PENGARUH PEMODERASI PERTUMBUHAN LABA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA UKURAN PERUSAHAAN, DEBT TO EQUITY RATIO DENGAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI PT. BURSA EFEK JAKARTA
on
PENGARUH PEMODERASI PERTUMBUHAN LABA TERHADAP HUBUNGAN ANTARA UKURAN PERUSAHAAN, DEBT TO EQUITY RATIO DENGAN PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI PT. BURSA EFEK JAKARTA
NI PUTU ENA MARBERYA
Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
AGUNG SUARYANA
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi, Universitas Udayana
ABSTRACT
One of parameter used to measure management performance is earnings. Porter (1980) reffer by Hamid (2001), defines growing company as those having high margin, earnings, and sales growth. Chang and Rhee (1990) and Adedeji (1998) state that company size affects profitability significanty. Big company will have ability to collect quict fund due to their easy access to capital market, and therefore earn higher profitability. On the other side, higher leverage will provide more fund to gain opportunities for companies to invest the fund into productive assets which at the end will increase profitability. This research is motivated by inconsistency results of previous researches on companies size and debt to equity ratio. Because of the inconsistency, this research incluse one moderating variable, namely earnings growth
Keywords: companies size, debt to equity ratio (DER), profitability, earnings growth.
Laba adalah hasil dari suatu periode yang telah dicapai oleh perusahaan sebagaimana disebutkan dalam Statement of Financial Accounting Standards (SFAS) nomor 1, laba merupakan salah satu informasi potensial yang terkandung di dalam laporan keuangan dan yang sangat penting bagi pihak internal maupun eksternal perusahaan, untuk melakukan penaksiran earning power perusahaan dimasa yang akan datang.
Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva (Hartono, 2000:254). Hal ini didukung oleh Zulhawati (2001), Manao dan Nur (2001) dalam Saputra (2004) yang menggunakan total aktiva sebagai proksi ukuran perusahaan dalam penelitiannya. Elton dan Gruber dalam Hartono (2000:254), menyatakan bahwa perbedaan ukuran perusahaan menimbulkan risiko usaha yang berbeda secara signifikan antara perusahaan besar dan perusahaan kecil, mereka juga merumuskan perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko yang lebih kecil, karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal sehingga lebih mudah untuk mendapatkan tambahan dana yang kemudian dapat meningkatkan profitabilitas.
Hartono (2000:254), menyatakan ukuran perusahaan sebagai logaritma dari total aktiva diprediksi mempunyai hubungan negatif dengan risiko, dia juga menghipotesiskan bahwa perusahaan yang besar cenderung berinvestasi ke proyek yang mempunyai varian rendah dan risiko yang rendah, untuk menghindari laba yang berlebihan. Na’im dan Hartono (2000 : 254), Moses (1987), menyebutkan bahwa perusahaan besar merupakan subjek dari tekanan politik sehingga jika perusahaan melaporkan laba yang berlebihan nantinya akan menarik politikus dan dapat dicurigai melakukan monopoli. Sehingga semakin tinggi risiko suatu perusahaan, semakin tinggi tingkat profitabilitas yang diharapkan sebagai imbalan terhadap tingginya risiko dan sebaliknya semakin rendah rasio perusahaan, semakin rendah tingkat profitabilitas yang diharapkan sebagai imbalan terhadap rendahnya risiko.
Debt to equity ratio (DER) adalah, rasio yang mengukur seberapa jauh perusahaan menggunakan hutang dan menjelaskan proporsi besarnya sumber pendanaan jangka pendek dan jangka panjang terhadap penilaian asset perusahaan. Muljono (1999 : 154) dan Djinarto (2000 : 22) dalam Klana Putra (2004), menyatakan bahwa dalam industri perbankan bila modal yang dimiliki meningkat maka menunjukkan semakin tinggi
dana yang tersedia dan memberi kesempatan pihak bank untuk mengelolanya berupa peningkatan pemberian kredit ke masyarakat sehingga dapat meningkatkan profitabilitas.
Peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bagi perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya, yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar seluruh kewajibannya, karena semakin besar penggunaan utang maka akan semakin besar kewajibannya. Dimana pembayaran kewajiban tersebut lebih diprioritaskan dari pada profitabilitas. Maka jika DER semakin tinggi, maka kemampuan perusahaan untuk mendapatkan profitabilitas akan semakin rendah sehingga DER mempunyai hubungan negatif dengan profitabilitas. Hal tersebut dimotivasi oleh adanya hasil penelitian, Myers (1984), Gordon Donaldson (1961) dan Breadly (1984), Titman dan Wessels (1988), dalam penelitian Sofiati (2001). Realita penelitian diatas menunjukkan bahwa adanya perbedaan hasil penelitian tentang hubungan DER dengan profitabilitas.
Fenomena ketidak konsistenan hasil penelitian tersebut membuat variable ukuran perusahaan dan DER dengan profitabilitas menjadi semakin menarik untuk diteliti, dengan memasukkan satu variabel pemoderasi dalam penelitian ini. Menurut Sugiyono (2001 : 33), variabel pemoderasi adalah variabel yang mempengaruhi (memperlemah atau memperkuat) hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen. Variabel pemoderasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertumbuhan laba. Porter (1980) yang diacu Hamid (2001), merumuskan bahwa perusahaan yang bertumbuh adalah perusahaan yang memiliki pertumbuhan margin, laba dan penjualan yang tinggi. Kallapur dan Trombely (1999) dalam Setiati dan Kusuma (2004), menyatakan bahwa pertumbuhan laba pada perusahaan bertumbuh lebih besar dibandingkan pada perusahaan tidak bertumbuh, karena kesempatan investasi pada periode berikutnya semakin besar. Sehingga
pertumbuhan laba dapat digunakan sebagai penguat hubungan antara ukuran perusahaan, DER dengan profitabilitas.
Menurut Munawir (1999), Riyanto (1998), dan Simorangkir (2000) memberikan definisi profitabilitas adalah menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Chhim (1999) dalam Klana Putra (2004), menyatakan profitabilitas merupakan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih oleh perusahaan pada saat menjalankan operasinya. Machfloeds (1999) dalam Klana Putra (2004), rasio profitabilitas merupakan perbandingan laba perusahaan dan investasi atau ekuitas yang digunakan untuk memperoleh laba perusahaan tersebut. Asset size dapat dipakai sebagai wakil pengukur (proxy) besarnya perusahaan (Elton dan Gruber, 1994 dalam Hartono, 2000). Total aktiva dipilih sebagai proxy ukuran perusahaan dengan mempertimbangkan bahwa nilai aktiva relative lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan (Wuryatiningsih, 2002 dalam Sudarmadji, 2007). Besar kecilnya perusahaan dapat diukur dengan total aktiva/besar harta perusahaan dengan menggunakan perhitungan nilai logaritma total aktiva (Hartono, 2000:254). Ukuran perusahaaan menunjukkan jumlah pengalaman dan kemampuan tumbuhnya suatu perusahaan yang mengindikasikan kemampuan dan tingkat risiko dalam mengelola investasi yang diberikan para stockholder untuk meningkatkan kemakmuran mereka.
Menurut Riyanto (1998), Debt To Equity Ratio (DER) merupakan perbandingan antara total hutang dengan jumlah modal sendiri. DER menunjukkan bagian dari setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan utang. Makin tinggi DER maka akan menunjukkan semakin besarnya modal pinjaman yang digunakan untuk
pembiayaan aktiva perusahaan. DER sekaligus menunjukkan struktur modal yang digunakan oleh perusahaan.
Menurut Simamora (2000), laba suatu perusahaan dari tahun ke tahun dapat meningkat atau mengalami penurunan. Peningkatan laba yang stabil dari suatu perusahaan menunjukkan bahwa pertumbuhan laba perusahaan baik. Demikian juga sebaliknya, penurunan laba dari tahun ke tahun menunjukkan bahwa pertumbuhan laba perusahaan kurang baik.
