Penyuluhan Pertanian Pada Era Kenormalan Baru di Kota Denpasar
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 11, No. 2, Desember 2022
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i02.p31
Penyuluhan Pertanian Pada Era Kenormalan Baru di Kota Denpasar
ANAK AGUNG AYU NGURAH RIKA WINDIARI, I DEWA PUTU OKA SUARDI*, I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80323
Email: [email protected] *[email protected]
Abstract
Agricultural Extension during New Normal Era in Denpasar
The study aimed at (1) the implementation of agricultural extension activities during the New Normal Era (2) the challenges faced by the agricultural extensionists (3) the efforts to solve the problems. The poor implementation includes the preparation, online monitoring, and evaluative reports caused by the uncertain conditions. The obstacles faced in administration, technical infrastructure, supporting facilities, farmer participation, and the IT skill of extensionists. A less good condition of solution was found yet identified as good enough for farmer participation. The data used are primary and secondary data, the methods implemented are questionnaires and interviews. The qualitative and quantitative were data analysis. The results of the study: (1) characteristics of Agricultural Extensionists in Denpasar, 16 persons, average age 53 years 38%, Bachelor 94%, balanced men and women, 50% is civil servant 63%, work experience on average 11 years 50%, the family dependents 48% on average. The characteristics of Subak Head, 12 people: average age 52 years 25%, junior high school graduated 33%,100% male, work experience on average 3 years 50%. (2) the implementation of agricultural extensionists in Denpasar according to PPL is classified as poor category, 56% of respondents. Subak Head counseling was carried out offline, by mobile phone, and by zoom meeting, it was not good, 67% respondents, the material was quite good, 75% respondents. (3) obstacles based on the research results are classified as poor, 56% respondents. (4) efforts to overcome obstacles to agricultural extensionists in the New Normal Era in Denpasar, 69% respondents were not good.
Keywords: agricultural, agricultural axtension, new normal era, counseling
Berdasarkan Laporan Tahunan (LAPTAH) Dinas Pertanian Kota Denpasar Tahun 2018 Luas Lahan di Kota Denpasar secara rinci adalah sebagai berikut
1.Denpasar Utara (lahan sawah 651 Ha,lahan pertanian bukan sawah 83 Ha,lahan bukan pertanian 2.408 Ha,jumlahnya 3.142 Ha) (lahan sawah 648 Ha,lahan pertanian bukan sawah 164 Ha, lahan bukan pertanian 1.419 Ha,jumlahnya 2.231 Ha), 3.Denpasar Selatan (lahan sawah 631 Ha,lahan pertanian bukan sawah 263 Ha,lahan bukan pertanian 4.105 Ha, jumlahnya 4.999 Ha), 4.Denpasar Barat (lahan sawah 240 Ha,lahan pertanian bukan sawah 0 Ha,lahan bukan pertanian 2.166 Ha, jumlah 2.406 Ha) (Wiraguna et al., 2019).
Jika kita lihat peranan sektor pertanian dalam perekonomian nasional sangat penting dan strategis. Hal ini terutama karena sektor pertanian masih memberikan lapangan pekerjaan bagi sebagian besar penduduk yang ada di pedesaan dan menyediakan bahan pangan bagi penduduk. Peranan lain dari sektor pertanian adalah menyediakan bahan mentah bagi industri dan menghasilkan devisa negara melalui ekspor non migas (Sadono, 2008).
