ISOLASI, IDENTIFIKASI, SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PADA MINYAK ATSIRI SEREH WANGI (Cymbopogon winterianus Jowitt)
on
ISSN 1907-9850
ISOLASI, IDENTIFIKASI, SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI PADA MINYAK ATSIRI SEREH WANGI (Cymbopogon winterianus Jowitt)
Ni Made Puspawati*, I Wayan Suirta, dan Saeful Bahri
Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran, Bali
*E-mail : [email protected]
ABSTRAK
Sereh wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt) merupakan salah satu tanaman yang dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antibakteri dan mengidentifikasi komposisi senyawa kimia minyak atsiri yang diekstraksi dari daun dan batang sereh wangi. Ekstraksi minyak atsiri dilakukan menggunakan metode destilasi uap dan komposisi kimianya diidentifikasi dengan KG-SM (Kromatografi Gas-Spekrometer Massa). Minyak atsiri yang diekstrak dari daun dan batang sereh wangi berwarna kuning muda dengan rendemen berturut-turut 0,31% dan 0,10%. Hasil uji aktivitas antibakteri terhadap bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus menunjukkan bahwa aktivitas antibakteri minyak atsiri daun dan batang sereh wangi bergantung pada konsentrasinya. Pada konsentrasi minimum 25 ppm, minyak atsiri daun aktif dengan diameter hambat sebesar 4,0 mm untuk E.coli dan 3,0 mm untuk S.aureus. Aktivitas penghambatan yang kuat terhadap bakteri E.coli didapatkan pada konsentrasi 100 ppm (10,25 mm pada daun dan 10,62 mm pada batang) dan terhadap S.aureus pada konsentrasi 100 ppm (11,25 mm pada batang). Hasil identifikasi dengan KG-SM, minyak atsiri pada daun dan batang memberikan 12 puncak senyawa dengan waktu retensi yang sama dengan luas area yang berbeda pada kromatogramnya. Hal ini menunjukkan komposisi kimia yang sama pada minyak atsiri daun dan batang sereh wangi. Berdasarkan hasil identifikasi dapat disimpulkan bahwa komponen utama dari minyak atsiri daun dan batang sereh wangi adalah sitronellal, cis-sitral, geraniol dan geranil asetat.
Kata kunci : sereh wangi, minyak atsiri, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, KG-SM
ABSTRACT
Lemon grass (Cymbopogon winterianus Jowitt) is one of the plants that is used as traditional medicine. This research aimed to test the antibacterial activity of essential oils extracted from leaves and stems of lemon grass towards Escherichia coli (E.coli) and Staphylococcus aureus (S.aureus) bacteria and to identify their chemical compositions. The essential oils from the leaves and stems of lemon grass were extracted using steam distillation method and their chemical compositions were identified by GC-MS (Gas Chromatography-Mass Spectrometer). The yield of the essential oil obtained from the leaves was 0.31% while from the stem was 0.10%. The antibacterial testing results showed that both essential oils from leaves and stems can inhibit the growth of E coli and S. aureus. The results suggested that the activity of the essential oils depended on their concentration. Increase of the concentration of oils improved their antibacterial activity. The activity of the leaves oil at minimum concentration of 25 ppm can inhibit the growth of bacteria by diameter inhibition of 4.0 mm for E.coli and 3.0 mm for S.aureus. The leaves and stem oils at 100 ppm showed strong antibacterial activity towards E.coli with diameter inhibition of 10.25 mm and 10.62 mm, respectively, and the stem oils also exhibited strong antibacterial activity towards S.aureus at 100 ppm with diameter inhibition of 11.25 mm. Identification using GC-MS spectrometer indicated that the essential oils obtained from the leaves and stems showed twelve peaks with only difference in percentage area of peaks suggesting they were constituted of twelve compounds. Four major compounds with relatively higher percentage area were identified as citronellal, cis-citral, geraniol dan geranyl acetate.