Perusahaan dengan laba bertumbuh, dapat memperkuat hubungan antara ukuran perusahaan dengan profitabilitas. Dimana perusahaan dengan laba bertumbuh dengan jumlah aktiva yang besar akan memiliki peluang yang lebih besar didalam menghasilkan profitabilitas, Porter (1980) yang diacu Hamid (2001), merumuskan bahwa perusahaan yang bertumbuh adalah perusahaan yang memiliki pertumbuhan margin, laba dan penjualan yang tinggi. Menurut Musliatun (2000), dikutip oleh Sujana (2004), menyatakan perusahaan yang memiliki total asset yang besar menunjukkan bahwa perusahaan telah mencapai tahap kedewasaan. Perusahaan besar cenderung mendominasi posisi pasar dalam industrinya (Mueller, 1986, dalam Gaver & Gaver, 1993 yang diacu oleh Fitrijanti, 2002), sehingga seringkali perusahaan besar lebih memiliki keunggulan kompetitif dalam mengeksplorasi kesempatan investasi, dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang bertumbuh secara signifikan merupakan perusahaan yang lebih besar karena perusahaan yang besar dianggap lebih mempunyai akses ke pasar modal sehingga lebih mudah untuk mendapatkan tambahan dana yang kemudian dapat meningkatkan profitabilitas (Elton dan Gruber, 1994 dalam Hartono, 2000)
Perusahaan dengan laba tidak bertumbuh, dapat semakin memperkuat hubungan antara ukuran perusahaan yang berpengaruh negatif dengan profitabilitas. Dimana Hartono (2000), menyatakan ukuran perusahaan sebagai logaritma dari total aktiva diprediksi mempunyai
hubungan negatif dengan risiko, dia juga menghipotesiskan bahwa perusahaan yang besar cenderung berinvestasi ke proyek yang mempunyai varian rendah dan risiko yang rendah, untuk menghindari laba yang berlebihan. Na’im dan Hartono (2000) dan Moses (1987) dalam Widiastuti (2002) yang dikutip oleh Ariawan (2003), menyatakan bahwa perusahaan yang besar cenderung mendapat sorotan yang besar dari masyarakat dan pemerintah sehingga akan terbebani biaya politik yang besar. Selain itu fluktuasi earning yang berlebih akan menarik perhatian pemerintah dan akan dianggap sebagai signal adanya praktik monopoli. Semakin tinggi tingkat profitabilitas yang diharapkan sebagai imbalan terhadap tingginya risiko dan sebaliknya semakin rendah rasio perusahaan, semakin rendah tingkat profitabilitas yang diharapkan sebagai imbalan terhadap rendahnya risiko. Sehingga perusahaan dengan laba tidak bertumbuh akan dapat memperkuat hubungan ukuran perusahaan yang berpengaruh negatif terhadap profitabilitas. Hipotesis penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:
H1 : Pertumbuhan laba berpengaruh terhadap hubungan antara ukuran perusahaan dengan profitabilitas.
Perusahaan dengan laba bertumbuh, akan memperkuat hubungan antara DER dengan profitabilitas yaitu dimana profitabilitas akan meningkat seiring dengan DER yang rendah. Porter (1980 : 161) dalam Hamid (2001), mengemukakan bahwa perusahaan yang berada pada fase pertumbuhan mempunyai margin dan profit yang tinggi. Sedangkan Anthony dan Ramesh (1992) dalam Hamid (2001) menemukan pertumbuhan laba lebih besar pada perusahaan yang bertumbuh. Hal tersebut didukung oleh penelitian Ang Chua dan McConnell (1982) dalam Sofiati (2001), mereka menemukan hubungan negatif antara pertumbuhan dengan utang. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Myers (1984) dalam Sofiati (2001), bahwa perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi cenderung mengambil
utang yang lebih sedikit. Dalam Barclay, Smith dan Watts (1998) dalam Subekti (2001), menyatakan perusahaan yang mempunyai opsi untuk tumbuh lebih besar akan mempunyai utang yang lebih sedikit dikarenakan perusahaan lebih mengutamakan solusi atas masalah-masalah yang berkaitan dengan hutangnya. Dimana perusahaan dengan laba bertumbuh mempunyai kesempatan yang profitable dalam mendanai investasinya secara internal sehingga perusahaan menghindar untuk menarik dana dari luar dan berusaha mencari solusi yang tepat atas masalah-masalah yang terkait dengan hutangnya, selain itu dengan profitabilitas yang meningkat akan meningkatakan laba ditahan sehingga akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman dan rasio DER akan menurun.
