Jurnal Agribisnis dan Agrowisata

ISSN: 2685-3809

Vol. 10, No. 1, Juli 2021

Perbandingan Pendapatan Usahatani Paprika dengan Rumah Kaca dan Tanpa Rumah Kaca di Desa Pancasari dan Desa Gobleg

KOMANG AGUS PUTRA SARASWATI, KETUT BUDI SUSRUSA, DWI PUTRA DARMAWAN

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana Jalan PB. Sudirman Denpasar 80232, Bali

Email: komangagusputrasaraswati@gmail.com kbsusrusa@gmail.com

Abstract

The Comparison of Paprika Farming Income in the Greenhouse and OpenField in Pancasari and Gobleg Village

Cost and income analysis is the first step in determining the following activities in the whole farming processes, including in paprika farming. In the past, paprika cultivation has been commonly carried out in open-field. Nowadays, farmers have begun cultivating paprika with hydroponic method in greenhouses. However, such cultivation method requires higher investment and operation costs than open-field farming. This research aims to find out the comparison of paprika farming revenue and the income of paprika farmers who work as operators in greenhouses and openfield farms. This study was conducted in Pancasari and Gobleg village, Buleleng regency. The site selection was done purposely. The selection of respondents was done by census, namely, 24 greenhouse paprika farmers and 4 open-field paprika farmers. The method of analysis used in this study is comparative analysis of farm income and Mann-Whitney test to compare paprika farming revenue and the income of paprika operator farmers in greenhouse and open-field farms. The study suggests greenhouse paprika farming revenue and the income of greenhouse paprika operator farmers in a period of 8 months are Rp. 77,826,081/10 acre/MT and Rp. 101,085,543/10acre/MT. Meanwhile, the open-field paprika farming revenue and the income of open-field paprika operator farmers within the same period are Rp. 23,893,892/10 acre/MT and Rp. 32,024,389/10 acre/MT. The results of the Mann-Whitney Test analysis of the average paprika farming revenue and the income of paprika operator farmers in greenhouse and open-field per 10 acre are statistically significantly different.

Keywords: farm income, operator farmer income, paprika, greenhouse

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1   Latar Belakang

Paprika (capsicum annuum var. grossum) merupakan salah satu jenis cabai besar yang dikenal dengan sebutan cabai manis sebab rasanya tidak cenderung pedas

(Setyaningrum dan Saparinto, 2012). Paprika yang tergolong dalam genus capsicum atau pimenta termasuk kedalam jenis hortikultura sayuran yang merupakan salah satu komoditas utama ekspor hortikultura Indonesia (Dirjen Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, 2003). Paprika termasuk dalam jenis sayuran komersil yang bernilai tinggi. Kebanyakan diminati oleh hotel, restoran, pasar swalayan dan lain-lain. Penanaman paprika terus dikembangkan karena adanya pasar yang terus meningkat sehingga paprika memiliki prospek yang cerah untuk dibudidayakan (Prihmantoro dan Indriani, 1999). Paprika dari Indonesia bahkan sudah diekspor ke beberapa negara diantaranya adalah Belanda, Hongkong dan Taiwan.

Pengembangan paprika pada awalnya dilakukan pada lahan terbuka. Seiring perkembangan waktu, petani di Desa Pancasari mulai berani mengembangkan paprika secara hidroponik di rumah kasa plastik. Pengembangan paprika secara hidroponik di rumah kasa plastik membutuhkan biaya investasi dan operasi lebih tinggi, sedangkan pada lahan terbuka membutuhkan biaya relatif lebih rendah. Kualitas dan kuantitas paprika yang dihasilkan pada rumah kaca lebih bagus dibandingkan dengan paprika pada lahan terbuka. Paprika dikembangkan selain ditujukan untuk memenuhi pasar dalam negeri (hotel, pasar, swalayan, rumah makan internasional, dll). Faktor kuantitas, kualitas, dan kontinuitas pasokan, menjadi suatu persyaratan keberhasilan usaha dalam pengembangan agribisnis paprika (Departemen Pertanian, 2006). Desa Gobleg saat ini memiliki beberapa petani yang membudidayakan paprika pada lahan terbuka. Petani tidak berani mengambil resiko untuk mengembangkan paprika secara hidroponik kasa plastik karena membutuhkan biaya yang tinggi. Petani menganggap bahwa paprika yang dihasilkan pada rumah kasa plastik dan pada lahan terbuka memiliki keuntungan yang tidak berbeda jauh.

