POTENSI EKSTRAK AIR DAUN GAHARU (Gyrinops versteegii) DALAM MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS WISTAR HIPERKOLESTEROLEMIA
on
JURNAL KIMIA (JOURNAL OF CHEMISTRY) 15 (1), JANUARI 2021 DOI: https://doi.org/10.24843/JCHEM.2021.v15.i01.p14
p-ISSN 1907-9850
e-ISSN 2599-2740
POTENSI EKSTRAK AIR DAUN GAHARU (Gyrinops versteegii) DALAM MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS WISTAR HIPERKOLESTEROLEMIA
I M. O. A. Parwata, I. A. R. A. Asih, dan I W. A. Kartika
Program Studi Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali
Email: [email protected]
ABSTRAK
Radikal bebas berlebih dalam tubuh dapat menimbulkan berbagai macam penyakit degenerative yang berbahaya, salah satunya dapat menyebabkan hiperkolesterolemia. Senyawa yang memiliki aktivitas antioksidan dapat meredam radikal bebas yang merusak sel dalam tubuh. Gaharu (Gyrinops versteegii) banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena aktivitasnya sebagai senyawa antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi ekstrak air daun gaharu (Gyrinops versteegii) dalam menurunkan kadar kolesterol total dalam darah tikus wistar yang hiperkolesterolemia. Metode penelitian yang digunakan adalah One-group Pretest-Posttest Design, untuk mengetahui penurunan kadar kolesterol total pada darah tikus. Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak air daun gaharu dengan dosis 50, 100 dan 200 mg/kgBB dapat menurunkan kadar kolesterol total dalam darah tikus wistar yang hiperkolesterolemia dengan nilai rata-rata secara berturut-turut yaitu: 34,6 ; 43 ; dan 72,2 mg/dL.
Kata kunci: Gyrinops versteegii, hiperkolesterolemia, kolesterol total.
ABSTRACT
Excessive free radicals in the body can cause various kinds of dangerous degenerative diseases, which one of them is hypercholesterolemia. Compounds having antioxidant activity can reduce free radicals that damage cells in the body. Agarwood (Gyrinops versteegii) is widely used as traditional medicine because of its activity as an antioxidant compound. The purpose of this study was to determine the potential of water extract of agarwood (Gyrinops versteegii) leaves in reducing the total cholesterol in the blood of hypercholesterolemic wistar rats. The research method used was One-group Pretest-Posttest Design, to determine clearly the decrease in total cholesterol in the blood of rats. The results of the study after treatment showed that the water extract of agarwood leaves at a dose of 50, 100, and 200 mg/kg BW could reduce the total cholesterol levels in the blood of hypercholesterolemic wistar rats by an average value of 34.6; 43; and 72.2 mg/dL, respectively.
Keywords: Gyrinops versteegii, hypercholesterolemia, total cholesterol.
PEDAHULUAN
Penyakit degeneratif kini menjadi salah satu penyakit yang ditakuti oleh masyarakat dunia. Makanan yang tinggi lemak dan minim serat menyebabkan jumlah kolesterol dalam tubuh meningkat, sehingga dapat memacu timbulnya berbagai penyakit degeneratif. Kadar kolesterol total yang tinggi pada darah dapat memicu timbulnya penyakit yang menyebabkan kematian, seperti iskemia pada jantung, stroke, dan lainnya (Naoki Nago, et. al., 2010).
Hiperkolesterolemia merupakan istilah untuk konsentrasi atau kadar kolesterol dalam darah melebihi angka 200 mg/dL pada tubuh orang dewasa (Ratna, 2010). Tingginya konsentrasi LDL pada hiperkolesterolemia dapat berakibat fatal karena akan menyebabkan
aterosklerosis atau penimbunan plak pada intima arteri yaitu lapisan arteri paling dalam. Bila penimbunan plak ini semakin besar maka akan menyebabkan luas penampang arteri mengecil dan pembuluh darah tidak lagi elastis sehingga terjadi pecahnya pembuluh darah pada otak dan menyebabkan jantung koroner (Suhatri, et. al., 2014).
