Penetapan Kadar Andrografolid dalam Ekstrak Terpurifikasi Herba Sambiloto dengan KLT-Spektrofotodensitometri
on
Penetapan Kadar Andrografolid dalam Ekstrak Terpurifikasi Herba Sambiloto dengan KLT-
Spektrodensitometri
(Warditiani, N. K. 1, Larasanty, L. P. F. 1, Siahaan, T. F. 1)
Penetapan Kadar Andrografolid dalam Ekstrak Terpurifikasi Herba Sambiloto dengan KLT-Spektrofotodensitometri
Warditiani, N. K1., Larasanty, L. P. F1., Siahaan, T. F.1
1Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana
Korespondensi: Tio Fridanna Siahaan
Jurusan Farmasi Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837
Email : [email protected]
ABSTRAK
Herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Ness) memiliki kandungan utama yaitu andrografolid yang mempunyai banyak aktivitas farmakologi seperti dapat menurunkan kadar gula darah, trigliserida dan LDL, sebagai antiinflamasi, antioksidan, antidiabetes, dan antiaterosklerosis. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kadar andrografolid yang terdapat dalam ekstrak terpurifikasi herba sambiloto. Ekstrak terpurifikasi dibuat dengan mengekstraksi serbuk herba sambiloto dengan metode maserasi dan dilakukan purifikasi bertahap menggunakan pelarut n-hexan, etil asetat dan air.
Pada proses penetapan kadar, standar andrografolid dan sampel ekstrak terpurifikasi herba sambiloto ditotolkan pada plat KLT Silika Gel GF254 kemudian dieluasikan dengan menggunakan fase gerak berupa campuran kloroform : metanol (9:1). Pengukuran kadar dilakukan dengan densitometer. Hasil menunjukkan bahwa panjang gelombang serapan maksimum larutan baku standar andrografolid dan ekstrak terpurifikasi sambiloto adalah sama yaitu 230 nm. Kadar andrografolid dalam ekstrak terpurifikasi herba sambiloto mengandung 29,81% b/b andrografolid dengan SD 0,021.
Kata kunci : Ekstrak terpurifikasi , Andrographis paniculata (Burm. f.) Ness, KLT-Spektrodensitometri
-
1. PENDAHULUAN
Herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees) mengandung diterpen lakton dan flavonoid. Komponen bioaktif utama dari sambiloto adalah andrografolid. Komponen ini dapat ditemukan di semua bagian tanaman, terutama pada bagian daun. Kadar senyawa andrografolid yang terdapat dalam daun sebesar 2,5% - 4,8% dari berat keringnya. Rumus molekul andrografolid yaitu C20H30O5 dan memiliki berat molekul yaitu 350.4 (Prapanza dan Marianto, 2003; Chao and Lin, 2010).
Andrografolid mudah larut dalam metanol, etanol, piridin, asam asetat, dan aseton, tetapi sedikit larut dalam eter dan air. Titik leleh dari andrografolid adalah 2280C – 2300C dan memiliki spektrum ultraviolet dalam methanol, λmaks adalah 230 nm (Wongkittipong et al., 2000; DepKes RI, 2008).
Andrografolid memiliki banyak khasiat dalam dunia kesehatan karena memiliki berbagai aktivitas farmakologi seperti penurun menurunkan kadar gula darah, trigliserida dan LDL, antiinflamasi vaskuler untuk mencegah aterosklerosis, antioksidan dan analgesik (Lin et al., 2009; Nugroho et al., 2012; Azlan et al., 2013).
KLT-Spektrodensitometri merupakan salah saatu metode penetapan kadar yang sering digunakan karena metode ini mudah dilakukan, lebih sensitif dan sederhana serta memiliki tingkat ketelitian yang baik (Srivasta et al., 2004).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar andrografolid dalam ekstrak terpurifikasi herba sambiloto. Perlu dilakukan purifikasi ekstrak untuk menghilangkan komponen pengganggu seperti lemak, klorofil,
zat warna, lilin, dan resin yang dapat mempengaruhi ketidakstabilan sifat fisika ekstrak ketika akan diformulasikan (Srijanto, 2012).
