Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809    Vol. 11, No. 2, Desember 2022

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i02.p33

Dampak Pariwisata terhadap Sosial Subak dan Perbandingan Pendapatan Rumah Tangga Petani pada Sektor Pertanian dan Sektor Pariwisata

(Studi Kasus di Subak Teges, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar)

KADEK SOMA YULIANA ARTINI, IGAA AMBARAWATI*, NI WAYAN PUTU ARTINI

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232, Bali

Email: [email protected] *[email protected]

Abstract

The Social Impact of Tourism on Subak and Comparison of Farmers' Household Income in the Agricultural Sector and the Tourism Sector (Case Study in Subak Teges, Peliatan Village, Ubud District, Gianyar Regency)

Tourism is a sector that significantly contributes to the economic growth of Bali Province. The development of tourism will also develop other related sectors, such as agriculture, livestock, plantation and handicraft. Farmers in Subak Teges, Peliatan Village, Ubud District, Gianyar Regency for instance, have experienced the economic benefits generated by tourism development. This study aims to see the impact of tourism on subak, particularly the function of subak, as well as to compare the farmer households’ income from the agricultural and the tourism sectors. The sampling technique used was purposive random sampling involving 41 respondents. The data was analyzed quantitatively and qualitatively. The study results show that tourism provides significant changes to the five functions of subak. The household income of farmers working in the agricultural sector and the tourism sector differs significantly (t-test shows a significance of 0.000). The average household income of farmers in the agricultural sector is only Rp. 1,282,635 per month, while in the tourism sector it is Rp. 3,113,415 per month. The annual farmer households income in the agricultural sector is Rp. 15,391,623, while in the tourism sector it is Rp. 37,360,976. For that reason, it is important for Subak Teges to maintain the synergy between agriculture and tourism by promoting Subak as a tourism destination and preserving rice fields.

Keywords: tourism, subak, farmer household, social impact, income comparison

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1.    Latar Belakang

Sektor pariwisata merupakan sektor yang memiliki peran dan manfaat penting dalam pertumbuhan ekonomi, seperti membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat lokal, memberi peluang daerah tujuan wisata untuk memperkenalkan daerahnya secara luas, menghapus kemiskinan, dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi penerimaan devisa (Ismayanti,2010). Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselanggarakan dari suatu tempat ke tempat lainnya, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan reaksi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam (Nggauk, 2011).Perkembangan pariwisata akan mendorong sektor-sektor lainnya untuk berkembang dan membantu dalam menunjang pariwisata, seperti sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan kerajinan tangan yang memberdayakan masyarakat sekitar yang mampu meningkatkan kesempatan kerja dan lain sebagainya (Latifah, 2017).

Provinsi Bali adalah salah satu destinasi pariwisata terbesar di Indonesia bahkan di manca negara. Pariwisata yang berkembang di seluruh Pulau Bali merupakan komponen utama dalam mencapai kesuksesan dimana sektor perekonomian di Pulau Bali dapat terus meningkat dan menjadi lebih baik seiring dengan perkembangan sumberdaya manisia dan sumber daya teknologi. Kunjungan wisatawan mancanegara dan wisatawan lokal yang berkunjung ke Bali pada bulan Januari sampai bulan April sebanyak 932.546 orang. Jumlah wisatawan yang berkujung ke Kabupaten Gianyar yaitu sebanyak 428.972 orang, hampir 46% dari jumlah total kunjungan wisatawan ke Bali (BPS Kabupaten Gianyar 2019). Salah satu daerah pariwisata yang memiliki perkembangan pesat di Pulau Bali terletak di Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.

Kecamatan Ubud merupakan kecamatan daerah tujuan wisata yang paling diminati di Kabupaten Gianyar. Keindahan panorama alamnya, seni budaya, adat istiadat dan kereligiusan masyarakat menjadikan Ubud memiliki daya tarik dan banyak dikunjungi wisatawan dari berbagai negara di dunia. Pesatnya perkembangan pariwisata membawa dampak bagi masyarakat setempat termasuk pada sektor pertanian salah satunya yaitu subak (Nurjaya, 2013).

