Analisis Strategi Pemasaran Edamame (Studi Kasus di UD.Lanusa, Denpasar)
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 10, No. 2, Desember 2021
Analisis Strategi Pemasaran Edamame (Studi Kasus di UD.Lanusa, Denpasar)
FARIHA AMSA, RATNA KOMALA DEWI*, IDA AYU LISTIA DEWI
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan PB. Sudirman Denpasar 80232
Email: fariha.adv@gmail.com
Abstract
Edamame Marketing Analysis (Case Study at UD. Lanusa, Denpasar)
UD. Lanusa is one of the edamame suppliers in Bali that are supported by Dinas Pertanian Bali. UD. Lanusa located at Jalan Bypass Ngurah Rai No.174, Padang Galak, Sanur. The marketing areas of UD. Lanusa are Denpasar City and Badung Regency. UD. Lanusa aims to expand the marketing of edamame and reach the sales target of 100.00% with an average of 364.20 tons per year. However, UD. Lanusa could not achieve the target. SWOT analysis is the appropriate method to get the right marketing strategy. The result of this research shows that there are internal and external factors affecting edamame’s market of UD. Lanusa. There are eight strategies suggested from SWOT analysis. These alternatives give solutions based on internal and external factors that arise during the research process. It is recommended that UD. Lanusa maintains the quality of its edamame products, maximize variation and give a special design or logo on the packaging, review potential market areas, train employees to be able to use technologies such as the internet so they could promote edamame easily, and borrow the capital.
Keywords: Strategy, marketing, edamame internal’s factor, external’s factor
Edamame merupakan produk pertanian yang pemasarannya mulai berkembang pesat di Indonesia. Edamame dapat didefinisikan sebagai kedelai berbiji sangat besar (>30,00 gram/100 biji) yang dipanen muda dalam bentuk polong segar pada stadia R-6 (berbiji penuh), dan dipasarkan dalam bentuk segar atau dalam keadaan beku / frozen edamame (Pambudi, 2013). Perkembangan edamame di Indonesia ditunjukkan dengan adanya kegiatan ekspor pada awal Juli 2019. Kementrian Pertanian bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berhasil mengekspor 44,00 ton edamame ke Belanda dari total permintaan sebesar 480,00 ton (Purbaya, 2019). Adanya restaurant dengan konsep menu makanan Jepang, serta retail yang mengusung konsep fresh product seperti Hypermart, Tiara
Dewata, juga merupakan salah satu faktor peluang pemasaran edamame (Antara, 2018). Wilayah Indonesia yang cukup berpotensi untuk meningkatkan pemasaran komoditas edamame ini adalah Bali. Terdapat banyak sekali hotel, restaurant Jepang dan supermarket yang bisa menjadi sasaran utama untuk memasarkan komoditas edamame ini.
Salah satu agen pemasaran edamame di Bali adalah UD. Lanusa yang mendapat dukungan beberapa anggota Dinas Pertanian Bali dan PT. Mitra Tani Dua Tujuh selaku pemasok tetap. Tahun 2015 UD. Lanusa mulai aktif dalam kegiatan pemasaran edamame, hingga saat ini. UD. Lanusa menerima pasokan edamame secara continue sebanyak satu ton per hari. Berdasarkan total tersebut selama satu tahun, pasokan edamame setidaknya mencapai 364,00 ton hingga 365,00 ton. Adapun rincian penjualan UD. Lanusa dapat disimak pada Tabel 1 berikut.
Tabel 1.
Penjualan Ed amame UD. Lanusa Tahun 2015 s.d. 2018
Tahun |
Pasokan dari Pemasok (ton) |
Penjualan | |
(ton) |
(%) | ||
2015 |
364,00 |
316,20 |
86,90 % |
2016 |
365,00 |
320,30 |
87,70 % |
2017 |
364,00 |
308,90 |
84,90 % |
2018 |
364,00 |
308,60 |
84,80 % |
Rata-rata |
364,20 |
313,50 |
86,07 % |
Sumber: Data Penelitian (2018)
Tabel 1 menjelaskan persentase penjualan edamame yang berhasil dicapai selama empat tahun berturut yaitu pada tahun 2015 s.d 2018 dengan rata-rata sebesar 313,50 ton. Pemilik UD. Lanusa menginginkan perluasan pasar edamame, oleh karena itu pemilik menetapkan target penjualan harus mampu mencapai 100,00% sesuai rata-rata kuantitas suplay pemasok sebesar 364,20 ton per tahun. Fakta di lapangan menunjukkan, rata-rata prosentase penjualan edamame hanya mencapai 86,07% sehingga belum sesuai dengan target yang ingin dicapai perusahaan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian mengenai strategi pemasaran edamame pada UD. Lanusa, Denpasar.