Aterosklerosis dipicu oleh meningkatnya jumlah lipid peroksida melalui oksidasi LDL yang dirangsang oleh radikal bebas (Liga, 2008). Peroksidasi (auto-oxidation) adalah reaksi berantai yang membentuk radikal bebas (ROO∙, RO∙, OH∙) secara terus menerus. Peroksidasi menyebabkan kerusakan jaringan secara in vivo. Peroksidasi juga merupakan penyebab utama kerusakan sel (Murray, et. al., 2009).
Peroksidasi diawali dengan reaksi antara PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) dengan radikal hidroksil. Reaksi ini menghasilkan radikal karbon pada gugus alkil. Bila radikal karbon ini bereaksi dengan oksigen, maka terbentuklah radikal peroksi (ROO•). Tahap selanjutnya yaitu propagasi, yaitu radikal peroksil menarik gugus H lain dari molekul lipid yang lain sehingga terjadilah reaksi rantai autokatalik dengan proses oksidasi lipid. Radikal peroksid dapat berkombinasi dengan gugus H dimana gugus ini membentuk lipid peroksid dan peroksid siklik. Tahap berikutnya adalah tahap terminasi. Pada tahap ini, radikal bebas memberikan dampak buruk terhadap protein. Radikal bebas dapat bergabung satu sama lain, atau bergabung dengan molekul-molekul protein sehingga menyebabkan crosslinking dan kerusakan berat pada protein. Untuk mencegah radikal bebas bereaksi dengan molekul-molekul yang berperan penting terhadap sel tubuh, maka diperlukan antioksidan untuk menangkap radikal bebas (Baynes and Dominiczak, 2014).
Flavonoid yang berperan sebagai antioksidan memiliki pengaruh besar terhadap jumlah kolesterol di dalam tubuh. Radikal bebas merupakan penghubung antara flavonoid dengan jumlah kolesterol. Radikal bebas berperan dalam peningkatan jumlah kolesterol dalam tubuh. Adanya flavonoid yang berperan sebagai antioksidan dapat mengikat radikal bebas dengan menyumbangkan atom hidrogen kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas tidak reaktif lagi (Kumar, 2011).
Tanaman yang memiliki kandungan flavonoid yang keberadaannya tersebar di Indonesia cukup banyak, salah satunya adalah tanaman gaharu (Gyrinops versteegii). Secara tradisional Cina tanaman gaharu dipergunakan sebagai obat: penghilang stress, gangguan ginjal, hepatitis, sirosis, pembengkakan hati dan ginjal, bahan antibiotik untuk TBC (tuberculosis), reumatik, kanker, malaria dan tukak lambung (Mega, 2010).
Ekstrak air daun gaharu (Gyrinops versteegii) positif mengandung metabolit sekunder, yaitu flavonoid, steroid, dan senyawa fenolik. Senyawa metabolit sekunder ini memiliki aktivitas sebagai radikal bebas, karena adanya gugus OH dalam pemecahan heterolitiknya, sehingga menghasilkan radikal O• dan radikal H•. Pada uji dengan metode DPPH, radikal ini dapat meredam panjang gelombang DPPH (Adi Parwata, et. al., 2016).
Kandungan senyawa fenolik/flavonoid dapat menangkap dan menetralkan radikal bebas superoksida, hidroksil dan peroksinitrit sehingga disfungsi endotel dan stres oksidatif dapat dicegah melalui mekanisme pengurangan aktivitas enzim MDA dan 8-OHdG dan SOD dan peningkatan katalase (Adi Parwata, et. al., 2016). Selain itu, aktivitas antioksidan yang kuat pada ekstrak air daun gaharu dapat menurunkan kadar glukosa darah pada tikus wistar yang hiperglikemik (Adi Parwata, et. al., 2018). Penelitian dari Adi Parwata (2018) menunjukkan isolat flavonoid dari ekstrak air daun Gyrinops versteegii adalah 5-hidroksi-flavonol yang memiliki bioaktivitas sebagai antioksidan alami.
MATERI DAN METODE
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yakni daun gaharu (Gyrinops versteegii) tua yang diperoleh dari daerah Tabanan, Bali. Bahan lain yang digunakan yaitu aquades, NaOH, NaCO3, AlCl3, DPPH, H2SO4, HCl, Mg, reagen Folin–Clocaften, Na2CO3, NaNO2, AlCl3, etanol, kloroform, n-heksan, kuarsetin, asam galat, pakan standar, kuning telur, ekstrak hati, standar kolesterol, dan 25 ekor tikus Wistar.