Perusahaan yang pertumbuhan labanya rendah akan berusaha menarik dana dari luar untuk mendapatkan investasi dengan mengorbankan sebagian besar labanya. Sehingga perusahaan dengan pertumbuhan laba rendah akan semakin memperkuat hubungan antara DER yang berpengaruh negatif dengan profitabilitas. Dimana peningkatan utang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bagi perusahaan, yang mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi semua kewajibannya, yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar seluruh kewajibannya, karena semakin besar penggunaan utang maka akan semakin besar kewajibannya. Dimana pembayaran kewajiban tersebut lebih diprioritaskan dari pada profitabilitas. Sedangkan Kallapur dan Trombely (1999) dalam Setiati dan Kusuma (2004), menyatakan bahwa pertumbuhan laba pada perusahaan bertumbuh lebih besar dibandingkan pada perusahaan tidak bertumbuh, karena kesempatan investasi pada periode berikutnya semakin besar. Hipotesis kedua penelitian adalah sebagai berikut :
H2 : Pertumbuhan laba berpengaruh terhadap hubungan antara Debt To
Equity Ratio (DER) dengan profitabilitas.
Populasi perusahaan adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) selama tahun 2003 – 2006. Metode penentuan sampel yang digunakan adalah non probably sampling yaitu purposive sampling dimana merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan/kriteria tertentu (Sugiyono, 2001:78). Adapun kriteria pemilihan sampel meliputi : 1) Perusahaan perbankan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ), 2) Menerbitkan laporan keuangan selama 4 tahun berturut-turut yaitu tahun 2003, 2004, 2005, 2006 dan dipublikasikan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan www.idx.co.id tahun 2003 – 2006, 3) Laporan keuangan memiliki tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember, hal ini untuk menghindari adanya pengaruh waktu parsial dalam penghitungan proksi dari ukuran variabel independen maupun dependen., 4) Perusahaan yang memiliki data pertumbuhan laba. Sampel berjumlah 23 perusahaan dengan pengamatan 4 tahun (2003 sampai dengan 2006) sehingga jumlah pengamatan menjadi 92 pengamatan.
Penelitian ini menggunakan data sekunder, data ini diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) dan www.idx.co.id tahun 2003 – 2006. Varibel penelitian adalah variabel variabel bebas, variabel terikat, dan variabel pemoderasi. Variabel independen terdiri dari Debt To Equity Ratio (DER). Variabel dependen penelitian adalah profitabilitas. Variabel pemoderasi penelitian adalah pertumbuhan laba. Teknik analisis untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan variabel moderating, menurut Ghozali, 2007 : 163, ada tiga cara yaitu : 1) Uji interaksi, 2) Uji nilai selisih mutlak, 3) Uji residual. Model regresi linear berganda ditunjukkan dalam persamaan berikut ini :
Y = α + β1UP + β2DER + β3PL + β4(UP_PL) + β5(DER_PL)+ ei
Keterangan :
Y = variabel terikat profitabilitas (Return On Equity/ ROE) α = konstanta
UP = variabel bebas yaitu ukuran perusahaan
DER = variabel bebas yaitu Debt to Equity Ratio (DER)
PL = variabel pemoderasi yaitu pertumbuhan laba
β1-β5 = koefisien regresi variabel bebas yang menyatakan bahwa
perubahan relatif dari variabel dependen yang bervariasi dengan perubahan relatif dalam hubungannya dengan variabel bebas ei = error
Sebelum melakukan pengujian secara statistik, akan didahului dengan pengujian asumsi sehingga pengujian yang bias dapat dihindari. Adapun uji asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a) Uji Autokorelasi, untuk melacak adanya korelasi autokorelasi atau pengaruh data dari pengamatan sebelumnya dalam model regresi diatas (Ghozali, 2007:95). Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan membandingkan nilai DW hasil SPSS dengan nilai batas atas dan batas bawah pada tabel, b) Uji Heteroskedastisitas, menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain, (Ghozali, 2007:108). Dilakukan dengan uji glejser yang meregres variabel bebas terhadap absolute residual.
