Jurnal Agribisnis dan Agrowisata       ISSN: 2685-3809         Vol. 11, No. 1, Juli 2022

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i01.p20

Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita terhadap Pendapatan Keluarga

(Studi Kasus di KUD Krida Sejahtera Kabupaten Tulang Bawang Provinsi Lampung)

NI KADEK JIWI AYUNINGSIH, NI WAYAN PUTU ARTINI*, NI LUH PRIMA KEMALA DEWI

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232, Bali Email: [email protected] *[email protected]

Abstract

Contribution of Women’s Labor Income to Family Income (Case Study in KUD Krida Sejahtera Tulang Bawang Regency Lampung Province)

Koperasi Unit Desa Krida Sejahtera is located in Bogatama Village, Penawartama Sub-district, Tulang Bawang Regency, Lampung Province, which is a forum for people to develop oil palm plantation businesses. In managing this business, KUD Krida Sejahtera establishes a nucleus-plasma partnership with PT. Sumber Indah Perkasa and absorbs women’s labor as plantation field workers. The purpose of this research is to calculate the contribution of women’s labor income to family income and the motivation that encourages women to work as field worker in the KUD Krida Sejahtera’s oil palm plasma plantation. The results showed that the contribution of the income of the female who work in KUD Krida Sejahtera’s oil palm plasma plantation to the family income is in the medium category with a percentage of 49,71%. Women's labor income is very helpful in improving the standard of living of the family to be better than before. While the motivation that drives women to work as field workers in KUD Krida Sejahtera’s oil palm plasma plantations is that it is necessary to fulfill the three needs stated by Clayton Alderfer, that are the need for existence, relatedness, and growth (ERG). The advice than can be given is that household women are given greater opportunities in the public sphere to develop their potential and can play a productive role such as opening a home industry. For KUD Krida Sejahtera to increase the empowerment of household women by channeling employment opportunities and entrepreneurship development to support women's potential as an effort to help increase women's contribution to the family economy. Then, for further research, it is expected to use other theories besides the ERG theory which can represent the conditions at the research site.

Keywords: women’s labor, contribution, family income, motivation

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1    Latar Belakang

Perkembangan agroindustri sebagai sarana pembangunan telah mengalami peningkatan yang cukup tinggi salah satunya dalam kesempatan kerja. Hal ini menjadi kesempatan bagi keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah yang umumnya seluruh sumber daya manusia dikerahkan untuk memperoleh penghasilan sebagai pemenuh kebutuhan sehari-hari. Paradigma pembagian kerja keluarga dalam masyarakat adalah suami berada di area pekerjaan publik karena kedudukannya sebagai pencari nafkah utama di dalam keluarga, sedangkan istri berada di area domestik yang mengatur rumah tangga dan anak-anak dirumah. Selain itu, stigma bahwa wanita yang banyak beraktivitas di luar rumah sering dianggap tabu atau tidak pantas. Namun pada kenyataannya, terutama pada keluarga kurang mampu banyak ibu rumah tangga yang kemudian aktif dalam kegiatan mencari nafkah (Kusumawati, 2012). Fenomena wanita bekerja menjadi hal yang biasa apalagi saat ini telah dikenal istilah emansipasi wanita dimana perbedaan gender antara pria dan wanita bukan lagi menjadi tolak ukur atas kedudukan sosial ekonomi serta segala kegiatan yang mengarah pada kemajuan.

Masuknya tenaga kerja wanita khususnya ibu rumah tangga dalam pasar tenaga kerja berpengaruh terhadap kegiatan ekonomi rumah tangga (Talipi, et al., 2018). Situasi dan keadaan perekonomian rumah tangga di pedesaan mendorong masyarakat untuk melakukan efisiensi pengeluaran serta memaksimalkan penggunaan sumber daya ekonomi guna meningkatkan pendapatan keluarga. Banyak wanita mengambil peran dalam meningkatkan pendapatan keluarga dengan bekerja. Begitu juga yang terjadi pada wanita di Kecamatan Penawartama, Kabupaten Tulang Bawang, Lampung. Mereka lebih terdorong untuk bekerja dibanding dengan menganggur di rumah.