-
1. Apa saja faktor-faktor internal dan eksternal yang yang mendorong pengembangan pemasaran edamame pada UD. Lanusa?
-
2. Apa saja alternatif strategi pemasaran edamame yang tepat dilaksanakan oleh UD. Lanusa?
-
1. Mengetahui faktor-faktor internal dan eksternal yang dapat mendorong pengembangan pemasaran edamame pada UD. Lanusa.
-
2. Memperoleh alternatif strategi pemasaran edamame yang tepat dilaksanakan oleh UD. Lanusa.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer mengacu pada informasi dari tangan pertama berkaitan dengan variabel penelitian, dan data sekunder merupakan data yang mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada (Sekaran, 2014). Data primer dalam penelitian ini meliputi penjualan edamame selama empat tahun (tahun 2015 s.d 2018), penjualan edamame kepada pelanggan tetap tahun 2018, data pengiriman edamame dari pemasok tahun (tahun 2015 s.d 2018), serta faktor-faktor internal dan eksternal yang terjadi selama pemasaran edamame. Adapun faktor internal terdiri dari kualitas, kuantitas, pengemasan, harga, permodalan, dan target pasar, sedangkan faktor eksternal terdiri dari potensi wilayah pemasaran, internet, permintaan konsumen, kompetitor, pemasok dan kenaikan harga. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi publikasi Puslitbang tentang perkembangan volume ekspor edamame ke Jepang, data restaurant Jepang yang menjual edamame, serta penelitian terdahulu / buku tentang strategi pemasaran.
Terdapat 15 orang informan yang terbagi menjadi lima orang informan kunci dan 10 orang responden. Penentuan informan kunci dan responden ditetapkan dengan cara purposive, yaitu berdasarkan pertimbangan tertentu. Penentuan informan kunci berdasarkan pertimbangan bahwa lima informan tersebut memahami pemasaran edamame secara langsung, sedangkan responden diambil dari pelanggan UD. Lanusa yang telah membeli edamame lebih dari lima kali. Sugiyono (2018) menjelaskan, informan kunci memiliki peran yang lebih intensif dari pada responden, informasi yang diberikan lebih jelas dan detail. Informan kunci penelitian ini adalah pemilik UD. Lanusa (Bapak Gede Natih), dua orang pegawai UD. Lanusa, dan dua orang yang merupakan ahli dalam pemasaran produk pertanian.
Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara dan observasi langsung dengan informan penelitian untuk data primer, serta studi kepustakaan untuk data sekunder.
Pengukuran variabel adalah suatu proses untuk menentukan jumlah atau intensitas informasi mengenai orang, peristiwa, gagasan dan objek tertentu serta hubungannya dengan masalah atau peluang bisnis (Suryana, 2010). Penentuan variabel dalam penelitian ini difokuskan terhadap berbagai faktor pengaruh
pemasaran baik secara internal maupun eksternal. Tabel 2 berikut ini memuat variabel penelitian secara lebih jelas.
Tabel 2.
Variabel dan Parameter Analisis Pemasaran Edamame
Variabel |
Parameter |
Data |
Produk |
|
Ordinal Ordinal nominal Ordinal ordinal |
Harga |
|
Ordinal Ordinal nominal |
Pemasaran |
|
Ordinal ordinal Ordinal Ordinal Ordinal |
Promosi |
12. Media Promosi(o) |
Ordinal |
Terdapat empat tahap dalam metode analisis data untuk memperoleh startegi pemasaran yang tepat, yaitu.
-
1. Penentuan faktor internal dan eksternal dengan melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian (observasi).
-
2. Penentuan bobot yang dilakukan dengan mengajukan identifikasi faktor strategi internal dan eksternal tersebut kepada pihak perusahaan atau yang mempunyai wewenang dengan menggunakan paired comparison yaitu metode perbandingan berpasangan yang digunakan untuk memperoleh kecenderungan terkait dari setiap kriteria/ variabel yang dibandingkan.
-
3. Penentuan rating oleh manajemen, dilakukan terhadap hasil analisis situasi perusahaan. Pengukuran pengaruh masing-masing variabel terhadap kondisi perusahaan dilakukan sesuai peringkat dengan menggunakan skala 1,2,3 dan 4 terhadap masing-masing faktor kunci yang menandakan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini.
