isu belum optimalnya proses magang mendapatkan peringkat pertama.

  • 2.2.    Analisis Core Isu

Dari isu yang telah dianalisis dengan teknik tapisan, selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam isu yang telah memenuhi kriteria APKL dengan menggunakan teknik fishbone. Pendekatan fishbone diagram juga berupaya memahami persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait. Namun demikian fishbone diagram lebih menekankan pada hubungan sebab akibat, sehingga seringkali juga disebut sebagai Cause-and-Effect. Berdasarkan teknik tapisan isu APKL, dapat disimpulkan bahwa isu belum optimalnya proses magang mendapatkan peringkat pertama. Kemudian selanjutnya akan diuraikan masalah dan akar masalahnya secara komprehensif dengan analisis Fishbone diagram kategori 6M yang biasa digunakan dalam industry manufaktur, yaitu machine (mesin atau teknologi), method (metode atau proses), material (termasuk raw material, konsumsi, dan informasi), manpower (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) atau mind power (pekerjaan pikiran: kaizen, saran), measurement (pengukuran atau inspeksi), dan milieu atau mother nature (lingkungan) [4]. Fishbone diagram adalah alat visual yang digunakan untuk menentukan dan mengevaluasi alasan kesulitan atau hasil. Dengan mempertimbangkan kategori 6M ini, diagram Fishbone membantu identifikasi metodis dari kemungkinan alasan yang terkait dengan setiap kategori, membuatnya lebih mudah untuk memahami dan menangani penyebab inti masalah. Ini membantu tim atau organisasi memecahkan masalah dan membuat keputusan dengan cara yang efektif [5].

  • a.    Man (Tenaga)

Man, dimaksudkan sebagai mind power atau manpower, dalam hal ini disebut sebagai tenaga. Tenaga yang terlibat pada sebuah proses. Terdapat dua jenis tenaga yaitu Dosen dan Mahasiswa. Saat ini dengan penggunaan google form pada proses magang dengan beberapa kekurangannya menyebabkan Dosen kesulitan dalam berbagi informasi, pendataan dan pengawasan. Mahasiswa mulai kesulitan dalam mengingat tautan dan pengisian formulir.

  • b.    Material (Informasi)

Material dimaksudkan sebagai informasi yang terkirim dari Mahasiswa kepada Dosen dan juga sebaliknya. Saat ini penggunaan google form memiliki keterbatasan pada pemberian informasi dan tautan sesuai dengan jumlah form yang ada. Keterbatasan ini menimbulkan masalah ketika mahasiswa dan dosen perlu berbagi sejumlah besar data dan sumber daya yang relevan, menghambat komunikasi dan kolaborasi yang efektif dalam proses pembelajaran.

  • c.    Machine (Teknologi)

Machine disini dimaksudkan sebagai Teknologi atau sarana yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan, saat ini pada proses magang digunakan google form untuk pendataan dan google spreadsheet untuk penyimpanan data. Penggunaan google form memiliki kelemahan pada field yang redundan, dan begitu juga dengan spreadsheet akan menimbulkan jumlah sheet yang banyak dan kesulitan saat penyatuan data.

  • d.    Method (Proses)

Method dimaksudkan sebagai proses pada program magang, program magang telah memiliki SOP, dimana prosesnya dilaksanakan secara prosedural dan bertahap. Proses secara bertahap memerlukan pengaturan tenggat waktu pada tiap tahapannya. Proses secara prosedural mengharuskan adanya batasan akses dan validasi. Dimana saat ini google form belum dapat mengatasi permasalahan tersebut.

  • e.    Measurement (Pengukuran)

Measurement dimaksudkan sebagai pengukuran dari proses pada program magang. Pengukuran dilakukan untuk pengawasan, efektifitas dan efisiensi sehingga kualitas dapat tetap terjaga. Saat ini terdapat dua jenis pengukuran yakni pada Kelengkapan pendataan dan Ketepatan pengumpulan. Pengukuran ini memerlukan pengawasan tenggat waktu yang baik, sayangnya tenggat waktu tersebut masih belum optimal.

  • f.    Environment (Lingkungan)

Environment atau lingkungan, yang dimaksud dengan lingkungan adalah keadaan dan lingkungan tempat berlangsungnya interaksi antara dosen dan mahasiswa. Namun, interaksi ini seringkali tersebar dan jauh secara geografis. Saat ini belum ada pemetaan sebaran lokasi tempat magang yang dapat diakses secara online. Keterbatasan ini menghambat kemampuan mahasiswa untuk mengeksplorasi beragam peluang dan menemukan penempatan yang sesuai.

