Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809          Vol. 11, No. 1, Juli 2022

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i01.p43

Kinerja Finansial Usaha Distribusi Sayur

(Studi Kasus: Wijaya Vegetables di Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Provinsi Bali)

I PUTU YUDHI ARTA WIJAYAKUSUMA, I MADE ANTARA*, NI WAYAN SRI SUTARI

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Jl. PB Sudirman Denpasar 80232

Email: yudhiartawijaya@gmail.com *antara_unud@yahoo.com

Abstract

Financial Performance Of Vegetable Distribution Business (Case Study: Wijaya Vegetables In Baturiti District, Tabanan Regency, Bali Province)

One of the current problems in the agricultural sector is unjust trade caused by long supply chains. Wijaya Vegetables has succeeded in innovating to shorten the market chain so that its business model and financial analysis are important to be understood. Wijaya Vegetables is a sociopreneurship that distributes fresh vegetables directly from farmers in Baturiti District, Tabanan Regency, Bali Province. Financially, Wijaya Vegetables has a relatively increased profit. Asset composition which is dominated by current assets shows good business activity. The R/C ratio value of 1.28 indicates that the business is financially viable, and the average monthly profit margin of 40% indicates that the business has healthy growth. The allocation of profits used for social aspects should be reconsidered considering the amount is quite large. Utilization of debt should also be maximized. Further research that discusses the social aspects and business model of Wijaya Vegetables is important to do.

Keywords: distribution, finance, entrepreneurship, food, business

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1   Latar belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki peluang besar untuk menjadi negara mandiri dan berdaulat di bidang pangan yang seharusnya juga menjadikan petani sebagai subjek didalamnya. Sektor pertanian menjadi salah satu faktor pendukung untuk menciptakan negara yang unggul, inspiratif dan mampu bersaing di dunia internasional. Menurut teori Malthus dalam Winsdel (2015) yang jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap persediaan bahan makanan menurut deret hitung. Selama periode 2012-2016 kontribusi sektor pertanian terhadap PDB (Produk Domestik

Bruto) cenderung bertahan pada angka 13% (Direktorat Jendral Perkebunan, 2016). Subsektor dengan rata-rata kontribusi terbesar dari tahun 2012 hingga 2006 adalah tanaman pangan yaitu sebesar 3,43% dan perikanan dengan 2,35% (Badan Pusat Statistik dalam Fajar Muhammad, 2018).

Namun, permasalahan mendasar yang sering terjadi adalah tenaga kerja pertanian yang semakin berkurang yang dipengaruhi oleh “ un fair trade” sistem sehingga hal ini berpengaruh terhadap distribusi produk pertanian yang mengalami rantai pasar panjang sehingga hal ini menyebabkan menurunnya ruah tangga pertanian di Indonesia. Angka hasil pencacahan lengkap sensus pertanian 2013 pada jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Bali khususnya di Kabupaten Tabanan mengalami penurunan sebanyak 7.203 rumah tangga. Penurunan dari 70.784 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 63.580 rumah tangga pada tahun 2013 atau menurun sebesar 10,18% selama 10 tahun (Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2013).

Sementara, dalam sumber daya manusia hal ini akan berdampak terhadap tingkat pendidikan yang mengarah pada pengetahuan para petani dalam pendistribusian hasil panennya. Salah satu contohnya adalah panjangnya rantai pasok dalam pemasaran produk hortikultura seperti paprika di Kecamatan Baturiti yang meliputi petani pengumpul suplayer konsumen (Dewi, et al., 2016). Sebenarnya untuk menyasar konsumen akhir rantai pasar tersebut dapat dipotong menjadi petani -marketer - konsumen akhir.

