Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2685-3809    Vol. 10, No. 2, Desember 2021

Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan Tradisional di Desa Bunutan Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem

I KOMANG GEDE ROBBIE PRADNYANA, I KETUT RANTAU*, I GUSTI AYU AGUNG LIES ANGGRENI

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana

Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232 Email: komangrobbie@hotmail.com * ketutrantau@gmail.com

Abstract

Analysis of Income and Welfare Level of Fishermen Households in Bunutan Village, Abang District, Karangasem Regency

This research was to know (1) The income obtained by traditional fishermen from fish catches, and the income of traditional fishermen’s households, (2) The level of welfare of traditional fishermen households, and (3) Factors influenced the welfare level of traditional fishermen households in Bunutan Village.This study was conducted in Bunutan Village, Abang District, Karangasem Regency with survey method. Respondents in this study were 50 traditional fishermen who used netfishes whom selected using simple random sampling method. Household income consists of on farm, off farm and non fishing. Household welfare level is analyzed by Central agency on Statistics 2018 criteria. The factors that influence household welfare analyzed by binary logistic regression. The results showed that the income obtained by fishermen from fish catches in the western season was Rp Rp4.823.677, in the eastem season was Rp13.663.463, and in the normal season was Rp8.505.180. The contribution of fish catches income (on farm) was 91.01 percent traditional fishermen households income, the contribution of bussines income in the agricultural sector outside the fish catches (off farm) was 5.55 percent, and the contribution of business outside the agricultural sector (non fishing) was 3.60 percent. The households of traditional fishermen as big as 52,00 percent were classified as not prosperous yet and 48,00 percent were prosperous based on criteria of walfare according to Central agency on Statistics 2018. The factors influenced the welfare of traditional fishermen households were the level of education and income of fishermen’s households.

Keywords: income, welfare, traditional fishermen

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Penduduk Kabupaten Karangasem terutama yang tinggal dipesisir, mencari nafkah dengan menjadi seorang nelayan. Namun kenyataannya masih cukup banyak nelayan belum dapat meningkatkan hasil tangkapannya, sehingga tingkat pendapatan nelayan tidak meningkat. Mereka pada umumnya tinggal dipinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya.

Kondisi Sosial Ekonomi masyarakat nelayan di Desa Bunutan ini sama halnya dengan kondisi masyarakat nelayan pada umumnya. Jika kondisi cuaca baik maka nelayan dapat pergi melaut setiap hari, hanya sebahagian nelayan saja yang memiliki pekerjaan sampingan. Lain pihak mereka harus memenuhi kebutuhan hidup setiap hari.

Berikut ini merupakan data hasil produksi perikanan laut tangkap di Provinsi Bali pada tahun 2011 sampai 2016 disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1.

Data Produksi Perikanan Bali, Tahun 2014 s/d 2018

Kabupaten/Kota

Produksi Perikanan (Ton)

2014

2015

2016

2017

2018

Kab. Jembrana

25.365,60

22.051,90

12.089,70

7.606,27

14.840,30

Kab. Tabanan

4.784,10

3.760

3.665,70

3.877,50

3.967,40

Kab. Badung

6.620,50

7.059,50

11.628,10

6.077,40

16.970,10

Kab. Gianyar

2.638,80

1.383,30

1.388,00

1.359,10

1.394,60

Kab. Klungkung

85.791,50

108.216,80

108.027,90

1.859,23

2.575,40

Kab. Bangli

7.326,90

7.266,90

7.204,50

6.021,80

5.181.50

Kab. Karangasem

22.122,10

25.371,30

24.414,40

42.207,40

27.085,00

Kab. Buleleng

19.863,40

19.148,50

19.350,20

20.125,51

20.837,60

Kota Denpasar

46.193,60

34.615,20

45.759,30

40.941.21

34.680,20

Provinsi Bali

220.706,40

228.873,50

233.527,80

130.075.42

127.532.10

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2019)

Tabel 1 menunjukan terjadinya fluktuasi produksi perikanan di Kabupaten Karangasem, dari tahun 2014 yang memproduksi ikan sebesar 22.122,10 ton, yang meningkat sampai tahun 2017 produksi ikan mencapai 42.207,40 ton dan terjadi penurunan jumlah produksi perikanan di tahun 2018 sebesar 15.122,4 ton, dengan jumlah produksi perikanan sebesar 27.085,00 ton.