Petani dalam melakukan usahatani paprika memiliki peran sebagai operator. Analisa biaya dan pendapatan merupakan awal dalam menentukan sikap untuk melakukan budidaya paprika. Analisis perhitungan dilakukan untuk memberikan gambaran mengenai produksi dan harga jual yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap petani dalam berusahatani paprika. Usahatani paprika skalanya relatif kecil dan adanya ketergantungan terhadap harga jual yang selalu berfluktuasi setiap waktu akan mempengaruhi hasil usahatani serta pendapatan petani. Desa Pancasari dan Desa Gobleg memiliki petani yang membudidayakan paprika dengan rumah kaca dan tanpa rumah kaca. Melihat fenomena tersebut mendorong penulis untuk melaksanakan penelitian mengenai “Perbandingan Pendapatan Usahatani Paprika dengan Rumah Kaca dan Tanpa Rumah Kaca di Desa Pancasari dan Desa Gobleg”.

  • 1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diuraikan rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut :

  • 1.    Bagaimana perbandingan pendapatan usahatani paprika yang dibudidayakan dengan rumah kaca dan tanpa rumah kaca?

  • 2.    Bagaimana perbandingan pendapatan petani sebagai operator paprika yang dibudidayakan dengan rumah kaca dan tanpa rumah kaca?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

  • 1.    Menganalisis perbandingan pendapatan usahatani paprika yang dibudidayakan dengan rumah kaca dan tanpa rumah kaca

  • 2.    Menganalisis perbandingan pendapatan petani sebagai operator paprika yang dibudidayakan dengan rumah kaca dan tanpa rumah kaca.

  • 2.     Metodologi Penelitian

    • 2.1   Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah Desa Pancasari dan Desa Gobleg. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan sentra produksi paprika terbesar di Bali yaitu Kabupaten Buleleng. Penelitian ini dimulai pada bulan Maret sampai dengan bulan April 2020.

  • 2.2    Data dan Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang bersumber dari data primer berupa hasil wawancara dengan petani paprika dan data sekunder diperoleh dari arsip resmi yang sudah ada. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan studi pustaka.

  • 2.3    Penentuan Sampel Penelitian

Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari petani paprika yaitu sebanyak 28 orang, dimana 24 orang usahatani paprika dengan rumah kaca dan 4 orang usahatani paprika tanpa rumah kaca. Responden ditentukan dengan metode sensus.

  • 2.4    Variabel dan Pengukuran Variabel

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini yaitu penerimaan usahatani dan biaya tunai yang terdiri dari biaya variabel tunai, biaya tetap tunai, biaya variabel bukan tunai dan biaya penyusutan yang dikeluarkan oleh petani paprika dalam satu musim tanam.

  • 2.5    Metode Analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif, yang berupa analisis pendapatan usahatani paprika dengan rumah kaca dan tanpa rumah kaca lalu dihitung dengan analisis R/C ratio untuk mengetahui apakah usahatani tersebut untung, impas atau rugi. Data yang diperoleh akan dibandingkan dengan uji Mann-Whitney U Test yang dimana menggunakan program bantu pengolahan data SPSS 25. Untuk mengetahui gambaran umum dan menjelaskan hasil olahan data, perlu dilakukan analisis kualitatif yaitu berupa analisis deskriptif.

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Perbandingan Pendapatan Usahatani Paprika dengan Rumah Kaca dan Tanpa Rumah Kaca

Menurut Suratiyah (2011), pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya untuk menghitung pendapatan usahatani dikenal dua pendekatan yaitu. income approach dan profit approach.