Peralatan
Alat yang digunakan meliputi blender, gunting, kertas saring, corong plastik, saringan, neraca analitik, penangas air, oven, tabung maserasi berbahan kaca, gelas beker, kertas saring, aluminium foil, batang pengaduk, labu ukur, gelas ukur, corong gelas, penguap putar vakum (rotary vacuum evaporator), freeze dryer, pipet tetes, pipet ukur, pipet mikro, pengayak, vortex mixer, sentrifus, tabung reaksi, spuit, kandang hewan uji, alat pengukur kolesterol merk Nesco model N,
spektrofotometer UV-vis.
Cara Kerja
Penyiapan bahan
Sampel segar daun gaharu yang telah diinokulasi dicuci bersih dengan air kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan di udara terbuka tanpa terkena sinar matahari langsung. Setelah kering, daun dipotong kecil-kecil lalu digerus sampai menjadi serbuk menggunakan blender. Kemudian serbuk diayak hingga didapatkan ukuran serbuk 300400 mesh.
Ekstraksi daun gaharu dan uji fitokimia
Seribu gram daun gaharu dimaserasi pada tabung kaca menggunakan pelarut akuades dengan suhu 70 °C. Campuran diaduk selama ±10 menit, kemudian tabung ditutup dan campuran didiamkan pada ruangan yang terhindar dari cahaya matahari selama 24 jam. Kemudian campuran disaring untuk mendapatkan filtrat atau ekstrak cair, lalu filtrat yang diperoleh di pekatkan dengan vacum rotary evaporator yang selanjutnya dikeringkan dengan freeze dryer. Ekstrak yang diperoleh diuji kandungan flavonoid dengan pereaksi Wilstater, Bate Smite-Metcalfe, NaOH 10%, dan uji kandungan fenol dengan pereaksi FeCl3.
Penentuan kadar total fenol
Sejumlah sampel dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan diekstrak dengan 5 mL metanol 85%, di-vortex hingga homogen dan disentrifus 3000 rpm selama 15 menit kemudian supernatannya disaring. Selanjutnya sebanyak 0,4 mL filtrat dimasukkan dalam tabung reaksi dan ditambahkan 0,4 mL reagen Folin-Clocaften, di-vortex hingga homogen dan dibiarkan selama 6 menit. Selanjutnya ditambahkan 4,2 mL 5% larutan Na2CO3, divortex dan diinkubasi selama 90 menit pada suhu ruang sebelum dibaca pada גmax = 760 nm. Kurva standar dibuat dengan melarutkan asam galat dalam metanol 85% dengan berbagai konsentrasi 0 - 100 mg/L. Kadar total fenol menggunakan rumus persamaan regresi linier dari asam galat y = ax+b (Almey, 2010).
Penentuan kadar total flavonoid
Analisis total flavonoid ditentukan secara spektrofotometri UV-vis sesuai dengan Zou, et. al. (2004). Sejumlah sampel diesktrak dengan 5 mL etanol 50% lalu dihomogenkan dan disentrifus 3000 rpm selama 15 menit kemudian supernatan disaring. Selanjutnya dipipet 0,5 mL filtrat dan 0,5 mL etanol dan ditempatkan dalam tabung reaksi. Setelah itu larutan ditambah dengan 1,0 mL AlCl3 2% dan dibiarkan selama 30 menit. Pengukuran absorbansi dilakukan pada panjang gelombang 415 nm. Kuarsetin dibuat dengan konsentrasi 0 – 50 mg/L sebagai kurva kalibrasi standar. Absorbansi sampel diinterpolasi ke dalam persamaan regresi linear pada kurva standar.