Fluktuasi produksi ikan di Kabupaten Karangasem disebabkan karena berbagai faktor yang tidak mendukung di Selat Lombok untuk melakukan kegiatan penangkapan ikan. Nelayan di Desa Bunutan mengaku memilih libur melaut karena cuaca buruk, jika dipaksakan hasilnya rugi dan tangkapan ikan sedikit. Selama menganggur dari kegiatan melaut, para nelayan memperbaiki jukung, alat tangkap, hingga menjadi buruh serabutan. (Dinas Kelautan Perikanan dan Kehutanan Kab. Karangasem, 2018)

  • 1.2    Tujuan Penelitan

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

  • 1.    Pendapatan yang diperoleh nelayan tradisional dari hasil tangkapan ikan laut dan pendapatan rumah tangga nelayan tradisional di Desa Bunutan Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem.

  • 2.    Tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan tradisional di Desa Bunutan Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem.

  • 3.    Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan tradisional di Desa Bunutan Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1   Lokasi dan Waktu Penelitian

Penentuan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Desa Bunutan, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. Waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2020.

  • 2.2   Data dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang di kumpulkan pada penelitian ini meliputi data primer yaitu data yang bersumber langsung dari objek yang ingin diteliti. Dalam penelitian ini data primer diperoleh secara langsung dari nelayan melalui wawancara dan dipandu dengan kuesioner. Dan data sekunder diperoleh dari publikasi, laporan-laporan, lembaga-lembaga terkait,seperti: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Karangasem dan lembaga lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

Pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara terstruktur, kuesioner, wawancara mendalam dengan melakukan pengamatan secara langsung di studi kasus dan di lapangan dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuisioner dan angket.

  • 2.3    Populasi dan Sampel

Menurut Malhotra (dalam Amirullah, 2015) populasi adalah keseluruhan kelompok dari orang-orang, peristiwa atau barang-barang yang diminati oleh peneliti untuk diteliti. Populasi pada penelitian ini adalah para supplier yang berada di Desa Bunutan Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem yang berjumlah 50 nelayan. Metode Pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik ini dipilih karena pupulasi yang menjadi sasaran bersifat homogen.

  • 2.4    Variabel dan Analisis Data

Variabel memiliki nilai dan variasi sehingga dapat diukur. Penentuan variabel akan memudahkan pemahaman mengenai konsep penelitian yang masih abstrak, sehingga penelitian dapat dilakukan. Dalam penelitian ini terdapat beberapa variabel penelitian dengan beberapa indikator sebagai pengukuran, dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2.

Variabel Penelitian

Variabel

Indikator          Parameter          Pengukuran

Pendapatan rumah tangga nelayan tradisional

  • a.    Pendapatan usaha   Rp/tahun          Kuantitatif

usaha perikanan

tangkap.

  • b.    Pendapatan di                         Rp/tahun

Kuantitatif

sektor pertanian

di luar usaha perikanan tangkap.

c. Pendapatan di                         Rp/tahun

Kuantitatif

luar sektor pertanian.

Tingkat Kesejahteraan masyarakat

  • a.    Kependudukan       1. Kurang         Skor

  • b.    Kesehatan dan gizi   2. Cukup

  • c.    Pendidikan.           3. Baik

  • d.    Ketenagakerjaan.

  • e.    Konsumsi rumah tangga.

  • f.    Perumahan.

  • g.    Kemiskinan dan lingkungan.

  • h.    Sosial dan lainya.

Faktor-faktor yang Kualitatif mempengaruhi tingkat kesejahteraan masyarakat

  • a.    Jumlah anggota             Kartu keluarga

keluarga.