Hal ini menunjukan bahwa Indonesia sebagai negara agraris seakan-akan hanya sebutan belaka yang tidak berarti, apabila hal ini terus berlanjut. Penggabungan aspek sosial dan aspek bisnis di bidang pertanian mampu menjadi jawaban dari problematika urbanisasi yang mengarah pada mengurangnya tenaga kerja dan meningkatnya konversi lahan sektor pertanian di Indonesia. Sehingga kajian dan pengembangan “Kinerja Finansial Usaha Distribusi Sayur (Studi Kasus: Wijaya Vegetables di Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Provinsi Bali)” penting dilakukan.

  • 1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam analisis sebagai berikut:

  • 1.    Bagaimana model usaha Wijaya Vegetables?

  • 2.    Bagaimana kinerja finansial usaha distribusi sayur pada Wijaya Vegetables?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:

  • 1.    Mengetahui model usaha Wijaya Vegetables.

  • 2.    Menganalisis kinerja finansial usaha distribusi sayur pada Wijaya Vegetables.

  • 1.4    Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: (1) Masyarakat diharapkan mampu mengubah persepsi masyarakat, menjadi petani tidaklah buruk; (2) pemerintah sebagai bahan pedoman dalam penyusunan setiap kebijakan khususnya dibidang pertanian; (3) penulis dapat dijadikan refrensi dalam pembuatan dan pengembangan karya serupa.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1   Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive sample (Sugiyono, 2013). yaitu di Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu dari bulan Januari 2021 sampai dengan Maret 2021.

  • 2.2    Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, data kuantitatif berupa data laporan laba rugi dan neraca perusahaan untuk mengihitung profit margin dan R/C ratio usaha Wijaya Vegetables yang meliputi data penjualan, biaya operasional dan harga pokok penjualan dan data kualitatif dalam penelitian ini berupa gambaran umum berupa model usaha Wijaya Vegetables. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa wawancara mendalam kepada pemilik usaha.

  • 2.3    Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam memperoleh data dalam penelitian ini adalah wawancara kepada pemilik usaha melalui wawancara medalam dan studi pustaka.

  • 2.4    Responden Penelitian

Responden dalam penelitan ini adalah pemilik sekaligus pengelola usaha Wijaya Vegetables. Responden dalam penelitian ini dapat memeberikan beberapa informasi terkait model usaha hingga data terkait fluktuasi harga yang diambil ditingkat petani dan ditawarkan ditingkat konsumen. Data- data terkait laporan laba rugi dan neraca didapat pada pemilik usaha, sebagai salah satu acuan data pada penelitian ini.

  • 2.5    Variabel dan Metode Analisis Data

Variabel yang digunakan dalam penelitian Variabel dan pengukuran dalam penelitian ini yaitu model usaha yang mencakup arus uang dan arus barang dan mengenai kinerja finansial pada usaha distribusi sayuran yang meliputi laporan laba rugi, neraca, R/C ratio dan profit margin.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1   Model Usaha Wijaya Vegetables

Kewirausahaan sosial adalah usaha yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (healthcare) (Cukier, 2011). Wijaya Vegetables adalah sebuah wadah kewirausahaan sosial (sosio entrepreneurship) milenial yang bergerak dibidang pertanian denga model usaha sebagai lembaga yang memotong rantai barang. Usaha ini berperan sebagai distributor antara petani dan konsumen langsung. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Wiguna (2013) bahwa socio entrepreneurship tidak mengukur performa. Proses yang dinilai adalah seberapa banyak kontribusi yang diberikan sebagai upaya peningkatan aspek sosial.

Gambar 1.

Model Usaha Wijaya Vegetables

Dalam hal arus keuangan, Wijaya Vegetables berusaha menggunakan kemampuan kewirausahaan untuk melakukan perubahan sosial. Laba usaha Wijaya Vegetables tidak diprioritaskan untuk kepentingan bisnis saja, namun dibagi untuk tiga aspek. Sejumlah 45% disisihkan untuk tiga orang sumber daya manajemen dengan perhitungan 15% per orang. Kemudian 30% laba disisihkan untuk kepentingan program-program sosial yang telah dirancang. Terakhir sejumlah 25% laba akan digunakan kembali untuk kepentingan ekspansi bisnis Wijaya Vegetables. Wijaya Vegetables memiliki unit bisnis utama dan rencana ekspansi unit bisnis secara terintegrasi. Unit bisnis utama Wijaya Vegetables adalah pendistribusian sayur segar yang berasal dari Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.