Koperasi Unit Desa Krida Sejahtera yang teletak di Kampung Bogatama Kecamatan Penawartama Kabupaten Tulang Bawang Provinsi lampung merupakan suatu lembaga koperasi yang beperan sebagai wadah bagi masyarakat sekitar yang mengembangkan usaha perkebunan kelapa sawit sekaligus lembaga yang menyalurkan lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar. KUD Krida Sejahtera telah didirikan sejak 14 Juli 1994. Sesuai SK Gubernur Daerah Tingkat I Lampung No.06/247/DA/HK/1989 dan sudah disahkan sebagai badan hukum No.849/BH/VII/1994 yang dinyatakan bahwa KUD Krida Sejahtera telah menjalin kemitraan dengan pola Inti-Plasma dengan PT Sumber Indah Perkasa. KUD Krida Sejahtera banyak menyerap tenaga kerja termasuk tenaga kerja wanita yang merupakan masyarakat desa sekitar untuk dijadikan karyawan Koperasi yang bekerja di lapangan perkebunan.

Pekerja lapangan kebun (PLK) wanita umumnya teralokasikan untuk melakukan dua jenis pekerjaan yakni sebagai pengutip brondolan kelapa sawit dan tenaga perawatan kebun dengan status PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu). Dengan adanya lapangan pekerjaan tersebut, menjadi suatu daya tarik bagi wanita

rumah tangga untuk menjadi karyawan KUD Krida Sejahtera yang bekerja di perkebunan plasma kelapa sawit untuk membantu meningkatkan perekonomian keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga dan motivasi yang mendorong wanita untuk bekerja.

  • 1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka dapat diketahui rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

  • 1.    Berapa besarnya kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita KUD Krida Sejahtera yang bekerja di perkebunan plasma kelapa sawit terhadap pendapatan keluarga?

  • 2.    Motivasi apa sajakah yang mendorong wanita untuk bekerja sebagai pekerja lapangan perkebunan plasma kelapa sawit di KUD Krida Sejahtera?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat diketahui tujuan penelitian sebagai berikut :

  • 1.    Menghitung besarnya kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita KUD Krida Sejahtera yang bekerja di perkebunan plasma kelapa sawit terhadap pendapatan keluarga

  • 2.    Mengetahui motivasi yang mendorong wanita untuk bekerja sebagai pekerja lapangan perkebunan plasma kelapa sawit di KUD Krida Sejahtera

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1   Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Koperasi Unit Desa Krida Sejahtera yang berlokasi di Kampung Bogatama, Kecamatan Penawartama, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari hingga April 2022.

  • 2.2    Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan untuk penelitian yakni data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa jumlah tenaga kerja wanita dan total pendapatan tenaga kerja wanita serta pendapatan keluarga. Sedangkan data kualitatif dalam penelitian ini berupa deskripsi mengenai Koperasi Unit Desa, perusahaan mitra inti-plasma, identitas tenaga kerja wanita, dan motivasi yang mendorong wanita bekerja. Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua yakni data primer berupa pendapatan keluarga dan motivasi yang mendorong wanita untuk bekerja serta data sekunder berupa data Koperasi Unit Desa, perusahaan mitra dan data tenaga kerja yang dimiliki oleh koperasi.

  • 2.3    Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode dokumentasi, observasi, dan wawancara menggunakan pedoman daftar pertanyaan dan skala penilaian yang terbentuk dalam kuisioner sebagai instrumen pengumpulan data. Untuk mengetahui apakah yang disusun dalam skala penilaian pengumpulan data merupakan instrumen yang valid dan reliabel, peneliti melakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk setiap paramater dalam skala penilaian.

  • 2.4    Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri atas manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Hardani, et al., 2020). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenaga kerja wanita KUD Krida Sejahtera yang bekerja di lapangan perkebunan plasma kelapa sawit Unit Gedung Aji Baru KKPA yang berstatus karyawan PKWT (Perjanjian Kerja Waktu Tertentu) minimal telah bekerja dalam waktu satu tahun yakni berjumlah 98 pekerja. Sampel adalah sebagian anggota populasi yang diambil dengan menggunakan teknik pengambilan sampel. Berdasarkan perhitungan rumus maka ditetapkan bahwa jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 49 responden. Penentuan pengambilan sampel menggunakan metode accidental sampling dimana penentuan sampel dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia di lapangan pada saat melaksanakan penelitian.