Keywords : Lemon grass, Essential oil, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, GC-MS
PENDAHULUAN
Suatu tanaman dapat digunakan sebagai sumber obat baru karena memiliki kandungan senyawa metabolit sekunder (Pramono dan Katno, 2001). Salah satu tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional adalah sereh wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt) yang memiliki kandungan senyawa aktif seperti saponin, flavonoid, polifenol, alkaloid dan minyak atsiri (Syamsuhidayat dan Hutapea, 1991). Minyak atsiri merupakan minyak yang bersifat mudah menguap (volatil), karena memiliki titik didih yang rendah, serta merupakan suatu substansi alami yang diketahui memiliki aktivitas sebagai antibakteri. Minyak atsiri terbagi menjadi dua golongan yaitu golongan hidrokarbon dan golongan hidrokarbon teroksigenasi (Agusta, 2000).
Senyawa antibakteri adalah senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri atau membunuh bakteri. Persenyawaan terpen bersifat sebagai antibakteri terbaik karena bersifat bakterisida dan bakteriostatik. Menurut penelitian Gonçalves et al., (2010), kandungan kimia dari minyak atsiri sereh wangi adalah sitronellal, geraniol dan sitronellol. Aktivitas antibakteri minyak atsiri dari Cymbopogon winterianus Jowitt menggunakan metode mikrodilusi menunjukkan bahwa minyak atsiri mampu menghambat semua bakteri uji, diantaranya adalah Escherichia coli, Staphylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Shigella flexneri, dan Bacillus cereus.
Bakteri dibagi dalam 2 kelompok berdasarkan komposisi dan struktur dinding selnya, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif yang hidup sebagai saprofit di dalam saluran membran tubuh manusia dan dapat menyebabkan berbagai infeksi seperti jerawat, bisul, dan meningitis. Escherichia coli merupakan bakteri gram negatif yang banyak ditemukan dalam usus besar manusia sebagai flora normal dan dapat menyebabkan penyakit seperti diare, infeksi saluran kemih, dan meningitis pada bayi yang baru lahir. Staphylococcus aureus dan Escherichia coli merupakan bakteri patogen yang paling banyak menyerang manusia (Karsinah dkk 1994).
Minyak atsiri merupakan minyak dari golongan senyawa terpenoid yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri, sehingga peneliti tertarik menggunakan minyak asiri sereh wangi sebagai antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Eschericia coli. Selain itu komponen senyawa yang terkandung dalam minyak atsiri sereh wangi (Cymbopgon winterianus Jowitt) dianalisis dengan instrumen Kromatografi gas–spektrometri massa (KG-SM/ GC-MS).
MATERI DAN METODE
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah batang dan daun sereh wangi yang diperoleh dari Desa Taro, Kecamatan Tegalalang, Kab. Gianyar, amoksisilin, nutrien agar, kalsium klorida (CaCl2) anhidrat, natrium klorida (NaCl) dan etanol.
Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gelas erlenmeyer, gelas ukur, gelas beker, corong kaca, botol vial, corong pemisah, pipet volume, pipet tetes, kapas, aluminium foil, kertas saring, gunting, pisau, neraca elektronik, cawan petri, jangka sorong, seperangkat alat destilasi uap serta seperangkat alat kromatografi gas-spektrometer massa (KG-SM/GC-MS) merek SHIMADZU Tipe QP2010S.
Cara Kerja
Penyiapan Bahan
Sampel daun dan batang tanaman sereh wangi diperoleh dengan cara memotong rumpun di dekat tanah. Tanaman yang sudah didapatkan kemudian dicuci bersih, kemudian di potong menjadi bagian-bagian kecil.
Isolasi minyak atsiri dengan destilasi uap
Sebanyak 4,2 kg daun sereh wangi didestilasi secara bertahap sebanyak 2 kali. Daun tanaman sereh wangi yang telah dipotong - potong, kemudian dimasukkan ke dalam dandang yang telah berisi air dan dilengkapi dengan kondensor, kemudian dipanaskan dengan api kecil. Pada saat pemanasan terjadi proses pengembunan di dalam kondensor dan distilat yang keluar ditampung pada
erlenmeyer. Distilat yang didapat dimasukkan ke dalam corong pisah, minyak yang didapat dipisahkan ke dalam botol vial, kemudian pada corong pisah ditambahkan natrium klorida agar memecah kesetimbangan emulsi minyak dengan air. Minyak atsiri yang diperoleh setelah penambahan natrium klorida ditampung ke dalam botol vial. Dengan menggunakan destilasi uap, sebagian minyak dapat langsung terpisah dari air, namun minyak yang diperoleh perlu dibebaskan lagi dari sisa-sisa air dengan menambahkan CaCl2 anhidrat untuk mengikat molekul air. Prosedur yang sama digunakan untuk 5,8 kg batang sereh wangi. Minyak atsiri dari daun dan batang sereh wangi yang diperoleh digunakan untuk uji aktivitas antibakteri dan dianalisis komponen senyawanya menggunakan GC-MS.
