Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809          Vol. 11, No. 1, Juli 2022

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i01.p28

Tata Kelola Pasar Tradisional dan Pendapatan Pedagang setelah Adanya Revitalisasi Pasar (Studi Kasus Pasar Kapal Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung)

NOVIA MILA CAHYANI, I KETUT SUAMBA*, IDA AYU LISTIA DEWI

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232, Bali

Email: [email protected] *[email protected]

Abstract

Traditional Market Management and Trader Income After Revitalization (Case Study of Kapal Traditional Market in Mengwi District, Badung Regency)

The existence of traditional markets is increasingly displaced by the expansion of supermarkets. This is due to the physical conditions of traditional markets which seem dirty and smelly. The cause is the lack of good market management by traditional market managers. One way to maintain the existence of traditional markets is market revitalization. Revitalization helps to improve the physical condition of the market. Moreover, Standard Operating Procedures (SOP) is also necessary. Good market management may help to improve the income of traders. This study aims to identify income of traders and the management of Kapal Traditional Market after revitalization. The data used are primary data that was obtain by distributing questionnaires to 16 traders of agricultural products in the Market. Secondary data was obtained from related literature. The results show that the management of the Kapal Traditional Market has been running according to the SOP and the highest average income is obtained by fruit traders, amounting to Rp 34.687.166 for one year or Rp 2.890.597 for one month. However, the income is below the average net income for self-employment according to BPS, which is Rp 3,000,400 for one month. The manager of the traditional market should consider social media promotion in order to increase the income of the traders.

Keywords: management, traditional markets, revitalization, income

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Pasar tradisional merupakan tempat untuk memenuhi semua kebutuhan masyarakat. Kebutuhan masyarakat yang terdapat di pasar terdiri atas berbagai macam kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok tersebut dapat dicapai apabila penjual

dan pembeli telah mencapai kesepakatan harga, dimana hal tersebut tidak dapat terjadi di pasar modern.

Menurut Aryani (2011) pasar modern merupakan pesaing dan akan mengancam keberadaan pasar tradisional. Beberapa penyebabnya antara lain yaitu perubahan gaya hidup, harga, kondisi pasar tradisional. Kondisi pasar tradisional yang berbeda dengan pasar modern, mengakibatkan pasar tradisional semakin terpinggirkan keberadaannya (Rinda, 2014). Perbedaan tersebut dilihat dari bangunan, tempat berjualan, dan sistem jual beli yang dilakukan (Pratiwi dan Kartika, 2019).

Semakin berkembangnya pasar modern merupakan sebuah ancaman bagi kelestarian pasar tradisional. Selain munculnya pasar modern, manajemen pasar tradisional yang tidak teratur dan infrastruktur yang tidak tertata juga menjadi penyebab tergusurnya keberadaan pasar tradisional. Suryadarma (2007) menjelaskan hal yang harus dikerjakan untuk mempertahankan keberadaan pasar tradisional adalah melalui perbaikan infrastruktur pasar dan sistem pengelolaan di pasar itu sendiri.

Menurut Perusahaan Daerah Pasar Kabupaten Badung, sampai pada tahun 2017, Pemerintah Kabupaten Badung telah merevitalisasi tiga dari sepuluh pasar tradisional yang dikelola oleh Perumda Pasar Kabupaten Badung. Pasar yang telah direvitalisasi tersebut adalah Pasar Kapal, Pasar Petang, dan Pasar Nusa Dua. Berdasarkan ketiga pasar di atas, hanya Pasar Kapal yang mengalami penurunan potensi setelah revitalisasi.

Setelah revitalisasi, perlu diadakan pengelolaan pasar yang serius oleh pengelola Pasar Kapal agar dapat menarik pengunjung lebih banyak. Adapun manajemen pengelolaan dapat disesuaikan dengan konsep manajemen menurut G.R Terry. Pengelolaan terdiri atas perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling).

Permasalahan ini menjadi fokus utama bahwa seharusnya pasar tradisional yang sudah dilakukan revitalisasi, diharapkan mampu mempertahankan kondisi pasar yang baik. Dengan pengelolaan pasar yang baik maka diharapkan pembeli akan merasa nyaman berbelanja di Pasar Kapal. Apabila kondisi pasar sudah memadai, maka mampu menarik minat konsumen untuk berbelanja di Pasar Kapal.

