POTENSI ANTITUBERKULOSIS EKSTRAK n-HEKSANA DAUN KEDONDONG HUTAN (Spondias pinnata (L.f.) Kurz.)
on
Potensi Antituberkulosis Ekstrak n-Heksana Daun Kedondong Hutan (Spondias pinnata (L.F.) Kurz.)
Savitri, L.P.V.A 1, Ariantari, N.P, 1Dwija, I.B.N.P
POTENSI ANTITUBERKULOSIS EKSTRAK n-HEKSANA DAUN KEDONDONG HUTAN (Spondias pinnata (L.f.) Kurz.)
Savitri, L.P.V.A 1, Ariantari, N.P, 1Dwija, I.B.N.P 2
1
Jurusan Farmasi – Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam – Universitas Udayana 2 Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Umum Universitas Udayana
Korespondensi: Savitri, L.P.V.A
Jurusan Farmasi – Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam – Universitas Udayana Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837
Email : verryani@gmail. com
ABSTRAK
Resistensi Mycobacterium tuberculosis terhadap obat antituberkulosis merupakan masalah utama dalam penanggulangan tuberkulosis. Pengembangan obat antituberkulosis terus dilakukan, salah satunya dengan eksplorasi dari bahan alam. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun kedondong hutan (Spondias pinnata) aktif sebagai antituberkulosis terhadap Mycobacterium tuberculosis MDR. Triterpenoid merupakan senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan umumnya dipisahkan dengan pelarut non polar seperti n-heksana. Aktivitas antituberkulosis dari ekstrak n-heksana daun tanaman tersebut diamati dalam penelitian ini. Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan n-heksana, kemudian dilakukan penentuan profil KLT. Aktivitas antituberkulosis ekstrak diuji menggunakan medium L-J pada konsentrasi ekstrak n-heksana sebesar 10 dan 50 mg/mL. Hasil menunjukkan bahwa flavonoid dan terpenoid merupakan kandungan kimia yang terdapat pada ekstrak n-heksana. Pada konsentrasi konsentrasi 10 mg/mL ekstrak memiliki aktivitas antituberkulosis sebesar 100-87% sedangkan pada konsentrasi 50 mg/mL sebesar 100-91%. Berdasarkan hasil penelitian, ekstrak n-heksana dengan konsentrasi 50 mg/mL daun tanaman ini memiliki potensi sebagai antituberkulosis.
Kata kunci: kedondong hutan, ekstrak n-heksana, antituberkulosis.
PENDAHULUAN
Tuberkulosis merupakan penyebab kematian kedua didunia setelah penyakit jantung, yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis (Salazar, 2001). Tahun 2011 diperkirakan terdapat 8,7 juta kasus tuberkulosis di dunia dan Indonesia menduduki urutan keempat jumlah kasus tuberkulosis terbanyak di dunia. Risiko kejadian tuberkulosis secara signifikan meningkat dengan adanya pandemi HIV/AIDS (WHO, 2012a). Pengobatan tuberkulosis saat ini dilakukan terutama dengan kombinasi obat rifampisin dan INH (WHO, 2012b). Terapi ini ternyata tidak memberikan efektivitas yang tinggi saat ini karena munculnya strain bakteri Mycobacterium tuberculosis MDR sehingga diperlukan kombinasi lagi dengan obat-obatan tuberkulosis lain untuk terapi (Zhang, 2005). Hal ini mendorong upaya penanggulangan tuberkulosis, salah satunya dengan eksporasi bahan alam.
Salah satu tanaman yang sering digunakan
untuk mengobati batuk menahun adalah kedondong hutan. Telah dilaporkan aktivitas antituberkulosis ekstrak metanol daun kedondong hutan yang mengandung flavonoid dan triterpenoid terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis MDR (Dwija, et al., 2013). Triterpenoid adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan biasanya dipisahkan dengan pelarut non polar seperti n-heksana (Zhao, 2011; Ridhia et al, 2013).
Belum terdapat laporan ilmiah tentang aktivitas antituberkulosis dari ekstrak n-heksana daun kedondong hutan. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi ekstrak n-heksana daun kedondong hutan sebagai antituberkulosis terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosis strain MDR.
-
2. BAHAN DAN METODE
-
2.1 Bahan
-
Bahan tanaman
Sampel daun tua kedondong hutan didapatkan dari daerah Bukit Jimbaran-Bali dipanen pada sore hari dan telah dideterminasi di LIPI Purwodadi.
Bakteri Uji
Isolat Mycobacterium tuberculosis MDR yang telah diuji sensitifitas obat diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Klinik Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, Denpasar.
-
2.2 Metode
-
2.2.1 Ekstraksi
-
Serbuk simplisia (0,5 kg) ditambahkan 2500 mL n-heksana dan dimaserasi selama satu hari. Residu diremaserasi dan diulang sebanyak 2 kali. Maserat diuapkan dan dioven pada suhu 40°C. Ekstrak kental n-heksana diperoleh sebanyak 6,25 gram.
