Kinerja Finansial Usaha Distribusi Sayur (Studi Kasus: Wijaya Vegetables di Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Provinsi Bali)
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 11, No. 1, Juli 2022
DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i01.p43
Kinerja Finansial Usaha Distribusi Sayur
(Studi Kasus: Wijaya Vegetables di Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Provinsi Bali)
I PUTU YUDHI ARTA WIJAYAKUSUMA, I MADE ANTARA*, NI WAYAN SRI SUTARI
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Jl. PB Sudirman Denpasar 80232
Email: yudhiartawijaya@gmail.com *antara_unud@yahoo.com
Abstract
Financial Performance Of Vegetable Distribution Business (Case Study: Wijaya Vegetables In Baturiti District, Tabanan Regency, Bali Province)
One of the current problems in the agricultural sector is unjust trade caused by long supply chains. Wijaya Vegetables has succeeded in innovating to shorten the market chain so that its business model and financial analysis are important to be understood. Wijaya Vegetables is a sociopreneurship that distributes fresh vegetables directly from farmers in Baturiti District, Tabanan Regency, Bali Province. Financially, Wijaya Vegetables has a relatively increased profit. Asset composition which is dominated by current assets shows good business activity. The R/C ratio value of 1.28 indicates that the business is financially viable, and the average monthly profit margin of 40% indicates that the business has healthy growth. The allocation of profits used for social aspects should be reconsidered considering the amount is quite large. Utilization of debt should also be maximized. Further research that discusses the social aspects and business model of Wijaya Vegetables is important to do.
Keywords: distribution, finance, entrepreneurship, food, business
Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki peluang besar untuk menjadi negara mandiri dan berdaulat di bidang pangan yang seharusnya juga menjadikan petani sebagai subjek didalamnya. Sektor pertanian menjadi salah satu faktor pendukung untuk menciptakan negara yang unggul, inspiratif dan mampu bersaing di dunia internasional. Menurut teori Malthus dalam Winsdel (2015) yang jelas menekankan tentang pentingnya keseimbangan pertambahan jumlah penduduk menurut deret ukur terhadap persediaan bahan makanan menurut deret hitung. Selama periode 2012-2016 kontribusi sektor pertanian terhadap PDB (Produk Domestik
Bruto) cenderung bertahan pada angka 13% (Direktorat Jendral Perkebunan, 2016). Subsektor dengan rata-rata kontribusi terbesar dari tahun 2012 hingga 2006 adalah tanaman pangan yaitu sebesar 3,43% dan perikanan dengan 2,35% (Badan Pusat Statistik dalam Fajar Muhammad, 2018).
Namun, permasalahan mendasar yang sering terjadi adalah tenaga kerja pertanian yang semakin berkurang yang dipengaruhi oleh “ un fair trade” sistem sehingga hal ini berpengaruh terhadap distribusi produk pertanian yang mengalami rantai pasar panjang sehingga hal ini menyebabkan menurunnya ruah tangga pertanian di Indonesia. Angka hasil pencacahan lengkap sensus pertanian 2013 pada jumlah rumah tangga usaha pertanian di Provinsi Bali khususnya di Kabupaten Tabanan mengalami penurunan sebanyak 7.203 rumah tangga. Penurunan dari 70.784 rumah tangga pada tahun 2003 menjadi 63.580 rumah tangga pada tahun 2013 atau menurun sebesar 10,18% selama 10 tahun (Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, 2013).
Sementara, dalam sumber daya manusia hal ini akan berdampak terhadap tingkat pendidikan yang mengarah pada pengetahuan para petani dalam pendistribusian hasil panennya. Salah satu contohnya adalah panjangnya rantai pasok dalam pemasaran produk hortikultura seperti paprika di Kecamatan Baturiti yang meliputi petani pengumpul suplayer konsumen (Dewi, et al., 2016). Sebenarnya untuk menyasar konsumen akhir rantai pasar tersebut dapat dipotong menjadi petani -marketer - konsumen akhir.