  • 3.1.1    Perbandingan biaya usahatani

Menurut Hernanto (1993), biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani yang dipergunakan dalam proses produksi sampai menjadi sebuah produk. Biaya usahatani merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk melakukan proses produksi hingga menghasilkan produk. Pada penelitian ini biaya usahatani dibagi menjadi dua yaitu, biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

Biaya tetap pada usahatani paprika dengan rumah kaca yaitu pajak, dan penyusutan alat-alat pertanian (Green house, pisau, irigasi, sprayer, cangkul, tangki). Biaya tidak tetap meliputi benih paprika merah, benih paprika kuning, pupuk nutrisi AB mix, pestisida (insektisida dan fungisida), mulsa plastik, tas plastik, benang, benang, polybag, arang sekam, penyemaian, tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga. Total biaya usahatani paprika dengan rumah kaca yaitu Rp. 89.214.216/10are/MT yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 14.695.833/10are/MT dan biaya tidak tetap sebesar Rp. 74.518.384/10are/MT.

Biaya tetap pada usahatani paprika tanpa rumah kaca yaitu pajak, dan penyusutan alat-alat pertanian (cangkul, selang, sprayer, pompa air, traktor, pisau). Biaya tidak tetap meliputi benih paprika, pupuk kandang, pupuk NPK, pestisida (insektisida dan fungisida), mulsa plastik, tas plastik, plastik naungan, bambu naungan tali rafia, bambu pengajiran, penyemaian, tenaga kerja dalam keluarga dan luar keluarga. Total biaya usahatani paprika tanpa rumah kaca yaitu Rp. 51.106.108/10are/MT yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 2.285.757/10are/MT dan biaya tidak tetap sebesar Rp. 51.106.108/10are/MT.

  • 3.1.2    Perbandingan penerimaan dan pendapatan usahatani

Menurut Ginting (2012), penerimaan dibedakan menjadi dua yaitu penerimaan bersih dan penerimaan kotor. Penerimaan kotor adalah penerimaan yang berasal dari penjualan hasil produksi yaitu dengan cara harga jual dikalikan hasil produksi usaha. Paprika dengan rumah kaca menghasilkan paprika hijau, merah, dan kuning. Rata-rata produksi paprika hijau, merah dan kuning yang dihasilkan adalah sebesar 3.600 kg/10are/MT paprika hijau, 3.599 kg/10are/MT paprika merah, dan 1.799 kg/10are/MT paprika kuning, kemudian dikalikan dengan harga paprika hijau sebesar Rp. 15.000/kg, paprika merah Rp. 23.000/kg, dan paprika kuning sebesar Rp. 25.000/kg. Maka diperoleh penerimaan sebesar Rp. 181.735.912/10are/MT. Paprika tanpa rumah kaca hanya menghasilkan paprika hijau. Rata-rata produksi paprika tanpa rumah kaca yang dihasilkan adalah 7.500 kg/10are/MT paprika hijau dikalikan dengan harga paprika hijau sebesar Rp. 15.000/kg maka diperoleh penerimaan sebesar Rp. 75.000.000/10are/MT. Hal ini berbeda dengan penelitian Sukerena (2016) yang berjudul Nilai Ekonomi Dalam Usahatani Cabe Paprika Melalui Sistem Green House, dimana pendapatan usahatani petani paprika di Desa Candikuning

sebesar Rp 335.401.000/10are/musim tanam. Perbedaan disebabkan karena pada penelitian Sukerena paprika yang dihasilkan pada rumah kaca baik paprika hijau, merah, kuning disamaratakan dijual Rp 30.000/kg. Data selengkapnya tersaji pada Tabel 1.