-
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengujian Hipotesis
Tabel 1 Hasil Uji Hipotesis t (Uji Parsial)
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
t |
Sig. | ||
B |
Std. Error |
Beta | ||||
1 |
(Constant) |
-0,346 |
0,110 |
-3,143 |
0,002 |
UP |
0,070 |
0,015 |
0,439 |
4,672 |
0,000 |
DER |
-0,004 |
0,002 |
-0,153 |
-1,591 |
0,115 |
PL |
-0,087 |
0,067 |
-1,745 |
-1,295 |
0,199 |
UP_PL |
0,008 |
0,010 |
1,042 |
0,735 |
0,464 |
DER_PL |
0,002 |
0,001 |
0,584 |
1,978 |
0,050 |
Berdasarkan tabel 1 apat disusun persamaan regresi sebagai berikut :
Y = -0,346 + 0,070UP - 0,004DER - 0,087PL + 0,008UP_PL + 0,002 DER_PL + ei
Dari hasil pengujian regresi linier berganda pada tabel 1 iketahui bahwa tingkat signifikansi variabel UP_PL sebesar 0,464 dimana tingkat signifikansi ini lebih besar dari α = 0,05 sehingga HO diterima. Hasil ini menunjukkan bahwa data tidak mendukung hipotesis pertama (H1) penelitian yang menyatakan bahwa pertumbuhan laba mempengaruhi hubungan antara ukuran perusahaan dengan profitabilitas. Elton dan Gruber (1994) dalam Hartono (2000) merumuskan perusahaan yang besar dianggap mempunyai risiko usaha yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang kecil, karena perusahaan yang besar lebih mempunyai akses ke pasar modal selain itu perusahaan besar juga memiliki manajemen yang lebih baik, dan hal tersebut memudahkan perusahaan besar untuk mendapatkan tambahan dana yang kemudian dapat meningkatkan profitabilitas. Sehingga pada perusahaan dengan pertumbuhan laba bertumbuh dan tidak bertumbuh hubungan ukuran perusahaan dengan profitabilitas adalah sama.
Hasil pengujian regresi linier berganda pada table 1 iketahui bahwa tingkat signifikansi variable DER_PL sebesar 0,050 dimana tingkat signifikansi ini sama dengan α = 0,05 yang berarti HO ditolak. Hasil pengujian ini sesuai dengan hipotesis kedua (H2) penelitian yang menyatakan bahwa pertumbuhan laba berpengaruh terhadap hubungan antara DER dengan profitabilitas. Perusahaan dengan laba bertumbuh, akan memperkuat hubungan antara DER dengan profitabilitas dimana profitabilitas akan meningkat seiring dengan DER yang rendah. Porter
(1980 : 161) dalam Hamid (2001), mengemukakan bahwa perusahaan yang berada pada fase pertumbuhan mempunyai margin dan profit yang tinggi. Sedangkan Anthony dan Ramesh (1992) dalam Hamid (2001) menemukan pertumbuhan laba lebih besar pada perusahaan yang bertumbuh. Hal tersebut didukung oleh penelitian Ang Chua dan McConnell (1982) dalam Sofiati (2001), mereka menemukan hubungan negatif antara pertumbuhan dengan utang. Sedangkan Myers (1984), Gordon Donaldson (1961) dan Breadly (1984), Titman dan Wessels (1988), dalam penelitian Sofiati (2001) yang menyatakan bahwa terjadi hubungan negatif antara utang dengan profitabilitas. Hasil penelitian ini juga konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan Myers (1984) dalam Sofiati (2001), bahwa perusahaan dengan pertumbuhan yang tinggi cenderung mengambil utang yang lebih sedikit. Dalam Barclay, Smith dan Watts (1998) dalam Subekti (2001), menyatakan perusahaan yang mempunyai opsi untuk tumbuh lebih besar akan mempunyai utang yang lebih sedikit dikarenakan perusahaan lebih mengutamakan solusi atas masalah-masalah yang berkaitan dengan hutangnya. Dimana perusahaan dengan laba bertumbuh mempunyai kesempatan yang profitable dalam mendanai investasinya secara internal sehingga perusahaan menghindar untuk menarik dana dari luar dan berusaha mencari solusi yang tepat atas masalah-masalah yang terkait dengan hutangnya, selain itu dengan profitabilitas yang meningkat akan meningkatkan laba ditahan sehingga akan mengurangi minat perusahaan untuk melakukan peminjaman dan rasio DER akan menurun.