Dengan permasalahan yang terjadi di Pasar Kapal setelah revitalisasi, maka perlu diidentifikasi bagaimana pengelolaan Pasar Kapal tersebut. Pengelolaan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengelolaan Pasar Kapal meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling). Untuk permasalahan pendapatan pedagang akan membahas tentang omzet penjualan dan biaya yang dikeluarkan pedagang dalam berjualan di Pasar Kapal.

  • 1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dalam analisis ini sebagai berikut.

  • 1.    Bagaimana tata kelola Pasar Kapal setelah revitalisasi?

  • 2.    Berapa besar pendapatan pedagang di Pasar Kapal setelah revitalisasi?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat disimpulkan tujuan penelitian dalam analisis ini adalah untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut.

  • 1.    Tata kelola Pasar Kapal setelah revitalisasi.

  • 2.    Pendapatan pedagang di Pasar Kapal setelah revitalisasi.

  • 1.4    Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi manfaat berupa: masukan, kajian dan bahan pertimbangan bagi Pengelola di Pasar Kapal dan juga bagi Pemerintah dalam melaksanakan pengelolaan pasar yang baik dan menjadi bahan referensi bagi peneliti lain untuk menunjang penelitian selanjutnya serta dapat memperkaya pengetahuan peneliti terhadap obyek penelitian yang sama.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1   Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Kapal, Mengwi, Badung, Bali dengan waktu penelitian selama dua bulan dimulai dari bulan Mei sampai dengan Juni 2020. Pemilihan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan 1) Pasar Kapal merupakan salah satu pasar yang sudah mengalami revitalisasi. Perkembangan Pasar Kapal paling lambat dibandingkan dengan pasar lain yang sudah direvitalisasi, 2) Dengan dana revitalisasi sebesar Rp 1,6 Miliar, kondisi Pasar Kapal tidak begitu ramai pengunjung setelah revitalisasi.

  • 2.2    Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan untuk penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data informasi yang berbentuk kalimat verbal bukan berupa simbol, angka, atau bilangan. Dalam penelitian ini data kualitatif yang dicari meliputi Standard Operating Procedure (SOP) pengelolaan pasar, struktur organisasi pengelola pasar, serta tugas pokok organisasi pengelola pasar. Data kuantitatif adalah data total biaya pedagang (biaya tetap dan biaya variabel) beserta total penerimaan pedagang. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pengelola Pasar Kapal beserta pedagang di Pasar Kapal. Data berupa penerimaan pedagang, biaya tetap (biaya sewa los dan biaya penyusutan alat) dan biaya variabel (biaya pembelian bahan baku dan biaya pengemasan). Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber yang sudah ada

berupa dokumentasi, arsip resmi atau lainnya dari instansi terkait dengan penelitian. Data berupa SOP retribusi, SOP keamanan, SOP kebersihan, SOP parkir, dan kegiatan terkait pengelolaan pasar.

  • 2.3    Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini antara lain wawancara, observasi, dan studi pustaka.

  • 2.4    Penentuan Sampel Penelitian

Teknik sampling yang digunakan untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling jenuh. Sampel penelitian terkait tata kelola pasar merupakan pengelola Pasar Kapal yang berjumlah enam orang. Sampel penelitian terkait pendapatan pedagang merupakan pedagang yang menjual produk pertanian di Pasar Kapal yang berjumlah 16 orang.

  • 2.5    Variabel Penelitian dan Metode Analisis Data

Variabel dalam penelitian ini yaitu tata kelola Pasar Kapal dan tingkat pendapatan pedagang di Pasar Kapal. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan Microsoft Excel 2013 dengan metode penelitian yaitu metode deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Teknik analisis dari tata kelola pasar yaitu deskriptif kualitatif, sedangkan tingkat pendapatan pedagang dianalisis menggunakan analisis pendapatan.

  • 3.     Hasil Penelitian

    • 3.1    Tata Kelola Pasar Kapal Setelah Revitalisasi

Deskripsi hasil penelitian ini merupakan suatu data dan fakta dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti gunakan. Peneliti menggunakan model Teori Manajemen oleh G.R Terry yang terdiri dari perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengendalian (controlling).

