Strategi Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Sanur Asri Lestari dalam Pengembangan Urban Farming di Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN :2685-3809 Vol. 9, No. 3, Desember 2020
Strategi Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Sanur Asri Lestari dalam Pengembangan Urban Farming di Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan
NI KADEK SRI UTARI, I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA NYOMAN PARINING
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian Universitas Udayana Jalan PB. Sudirman Denpasar 80323, Bali
Email :[email protected] [email protected]
Abstract
Strategy For Empowerment Of Women’s Farmer Group Sanur Asri Lestari In The Development Of Urban Farming In Sanur Kauh Village, Kecamatan Denpasar Selatan
Sanur Asri Lestari Women Farmers Group (hereafter KWT) is a women farmers organization consisting of 34 members in the village of Sanur Kauh. It is designated asKawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), a project that aims to increase green areas, realize food security, and increase family income through the utilization of vacant land and owned yard. The purpose of this research is to develop strategies and efforts to empower KWT. Research methods include (1) interviews with respondents and key informants (2) IFAS and EFAS matrix analysis, (3) formulation of alternative strategies with SWOT. The strategy that needs to be implemented is a growth strategy by introducing technological innovations such as drip irrigation. With IFAS matrix value of 3.10 and EFAS matrix value of 3.0, the IE matrix is in cell I (3.0 - 4.0). The result of empowering KWT proves that human development and business development are in good categories, institutional / organizational development in medium category, and environmental development in very good category. The KWT management organize activities that support group development such as hydroponic workshops to develop more diverse products while simultaneously managing the KWT garden gladually. The KWT members made direction board to go to KWT garden, they alsocreating attractive logos and packaging designs. The government or related institutions provide training and assistance to KWT.
Keywords: strategy, empowerment, women farmers group, four development
Pertanian merupakan sektor penting bagi kelangsungan hidup umat manusia, namun seiring meningkatnya jumlah penduduk dan kemajuan IPTEK di Indonesia berdampak pada alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman penduduk dan pengembangan sektor lain seperti pariwisata dan industri yang dianggap memiliki potensi lebih untuk dikembangkan. Hal tersebut sering ditemukan di beberapa kota besar di Indonesia. Dengan berkurangnya
luas lahan pertanian di kota mengakibatkan kegiatan pertanian berkurang, dan hal ini berdampak pada kesediaan bahan pangan masyarakat kota. Berdasarkan hal tersebut muncullah konsep pertanian kota atau urban farming yang memiliki strategi komplementer untuk mengurangi ketidak-amanan makanan, kemiskinan kota serta meningkatkan manajemen lingkungan kota.
Konsep pertanian perkotaan merupakan program yang dicetuskan sebagai upaya untuk tetap menjaga kualitas hidup, yaitu dengan tetap dapat mengkonsumsi makanan sehat yang berbahan ikan dan sayur yang berkualitas di tengah perkotaan. Program ini memang didesain untuk dikembangkan di perkotaan padat yang tidak mempunyai jumlah lahan kosong yang besar. Selain itu, pertanian perkotaan membantu memberikan kontribusi terhadap ruang terbuka hijau kota dan ketahanan pangan (Atika, 2016). Bali sebagai daerah tujuan wisata memerlukan adanya pengembangan pertanian perkotaan (urban farming). Pengembangan urban farming sebagai solusi akan kelangkaan lahan pertanian yang semakin lama semakin sulit karena alih fungsi lahan.
Pada studi kasus penelitian kali ini objek yang dianggap tepat untuk diteliti yaitu KWT Sanur Asri Lestari adalah sebuah organisasi wanita yang bergerak di bidang usaha tani, dengan jumlah anggota sebanyak 34 orang yang berdomisili di Desa Sanur Kauh. Keberadaannya untuk dijadikan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) guna terwujudnya Program Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP). KWT Sanur Asri Lestari merupakan wadah berkumpulnya ibu-ibu yang ingin mengelola lahan kosong atau lahan pekarangan yang belum maksimal pengelolaannya agar menjadi lebih produktif. KWT ini merupakan kelompok swadaya masyarakat yang tergabung dan tumbuh berdasarkan keakraban, keselarasan serta kesamaan tujuan untuk meningkatkan produktivitas usaha dibidang pertanian perkotaan. Dengan didorong oleh kesadaran serta keinginan yang kuat sekaligus sebagai upaya membantu program pemerintah dalam memberdayakan masyarakat sehingga dapat menambah luasan lahan hijau, mewujudkan ketahanan pangan, serta meningkatkan pendapatan keluarga dengan memanfaatkan lahan kosong yang dimiliki warga di Desa Sanur Kauh.