-
2. BAHAN DAN METODE
-
2.1. Bahan Penelitian
-
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel ekstrak terpurifikasi sambiloto, kloroform pro analisis, metanol pro analisis dan Plat KLT Silika Gel GF254 merk Merck.
-
2.2. Alat Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas, gelas pengembang KLT merk Camag dan spektrodensitometer merk Camag.
-
2.3. Prosedur Penelitian
-
2.3.1. Pengukuran kadar andrografolid dalam ekstrak terpurifikasi herba sambiloto
-
Pengukuran dilakukan dengan membuat seri standar baku andrografolid dari larutan standar konsentrasi 200 µg/mL, dimana kemurnian standar andrografolid tersebut adalah 98%, sehingga konsentrasi andrografolid dalam larutan standar adalah 196 µg/mL. Larutan standar ditotolkan sebanyak 2 µL, 4 µL, 6 µL, 8 µL, dan 10 µL. Sampel ekstrak terpurifikasi ditotolkan sebanyak 2 µL di 3 titik penotolan. Plat dielusi dengan fase gerak kloroform : metanol (9:1) dengan jarak pengembangan 8 cm. Plat dibiarkan hingga kering dan dilakukan pengukuran nilai AUC andrografolid dengan Spektrofotodensitometer pada panjang gelombang maksimumnya. Kadar andrografolid dalam ekstrak terpurifikasi herba sambiloto dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linier dari seri larutan standar andrografolid.
-
3. HASIL
Tabel 3.1. Hasil pengamatan KLT-densitometri seri standar andrografolid pada 230 nm
A B
0,4 -
0,8 2732,6
1,2 3843,8
1,6 4557,8
2 4658,4
Ket :
A : Massa standar andrografolid dalam totolan (μg)
B : nilai AUC standar andrografolid
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh persamaan regresi linier y=1622,8x + 1676,16 dengan nilai r=0,944.
Tabel 3.2. Hasil Pengamatan Sampel Ekstrak Terpurifikasi Herba Sambiloto
A |
B |
C |
1 |
2 |
4056,8 |
2 |
2 |
3945,9 |
3 |
2 |
4554,6 |
Ket : |
A : Replikasi sampel ekstrak terpurifikasi sambiloto
B : Volume penotolan (μL)
C : Nilai UAC
Kadar andrografolid dihitung menggunakan persamaan regresi dengan memasukkan nilai AUC dari sampel ekstrak terpurifikasi herba sambiloto sebagai y pada persamaan regresi sehingga diperoleh nilai x sebagai massa andrografolid pada sampel ekstrak terpurifikasi herba sambiloto. Berdasarkan perhitungan diperoleh kadar andrografolid seperti pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Hasil Penetapan kadar andrografolid dalam ekstrak terpurifikasi herba sambiloto
Parameter Pengukuran Hasil
Massa rata-rata andrografolid 1,61 µg dalam sampel
Kadar andrografolid dalam 29,81 % ekstrak terpurifikasi herba sambiloto (%)
SD 0,021
-
4. PEMBAHASAN
Pengukuran kadar andrografolid dalam ekstrak terpurifikasi dilakukan menggunakan metode KLT-Spektrofotodensitometri. Analisis kuantitatif dengan KLT-Spektrofotodensitometri dilakukan berdasarkan hubungan antara luas area puncak (Area Under Curve AUC) kromatogram senyawa tersebut dengan konsentrasinya. Semakin tinggi kadar senyawa maka luas area puncak kromatogram suatu senyawa akan semakin besar (Sherma and Fried, 1996).
Sebelum plat KLT digunakan, terlebih dahulu dielusi dengan metanol untuk menghilangkan pengotor-pengotor yang menempel pada plat. Setelah plat dielusi dengan metanol, plat diaktivasi pada suhu 110°C selama 30 menit untuk meminimalisir kelembaban pada plat. Fase diam yang berupa silika merupakan komponen yang mudah menyerap lembab yang dapat terjadi selama penyimpanan. Kelembaban pada plat dapat mengganggu proses pemisahan dan pengukuran karena kelembaban udara yang dipengaruhi oleh gugus OH dari uap air dapat berikatan dengan silika yang mengakibatkan terjadinya perubahan polaritas dari fase diam. Selain itu, gugus OH merupakan auksokrom yang apabila berikatan dengan analit dapat menyebabkan perubahan spektrum dari analit tersebut (Deinstrop, 2007).