Tabel 1

Perbandingan Rata-rata Pendapatan Usahatani Paprika dengan Rumah Kaca dan Tanpa Rumah Kaca Tahun 2019

No

Uraian

Paprika dengan Rumah Kaca

Paprika tanpa Rumah Kaca

1

Produksi (Kg)

- Paprika Hijau

3.600

5.000

- Paprika Merah

3.599

-

- Paprika Kuning

1.799

-

2

Harga (Rp)

- Paprika Hijau

15.000

15.000

- Paprika Merah

23.000

-

- Paprika Kuning

25.000

-

3

Penerimaan (Rp)

181.735.912

75.000.000

4

Total Biaya Tetap (Rp)

14.695.724

2.285.757

5

Total Biaya Tidak Tetap (Rp)

89.214.107

48.820.351

6

Total Biaya (Rp)

103.909.831

51.106.108

Pendapatan Usahatani (MT)

77.826.081

23.893.892

R/C Ratio (MT)

1,75

1,47

  • 3.1.3    Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnova

Hasil dari uji normalitas Kolomogorov-Smirnova pendapatan usahatani paprika dengan rumah kaca dan tanpa rumah kaca dapat dilihat pada Tabel 2 dibawah

Tabel 2

Pengujian Test Normalitas Kolmogorov-Smirnova pada Pendapatan Usahatani Paprika dengan Rumah Kaca dan Tanpa Rumah Kaca

Statistik

Df

Sig.

Kolmogorov-

Paprika dengan Rumah Kaca

,426

28

,000

Smirnova

Paprika tanpa Rumah Kaca

,513

28

,000

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnova diatas menunjukan bahwa hasil signifikansi paprika dengan rumah kaca sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05) yang berarti distribusi data paprika dengan rumah kaca tidak normal, sedangkan hasil signifikansi paprika tanpa rumah kaca sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05) yang menandakan bahwa distribusi data paprika tanpa rumah kaca tidak normal.

  • 3.1.4    Uji Mann-Whitney U

Adapun syarat menggunakan uji Mann-Whitney U ini menurut (Ghozali dan Castellan, 2002) adalah Asumsi uji t tidak realistis untuk data yang ada dan Uji normalitas data menunjukan tidak normal, kurang dari 0,05 (<0,05).

Rata-rata peringkat pendapatan usahatani paprika dengan rumah kaca sebesar 16,50 dan untuk paprika tanpa rumah kaca sebesar 2,50, dapat disimpulkan rata-rata peringkat pendapatan paprika dengan rumah kaca lebih besar dibandingkan dengan pendapatan paprika tanpa rumah kaca dengan total peringkat sebesar 396,00 untuk paprika dengan rumah kaca dan 10,00 untuk paprika tanpa rumah kaca. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3

Peringkat Mann-Whitney Pendapatan Usahatani Paprika dengan Rumah Kaca dan tanpa Rumah Kaca per Responden per 10are/Musim Tanam

N

Mean Rank

Sum of Rank

Paprika dengan

24

16,50

396,00

Ranks uji Mann- Rumah Kaca

Whitney U    Paprika tanpa

4

2,50

10,00

Rumah Kaca

Total

28

Uji Statistik Mann-Whitney menunjukan bahwa nilai U sebesar ,000, nilai W sebesar 10,000 dan nilai Z sebesar -3,180 dengan Asymp. Sig. Atau P Value sebesar ,001 yang berarti <0,05 atau lebih kecil dari 0,05 yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak, yang artinya secara uji statistik rata-rata pendapatan usahatani paprika dengan rumah kaca dan tanpa rumah kaca per 10 are per musim tanam berbeda nyata, hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4

Uji Statistik Mann-Whitney Pendapatan Usahatani Paprika dengan Rumah Kaca dan Paprika tanpa Rumah Kaca per Responden per 10 are/Musim Tanam

Pendapatan per Responden

Mann-Whitney U,000

Wilcoxon W                                                10,000

Z                                                                 -3,180

Asymp. Sig (2-tailed_,001

Exact Sig. [2*(1—tailed Sig.0),000

  • 3.2    Pendapatan Petani sebagai Operator Paprika dengan Rumah Kaca dan Tanpa Rumah Kaca

Pendapatan dalam usahatani menurut Soeharjo (1973), Penghasilan kerja petani (operator’s farm labor earnings) adalah Angka yang diperoleh dari menambah pendapatan kerja petani dengan penerimaan tidak tunai. Tanaman, ternak dan hasil ternak yang dikonsumsi keluarga adalah penerimaan tidak tunai.