Hal ini menunjukan bahwa Indonesia sebagai negara agraris seakan-akan hanya sebutan belaka yang tidak berarti, apabila hal ini terus berlanjut. Penggabungan aspek sosial dan aspek bisnis di bidang pertanian mampu menjadi jawaban dari problematika urbanisasi yang mengarah pada mengurangnya tenaga kerja dan meningkatnya konversi lahan sektor pertanian di Indonesia. Sehingga kajian dan pengembangan “Kinerja Finansial Usaha Distribusi Sayur (Studi Kasus: Wijaya Vegetables di Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Provinsi Bali)” penting dilakukan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam analisis sebagai berikut:
-
1. Bagaimana model usaha Wijaya Vegetables?
-
2. Bagaimana kinerja finansial usaha distribusi sayur pada Wijaya Vegetables?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
-
1. Mengetahui model usaha Wijaya Vegetables.
-
2. Menganalisis kinerja finansial usaha distribusi sayur pada Wijaya Vegetables.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi: (1) Masyarakat diharapkan mampu mengubah persepsi masyarakat, menjadi petani tidaklah buruk; (2) pemerintah sebagai bahan pedoman dalam penyusunan setiap kebijakan khususnya dibidang pertanian; (3) penulis dapat dijadikan refrensi dalam pembuatan dan pengembangan karya serupa.
Lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja atau purposive sample (Sugiyono, 2013). yaitu di Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan yaitu dari bulan Januari 2021 sampai dengan Maret 2021.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, data kuantitatif berupa data laporan laba rugi dan neraca perusahaan untuk mengihitung profit margin dan R/C ratio usaha Wijaya Vegetables yang meliputi data penjualan, biaya operasional dan harga pokok penjualan dan data kualitatif dalam penelitian ini berupa gambaran umum berupa model usaha Wijaya Vegetables. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer berupa wawancara mendalam kepada pemilik usaha.
Metode yang digunakan dalam memperoleh data dalam penelitian ini adalah wawancara kepada pemilik usaha melalui wawancara medalam dan studi pustaka.
Responden dalam penelitan ini adalah pemilik sekaligus pengelola usaha Wijaya Vegetables. Responden dalam penelitian ini dapat memeberikan beberapa informasi terkait model usaha hingga data terkait fluktuasi harga yang diambil ditingkat petani dan ditawarkan ditingkat konsumen. Data- data terkait laporan laba rugi dan neraca didapat pada pemilik usaha, sebagai salah satu acuan data pada penelitian ini.
Variabel yang digunakan dalam penelitian Variabel dan pengukuran dalam penelitian ini yaitu model usaha yang mencakup arus uang dan arus barang dan mengenai kinerja finansial pada usaha distribusi sayuran yang meliputi laporan laba rugi, neraca, R/C ratio dan profit margin.
Kewirausahaan sosial adalah usaha yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk melakukan perubahan sosial (social change), terutama meliputi bidang kesejahteraan (welfare), pendidikan dan kesehatan (healthcare) (Cukier, 2011). Wijaya Vegetables adalah sebuah wadah kewirausahaan sosial (sosio entrepreneurship) milenial yang bergerak dibidang pertanian denga model usaha sebagai lembaga yang memotong rantai barang. Usaha ini berperan sebagai distributor antara petani dan konsumen langsung. Hal tersebut sesuai dengan yang dikemukakan Wiguna (2013) bahwa socio entrepreneurship tidak mengukur performa. Proses yang dinilai adalah seberapa banyak kontribusi yang diberikan sebagai upaya peningkatan aspek sosial.
Gambar 1.
Model Usaha Wijaya Vegetables
Dalam hal arus keuangan, Wijaya Vegetables berusaha menggunakan kemampuan kewirausahaan untuk melakukan perubahan sosial. Laba usaha Wijaya Vegetables tidak diprioritaskan untuk kepentingan bisnis saja, namun dibagi untuk tiga aspek. Sejumlah 45% disisihkan untuk tiga orang sumber daya manajemen dengan perhitungan 15% per orang. Kemudian 30% laba disisihkan untuk kepentingan program-program sosial yang telah dirancang. Terakhir sejumlah 25% laba akan digunakan kembali untuk kepentingan ekspansi bisnis Wijaya Vegetables. Wijaya Vegetables memiliki unit bisnis utama dan rencana ekspansi unit bisnis secara terintegrasi. Unit bisnis utama Wijaya Vegetables adalah pendistribusian sayur segar yang berasal dari Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan.
Tabel 1.