  • 3.2     Kinerja Finansial Usaha Wijaya Vegetables

    3.2.1   Laporan laba rugi

Tabel 1.

Laporan Laba Rugi Wijaya Vegetables Periode Januari - Desember 2020

Perkiraan

Januari

Februari

Maret

April

Mei

Juni

Juli

Agustus

September

Oktober

November

Desember

Penjualan

Penjualan Sayur

15,500,000

16,250,000

17,000,000

17,625,000

18,750,000

19,000,000

19,500,000

20,000,000

20,500,000

21,000,000

22,299,999

23,000,000

Penjualan Daging

16,500,000

16,000,000

16,750,000

17,700,000

17,000,000

17,500,000

18,000,000

19,000,000

19,500,000

19,500,000

18,000,000

18,700,000

Penjualan buah

14,000,000

13,000,000

15,000,000

16,800,000

17,000,000

16,500,000

17,000,000

17,500,000

18,000,000

18,000,000

19,400,000

18,100,000

Total Penjualan

46,000,000

45,250,000

48,750,000

52,125,000

52,750,000

53,000,000

54,500,000

56,500,000

58,000,000

58,500,000

59,699,999

59,800,000

Harga Pokok Penjualan HPP Pembelian Sayur

9,500,000

12,000,000

9,000,000

9,000,000

9,500,000

9,000,000

10,000,000

9,500,000

10,000,000

9,000,000

9,500,000

9,000,000

HPP Pembelian Daging

12,000,000

10,000,000

10,000,000

10,000,000

10,000,000

11,000,000

11,000,000

12,000,000

10,000,000

10,000,000

10,000,000

11,000,000

HPP Pembelian Buah

10,000,000

9,000,000

9,000,000

8,500,000

8,250,000

10,000,000

9,500,000

10,000,000

9,000,000

10,100,000

10,000,000

8,000,000

Total HPP

31,500,000

31,000,000

28,000,000

27,500,000

27,750,000

30,000,000

30,500,000

31,500,000

29,000,000

29,100,000

29,500,000

28,000,000

Laba setelah HPP

14,500,000

14,250,000

20,750,000

24,625,000

25,000,000

23,000,000

24,000,000

25,000,000

29,000,000

29,400,000

30,199,999

31,800,000

Biaya Operasional Beban Gaji

5,600,000

5,600,000

5,600,000

5,600,000

5,600,000

5,600,000

5,600,000

5,600,000

5,600,000

5,600,000

5,600,000

5,600,000

Beban Listrik

1,800,000

1,800,000

1,800,000

1,800,000

1,800,000

1,800,000

1,800,000

1,800,000

1,800,000

1,800,000

1,800,000

1,800,000

Beban Air

800,000

800,000

800,000

800,000

800,000

800,000

800,000

800,000

800,000

800,000

800,000

800,000

Biaya Telfon

300,000

300,000

300,000

300,000

300,000

300,000

300,000

300,000

300,000

300,000

300,000

300,000

Beban Akum. Penyusutan Inventaris Toko

104,166

104,166

104,166

104,166

104,166

104,166

104,166

104,166

104,166

104,166

104,166

104,166

Biaya Sewa

3,000,000

3,000,000

3,000,000

3,000,000

3,000,000

3,000,000

3,000,000

3,000,000

3,000,000

3,000,000

3,000,000

3,000,000

Biaya Kendaraan

900,000

900,000

900,000

900,000

900,000

900,000

900,000

900,000

900,000

900,000

900,000

900,000