Perlakuan hewan uji
Hewan uji yang digunakan adalah tikus wistar (Rattus novergicus) dengan janis kelamin
jantan. Tikus wistar berusia tiga bulan dengan berat badan rata-rata 200 mg. 25 ekor tikus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol negatif, kelompok dosis 50 mg/kg BB, 100 mk/kg BB, 200 mg/kg BB, dan kontrol positif (simvastatin). Hewan uji diaklimatisasi selama 7 hari dengan diberikan pelet babi 551 sebagai pakan standar dan minum sekenyangnya. Setalah aklimatisasi hewan uji diberikan pakan tinggi kolesterol selama 28 hari, yakni kuning telur ayam boiler mentah, hati ayam yang sudah direbus, dan minyak babi yang dicampur pada pakan standar. Pretest kadar kolesterol total dilakukan pada hari ke-28, dengan mengambil sampel darah pada ekor tikus wistar. Perlakuan terhadap masing-masing kelompok dilakukan selama 14 hari, dan posttest dilakukan di hari ke-42.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ekstraksi Daun Gaharu dan Uji Fitokimia
Serbuk daun gaharu diekstraksi dengan metode maserasi menggunakan pelarut akuades yang dipanaskan hingga suhu 70°C. Suhu ini dapat meningkatkan kelarutan senyawa aktif dari tanaman dalm pelarut pengekstraksi karena perusakan dinding sel vacuola tempat bahan aktif tersebut (Jain, et al., 2009).
Campuran disaring sehingga diperoleh filtrat dari proses maserasi daun gaharu. Filtrat kemudian dipekatkan dengan vacum rotary evaporator. Ekstrak pekat lalu dikeringkan dengan freeze dryer, sehingga diperoleh ekstrak air padat. Ekstrak air yang diperoleh seberat 34,60 gram. Rendemen dari maserasi daun gaharu adalah sebesar 3,46% (b/b).
Ekstrak yang diperoleh diuji kandungan flavonoid dan fenol menggunakan analisa fitokimia yang bertujuan untuk mengetahui komponen bioaktif atau metabolit sekunder pada ekstrak tanaman secara kualitatif (Zulkifli, 2017). Hasil uji fitokimia flavonoid dan fenol ekstrak air daun gaharu terdapat dalam Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Hasil Uji Fitokimia
Pereaksi |
Hasil |
Keterangan |
Wilstater |
Kuning |
(+) Flavonoid |
Bate Smite-Metcalfe |
Merah |
(+) Flavonoid |
NaOH 10% |
Kuning |
(+) Flavonoid |
FeCl3 |
Hitam |
(+) Fenol |
Keterangan : |
(+) = mengandung flavonoid dan fenol
Penentuan Kadar Total Fenol
Kadar total fenol yang diperoleh dihitung berdasarkan persamaan regresi linier kurva standar asam galat. Asam galat direkomendasikan sebagai standar untuk mendapatkan hasil yang reliabel karena asam galat mempunyai reaktivitas yang cukup tinggi terhadap reagen Folin-Ciocalteu (Prior, et. al., 2005). Adapun persaamaan regresi liniernya y=0,0332x-0,0244 dan r2= 0,9978. Hasil pengukuran kadar total fenol ekstrak air daun gaharu ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini.
Tabel 2. Kandungan Total Fenol pada Ekstrak
Air Daun Gaharu
Ulang -an |
Berat (gram) |
Abs. |
Kons. (mg/mL) |
Kadar Fenol mgGAE/ 100 g |
I |
0,0122 |
0,128 |
0,0046 |
752,20 |
II |
0,0115 |
0,114 |
0,0042 |
728,30 |
III |
0,0102 |
0,100 |
0,0037 |
732,90 |
Rerata Kadar Fenol ± SD |
737,80±12,68 |
Keterangan
GAE : Gallic Acid Equivalen
SD : Standar deviasi
Reaksi yang terjadi antara reagen Folin-Ciocalteu dengan senyawa fenolik hanya terjadi dalam suasana basa membentuk ion fenolat dengan penambahan larutan Na2CO3 (Apsari dan Susanti, 2011). Suasana basa menyebabkan terjadinya disosiasi proton pada senyawa fenolik menjadi ion fenolat. Ion fenolat yang terbentuk akan mereduksi asam fosfomolibdat-fosfotungsat dalam reagen Folin-Ciocalteu. Pada saat reaksi berlangsung terjadi reduksi ion molybdenum (Mo6+) menjadi Mo3+ yang menyebabkan warna larutan dari kuning menjadi biru (Tursiman,2012). Kandungan fenol yang semakin tinggi pada suatu sampel akan diikuti oleh meningkatnya molekul kromagen (berwarna biru), hal ini ditandai dengan tingginya nilai absorbansi dan ion fenolat pada sampel tersebut (Ukieyanna, 2012).