  • 3.2.1    Perbandingan biaya usahatani

Menurut Hernanto (1993), biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan oleh seorang petani yang dipergunakan dalam proses produksi sampai menjadi sebuah produk. Biaya usahatani merupakan biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk melakukan proses produksi hingga menghasilkan produk. Pada penelitian ini biaya usahatani dibagi menjadi dua yaitu, biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost).

Biaya tetap pada usahatani paprika dengan rumah kaca yaitu pajak, dan penyusutan alat-alat pertanian (Green house, pisau, irigasi, sprayer, cangkul, tangki). Biaya tidak tetap meliputi benih paprika merah, benih paprika kuning, pupuk nutrisi AB mix, pestisida (insektisida dan fungisida), mulsa plastik, tas plastik, benang, benang, polybag, arang sekam, penyemaian, tenaga kerja luar keluarga. Total biaya usahatani paprika dengan rumah kaca yaitu Rp. 65.954.660/10are/MT yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 14.695.833/10are/MT dan biaya tidak tetap sebesar Rp. 51.258.827/10are/MT.

Biaya tetap pada usahatani paprika tanpa rumah kaca yaitu pajak, dan penyusutan alat-alat pertanian (cangkul, selang, sprayer, pompa air, traktor, pisau). Biaya tidak tetap meliputi benih paprika, pupuk kandang, pupuk NPK, pestisida (insektisida dan fungisida), mulsa plastik, tas plastik, plastik naungan, bambu naungan tali rafia, bambu pengajiran, penyemaian, tenaga kerja luar keluarga. Total biaya usahatani paprika tanpa rumah kaca yaitu Rp. 30.111.781/10are/MT yang terdiri dari biaya tetap sebesar Rp. 2.285.757/10are/MT dan biaya tidak tetap sebesar Rp. 27.826.024/10are/MT.

  • 3.2.2    Perbandingan penerimaan dan pendapatan petani sebagai operator

Pendapatan petani sebagai operator adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya yang dibutuhkan dalam usahatani tanpa menghitung biaya bukan tunai yang dikeluarkan oleh petani seperti tenaga kerja dalam keluarga. Paprika dengan rumah kaca menghasilkan paprika hijau, merah, dan kuning. Rata-rata produksi paprika hijau, merah dan kuning yang dihasilkan adalah sebesar 3.600 kg/10are/MT paprika hijau, 3.599 kg/10are/MT paprika merah, dan 1.799 kg/10are/MT paprika kuning, kemudian dikalikan dengan harga paprika hijau sebesar Rp. 15.000/kg, paprika merah Rp. 23.000/kg, dan paprika kuning sebesar Rp. 25.000/kg. Maka diperoleh penerimaan sebesar Rp. 181.735.912/10are/MT. Paprika tanpa rumah kaca hanya menghasilkan paprika hijau. Rata-rata produksi paprika tanpa rumah kaca yang dihasilkan adalah 7.500 kg/10are/MT paprika hijau dikalikan dengan harga paprika hijau sebesar Rp. 15.000/kg maka diperoleh penerimaan sebesar Rp. 75.000.000/10are/MT. Hal ini berbeda dengan penelitian Sukerena (2016) yang berjudul Nilai Ekonomi Dalam Usahatani Cabe Paprika Melalui Sistem Green House, dimana pendapatan usahatani petani paprika di Desa Candikuning sebesar Rp 335.401.000/10are/musim tanam. Perbedaan disebabkan karena pada penelitian Sukerena paprika yang dihasilkan pada rumah kaca baik paprika hijau, merah, kuning disamaratakan dijual Rp 30.000/kg. Data tersaji pada Tabel 5.