Uji Aktivitas Antibakteri
Pembuatan media agar
Sebanyak 4 gram serbuk nutrien agar (NA) dimasukkan ke dalam gelas erlenmeyer dan ditambahkan sebanyak 200 mL aquades, kemudian dipanaskan diatas penangas air sampai mendidih dan diaduk dengan magnet stirer sampai homogen dan warna menjadi kuning bening.
Pembuatan suspensi bakteri
Bakteri uji (Staphylococcus aureus dan Eschericia coli) diambil dengan jarum ose steril kemudian ditanamkan pada media pertumbuhan NA dengan cara menggoreskan (pola zig zag), dan diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.
Stok kultur dari bakteri uji Eschericia coli dan Staphylococcus aureus, dibiakkan di dalam gelas erlemenyer yang berisi 50 mL media nutrien agar. Biakan bakteri kemudian diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam.
Pengujian aktivitas antibakteri
Pengujian aktivitas antibakteri minyak atsiri sereh wangi dilakukan pada konsentrasi 100 ; 75; 50; dan 25 ppm. Dengan menggunakan metode sumur difusi agar. Sebanyak 200 µL suspensi bakteri ditambahkan ke dalam 20 mL media NA.
Campuran divorteks sampai homogen, dan dipadatkan dalam cawan petri steril. Selanjutnya dibuat sumur yang berdiameter ± 6 mm dengan menggunakan perforator berukuran 6 mm. Pengujian aktivitas antibakteri juga dilakukan pada kontrol negatif yang berupa pelarut dari sampel yaitu etanol juga kontrol positif yaitu amoksisilin, masing-masing dari sampel, kontrol positif dan kontrol negatif diteteskan ke dalam sumur yang berbeda, yang sebelumnya dilakukan prainkubasi selama 30 menit pada suhu kamar. Selanjutnnya media NA yang berisi sampel, kontrol positif dan kontrol negatif diinkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam. Diameter daya hambat diamati setelah periode inkubasi dengan mengukur dari lubang sumuran sampai batas zona bening atau zona hambatan dari minyak atsiri.
Identifikasi senyawa minyak atsiri dengan GC-MS
Minyak atsiri yang diperoleh dianalisis menggunakan GC-MS dengan pengaturan sebagai berikut : gas helium sebagai gas pembawa, kecepatan alir gas 1 mL/min, temperatur injektor 300oC, temperatur detektor 200oC, temperatur kolom diatur dari 35oC sampai 180oC pada 4oC/min kemudian 180oC sampai 250oC pada 10oC/min. Spektra masa direkam pada 30 sampai 450 m/z. Kromatogram dan spektra massa yang diperoleh dibandingkan dengan spektrum senyawa standar yang telah diketahui dalam database yang telah terprogram pada alat GC-MS (Cresswell et al., 1982).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Isolasi minyak atsiri dengan destilasi uap
Hasil ekstraksi minyak atsiri dari daun dan batang segar sereh wangi (Cymbopogon winteria-nus Jowitt) dengan menggunakan metode destilasi uap ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Isolasi Minyak Atsiri Daun dan Batang Sereh Wangi
No. |
Sampel |
Berat sampel (kg) |
Berat Minyak (g) |
Rendemen (%) |
Berat Jenis (g/mL) |
Warna |
Bau |
1 |
Daun |
4,2 |
12,92 |
0,31 |
0,8910 |
Kuning muda |
Wangi |
2 |
Batang |
5,8 |
5,87 |
0,10 |
0,8761 |
Kuning muda |
Wangi |
Seperti tertera pada Tabel 1. nilai rendemen minyak atsiri yang diperoleh pada penelitian ini lebih kecil dari hasil penelitian minyak atsiri sereh wangi yang dilaporkan oleh Feriyanto (2013) yaitu 0,53% pada daun dan 0,42% pada batang. Hal ini mungkin disebabkan karena sampel yang digunakan berbeda tempat tumbuh dan umur tanaman. Perolehan minyak atsiri dari batang sereh wangi pada penelitian ini lebih sedikit dari daunnya. Hasil ini sama seperti yang dilaporkan oleh Feriyanto. Kecilnya kandungan minyak atsiri pada batang mungkin disebabkan karena pada umumnya minyak atsiri lebih banyak dibiosintesis pada daun, buah, dan biji dari pada batang suatu tumbuhan.