Total Biaya Operasional

12,504,166

12,504,166

12,504,166

12,504,166

12,504,166

12,504,166

12,504,166

12,504,166

12,504,166

12,504,166

12,504,166

12,504,166

Laba Rugi Setelah Operasi

1,995,834

1,745,834

8,245,834

12,120,834

12,495,834

10,495,834

11,495,834

12,495,834

16,495,834

16,895,834

17,695,833

19,295,834

Pendapatan Lain-lain

10,000,000

10,000,000

10,000,000

10,000,000

10,000,000

10,000,000

10,000,000

10,000,000

10,000,000

10,000,000

10,000,000

10,000,000

Biaya Lain Lain

5,000

5,000

5,000

5,000

5,000

5,000

5,000

5,000

5,000

5,000

5,000

5,000

Total Pendapatan- Biaya lain lain

9,995,000

9,995,000

9,995,000

9,995,000

9,995,000

9,995,000

9,995,000

9,995,000

9,995,000

9,995,000

9,995,000

9,995,000

Laba Rugi Sebelum Pajak

11,990,834

11,740,834

18,240,834

22,115,834

22,490,834

20,490,834

21,490,834

22,490,834

26,490,834

26,890,834

27,690,833

29,290,834

Laporan keuangan merupakan daftar untuk mengetahui jumlah kekayaan perusahaan pada periode tertentu, dalam bentuk neraca dan laporan laba rugi (Fahmi, 2005). Berdasarkan hasil analisis, perbandingan laporan laba rugi Wijaya Vegetables dinyatakan dalam bentuk laporan per tahun, dengan pertumbuhan laba rata-rata per semester sebesar Rp 7.879.169,00 dari semester pertama ( Januari hingga Juni 2020) yang hanya Rp. 17.845.001,00 meningkat mencapai Rp 25.724.167,00. Peningkatan terjadi karena penjualan sayur dan adanya pengembangan produk berupa buah dan daging yang relatif bertambah setiap bulannya dan ditambah dengan adanya pandemi COVID-19 yang menyebabkan sebagaian besar pasar tradisional tutup di masa ini, sehingga terjadi peralihan prilaku masyarakat yang mulai belanja secara online dan hal tersebut dapat dilihat mulai pada bulan maret pada laporan laba rugi. Penjualan sayur mulai meningkat dari Rp 17.000.000,- hingga mencapai angka Rp 23.000.000,- di bulan Desember.

  • 3.2.2    Neraca

Weygdant (2007) mendefinisikan neraca adalah yang sistematis tentang aktiva (asset), utang (liabilities) dan modal sendiri (owner’s equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Secara garis besar usaha Wijaya vegetables bertumbuh. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah passiva khususnya pada modal usaha yang meningkat walau hanya sebesar 1,3%. Komposisi aset yang didominasi oleh aset lancar menunjukkan aktivitas bisnis yang baik dan lancar. Jumlah utang yang tetap menunjukkan manajemen utang kurang baik, sebab peningkatan jumlah modal hanya berasal dari aktiva (aset) padahal seharusnya pihak manajemen bisa memaksimalkan potensi hutang untuk peningkatan produktivitas ada (perusahaan masih bermain di zona aman).

  • 3.2.3    R/C ratio

Tabel 2.