Simpulan
Hasil pengujian variabel UP_PL pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan bahwa pertumbuhan laba tidak berpengaruh terhadap hubungan antara ukuran perusahaan dengan profitabilitas, yang berarti hipotesis pertama (H1) dalam penelitian ini ditolak Elton dan Gruber
(1994) dalam Hartono (2000 : 254) menyatakan, perusahaan yang besar lebih mempunyai akses ke pasar modal selain itu perusahaan besar juga memiliki manajemen yang lebih baik, dan hal tersebut memudahkan perusahaan besar untuk mendapatkan tambahan dana yang kemudian dapat meningkatkan profitabilitas.
Hasil pengujian variabel DER_PL pada taraf signifikansi α = 0,05 menunjukkan bahwa pertumbuhan laba berpengaruh terhadap hubungan antara Debt To Equity Ratio (DER) dengan profitabilitas, yang berarti hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini diterima. Hasil penelitian mendukung penelitian Ang Chua dan McConnell (1982), Myers (1984) dalam Sofiati (2001) mereka menemukan hubungan negatif antara pertumbuhan dengan utang. Sedangkan Myers (1984), Gordon Donaldson (1961) dan Breadly (1984), Titman dan Wessels (1988), dalam penelitian Sofiati (2001) yang menyatakan bahwa terjadi hubungan negatif antara utang dengan profitabilitas.
Saran
Penelitian ini hanya menggunakan Return On Equity (ROE) untuk menilai profitabilitas. Untuk selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini dengan mencari rasio keuangan lainnya yang dinilai berhubungan dengan profitabilitas.
Penelitian mengenai pertumbuhan laba sebagai variabel pemoderasi masih jarang. Disarankan peneliti berikutnya dapat melakukan penelitian serupa dengan periode waktu yang berbeda dan menggunakan sampel perusahaan yang membedakan jenis industri di PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ).
Rentang waktu penelitian juga yang relatif pendek yaitu 4 tahun. Disarankan penelitian selanjutnya hendaknya dilakukan dengan waktu penelitian yang dilakukan lebih panjang sehingga hasilnya memiliki kecenderungan dalam jangka panjang.
Penelitian berikutnya diharapkan mampu menemukan alternatif lain dalam penggunakan variabel dependen misalnya dengan menggunakan return saham dan kinerja perusahaan serta penggunaan alat ukur yang berbeda misalnya penggunaan Tobin Q.
DAFTAR PUSTAKA
Ariawan, I Kadek Eka. 2003. ”Pengaruh Tingkat Perputaran Kas, Intensitas Pengelolaan Aset dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Badung”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting. Edisi Tujuh, Yogyakarta: BPFE.
Dwisanti, Ni Made. 2004. ”Pengaruh Likuiditas, Solvabilitas dan Ukuran Perusahaan (Firm Size) terhadap Rentabilitas LPD di Kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Fakultas Ekonomi Universitas Udayana. 2005. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian dan Mekanisme Pengujian. Denpasar : FE Unud.
Fabozzi, Frank J., Franco Modigliani dan Michael G Ferri. 1999. Pasar dan Lembaga Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Fitrijanti, Tettet, Jogiyanto Hartono M. 2002. ”Set Kesempatan Investasi: Konstruksi Proksi dan Analisis Hubungannya dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 5, No 1, Januari 2002. Hal. 35-65.
Ghozali, Imam H. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Penerbit Universitas Diponegoro.
Hamid, ABD. Habbe. 2001. ”Studi terhadap Pengukuran Kinerja Akuntansi Perusahaan Prospektor dan Defender dan Hubungannya dengan Harga Saham: Analisis dengan Pendekatan Life Cycle Theory”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 4, No 1, Januari 2001. hal. 111-132. STIE Yo. (Januari) : 40-56.