Uji Aktivitas Antibakteri
Berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui bahwa minyak atsiri sereh wangi memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli dan Staphylococcus aureus dengan variasi konsentrasi yang berbeda meskipun aktivitasnya lebih rendah dari pada obat antibiotik yang biasa digunakan yaitu amoxycilin (kontrol positif).
Berdasarkan Tabel 2. Juga dapat disimpulkan bahwa semakin besar konsentrasi yang digunakan, maka semakin besar pula daya hambat yang diberikan.
Nilai konsentrasi hambat minimum (KHM) merupakan nilai konsentrasi terendah minyak atsiri yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri uji. Berdasarkan data pada Tabel 2, minyak atsiri daun dan batang sereh wangi mampu menghambat pertumbuhan bakteri uji pada konsentrasi minimum 25 ppm. Minyak atsiri sereh wangi merupakan minyak yang tersusun dari golongan terpenoid yaitu monoterpen dan seskuiterpen. Mekanisme terpenoid sebagai antibakteri adalah bereaksi dengan protein transmembran (porin) pada membran luar dinding sel bakteri, membentuk ikatan polimer yang kuat sehingga mengakibatkan rusaknya porin. Rusaknya porin merupakan pintu keluar masuknya senyawa yang akan mengurangi permeabilitas dinding sel bakteri yang mengakibatkan sel bakteri akan kekurangan nutrisi, sehingga pertumbuhan bakteri terhambat atau mati (Cowan, 1999).
Tabel 2. Data Hasil Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun dan Batang Sereh Wangi
No. |
Sampel |
Diameter Daya Hambat Terhadap Escherichia coli (mm) |
Diameter Daya Hambat Terhadap Staphylococcus aureus (mm) |
1. |
Kontrol Negatif (Etanol) |
0 |
0 |
2. |
Kontrol Positif (Amoxycicilin 250 mg) |
29,0 |
18,25 |
3. |
Minyak atsiri daun sereh wangi 25 ppm |
4,0 |
3,5 |
4. |
Minyak atsiri daun sereh wangi 50 ppm |
8,0 |
7,0 |
5. |
Minyak atsiri daun sereh wangi 75 ppm |
10 |
9,0 |
6. |
Minyak atsiri daun sereh wangi 100 ppm |
10,25 |
9,62 |
7. |
Minyak atsiri batang sereh wangi 25 ppm |
3,0 |
4,0 |
8. |
Minyak atsiri batang sereh wangi 50 ppm |
6,0 |
8,0 |
9. |
Minyak atsiri batang sereh wangi 75 ppm |
7,0 |
9,8 |
10. |
Minyak atsiri batang sereh wangi 100 ppm |
10,62 |
11,25 |
Keterangan kategori daya hambat bakteri menurut Davis Stout :
Diameter Daya Hambat >20 mm = Sangat kuat
Diameter Daya Hambat 10-20 mm = Kuat
Diameter Daya Hambat 5-10 mm = Sedang
Diameter Daya hambat <5 = Lemah
Gambar 1. Kromatogram Minyak Atsiri Daun Sereh Wangi
Tabel 3. Dugaan Senyawa-senyawa Atsiri Daun Cymbopgon winterianus Jowitt Berdasarkan Database WILEY229.LIB
No. |
Puncak Senyawa |
Waktu Retensi (tR) |
Area (%) |
M+ |
Senyawa |
Golongan Senyawa |
1 |
Puncak 1 |
11.420 |
1.26 |
136 |
Alpha pinen |
Monoterpen |
2 |
Puncak 2 |