  • 2.5    Variabel Penelitian dan Metode Analisis

Variabel kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga menggunakan lima indikator berdasarkan jenis pendapatan berdasarkan sumbernya. Sedangkan variabel motivasi yang mendorong wanita bekerja menggunakan tiga indikator dari tiga tingkatan kebutuhan dalam teori kebutuhan ERG yang diungkapkan Clayton Alderfer.

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan tabulasi sederhana untuk menghitung kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga. Kemudian untuk menganalisis motivasi yang mendorong wanita bekerja digunakan tabulasi sederhana untuk menghitung total skor dari skala likert serta analisis deskriptif untuk menjelaskan motivasi yang mendorong wanita untuk bekerja. Pertama, menghitung total pendapatan keluarga dengan rumus (Listiyandra, et al., 2016).

It = Im + If+ Io .................................................(1)

Keterangan :

It     = Pendapatan keluarga (Rp)

Im    = Pendapatan suami (Rp)

If     = Pendapatan istri (Rp)

Io    = Pendapatan sumber lain (Rp)

Untuk mengetahui kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga digunakan analisis secara tabulasi tanpa uji statistik menggunakan rumus (Handayani & Artini, 2009):

P = ^ X 100% ................................................(2)

Keterangan :

P     = Persentase pendapatan responden terhadap pendapatan keluarga

Pw   = Pendapatan responden sebagai pekerja lapangan kebun (PLK)

Pd = Total pendapatan keluarga

Pengambilan keputusan untuk kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita KUD Krida Sejahtera yang bekerja di perkebunan plasma kelapa sawit yakni dengan menggunakan interval. Interval dari presentase pendapatan tenaga kerja wanita kemudian menggunakan kriteria pembagian interval. Berikut rumus untuk pembagian interval (Prayitno, et al., 2019) :

i = — K .................................................................(3)

Keterangan:

i       = Interval

R     = Range (Nilai Tertinggi- Nilai terendah)

K     = Jumlah Interval Kelas

Kriteria pengambilan keputusan:

  • 1)    P ≤ 33,3%, berarti kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga adalah rendah.

  • 2)    33,4% ≤ P ≤ 66,7%, berarti kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga adalah sedang.

  • 3)    P ≥ 66,8%, berarti kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap pendapatan keluarga adalah tinggi.

Untuk mengetahui motivasi yang mendorong wanita bekerja sebagai PLK plasma kelapa sawit di KUD Krida Sejahtera digunakan teori kebutuhan ERG yang dikemukakan oleh Clayton Paul Alderfer, Teori ERG memiliki tiga tingkat kebutuhan yakni terdiri dari existence (E), relatedness (R), growth (G). Guna mengetahui tingkat kebutuhan ERG dengan menggunakan skala likert. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap yang berkaitan dengan fenomena yang sedang terjadi yakni berkaitan dengan motivasi tenaga kerja wanita dengan mengetahui sikap positif atau negatif yang diberikan oleh sampel penelitian. Setiap indikator diberi empat skor pilihan jawaban, sikap negatif ditunjukkan dengan kategori skor (1) menunjukkan sikap yang sangat tidak setuju, dan skor (2) menunjukkan tidak setuju. Sikap positif ditunjukkan dengan skor (3) yang menunjukkan sikap setuju,

dan skor (4) menunjukkan sikap sangat setuju. Data yang diperoleh dari skala likert nantinya akan dideskriptifkan dan diketahui kategori skor berdasarkan kriteria pengambilan keputusan pada masing-masing tingkat kebutuhan. Berikut kriteria pengambilan keputusan berdasarkan interval pada masing-masing variabel kebutuhan.

  • 1)    Kebutuhan eksistensi. Pada kebutuhan ini, skor tertinggi adalah 32 dan skor terendah sebanyak 8. Berikut tiga kriteria pengambilan keputusan pada variabel kebutuhan eksistensi.

  • a.    Total skor ≤ 15, artinya kebutuhan eksistensi bukan merupakan suatu dorongan bagi wanita untuk bekerja;

  • b.    16 ≤ total skor ≤ 24, artinya kebutuhan eksistensi cukup mendorong wanita untuk bekerja;

  • c.    Total skor ≥ 25, artinya kebutuhan eksistensi merupakan suatu dorongan yang besar bagi wanita untuk bekerja.