Harahap, Sofyan Syafri. 2001. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Cetakan Ketiga, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Hasibuan, Malayu S. P. 2001. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hartono M, Jogiyanto. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
. 2000. Metode Penelitian Bisnis (Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman). Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta : Salemba Empat.
Klana Putra, I Dewa Gede Adnya. 2004. ”Moderasi Pertumbuhan Perusahaan terhadap hubungan antara Struktur Modal dengan Profitabilitas”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Munawir, S. 1999. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ). Indonesia Capital Market Directory. 20032006. Jakarta.
Rachman S., Hiskia M. 2005. ”Pengaruh Pemoderasi Pertumbuhan Perusahaan terhadap hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan Profitabilitas pada LPD di Kecamatan Denpadar Selatan”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Ratna Dewi, A.A Inten. 2004. ”Pengaruh Spread Management, Leverage dan Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas Bank-bank yang Terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Riyanto, Bambang. 1998. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi keempat. Yogyakarta: BPFE.
Saputra, I Putu Adi. 2004. ”Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Hubungan Antara Return On Asset dan Debt To Equity Ratio dengan Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di PT. BEJ 20002002”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Sartono, Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi 1. Yogyakarta : BPFE.
Setiati, Fita dan Kusuma, Indra Wijaya. 2004. ”Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koefisien Respon Laba pada Perusahaan Bertumbuh dan Tidak Bertumbuh”. Disampaikan pada Simposium Nasional Akuntansi VII. Denpasar. 2-3 Desember 2004.
Simamora, Henry. 2000. Akuntansi (Basis Pengambilan Keputusan Bisnis). Edisi 1. Jakarta : Salemba Empat.
Simorangkir. 2000. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Sofiati. 2001. ”Pengaruh Timbal Balik antara Utang dan Ekuitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan-perusahaan Go-Publik di Bursa Efek Jakarta”. Kompak. Yogyakarta: STIE Yo. (Januari) : 40-56.
Subekti, Imam, Indra Wijaya Kusuma. 2001. ”Asosiasi Antara Set Kesempatan Investasi dengan Kebijakan Pendanaan dan Dividen Perusahaan serta Implikasi pada Perubahan Harga Saham”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia; vol. 9, no. 1, Januari 2001: 44-63.
Sudarmadji, Ardi Murdoko, Lana Sularto. 2007. ”Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Luas Voluntary Disclosure Laporan Keuangan Tahunan”. Procedding PESAT, vol. 2, 21-22 Agustus 2007, Auditorium Kampus Gunadarma.
Sudirman, I Wayan. 2000. Manajemen Perbankan. Edisi Pertama. Denpasar: PTBP.
Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung.
Sujana, I Ketut. 2004. ”Pengaruh Ex-Dividend Day Terhadap Harga Saham (Studi Empiris Perusahaan Perbankan dan Non Perusahaan)”. Buletin Studi Ekonomi: 9(1): 73-83. Denpasar.
Sukarnasih, Made. 2004. ”Pengaruh Ukuran Perusahaan (Firm Size) Terhadap Kinerja Keuangan pada PerusahaanTransportasi yang Terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Surianingsih, Ni Kadek. 2004. ”Kemampuan Rasio-rasio Keuangan dan Size Perusahaan dalam Meprediksi Pertumbuhan Laba (Studi
Empiris Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta Tahun 1999-2002)”. Skripsi Sarjana Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Susanti, Luh Gede. 2003. ”Pengaruh Ukuran Perusahaan (Firm Size) Terhadap Kinerja Keuangan pada Perusahaan Food & Beverage yang Terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta”. Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Wirawan, Nata. 2002. Statistik 2. Edisi Kedua. Denpasar: Keraras Emas.
Wedasuara Putra, I Made. 2007. ”Pengaruh Cash Ratio, Leverage Management, Loan To Deposit Ratio dan Capital Adequacy Ratio Terhadap Profitabilitas Pada Bank-bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2005”. Skripsi Sarjana Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
www.idx.co.id Laporan keuangan perusahaan perbankan yang terdaftar di PT. Bursa Efek Jakarta.
Discussion and feedback