11.905 |
1.56 |
136 |
Kamfen |
Monoterpen |
3 |
Puncak 3 |
17.340 |
0.84 |
136 |
Linalool |
Monoterpen |
4 |
Puncak 4 |
18.831 |
4.39 |
154 |
Sitronellal |
Monoterpen |
5 |
Puncak 5 |
21.569 |
5.49 |
152 |
cis-sitral |
Monoterpen |
6 |
Puncak 6 |
22.490 |
35.29 |
154 |
Geraniol |
Monoterpen |
7 |
Puncak 7 |
25.066 |
2.78 |
138 |
Sitronellol asetat |
Monoterpen |
8 |
Puncak 8 |
25.927 |
42.15 |
154 |
Geranil asetat |
Monoterpen |
9 |
Puncak 9 |
27.440 |
1.70 |
204 |
Kariofilen |
Seskuiterpen |
10 |
Puncak 10 |
29.014 |
0.84 |
204 |
Germakren |
Seskuiterpen |
11 |
Puncak 11 |
29.834 |
2.90 |
204 |
Naptalen |
Seskuiterpen |
12 |
Puncak 12 |
30.543 |
0.80 |
154 |
Geranil butirat |
Seskuiterpen |
Tabel 4. Dugaan Senyawa Penyusun Minyak Atsiri Batang Cymbopgon winterianusJowitt Berdasarkan Database WILEY229.LIB
No. |
Puncak Senyawa |
Waktu Retensi (tR) |
Area (%) |
M+ |
Senyawa |
Golongan Senyawa |
1 |
Puncak 1 |
11.423 |
1.39 |
136 |
Alpha pinen |
Monoterpen |
2 |
Puncak 2 |
11.910 |
1.63 |
136 |
Kamfen |
Monoterpen |
3 |
Puncak 3 |
17.358 |
0.92 |
136 |
Linalool |
Monoterpen |
4 |
Puncak 4 |
18.855 |
5.69 |
154 |
Sitronellal |
Monoterpen |
5 |
Puncak 5 |
21.601 |
6.87 |
152 |
cis-sitral |
Monoterpen |
6 |
Puncak 6 |
22.534 |
36.77 |
154 |
Geraniol |
Monoterpen |
7 |
Puncak 7 |
25.083 |
2.30 |
138 |
Sitronellol asetat |
Monoterpen |
8 |
Puncak 8 |
25.988 |
38.94 |
154 |
Geranil asetat |
Monoterpen |
9 |
Puncak 9 |
27.456 |
1.09 |
204 |
Kariofilen |
Seskuiterpen |
10 |
Puncak 10 |
29.082 |
0.75 |
204 |
Germakren |
Seskuiterpen |
11 |
Puncak 11 |
29.854 |
2.98 |
204 |
Naptalen |
Seskuiterpen |
12 |
Puncak 12 |
30.552 |
0.67 |
154 |
Geranil butirat |
Seskuiterpen |
a
SI:97 FonnularClO 1118O CAS:106-23-0 MoiWeightrlM RetIndexrO
CumpNamercitronellal SS
Gambar 3. Spektra Massa Senyawa Puncak 4 (a) dan Senyawa Sitronellal (b)
Tabel 5. Pola Fragmentasi pada Senyawa Puncak 4
No. |
m/z |
Kemungkinan fragmen yang hilang |
Penggalan | |
1 |
154 |
M+ |
C10H18O | |
2 |
136 |
M+-18 |
-H2O |
C10H16 |
3 |
121 |
(M+ -18) -15 |
-CH3 |
C9H13 |
4 |
95 |
(M+ -18-15) -26 |
-C2H2 |
C7H11 |
5 |
69 |
(M+ -18-15-26) -26 |
-C2H2 |
C5H9 |
6 |
55 |
(M+ -18-15-26-26) -14 |
-CH2 |
C4H7 |
Identifikasi Minyak Atsiri Daun dan Batang Sereh Wangi dengan GC-MS
Kromatogram hasil analisis minyak atsiri daun dan batang sereh wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt) dengan instrumen Kromatografi Gas (KG) masing-masing menunjukkan dua belas (12) puncak yang menunjukkan adanya dua belas (12) komponen senyawa kimia yang terdeteksi. Kromatogram minyak atsiri daun sereh wangi ditunjukkan pada Gambar 1 dan kromato-gram minyak atsiri batang sereh wangi ditunjukkan pada Gambar 2.