  • 2)    Kebutuhan hubungan. Pada kebutuhan ini, skor tertinggi sebanyak 36 dan skor terendah sebanyak 9. Berikut tiga kriteria pengambilan keputusan pada variabel kebutuhan berhubungan.

  • a.    Total skor ≤ 17, artinya kebutuhan berhubungan bukan merupakan suatu dorongan bagi wanita untuk bekerja;

  • b.    18 ≤ total skor ≤ 27, artinya kebutuhan berhubungan cukup mendorong wanita untuk bekerja;

  • c.    Total skor ≥ 28, artinya kebutuhan berhubungan merupakan suatu dorongan yang besar bagi wanita untuk bekerja.

  • 3)    Kebutuhan pertumbuhan. Pada kebutuhan ini, skor tertinggi sebanyak 24 dan skor terendah sebanyak 6. Berikut tiga kriteria pengambilan keputusan pada variabel kebutuhan pertumbuhan.

  • a.    Total skor ≤ 11, artinya kebutuhan pertumbuhan bukan merupakan suatu dorongan bagi wanita untuk bekerja;

  • b.    12 ≤ total skor ≤ 18, artinya kebutuhan pertumbuhan cukup mendorong wanita untuk bekerja;

  • c.    Total skor ≥ 19, artinya kebutuhan pertumbuhan merupakan suatu dorongan yang besar bagi wanita untuk bekerja.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1   Karakteristik Responden

Ragam usia dari responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1.

Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia (Tahun)

Jumlah

Persentase (%)

25

1

2,04

26-30

0

0,00

31-35

2

4,08

36-40

8

16,33

41-45

19

38,78

46-50

10

20,41

51-55

8

16,33

56

1

2,04

Total

49

100

Sumber: Data sekunder, 2021

Usia responden berkisar antara 25-60 tahun dimana usia tersebut merupakan golongan usia produktif. KUD Krida Sejahtera mempekerjakan tenaga kerja dengan usia 18-60 tahun. Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui bahwa jumlah tertinggi ada pada responden dengan usia 41-45 tahun yaitu sebanyak 19 orang. Banyaknya responden dengan usia 41-45 tahun dikarenakan tenaga kerja wanita di perkebunan plasma kelapa sawit KUD Krida Sejahtera dengan usia tersebut memutuskan untuk menjadi tenaga PLK dikarenakan tanggungan dalam keluarga semakin meningkat dimana salah satunya adalah kebutuhan pendidikan anak yang semakin ke jenjang yang lebih tinggi. Kemudian rentang usia responden tertinggi kedua yakni usia 46-50 tahun sebanyak 10 orang. Hal tersebut dikarenakan pada usia 46-50 tahun tenaga kerja wanita bekerja untuk membantu suami yang sudah tidak seproduktif dibanding tahun tahun sebelumnya.

Responden penelitian ini memiliki latar pendidikan terakhir yang beragam. Karakteristik berdasarkan latar pendidikan terakhir dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2.

Karakteristik Responden Berdasarkan Latar Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir

Jumlah

Persentase (%)

Tidak sekolah

2

4,08

SD tidak tamat

7

14,29

SD tamat

29

59,18

SLTP sederajat

8

16,33

SLTA sederajat

3

6,12

Total

49

100

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 2. dapat diketahui bahwa sebagian besar responden merupakan tamatan bangku sekolah dasar. Karakteristik seseorang dengan tamatan

sekolah dasar umumnya sulit menerima kehadiran teknologi modern. Misalnya tidak mampu mengoperasikan teknologi modern. Hal tersebut menyebabkan masyarakat dengan pendidikan terakhir sekolah dasar tidak mampu bersaing dalam bidang pekerjaan yang banyak menggunakan teknologi modern. Jumlah responden dengan tamatan sekolah dasar sebanyak 29 orang. Banyaknya responden dengan pendidikan terakhir sekolah dasar dikarenakan KUD Krida Sejahtera tidak memberikan kriteria minimal pendidikan untuk menjadi tenaga PLK plasma kelapa sawit. Bidang pekerjaan tersebut tidak memerlukan tenaga yang ahli karena tidak menggunakan teknologi modern. Untuk menjadi tenaga PLK hanya memerlukan kekuatan secara fisik dan kesabaran serta ketelitian khususnya dalam kegiatan mengutip brondolan kelapa sawit. Oleh karena itu hal tersebut menjadi sebuah kesempatan bagi masyarakat dengan pendidikan rendah untuk tetap mendapatkan lapangan pekerjaan. Selain itu atas dasar keterbatasan ekonomi keluarga responden sebelum menikah memaksa responden untuk tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