-
2.2.2 Pemeriksaan Profil Kandungan Kimia Ekstrak dengan KLT
Pemeriksaan profil kromatografi dilakukan dengan fase diam silika gel GF254 dan fase gerak yang digunakan adalah kloroform:metanol (92,5:7,5 v/v). Chamber dijenuhkan dengan fase gerak selama 30 menit. Ditotolkan sepuluh mikroliter ekstrak pada fase diam dan kemudian dielusi. Plat KLT dikeringkan kemudian diamati di bawah sinar UV254 dan UV366 sebelum dan sesudah disemprot asam sulfat 10% dan uap amoniak kemudian diamati terjadinya perubahan warna.
-
2.2.3 Uji aktivitas antituberkulosis
Metode proporsi merupakan metode yang diadopsi pada penelitian ini. Media L-J ditambahkan ekstrak n-heksana dengan konsentrasi ekstrak sebesar 10 dan 50 mg/mL. Kontrol negatif tidak diberi perlakuan dan kontrol obat diberikan rifampisin. Bakteri uji dimasukan pada masing-masing media dan setelah itu semua kelompok diinkubasi dalam inkubator pada suhu 370 C (Kirimuhuzya, 2009). Pengamatan dilakukan pada minggu ke-3 sampai minggu ke-6.
Data uji aktivitas antituberkulosis ekstrak n-heksana ditampilkan sebagai persentase hambatan. Persentase hambatan pertumbuhan Mycobacterium tuberculosis didapatkan dari perbandingan jumlah CFU (colony forming unit) kelompok kontrol negatif dikurangi dengan kelompok perlakuan dibagi kelompok kontrol negatif dikalikan 100%. Perbandingan persentase hambatan dilakukan secara kualitatif.
-
3. HASIL
Ekstrak kental n-heksana yang diperoleh berwarna hijau dan memiliki rendemen sebesar
-
1,25%. Penentuan Profil Kromatografi ekstrak n-heksana dilakukan dengan metode KLT menggunakan pereaksi H2SO4 untuk mendeteksi kandungan kimia terpenoid dan uap NH3 untuk mendeteksi kandungan kimia flavonoid.
Profil kromatografi ekstrak n-heksana secara kualitatif menghasilkan 7 bercak dan diduga ekstrak mengandung kandungan kimia terpenoid dan flavonoid. Bercak dengan Rf 0,31 dan 0,42 diduga mengandung kandungan kimia terpenoid karena menghasilkan warna ungu setelah disemprot dengan pereaksi H2SO4. Sedangkan bercak dengan Rf 0,14; 0,18; dan 0,65 tidak mengalami atau sedikit mengalami perubahan warna setelah diuapi NH3 yang diamati pada UV366 diduga mengandung flavonoid.
Pertumbuhan koloni bakteri mengalami peningkatan setiap waktu pengamatan. Pada pengamatan pertama belum ditemukan pertumbuhan jumlah koloni pada semua kelompok. Kelompok kontrol negatif dan kontrol obat mulai mengalami pertumbuhan pada pengamatan kedua sedangkan kelompok perlakuan mulai mengalami pertumbuhan pada pengamatan ketiga. Jumlah koloni bakteri kelompok perlakuan lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok kontrol negatif maupun kelompok kontrol obat.
Persentase hambatan kelompok perlakuan lebih tinggi dibandingkan dengan persentase hambatan kelompok kontrol obat. Persentase hambatan menurun seiring dengan waktu pengamatan. Kelompok perlakuan dengan konsentrasi 50 mg/mL memiliki persentase hambatan yang paling tinggi dari pengamatan pertama sampai akhir.
-
4. PEMBAHASAN
Ekstrak n-heksana daun Spondias pinnata dengan konsentrasi 10 dan 50 mg/mL mampu mengambat pertumbuhan bakteri Mycobacterium tuberculosis MDR selama waktu pengamatan. Persentase hambatan yang dihasilkan pada dua konsentrasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan persentase hambatan rifampisin.
Menurut Gupta et al. (2010), ekstrak memiliki potensi antituberkulosis jika persentase hambatannya ≥90%. Ekstrak n-heksana daun S. pinnata pada konsentrasi 50 mg/mL lebih potensial sebagai antituberkulosis dengan persentase hambatan pada pengamatan minggu ke-6 adalah sebesar 91,67%. Tetapi pada konsentrasi 10 mg/mL masih belum dapat dikatakan memiliki aktivitas antituberkulosis jika
mengacu pada literatur diatas, hal itu disebabkan oleh persentase hambatan pada minggu ke-6 masih sebesar 87,12 %.
Kandungan kimia yang memberikan kontribusi pada aktivitasnya sebagai antituberkulosis pada ekstrak n-heksana adalah kandungan kimia flavonoid dan terpenoid.
Madikane et al. (2007) melaporkan bahwa senyawa terpenoid seskuiterpen lakton dari Warburgia salutaris bekerja menghambat aktivitas enzim yang berperan dalam sintesis lipid dinding sel M. tuberculosis.