Nilai R/C Ratio Wijaya Vegetables bulan Januari-Desember 2020

No

Bulan

Total Penjualan

Total Harga Pokok Penjualan Total

Biaya Operasional

B/C Ratio

1

Januari

46,000,000

31,500,000

12,504,566

1.05

2

Februari

45,250,000

31,000,000

12,504,566

1.04

3

Maret

48,750,000

28,000,000

12,504,566

1.20

4

April

52,125,000

27,500,000

12,504,566

1.30

5

Mei

52,750,000

27,750,000

12,504,566

1.31

6

Juni

53,000,000

30,000,000

12,504,566

1.25

7

Juli

54,500,000

30,500,000

12,504,566

1.27

8

Agustus

56,500,000

31,500,000

12,504,566

1.28

9

September

58,000,000

29,000,000

12,504,566

1.40

10

Oktober

58,500,000

29,100,000

12,504,566

1.41

11

November

59,699,999

29,500,000

12,504,566

1.42

12

Desember

59,800,000

28,000,000

12,504,566

1.48

Berdasarkan hasil penelitian yang tertera pada tabel terlihat bahwa R/C ratio yang dimiliki Wijaya Vegetables rata rata sebesar 1,28 setiap bulannya. Nilai R/C ratio dengan rata rata 1,28 menunjukan bahwa setiap pengeluaran sebesar Rp 1 akan memberikan keuntungan sebesar Rp1,28. Analisis R/C ratio dilakukan dengan model dinamis, yaitu analisis dengan perbandingan data keuangan untuk periode dua periode atau lebih, terlihat bahwa rata rata nilai R/C ratio usaha Wijaya Vegetables lebih besar dari satu sehingga dinyatakan layak secara finansial.

  • 3.2.4    Profit margin

Tabel 3.

Nilai Profit Margin Wijaya Vegetabless bulan Januari hingga Desember 2020

No

Bulan

Laba Rugi Sebelum Pajak

Total penjualan

Profit Margin

1

Januari

11,990,834

46,000,000

26%

2

Februari

11,740,834

45,250,000

26%

3

Maret

18,240,834

48,750,000

37%

4

April

22,115,834

52,125,000

42%

5

Mei

22,490,834

52,750,000

43%

6

Juni

20,490,834

53,000,000

39%

7

Juli

21,490,834

54,500,000

39%

8

Agustus

22,490,834

56,500,000

40%

9

September

26,490,834

58,000,000

46%

10

Oktober

26,890,834

58,500,000

46%

11

November

27,690,833

59,699,999

46%

12

Desember

29,290,834

59,800,000

49%

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3.3 terlihat bahwa nilai profit margin dari usaha Wijaya Vegetables rata-rata bernilai 40% setiap bulannya. Profit margin juga bertumbuh setiap bulannya yang dipengaruhi laba usaha yang juga relatif meningkat seperti pada bulan Januari sebesar Rp 11.990.834 hingga mencapai Rp 29.290.834,- di bulan Desember 2020 walaupun sempat terjadi penurunan sebesar Rp 250.000,- dari bulan Januari menuju Februari dan bulan Juni menuju Juli, tetapi laba usaha tetap relatif meningkat yang berbanding lurus terhadap nilai profit margin usaha, sehingga usaha dapat dikatakan sehat. Peningkatan profit yang cukup signifikan