Laporan Laba Rugi Wijaya Vegetables Periode Januari - Desember 2020
Perkiraan |
Januari |
Februari |
Maret |
April |
Mei |
Juni |
Juli |
Agustus |
September |
Oktober |
November |
Desember |
Penjualan Penjualan Sayur |
15,500,000 |
16,250,000 |
17,000,000 |
17,625,000 |
18,750,000 |
19,000,000 |
19,500,000 |
20,000,000 |
20,500,000 |
21,000,000 |
22,299,999 |
23,000,000 |
Penjualan Daging |
16,500,000 |
16,000,000 |
16,750,000 |
17,700,000 |
17,000,000 |
17,500,000 |
18,000,000 |
19,000,000 |
19,500,000 |
19,500,000 |
18,000,000 |
18,700,000 |
Penjualan buah |
14,000,000 |
13,000,000 |
15,000,000 |
16,800,000 |
17,000,000 |
16,500,000 |
17,000,000 |
17,500,000 |
18,000,000 |
18,000,000 |
19,400,000 |
18,100,000 |
Total Penjualan |
46,000,000 |
45,250,000 |
48,750,000 |
52,125,000 |
52,750,000 |
53,000,000 |
54,500,000 |
56,500,000 |
58,000,000 |
58,500,000 |
59,699,999 |
59,800,000 |
Harga Pokok Penjualan HPP Pembelian Sayur |
9,500,000 |
12,000,000 |
9,000,000 |
9,000,000 |
9,500,000 |
9,000,000 |
10,000,000 |
9,500,000 |
10,000,000 |
9,000,000 |
9,500,000 |
9,000,000 |
HPP Pembelian Daging |
12,000,000 |
10,000,000 |
10,000,000 |
10,000,000 |
10,000,000 |
11,000,000 |
11,000,000 |
12,000,000 |
10,000,000 |
10,000,000 |
10,000,000 |
11,000,000 |
HPP Pembelian Buah |
10,000,000 |
9,000,000 |
9,000,000 |
8,500,000 |
8,250,000 |
10,000,000 |
9,500,000 |
10,000,000 |
9,000,000 |
10,100,000 |
10,000,000 |
8,000,000 |
Total HPP |
31,500,000 |
31,000,000 |
28,000,000 |
27,500,000 |
27,750,000 |
30,000,000 |
30,500,000 |
31,500,000 |
29,000,000 |
29,100,000 |
29,500,000 |
28,000,000 |
Laba setelah HPP |
14,500,000 |
14,250,000 |
20,750,000 |
24,625,000 |
25,000,000 |
23,000,000 |
24,000,000 |
25,000,000 |
29,000,000 |
29,400,000 |
30,199,999 |
31,800,000 |
Biaya Operasional Beban Gaji |
5,600,000 |
5,600,000 |
5,600,000 |
5,600,000 |
5,600,000 |
5,600,000 |
5,600,000 |
5,600,000 |
5,600,000 |
5,600,000 |
5,600,000 |
5,600,000 |
Beban Listrik |
1,800,000 |
1,800,000 |
1,800,000 |
1,800,000 |
1,800,000 |
1,800,000 |
1,800,000 |
1,800,000 |
1,800,000 |
1,800,000 |
1,800,000 |
1,800,000 |
Beban Air |
800,000 |
800,000 |
800,000 |
800,000 |
800,000 |
800,000 |
800,000 |
800,000 |
800,000 |
800,000 |
800,000 |
800,000 |
Biaya Telfon |
300,000 |
300,000 |
300,000 |
300,000 |
300,000 |
300,000 |
300,000 |
300,000 |
300,000 |
300,000 |
300,000 |
300,000 |
Beban Akum. Penyusutan Inventaris Toko |
104,166 |
104,166 |
104,166 |
104,166 |
104,166 |
104,166 |
104,166 |
104,166 |
104,166 |
104,166 |
104,166 |
104,166 |
Biaya Sewa |
3,000,000 |
3,000,000 |
3,000,000 |
3,000,000 |
3,000,000 |
3,000,000 |
3,000,000 |
3,000,000 |
3,000,000 |
3,000,000 |
3,000,000 |
3,000,000 |
Biaya Kendaraan |
900,000 |
900,000 |
900,000 |
900,000 |
900,000 |
900,000 |
900,000 |
900,000 |