  • b.    Usia kepala keluarga. KTP

  • c.    Pengalaman melaut.  Lama melaut

  • d.    Tingkat Pendidikan.  Pendidikan formal

yang terakhir

  • e.    Pendapatan rumah   Total semua

tangga nelayan.      pendapatan

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2019)

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1   Karakteristik Responden

Responden termuda berumur 20 tahun dan nelayan responden tertua berumur 65 tahun. Tingkat pendidikan SD yaitu sebanyak 30 nelayan responden atau sebesar 60,00 persen. Namun ada 4 orang nelayan responden atau sebesar 8,00 persen tidak menyelesaikan pendidikan formalnya (SD). Pengalaman kerja sebagai nelayan tradisional paling banyak yaitu pada golongan 35-45 tahun yaitu sebesar 48,00 persen. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar nelayan tradisional meneruskan jejak orang tua yang berprofesi sebagai nelayan tradisional

  • 3.2    Analisis Pendapatan Usaha Perikanan Tangkap (on farm)

Adapun perbedaan pendapatan usaha ikan tangkap nelayan tradisional pada musim barat, musim timur dan musim normal dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3.

Rekapitulasi Pendapatan Musim Barat, Musim Timur, dan Musim Normal

Uraian

Per Satu Kali Melaut

Musim Barat

Musim Timur Musim Normal

1. Penerimaan

408.500

741.000

616.500

  • 2.    Biaya Produksi Biaya Variabel (Tunai) Biaya Tetap

  • a. Biaya Tetap Tunai

247.418

313.766

302.720

1) Tenaga Kerja

80.127

212.102

157.008

2) Alat Tangkap (Jaring)

9.532

9.532

9.532

3) Pemeliharaan perahu mesin+alat tangkap

b. Biaya Tetap Diperhitungkan

8.043

8.043

8.043

Biaya Penyusutan

30.549

30.549

30.549

3. Pendapatan

Pendapatan Atas Biaya Tunai

63.380

197.557

139.197

Pendapatan Atas Biaya Total

32.831

167.008

108.648

Per Musim

1. Penerimaan 54.964.000

33.501.000

78.382.000

2. Biaya Produksi Biaya Variabel (Tunai)

20.355.281

37.514.656

29.477.375

Biaya Tetap

  • a. Biaya Tetap Tunai

  • 4) Tenaga Kerja

6.570.375

25.452.214

15.229.771

  • 5)    Alat Tangkap (Jaring)

  • 6)    Pemeliharaan perahu+

950.000

950.000

950.000

mesin+alat tangkap

801.667

801.667

801.667

b. Biaya Tetap Diperhitungkan Biaya Penyusutan

3.044.713

3.044.713

3.044.713

3. Pendapatan

Pendapatan Atas Biaya Tunai

4.823.677

13.663.463

8.505.187

Pendapatan Atas Biaya Total 4. R/C Ratio

1.778.964

10.618.750

5.460.474

R/C Atas Biaya Tunai

1,16

1,21

1,18

R/C Atas Biaya Total

1,05

1,15

1,11

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2019)

Besarnya R/C rasio atas biaya tunai maupun R/C rasio atas biaya total pada setiap musim yang diperoleh dalam usaha ikan tangkap nelayan tradisional adalah diatas 1,00. Besarnya nisbah antara penerimaan dengan biaya tersebut menunjukan bahwa usaha ikan tangkap nelayan tradisioanl di Desa Bunutan pada musim barat,

musim timur dan musim normal layak untuk dilakukan atau memberikan keuntungan (R/C>1).

Dari hasil perhitungan ketiga pendapatan rumah tangga nelayan tradisional tersebut, diketahui bahwa rata-rata pendapatan rumah tangga per tahun dari hasil usaha perikanan tangkap (on fishing) yaitu sebesar Rp17.858.188 per tahun, sedangkan rata-rata pendapatan dari sektor pertanian di luar usaha perikanan tangkap (off fishing) yaitu sebesar Rp2.736.776 per tahun dan pendapatan dari usaha di luar sektor pertanian (non fishing) yaitu sebesar Rp1.775.000 per tahun.

Tabel 4.

Pendapatan Nelayan Tradisional

Pendapatan Nelayan Tradisional            Pendapatan           Persentase

Rp/tahun Rp/bulan

Pendapatan Perikanan Tangkap (on fishing) Pendapatan dari Sektor Pertanian di Luar

17.858.188

1.488.182

91,01

Perikanan Tangkap (off fishing) Pendapatan di Luar Sektor Pertanian

2.736.776

228.065

5,55

(non fishing)

1.775.000

147.917

3,60

Jumlah

49.276.526

4.106.377

100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2019)

  • 3.3    Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan Tradisional Menurut Badan Pusat Statistik (2018)

Tabel 5.

Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga Nelayan Tradisional

Kategori

Skor

Jumlah Rumah Tangga

Persentase

Belum Sejahtera

7-14

26

52,00

Sejahtera

15-21

24

48,00

Jumlah

50

100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2019)

Pada Tabel diperoleh data bahwa rumah tangga nelayan tradisional di Desa Bunutan Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem sebagian besar memperoleh jumlah skor yang berkisar antara 7-14 dengan persentase sebesar 52,00 persen. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar rumah tangga nelayan tradisional memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah atau dapat digolongkan rumah tangga belum sejahtera.

  • 3.4    Faktor–Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kesejahteraan Rumah

    Tangga Nelayan Tradisional di Desa Bunutan

Regresi logistik (logit) digunakan untuk mencari pengaruh variabel bebas dan variabel terikat. Model logistik (logit) adalah model regresi non linier, dimana variabel dependent bersifat kategorikal.

Tabel 5.

Variables in the Equation

B

S.E.      Wald    Df

Sig.

Exp(B)

Step 1a

X1

-.046

.131

.123

1

.726

.955

X2

-.030

.146

.043

1

.835

.970

X3

.367

.165

4.969

1

.026

1.444

X4

.338

.170

3.941

1

.047

1.402

X5

.566

.185

9.395

1

.002

1.761

Constant

-11.059

3.689

8.988

1

.003

.000

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4, X5.

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Bali (2019)

Model Regresi Logistik:

Ln -p- = -11,059 - 0,046X1 - 0,030X2 + 0,367X3 + 0,338X4 + 0,566X5

  • 1    - P

Menguji Koefisien Regresi berdasarkan nilai sig.:

  • 1.    Nilai sig. pada Variabel jumlah anggota keluarga memiliki nilai = 0,726 dimana > 0,05. Ini artinya bahwa variabel Jumlah Anggota Keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan. Faktor jumlah anggota keluarga tidak dapat menjadi penentu pada tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan tradisional karena masih bersifat general. Hal tersebut dikarenakan jumlah anggota keluarga yang semakin banyak belum tentu akan sejahtera maupun belum sejahtera, begitu pun sebaliknya jumlah anggota keluarga yang semakin sedikit belum tentu akan sejahtera maupun belum sejahtera. Hal tersebut dilihat dari seberapa besar pendapatan keluarga yang diperoleh masing–masing keluarga nelayan tradisional dan seberap besar pengeluaran keluarga.

  • 2.    Nilai sig. pada variabel X2 (Usia Kepala Keluarga) = 0,835 dimana > 0,05. Ini artinya bahwa variabel Usia Kepala Keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan. Faktor usia kepala keluarga tidak dapat menjadi penentu pada peluang rumah tangga nelayan tradisional untuk sejahtera karena masih bersifat general. Hal tersebut dikarenakan usia kepala keluarga yang tua belum tentu rumah tangga sejahtera, begitu pun sebaliknya usia kepala keluarga yang muda belum tentu rumah tangga lebih sejahtera dari usia kepala keluarga yang tua.

  • 3.    Nilai sig. pada variabel X3 (Pengalaman Melaut) = 0,026 dimana < 0,05. Ini artinya bahwa variabel Pengalaman Melaut berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan. Hal tersebut berarti bahwa factor pengalaman melaut berpengaruh terhadap peluang rumah tangga nelayan tradisional untuk sejahtera. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Viyana (2015) tentang analisis tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan

kecil di Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa salah satu faktor yang berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan yang sama pada penelitian ini adalah tingkat pendidikan. Faktor lain seperti usia nelayan, dan pengalaman kerja sebagai nelayan/pengalaman melaut berpengaruh tidak signifikan terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan

  • 4.    Nilai sig. pada variabel X4 (Tingkat Pendidikan) = 0,047 dimana < 0,05. Ini artinya bahwa variabel Tingkat Pendidikan berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan. Hal tersebut berarti bahwa factor tingkat pendidikan berpengaruh terhadap peluang rumah tangga nelayan tradisional untuk sejahtera.

  • 5.    Nilai sig. pada variabel X5 (Pendapatan Rumah Tangga) = 0,002 dimana < 0,05. Ini artinya bahwa variabel Pendapatan Rumah Tangga berpengaruh signifikan terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan.