  • 1.    Perencanaan (planning)

Menurut Rifa’I dan Fadhli (2013) dalam buku Manajemen Organisasi, perencanaan adalah tindakan awal dalam aktivitas manajerial pada setiap organisasi. Oleh karena itu, perencanaan akan menentukan adanya perbedaan kinerja satu organisasi dengan organisasi lain dalam pelaksanaan rencana untuk mencapai tujuan. Dengan adanya perencanaan maka pengelola Pasar Kapal dalam pengembangan sarana dan prasarana memiliki pedoman dalam pelaksanaannya. Perencanaan yang terdapat pada Pasar Kapal yaitu:

  • 1.    Mempromosikan los yang masih kosong di Pasar Kapal

  • 2.    Menciptakan kenyamanan bagi pedagang dan konsumen

  • 3.    Meningkatkan pendapatan pedagang di Pasar Kapal

Dari perencanaan di atas maka dibuatlah SOP sebagai pedoman bagi pengelola di Pasar Kapal untuk melakukan pengelolaan agar terciptanya kenyamanan. SOP merupakan standart kegiatan yang harus dilakukan secara berurutan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan apabila ditaati akan membawa akibat seperti lancarnya koordinasi, dan tidak terjadi tumpang tindih pekerjaan (Wibowo, 2010). Untuk menciptakan kinerja yang optimal, maka dibuatlah SOP yang bertujuan untuk mempermudah pengelola melaksanakan kegiatannya, dan meminimalisir tingkat kesalahan dalam menjalankan tugasnya. Adapun SOP perencanaan di Pasar Kapal terdiri dari SOP retribusi, SOP parkir, SOP kebersihan sampah, SOP kebersihan air bersih, SOP kebersihan toilet, dan SOP keamanan.

Dari perencanaan di atas, diketahui bahwa Pasar Kapal melakukan perencanaan dengan menyusun rencana kerja dan menerapkan tujuan dari pengelolaan pasar. Rencana kerja berupa SOP yang digunakan sebagai dasar bagi pengelola menjalankan pengelolaan pasar. Tujuan dari perencanaan ini yaitu menciptakan kenyamanan bagi pedagang dan pengunjung di Pasar Kapal.

  • 2.    Pengorganisasian (organizing)

Menurut Rifa’I dan Fadhli (2013) dalam buku Manajemen Organisasi, pengorganisasian adalah pembatasan dan penjumlahan tugas-tugas, pengelompokan dan pengklasifikasi tugas-tugas, pendelegasian wewenang di antara anggota organisasi. Pengorganisasian merupakan suatu aspek administrasi yang mendukung pelaksanaan rencana. Berikut akan dijabarkan pengorganisasian berdasarkan tugas pengelolaan dari perencanaan yang ada di Pasar Kapal.

Gambar 1.

Pengorganisasian di Pasar Kapal

Dari struktur organisasi pada Gambar 1 dapat dilihat bahwa struktur organisasi yang terdapat di Pasar Kapal termasuk struktur organisasi sederhana. Struktur organisasi di Pasar Kapal adalah struktur organisasi yang di dalamnya terdapat garis wewenang yang berhubungan langung secara vertikal antara atasan

dengan bawahan. Setiap kepala unit mempunyai tanggung jawab untuk melaporkan kepada kepala unit satu tingkat di atasnya.

Pada Gambar 1 terlihat bahwa atasan dan bawahan dihubungkan dengan satu garis komando. Kepala Pasar Kapal bertanggung jawab mengawasi seluruh kegiatan di Pasar Kapal. Garis wewenang di Pasar Kapal merupakan garis komando vertikal sehingga setiap pengelola di Pasar Kapal memiliki tanggung jawab terkait pelaporan terhadap satu tingkat di atasnya. Pada struktur organisasi di Pasar Kapal tidak dijabarkan garis koordinasi horizontal antara tukang cukai dengan staf administrasi. Kedua jabatan ini harus saling berkoordinasi untuk melakukan tugasnya. Hasil dari penarikan parkir dan juga retribusi harus dikoordinasikan kepada staf administrasi agar pelaporan keuangan dapat sesuai dengan keadaan di lapangan.

Dari perencanaan di atas, maka perlu disusun siapa saja yang akan menjalankan perencanaan tersebut. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1

Pengorganisasian Pengelolaan di Pasar Kapal

Bagian

Pelaksana

Uraian Tugas

Penarikan Retribusi

Tukang Cukai

Penarikan retribusi dilakukan dengan petugas khusus yang disebut dengan tukang cukai. Retribusi dipungut setiap bulan. Pedagang mendapatkan bukti berupa kartu dagang.