Dengan lahirnya U.U Nomor 16 tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan mengatur tentang sistem penyuluhan pertanian dinyatakan pula pentingnya sumber daya manusia yang berkualitas, andal, serta berkemampuan manajerial, kewirausahaan, dan organisasi bisnis sehingga pelaku pembangunan pertanian, perikanan, dan kehutanan mampu membangun usaha dari hulu sampai dengan hilir yang berdaya saing tinggi. Slamet (2003). Hal ini hanya memungkinkan apabila program penyuluhan diwadahi oleh sistem kelembagaan penyuluhan yang jelas dan pelaksanaanya didukung oleh tenaga-tenaga yang kompeten di bidang penyuluhan (Suprayitno & Lokal, 2008). Menurut Sumardjo (2020),peran penyuluhan pertanian di era pandemi Covid-19 adalah: (1) mengedukasi masyarakat secara terus menerus untuk menerapkan hidup normal baru dalam aktivitas sosial mereka, dan (2) menumbuhkan kebiasaan masyarakat agar disiplin mematuhi protokol kesehatan. Pandemi Covid-19 telah memaksa seluruh komponen masyarakat untuk adaptif terhadap segala bentuk perubahan. Begitu pula hidup dengan kenormalan baru dapat saja menjadi model budaya baru pada masa mendatang (pascapandemi Covid-19) (Indraningsih & Septanti, 2020). Dalam situasi pandemi Covid 19 telah terjadi perubahan sosial dan ekonomi pada tata kehidupan warga masyarakat. Pada kasus Bali, gelombang merumahkan tenaga kerja dan juga pemutusan hubungan kerja dari perusahan-perusahan yang bergerak di bidang pariwisata semakin besar. Salah satu teknologi pertanian adaptif adalah pengelolaan urban farming atau pertanian perkotaan yang mampu memberikan multi-fungsi bagi warga masyarakat, pemerintah termasuk lingkungan alam sekitarnya (Sedana, 2020).
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam analisis ini sebagai berikut.
-
1. Bagaimana pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian pada era kenormalan baru?
-
2. Apa kendala yang dihadapi para penyuluh pada era kenormalan baru?
-
3. Upaya apa yang dilaksanakan para penyuluh untuk mengatasi masalah penyuluhan pada era kenormalan baru?
Tujuan penelitian dalam analisis ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut:
-
1. Menjelaskan pelaksanan kegiatan penyuluhan pada era kenormalan baru.
-
2. Menemukan kendala-kendala yang dihadapi para penyuluh pada era kenormalan baru.
-
3. Mencari upaya untuk mengatasi masalah penyuluh pada era kenormalan baru
Penelitian dilaksanakan pada Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) di empat kecamatan yang ada di Kota Denpasar yaitu.
-
1. Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Denpasar Utara
-
2. Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Denpasar Timur
-
3. Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Denpasar Selatan,
-
4. Kantor Balai Penyuluh Pertanian (BPP) Kecamatan Denpasar Barat
Penelitian akan dilakukan pada bulan Februari 2021 sampai bulan April 2021
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Data kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa.
Sumber data merupakan sumber dimana data dapat diperoleh. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer, yaitu data diperoleh langsung melalui wawancara kepada PPL di 4(empat) kecamatan di Kota Denpasar dan Kelian Subak (Pekaseh) yang mewakili petani . Sedangkan data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui arsip, data dan dokumen yang memiliki hubungan erat dengan permasalahan penelitian (Sondak, 2019).
-
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data. Tehnik wawancara digunakan untuk mengumpulkan data-data subyektif ,seperti opini,sikap dan perilaku,narasumber terkait dengan fenomena yang sedang diteliti (Febriansyah, 2017)
-
2. Dokumentasi
Teknik atau studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan arsip-arsip. Dalam penelitian kualitatif teknik pengumpulan data yang utama karena pembuktian hipotesisnya yang diajukan secara logis dan rasional melalui pendapat, teori, atau hukum-hukum, baik mendukung maupun menolak hipotesis tersebut (Iswara et al., 2013).
Populasi adalah suatu kesatuan individu atau subyek pada wilayah dan waktu dengan kualitas tertentu yang akan diamati/diteliti (Supardi, 1993).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh PPL di wilayah kerja di 4(empat) Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kota Denpasar, dengan jumlah PPL di masing-masing BPP adalah sebagai berikut BPP Denpasar Barat 3 orang, BPP Denpasar Utara 3 orang, BPP Denpasar Selatan 5 orang, BPP Denpasar Timur 5 orang, jumlah keseluruhan PPL 16 orang dan Kelian Subak (Pekaseh) mewakili petani dari masing-masing Kecamatan 3 orang ,dengan jumlah keseluruhan 12 orang, jadi jumlah keseluruhan PPL dan Kelian Subak 28 orang.