-
4. Penentukan score dengan cara mengalikan nilai bobot dan rating yang sebelumnya sudah diperoleh melalui kuisioner, pada faktor internal
menggunakan faktor kekuatan dan kelemahan, maka faktor eksternal menggunakan faktor peluang dan ancaman (David, 2011).
-
5. Penentuan posisi perusahaan dengan menggunakan diagram SWOT. Apabila score sudah diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menentukan posisi perusahaan dengan menggunakan diagram SWOT. Menurut Rangkuti (2011), diagram SWOT digambarkan dengan bentuk diagaram cartesius yang menunjukkan posisi suatu perusahaan. Terdapat empat kuadran yang menunjukkan posisi perusahaan, terdiri dari kuadran I (growth oriented
strategy), kuadran II (strategi diversifikasi produk/pasar), kuadran III (perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar), dan kuadran IV (situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal).
-
6. Perumusan strategi dengan menggunakan matriks SWOT. Rangkuti (2011) menyatakan bahwa alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT, seperti Tabel 3 berikut.
Tabel 3. Matriks SWOT
SWOT |
Kekuatan / strength |
Kelemahan / weakness |
Peluang / opportunity |
Strategi SO Startegi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang |
Strategi WO Startegi yang menggunakan peluang untuk mengatasi kelemahan |
Ancaman / threat |
Strategi ST Strategi yang memanfaatkan kekuatan untuk menghindari ancaman |
Strategi WT Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman |
Adapun hasil identifikasi faktor internal dan eksternal yang berhasil dianalisis dalam pemasaran edamame UD. Lanusa adalah sebagai berikut.
-
1. Faktor internal dari segi kekuatan.
-
a. Kualitas produk: kualitas edamame juga ditunjukkan dengan respon baik pembeli/ konsumen, yang merasa puas dengan cita rasa, bentuk, serta kemasan edamame UD. Lanusa.
-
b. Pengemasan produk: pengemasan edamame dikatakan memenuhi standart, dengan penggunaan plastik PE (Polyetena) yang dapat mempertahankan kualitas (Dinitrista, 2014). Pengemasan edamame UD. Lanusa sudah menggunakan bahan tersebut. Adapun variasi kemasan edamame disesuaikan dengan permintaan konsumen khususnya konsumen tetap, yaitu dari terkecil 0,10 kg (100,00 gram) hingga berat terbesar 250,00 kg.
-
c. Harga jual: harga jual yang ditetapkan UD. Lanusa Rp14.000,00 per kilogram, harga tersebut lebih murah dibandingkan dua pemasok edamame lain yang merupakan kompetitor.
-
2. Faktor internal dari segi kelemahan.
-
a. Kuantitas produk: kelemahan UD. Lanusa dari segi kuantitas produk adalah pengurangan berat edamame. Pengurangan berat dipastikan selalu terjadi karena adanya sortasi dan pembersihan ulang. Adapun faktor lain yang menjadi kendala dalam hal kuantitas yaitu adanya produk yang tidak terjual.
-
b. Permodalan: berdasarkan keterangan yang diperoleh dari informan kunci, pemilik belum mengambil langkah untuk kegiatan promosi tambahan seperti periklanan di media cetak, gerai tambahan dan penambahan karyawan untuk pengantaran karena modal yang kecil. Keterbatasan modal juga membuat pemilik tidak berani menambah pasokan dan bekerja sama dengan pemasok lain.
-
c. Target pasar: target pasar merupakan sasaran/objek utama yang menjadi acuan dalam memasarkan/mengenalkan suatu jasa/produk (Assauri, 2013). Menurut pemilik, target pasar yang diinginkan untuk pemasaran edamame adalah supermarket retail, pasar tradisional, pedagang eceran, dan restaurant Jepang yang menjual edamame di Provinsi Bali, akan tetapi UD. Lanusa belum dapat mewujudkannya karena pengaruh permodalan yang belum mencukupi.
-
3. Faktor eksternal dari segi peluang.
-
a. Potensi wilayah pemasaran: lokasi UD. Lanusa adalah Bali yang memiliki berbagai potensi dalam pengembangan berbagai aspek termasuk pemasaran. Terdapat banyak retail berkembang yang turut memasarkan produk pertanian berupa buah dan sayuran, serta perkembangan restaurant Jepang di Bali yang semakin pesat
-
b. Media promosi: media promosi baik media cetak atau internet internet marketing semakin berkembang, peluang tersebut dapat dimanfaatkan dalam mempromosikan produk edamame UD. Lanusa yang sebelumnya hanya mengandalkan pemasaran lewat mulut ke mulut saja.