Pengelolaan Parkir

Tukang Cukai

Tukang cukai juga merangkap sebagai tukang parkir. Pengelolaan parkir dibagi menjadi dua shift. Petugas mengatur parkir sesuai dengan tempat yang disediakan.

Pengelolaan Kebersihan Sampah

Kepala Sub. Kamtib

Kepala Sub. Kamtib melakukan pengawasan terhadap kebersihan di Pasar Kapal. Pelaksanaan kebersihan sampah dilakukan secara gotong royong antara pengelola dan pedagang.

Pengelolaan Kebersihan Air Bersih

Kepala Sub. Kamtib

Tidak adanya petugas khusus kebersihan air bersih. Kepala Sub. Kamtib mengawasi air di Pasar Kapal dan berkoordinasi dengan PDAM jika terdapat kendala air bersih.

Pengelolaan Kebersihan Toilet

Kepala Sub. Kamtib

Kepala Sub. Kamtib gotong royong dengan pengelola membersihkan toilet seminggu sekali.

Pengelolaan Keamanan

Tukang Cukai

Tukang Cukai mengecek lingkungan pasar setelah pedagang selesai berjualan.

Sumber: Data primer (diolah), 2020.

Dari Tabel 1 di atas, dapat dikatakan bahwa pengorganisasian di Pasar Kapal belum berjalan sesuai SOP perencanaan. Hal ini dikarenakan tidak adanya

pembagian tugas yang spesifik. Kepala Sub. Kamtib bertugas mengawasi keamanan, kebersihan, listrik dan air, namun tidak ada pembagian petugas khusus yang akan melaksanakan pengelolaan tersebut. Dengan hal ini maka sangat memungkinkan terjadinya tumpang tindih pekerjaan. Meskipun pengelolaan dilakukan dengan sistem gotong royong, perlu diatur pelaksana dari perencanaan tersebut. Perincian kerja yang terjadi pada pengelolaan pasar di Pasar Kapal belum sesuai SOP. Pada struktur organisasi, tugas dari pengelola pasar tidak terurai dengan jelas.

  • 3.    Pelaksanaan (actuating)

Pelaksanaan adalah upaya untuk menjalankan apa yang telah direncanakan sebelumnya, melalui pengarahan dan pemotivasian agar kegiatan dapat berjalan secara optimal dan sesuai tujuan yang telah ditetapkan (Agustrian dkk, 2017).

Berdasarkan penelitian, pada pengelolaan Pasar Kapal, pelaksanaan dari perencanaan sudah sesuai dengan struktur dan tugasnya masing-masing. Pada perencanaan pengelolaan Pasar Kapal, sudah adanya tugas dari masing-masing jabatan yang akan bertanggung jawab mengelola perencanaan tersebut. Setelah revitalisasi, pengelola Pasar Kapal rutin mengadakan sosialisasi kepada pedagang demi tercapainya perencanaan yang diharapkan oleh pengelola Pasar Kapal. Pelaksanaan pengelolaan pasar di Pasar Kapal dapat dilihat pada di bawah ini. Pelaksanaan Pengelolaan Retribusi

Dari SOP perencanaan, maka dilakukan penilaian terhadap pelaksanaan pengelolaan retribusi yang ada di Pasar Kapal. Secara umum penarikan retribusi di Pasar Kapal sudah dilakukan sesuai dengan SOP. Retribusi di Pasar Kapal ditarik setiap bulan. Sebelum melakukan penarikan retribusi, petugas menyiapkan kwitansi sebagai bukti pembayaran. Selain itu, petugas melakukan pencatatan di kartu dagang milik pedagang. Penarikan retribusi dilakukan dengan cara petugas mendatangi los pedagang sesuai dengan SOP retribusi pada poin 2. Setelah selesai melakukan penarikan retribusi, petugas menyetorkan uang tersebut kepada staf administasi. Pada proses penarikan retribusi di Pasar Kapal berjalan dengan lancar. Apabila terdapat pedagang yang menunggak pembayaran, maka diberikan teguran secara kekeluargaan. Secara umum, pelaksanaan pengelolaan retribusi di Pasar Kapal sudah berjalan sesuai dengan SOP yang ada.