900,000 |
900,000 |
900,000 |
900,000 |
Total Biaya Operasional |
12,504,166 |
12,504,166 |
12,504,166 |
12,504,166 |
12,504,166 |
12,504,166 |
12,504,166 |
12,504,166 |
12,504,166 |
12,504,166 |
12,504,166 |
12,504,166 |
Laba Rugi Setelah Operasi |
1,995,834 |
1,745,834 |
8,245,834 |
12,120,834 |
12,495,834 |
10,495,834 |
11,495,834 |
12,495,834 |
16,495,834 |
16,895,834 |
17,695,833 |
19,295,834 |
Pendapatan Lain-lain |
10,000,000 |
10,000,000 |
10,000,000 |
10,000,000 |
10,000,000 |
10,000,000 |
10,000,000 |
10,000,000 |
10,000,000 |
10,000,000 |
10,000,000 |
10,000,000 |
Biaya Lain Lain |
5,000 |
5,000 |
5,000 |
5,000 |
5,000 |
5,000 |
5,000 |
5,000 |
5,000 |
5,000 |
5,000 |
5,000 |
Total Pendapatan- Biaya lain lain |
9,995,000 |
9,995,000 |
9,995,000 |
9,995,000 |
9,995,000 |
9,995,000 |
9,995,000 |
9,995,000 |
9,995,000 |
9,995,000 |
9,995,000 |
9,995,000 |
Laba Rugi Sebelum Pajak |
11,990,834 |
11,740,834 |
18,240,834 |
22,115,834 |
22,490,834 |
20,490,834 |
21,490,834 |
22,490,834 |
26,490,834 |
26,890,834 |
27,690,833 |
29,290,834 |
Laporan keuangan merupakan daftar untuk mengetahui jumlah kekayaan perusahaan pada periode tertentu, dalam bentuk neraca dan laporan laba rugi (Fahmi, 2005). Berdasarkan hasil analisis, perbandingan laporan laba rugi Wijaya Vegetables dinyatakan dalam bentuk laporan per tahun, dengan pertumbuhan laba rata-rata per semester sebesar Rp 7.879.169,00 dari semester pertama ( Januari hingga Juni 2020) yang hanya Rp. 17.845.001,00 meningkat mencapai Rp 25.724.167,00. Peningkatan terjadi karena penjualan sayur dan adanya pengembangan produk berupa buah dan daging yang relatif bertambah setiap bulannya dan ditambah dengan adanya pandemi COVID-19 yang menyebabkan sebagaian besar pasar tradisional tutup di masa ini, sehingga terjadi peralihan prilaku masyarakat yang mulai belanja secara online dan hal tersebut dapat dilihat mulai pada bulan maret pada laporan laba rugi. Penjualan sayur mulai meningkat dari Rp 17.000.000,- hingga mencapai angka Rp 23.000.000,- di bulan Desember.
Weygdant (2007) mendefinisikan neraca adalah yang sistematis tentang aktiva (asset), utang (liabilities) dan modal sendiri (owner’s equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Secara garis besar usaha Wijaya vegetables bertumbuh. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan jumlah passiva khususnya pada modal usaha yang meningkat walau hanya sebesar 1,3%. Komposisi aset yang didominasi oleh aset lancar menunjukkan aktivitas bisnis yang baik dan lancar. Jumlah utang yang tetap menunjukkan manajemen utang kurang baik, sebab peningkatan jumlah modal hanya berasal dari aktiva (aset) padahal seharusnya pihak manajemen bisa memaksimalkan potensi hutang untuk peningkatan produktivitas ada (perusahaan masih bermain di zona aman).
Tabel 2.