-
4. Faktor eksternal dari segi ancaman.
-
a. Permintaan konsumen: penjualan edamame UD.Lanusa jumlahnya fruktuatif tiap bulan dan hanya didominasi oleh permintaan konsumen tetap /pelanggan. Permintaan oleh pelanggan juga belum stabil dan cenderung stag.
-
b. Kompetitor: merupakan hal yang sudah biasa tetapi tidak menutup kemungkinan jumlah pesaing yang memasarkan produk yang sama akan bertambah. Terdapat dua pesaing UD. Lanusa yang lebih unggul dari segi pelayanan dan manajemen, yaitu PT. Masuya Graha Kencana dan CV. Bariball Agriculture.
-
c. Pemasok: hingga saat ini UD. Lanusa hanya mengandalkan satu pemasok saja yaitu PT. Mitra Tani Dua Tujuh. Apabila hanya mengandalkan suplay sebanyak satu ton saja, kuantitas persediaan edamame tergolong stag dan rencana perluasan pemasaran produk edamame tidak dapat dilakukan.
-
d. Kenaikan harga: berkaitan erat dengan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sehingga tidak memberikan banyak pilihan bagi pelaku kegiatan pemasaran suatu produk dan menyebabkan produsen ikut menaikkan harga jual edamame.
-
3.2 Analisis Strategi Pemasaran pada UD. Lanusa
-
3.2.1 Analisis faktor internal dan eksternal pemasaran edamame oleh UD. Lanusa
-
Proses perhitungan score pada matriks Internal Factor Evaluation (IFE) dan
Eksternal Factor Evaluation (EFE) dapat disimak pada Tabel 4.
Tabel 4.
Hasil Matrik Internal Factor Evaluation (IFE) dan Eksternal Factor Evaluation (EFE)
Faktor Internal |
Bobot |
Rating |
Score (Bobot x rating) |
Kekuatan | |||
1. Kualitas edamame |
0,16 |
4,00 |
0,64 |
2. Pengemasan produk |
0,16 |
3,00 |
0,48 |
3. Harga produk |
0,18 |
3,67 |
0,66 |
Kelemahan | |||
4. Kuantitas produk |
0,16 |
1,00 |
0,16 |
5. Permodalan |
0,18 |
1,67 |
0,30 |
6. Target pasar |
0,16 |
2,00 |
0,32 |
Total |
1,00 |
2,56 | |
Faktor Eksternal |
Bobot |
Rating |
Score (Bobot x rating) |
Peluang | |||
1. Potensi wilayah |
0,17 |
4,00 |
0,68 |
2. Internet |
0,17 |
3,67 |
0,62 |
Ancaman | |||
1. Permintaan konsumen |
0,17 |
1,33 |
0,22 |
2. Kompetitor |
0,16 |
1,33 |
0,21 |
3. Pemasok |
0,14 |
2,00 |
0,28 |
4. Kenaikan harga |
0,19 |
1,00 |
0,19 |
Total |
1,00 |
2,20 |
Tabel 4 menunjukkan, hasil score pada faktor internal menunjukkan nilai 2,56 lebih besar daripada faktor eksternal dengan nilai 2,20. Nilai tersebut mengisyaratkan bahwa faktor internal memiliki pengaruh lebih besar terhadap pemasaran edamame di UD. Lanusa. Rangkuti (2011) menjelaskan bahwa apabila hasil score faktor internal lebih besar langkah awal yang harus dilakukan perusahaan adalah memperbaiki dan memaksimalkan manajemen / internal perusahaan terlebih dahulu.
Berdasarkarkan hasil masing-masing score yang diperoleh dari matriks IFE dan matriks EFE, maka posisi perusahaan saat ini pada kotak kuadran I (growth strategy oriented) yang menandakan perusahaan masih memiliki peluang untuk tumbuh / berkembang. Score total merupakan hasil penjumlahan dari masing-masing faktor. Hasil nilai score faktor internal yaitu 1,00 yang dihasilkan dari penjumlahan
faktor kekuatan sebesar 1,7086 (bernilai postitif) ditambah dengan faktor kelemahan sebesar 0,7086 (bernilai negatif). Hasil nilai score faktor eksternal yaitu 0,395 yang dihasilkan dari penjumlahan faktor peluang sebesar 1,3039 (bernilai postitif) ditambah dengan faktor ancaman sebesar 0,9089 (bernilai negatif).
Berdasarkan hasil identifikasi masalah yang terjadi, maka menghasilkan alternatif strategi seperti pada Tabel 5 berikut.
Tabel 5.