Pelaksanaan Pengelolaan Parkir

Dari SOP perencanaan, maka dilakukan penilaian terhadap pelaksanaan pengelolaan parkir yang ada di Pasar Kapal. Berdasarkan SOP, pelaksanaan pengelolaan parkir di Pasar Kapal belum sesuai dengan SOP yang ada. Hal ini terlihat pada indikator nomor satu, petugas parkir tidak mengatur penempatan kendaraan. Pada indikator nomor dua, petugas parkir seharusnya menulis nomor polisi kendaraan yang masuk ke Pasar Kapal. Kedua indikator ini belum dilaksanakan sesuai SOP oleh petugas parkir di Pasar Kapal. Pada indikator nomor tiga juga belum berjalan sesuai dengan SOP. Petugas tidak memberikan karcis

kepada pengunjung di Pasar Kapal. Ini dikarenakan sepinya pengunjung di Pasar Kapal sehingga tidak adanya aturan jarak parkir dan tidak adanya karcis parkir.

Petugas parkir terdiri dari dua orang yang menerapkan sistem shift. Terdapat dua shift yaitu shift pagi (7 pagi - 12 siang) dan shift sore (12 siang - 5 sore). Hal ini dikatakan belum efektif karena petugas parkir tidak melaksanakan pelaksanaan pengelolaan parkir dengan maksimal. Pengunjung pasar yang sepi menjadi alasan pelaksanaan ini belum maksimal.

Pelaksanaan Pengelolaan Kebersihan

Dari SOP perencanaan, maka dilakukan penilaian terhadap pelaksanaan pengelolaan kebersihan sampah yang ada di Pasar Kapal. Berdasarkan SOP yang ada, pelaksanaan pengelolaan kebersihan terkait sampah di Pasar Kapal belum semua sesuai dengan SOP. Poin satu dan dua dikatakan belum sesuai dengan SOP dikarenakan pada Pasar Kapal tidak adanya petugas khusus kebersihan.

Pengelola menjaga kebersihan kantor atas dasar kesadaran diri sendiri. Petugas secara bergantian menjaga kebersihan kantor pengelola, sedangkan kebersihan sekitar los menjadi tanggung jawab bersama dengan pedagang. Pengelolaan kebersihan terkait sampah di Pasar Kapal dilakukan dengan sistem gotong royong. Gotong royong dilakukan antara pengelola dan pedagang. Pedagang bertanggung jawab atas los masing-masing dengan mewajibkan menyediakan tempat sampah di los masing-masing.

Pada poin 3 sampai dengan 5 dikatakan sudah sesuai dengan SOP. Pasar Kapal memiliki kontainer sebagai tempat pembuangan akhir dimana nantinya sampah akan diangkut setiap seminggu sekali ke Tempat Penampungan Sementara (TPS). Selain itu pengelola Pasar Kapal selalu menghimbau pedagang untuk bersama-sama menjaga kebersihan pasar. Apabila terdapat pedagang yang melanggar aturan kebersihan maka petugas akan memberikan teguran secara kekeluargaan. Selain kebersihan sampah, pelaksanaan pengelolaan kebersihan terkait air bersih juga menjadi hal yang penting bagi pengelolaan pasar.

Berdasarkan SOP pengelolaan kebersihan air bersih, pelaksanaan pengelolaan sudah berjalan sesuai dengan SOP. Pasar Kapal sudah memiliki air bersih yang digunakan untuk kebutuhan pengelola maupun pedagang. Pengelola Pasar Kapal rutin memeriksa terkait air bersih khususnya air bersih untuk kebutuhan toilet. Hal ini dilakukan agar terciptanya kenyamanan saat menggunakan fasilitas di Pasar Kapal. Penetapan tarif penggunaan air bersih bagi pedagang sudah mencakup pada biaya retribusi yang pedagang bayar setiap bulan. Hal ini menjadi pertimbangan bagi pengelola pasar saat merencanakan pengelolaan air bersih. Pengelola memasukkan biaya penggunaan air pada biaya retribusi pedagang dikarenakan pengelola melihat situasi dan kondisi Pasar Kapal yang mengalami penurunan pengunjung.