Nilai R/C Ratio Wijaya Vegetables bulan Januari-Desember 2020
No |
Bulan |
Total Penjualan |
Total Harga Pokok Penjualan Total |
Biaya Operasional |
B/C Ratio |
1 |
Januari |
46,000,000 |
31,500,000 |
12,504,566 |
1.05 |
2 |
Februari |
45,250,000 |
31,000,000 |
12,504,566 |
1.04 |
3 |
Maret |
48,750,000 |
28,000,000 |
12,504,566 |
1.20 |
4 |
April |
52,125,000 |
27,500,000 |
12,504,566 |
1.30 |
5 |
Mei |
52,750,000 |
27,750,000 |
12,504,566 |
1.31 |
6 |
Juni |
53,000,000 |
30,000,000 |
12,504,566 |
1.25 |
7 |
Juli |
54,500,000 |
30,500,000 |
12,504,566 |
1.27 |
8 |
Agustus |
56,500,000 |
31,500,000 |
12,504,566 |
1.28 |
9 |
September |
58,000,000 |
29,000,000 |
12,504,566 |
1.40 |
10 |
Oktober |
58,500,000 |
29,100,000 |
12,504,566 |
1.41 |
11 |
November |
59,699,999 |
29,500,000 |
12,504,566 |
1.42 |
12 |
Desember |
59,800,000 |
28,000,000 |
12,504,566 |
1.48 |
Berdasarkan hasil penelitian yang tertera pada tabel terlihat bahwa R/C ratio yang dimiliki Wijaya Vegetables rata rata sebesar 1,28 setiap bulannya. Nilai R/C ratio dengan rata rata 1,28 menunjukan bahwa setiap pengeluaran sebesar Rp 1 akan memberikan keuntungan sebesar Rp1,28. Analisis R/C ratio dilakukan dengan model dinamis, yaitu analisis dengan perbandingan data keuangan untuk periode dua periode atau lebih, terlihat bahwa rata rata nilai R/C ratio usaha Wijaya Vegetables lebih besar dari satu sehingga dinyatakan layak secara finansial.
Tabel 3.
Nilai Profit Margin Wijaya Vegetabless bulan Januari hingga Desember 2020
No |
Bulan |
Laba Rugi Sebelum Pajak |
Total penjualan |
Profit Margin |
1 |
Januari |
11,990,834 |
46,000,000 |
26% |
2 |
Februari |
11,740,834 |
45,250,000 |
26% |
3 |
Maret |
18,240,834 |
48,750,000 |
37% |
4 |
April |
22,115,834 |
52,125,000 |
42% |
5 |
Mei |
22,490,834 |
52,750,000 |
43% |
6 |
Juni |
20,490,834 |
53,000,000 |
39% |
7 |
Juli |
21,490,834 |
54,500,000 |
39% |
8 |
Agustus |
22,490,834 |
56,500,000 |
40% |
9 |
September |
26,490,834 |
58,000,000 |
46% |
10 |
Oktober |
26,890,834 |
58,500,000 |
46% |
11 |
November |
27,690,833 |
59,699,999 |
46% |
12 |
Desember |
29,290,834 |
59,800,000 |
49% |
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3.3 terlihat bahwa nilai profit margin dari usaha Wijaya Vegetables rata-rata bernilai 40% setiap bulannya. Profit margin juga bertumbuh setiap bulannya yang dipengaruhi laba usaha yang juga relatif meningkat seperti pada bulan Januari sebesar Rp 11.990.834 hingga mencapai Rp 29.290.834,- di bulan Desember 2020 walaupun sempat terjadi penurunan sebesar Rp 250.000,- dari bulan Januari menuju Februari dan bulan Juni menuju Juli, tetapi laba usaha tetap relatif meningkat yang berbanding lurus terhadap nilai profit margin usaha, sehingga usaha dapat dikatakan sehat. Peningkatan profit yang cukup signifikan
terlihat pada bulan Februari menuju Maret dengan peningkatan sebesar 11% dari 26% di bulan Februari hingga mencapai angka 37% di bulan Maret. Peningkatan yang cukup signifikan disebabkan karena adanya peralihan konsumen yang dulunya menggunakan sistem pembelian offline lalu berubah menjadi online karena adanya pandemi Covid-19.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai Kinerja Finansial Usaha Distribusi Sayur (Studi Kasus : Wijaya Vegetables di Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan), maka dapat ditarik simpulan bahwa model bisnis Wijaya Vegetables adalah pendistribusian sayuran segar yang berasal dari petani di Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali dengan konsep sociopreneurship. Wijaya Vegetables menggunakan kemampuan usahatani untuk perubahan sosial. Keuntungan Wijaya Vegetables dibagi untuk tiga komponen yaitu 25% ekspansi usaha, 30% program sosial dan 15% x 3 (45%) untuk tiga orang SDM manajemen. 2. Kinerja finansial, hasil analisis Wijaya Vegetables dengan model dinamis memiliki laba yang relatif meningkat. Komposisi aset yang didominasi oleh aset lancar menunjukan aktivitas bisnis yang baik. Sementara R/C ratio dengan nilai 1,28 menunjukan usaha layak secara finansial dengan profit margin rata rata perbulan sebesar 40% terlihat bahwa usaha memiliki pertumbuhan yang sehat.