Selain kromatogram, hasil analisis dengan GC-MS juga menghasilkan spektra massa yang merupakan hasil dari MS. Setiap puncak pada kromatogram minyak atsiri daun dan batang sereh wangi selanjutnya diidentifikasi dengan cara menganalisis spektra massanya. Hasil spektra massa dari masing-masing puncak kemudian dibandingkan dengan spektra massa yang terdapat dalam database WILEY229.LIB yang ditunjukkan pada Tabel 3 dan Tabel 4.
Berdasarkan Tabel 3 dan Tabel 4, minyak atsiri daun dan batang sereh wangi tersusun dari
dua belas komponen yang sama dengan area dan waktu retensi yang berbeda. Dari dugaan senyawa-senyawa penyusun minyak atsiri sereh wangi hanya empat (4) senyawa yang dianalisis spektra massa dan pola fragmentasinya, diantaranya adalah sitronellal, cis-sitral, geraniol dan geranil asetat.
Identifikasi senyawa puncak 4 dengan (tR) 12.519 menit (2.48%)
Spektra massa senyawa puncak 4 dari kromatogram menghasilkan spektra massa seperti Gambar 3.
Spektra massa senyawa puncak 4 memiliki ion molekuler (M+) dengan m/z 154 dan memiliki pola pemenggalan spektra seperti yang ditunjukkan pada Tabel 5.
A. Identifikasi senyawa puncak 5 dengan (tR) 13.280 menit (2.81%)
Spektra massa senyawa puncak 5 dari kromatogram menghasilkan spektra massa seperti Gambar 4.
(a)
Sl:96 FannularCIOHieO CAS:106-26-3 MolWeight: 152 RetIndex:0
CompName:2.6-Octaiiienal, 3,7-dimethyl-. <Z)- SS .beta.-Citral SS cis-Citral SS Cis-3,7-Dimethyl-2,6-octadicnal SS Citral b SS Neral SS Z-Citral SS (Zk3.7-
(b)
Gambar 4. Spektra Massa Senyawa Puncak 5 (a) dan Senyawa cis-Sitral (b)
Tabel 6. Pola Fragmentasi pada Senyawa Puncak 5
No. |
m/z |
Kemungkinan fragmen yang hilang |
Penggalan | |
1 |
152 |
M+ |
C10H16O | |
2 |
137 |
M+ -15 |
-CH3 |
C9H13O |
3 |
83 |
(M+-15) -54 |
-C3H2O |
C6H11 |
4 |
69 |
(M+-15-54) -14 |
-CH2 |
C5H9 |
5 |
41 |
(M+-15-54-14) -28 |
-C2H4 |
C3H5 |
30 50 70 90 110 130 150 170 190 210 230 250 270 290 310 330 350 370 390
a
SI:93 FonnuIa CIO H IS O CAS: 106-24-1 MoIWeighlllM ReUndexiO
CompNameztrans-Cieraniol SS 2.6-Octadien-l-ol. 3.7-dimethyl-. (E)- (CAS) Cjuaniol SS Lemonol SS Cieraniol SS Cieranyl alcohol SS 2.6-Dimelhyl-2.6-octadien-⅛-
b
Gambar 5. Spektra Massa Senyawa Puncak 6 (a) dan Senyawa Geraniol (b)
50 7C
Tabel 7. Pola Fragmentasi pada Senyawa Puncak 6
No. |
m/z |
Kemungkinan fragmen yang hilang |
Penggalan | |
1 |
154 |
M+ |
C10H18O | |
2 |
136 |
M+ -18 |
-H2O |
C10H16 |
3 |
121 |
(M+-18) -15 |
-CH3 |
C9H13 |
4 |
93 |
(M+-18-15) -28 |
-C2H4 |
C7H9 |
5 |
41 |
(M+-18-15-28) -54 |
-C4H4 |
C3H5 |
a
SI:95 FormuIaiC 12 H20 CE CAS:105-87-3 MolWeighC 196 ReUndexiO
CompNarnezCieranyI acetate SS 2.6-Octadien-l-ol, 3,7-dimethyl-, acetate, (E)- (CAS) Geraniol acetate SS Bay pine (oyster) oil SS Acetic acid geraniol ester
b
Gambar 6. Spektra Massa Senyawa Puncak 8 (a) dan Senyawa Geranil Asetat (b)
Tabel 8. Pola Fragmentasi pada Senyawa Puncak 8
No. |
m/z |
Kemungkinan fragmen yang hilang |
Penggalan | |
1 |
154 |
M+ |
C12H20O2 | |
2 |
136 |
M+ -18 |
-H2O |
C12H18O |
3 |
121 |
(M+-18) -15 |
-CH3 |
C11H15O |
4 |
107 |
(M+-18-15) -14 |
-CH2 |
C10H13O |
5 |
93 |
(M+-18-15-14) -14 |
-CH2 |
C9H11O |
6 |
41 |
(M+-18-15-14-14) -52 |
-C4H4 |
C5H7O |
Spektra massa senyawa puncak 5 memiliki ion molekuler (M+) dengan m/z 152 dan memiliki pola pemenggalan spektra seperti yang ditunjukkan pada Tabel 6.