Penentuan Kadar Total Flavonoid
Kadar total flavonoid yang diperoleh dihitung berdasarkan persamaan regresi linier kurva standar quersetin. Persamaan regresi linier yang diperoleh y = 0,0022x - 0,0001. Hasil pengukuran kandungan total flavonoid pada ekstrak air daun gaharu ditunjukkan pada Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3. Kandungan Total Flavonoid pada Ekstrak Air Daun Gaharu
Ulangan |
Berat (gram) |
Abs. |
Kons. (mg/mL) |
Kadar Flavonoid mgQE/ 100 g |
I |
0,0153 |
0,003 |
0,0013 |
41,10 |
II |
0,0150 |
0,004 |
0,0016 |
52,40 |
III |
0,0117 |
0,003 |
0,0011 |
47,80 |
Rerata Kadar Flavonoid ± SD |
47,10±5,68 |
Keterangan
QE : Quarcetin Equivalen
SD : Standar deviasi
Dalam hal ini, flavonoid yang terdeteksi hanya flavonoid yang memiliki struktur yang mirip dengan quarsetin. Tidak menutup kemungkinan flavonoid dengan struktur yang berbeda dengan quarsetin terkandung dalam ekstrak air daun gaharu.
Perlakuan Hewan Uji
Perubahan kadar kolesterol total yang diamati pada hewan uji adalah selisih kadar kolesterol total di hari pretest dengan posttest dengan satuan mg/dL. Perubahan kadar kolesterol total pada hewan uji dapat diperhatikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Penurunan Kadar Kolesterol Total pada Darah Tikus Wistar
Perlaku- |
Penurunan kadar kolesterol total/tikus (mg/dL) |
Rerata ±SD (mg/dL) | ||||
an |
1 |
2 |
3 |
4 |
5 | |
P1 |
36 |
32 |
31 |
40 |
34 |
34,6±3,58 |
P2 |
50 |
42 |
44 |
39 |
40 |
43±4,36 |
P3 |
80 |
61 |
78 |
68 |
74 |
72,2±7,76 |
K(+) |
55 |
60 |
49 |
62 |
51 |
55,4±5,59 |
Keterangan | ||||||
P1 |
: Percobaan kelompok dosis 50 mg/kg BB | |||||
P2 |
: Percobaan kelompok dosis 100 mg/kg BB | |||||
P3 |
: Percobaan kelompok dosis 200 mg/kg BB | |||||
K(+) |
: Percobaan kelompok kontrol positif |
Tabel 4 menunjukkan adanya penurunan yang bermakna pada kelompok uji dosis 50, 100, 200 mg/KgBB dan kontrol positif sehingga dapat dinyatakan bahwa esktrak air daun gaharu pada ketiga kelompok dosis mampu mempengaruhi penurunan kadar kolesterol darah darah hewan uji. Hal ini ditunjukkan oleh kelompok kontrol positif dan kelompok uji dosis 50, 100, dan 200 mg/KgBB mengalami penurunan kadar kolesterol total darah yang
signifikan. Sedangkan, pada kontrol negatif mengalami kenaikan kadar kolesterol total pada darah hewan uji dengan nilai rata-rata sebesar 33 mg/dL. Hal ini karena pada kontrol negatif tidak diberikan ekstrak air daun gaharu maupun obat penurun kolesterol. Sehingga dengan pakan tinggi lemak, kolesterol tetap meningkat dari waktu ke waktu selama 42 hari. Kadar kolesterol total pada tikus di setiap kelompok perlakuan ditunjukkan pada Gambar 1.