  • 3.2    Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita terhadap Pendapatan Keluarga

Kontribusi pendapatan merupakan sumbangan pendapatan yang diberikan untuk keluarga. Seperti halnya PLK Wanita KUD Krida Sejahtera turut memberi sumbangan pendapatan dalam keluarga. Turut andilnya tenaga kerja wanita dalam kegiatan ekonomi akan mempengaruhi tingkat pendapatan keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Rata-rata dan Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita sebagai PLK tahun 2021 dapat dilihat dalam Tabel 3.

Tabel 3.

Rata-rata dan Kontribusi Pendapatan Tenaga Kerja Wanita PLK Tahun 2021

No

Uraian

Rata-rata Pendapatan (Rp/Tahun)

Persentase

Kontribusi (%)

1

Pendapatan tenaga kerja wanita

29.532.796

49,71

2

Pendapatan suami

19.268.653

32,44

3

Pendapatan anak

9.991.714

16,82

4

Pendapatan sumber lain

612.959

1,03

Pendapatan keluarga

59.406.122

100

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

Berdasarkan Tabel 3., diketahui rata-rata total pendapatan tertinggi ada pada pendapatan tenaga kerja wanita/istri yakni sebesar Rp 29.532.769,-/tahun. Hal tersebut dapat terjadi karena pendapatan wanita/istri cenderung stabil. Pendapatan tersebut bersumber dari upah yang diterima sebagai tenaga PLK plasma kelapa sawit yang telah dikurangi biaya yang dikeluarkan selama bekerja seperti pembelian bahan bakar untuk kendaraan yang digunakan saat bekerja. Sedangkan pendapatan suami

dan pendapatan anak cenderung tidak stabil. Pendapatan suami bersumber dari kegiatan ekonomi yang berbeda-beda, umumnya meliputi kegiatan usahatani, karyawan swasta dan buruh harian.

Pendapatan suami lebih kecil dibanding pendapatan istri dikarenakan biaya yang dikeluarkan dalam bekerja lebih besar. Misalnya seperti kegiatan usahtani dimana penghasilan diterima dalam kurun waktu lama yakni saat panen dan biaya operasional dalam usahatani cukup besar. Pendapatan anak merupakan pendapatan yang dihasilkan oleh anak yang telah bekerja. Umumnya bersumber dari penghasilan menjadi karyawan swasta yang telah dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan selama bekerja. Pendapatan anak lebih kecil dibanding pendapatan wanita/istri dikarenakan biaya yang dikeluarkan dalam bekerja cukup besar. Selain itu juga tidak semua keluarga memiliki anak yang telah bekerja sehingga hal tersebut mempengaruhi rata-rata pendapatan anak. Sedangkan untuk pendapatan sumber lainnya bersumber dari bantuan sosial serta bantuan sekolah anak. Hal ini menjadikan pendapatan sumber lain adalah pendapatan dengan angka terendah dikarenakan bantuan yang diterima hanya beberapakali dalam periode tahun 2021.

Oleh karena itu, pendapatan tenaga kerja wanita/istri lebih tinggi dibanding pendapatan lainnya. Sejalan dengan penelitian Kasim (2019), mengenai kontribusi pendapatan perempuan dalam kegiatan agribisnis terhadap pendapatan keluarga. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa pendapatan perempuan lebih besar dibanding pendapatan suami dan pendapatan anggota keluarga yang bekerja. Hal tersebut dipengaruhi oleh pendapatan suami yang kecil atau bahkan tidak memiliki pendapatan sama sekali.