Penyebab

Akibat

Berdasarkan Tabel 2, diperoleh beberapa akar permasalahan:

  •    Pada google form tidak tersedia pengaturan tenggat waktu secara individu atau kelompok, yang mengakibatkan pengulangan pembuatan beberapa form pada setiap tahapan dan gelombang pada proses magang. Tidak ada update data, dan validasi.

  •    Pangkalan data menggunakan google spreadsheet akan menimbulkan banyak sheet pada setiap form dan kesulitan saat data tersebut disatukan.

  •    Banyaknya form akan mengakibatkan banyaknya tautan yang disebarkan, akan menyulitkan Dosen dan Mahasiswa.

  •    Belum adanya pendataan lokasi tempat magang secara detail menunjukkan kordinat tempat magang.

  • 2.3.    Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu

Dari akar permasalahan tersebut selanjutnya akan ditentukan gagasan kreatif yang dapat dilakukan.

Tabel 3. Akar Masalah dan Gagasan

No

Akar Masalah

Gagasan

1

Pada google form tidak tersedia pengaturan tenggat waktu secara bertahap dan per gelombang, tidak ada update data, dan validasi

Penggunaan sistem formulir berbasis web

2

Pangkalan data menggunakan google spreadsheet akan menimbulkan banyak sheet pada setiap form dan kesulitan saat data tersebut disatukan.

Penggunaan penyimpanan data berbasis SQL database

3

Banyaknya form akan mengakibatkan banyaknya tautan yang disebarkan, akan menyulitkan Dosen dan Mahasiswa.

Penggunaan sistem tautan berbasis web

4

Belum adanya pendataan lokasi tempat magang secara detail menunjukkan kordinat tempat magang.

Penggunaan simulasi lingkungan berbasis GPS

Dari Tabel 3 tersebut dapat disimpulkan gagasan utama dari beberapa akar permasalahan tersebut adalah dengan menggunakan sistem informasi berbasis web yang memiliki sistem formulir dan tautan terpusat, dapat melakukan update data, validasi, pemetaan lokasi dengan GPS serta memiliki penyimpanan pangkalan data terpusat berbasis database SQL. Atau gagasan utama tersebut dapat disebut dengan Optimalisasi Proses Magang Menggunakan Sistem Informasi Berbasis Web.

  • 2.4.    SDLC Waterfall

Dalam proses pembuatan sistem informasi, penulis menggunakan metode SDLC (Software Development Life Cycle) Waterfall, berikut adalah tahapan dari metode tersebut: Analisa Kebutuhan, Perancangan, Pembuatan, Pengujian, dan Sosialisasi [6].

  • 3.    Result and Discussion

Hasil dari proses pembuatan sistem informasi akan menjalani tinjauan komprehensif, mengikuti alur sekuensial dari metodologi SDLC (Software Development Life Cycle) Waterfall. Pendekatan ini memerlukan perkembangan langkah demi langkah melalui analisa kebutuhan, perancangan, pembuatan, pengujian dan sosialisasi, memastikan proses pengembangan yang terstruktur dan terkontrol [7].

  • 3.1    Analisa Kebutuhan

Kegiatan dimulai dengan membuat janji bertemu dengan Ketua Komisi Program Magang, kemudian dilanjutkan dengan membuat janji bertemu dengan Ibu Mentor. Dan yang terakhir membuat janji bertemu dengan Koprodi Informatika, janji bertemu dilaksanakan dengan menghubungi melalui whatsapp. Konsultasi dilaksanakan secara terpisah, dimulai dari konsultasi dengan Bapak Ketua Komisi Program Magang. Dari diskusi yang dilaksanakan, beliau mengatakan bahwa: Karena kondisi saat ini masih menggunakan google form, dan memiliki beberapa kekurangan jika disesuaikan dengan kegiatan pada program magang. Sehingga diperlukan pembuatan sebuah sistem yang dapat dikustomisasi sesuai dengan kegiatan program magang. Beliau menyarankan untuk membuat sebuah sistem informasi berbasis web. Kemudian dilanjutkan dengan konsultasi dengan Bapak Koprodi Informatika, beliau sependapat terhadap usulan yang disampaikan oleh Bapak Ketua Komisi Program Magang. Beliau menambahkan agar sistem yang dibuat menggunakan nama magang. Karena nantinya kegiatan MBKM juga akan terdata pada sistem. Kemudian yang terakhir dilaksanakan konsultasi dengan Ibu Mentor, beliau menambahkan bahwa saat ini memang diperlukan inovasi – inovasi seperti sistem informasi berbasis web untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada kegiatan di program studi, dimana penggunaan teknologi google form tidak dapat diterapkan. Dan inovasi tersebut nantinya juga dapat dipublikasikan [3].