terlihat pada bulan Februari menuju Maret dengan peningkatan sebesar 11% dari 26% di bulan Februari hingga mencapai angka 37% di bulan Maret. Peningkatan yang cukup signifikan disebabkan karena adanya peralihan konsumen yang dulunya menggunakan sistem pembelian offline lalu berubah menjadi online karena adanya pandemi Covid-19.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1    Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Kinerja Finansial Usaha Distribusi Sayur (Studi Kasus : Wijaya Vegetables di Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan), maka dapat ditarik simpulan bahwa model bisnis Wijaya Vegetables adalah pendistribusian sayuran segar yang berasal dari petani di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali dengan konsep sociopreneurship. Wijaya Vegetables menggunakan kemampuan usahatani untuk perubahan sosial. Keuntungan Wijaya Vegetables dibagi untuk tiga komponen yaitu 25% ekspansi usaha, 30% program sosial dan 15% x 3 (45%) untuk tiga orang SDM manajemen. 2. Kinerja finansial, hasil analisis Wijaya Vegetables dengan model dinamis memiliki laba yang relatif meningkat. Komposisi aset yang didominasi oleh aset lancar menunjukan aktivitas bisnis yang baik. Sementara R/C ratio dengan nilai 1,28 menunjukan usaha layak secara finansial dengan profit margin rata rata perbulan sebesar 40% terlihat bahwa usaha memiliki pertumbuhan yang sehat.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian ini, maka beberapa saran yang dapat penulis sampaikan yaitu pada model bisnis usaha, sebaiknya lebih ditekankan pada kepentingan manajemen dan ekspansi usaha, sementara itu yang digunakan untuk aspek sosial sebaiknya di pertimbangkan kembali karena mengingat jumlahnya yang mungkin cukup besar apabila dibandingkan dengan ekspansi usaha. Kinerja finansial memiliki konsentrasi pada peningkatan keuntungan dari usaha mengingat nilai R/C ratio yang masih cukup kecil yang memiliki nilai hanya 1,28. Pemanfaatan hutang juga sebaiknya dimaksimalkan untuk pengembangan usaha agar tidak tetap berada di zona aman mengingat nilai hutang yang relatif tetap setiap bulannya. Penelitian yang membahas tentang aspek sosial dan model bisnis usaha Wijaya Vegetables penting untuk dilakukan dan dikaji kembali agar pembaca mendapat informasi mendalam terkait hal tersebut dan akademisi maupun para pelaku usaha bisa melakukan hal serupa berupa kontribusi terhadap kehidupan sosial.

  • 5.    Ucapan Terimakasih

Ucapan terimakasih ini ditujukan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2013. Angka Sementara Hasil Sensus Pertanian 2013. 24 halaman. Nomor halaman11, http://st2013.bps.go.id/st2013esya/booklet/st5100.pdf,     diunduh tanggal

11 Juni 2018. Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.

Cukier, Wendy, Susan Trenholm, dan Dale Carl, 2011, Social Entrepreneurship: A Content      Analysis, Journal of Strategic Innovation and

Sustainability

Dewi. 2016. Dampak Sosial Ekonomi Alih Fungsi Lahan Pertanian Bagi Anggota Subak Kerdung Di Kota Denpasar, Jurnal Manajemen Agribisnis, ISSN: 2355-0759, Vol. 4, No. 2, Oktober 2016.

Direktorat Jendral Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia 2015-2017. 90 halaman.         Nomor         halaman         3.         Tersedia:

http://ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/statistik/2017/Kopi -2015-2017.pdf, diunduh tanggal 21 Juni 2018.

Fahmi. 2011. Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Dalam Penilaian Kinerja Keuangan Pt. Budi Satria Wahana Motor Riswan. NASPA Journal 42 (4): 1.

Fajar. 2016 . Kinerja Sektor Pertanian Indonesia. Nomor halaman 3. Tersedia: https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Fajar5/publication/322298 271_KINERJA_SEKTOR_PERTANIAN_INDONESIA_PERIODE_2012-2016/links/5a51a1a1aca2725638c598f1/KINERJA-SEKTOR-PERTANIAN-INDONESIA-PERIODE-2012-2016.pdf?origin=publication_detail diunduh tanggal 21 Juni 2018

Sugiyono. 2013.Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori Dan Terapannya Dalam Penelitian. Journal of Chemical Information and Modeling 53 (9): 1689–99.

Winsdel, Karen, Dinly Pieris, and Universitas Airlangga. 2015.Ketahanan Dan Krisis Pangan Dalam Perspektif Malthus , Depedensi Dan Gender ( Women in Development ). Jurnal Hubungan Internasional VIII (1): 1–13.

Weygdant. 2007. Accounting Principles. Yogyakarta: Karya Salemba Empat.

Wiguna. 2013. Social Entrepreneurship dan Sosio Entrepreneurship: Tinjauan dari Perspektif Ekonomi dan Sosial. Jurnal Ilmiah Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya-Malang.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

473