Selain perencanaan di bidang kebersihan air bersih, pengelola membuat perencanaan di bidang kebersihan toilet. Berdasarkan SOP yang ada, sebagian besar pelaksanaan pengelolaan kebersihan terkait toilet sudah berjalan sesuai dengan SOP. Pengelola pasar dalam melakukan pengelolaan kebersihan toilet menggunakan

sistem gotong royong bersama pedagang. Pengelola menghimbau kepada pedagang bahwa setiap orang yang menggunakan toilet harus mematuhi aturan yang berlaku seperti menyiram dengan bersih dan tidak membuang sampah di dalam toilet.

Pada poin dua dikatakan belum sesuai dengan SOP. Ini dikarenakan pemasangan pewangi toilet belum dilakukan oleh pengelola di Pasar Kapal. Pengelola hanya rutin membersihkan dengan karbol. Pada poin tiga, uang toilet yang dikenakan kepada pedagang sudah termasuk ke dalam biaya retribusi yang pedagang bayar setiap bulannya. Pengelola hanya menaruh kotak uang di depan toilet untuk para pengunjung yang menggunakan fasilitas di Pasar Kapal.

Pasar Kapal memiliki empat toilet, namun hanya dua toilet yang dipergunakan. Ini dikarenakan pengelola merasa dua sudah cukup sehingga dapat mengurangi biaya pengelolaan terhadap toilet di Pasar Kapal. Dengan tidak digunakannya seluruh toilet tersebut, maka perlu juga diperhatikan kebersihan terkait toilet mati tersebut. Perlu dilakukan pembersihan secara rutin agar bangunan toilet tersebut tidak cepat rusak. Pelaksanaan Pengelolaan Keamanan

Dari SOP perencanaan, maka dilakukan penilaian terhadap pelaksanaan pengelolaan keamanan yang ada di Pasar Kapal. Berdasarkan SOP, pelaksanaan pengelolaan keamanan sudah berjalan sesuai dengan SOP di Pasar Kapal. Hal ini terlihat dengan tidak adanya pedagang yang berjualan di tempat yang tidak seharusnya. Pedagang di Pasar Kapal mematuhi aturan tersebut sehingga pasar terlihat rapi. Pedagang di Pasar Kapal sangat menghargai satu sama lain sehingga pada poin tiga, di Pasar Kapal tidak pernah terjadi konflik antar pedagang.

Kondisi di Pasar Kapal sangat kekeluargaan. Pasar Kapal dilengkapi dengan pintu gerbang. Pintu dikunci setelah para pedagang tutup di sore hari. Pengelola juga rutin melakukan pengecekan terhadap lingkungan pasar sebelum pasar dikunci.

Dari seluruh SOP perencanaan di atas, diketahui bahwa Pasar Kapal sebagian besar melakukan pelaksanaan pengelolaan sesuai dengan SOP. SOP ini penting untuk dipatuhi agar terciptanya suasana kenyamanan dan keamanan pasar. Pelaksanaan pengelolaan ini dapat berjalan baik dikarenakan adanya kerjasama antara pengelola dengan pedagang di Pasar Kapal.

  • 4.    Pengawasan (controlling)

Dalam pelaksanaan pengelolaan Pasar Kapal tentunya tidak lepas dari unsur pengawasan. Dimana pengawasan yang dimaksud bertujuan agar mengontrol semua kegiatan pelaksanaan pengelolaan di Pasar Kapal. Pada pelaksanaan pengelolaan di Pasar Kapal, terdapat beberapa hal yang berjalan belum sesuai dengan SOP. Pelaksanaan pengelolaan parkir, pelaksanaan pengelolaan kebersihan sampah, dan pelaksanaan pengelolaan kebersihan toilet belum berjalan sesuai dengan perencanaan.

Beberapa pengelolaan yang berjalan belum sesuai dengan SOP dikarenakan tidak adanya pembagian tugas yang spesifik. Kepala Sub. Kamtib bertugas mengawasi keamanan, kebersihan, dan air namun tidak ada pembagian petugas

khusus yang akan melaksanakan pengelolaan tersebut. Dengan hal ini maka sangat memungkinkan terjadinya tumpang tindih pekerjaan sehingga beberapa pengelolaan belum berjalan sesuai dengan perencanaan.