Subak merupakan warisan budaya masyarakat Bali. Organisasi petani tersebut berwatak sosio agraris religius. Subak sebagai lembaga sosial dapat di pandang sebagai lembaga tradisional wadah berkumpul dan berinteraksi sosialnya para petani. Subak sebagai lembaga tradisional tidak dapat memisahkan diri dari interaksinya dengan dunia luar baik dengan sesama subak, pemerintah, lembaga sosial lainnya, atau terhadap perkembangan zaman khususnya perkembangan pariwisata (Budiastuti et al., 2015). Sedangkan menurut (Windia, 2006) subak adalah suatu masyarakat hukum adat yang memiliki karakteristik sosio agraris-religius merupakan perkumpulan dari petani-petani yang mengelola air irigasi di lahan sawah.

Pengelolaan subak bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan kepada para anggotanya. Untuk mewujudkan tujuan tersebut pengelola dihadapkan pada fungsi dan tugas pokok dalam subak. Terdapat lima fungsi utama subak yang harus dilakukan yaitu pencairan dan distribusi air irigrasi, pemeliharaan fasilitas irigrasi, penggalian dana dan mobilisasi sumberdaya, penanganan persengketaan atau konflik, penyelenggaraan kegiatan keagamaan (Pitana dan Setiawan 2005). Subak Teges merupakan salah satu subak yang terdapat di Desa Peliatan, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar yang diasumsikan mendapat pengaruh dari perkembangan pariwisata di Kecamatan Ubud.

Keberadaan Subak Teges juga mengalami ancaman alihfungsi lahan. Pada dewasa ini subak memiliki ancaman yang sangat besar dalam mempertahankan eksistensinya yaitu alih fungsi lahan. Tingginya potensi pariwisata yang ada di daerah Ubud membuat masyarakat mulai menggantungkan diri pada sektor pariwisata. Selain menghasilkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat, keberadaan pariwisata juga memberikan dampak yang berpengaruh terhadap pola pikir masyarakat setempat, sehingga terjadi pergeseran mata pencaharian masyarakat setempat dari sektor pertanian berubah ke sektor pariwisata (Pitana dan Setiawan 2005). Dampak Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2017) adalah pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik akibat positif maupun negatif). Dampak yang timbul akibat adanya kegiatan pariwisata di daerah Subak Teges dapat dilihat dari dampak pariwisata terhadap kondisi sosial subak dilihat dari lima fungsi subak dan perbandingan pendapatan dilihat dari pendapatan rumah tangga petani yang bekerja di sektor pertanian dan sektor pariwisata. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pariwisata terhadap kondisi sosial subak dan anggota subak di daerah pariwisata dan perbandingan pendapatan anggota rumah tangga petani yang bekerja pada sektor pertanian dan pariwisata.

  • 1.2.    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam analisis ini sebagai berikut.

  • 1.    Bagaimana dampak pariwisata terhadap sosial Subak Teges dilihat dari lima fungsi subak di Subak Teges, Kabupaten Gianyar?

  • 2.    Bagaimana perbandingan pendapatan anggota Subak Teges dilihat dari pendapatan anggota rumah tangga petani yang bekerja di sektor pertanian dan sektor pariwisata?

  • 1.3.    Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat disimpulkan tujuan penelitian dalam analisis ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:

  • 1.    Untuk mengetahui dampak pariwisata terhadap kondisi sosial Subak Teges dilihat dari lima fungsi subak di Subak Teges, Kabupaten Gianyar.

  • 2.    Untuk mengetahui perbandingan pendapatan rumah tangga petani yang bekerja

disektor pertanian dan sektor pariwisata di Subak Teges, Kabupaten Gianyar.

  • 1.4    Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat berupa: masukan, kajian dan bahan pertimbangan bagi anggota Subak Teges penelitian ini diharapkan dapat dijadikan kajian dan evaluasi dari pariwisata terhadap anggota Subak Teges dan Subak Teges, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.dan menjadi bahan referensi bagi peneliti lain untuk menunjang penelitian selanjutnya serta dapat memperkaya pengetahuan peneliti terhadap obyek penelitian yang sama.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1    Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Subak Teges, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Adapun pengambilan data di lapangan dilaksanakan bulan September sampai bulan Oktober 2019. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara purposive yaitu suatu metode yang dilakukan secara sengaja yang didasarkan atas pertimbangan– pertimbangan tertentu.