Berdasarkan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian ini, maka beberapa saran yang dapat penulis sampaikan yaitu pada model bisnis usaha, sebaiknya lebih ditekankan pada kepentingan manajemen dan ekspansi usaha, sementara itu yang digunakan untuk aspek sosial sebaiknya di pertimbangkan kembali karena mengingat jumlahnya yang mungkin cukup besar apabila dibandingkan dengan ekspansi usaha. Kinerja finansial memiliki konsentrasi pada peningkatan keuntungan dari usaha mengingat nilai R/C ratio yang masih cukup kecil yang memiliki nilai hanya 1,28. Pemanfaatan hutang juga sebaiknya dimaksimalkan untuk pengembangan usaha agar tidak tetap berada di zona aman mengingat nilai hutang yang relatif tetap setiap bulannya. Penelitian yang membahas tentang aspek sosial dan model bisnis usaha Wijaya Vegetables penting untuk dilakukan dan dikaji kembali agar pembaca mendapat informasi mendalam terkait hal tersebut dan akademisi maupun para pelaku usaha bisa melakukan hal serupa berupa kontribusi terhadap kehidupan sosial.
-
5. Ucapan Terimakasih
Ucapan terimakasih ini ditujukan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. 2013. Angka Sementara Hasil Sensus Pertanian 2013. 24 halaman. Nomor halaman11, http://st2013.bps.go.id/st2013esya/booklet/st5100.pdf, diunduh tanggal
11 Juni 2018. Suratiyah, Ken. 2015. Ilmu Usahatani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Cukier, Wendy, Susan Trenholm, dan Dale Carl, 2011, Social Entrepreneurship: A Content Analysis, Journal of Strategic Innovation and
Sustainability
Dewi. 2016. Dampak Sosial Ekonomi Alih Fungsi Lahan Pertanian Bagi Anggota Subak Kerdung Di Kota Denpasar, Jurnal Manajemen Agribisnis, ISSN: 2355-0759, Vol. 4, No. 2, Oktober 2016.
Direktorat Jendral Perkebunan. 2016. Statistik Perkebunan Indonesia 2015-2017. 90 halaman. Nomor halaman 3. Tersedia:
http://ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/statistik/2017/Kopi -2015-2017.pdf, diunduh tanggal 21 Juni 2018.
Fahmi. 2011. Analisis Laporan Keuangan Sebagai Dasar Dalam Penilaian Kinerja Keuangan Pt. Budi Satria Wahana Motor Riswan. NASPA Journal 42 (4): 1.
Fajar. 2016 . Kinerja Sektor Pertanian Indonesia. Nomor halaman 3. Tersedia: https://www.researchgate.net/profile/Muhammad_Fajar5/publication/322298 271_KINERJA_SEKTOR_PERTANIAN_INDONESIA_PERIODE_2012-2016/links/5a51a1a1aca2725638c598f1/KINERJA-SEKTOR-PERTANIAN-INDONESIA-PERIODE-2012-2016.pdf?origin=publication_detail diunduh tanggal 21 Juni 2018
Sugiyono. 2013.Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori Dan Terapannya Dalam Penelitian. Journal of Chemical Information and Modeling 53 (9): 1689–99.
Winsdel, Karen, Dinly Pieris, and Universitas Airlangga. 2015.Ketahanan Dan Krisis Pangan Dalam Perspektif Malthus , Depedensi Dan Gender ( Women in Development ). Jurnal Hubungan Internasional VIII (1): 1–13.
Weygdant. 2007. Accounting Principles. Yogyakarta: Karya Salemba Empat.
Wiguna. 2013. Social Entrepreneurship dan Sosio Entrepreneurship: Tinjauan dari Perspektif Ekonomi dan Sosial. Jurnal Ilmiah Jurusan Ilmu Ekonomi Universitas Brawijaya-Malang.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
473
Discussion and feedback