Jurnal Agribisnis dan Agrowisata       ISSN: 2685-3809         Vol. 11, No. 1, Juli 2022

DOI: https://doi.org/10.24843/JAA.2022.v11.i01.p12

Analisis Penentuan Pusat Pertumbuhan Ekonomi dalam Pengembangan Wilayah di Kabupaten Labuhanbatu Utara, Provinsi Sumatera Utara

CONNY NATASYA TAMPUBOLON, I WAYAN BUDIASA*, WIDHIANTHINI

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Jl. PB.Sudirman Denpasar 80232 Email: [email protected] *[email protected]

Abstract

Growth Pole Determination Analysis for Regional Development of North Labuhanbatu Regency, North Sumatra Province

The gap between sectors and the unstable economic growth rate indicate that North Labuhanbatu Regency needs a regional development program. The research objective is to identify the classification of the economic sector in North Labuhanbatu Regency, determine the districts that are the growth poles, and interaction between areas known as growth poles with the surrounding areas. This study uses primary data with interview methods and secondary data with documentation methods. The indicators used are the Gross Regional Product (GRP) of North Labuhanbatu Regency and North Sumatra Province in 2015-2019, the population of each social and economic facility, the population of each sub-district, and the distance between sub-districts. The analysis was conducted using the typology classification method, the schalogram analysis and the centrality index, as well as the gravity analysis. The results show that the advanced and fast growing sector in North Labuhanbatu Regency is only the manufacturing industry sector. Districts that have the opportunity to become centers of economic growth in North Labuhanbatu Regency are Kualuh Hulu District and Kualuh Selatan District. Kualuh Hulu District has the closest interaction with other sub-district that is also a center of economic growth, namely Kualuh Selatan District.

Keywords: growing poles, typology, scalogram, centrality, gravity

  • 1 .    Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Pembangunan merupakan gerakan perubahan terencana yang dilakukan terus-menerus untuk mencapai keadaan yang lebih baik serta mencakup seluruh aspek kehidupan. Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mendorong terjadinya pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi yang

dilakukan pada setiap daerah merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Pembangunan ekonomi di setiap daerah diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan suatu daerah melalui pengembangan potensi-potensi yang dimiliki oleh suatu daerah (Ermawati, 2010). Peningkatkan pertumbuhan ekonomi membutuhkan adanya pengembangan wilayah. Upaya pengembangan wilayah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dapat diterapkan dengan melakukan penentuan pusat-pusat pertumbuhan. Menurut Tarigan (2010), pusat pertumbuhan dapat dilakukan seacara fungsional dan geografis.

Kabupaten Labuhanbatu Utara Kabupaten yang terdiri dari 8 kecamatan, 8 kelurahan, dan 82 desa ini memiliki wilayah seluas 354.580 km2 serta jumlah penduduk sekitar 363.816 jiwa (2019). Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Labuhanbatu Utara mengalami pertumbuhan yang tidak stabil. Pada tahun 2015, laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Labuhanbatu Utara mencapai 5,18%, pada tahun 2016 menjadi 5,21%. Namun, pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 5,11% sedangkan pada tahun 2018 meningkat hingga mencapai angka 5,20% dan kembali mengalami penuruan di tahun 2019 yaitu sebesar 5,15% ( BPS Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2020).

Kabupaten Labuhanbatu Utara juga terindikasi adanya kesenjangan kontribusi antar sektor-sektor penunjang perekonomiannya. Menurut data PBRD Kabupaten Labuhanbatu Utara (ADHK) menurut lapangan usaha 2015-2019, pembangunan sektoral yang terjadi di Kabupaten Labuhanbatu Utara didominasi oleh sektor pertanian yang berkontribusi hingga 39% dari pembentukan PDRB Kabupaten Labuhanbatu Utara, namun sektor pengadaan air, pengelolaan sampah limbah dan daur ulang memiliki persentase PDRB terendah yaitu 0,017% pada tahun 2019.

Laju pertumbuhan PDRB yang tidak stabil dan kesenjangan kontribusi antar sektor yang terjadi di Kabupaten Labuhanbatu Utara pada tahun 2015 hingga tahun 2019 mengindikasi bahwa pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat belum merata bahkan cenderung rendah. Hal ini bertolak belakang dengan pernyatan bahwa tolak ukur keberhasilan pembangunan suatu daerah dapat dilihat dari pencapaian pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan kesenjangan pendapatan antar penduduk dan antar sektor yang semakin kecil (Pratiwi dan Kuncoro, 2016).