Berdasarkan hasil pengolahan data didapat persentase kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita sebesar 49,71% sehingga kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita tergolong sedang. Berdasarkan nilai persentase kontribusi menunjukkan bahwa pendapatan tenaga kerja wanita merupakan penyumbang tertinggi dalam pendapatan keluarga. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 3., dimana nilai persentase kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita merupakan yang terbesar dibanding persentase kontribusi pendapatan suami yakni sebesar 32,44%, persentase kontribusi pendapatan anak sebesar 16,82% dan persentase kontribusi sumber lainnya sebesar 1,03%. Namun berdasarkan kriteria pengambilan keputusan kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita KUD Krida Sejahtera yang bekerja di perkebunan plasma kelapa sawit terhadap pendapatan keluarga dinyatakan tergolong sedang karena termasuk dalam kriteria persentase lebih dari 33,4% (>33,4%) dan kurang dari 66,7% (<66,7%). Hal ini dapat terjadi karena pendapatan keluarga responden berasal dari empat sumber yakni pendapatan wanita/istri, pendapatan suami, pendapatan anak dan pendapatan sumber lain. Pendapatan tenaga kerja wanita sangat membantu dalam meningkatkan taraf hidup keluarga menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita sebagai PLK perkebunan plasma kelapa sawit terhadap pendapatan keluarga yang tergolong sedang sejalan dengan

penelitian Talipi, et al. (2018) yang mengatakan kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga sebesar 39,92% yang artinya kontribusi pendapatan ibu rumah tangga terhadap pendapatan keluarga baik, hal tersebut karena pendapatan yang diperoleh ibu rumah tangga sebagai penyulam sudah membantu perekonomian keluarga dalam meningkatkan taraf hidup keluarga.

  • 3.3    Motivasi yang Mendorong Wanita untuk Bekerja

Distribusi responden berdasarkan tingkat motivasi dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4.

Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Motivasi

Motivasi yang mendorong wanita bekerja

Kategori

Skor

Frekuensi (orang)

Persentase (%)

Kebutuhan Eksistensi

Rendah

7 - 15

0

0

Sedang

16 - 24

36

73,47

Tinggi

25 - 33

13

26,53

Total

49

100

Kebutuhan Hubungan

Rendah

8 - 17

0

0

Sedang

18 - 27

20

40,82

Tinggi

28 - 37

29

59,18

Total

49

100

Kebutuhan Pertumbuhan

Rendah

5 - 11

0

0

Sedang

12 - 18

25

51,02

Tinggi

19 – 25

24

48,98

Total

49

100

Sumber: Data primer yang diolah, 2022

  • 3.3.1    Kebutuhan eksistensi (existence)

Berdasarkan Tabel 4. Dapat diketahui bahwa sebagian besar responden termasuk dalam kategori sedang untuk motivasi akan terpenuhinya kebutuhan eksistensi yakni sebanyak 36 orang dengan persentase sebesar 73,47%. Artinya, motivasi akan perlunya terpenuhi kebutuhan materi dan rasa aman cukup mendorong responden untuk bekerja sebagai PLK plasma kelapa sawit KUD Krida Sejahtera. Responden merasa dengan bekerja sebagai PLK cukup membantu dalam meningkatkan pemenuhan kebutuhan materi keluarga serta terjaminnya rasa aman dalam bekerja. Pendapatan yang diterima responden sebagai tenaga PLK cukup digunakan untuk memenuhi kebutuhan primer dalam keluarga yang mencakup kebutuhan sandang (pakaian), pangan (makan), dan papan (tempat tinggal) serta juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan sekunder seperti menyekolahkan anak dan kebutuhan hiburan keluarga meskipun peningkatan yang dirasakan responden tidak terlalu besar. Selain itu juga, responden merasa kebutuhan rasa aman dapat terpenuhi dikarenakan menerima jaminan kesehatan dan keselamatan kerja selama bekerja sebagai tenaga PLK plasma kelapa sawit KUD Krida Sejahtera. Hal ini sejalan

dengan penelitian Azizah, et al. (2018), mengenai motivasi petani terhadap panduan budidaya GTP (Good Tobacco Practices) di Desa Sumber Pinang Kecamatan Pakusari Kabupaten Jember yang menyatakan bahwa sebanyak 62,5% petani tembakau memberikan nilai motivasi pada indikator kebutuhan eksistensi adalah dalam kategori sedang dimana terjadi perubahan yang tidak besar terhadap pemenuhan kebutuhan sehari-hari keluarga responden, kepuasan dan rasa aman.