Variabel dalam penelitian ini yaitu Pelaksanaan penyuluhan pertanian di era kenormalan baru, kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian dan upaya yang dilaksanakan untuk mengatasi kendala tersebut.
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif .Metode penelitian kualitatif biasanya mencakup wawancara dan observasi, tetapi mungkin juga termasuk studi kasus, survei, dan analisis historis dan dokumen. Penelitian deskriptif yaitu studi untuk menemukan fakta dengan interprestasi yang tepat. Peneliti dapat melibatkan sebagai kombinasi data hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk membuat analisis (Nazir,2005) (Nurmalasari & Erdiantoro, 2020)
Tabel 1.
Distribusi Penyuluhan Pertanian di Kota Denpasar menurut Persepsi PPL
Interval Skor |
Kategori |
Frekuensi Responden | |
Orang |
Persen (%) | ||
15 - 26 |
Sangat Kurang Baik |
6 |
37,5 |
27 - 38 |
Kurang Baik |
9 |
56,25 |
39 - 50 |
Cukup Baik |
1 |
6,25 |
51 - 62 |
Baik |
0 |
0 |
63 - 75 |
Sangat Baik |
0 |
0 |
Jumlah |
16 |
100 |
Sumber: data primer diolah, 2021
Berdasarkan hasil penelitian ternyata penyelenggaraan penyuluhan pertanian pada Era kenormalan Baru di Kota Denpasar berlangsung kurang baik. dinyatakan oleh 56 % responden. Hal ini menunjukkan bahwa: persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan penyuluhan dimasa pandemi covid 19 belum diselenggarakan sebagaimana mestinya. Data ini dapat dilihat pada tabel 1 .
Pelaksanaan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh PPL, meliputi persiapan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi, serta pelaporan. Hasil yang diperoleh dari penelitian sebagai berikut:
-
a. Pelaksanaan penyuluhan oleh PPL dari segi persiapan
Berdasarkan hasil penelitian pelaksanaan penyuluhan dari segi persiapan, dari 16 orang responden PPL,15 orang menyatakan sangat kurang baik, (94%) dan 1 orang responden menyatakan kurang baik (6%). Hal ini menunjukkan bahwa Penyuluh sama sekali tidak ada persiapan atau perencanaan penyuluhan dalam suasana pandemi Covid-19.
-
b. Penyuluhan pertanian oleh PPL dari segi teknis pelaksanaan
Berdasarkan hasil penelitian penyuluhan pertanian dari segi tehnis pelaksanaannya yaitu daring seperti: google meet, zoom meeting atau video call dari 16 orang responden PPL 11 orang menyatakan kurang baik (69%), 4 orang menyatakan cukup baik (25%) dan 1 orang menyatakan sangat kurang baik (6%).Dari hasil tersebut menunjukkan dalam penyuluhannya masih belum banyak memakai daring,namun masih memakai tatap muka/luring dan belum menyesuaikan dengan kondisi pandemi Covid 19 .
-
c. Monitoring dan evaluasi yang dilakukan PPL
Hasil penelitian menunjukkan pelaksanaan monitoring dan evaluasi penyuluh dari 16 orang responden,9 orang menyatakan kurang baik, (56%),6 orang menyatakan sangat kurang baik (38%) dan 1 orang menyatakan cukup baik (65). Penyuluh kurang melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan yang dilakukan.
-
d. Pelaporan yang dilakukan oleh PPL
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluh dalam membuat pelaporan dari 16 orang responden 9 orang menyatakan sangat kurang baik (56 %), 5 orang menyatakan cukup baik (31%) dan 2 orang menyatakan kurang baik (13%), itu berarti penyuluh tidak memiliki kompetensi untuk membuat laporan sesuai ketentuan dari hasil kegiatannya .
Tabel 2.