  • 1.2    Rumusan Masalah

  • 1.    Bagaimana klasifikasi sektor perekonomian Kabupaten Labuhanbatu Utara?

  • 2.    Kecamatan mana yang berpeluang menjadi pusat pertumbuhan di Kabupaten Labuhanbatu Utara?

  • 3.    Bagaimana interaksi (tingkat keterkaitan) antara pusat pertumbuhan (growth pole) dan daerah sekitarnya (hinterland)?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

  • 1.    Mengidentifikasi klasifikasi sektor perekonomian Kabupaten Labuhanbatu Utara?

  • 2.    Menentukan kecamatan yang berpeluang menjadi pusat pertumbuhan di Kabupaten Labuhanbatu Utara?

  • 3.    Menganalisis interaksi (tingkat keterkaitan) antara pusat pertumbuhan (growth pole) dan daerah sekitarnya (hinterland)?

  • 2 .    Metode Penelitian

    • 2.1   Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Labuhanbatu Utara,Sumatera Utara pada bulan November 2020 hingga Januari 2021. Lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan tertentu.

  • 2.2    Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, data kualitatif yang berupa gambaran umum seperti letak geografis lokasi penelitian. Data kuantitatif yang akan digunakan adalah data PDRB Kabupaten Labuhanbatu Utara dan PDRB Provinsi Sumatera Utara tahun 2015-2019 serta kuantitas sarana ekonomi, kuantitas sarana kelembagaan, kuantitas sarana kesehatan, kuantitas sarana pendidikan, kuantitas sarana peribadatan, kuantitas sarana pariwisata, jarak antar kecamatan, dan kuantitas penduduk tiap kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Sumber data yang digunakan yaitu data primer berupa wawancara dan data sekunder yang diperoleh dari BPS Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi. Wawancara dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan narasumber yaitu ibu Nurhayati Munthe yang merupakan kepala bidang perekonomian BAPPEDA Kabupaten Labuhanbatu Utara. Dokumentasi digunakan dengan mengumpulkan data kemudian ditelaah (Sugiyono, 2015).

  • 2.3    Variabel Penelitian dan Pengukuran

Penelitian ini menggunakan tiga variable, yaitu:

  • 1.    Klasifikasi Sektor Perekonomian, dengan indikator 17 Sektor PDRB Kabupaten Labuhanbatu Utara dan Provinsi Sumatera Utara 2015-2019

  • 2.    Pusat Pertumbuhan, dengan indikator kuantitas sarana ekonomi, kuantitas sarana kelembagaan, kuantitas sarana kesehatan, kuantitas sarana pendidikan, kuantitas sarana peribadatan dan kuantitas sarana pariwisata

  • 3.    Kekuatan interaksi, dengan indikator jumlah penduduk setiap kecamatan dan jarak antar kecamatan

  • 2.4   Metode Analisis

    2.4.1  Tipologi klassen

Analisis tipologi klassen adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui pola/struktur pertumbuhan ekonomi daerah dan mengidentifikasi sektor/komoditi unggulan di suatu daerah. Pada penelitian ini analisis tipologi klassen menggunakan

pendekatan sektoral yang dilakukan dengan membandingkan nilai PDRB setiap sektor di Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan PDRB sektor tersebut di Provinsi Sumatera Utara dan membandingkan laju pertumbuhan setiap sektor di Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan laju pertumbuhan sektor tersebut di Provinsi Sumatera Utara kemudian mengklasifikasikan hasil analisis tersebut ke empat karakteristik berikut (Syafrizal, 2008):

Tabel 1.

Analisis Tipologi Klassen

xix

xix

si > s

Kuadran I (sektor maju dan cepat tumbuh)

Kuadran III (sektor masih dapat berkembang pesat)

si < s

Kuadran II (sektor maju tapi tertekan)

Kuadran IV (sektor relatif tertinggal).