Pengawasan dianggap sebagai aktivitas untuk mengetahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi. Untuk mengetahui hal tersebut, maka perlu dilakukan penilaian. Penilaian yang dimaksud dalam hal ini adalah penilaian terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan. Penilaian ini juga bermanfaat untuk menentukan langkah apa yang harus diambil untuk mencegah penyimpangan yang sama. Pengelola Pasar Kapal rutin melakukan penilaian terhadap pekerjaan tersebut. Salah satu cara menilai penyimpangan ialah dengan rutin melakukan rapat sebulan sekali.

  • 3.2    Pendapatan Pedagang Pasar Kapal Setelah Revitalisasi

  • 1.    Penerimaan

Penerimaan merupakan total penjualan yang dapat dihasilkan oleh pedagang sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan (Astuti, dkk 2018). Rata-rata penerimaan yang dihasilkan oleh pedagang di Pasar Kapal dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2.

Rata-Rata Penerimaan Pedagang di Pasar Kapal

No

Jenis Usaha         Rata-Rata Penerimaan per Tahun (Rp)

1

2

3

Bumbu Dapur                            103.000.000

Buah-Buahan                              111.818.181

Pisang                                      102.000.000

Sumber: Data primer (diolah), 2020.

Dari table 2, dapat dilihat bahwa rata-rata penerimaan pedagang di Pasar Kapal berada di atas 100 juta per tahun. Rata-rata penerimaan terbesar diperoleh dari jenis usaha buah-buahan sebesar Rp 111.818.181 per tahun. Penerimaan terendah diperoleh jenis usaha pisang sebesar Rp 102.000.000 per tahun.

  • 2.    Total Pengeluaran

Total pengeluaran adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel yang dikeluarkan oleh pedagang di Pasar Kapal. Perincian rata-rata pengeluaran pedagang di Pasar Kapal dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3.

Rata-Rata Pengeluaran Pedagang di Pasar Kapal

No

Jenis Usaha           Rata-Rata Pengeluaran per Tahun (Rp)

1

2

3

Bumbu Dapur                               70.721.485

Buah-Buahan                                77.131.015

Pisang                                          70.013.027

Sumber: Data primer (diolah), 2020

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa total pengeluaran pedagang berada pada rentang 70 juta. Sebagian besar pedagang di Pasar Kapal membatasi pengeluaran biaya variabel dikarenakan kondisi pasar yang sepi. Pengeluaran ini meliputi biaya tetap (biaya sewa los dan penyusutan alat) dan biaya variabel (biaya pembelian bahan baku dan biaya pengemasan). Pada pedagang bumbu dapur, pedagang tidak pernah mencapai pengeluaran 10 juta per bulan. Ini dikarenakan perputaran barang pada jenis dagang bumbu dapur sangat lambat. Pedagang merasa takut jika memiliki stok barang yang berlebih sehingga pengeluaran per bulan tergolong rendah.

Total pengeluaran pada tabel di atas paling besar yaitu pada biaya pembelian bahan baku. Biaya ini akan menyesuaikan sesuai pola penjualan pedagang. Pedagang akan menambah produk jual apabila mengalami pola penjualan tinggi (saat hari raya). Ini dikarenakan pada pola penjualan tinggi, pedagang memperoleh pembeli yang lebih banyak dari biasanya. Pada saat ini pedagang meningkatkan jumlah pembelian bahan baku untuk memperoleh penerimaan yang lebih banyak.

  • 3.    Pendapatan

Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik harian, mingguan, atau tahunan (Sukirno, 2000). Besarnya rata-rata pendapatan pada responden di Pasar Kapal dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini.

Tabel 4.

Rata-Rata Pendapatan Pedagang di Pasar Kapal

No

Jenis Usaha

Rata-Rata

Penerimaan per Tahun (Rp)

Rata-Rata

Pengeluaran per Tahun (Rp)

Rata-Rata

Pendapatan per Tahun (Rp)

1

Bumbu Dapur

103.000.000

70.721.485

32.278.514

2

Buah-Buahan

111.818.181

77.131.015

34.687.166

3

Pisang

102.000.000

70.013.027

31.986.973

Sumber: Data primer (diolah), 2020.