Kandungan kimia flavonoid golongan isoflavonoid yang diisolasi dari akar Sesbania grandiflora memiliki MIC sebesar 50 µg/mL terhadap M. tuberculosis H37Rv (Hasan, et al., 2012). Senyawa golongan flavonol, yaitu laburnetin yang diisolasi dari Ficus chlamydocarpa dan Ficus cordata menunjukkan aktivitas antituberkulosis dengan nilai MIC 4,88 μg/mL (Kuete, 2008).
-
5. KESIMPULAN
Ekstrak n-heksana daun kedondong hutan dengan konsentrasi 50 mg/mL berpotensi dikembangkan sebagai antituberkulosis.
UCAPAN TERIMAKASIH
Ucapan terimakasih ditunjukkan kepada Anggi Heru Pradipta dan Ibu Mardiyah Hayati atas bantuan teknis di laboratorium, Laboratorium Fitokimia Jurusan Farmasi Fakultas MIPA Universitas Udayana, yang memberi bantuan fasilitas dan sarana Laboratorium selama penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Dwija, I.B.N.P., Juniarta, I.K., Yowani, S.C., dan
Ariantari, N.P. 2013. Aktivitas Antituberkulosis Ekstrak Metanol Daun Kedondong Hutan (Spondias pinnata (L.F.) Kurz.). Jurnal Kimia, Vol. 7 (1): 25-30.
Gupta, V. K. et al. 2008. Antimicrobial potential of Glycyrrhiza glabra roots. Journal of
Ethnoparmacology, Vol. 116: 377-380.
Hasan. N., H. Osman, M. Suriyanti., W. K. Chong, K. Awang, A. S. M. Zahariluddin. 2012. The Chemical Components of Sesbania grandifloraRoot and Their Antituberculosis Activity. Journal of Pharmaceuticals. Vol.(5): 882-889.
Kirimuhuzya, C., Waako, P., Joloba, M. and Odyek, O. 2009. The Anti-Mycobacterial Activity of Lantana camara a Plant Traditionally Used to Treat Symptoms of Tuberculosis in South-western Uganda. African Health Science, Vol. 9 (1): 40-45.
Kuete, V., Ngameni, B., Fotso-Simo, C.C., Kengap, T.R., Tchaleu, N.B., Meyer J.J.M., Lall N., dan Kuiate, JR 2008. Antimicrobial activity of the crude extracts and compounds from Ficus chlamydocarpa and Ficus cordata (Moraceae). J Ethnopharmacol, Vol. 120: 17-2.
Ridhia, Sanusi, I., Mai, E. 2013. Isolasi Dan Karakterisasi Triterpenoid Dari Fraksi n-Heksan Pada Kulit Batang Srikaya (Annona squamosa L). Jurnal Kimia Unand, Vol. 2(1): 83-86.
Salazar, G.E., Schmitz, T.L dan Cama R. 2001. Pulmonary tuberkulosis in Children in a developing country. London : Humana Press. P. 448.
World Health Organization. 2012a. Global Tuberculosis Report 2012. France: World Health Organization. P.iv 3, 11, 20, 71.
World Health Organization, 2012b. Multidrugresistant Tuberculosis (MDR-TB) 2012 Update. (serial online), (cited 2012 Des, 17). Available from:
http://www.who.int/entity/tb/publications /MDRFactSheet2012.pdf
Zhang, Y. 2005. The Magic Bullets and Tuberculosis Drug Targets. Annual Review of Pharmacology and Toxicology, Vol. 45: 529–564.
Zhao, J. 2011. The Extraction of High Value Chemicals From Heather (Calluna vulgaris) and Bracken (Pteridium aquilinum). New York: The University of York Chemistry.
APENDIK A
Gambar A1. Profil Kromatogram Ekstrak n-Heksana Daun Kedongdong Hutan dengan Fase Diam Silika Gel GF245 dan Fase Gerak Kloroform:Metanol (92,5:7,5 v/v).
Pengamatan ke-
Gambar A2. Perbandingan persentase hambatan ekstrak n-heksana daun S. pinnata (L.f.) Kurz terhadap isolat Mycobacterium tuberculosis MDR pada konsentrasi ekstrak 10 dan 50 mg/mL.
JURNAL FARMASI UDAYANA
jurusan Farmasi-Fakultas mipa-universitas udayana
bukit Jimbaran - bali
• (0361)703837 -Email: iuιnalfarmasiudavana⅞)gmail.com
SURAT PERNYATAAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Yang bertandatangan di bawah ini, menyatakan bahwa: • . ,
Artikeldenganjudul :Fot^' NnbbAkXlrtWfcAk tfchβV ft'He^α^°
VotQh CSgotdfap ^ootO LiAO ‰π J
Disusunoleh : Luh Pt)⅛ VCtry GW Nllu ^^'
NIM :0903505048
Emailmahasiswa : √CTryoniφgwwl «>M
Telah kami setujui untuk dipublikasi pada “Jurnal Farmasi Udayana”.
Demikian surat pernyataan ini kami buat, agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Bukit Jimbaran,. ?2. .StpttflWr.... 2Ol3 Pembimbing Tugas Akhir
LWu
⅛Jbtυ-Jtrw∏U^^
NIP. ∣9^( < 20 72 DOGOwOO i.
109
Discussion and feedback