Keterangan:

si = Laju pertumbuhan sektor i PDRB Kabupaten Labuhanbatu Utara

s = Laju pertumbuhan sektor i PDRB Sumatera Utara

xi = Kontribusi sektor i terhadap PDRB Kabupaten Labuhanbatu Utara

x = Kontribusi sektor i terhadap PDRB Sumatera Utara

  • 2.4.2    Analisis skalogram dan indeks sentralitas

Analisis Skalogram merupakan suatu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui kemampuan suatu daerah dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Analisis skalogram ini bisa digunakan dengan menuliskan ada/tidaknya fungsi/fasilitas tersebut di suatu wilayah tanpa memperhatikan jumlah/kuantitasnya. Semakin lengkap pelayanan yang diberikan, menunjukkan bahwa kota/daerah tersebut mempunyai tingkatan yang tinggi dan dapat dikatakan sebagai pusat pertumbuhan (Sagala, 2009). Yudi Utama (2017) menjelaskan rumus yang digunakan untuk mencari banyak hirarki pada setiap kecamatan sebagai pusat pertumbuhan sebagai berikut,

k = 1 + 3,3 log

n…………………………….(1) Keterangan: k = banyak hirarki n = banyak kecamatan

Nilai indeks sentralitas dianalisis dengan mengembangkan hasil dari analisis skalogram. Indeks sentralitas ditentukan berdasarkan jumlah fungsi/fasilitas dan frekuensi (kelangkaan) keberadaan fungsi/fasilitas pada wilayah yang ditinjau. Tabel analisis skalogram akan digunakan untuk menentukan nilai indeks sentralitas pada baris terakhir ditentukan bobot fungsi,menggunakan rumus (Ermawati, 2010):

C =


(2)


Keterangan :

C = Bobot dari suatu fungsi/fasilitas (Nilai sentralitas) t = Nilai sentralitas total (100)

T = Jumlah total fungsi

Penentuan hirarki memerlukan interval/range yang dapat ditentukan dengan rumus:

I =  ……………………………….……..(3)

Keterangan:

I = interval hirarki

A = jumlah fasilitas tertinggi (kuantitas)

B = jumlah fasilitas terendah (kuantitas)

k = banyaknya hirarki

  • 2.4.3    Analisis gravitasi

Analisis gravitasi digunakan untuk melihat ukuran dan jarak antara dua

tempat, yaitu pusat pertumbuhan dengan daerah sekitarnya, sampai seberapa jauh

sebuah daerah yang menjadi pusat pertumbuhan mempengaruhi dan berinteraksi

dengan daerah sekelilingnya (Ermawati,2010). Apabila angka interaksi yang

dihasilkan oleh kecamatan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi dengan daerah sekitarnya (hinterland) semakin besar, maka hubungan interaksinya semakin kuat.

Saruhian (2006) menjelaskan rumus gravitasi adalah sebagai berikut:

Pix Pj ⅛2

(4)


Keterangan :

I = Besarnya interaksi antara wilayah i dan j Pi = Jumlah penduduk wilayah i (ribuan jiwa) Pj = Jumlah penduduk wilayah j (ribuan Jiwa) dij= Jarak antar kota i dan kota j (km)

  • 3    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1   Klasifikasi Sektor Perekonomian Kabupaten Labuhanbatu Utara

Berikut adalah klasifikasi sektoral PDRB Kabupaten Labuhanbatu Utara yang dianalisis menggunakan analisis tipologi Klassen.

Tabel 2.

Klasifikasi Sektoral PDRB Kabupaten Labuhanbatu Utara berdasarkan Analisis Tipologi Klassen

Kuadran I

(sektor maju dan cepat tumbuh) xi>x dan si>s

Kuadran III

(sektor masih dapat berkembang pesat/potensial) xi<x dan si>s

-Industri Pengolahan

-Pertambangan dan Penggalian

-Konstruksi

-Perdagangan Besar dan Eceran, dan

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

-Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

-Real Estate

  • -Jasa pendidikan

  • -Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Kuadran II (sektor maju tapi tertekan) xi>x dan si<s

Kuadran IV (sektor relatif tertinggal) xi<x dan si<s

-Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

-Pengadaan Listrik, Gas

-Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

-Transportasi dan Penggudangan

-Informasi dan Komunikasi

-Jasa Keuangan dan Asuransi

-Jasa Perusahaan

-Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib

-Jasa Lainnya

Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui bahwa sektor industri pengolahan merupakan satu-satunya sektor maju dan cepat tumbuh di Kabupaten Labuhanbatu Utara dan sektor yang maju tertekan ialah sektor pertanian, perikanan dan kehutanan. Sektor yang berada di kuadran III atau sektor potensial terdapat 6 sektor, serta 7 sektor di Kabupaten Labuhanbatu Utara terindikasi sebagai sektor yang relatif tertinggal.