Tabel 5

Perbandingan Rata-rata Pendapatan Petani sebagai Operator Paprika dengan

Rumah Kaca dan Tanpa Rumah Kaca Tahun 2019

No

Uraian

Paprika dengan Rumah Kaca

Paprika tanpa Rumah Kaca

1

Produksi (Kg) - Paprika Hijau

3.600

5.000

- Paprika Merah

3.599

-

- Paprika Kuning

1.799

-

2

Harga (Rp)

- Paprika Hijau

15.000

15.000

- Paprika Merah

23.000

-

- Paprika Kuning

25.000

-

3

Penerimaan (Rp)

181.735.912

75.000.000

4

Total Biaya Tetap (Rp)

14.695.724

2.285.757

5

Total Biaya Tidak Tetap (Rp)

51.258.827

27.826.024

6

Total Biaya (Rp)

65.954.660

30.111.781

Pendapatan Petani sebagai

101.085.543

32.024.389

Operator (MT)

R/C Ratio (MT)

2,25

1,75

  • 3.2.3    Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnova

Hasil dari uji normalitas Kolomogorov-Smirnova pendapatan petani sebagai operator paprika dengan rumah kaca dan tanpa rumah kaca dapat dilihat pada Tabel 6 dibawah

Tabel 6

Pengujian Test Normalitas Kolmogorov-Smirnova pada Pendapatan Petani sebagai Operator Paprika dengan Rumah Kaca dan Tanpa Rumah Kaca

Statistik

Df

Sig.

Paprika dengan

Kolmogorov-

Rumah Kaca

,387

28

,000

Smirnova

Paprika tanpa

,513

28

,000

Rumah Kaca

Berdasarkan hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnova diatas menunjukan bahwa hasil signifikansi paprika dengan rumah kaca sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05) yang berarti distribusi data paprika dengan rumah kaca tidak normal, sedangkan hasil signifikansi paprika tanpa rumah kaca sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05) yang menandakan bahwa distribusi data paprika tanpa rumah kaca tidak normal.

  • 3.2.4    Uji Mann-Whitney U

Adapun syarat menggunakan uji Mann-Whitney U ini menurut (Ghozali dan

Castellan, 2002) adalah Asumsi uji t tidak realistis untuk data yang ada dan Uji

normalitas data menunjukan tidak normal, kurang dari 0,05 (<0,05).

Rata-rata peringkat pendapatan petani sebagai operator paprika dengan rumah kaca sebesar 16,50 dan untuk paprika tanpa rumah kaca sebesar 2,50, dapat disimpulkan rata-rata peringkat pendapatan paprika dengan rumah kaca lebih besar dibandingkan dengan pendapatan paprika tanpa rumah kaca dengan total peringkat sebesar 396,00 untuk paprika dengan rumah kaca dan 10,00 untuk paprika tanpa rumah kaca. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7

Peringkat Mann-Whitney Pendapatan Petani sebagai Operator Paprika dengan Rumah Kaca dan tanpa Rumah Kaca per Responden per 10are/Musim Tanam

N

Mean Rank

Sum of Rank

Paprika dengan

24

16,50

396,00

Ranks uji Mann-

Rumah Kaca

Whitney U

Paprika tanpa Rumah Kaca

4

2,50

10,00

Total

28

Berdasarkan tabel 7 diatas Uji Statistik Mann-Whitney menunjukan bahwa nilai U sebesar ,000, nilai W sebesar 10,000 dan nilai Z sebesar -3,173 dengan Asymp. Sig. Atau P Value sebesar ,002 yang berarti <0,05 atau lebih kecil dari 0,05 yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak, yang artinya secara uji statistik rata-rata pendapatan petani sebagai operator paprika dengan rumah kaca dan tanpa rumah kaca per 10 are per musim tanam berbeda nyata, hal ini dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8

Uji Statistik Mann-Whitney Pendapatan Petani sebagai Operator Paprika dengan Rumah Kaca dan tanpa Rumah Kaca per Responden per 10 are/Musim Tanam Pendapatan per Responden

Mann-Whitney U,000

Wilcoxon W                                                10,000

Z                                                                 -3,173

Asymp. Sig (2-tailed_,002

Exact Sig. [2*(1—tailed Sig.0),000

  • 4.    Kesimpulan dan Saran

    • 4.1   Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.