Distribusi Kendala Penyuluhan Menurut Persepsi PPL
No |
Interval Capaian Skor |
Kategori |
Frekwensi Responden | |
Orang |
Persen (%) | |||
1 |
17 - 30.5 |
Sangat Kurang Baik |
0 |
0 |
2 |
30,6 – 44,1 |
Kurang Baik |
9 |
56,3 |
3 |
44,2 – 57,7 |
Cukup Baik |
5 |
31,3 |
4 |
57,8 – 71,3 |
Baik |
2 |
12,5 |
5 |
71,4 - 85 |
Sangat Baik |
0 |
0 |
Jumlah |
16 |
100 |
Sumber: data primer diolah, 2021
Berdasarkan hasil penelitian, kendala penyuluhan pertanian pada era kenormalan baru dalam kondisi kurang baik (56%) , hal ini menandakan bahwa masih banyak adanya kendala dalam melaksanakan penyuluhan pertanian. Data selangkapnya seperti terlihat pada tabel 2
Kendala tersebut terdiri dari: administrasi, teknik, Sarana dan prasarana, fasilitas pendukung,partisipasi petani dan juga pengetahuan tentang IT dapat diuraikan sebagai berikut.
-
a. Kendala administrasi
Berdasarkan hasil penelitian kendala yang dihadapi menyangkut adminitrasi dari 16 orang responden ,10 orang tergolong kurang baik (63% ),4 orang baik (25%) dan 1 orang masing-masing cukup baik dan sangat baik (6%).Dari yang tergolong kurang baik tersebut mereka tidak memiliki bukti fisik yang lengkap atau pendokumentasian tidak baik .
-
b. Kendala Teknis
Berdasarkan hasil penelitian terkait kendala teknis penyuluhan dari 16 orang responden 8 orang tergolong cukup baik (50%),5 orang kurang baik (31%), 2 orang sangat kurang baik (13%,dan 1 orang baik (6%). Penyuluh sudah menetapkan jadwal penyuluhan secara baik, mampu menggalang partisipasi petani untuk hadir,namun dalam penggunaan teknik belum menggunakan banyak teknik daring,masih dengan tatap muka (luring).
-
c. Kendala Sarana dan Prasarana
Dari hasil penelitian terkait dengan sarana dan prasarana dari 16 orang responden 12 orang tergolong kurang baik (75% ), 2 orang cukup baik(12,5%) dan 2 orang tergolong baik (12,5%) , kondisi itu menunjukkan penyuluh masih banyak mengalami kendala penyuluhan secara online karena keterbatasan perangkat, jaringan internet tidak bagus dan juga dana pendukung seperti quota internet terbatas.
-
d. Kendala Fasilitas Pendukung
Hasil penelitian menunjukkan kendala terkait Fasilitas pendukung dari 16 orang responden 8 orang tergolong kurang baik (50%),5 orang tergolong baik (31%), masing-masing 2 orang tergolong sangat kurang baik,cukup baik dan sangat baik ( 7%). Dari 50% tergolong kurang baik berarti masih ada kendala seperti jumlah Penyuluh aktif kurang memadai, belum ada dana transport untuk penyuluh.
-
e. Kendala Partisipasi Petani
Partisipasi petani dalam pelaksanaan penyuluhan dari 16 orang responden 7 orang tergolong cukup baik,(44%), 5 orang tergolong kurang baik (31%), dan 4 orang tergolong sangat kurang baik (25%). Kehadiran petani dalam penyuluhan sudah cukup baik,hal ini menunjukkan bahwa tidak ada kendala yang berarti terkait dengan kehadiran petani.
-
f. Kendala Pengetahuan tentang IT
Berdasakan hasil penelitian terkait pengetahuan Penyuluh tentang IT dari 16 orang responden 6 orang tergolong cukup baik, (38%),5 orang tergolong baik (31%), 3 orang kurang baik, masing –masing 1 orang sangat kurang baik dan sangat baik (6%). Berarti penyuluh mempunyai kemampuan IT yang cukup baik,karena pada era milenial mutlak diperlukan,terlebih lagi pada masa sesua harus dilakukan secara daring.
Tabel 3.