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1 .   Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini yaitu pendapatan yang diperoleh nelayan dari hasil tangkapan ikan berbeda-beda besarnya setiap musimnya. Pendapatan nelayan pada musim barat sebesar Rp4.823.677, musim timur sebesar Rp13.663.463, dan musim normal sebesar Rp8.505.187. Kontribusi pendapatan usaha perikanan tangkap (on farm) sebesar 91,01 persen dari pendapatan rumah tangga nelayan tradisional, dan kontribusi pendapatan dari sektor pertanian di luar usaha perikanan tangkap (off farm) sebesar 5,55 persen serta kontribusi pendapatan pendapatan dari usaha di luar sektor pertanian (non-farm) sebesar 3,60 persen. Tingkat kesejahteraan rumah tangga nelayan tradisional yang diteliti menurut kriteria Badan Pusat Statistik 2018 yaitu sebesar 52,00 persen rumah tangga nelayan tradisonal masih tergolong kedalam rumah tangga belum sejahtera dan sebesar 48.00 persen rumah tangga tergolong kedalam rumah tangga sejahtera. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan rumah tangga nelayan tradisional adalah tingkat pendidikan, pengalaman melaut, dan pendapatan rumah tangga nelayan tradisional.

  • 4.2   Saran

Saran yang dapat diberikan yaitu bagi pemerintah diharapkan dapat memberikan kembali bantuan berupa dana yang dapat digunakan nelayan sebagai modal dan meningkatkan layanan penyuluhan dalam pembinaan serta pengembangan kemampuan nelayan dalam menangkap ikan, sehingga akan berdampak pada peningkatan pendapatan nelayan tradisional. Bagi nelayan tradisional sebaiknya melakukan pinjaman modal kepada sumber pinjaman dana seperti koperasi namun tidak kepada pengepul atau tengkulak. Sehingga nelayan tradisional tidak perlu melakukan pinjaman kepada pengepul/tengkulak yang menyebabkan keterikatan antara nelayan tradisional dengan tengkulak. Bagi peneliti lain agar dapat mengkaji

lebih lanjut tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nelayan tradisional di Desa Bunutan Kecamatan Abang Kabupaten Karangasem.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Ucapan terimakasih ini ditujukan kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian hingga karya ilmiah ini bisa dipublikasikan. Penulis sampaikan terimakasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, kedua terimakasih kepada orang tua dan keluarga yang telah memberi dukungan, dan terimakasih kepada instansi di lokasi penelitian yang telah memperlancar penelitian ini.

Daftar Pustaka

Alfrida, T. 2017. Analisis Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Rumah Tangga

Petani Padi Sawah Berdasarkan Luas Lahan. Vol 3, No 3.

Azahari, A. 2000. Kemitraan Agribisnis Tiga Tunggu. Ekonomi dan Bisnis Indonesia. 15 (2) : 186-200.

Badan Pusat Statistik (BPS). 2018. Hasil Survei Pertanian antar Sensus (SUTAS) 2018. Badan Pusat Statistik Provinsi Bali.

Carera, V. 2017. Hubungan Antara Pendapatan Dengan Pola Konsumsi Masyarakat Nelaya di Desa Ketapang Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Peswaran.” Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Malang.

Chaerudin, A. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nelayan di Kecamatan Samatiga Kabupaten Aceh Barat.

Christoper, R. 2017. Faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan pekerja wanita sebagai Ibu rumah tangga. Jurnal Ekonomi Pembangunan.

Dahuri. 2009. Pengembangan Rencana Pengelolaan Pemanfaatan Berganda

Ekosistem Mangrove di Sumatra. Bogor: Fakultas Perikanan IPB dan Ketua Program Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Lautan PPLH Lembaga Penelitian IPB.

Danies, I. G. 2012. Analisis Pendapatan Nelayan Tradisional Pancing Ulur di

Kecamatan Manggar, Kabupaten Belitung Timur. Vol 3, No 3.

Evers, S. 2000. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta: Rajawali

Grelin, J. B. 2016. Analisis Tingkat Pendapatan Nelayan Pancing Dasar Di

Kecamatan Kema Kabupaten Minahasa Utara” Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi. volume 16 No 01.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

540