  • 3.2    Perancangan Sistem Informasi Berbasis Web

Kegiatan dimulai dengan pengumpulan data. Dimana data tersebut nantinya diperlukan dalam pembuatan alur sistem dan alur basis data. Data yang dikumpulkan berupa: Data peserta dan tempat magang, dimana data tersebut diambil dari google drive yang diberikan oleh Ketua Komisi Program Magang. Kemudian data daftar panitia yang diambil dari surat tugas panitia dan google drive. Ketika data telah terkumpul, maka selanjutnya dapat dilakukan perancangan sistem informasi. Dimulai dari membuat DFD. DFD dibuat mulai dari diagram konteks, DFD level 0 dan sampai dengan DFD level 1. Dimana DFD ini nantinya akan menjadi pedoman dalam pembuatan kode program pada website. Kemudian berikutnya dilanjtukan dengan pembuatan Tabel Relasi Basis Data. Terdapat dua buah tabel utama yakni: pengguna dan magang. Tabel pengguna dibagi menjadi tiga tabel yaitu: Dosen, Mahasiswa dan Pegawai. Tabel magang berisi semua aktivitas proses magang yang memiliki relasi dengan tabel pengguna. Tabel relasi basis data adalah kumpulan item data dengan hubungan yang telah ditentukan sebelumnya. Berbagai item ini disusun menjadi satu set tabel dengan kolom dan baris. Tabel digunakan untuk menyimpan informasi tentang objek yang akan direpresentasikan dalam basis data. Tiap kolom pada tabel memuat jenis data tertentu. Baris pada tabel merepresentasikan kumpulan nilai terkait dari satu objek atau entitas. Tiap baris pada tabel dapat ditandai dengan pengidentifikasi unik yang disebut kunci utama, dan baris diantara beberapa tabel dapat dibuat saling terkait menggunakan kunci asing. Data ini dapat diakses dengan berbagai cara tanpa menyusun ulang tabel basis data itu sendiri. Pada sistem ini, dibuat enam buah tabel yakni: tabel perangkat, nilai, mahasiswa, dosen, pegawai dan magang [8][9].

  • 3.3    Pembuatan Sistem Informasi Berbasis Web

Pada tahap awal pembuatan dilakukan secara offline, menggunakan localhost server. Dan setelah setelah pembuatan web secara offline selesai. Kemudian dilanjutkan dengan mengunggah website tersebut pada web hosting. Sehingga website dapat diakses secara online. Kemudian website diuji coba apakah website dapat berjalan dengan baik. Untuk mempercepat proses unggah dan perbaikan website secara online, digunakan bantuan software FTP [10][11]. Adapun struktur menu dari sistem informasi yang dibangun adalah sebagai berikut:

Autentikasi

  • •  Sign in

  • Sign up

Peserta (Mahasiswa)

  •    Beranda

  •    Profil

  •    Form

  •    Nilai

  •    Peta

  •    Pendataan

  •    Pendaftaran

  •    Pelaksanaan

  •    Akhir

  •    Ujian

  •    Logout

Panitia (Dosen, Pegawai)

  •    Beranda

  •    Profil

  •    Form


  •    Nilai

o Daftar Mahasiswa

o Penilaian

  •    Laporan

  •    Pengguna

o Mahasiswa

o Dosen

o Pegawai

  •    Data Valid

o Semua

o Tahap 1

o Tahap 2

o Tahap 3

o Tahap 4

o Tahap 5

o Selesai

  •    Peta

o Lokasi Pengguna

o Lokasi Magang

  •    Validasi

  •    Logout


  • a.    Autentikasi

Pengguna mengakses url web, kemudian akan diarahkan ke halaman sign-in, jika belum memiliki akun pengguna dapat menekan tombol sign-up. Pengguna diwajibkan menginputkan email dan password dengan benar untuk dapat masuk ke dalam sistem. Hanya pengguna (peserta) yang perlu mengakses halaman sign-up, karena pengguna (panitia) sudah didaftarkan langsung melalui database. Peserta mendaftar dengan menginputkan, nama lengkap, nim, email dan password, kemudian menekan tombol sign-up. Seperti terlihat pada Gambar 1. Video tutorial dapat dilihat pada https://s.id/TutorialSistemInformasiMagang.