Distibusi Upaya mengatasi kendala dalam penyuluhan persepsi PPL | ||||
No |
Interval Capaian Skor |
Kategori |
Frekwensi Responden | |
Orang |
Persen (%) | |||
1 |
18 – 32.3 |
Sangat Kurang Baik |
5 |
31,25 |
2 |
32.4 – 46.7 |
Kurang Baik |
11 |
68,75 |
3 |
46.8 – 61.1 |
Cukup Baik |
0 |
0 |
4 |
61.2 – 75.5 |
Baik |
0 |
0 |
5 |
75.6 - 90 |
Sangat Baik |
0 |
0 |
Jumlah |
16 |
100 |
Sumber: data primer diolah, 2021
Berdasarkan penelitian,upaya mengatasi kendala pelaksanaan penyuluhan pertanian di Kota Denpasar kurang baik, (69%) responden, berarti walaupun penyuluh telah berupaya mengatasi kendala yang terjadi namun tidak maksimal. Data dilihat pada tabel 3. Upaya yang dilakukan penyuluh untuk mengatasi kendala-kendala itu dari segi: administrasi, teknis, sarana prasarana, fasilitas pendukung, partisipasi petani dan pengetahuan IT Penyuluh adalah sebagai berikut:
-
a. Upaya mengatasi kendala administrasi
Berdasarkan hasil penelitian upaya yang dalam hal persiapan administrasi tergolong kurang baik, pendapat 10 orang responden (63%), dan enam orang menyatakan sangat kurang baik (37%). Berarti penyuluh belum berhasil untuk mencarikan solusi dalam mendokumentasikan bukti fisik dengan baik serta mengadakan koordinasi dengan instansi terkait.
-
b. Upaya mengatasi kendala teknis
Dari hasil penelitian, upaya penanggulangan secara teknis dari 16 orang responden, 10 orang responden menyatakan upayanya kurang baik (63%), enam orang menyatakan sangat kurang baik (37%) berarti bahwa penyuluh belum berhasil untuk mengadakan pertemuan partisipatif dan dialogis atau interaktif.
-
c. Upaya mengatasi kendala sarana prasarana
Berdasarkan hasil penelitian upaya mengatasi kendala terkait sarana prasarana dari 16 orang responden, tujuh orang menyatakan upayanya kurang baik, (44% responden), lima orang menyatakan cukup baik (31%) dan 4 orang sangat kurang baik (25%). Berarti bahwa ketrampilan penyuluh dalam menggunakan teknik daring atau online belum bagus.
-
d. Upaya mengastasi kendala fasilitas pendukung
Dari hasil penelitian upaya mengatasi kendala fasilitas pendukung dari 16 orang responden 9 orang menyatakan upayanya kurang baik (56%), lima orang menyatakan sangat kurang baik (31%) dan 2 orang menyatakan cukup baik (13%). Berarti upaya yang dilakukan oleh Penyuluh untuk mengusulkan tambahan penyuluh belum dipenuhi.
-
e. Upaya mengatasi kendala partisipasi petani
Dari hasil penelitian terkait upaya mengatasi kendala partisipasi petani dari 16 orang responde,11 orang menyatakan upaya yang dilakukan kurang baik (69%),3 orang mentakan sangat kurang baik (19%),dan masing-masing 1 orang menyatakan cukup baik dan baik. Kondisi ini berarti penyuluh belum mampu menggugah hati keluarga petani atau anak petani (yang bisa IT) untuk membantu dalam penyuluhan yang bersifat daring.
-
f. Upaya mengatasi kendala pengetahuan IT penyuluh.
Hasil penelitian dalam upaya meningkatkan pengetahuan IT penyuluh dari 16 orang responden,8 orang 50% menyatakan upaya yang dilakukan tergolong kurang baik,5 orang (31%) menyatakan sangat kurang baik,dan 3 orang (19%) menyatakan cukup baik. Berarti bahwa penyuluh belum berhasil untuk dapat membangkitkan semangat para petani memcari informasi terbaru tentang pertanian di masa pandemi Covid 19 dari internet atau google.