  • 1.    Pendapatan usahatani paprika dengan rumah kaca lebih besar dibandingkan dengan usahatani paprika tanpa rumah kaca di lokasi penelitian, dengan hasil pendapatan sebesar Rp. 77.826.081/10are/MT dengan waktu selama 8 bulan, sedangkan untuk usahatani paprika tanpa rumah kaca sebesar Rp. 23.893.892/10are/MT dengan waktu selama 8 bulan dan secara uji statistik berbeda nyata.

  • 2.    Pendapatan petani sebagai operator paprika dengan rumah kaca lebih besar

dibandingkan dengan petani paprika tanpa rumah kaca di lokasi penelitian, dengan hasil pendapatan sebesar 101.085.543/10are/MT dengan waktu selama 8 bulan, sedangkan untuk pendapatan petani sebagai operator paprika tanpa rumah kaca sebesar Rp. 32.024.389/10are/MT dengan waktu selama 8 bulan dan secara uji statistik berbeda nyata.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diambil berkaitan dengan penelitian ini, saran yang dapat penulis berikan, diantaranya :

  • 1.    Bagi pemerintah, dapat memfasilitasi petani paprika khususnya petani paprika tanpa rumah kaca mengembangkan usahatani paprika tanpa rumah kaca menjadi rumah kaca untuk meningkatkan pendapatan yang lebih besar.

  • 2.    Untuk mengetahui informasi yang lebih akurat mengenai perbandingan pendapatan kedua usahatani paprika dengan rumah kaca dan tanpa rumah kaca tersebut diperlukan penelitian lanjutan khususnya di daerah jawa timur sebagai daerah penghasil terbesar paprika di indonesia.

  • 5.     Ucapan Terimakasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah mendukung terlaksananya e-jurnal ini yaitu terutama kepada Petani Paprika di Desa Pancasari dan Desa Gobleg, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tabanan. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada keluarga, teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga penelitian ini bermanfaat sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

Departemen Pertanian. 2006. SPO Paprika. (http://distan.jogjaprov.go.id/wp-content/download/teknologi/spo%20paprika.pdf) diakses pada tanggal 10 Desember 2019.

Dirjen Bina Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 2003. Volume dan Nilai Eksport-Impor Sayuran Segar dari Genus Capsicum atau Pimenta tahun 20002002. Jakarta.

Ghozali, I. dan Castellan, J. 2002. Statistik Non – Parametrik: Teori dan Aplikasi dengan Program SPSS. Semarang : Universitas Diponogoro.

Ginting, A.B. 2012. Kontribusi Usahatani Padi Dan Usaha Sapi Potong Terhadap Pendapatan Keluarga Petani Di Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan. Masters Thesis, Program Pascasarjana Universitas Diponogoro. Semarang. (http://eprints.undip.ac.id/42347/2/BAB_II.pdf) diakses pada 24 November 2019.

Hernanto, F. 1993. Ilmu Usahatani. Jakarta : Penerbit Swadaya.

Prihmantoro, Heru dan Yovita Hery Indriani. 1999. Paprika Hidroponik dan Non Hidroponik. Jakarta : Penebar Swadaya.

Setyaningrum, Dwi Hesti dan Saparinto, Cahyo. 2012. Panen Sayur Secara Rutin Di Lahan Sempit. Jakarta : Penebar Swadaya.

Soeharjo, A. dan Dahlan Patong. 1973. Sendi-Sendi Pokok Ilmu Usahatani. Bogor : Departemen Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

Sukerena, Wayan (2016). Nilai Ekonomi Usahatani dalam Usahatani Cabe Paprika Melalui Sistem Green House (Kasus di Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Provinsi Bali). dwijenAGRO. Vol 6 (2) (ejournal.undwi.ac.id/index/php/dwijenagro/article/view/346) diakses pada tanggal 20 Juni 2020.

Suratiyah, K. 2011. Ilmu Usahatani. Bogor. Penebar Swadaya. Jakarta.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

67