  • 2.2    Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang di gunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif dilihat dari data yang dinyatakan dalam bentuk keterangan dan uraian dari pihak pengurus (prajuru) Subak Teges dan anggota subak yaitu petani Subak Teges. Data kualitatif tersebut meliputi perubahan yang terjadi pada lima fungsi subak pada Subak Teges. Data kuantitatif meliputi perbandingan pendapatan rumah tangga petani di sektor pertanian dan sektor pariwisata di kawasan pariwisata di daerah Subak Teges, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.

  • 2.3    Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini antara lain metode survei, wawancara mendalam, observasi, studi pustaka.

  • 2.4    Populasi dan Sampel Penelitian dan Informan Kunci Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2001). Populasi dalam penelitian ini adalah anggota Subak Teges yang dengan jumlah 70 orang. Penentuan sampel penelitian menggunakan teknik simple random sampling. Kemudian untuk mendapatkan jumlah responden, menggunakan perhitungan Slovin dan mendapatkan hasil sebanyak 41 orang. Sugiyono (2001) menyatakan informan kunci merupakan informan yang mengetahui secara mendalam permasalahan yang diperlukan dalam penelitian. Penentuan informan kunci penelitian menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah informan kunci sebanyak 2 informan kunci.

  • 2.5    Variabel Penelitian dan Metode Analisis Data

Variabel dampak pariwisata terhadap sosial subak menggunakan lima indikator yang di lihat dari lima fungsi subak dan perbandingan pendapatan dapat di lihat dari pendapatan rumah tangga petani yang bersumber dari sektor pertanian dan sekor pariwisata. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan SPSS 24.0 for windows.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Fungsi Subak

Fungsi subak pada Subak Teges sebelum dan sesudah adanya pariwisata pada daerah subak tersebut dimana paraiwisata membawa dua dampak pada Subak Teges antara lain dampak positif dan dampak negatif. Dari hasil wawancara mendalam dampak pariwisata sebelum dan sesudah adanya pariwisata di Subak Teges di lihat dari lima fungsi subak yaitu dapat di lihat pada Tabel 1.

Tabel 1.

Dampak pariwisata terhadap sosial subak dilihat dar lima fungsi subak pada Subak Teges

No

Fungsi Subak

Dampak Pariwisata

Sebelum

Sesudah

1

Pencarian dan distribusi air irigrasi

Anggota subak selalu hadir pada saat tugas pembagian air

Anggota subak semakin sedikit pada saat tugas pembagian air

2

Pemeliharaan fasilitas irigrasi

Anggota subak selalu hadir pada kegiatan gotong royong

Anggota subak yang hadir semakin sedikit pada kegiatan gotong royong

3

Penggalian     dana     dan

mobilisasi sumberdaya

Sumber dana hanya bergantung pada iuran wajib anggota dan sumbangan pemerintah

Sumber dana berasal dari pariwisata dan iuran anggota subak dan dana pemerintah

4

Penanganan    persengketaan

atau konflik

Tidak terdapat konflik

Terdapat koflik antara subak dan pihak pariwisata

5

Penyelenggaraan     kegiatan

keagamaan

Anggota subak selalu hadir pada saat kegiatan pembuatan sarana upacra pada pura subak

Anggota subak yang hadir semakin sedikit pada saat kegiatan pembuatan sarana upacara pada pura subak

Sumber: Data Primer (2020)

Tabel 1 menunjukan dampak pariwisata terhadap lima fungsi subak pada Subak teges yaitu sebagai berikut:

  • 1.    Pencarian dan distribusi air irigrasi

Pariwisata berdampak pada pencarian dan pendistribusian air irigrasi pada Subak Teges. Pada pencarian dan pendistribusian air Subak Teges sudah membagi anggota subak menjadi beberapa kelompok pembagian air sehingga pembagian air sudah terbagi secara merata setiap musim tanam, namun sejak masuknya pariwisata di Subak Teges dan banyaknya anggota subak yang bekerja di sektor pariwisata mengakibatkan anggota subak yang mendapatkan tugas untuk mencari dan mengaliri air tidak datang hadir pada saat mendapatkan giliran tugas.

  • 2.    Pemeliharaan fasilitas irigrasi

Pemeliharaan fasilitas irigrasi pada Subak Teges sebelum dan sesudah adanya pariwisata mengalami berubahan namun perubahan yang di rasakan lebih kearah perubahan yang positif.