  • b.    Beranda Peserta

Setiap halaman terdiri dari sidebar dan halaman utama. Pada sidebar, terdapat beranda, nilai, form, profil dan tombol logout. Pada halaman beranda ditampilkan menu progres, peta, lima tahapan dan juga konfigurasi antarmuka pengguna. Seperti terlihat pada Gambar 1.

  • c.    Tahapan Pendataan

Peserta dapat memulai pengisian data pada tahapan pendataan, terdapat juga beberapa dokumen yang wajib diunggah. Dokumen yang diunggah dalam format file pdf. Kemudian menekan tombol submit untuk menyimpan data. Peserta dapat memeriksa kembali dokumen yang diinputkan. Data yang wajib diinputkan pada tahap ini adalah: Jalur peminatan, Dosen PA, Form 2A, Transkrip Nilai Terakhir dan KRS semester genap 2021/2022. Seperti terlihat pada Gambar 2.

  • d.    Peta

Pada halaman peta ditampilkan lokasi tempat magang dan jumlah mahasiswa yang pernah magang. Peta dibangun menggunakan leaflet.js. Seperti terlihat pada Gambar 2.

  • e.    Beranda Panitia

Pada halaman beranda panitia, terdapat beberapa fitur, seperti: laporan, pengguna, data valid, peta, grafik peminatan, tahapan, magang dan tabel peserta magang. Seperti terlihat pada Gambar 3.

  • f.    Pengguna

Pada halaman pengguna, terdata semua pengguna dan perangkat pengguna. Terdapat status pengguna yang sedang online atau offline. Sistem juga menyimpan informasi perangkat pengguna. Seperti terlihat pada Gambar 3.

  • g.    Validasi

Panitia diarahkan ke halaman validasi jika menekan tombol view pada notifikasi atau detail pada tabel peserta. Pada halaman ini panitia dapat memeriksa data yang telah diisi mahasiswa dan dapat memeriksa kembali file yang telah diunggah. Seperti terlihat pada Gambar 4.

  • h.    Konfigurasi Antarmuka

Terdapat konfigurasi antarmuka, tampilan web dapat dirubah menjadi gelap. Untuk meredupkan cahaya monitor, dapat digunakan saat diperlukan. Seperti terlihat pada Gambar 4.



Gambar 1. Autentikasi dan Beranda Peserta



Gambar 2. Tahapan Pendataan dan Peta

Gambar 3. Beranda Panitia dan Pengguna


Gambar 4. Validasi dan Konfigurasi Antarmuka


Rahayuda, Watiniasih, dan Santiari

Sistem Informasi Magang Berbasis Web Framework Bootstrap 5 (Studi Kasus: Program Studi Informatika, Fakultas MIPA, Universitas Udayana)

  • 3.4    Pengujian Sistem Informasi Berbasis Web

Penulis menggunakan metode pengujian Graph Based Balckbox Testing. Pengujian kotak hitam digunakan untuk menunjukkan bahwa fungsi perangkat lunak yang ada berfungsi, bahwa input diterima dengan benar dan output dibuat dengan benar, dan bahwa integritas data eksternal dipertahankan dengan tepat, bahkan jika itu dimaksudkan untuk menemukan masalah. Pengujian kotak hitam, yang memberikan sedikit perhatian pada struktur logika inti perangkat lunak, menguji beberapa komponen fundamental sistem [12]. Seperti terlihat pada Tabel 4, 5 dan 6.

Tabel 4. Autentikasi

Id

Deskripsi

Harapan

Hasil Pengujian

Kesimpulan

A001

Menguji tautan https://s.id/Informati kaMagang

Halaman form login dan background terlihat dengan jelas

Tautan dapat diakses dan web browser dapat menampilkan form login dan background dengan jelas

Sesuai

A002

Menguji halaman sign-up

Form sign-up terlihat dengan jelas, jika email belum terdaftar maka dapat dilakukan proses sign-up

Form sign-up terlihat dengan jelas, dan hanya pengguna dengan email yang belum terdaftar saja yang dapat mendaftar

Sesuai

A003

Menguji halaman sign-in

Jika username dan password benar maka dapat login

Hanya pengguna yang menginputkan username dan password dengan benar yang dapat masuk kedalam sistem

Sesuai

A004

Menguji logout

Dapat kembali kehalaman sign-in, dan sesi sudah berakhir

Saat tombol logout ditekan, pengguna diarahkan kembali ke halaman sign-in dan sesi berakhir, pengguna terdata offline