Pada Tabel 3.1. menunjukkan spot andrografolid tidak dapat terdeteksi pada seri konsentrasi standar 1. Hal ini mungkin diakibatkan konsentrasi andrografolid pada standar 1 terlalu kecil sehingga spot tidak dapat terdeteksi. Selanjutnya dilakukan analisis data
untuk melihat linieritas data dan persamaan regresi linier dengan menggunakan seri konsentrasi yang dapat terdeteksi. Linearitas adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel (Harmita, 2004). Dari analisis data, diperoleh persamaan regresi linier y=1622,8x + 1676,16 dengan nilai r=0,944.
Berdasarkan persamaan regresi linier yang diperoleh, dihitung kadar andrografolid dalam sampel dan diperoleh hasil bahwa dalam ekstrak terpurifikasi herba sambiloto (Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees) mengandung 29,81% b/b andrografolid dengan standar deviasi 0,021.
-
5. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kadar andrografolid dalam ekstrak terpurifikasi sambiloto adalah 29,81% b/b andrografolid dengan standar deviasi 0,021.
DAFTAR PUSTAKA
Azlan, A., L. Younis, N. H. Mahmud, and N. A.
Dardiri. 2013. Mechanism of Action of Andrographis paniculata As Anti-Atherosclerotic Agent. European International Journal of Science and Technology. Vol. 2. No. 2. pp.1-6
Chao, W. W. and B. F. Lin. 2010. Isolation and Identification of Bioactive compounds in Andrographis paniculata (Chuanxinlian). Chin. Med. J. Vol. 5. pp. 1-15
Deinstrop, E. H. 2007. Applied Thin Layer Chromatography, 2nd Edition. Weinheim: Wiley VCH Verlag. pp. 101-121
DepKes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. p. 126
Harmita. 2004. Petunjuk Pelaksanaan Validasi Metode dan Cara Perhitungannya. Majalah Ilmu Kefarmasian. Vol. I. No. 3. Desember 2004. pp. 117-135
Lin, F. L., S. J. Wu, and S.C. Lee. 2009. Antioxidant, Antioedema and Analgesic
Activities of Andrographis paniculata extracts and their active constituent andrographolide. Phytother Res. Vol. 23. No. 7. pp. 958-964
model. Separation and Purification Technology, Vol. 40. pp. 147-154
Nugroho, A. E., M. Andrie, N. K. Warditiani, E. Siswanto, and E. Lukitaningsih. 2012. Antidiabetic and Antihiperlipidemic Effect of Andrographis paniculata (Burm. f.) Nees and Andrographolide in High Fructose Fat Fed Rats. Indian Journal of Pharmacology, Vol. 44. No. 3. pp. 377381
Prapanza, E. dan L. M. Marianto. 2003. Khasiat & Manfaat Sambiloto: Raja Pahit Penakluk Aneka Penyakit. Jakarta: AgroMedia Pustaka. pp. 3-9
Sherma, J. and B. Fried. 1996. Handbook of Thin-Layer Chromatography 3rd Edition. New York: Marcel Dekker, Inc. pp. 5-6, 135-139, 143-145
Srijanto, B, O.B. Pri, L. Khojayanti, E. Rismana, dan Sriningsih. 2012. Pemurian Ekstrak Etanol Sambiloto (Andrographis paniculata Ness.) dengan Teknik Ekstraksi Cair-Cair. Pusat Teknologi Farmasi dan Medika-BPPT. Jakarta 29-30 November 2012
Srivasta, A., H. Misra, R. K. Verma, and M. M. Gupta. 2004. Chemical finger printing of Andrographis paniculata using HPLC, KLTKT and Densitometry. Phytochemical Analysis. Vol. 15. pp. 280-285
Wongkittipong, R., L. Prat, S. Damronglerd, and C. Gourdon. 2000. Solid-liquid extraction of andrographolide from plants-experimental study, kinetic reaction and
70
Discussion and feedback