-
3.4 Penyuluhan Pertanian pada Era Kenormalan Baru di Kota Denpasar Persepsi Kelian Subak (Pekaseh)
-
3.4.1 . Bentuk/teknik pelaksanaan penyuluhan pertanian di Kota Denpasar persepsi Kelian Subak (Pekaseh)
Tabel 4.
Distribusi Bentuk/Teknik Penyuluhan Persepsi Kelian Subak (Pekaseh)
No
Interval
Capaian Skor
Kategori
Frekwensi Responden
Orang
Persen (%)
1
6 – 10.7
Sangat Kurang Baik
0
0.00
2
10.8 – 15.5
Kurang Baik
8
66,67
3
10.6 – 20.3
Cukup Baik
4
33,33
4
20.4 – 25.1
Baik
0
0,00
5
25.2 - 30
Sangat Baik
0
0,00
Jumlah
12
100
Sumber: data primer diolah, 2021
-
Berdasarkan persepsi para Kelian Subak(Pekaseh), pelaksanaan penyuluhan pertanian di Kota Denpasar kurang baik dinyatakan oleh 67% responden. Bahwa penyuluhan masih lebih banyak dilakukan secara tatap muka (luring) daripada daring. Data selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.
Penyuluhan pertanian dilaksanakan dalam bentuk tatap muka: dengan perantara Hand phone, secara daring dengan berbagai aplikasiseperti:zoom meeting. Hasil yang diperoleh sebagai berikut:
-
a. Bentuk/teknik pelaksanaan penyuluhan tatap muka persepsi Kelian Subak (Pekaseh)
Berdasarkan hasil penelitian penyuluhan pertanian yang dilasanakan dalam bentuk tatap muka dari 12 orang responden, 7 orang (58%) menyatakan cukup baik,5 orang menyatakan baik (42%). Dari yang cukup baik itu menyatakan bahwa mereka memperoleh informasi atau pembinaan secara tatap muka seperti sebelum pandemi covid 19.
-
b. Bentuk/teknik pelaksanaan penyuluhan dengan hand phone (HP) persepsi Kelian Subak (Pekaseh)
Dari hasil penelitian penyuluhan pertanian dengan hand phone (HP), dari 12 orang responden, 6 orang (50%) menyatakan Cukup baik, dan 6 orang (50%) menyatakan kurang baik. Para Kelian Subak dapat mernggunakan Handphone sebagai sarana komunikasi dengan cukup baik yakni: melalui WA Group atau Video call.
-
c. Bentuk/teknik pelaksanaan penyuluhan secara daring/zoom meeting persepsi Kelian Subak
Dari hasil penelitian penyuluhan pertanian secara daring atau zoom meeting dari 12 orang responden,8 orang (67%) termasuk dalam kategori
sangat kurang baik, dan 4 orang (33%) dalam kondisi kurang baik. Mereka belum banyak menggunakan penyuluhan daring atau belum menggunakan platform google.
Berdasarkan hasil penelitian terkait dengan penyuluhan yang disampaikan kepada petani dalam materi pembibitan, pola tanam, dan pengendalian hama/penyakit dari 12 orang responden 9 orang (75%) tergolong cukup baik, 2 orang (17%) tergolong kurang baik dan 1 orang tergolong baik. Berarti materi pembinaan yang diberikan oleh penyuluh sesuai dengan kebutuhan Petani.