  • 3.    Penggalian dana dan mobilisasi sumberdaya

Kegiatan penggalian dana dan mobilisasi sumberdaya pada Subak Teges sebelum dan sesudah adanya pariwisata mengalami sedikit perubahan pada mobilisasi sumber daya pada Subak Teges. Dari hasil wawancara mendalam yang di lakukan pada penggalian dana pada Subak Teges pariwisata memilki kesepakatan bersama dengan Subak Teges terkait dengan penggalian dana.

  • 4.    Penanganan persengketaan atau konflik

Penanganan persengketaan atau konlik pada Subak Teges sebelum dan sesudah adanya pariwisata mengalami sedikit perubahan. Konflik antara kedua belah pihak dapat di selesaikan dengan secara mufakat atau kekeluargaan antara pihak terkait.

  • 5.  Penyelenggaraan kegiatan keagamaan

Penyelenggaraan kegiatan keagaamn pada Subak Teges sebelum dan sesuadah adanya pariwisata di daerah tersebut mengalami perubahan dan dari hasil wawancara mendalam dijelaskan bahwa pariwisata tidak berkaitan dengan penyelenggaran kegiatan keagamaan pada Subak Teges.

  • 3.2    Analisis Biaya Produksi Usahatani Padi pada Subak Teges

Biaya produksi usahtani pada subak teges di bagi menjadi luas lahan garapan dan biaya produksi. Lahan pertanian merupakan lahan yang diperuntukan untuk kegiatan pertanian dan berlangsungnya proses produksi. Luas lahan anggota subak Teges sangat bervariasi antara 0,12 – 0,80 Ha dengan rata-rata luas lahan yang dimiliki oleh anggota subak Teges yaitu seluas 0,389 Ha. Kepemilikan luas lahan anggota Suabk Teges dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2.

Luas lahan resnponden anggota Subak Teges, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar

No.

Luas lahan (Ha)

Petani Padi

(Orang)

(%)

rata-rata

1

0,12-0,50

31

73,3

2

0,51-0,80

10

26,7

0,39

3

> 0,90

0

0

Jumlah

41

100

Sumber: Data Sekunder (2020

Pada Tabel 2 menunjukan bahwa jumlah anggota Subak Teges yang berusahatani padi terbesar yaitu pada luas lahan 0,12-0,50 Ha dengan persentase 73,3% dan terkecil pada luas lahan 0,51-0,80 dengan persentase 26,7%. Pada hasil penelitian ini diketahui bahwa status kepemilikan lahan garapan pada Subak Teges adalah hak milik.

  • 3.3    Analisis Pendapatan Usahatani Padi pada Subak Teges

Tabel 3 menunjukan bahwa rata-rata pendapatan usahatani padi di Subak Teges yaitu sebesar Rp.5.130.541 per MT/LLG. Rata-rata pendapatan usahatani padi pada Subak Teges di dapatkan setelah di hitung tiga kali musim tanam, Rata-rata pendapatan usahatani padi pada Subak Teges per tahun didapatkan setelah dihitung tiga kali musim tanam sebesar Rp 15.391.623 dan jika dihitung per bulan maka rata-rata pendapatan sebesar Rp 1.282.635.

Tabel 3.

Rata-rata Pendapatan Usahatani Padi di Subak Teges, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar

No

Uraian

Usahatani Padi

1

Penerimaan (Rp//MT)

7.717.073

2

Total Biaya Produksi Rp//MT)

2.586.532

3

Pendapatan Rp/MT)

5.130.541

Sumber: Data Primer (2020)

  • 3.4    Perbandingan Pendapatan Rumah Tangga Petani pada Sektor Pertanian dan Sektor Pariwisata di Subak Teges

Pendapatan rumah tangga petani di Subak Teges berasal dari pendapatan pertanian dan sector pariwisata. Pendapatan dari sektor pertanian yaitu berasal dari usahatani padi dan pendapatan non pertanian yaitu berasal dari pelaku pariwisata.

Pendapatan anggota rumah tangga petani pada Subak Teges pada sektor non pertanian di ambil dari pelaku pariwisata. Pendapatan rumah tangga petani yang bekerja di sektor pariwisata di dominasi oleh pekerja restoran, villa dan hotel. Perbandingan pendapatan rumah tangga petani antara pendapatan di sektor pertanian dan pariwisata pada Subak Teges di tunjukan pada tabel 4.