  • 3.3.2    Kebutuhan hubungan (relatedness)

Dilihat pada Tabel 4., motivasi akan perlu terpenuhinya kebutuhan hubungan responden tergolong dalam kategori tinggi dimana distrubusi responden sebanyak 29 orang dengan persentase sebesar 59,18%. Dengan bekerja sebagai tenaga PLK plasma kelapa sawit KUD Krida Sejahtera, responden merasa kebutuhan akan hubungan atau interaksi antar individu dapat terpenuhi. Bekerja sebagai tenaga PLK dapat mempererat hubungan dengan rekan kerja di perkebunan, karena antar tenaga PLK terbangun rasa kekerabatan yang cukup tinggi seperti saling membantu dalam menyelesaikan pekerjaan dan selalu berkumpul untuk menyantap bekal bersama saat istirahat. Terciptanya hubungan baik antar tenaga PLK dengan atasan semakin menimbulkan kenyamanan bekerja dalam lingkungan perkebunan. Selain itu, adanya dukungan dari keluarga responden serta jarak tempat bekerja dengan tempat tinggal yang tidak terlalu jauh menjadi dorongan bagi responden untuk bekerja sebagai tenaga PLK plasma kelapa sawit KUD Krida Sejahtera. Hal ini sejalan dengan penelitian Dewi, et al. (2016), mengenai motivasi petani berusahatani padi di Desa Gunung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali yang menyatakan bahwa Desa Gunung memiliki kebutuhan hubungan (relatedness) dengan skor tinggi sebesar 62,86% dan skor rendah sebesar 11,43% yang artinya responden beranggapan dengan melakukan usahatani padi dapat mempererat persaudaraan antar petani.

  • 3.3.3    Kebutuhan pertumbuhan (growth)

Kebutuhan pertumbuhan berkaitan dengan kebutuhan aktualisasi diri. Berdasarkan Tabel 4. dapat diketahui bahwa motivasi wanita untuk bekerja terhadap kebutuhan pertumbuhan tergolong dalam kategori sedang dimana distribusi responden sebanyak 25 orang dengan persentase sebesar 51,02%. Wanita pada dasarnya memiliki hak yang sama untuk mengembangkan potensi diri, serta wanita memiliki kemauan untuk meningkatkan potensi diri dengan cara bekerja yang artinya kegiatan wanita tidak hanya berada di rumah tetapi mampu mengeksplor kemampuan diri di ranah publik. Dengan tersedianya lapangan kerja sebagai tenaga PLK bagi para wanita rumah tangga mendorong wanita untuk bekerja untuk menambah kegiatan produktif. Selain itu, KUD Krida Sejahtera tidak memberikan syarat minimal pendidikan untuk menjadi tenaga PLK plasma kelapa sawit. Sehingga hal tersebut juga membuka kesempatan besar bagi wanita rumah tangga yang pendidikannya terholong rendah untuk mengembangkan potensi diri dengan cara bekerja.

Kebutuhan pertumbuhan yang tergolong sedang menunjukkan bahwa kebutuhan pertumbuhan cukup mendorong wanita untuk bekerja sebagai tenaga PLK plasma kelapa sawit KUD Krida Sejahtera. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian oleh Prayitno, et al. (2019), mengenai motivasi wanita menjadi pedagang sayur keliling di perumahan Kabupaten Jember yang menyatakan bahwa motivasi akan kebutuhan pertumbuhan wanita belum terpenuhi sehingga kebutuhan akan pertumbuhan tidak cukup mendorong wanita untuk bekerja sebagai pedagang sayur keliling diperumahan Kabupaten Jember.