Spektra massa senyawa puncak 6 dari kromatogram menghasilkan spektra massa seperti Gambar 5. Spektra massa senyawa puncak 6 memiliki ion molekuler (M+) dengan m/z 154 dan memiliki pola pemenggalan spektra seperti yang ditunjuk-kan pada Tabel 7.
Spektra massa senyawa puncak 8 dari kromatogram menghasilkan spektra massa seperti Gambar 6. Spektra massa senyawa puncak 8 memiliki ion molekuler (M+) dengan m/z 154 dan memiliki pola pemenggalan spektra seperti yang ditunjukkan pada Tabel 8.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Minyak atsiri daun dan batang sereh wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt) yang didapatkan berwarna kuning muda, berbau wangi yang khas sereh wangi dan memiliki nilai rendemen 0,31% pada daun dan 0,10% pada batang. Minyak atsiri daun dan batang sereh wangi memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri Eschericia coli dan Staphylococcus aureus. Pada konsentrasi minimum 25 ppm merupakan konsentrasi hambat minimum dari minyak atsiri sereh wangi.
Minyak atsiri daun dan batang sereh wangi memiliki komponen senyawa yang sama, hanya kadar yang berbeda. Komponen utama penyusun minyak atsiri daun dan batang sereh wangi adalah senyawa sitronellal, cis-sitral, geraniol, dan geranil asetat
Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan aktivitas minyak atsiri sereh
wangi (Cymbopogon winterianus Jowitt) yang berpotensi sebagai antikanker, antiinflamasi, dan antioksidan.
DAFTAR PUSTAKA
Agusta, A., 2000, Minyak Atsiri Tumbuhan
Tropika Indonesia, ITB, Bandung
Cowan, M.M., 1999, Plant product as
antimicrobial agents, Clinical
Microbiology Reviews, 12 (4) : 564-582
Creswell, C.J., Runquist, O.A., and Campbell, M., 1982, Analisis Spektrum Senyawa Organik, a.b. Kosasih, ITB press, Bandung
Feriyanto, Y.E., Sipahutar, P.J., Mahfud, dan Prihatini, P., 2013, Pengambilan Minyak Atsiri dari Daun dan Batang Serai Wangi (Cymbopogon winterianus) Menggunakan Metode Distilasi Uap dan Air dengan Pemanasan Microwave, Jurnal Teknik Pomits, 2 (1) : 2337-3539
Gonçalves T.B., Erlânio O., De Sousa, Fabíola F., Rodrigues G., and José Da Costa G.M., 2010, Chemical Composition and Antibacterial Evaluation of the Essential Oil from Cymbopogon winterianus Jowitt (Gramineae), Journal of Essential Oil Bearing Plants, 13 (4) : 426-431
Karsinah, Lucky H.M., Suharto dan Mardiastuti, 1994, Buku Ajar Mikrobiologi, Batang Gram Positif dan Negatif, Binarupa Aksara, Bandung
Pramono, S. dan Katno, 2001, Tingkat Manfaat dan Keamanan Tanaman Obat dan Obat Tradisional, Balai Penelitian Tanaman Obat Tawangmangu, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta
Syamsuhidayat, S.S. dan Hutapea, J.R, 1991, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta
227
Discussion and feedback