Tabel 4.

Perbandingan Pendapatan Rumah Tangga Petani di Sektor Pertanian dan Non Pertanian di Subak Teges, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.

No

Sumber Pendapatan

Jumlah (Rp/Th)

Persentase (%)

1

Sektor Pertanian

15.391.623

29,2

2

Sektor Non-Pertanian

37.360.976

70,8

Total

59.687.238

100%

Sumber: Data Primer (2020)

Tabel 4 menunjukkan bahwa pendapatan anggota rumah tangga petani pada sektor pertanian yaitu sebesar Rp 15.391.623 per tahun. Nilai tersebut di peroleh dari hasil panen petani setiap tiga kali dalam satu tahun dengan rata-rata pendapatan petani per musim adalah Rp 5.130.541 per MT/LLG. Rata-rata pendapatan sektor pertanian jika di hitung per bulan sebesar Rp 1.282.635 per bulan. Pendapatan rumah tangga petani pada sektor non pertanian yaitu pada sektor pariwisata sebesar Rp 37.360.976 per tahun dengan rata-rata pendapatan setiap bulan sebesar Rp 3.113.415 per bulan. Pendapatan pada sektor pertanian yaitu sebesar 29,2% sedangkan pada sektor non pertanian sebanyak 70,8% perbedaan yang sangat signifikan di karenakan adanya peluang kerja bagi anggota rumah tangga petani pada sektor pariwisata yang berada di daerah Subak Teges.

  • 3.5    Dampak Pariwisata Terhadap Sosial Subak Dilihat Dari Lima Fungsi Subak di Subak Teges, Desa Peliatan, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar.

Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil wawancara mendalam yang di lakukan di Subak Teges menunjukkan bahwa terdapat dua dampak yang di rasakan oleh Subak Teges yaitu dampak postif dan negatif. Pada lima fusngsi subak dapat disimpulkan bahwa sebelum dan sesudah adanya pariwisata di Subak Teges tidak terdapat perubahan yang signifikan.

  • 3.6    Perbandingan Pendapatan Anggota Rumah Tangga Petani Yang Bekerja Di Sektor Pertanian dan Sektor Pariwisata

Rata-rata pendapatan petani per musim Rp 5.130.541 per MT/LLG. Rata-rata pendapatan sektor pertanian jika di hitung per bulan sebesar Rp 1.282.635 per bulan. Pendapatan rumah tangga petani pada sektor non pertanian yaitu pada sektor pariwisata sebesar Rp 37.360.976 per tahun dengan rata-rata pendapatan setiap bulan

sebesar Rp 3.113.415 per bulan. Berdasarkan hasil analisis data, perbandingan pendapatan anggota Subak Teges terhadap struktur pendapatan rumah tangga petani yang bekerja di sektor pertanian dan pariwisata diperoleh nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,00< 0,05). Penghasilan anggota rumah tangga petani di lihat dari pengasilan setiap bulan anggota rumah tangga petani terdiri dari satau sampai dua anggota rumah tangga petani yang bekerja di sektor pariwisata, pendapatan anggota rumah tangga petani dilihat dari penghasilan selama satu tahun dengan rata-rata pendapatan setiap bulan yaitu Rp. 3.080.545 per bulan. Pendapatan pada sektor pertanian yaitu sebesar 29,2% sedangkan pada sektor non pertanian sebanyak 70,8% perbedaan yang sangat signifikan di karenakan adanya peluang kerja bagi anggota rumah tangga petani pada sektor pariwisata yang berada di daerah Subak Teges maka dari itu 70,8% pendapatan rumah tangga petani berasal dari sektor non pertanian yaitu sektor pariwisata.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1    Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian mengenai dampak sosial ekonomi terhadap subak dan rumah tangga petani di daerah pariwisata, dapat disimpulan bahwa dampak sosial pariwisata terhadap Subak Teges dilihat dari lima fungsi subak dan pendapatan anggota rumah tangga petani mengakibatkan dua dampak yaitu postif dan negatif. Dampak negatif yang dirasakan pada saat masuknya pariwisata di Subak Teges mengakibatkan terjadinya kesenjangan sosial dan dampak yang dirasakan dilihat dari lima fungsi subak yaitu terjadinya pencemaran air irigrasi oleh limbah pariwisata yang ada di areal Subak Teges dan terjadinya konlfik antar anggota dan pariwisata pada Subak Teges. Dampak positif yang dirasakan yaitu dengan adanya pariwisata di daerah tersebut akes jalan dan penerangan menjadi lebih baik selain itu pariwisata berimbas pada pendapatan anggota rumah tangga petani yang bekerja di sektor pariwisata membantu pendapatan anggota rumah tangga petani yang mengakibatkan meningkatnya kesejahteraan anggota rumah tangga petani dan menekan terjadinya kesenjangan sosial pada petani terhadap pariwisata yang dapat menimbulkan konflik. Perbandingan pendapatan rumah tangga petani anggota Subak Teges, hal ini dapat dilihat melalui analisis uji t-test dengan nilai signifikansi 0,000. Jadi dapat dinyatakan bahwa nilai signifikansi ini sudah lebih kecil dari Alpha (α = 0,05). Jadi dapat disimpulkan hipotesis yang menyatakan bahwa pendapatan rumah tangga petani dari sektor pertanian dan sektor non pertanian terdapat perbedaan signifikan dapat diterima. Perbedaan ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pendapatan pertanian yang rata – rata hanya sebesar Rp 1.282.635 per bulan sedangkan rata – rata pendapatan sektor non-pertanian mencapai Rp 3.080.545 per bulan.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian mengenai dampak sosial ekonomi terhadap subak dan rumah tangga petani di daerah pariwisata, maka saran yang dapat