Simpulan dari penelitian yaitu menurut PPL, penyuluhan pertanian pada Era Kenormalan Baru di Kota Denpasar berlangsung kurang baik. Penyuluh belum menyesuaikan persiapannya dengan kondisi pandemi covid 19, belum banyak menerapkan teknik pelaksanaan daring,belum melakukan dengan baik dan pelaporannya pun belum dibuat secara berkala. Menurut Kelian Subak (Pekaseh),pelaksanaan penyuluhan pertanian juga kurang baik. Bentuk/teknik penyuluhan tatap muka dan melalui media handphone cukup baik, melalui media daring /zoom meeting tergolong sangat kurang baik. Menyangkut materi penyuluhan tergolong cukup baik. Pelaksanaan penyuluhan pertanian memiliki banyak kendala, terkait administrasi, teknis, kelengkapan sarana dan prasarana, fasilitas pendukung dan pengetahuan IT penyuluh tergolong kurang baik, sedangkan partisipasi petani mengikuti penyuluhan tergolong cukup baik. Upaya para PPL dalam mengatasi kendala penyuluhan pertanian dalam kondisi kurang baik, sudah melakukan upaya mengatasi kendala yang terjadi namun belum optimal, karena adanya keterbatasan kompetensi mereka melakukannya daring dan ada daerah yang jaringan internetnya kurang bagus
Saran dari peneliti adalah agar para PPL pada Era Kenormalan Baru ini mengadakan perbaikan dan penyesuaian segala sesuatu seperti: penyusunan persiapan, teknik penyuluhannya dibuat dan dilaksanakan secara benar sesuai dengan kondisi pandemi covid-19, termasuk monitoring dan evaluasi serta pelaporannya. Agar para PPL meningkatkan pendokumentasian bukti fisik meliputi:data perencanaan penyuluhan,keterampilan penyuluhan online menggunakan google meeting, zoom,dan yang lainnya , mengusulkan kepada Instansi terkait agar menambah sarana pendukung,kreatif mencari informasi terkini terkait pertanian, serta meningkatkan kemampuan IT dalam penyusunan laporan kegiatan. Agar para PPL mendokumentasikan kegiatan dalam bentuk hard dan soft copy, menciptakan pertemuan yang aktif, partisipatif dan dialogis dengan petani mau dan mampu
meningkatkan kompetensinya secara mandiri, kreatif dan inovatif dalam memberikan contoh pertanian alternatif yang tepat pada masa pandemi covid-19 atau pada Era Kenormalan Baru.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini yaitu PPL yang berada di BPP Kota Denpasar, Pekaseh di masing-masing kecamatan yang berada di Kota Denpasar sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca
Daftar Pustaka
Febriansyah, A. 2017. Tinjauan Atas Proses Penyusunan Laporan Keuangan Pada
Young Enterpreneur Academy Indonesia Bandung. Jurnal Riset Akuntansi, 8(2). https://doi.org/10.34010/jra.v8i2.525
Indraningsih, K. S., & Septanti, K. S. 2020. Penyuluhan Pertanian dalam Upaya Pemberdayaan Petani Pada Era Pandemi Covid-19. Pusat Sosial Ekonomi Dan Kebijakan Pertanian, Kementan 2020, 613–633.
Iswara, P. P., Latifah, D., & Budiwati, D. S. 2013. Di Tk Sekolah Alam Bandung. 1(3).
Nurmalasari, Y., & Erdiantoro, R. 2020. Perencanaan Dan Keputusan Karier:
Konsep Krusial Dalam Layanan BK Karier. Quanta, 4(1), 44–51.
https://doi.org/10.22460/q.v1i1p1-10.497
Sadono, D. 2008. Pemberdayaan Petani: Paradigma Baru Penyuluhan Pertanian di
Indonesia. Jurnal Penyuluhan, 4(1).
https://doi.org/10.25015/penyuluhan.v4i1.2170
Sedana, G. 2020. Urban Farming sebagai Pertanian Alternatif dalam Mengatasi
Masalah Ekonomi pada Masa dan Pasca Pandemi Covid-19. Seminar Nasional, 1–6.
Sondak, S. H. 2019. No Title. Faktor-Faktor Loyalitas Pegawai Di Dinas
Pendidikan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, 7, 671–680.
Supardi, S. 1993. Finit Dan Infinit. Unisia, 13(17), 100–108.
Suprayitno, A. R., & Lokal, P. M. 2008. Urnal enyuluhan. 4(2), 2–5.
Wiraguna, I. G. A. A., Sueca, N. P., & Adhika, I. M. 2019. Pengendalian Alih Fungsi
Lahan Sawah Sebagai Upaya Pemenuhan Ruang Terbuka Hijau Kota (RTHK) di Kota Denpasar. Space, 6(1), 85–98.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
815
Discussion and feedback