  • 3.2    Kecamatan yang berpeluang sebagai Pusat Pertumbuhan di Kabupaten Labuhanbatu Utara

Analisis Skalogram dengan indeks sentralitas merupakan alat analisis yang digunakan untuk mengetahui daerah yang berpeluang menjadi pusat pertumbuhan di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Analisis ini dilakukan dengan indikator ketersedian fungsi/fasilitas pelayanan sebagai pendukung terjadinya aktivitas ekonomi dan juga frekuensi keberadaan fungsi/fasilitas tersebut dengan mengembangkan hasil analisis skalogram untuk mengetahui indeks sentralitasnya.

Setelah dilakukan analisis skalogram, penentuan banyaknya interval, bobot fungsi/fasilitas dan interval hirarki, maka diperoleh kategori hirarki sesuai dengan nilai indeks sentralitasnya seperti yang di tampilkan oleh tabel berikut ini

Tabel 3.

Hirarki Ketersediaan Fungsi/Fasilitas Setiap Kecamatan Menggunakan Analisis Skalogram Dengan Indeks Sentralitas

No

Kecamatan

Jumlah Jenis

Fungsi/Fasilitas

Indeks

Sentralitas

Hirarki

1

Kualuh Hulu

20

436,11

I

2

Kualuh Selatan

20

419,33

I

3

Na IX-X

17

266,12

III

4

Kualuh Leidong

16

215,95

IV

5

Marbau

18

211,11

IV

6

Kualuh Hilir

15

205,27

IV

7

Aek Natas

18

189,35

IV

8

Aek Kuo

16

157,36

IV

Berdasarkan peringkat hirarki yang telah dilakukan, maka dapat diketahui bahwa kecamatan yang berpeluang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah kecamatan yang berada di hirarki I yaitu Kecamatan Kualuh Hulu dan Kualuh Selatan, sedangkan kecamatan lainnya merupakan daerah pendukung (hinterland) yang membantu dan mendukung kegiatan ekonomi yang terjadi di kecamatan pusat pertumbuhan ekonomi sehingga keduanya saling membangun.

  • 3.3    Interaksi Antara Pusat Pertumbuhan dan Daerah Sekitarnya (hinterland)

Kekuatan hubungan antar dua daerah berbanding lurus dengan besarnya penduduk dan berbanding terbalik dengan jarak antara dua daerah tersebut (Sembiring, 2020). Hasil analisis gravitasi yang dilakukan berdasarkan hasil analisis skalogram dan indeks sentralitas dapat di lihat pada tabel 4.

Tabel 4.

Nilai Interaksi antara Kecamatan Pusat Pertumbuhan dan Daerah Sekitarnya

Pusat Pertumbuhan

Kecamatan Hinterland

Nilai Interaksi

Kualuh Selatan

29.999.201

Aek Natas

2.436.565

Na IX-X

2.413.124

Kualuh Hulu

Marbau

1.009.667

Kualuh Hilir

725.444

Aek Kuo

696.185

Kualuh Leidong

282.992

Kualuh Hulu

29.999.201

Aek Natas

3.765.179

Na IX-X

2.462.866

Kualuh Selatan

Marbau

1.072.665

Kualuh Hilir

930.610

Aek Kuo

787.068

Kualuh Leidong

159.269

Berdasarkan hasil analisis gravitasi, dapat diketahui bahwa interaksi paling besar terjadi pada sesama kecamatan pusat pertumbuhan yaitu Kecamatan Kualuh Hulu dan Kualuh Selatan yaitu sebesar 29.999.201. Hal ini disebabkan oleh jarak antar kedua kecamatan ini yang bersebelahan, sehingga interkasi antar daerah dalam berbagai hal cukup besar. Hubungan interaksi yang tinggi antar sesama kecamatan sebagai pusat pertumbuhan merupakan hal yang baik untuk perkembangan wilayah di Kabupaten Labuhanbatu Utara karena interaksi ini akan menyebabkan efek sebar (spread effect) yang lebih luas sehingga lebih banyak daerah sekitarnya yang tumbuh dan berkembang.