diberikan adalah bagi Subak Teges dan Pariwisata, pentingnya sinegritas antara sektor pertanian dan sektor pariwisata untuk menjalani kerjasama dalam mengenalkan subak sebagai destinasi pariwisata budaya sebagai modal pengembangan pariwisata dan terjaganya eksistensi subak di Bali dan saling bekerjasama menjaga kebersihan lingkungan subak. Bagi anggota rumah tangga petani untuk tetap menjaga dan mempertahankan lahan pertanian yang dimiliki untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga. Bagi petani, lebih memperhatikan pengembangan sektor pertanian meningkatakan hasil panen, serta menguasai informasi pasar sehingga dapat meningkatkan pendapatan yang lebih besar.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini yaitu kepada pengurus Subak Teges, anggota Subak Teges dan pelaku pariwisata yang berada di Subak Teges, serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga penelitian ini bermanfaat sebagaimana mestinya

Daftar Pustaka

Badan Penyuluhan Pertanian Daerah Ubud.

BPS Kabupaten Gianyar. 2018. Jumlah Kunjungan wisatawan https://bali.bps.go.id/statictable/2018/02/09/29/kunjungan-wisatawan-domestik-ke-bali-per-bulan-2004-2017.html. Di akses tanggal 20 januari 2019

Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta: Penerbit PT. Grasindo

KBBI. 2017. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online/Daring (Dalam Jaringan), https://kbbi.web.id/dampak

Latifa. 2017. Dampak Sosial Ekonomi Pembangunan Pariwisata Terhadap Kehidupan Masyarakat di Sekitar Air Mancur Taman Sri Baduga, Desa Negeri Kidul, Kabupaten Purwakarta. UMY Repository

Nurjaya, I Wayan. 2013. Daya Tarik dan Aktivitas Pariwisata yang Digemari Wisatawan Mancanegara di Kelurahan Ubud. Jurnal social dan Humantora, Vol. 3, No. 2, pp. 175-185.

Nggauk, Christin Debora. 2011. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Keberlanjutan Subak Embukan (Studi kasus: Desa Ababi, Kecamatan Abang,      Kabupaten      Karangasem.      Internet.      [Artikel_

online].http://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/51398/1/I11c dn.pdf. Diunduh pada 03 maret 2019.

Pitana, dan Setiawan. 2005. Revitalisasi Subak Dalam Memasuki Era Globalisasi. Yogyakarta: ANDI

Sugiyono. 2001. Metode Penelitian. Bandung: CV Alfa Beta.

Windia, Wayan. 2006. Transformasi Sistem Irigrasi Subak yang berlandaskan Konsep Tri Hita Karana. Denpasar. Pustaka Bali Post

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

835