■ P1 ■ P2 ■ P3 ■ K(+)
Gambar 1. Kadar Kolesterol Total Darah Tikus pada Setiap Kelompok Perlakuan
Ekstrak air daun gaharu mengandung flavonoid yang dapat menurunkan sintesis kolesterol dengan cara menghambat kerja dari HMGKoA (Hidroksimetilglutaril koenzim A) reduktase, yang merupakan enzim yang berperan dalam pembentukan kolesterol di hati. Selain itu, flavonoid juga dapat menurunkan aktivitas enzim acyl-coA cholesterol acyltransferase (ACAT), yang merupakan enzim yang berperan dalam pengaturan absorbsi kolesterol di usus dan produksi lipoprotein di hati (Maryani, 2016).
Flavonoid juga berperan sebagai penghambat metabolisme kolesterol LDL. Flavonoid mempengaruhi proses metabolisme kolesterol LDL dengan meningkatkan kemampuan LDL untuk terikat pada reseptornya. LDL yang terikat pada resptor akan termetabolisme menjadi kolesterol ester di jaringan. Kolesterol ester ini akan diikat oleh HDL di dalam jaringan yang kemudian diekskresikan ke usus halus. (Wilcox, et. al., 2001) Selain itu, flavonoid juga memiliki kemampuan untuk menurunkan LDL oksidase. Flavonoid dapat mengurangi LDL peroksidasi lipid, mengurangi stres oksidatif makrofag dengan menghambat oksigenase seluler dan mengaktifkan antioksidan seluler. Dengan
demikian, flavonoid merupakan antioksidan alami yang mampu melindungi terhadap peroksidasi lipid dalam arteri dan lipoprotein. Dengan menurunnya LDL oksidase maka pembentukkan sel busa akan terhambat sehingga menurunkan resiko terjadinya aterosklerosis (B. Furman dan M. Aviram, 2001).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Pemberian ekstrak air daun gaharu dengan dosis 50 mg/KgBB, 100 mg/KgBB dan 200 mg/KgBB dapat menurunkan kadar kolesterol total pada darah tikus wistar yang hiperkolesterolemia secara signifikan. Ekstrak air daun gaharu memiliki kandungan total fenol pada ekstrak air daun gaharu yaitu sebesar 737,80 mg GAE/100 g, sedangkan total flavonoid ekstrak air daun gaharu yaitu sebesar 47,10 mg QE/100 g.
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai isolasi dan identifikasi senyawa aktif pada ekstrak air daun gaharu sehingga dapat menentukan golongan flavonoid yang terkandung di dalam ekstrak air daun gaharu.
DAFTAR PUSTAKA
Almey, A., Khan, A. J., Zahir S., Suleiman M., Rahim K. A. 2010, Total phenolic content and primary antioxidant activity of methanolic and ethanolic extract of aromatic plants’leaves. International Food Research. 17: 1077-1088.
Apsari, P. D., & Susanti, H. 2011, Penetapan kadar fenolik total ekstrak metanol kelopak bunga rosella merah (Hibiscus sabdariffa Linn) dengan variasi tempat tumbuh secara spektrofotometri. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. 2(1): 73-80.
Baynes, J. W. & Dominiczak, M. H. 2014.
Medical Biochemistry Edition 4. Elsevier Saunders. St. Louis
Bianca Fuhrman and Michael Aviram. 2001. Flavonoids Protect LDL from Oxidation and Attenuate Atherosclerosis. National Library of Medicine. 2(1):41-8.
Giri, L. N. 2008. Potensi Antioksidasi Daun Salam: Kajian In Vivo pada Tikus Hiperkolesterolemia dan Hiperglikemia. Institut Pertanian Bogor.
Jain, T., Jain, V., Pandey, R., Vyas, A., and Shukla, S. S. 2009. Microwave Assisted Extraction for Phytoconstituents – An Overview. Asian Journal Research Chemistry. 1(2): 19-25.
Kumar Bimlesh, Harleen Kaur S., Sunil P., Prashant T., Manoj S., Pardeep S., 2011, A Review of Phytochemistry and Pharmacology of Flavonoids,
International Pharmaceutica Sciencia. 1(1); 25-42.
Maryani, P. E., Evi U. U., dan Ema R. 2016. Pengaruh Ekstrak Metanol Daun Kayu Kuning (Arcangelisia flava (L.) Merr.) terhadap Kadar Kolesterol Total dan Trigliserida Tikus Hiperlipidemia. Fakultas Farmasi Universitas Jember.