Sesuai

Tabel 5. Peserta (Mahasiswa)

Id

Deskripsi

Harapan

Hasil Pengujian

Kesimpulan

B001

Menguji halaman beranda

Menu Sidebar, Progres, Peta dan 5 tahapan magang terlihat dengan jelas

Menu sidebar, dan semua fitur terlihat dengan jelas

Sesuai

B002

Progres

Progres benar dan terlihat jelas

Progres menampilkan presentase dengan benar yang terlihat dengan jelas

Sesuai

B003

Peta

Beberapa lokasi tempat magang terlihat dengan jelas

Halaman dapat menampilkan semua lokasi magang dengan baik

Sesuai

B004

5 Tahapan

Tombol view dapat diakses jika belum lewat

Tombol pada setiap tahapan berfungsi

Sesuai

Id

Deskripsi

Harapan

tenggat waktu dan sudah divalidasi. Tombol berwarna merah dan terdapat tanda validasi jika sudah selesai validasi

Hasil Pengujian sesuai dengan prosedur tahapan

Kesimpulan

B005

Input Tahapan

Semua data dapat diinput dengan benar, dapat dilakukan update, dan muncul tombol finish jika semua data telah diinputkan

Semua input form bekerja dengan baik, dapat dilakukan update data dan muncul tombol finish

Sesuai

B006

Nilai

Jika telah selesai ujian akhir magang, maka akan muncul nilai dari pembimbing dan penguji

Nilai dari pembimbing dapat ditampilkan dengan jelas

Sesuai

B007

Form

Tabel daftar dokumen terlihat dengan jelas, dan dapat diunduh.

Daftar dokumen terlihat dengan jelas dan dokumen tersebut dapat diunduh

Sesuai

B008

Profil

Data profile terlihat dengan jelas dan dapat diperbaharui

Data profil dapat ditampilkan dengan baik, dan dapat diperbaharui

Sesuai

Tabel 6. Panitia (Dosen, Pegawai)

Id

Deskripsi

Harapan

Hasil Pengujian

Kesimpulan

C001

Menguji halaman beranda

Menu sidebar, progres, peta dan 5 tahapan magang terlihat dengan jelas

Menu sidebar, dan semua fitur terlihat dengan jelas

Sesuai

C002

Form

Tabel daftar dokumen terlihat dengan jelas, dan dapat diunduh.

Daftar dokumen terlihat dengan jelas dan dokumen tersebut dapat diunduh

Sesuai

C003

Profil

Data profile terlihat dengan jelas dan dapat diperbaharui

Data profil dapat ditampilkan dengan baik, dan dapat diperbaharui

Sesuai

C004

Peta

Beberapa lokasi tempat magang terlihat dengan jelas

Halaman dapat menampilkan semua lokasi magang dengan baik

Sesuai

C005

Laporan

Dapat ditampilkan daftar data magang, dapat unduh laporan dalam pdf dan excel. Laporan dapat dicetak melalui web browser

Daftar data magang ditampilkan dengan lengkap. Dokumen dapat diunduh dalam bentuk pdf dan excel. Dokumen laporan dapat dicetak langsung melalui browser

Sesuai

C006

Pengguna

Daftar pengguna (mahasiswa, dosen,

Halaman dapat menampilkan data

Sesuai

Id

Deskripsi

Harapan

pegawai) dan perangkat dapat ditampilkan, pengguna yang sedang online dan offline dapat ditampilkan dengan benar

Hasil Pengujian pengguna dan perangkat, dan dapat mendeteksi pengguna yang sedang online atau offline

Kesimpulan

C007

Data Valid

Jumlah data valid ditampilkan dengan benar. Progres pada tiap tahapan ditampilkan dengan benar

Halaman dapat menampilkan semua persentase progres pada tiap tahapan dengan baik dan benar

Sesuai

C008

Grafik Peminatan

Dapat ditampilkan jumlah mahasiswa pada tiap jalur peminatan dalam bentuk bar chart

Grafik terlihat dengan jelas

Sesuai

C009

Grafik Tahapan

Dapat ditampilkan jumlah mahasiswa pada tiap tahapan dalam bentuk line chart

Grafik terlihat dengan jelas

Sesuai

C010

Grafik Magang

Dapat ditampilkan jumlah mahasiswa yang sudah menyelesaikan semua tahapan magang

Grafik terlihat dengan jelas

Sesuai

C011

Tabel Mahasiswa

Tabel mahasiswa dapat ditampilkan dengan benar

Tabel dapat menampilkan semua data mahasiswa. Dapat diurutkan dan dapat dilakukan pencarian mahasiswa

Sesuai

C012

Nilai

Dapat ditampilkan daftar mahasiswa yang akan dibimbing dan diuji.