Berdasarkan pembahasan mengenai motivasi yang mendorong wanita untuk bekerja dapat diketahui bahwa kebutuhan hubungan (relatedness) merupakan kebutuhan yang paling mendorong wanita untuk bekerja sebagai tenaga PLK. Namun secara umum, ketiga tingkat kebutuhan ERG meliputi kebutuhan eksistensi (existence), kebutuhan hubungan (relatedness) dan kebutuhan pertumbuhan (growth) merupakan motivasi yang mendorong wanita bekerja sebagai tenaga PLK plasma kelapa sawit KUD Krida Sejahtera. Sejalan dengan penelitian Sari, et al. (2021), mengenai motivasi petani menggunakan padi varietas baru hasil riset Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) di Kecamatan Karangdowo Kabupaten Klaten yang menyatakan bahwa motivasi petani menggunakan padi varietas BATAN adalah adanya pemenuhan kebutuhan keberadaan atau eksistensi, kebutuhan hubungan, kebutuhan pertumbuhan.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1    Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulanbahwa kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita KUD Krida Sejahtera yang bekerja di perkebunan plasma kelapa sawit terhadap pendapatan keluarga tergolong dalam kategori sedang dengan persentase sebesar 49,71%. Motivasi yang mendorong wanita untuk bekerja sebagai pekerja lapangan perkebunan plasma kelapa sawit di KUD Krida Sejahtera yakni adanya kebutuhan eksistensi (existence) seperti materi dan rasa aman. Selanjutnya, adanya kebutuhan hubungan (relatedness) dengan kategori tergolong tinggi seperti bersosialisasi dengan individu lain. Selanjutnya adanya kebutuhan pertumbuhan (growth) seperti kesempatan bagi orang dengan pendidikan rendah untuk bekerja dan mengembangkan potensi diri.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, adapun saran yang dapat diberikan mengenai kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita KUD Krida Sejahtera terhadap pendapatan keluarga yaitu wanita rumah tangga diharapkan diberikan peluang yang lebih besar di ranah publik untuk mengembangkan potensi diri serta dapat berperan produktif seperti membuka usaha rumahan guna membantu meningkatkan ekonomi keluarga. Koperasi Unit Desa Krida Sejahtera agar meningkatkan pemberdayaan wanita rumah tangga dengan menyalurkan lapangan

pekerjaan maupun pembinaan berwirausaha untuk mendukung potensi wanita rumah tangga sebagai upaya membantu meningkatkan kontribusi wanita dalam perekonomian keluarga. Penelitian ini menggunakan teori kebutuhan ERG untuk mengetahui motivasi yang mendorong wanita bekerja. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan teori lainnya yang dapat mewakili kondisi di lokasi penelitian.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah mendukung terlaksananya penelitian ini yaitu kepada seluruh pengurus dan tenaga kerja wanita KUD Krida Sejahtera, PT. Sumber Indah Perkasa selaku perusahaan mitra serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

Kusumawati, Yunita. 2012. Peran ganda Perempuan Pemetik Teh. Jurnal Unnes: Komuitas 4, (2): 157-167.

Talipi, S. B., B. O. L. Susana, and V. R. Moniaga. 2018. Kontribusi Ibu Rumah Tangga Terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus: Pengrajin Kerawang Di Desa Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo). Agri-SosioEkonomi Unsrat, Volume 14, pp. 271 – 278.

Hardani, H. Andriani, J. Ustiawaty, E. F. Utami, R. R. Istiqomah, R. A. Fardani, D. J. Sukmana, and N. H. Auliya, 2020. Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Ilmu.

Listiyandra, K., Z. Anna, and Y. Dhahiyat. 2016. Kontribusi Wanita Nelayan Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga Nelayan Di Muara Angke Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara. Jurnal Perikanan Kelautan, Volume VII, pp. 80-90.

Handayani, M.Th & N. W. P. Artini, 2009. Kontribusi Pendapatan Ibu Rumah Tangga Pembuat Makanan Olahan Terhadap Pendapatan Keluarga. Piramida, Volume V.

Prayitno, T., D. Soejono, and A. Suwandari. 2019. Motivasi Dan Kontribusi Pendapatan Pedagang Sayur Wanita Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Perumahan Kabupaten Jember. Jurnal ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA), Volume 3, pp. 170-182.

Kasim, Erni. 2019. Kontribusi Pekerja Perempuan terhadap Pendapatan Keluarga (Studi Kasus pada Agribisnis Jagung Hibrida di Desa Salotengnga Kecamatan Sabbangparu Kabupaten Wajo). Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Puangrimaggalatung Sengkang, Volume 7(1).

Dewi, M. M., B. W. Utami, and H. Ihsaniyati. 2016. Motivasi Petani Berusahatani Padi (Kasus di Desa Gunung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali). AGRISTA, Volume 4(3):104-114.

Azizah, E. B. Kuntadi. 2018. Persepsi dan Motivasi Petani Terhadap Panduan Budidaya GTP (Good Tobacco Practices) di Desa Sumber Pinang Kecamatan Pakusari Kabupaten Jember. UNEJ e-Proceeding.

Sari, R. Wanda, Sugiharjo, and Suminah. 2021. Motivasi Petani Menggunakan Padi Varietas Baru hasil Riset Badan Tenaga Nuklir Nasional di Kecamatan Karangdowa Kabupaten Klaten. AgriHumanis, Volume 2(2):131-142.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

224