Mega dan Swastini. 2010. Screening Fitokimia dan Aktivitas Antiradikal Bebas Ekstrak Metanol Daun Gaharu (Gyrinops versteegii). Jurnal Kimia 4 (2): 187-192
Murray, R. K., Granner, D. K., dan Rodwell, V. W. 2009. Biokimia Harper (27 ed.). Buku Kedokteran EGC. Jakarta
Mustika, R. 2010. Khasiat Ekstrak Kulit Kayu Mahoni (Swietenia macrophylla King.) sebagai Pencegah Hiperkolesterolemia pada Tikus Putih, repository.ipb.ac.id, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Nago, N., Ishikawa, S., Goto, T. dan Kayaba, K. 2011. Low Cholesterol is Associated With Mortality from Stroke, Heart Disease, and Cancer: The Jichi Medical School Cohort Study. Journal of Epidemiology;21(1): 67-74.
Paputungan, Z., Wonggo, D., Kaseger, B. E. 2017, Uji Fitokimia dan Aktivitas Antioksidan Buah Mangrove Sonneratia Alba di Desa Nunuk Kecamatan
Pinolosian Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan. Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan. 5(3): 190195.
Parwata, A., Manuaba, P., Yasa, S. and Bidura, I G. N. G. 2016. Characteristics and Antioxidant Activities of Gaharu (Gyrinops versteegii) Leaves.
Biomedical and Pharmacology Journal. 11(3); 1543-1552.
Parwata, A., Manuaba, P., Yasa, S. and Wita. 2016. Gaharu Leaf Water Extract Reduce MDA and 8-OHdG levels and Increase Activities SOD dan Catalase in Wistar Rats Provided Maximum Physical
Activity. Bali Medical Journal. 5(3): 7983
Parwata, A., Manuaba, P., Yasa, S. 2018. The Potency of Flavonoid Compounds in water Extract Gyrinops versteegii Leaves as Natural Antioxidants Sources. Biomedical and Pharmacology Journal. 11(3); 1501-1511.
Parwata, A., Laksmiwati, Sudiarta, Dina, M. N, Yasa, S. 2018. The Contents Phenol and Flavonoid Compounds in Water Extract of Gyrinops versteegii Leaves have Potential as Natural Antioxidants and Hypoglicemic in Hyperglycemic Wistar Rats. Biomedical and Pharmacology Journal. 11(3); 1543-1552.
Ronald L. P., Wu, X. dan Schaich, K. 2005. Standardized Methods for the Determination of Antioxidant Capacity and Phenolics in Foods and Dietary Supplements. Journal of Agricultural and Food Chemistry. New Jersey
Santosa, A., Asih, R. A. dan Laksmiwati, M. 2013. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Toksik pada Ekstrak Metanol Daun Gaharu (Gyrinops versteegii). Jurnal Kimia. 7(2): 163-171.
Suhatri, Putra, D. Z., Elisna. 2014. Pengaruh Pemberian Ekstrak Daun Gaharu
(Alquilaria malaccensis Lam.) terhadap Aterosklerosis pada Burung Puyuh
Jantan (Cotunix-coturnic japonica).
Jurnal Farmasi Higea. 6(2).
Tursiman, Ardiningsih P., dan Nofiani R. 2012. Total Fenol Fraksi Etil Asetat Dari Buah Asam Kandis. JKK. 1(1):45-48.
Ukieyanna, E. 2012. Aktivitas Antioksidan, Kadar Fenolik, dan Flavonoid Total Tumbuhan Suruhan (Peperomia pellucida L. Kunth). Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor. Jawa Barat.
Wilcox, L. J., Borradaile, N. M., de Dreu, L. E. and Huff, M. W. 2001. Secretion of hepatocyte apoB inhibited by the flavonoids, naringenin and hesperetin, via reduced activity and expression of ACAT2 and MTP. Journal of Lipid Research. 42(5): 725-734.
Zou, Y., Lu, Y., and Wei, D. 2004. Antioxidant activity of Flavonoid-rich extract of Hypericum perforatum L in vitro, Journal of Agriculture and Food Chemistry. 52: 5032-5039.
106
Discussion and feedback