Penilaian dapat dilakukan dengan benar

Halaman dapat menampilkan mahasiswa bimbingan dan mahasiswa yang telah selesai ujian. Proses penilaian secara online dapat dilaksanakan dengan benar

Sesuai

  • 3.5    Sosialisasi

Sosialisasi dilaksanakan secara terpisah. Sosialisasi dengan mahasiswa, dikelompokkan menjadi dua, yaitu kepada mahasiswa yang sedang melaksanakan magang dan kepada mahasiswa yang belum melaksanakan magang. Kemudian dilaksanakan sosialisasi dengan panitia, yang terdiri dari ketua, sekretaris dan anggota. Dari sosialisasi yang dilaksanakan mendapat tanggapan yang baik dari peserta maupun dari panitia. Terdapat beberapa masukan atau saran, yaitu: Penambahan unggah data penilaian dari instansi tempat tempat magang dan Penambahan pembatasan pada sign-up, agar hanya mahasiswa yang sudah boleh untuk magang saja yang dapat melakukan proses sign-up. Saran tersebut telah diterima dan telah dilakukan perbaikan pada sistem [3].

  • 4    Kesimpulan

Metode APKL berhasil menapiskan beberapa permasalahan sehingga didapatkan sebuah isu prioritas yang harus segera diselesaikan, yaitu belum optimalnya proses magang. Teknik analisis fishbone berhasil menguraikan isu prioritas belum optimalnya proses magang menjadi beberapa akar masalah.

Dari beberapa akar permasalahan didapatkan beberapa gagasan kreatif dan disimpulkan sebuah gagasan utama berupa optimalisasi proses magang menggunakan sistem informasi berbasis web. Gagasan utama tersebut diwujudkan dalam lima tahapan penelitian menggunakan metode SDLC Waterfall. Sistem informasi berhasil dibangun menggunakan framework bootstrap 5 sesuai dengan DFD dan relational scheme berdasarkan analisa kebutuhan. Dengan dibangunnya sistem informasi magang, diharapkan dapat mengoptimalkan proses magang pada Program Studi Informatika, fakultas MIPA, Universitas Udayana.

Daftar Pustaka

  • [1]    “Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara,” pp. 1–104, 2014.

  • [2]    “Peraturan Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2021,” Lemb. Adm. Negara Republik Indones., no. 1, pp. 1–28, 2021.

  • [3]    A. Rizki, “Smart ASN,” in Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, 2021.

  • [4]    I. Idris, “Analisis Isu Kontemporer,” in Modul Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil, Lembaga Administrasi Negara, 2019.

  • [5]    N. Thakkar, “Vertical Analysis of the 6M in PFMEA to Reduce Data Analysis and Improve System Performance,” Ind. Eng. J., vol. 11, no. 11, 2018.

  • [6]    M. Bulman, “SDLC - Waterfall Model,” Indep., 2017.

  • [7]    H. J. Christanto and Y. A. Singgalen, “Analysis and Design of Student Guidance Information System through Software Development Life Cycle (SDLC) and Waterfall Model,” J. Inf. Syst. Informatics, vol. 5, no. 1, 2023.

  • [8]    Hanaa Alshareef, “Transforming Data Flow Diagrams for Privacy Compliance,” 2021.

  • [9]    J. H. Lubis, “Relational Database Reconstruction from SQL to Entity Relational Diagrams,” J. Phys. Conf. Ser., 2022.

  • [10]    T. N. Wiyatno and A. T. Zy, “Implementasi Sistem Informasi Absensi Peserta Magang Berbasis Web di Dinas Komunikasi dan Informatika,” AMRI (Analisa, Metod. Rekayasa, Inform., vol. 1, no. 2, 2022.

  • [11]    A. Vanesa and E. Tasrif, “Rancang Bangun Sistem Informasi Magang Mahasiswa di Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI Wilayah X),” J. Voteteknika, vol. 10, no. 1, 2022.

  • [12]    A. Setiawan, “Pengujian Black Box Berbasis Graph Based Testing Pada Website Sistem Informasi Kelurahan Bojongsari,” J. Kreat. Mhs. Inform., vol. 2, no. 2, 2021.

This page is intentionally left blank.

244