  • 4    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1    Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan yaitu hasil analisis tipologi klassen, sektor yang maju dan cepat tumbuh di Kabupaten Labuhanbatu Utara hanya sektor industri pengolahan. Sektor pertanian, kehutanan dan perikanan yang memiliki rata-rata kontribusi sektor lebih tinggi daripada Provinsi Sumatera Utara, namun memiliki rata-rata laju pertumbuhan lebih kecil daripada Provinsi Sumatera Utara sehingga dapat disimpulkan bahwa sektor ini merupakan sektor yang maju namun tertekan Berdasarkan hasil analisis skalogram dan indeks sentralitas yang telah dilakukan, dari 8 kecamatan terdapat 2 kecamatan yang berpeluang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu Utara yaitu Kecamatan Kualuh Hulu dan Kecamatan Kualuh Selatan. Berdasarkan analisis gravitasi, kecamatan

Kualuh Hulu memiliki interaksi yang paling kuat dengan sesama kecamatan pusat pertumbuhan yaitu Kecamatan Kualuh Selatan. Kedua kecamatan yang berpeluang menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yaitu Kecamatan Kualuh Hulu dan Kualuh Selatan, memiliki nilai interaksi terendah dengan Kecamatan Kualuh Leidong.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan pembahasan yang telah dijabarkan, maka saran yang dapat diberikan yaitu sektor industri pengolahan sebagai sektor maju dan cepat tumbuh hendaknnya terus dioptimalkan. Pemerintah juga harus berfokus kepada sektor yang berada di bawah kuadran satu dengan terus memberikan pendampingan dan kerjasama yang baik dengan para stakeholder terkait. Sektor pertanian, perikanan dan kehutanan yang merupakan sektor maju tapi tertekan sebaiknya diberikan bantuan dalam hal jaringan pemasaran produk, promosi dan peluang investasi yang dapat dilakukan melalui website, media sosial maupun membangun kemitraan dengan pelaku usaha lokal dan luar daerah. Selain itu, pemerintah hendaknya menggiatkan budidaya tanaman pangan sehingga Kabupaten ini dapat memenuhi kebutuhan pangannya dan daerah sekitarnya. Agar pemerintah dapat mempertimbangkan penetapan Kecamatan Kualuh Hulu dan Kualuh Selatan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Labuhanbatu Utara sebagai upaya pengembangan wilayah. Pemerataan ketersediaan fasilitas dan infrastruktur di setiat kecamatan sebaiknya ditingkatkan oleh pemerintah daerah terutama kecamatan yang berada di hirarki III dan IV atau yang memiliki tingkat interaksi yang rendah dengan pusat pertumbuhan. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengoptimalkan variabel dan indikator serta alat analisis yang digunakan agar hasil penelitian lebih sempurna

  • 5    Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, seluruh pihak yang telah mendukung terlaksananya penulisan e-jurnal ini yaitu kepada BPS Kabupaten Labuhanbatu Utara, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Labuhanbatu Utara, keluarga dan teman-teman serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga penelitian ini bermanfaat dengan sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu Utara. 2020. PDRB Kabupaten Labuhanbatu Utara Atas Harga Konstan 2015-2019 Juta Rupiah. Kabupaten Labuhanbatu Utara: Badan Pusat Statistik

Ermawati. 2010. Analisis Pusat Pertumbuhan Ekonomi Pada Tingkat Kecamatandi Kabupaten Karanganyar Provinsi Jawa Tengah. (Skripsi). Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Pratiwi, M.C.Y dan Kuncoro. 2016. Analisis Pusat Pertumbuhan dan Autokorelasi

Spasial di Kalimantan: Studi Empiris di 55 Kabupaten/Kota, 2002-2012.

Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia. 16(2) : 81-104

Sagala, S. 2009. Hasil Analisis Pusat Pertumbuhan di Kabupaten Ogan Hilir. Jakarta.

Saruhian, Aryan. 2006. Identifikasi dan Analisis Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi Di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung. Tesis. Depok: Universitas Indonesia

Sembiring, Z.R.B. 2020. Analisis  Penentuan  Pusat Pertumbuhan dalam

Pengembangan Wilayah di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara. (Skripsi). Denpasar: Universitas Udayana

Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional, Teori dan Aplikasi. Cetakan Pertama. Baduose Media, Padang

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kombinasi ( Mix Methods). Bandung: Alfabeta

Tarigan, Robinson. 2010. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Edisi Revisi V.

Penerbit Bumi Aksara, Jakarta

Yudi Utama, A. W. 2017. Identifikasi Pusat Pertumbuhan dan Wilayah Hinterland di Kabupaten Klaten. (Skripsi). Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

135