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rata-rata pendapatan pedagang per tahun tergolong rendah. Ini dikarenakan setelah revitalisasi, kondisi Pasar Kapal mengalami penurunan konsumen. Jika dilihat dari rata-rata pendapatan di atas, rata-rata pendapatan terbesar yaitu berada pada jenis usaha buah-buahan dengan rata-rata pendapatan per tahun sebesar Rp 34.687.166 atau sebesar Rp 2.890.597 per bulan. Pendapatan atau keuntungan ini dikatakan kecil menurut Rata-Rata Pendapatan Bersih Beruaha Sendiri (BPS, 2019). Menurut BPS rata-rata pendapatan bersih berusaha sendiri sebesar Rp 3.000.400 per bulan.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1   Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah yaitu secara umum, tata kelola pasar di Pasar Kapal setelah revitalisasi sudah berjalan sesuai dengan SOP. Terdapat beberapa poin pengelolaan yang berjalan belum sesuai SOP. Kurangnya pembagian tugas secara rinci mengakibatkan perencanaan belum berjalan sesuai rencana. Pendapatan pedagang di Pasar Kapal setelah revitalisasi berada di bawah rata-rata pendapatan bersih berusaha sendiri (BPS, 2019). Pendapatan terbesar yaitu berada pada jenis usaha buah-buahan dengan rata-rata pendapatan per tahun sebesar Rp 34.687.166 atau sebesar Rp 2.890.597 per bulan. Pendapatan di Pasar Kapal tergolong kecil karena berada di bawah Rp 3.000.400 per bulan (BPS, 2019).

  • 4.2    Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan yang diperoleh, maka diajukan beberapa saran yaitu diharapkan adanya pembagian tugas spesifik dan bimbingan teknis terhadap pengelola di Pasar Kapal. Selain itu penting juga melakukan promosi Pasar Kapal tidak hanya di radio, namun juga di media sosial. Dengan adanya pengelolaan yang baik maka Pasar Kapal dapat menjadi pasar yang memberikan rasa aman dan nyaman bagi pedagang maupun pengunjung. Diharapkan adanya pertimbangan untuk menyesuaikan biaya sewa los kepada pedagang. Dengan biaya sewa yang terjangkau maka akan menarik pedagang untuk berjualan sehingga Pasar Kapal memiliki pedagang yang menjual produk kebutuhan rumah tangga secara lengkap. Diharapkan pedagang lebih meningkatkan kualitas serta kebersihan dagangan. Selain itu penting pula untuk pedagang lebih interaktif dengan konsumen agar konsumen merasa nyaman dan berbelanja kembali di Pasar Kapal.

  • 5.    Ucapan Terimakasih

Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada pihak-pihak yang membantu dalam penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

Agustrian, dkk. 2017. Manajemen Program Life Skill di Rumah Singgah Al-Hafidz

Kota Bengkulu. Jurnal Pengembangan Masyarakat. Vol 1 No. 1: 7-12

Aryani, Dwinita. 2011. Efek Pendapatan Pedagang Tradisional dari Ramainya Kemunculan Minimarket di Kota Malang. Jurnal Dinamika Manajemen. Vol. 2, No.2: 169-180.

Astuti, dkk. 2018. Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Pedagang Sayuran di Pasar

Tamin Kota Bandar Lampung. JIIA. Vol 6 No. 3

Badan Pusat Statistik. 2019. Statistik Pendapatan. Jakarta: BPS RI.

Pratiwi, Kadek Cyntia dan I Nengah Kartika. 2019. Analisis Efektivitas Program

Revitalisasi Pasar Tradisional Dan Dampaknya Terhadap Pendapatan

Pedagang Dan Pengelolaan Pasar Poh Gading. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Vol. 8.7: 805-834

Rifa’i, H. Muhammad., dan Muhammad Fadhli. 2013. Manajemen Organisasi. Bandung: Citapustaka Media Perintis

Rinda. 2014. Peran Modal Social Terhadap Eksistensi Pasar Tradisional. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FEB Universitas Brawijaya, Vol. 2 No 2.

Sadono Sukirno, 2000. Pengantar Teori Mikroekonomi. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Suryadama, Daniel dkk. 2007. Laporan Penelitian Dampak Supermarket terhadap Pasar dan Pedagang Ritel Tradisional di Daerah Perkotaan di Indonesia. Jakarta: Lembaga Penelitian Smeru.

Wibowo. (2010). Manajeman Kinerja. Jakarta: Rajawali Pers

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

316