Matriks SWOT
IFE EFE |
Kekuatan /strengths (S) |
Kelemahan /weakness (W) |
(1)Kualitas produk, (2) Pengemasan produk, (3) Harga produk |
(1)Kuantitas produk, (2) Permodalan , ( (3)Target pasar | |
Peluang /opportunities (O) |
Strategi S-O |
Strategi W-O |
(1) Potensi wilayah, (2) Media promosi |
(1)Mempertahan kualitas dan pengemasan produk demi memanfaatkan peluang potensi wilayah yang masih terbuka untuk pemasaran edamame (s1,s2,o1), (2)Menggunakan keunggulan kualitas dan pengeamasan produk yang sudah baik, serta menetapkan harga jual yang sesuai untuk sarana pemasaran lebih luas dengan memanfaatkan media promosi (s1,s2,s3,o2) |
(1)Menambah kuantitas penjualan dengan memanfaatkan potensi wilayah dan media promosi (w1,o1,o2), (2)Menambah modal dan memperluas target pasar dengan memanfaatkan potensi wilayah yang masih terbuka untuk memasarkan edamame (w1,w2,o1), (3)Memanfaatkan media promosi untuk menambah kuantitas penjualan dan target pasar (w1,w3,o2) |
Ancaman/threats (T) |
Strategi S-T |
Strategi W-T |
(1)Permintaan konsumen, (2) Kompetitor, (3)Pemasok, (4)Kenaikan harga |
(1)Mempertahankan kualitas dan pengemasan, serta harga jual yang sesuai guna menghadapi kompetitor dan menambah permintaan konsumen (s1,s2,s3,t1,t2) |
(1)Menambah permodalan dan kuantitas guna menghadapi kenaikan harga dan menambah pemasok (w1.w2,t3,t4) (2)Menambah target pasar guna meningkatkan permintaan konsumen (w3,t1) |
4. 4.1 |
Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa |
faktor internal pemasaran edamame oleh UD. Lanusa terdiri dari kekuatan yaitu
kualitas produk, pengemasan, dan harga produk, sedangkan dari segi kelemahan yaitu kuantitas edamame, permodalan, dan target pasar. Faktor eksternal pemasaran edamame oleh UD. Lanusa terdiri dari segi peluang yaitu, potensi wilayah, dan media promosi, sedangkan dari segi ancaman yaitu permintaan konsumen, kompetitor, pemasok dan kenaikan harga. Alternatif strategi yang diperoleh berdasarkan analisis SWOT dan dapat diterapkan yaitu, mempertahan kualitas dan pengemasan produk, memanfaatkan potensi wilayah pemasaran yang masih terbuka untuk pemasaran edamame, menetapkan harga jual yang kompetitif, memanfaatkan media promosi, menambah permodalan dan kuantitas penjualan.
4.2 Saran
Saran untuk UD. Lanusa yaitu mempertahankan kualitas, memberikan design atau logo khusus dalam kemasan, menjangkau wilayah lain untuk dijadikan target pasar baru, mempelajari teknologi informasi yang sudah ada seperti internet, dan peminjaman modal pada Bank atau koperasi untuk modal mencapai ketiga langkah tersebut.
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan baik secara moril maupun materiil dalam proses penyelesaian penelitian.
Daftar Pustaka
Antara. (2018). Surabaya Bisnis : Ekspor Edamame. http://www.surabaya.bisnis.com (Disitir 18 Juli 2019).
Assauri, S. (2013). Manajemen Pemasaran. Rajawali, Jakarta.
David, F. R. (2011). Konsep Manajemen Strategi Edisi 12. Salemba Empat, Jakarta.
Dinitrista, N. (2014). Strategi Pemasaran dalam Meningkatkan Efektivitas Segmentasi Pasar Kedelai Edamame (Studi Kasus : PT. Mitra Tani Dua Tujuh, Jember). Universitas Jember.
Pambudi, S. (2013). Budidaya dan Khasiat Kedelai Edamame Camilan Sehat dan Lezat Multi Manfaat. Pustaka Baru, Yogyakarta.
Purbaya. (2018). Belanda Impor 44 Ton Edamame Jawa Tengah. http://www.detik.com/finance/berita-ekonomi-bisnis/d-4610267/belanda-impor-44-ton-edamame-dari-jawa-tengah/( Disitir 6 Juli 2019).
Rangkuti, F. (2011). SWOT Balanced Scorecard. PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sekaran, U. (2014). Metodolegi : Penelitian untuk Bisnis. Salemba Empat, Jakarta.
Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Alfabeta, Bandung.
Suryana. (2010). Metodelogi Penelitian. Skripsi. Universitas Pendidikan Indonesia.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
462
Discussion and feedback