Jadi, dalam rangka pemberdayaan masyarakat dalam hal ini kaum perempuan di Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan, KWT Sanur Asri Lestari memiliki peran yang sangat penting yaitu sebagai wadah atau akses bagi perempuan untuk menggali dan mengembangkan potensi dirinya, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup dan terciptanya sumber daya manusia yang unggul dan mandiri melalui pengembangan urban farming dalam pemberdayaan KWT. Namun sebagai perempuan dalam hal ini ibu memiliki peran ganda apabila ingin berkembang dan membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga, dari aspek tersebut penting untuk diketahui apakah dengan mengikuti atau aktif pada kegiatan KWT, peran sebagai ibu di rumah dapat berjalan dengan seimbang dan apakah mereka mendapatkan penghasilan dari adanya KWT tersebut.
-
1. Bagaimana strategi pemberdayaan KWT Sanur Asri Lestari dalam pengembangan urban farming di Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan?
-
2. Bagaimana upaya pemberdayaan KWT Sanur Asri Lestari di Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan?
-
1. Untuk menyusun strategi pemberdayaan KWT Sanur Asri Lestari dalam pengembangan urban farming di Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan.
-
2. Untuk menyusun upaya pemberdayaan KWT Sanur Asri Lestari di Desa Sanur Kauh, Denpasar Selatan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2019 sampai bulan Mei 2020 mengambil lokasi pada KWT Sanur Asri Lestari, di Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang tidak dapat dihitung, bersumber dari keterangan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti seperti gambaran umum lokasi penelitian dan identitas responden-responden yang menjadi objek penelitian ini. Data berbentuk kata, penjelasan, skema dan gambaran yang tidak dapat dihitung.Data kualitatif dalam penelitian ini meliputi hasil pengamatan langsung di lapangan berupa gambaran umum lokasi penelitian, hasil wawancara, informasi yang berkaitan dengan strategi pemberdayaan KWT dalam pengembangan urban farming di Desa Sanur Kauh. Data yang dapat dihitung dalam bentuk angka-angka dengan satuan tertentu. Data kuantitatif yang dicari dalam penelitian ini adalah jumlah anggota aktif, nama responden, umur responden, pendidikan responden, data jumlah anggota keluarga.
Dilihat dari sumbernya data yang didapat dalam penelitian ini diperoleh dari data primer dan data sekunder. Sumber data primer (sumber tangan pertama), yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer dalam hal ini adalah data hasil wawancara dengan anggota KWT Sanur Asri Lestari di Desa Sanur Kauh untuk mengetahui kondisi dan permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi seperti manajemen waktu, pengetahuan mengenai proses budidaya, dan pemasaran hasil masih skala kecil. Sumber data sekunder (sumber tangan kedua), yaitu sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain, atau lewat dokumen. Sumber data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data dari dari buku online, internet, jurnal, buku profil Desa Sanur Kauh yang disusun tahun 2018 serta berita yang termuat dalam media sosial seperti instagram, facebook,dan web resmi Desa Sanur Kauh.
Pengumpulan data dalam peneltitian ini dilakukan dengan wawancara mendalam dan terstruktur, FGD, dan dokumentasi.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Berdasarkan sumber informasi yang telah diperoleh dari ketua KWT Sanur Asri Lestari di Desa Sanur Kauh, Kecamatan
Denpasar Selatan terdapat 34 orang ibu-ibu di Desa Sanur Kauh yang bergabung dalam kelompok tersebut. Populasi dalam penelitian ini adalah anggota KWT Sanur Asri Lestari yang berjumlah 30 orang.
Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah subkelompok atau bagian dari populasi. Menurut Roscue dalam Sugiyono (2010) ukuran sampel yang layak dalam analisis adalah minimal 30 sampel. Dikarenakan jumlah populasi sesuai dengan jumlah minimal sampel dalam penelitian, maka dengan teknik sensus seluruh populasi sebanyak 30 orang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Informan kunci adalah orang yang memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian serta keterangan-keterangan yang bersifat mendalam yang dipilih secara sengaja (purposive).Penentuan informan kunci tersebut berdasarkan pertimbangan sebagai berikut.
-
1. Mereka menguasai atau memahami kondisi ekternal dan internal wilayah Desa Sanur Kauh dan KWT Sanur Asri Lestari.
-
2. Mereka yang berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan bertani di KWT Sanur Asri Lestari.
-
2.4 Intrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto, 2006). Penelitian ini menggunakan instrument berupa kuesioner. Kuisioner adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan terkait masalah yang diteliti. Kuesioner diberikan kepada anggota KWT Sanur Asri Lestari sebanyak 30 orang.
-
2.5 Variabel Penelitian
Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian, sering juga disebut sebagai hal yang ditatap dalam suatu kegiatan penelitian yang menunjukan variasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif (Sugiyono, 2017).Ada dua variabel yang ditelaah atau dianalisis dalam penelitian ini, yaitu strategi pemberdayaan KWT dan upaya pemberdayaan KWT Sanur Asri Lestari.
-
2.6 Metode Analisis Data
Dalam merumuskan strategi pemberdayaan KWT menggunakan Analisis SWOT proses identifikasi berbagai faktor secara sistematis guna menentukan rumusan yang tepat dan melakukan strategi yang terbaik. Analisis ini berdasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats) (Rangkuti, 2016). Hasil perumusan matriks IFAS dan matriks EFAS kemudian diolah menggunakan matriks SWOT untuk menentukan strategi alternatif yang cocok diterapkan pada KWT Sanur Asri Lestari di Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan.
Analisis data yang digunakan adalah analisis data deskriptif kualitatif dengan menggunakan empat faktor yaitu bina manusia, bina usaha, bina kelembagaan, dan bina lingkungan. Skala likert digunakan dalam mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel yang diukur dijabarkan menjadi indikator variabel (Sugiyono, 2010). Data yang didapatkan akan diolah dan ditabulasikan ke dalam bentuk tabel dan dihitung frekuensi serta persentasenya dengan suatu bantuan skoring menggunakan skala ordinal (skala lima). Rentang kekuatan akan dihitung dengan skor dari 1,2,3,4, dan 5. Data hasil pengukuran akan didistribusikan ke dalam suatu kelas-kelas yang ditentukan dengan rumusan interval kelas (Hadi, 2006).
KWT Sanur Asri Lestari adalah sebuah organisasi wanita yang bergerak di bidang usaha tani, dengan jumlah anggota sebanyak 34 orang yang berdomisili di Desa Sanur Kauh. KWT ini dibentuk pada tanggal 1 Januari 2018. Beberapa jenis tanaman yang dibudidayakan sebagain besar jenis hortikultura seperti sayur, cabai, terong, labu, pisang dan tanaman bumbu dapur seperti sereh, kunyit, lemo. Selain mendapatkan bantuan dari pemerintah dalam pengembangan usaha tani dalam kelompok, modal lainnya bersumber dari simpanan wajib, iuran serta simpanan lain yang dipandang perlu. Tujuan kelompok meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompok. Jika urban farming dikembangkan dengan serius bisa menjadi tambahan penghasilan. Bagi masyarakat yang menyukai makanan organik, urban farming bisa menjadi upaya paling mudah menjamin bahan pangan tanpa bahan kimia seperti pupuk dan pestisida buatan pabrik. Mengingat bahan pangan organik cenderung lebih mahal daripada bahan pangan biasa (Bhaihakki, 2016). Lahan atau kebun yang saat ini menjadi tempat berusahatani bagi ibu-ibu yang tergabung dalam KWT adalah milik ketua KWT yaitu ibu Ni Wayan Sri Sutari dengan luas lahan 35 are (Profil Desa Sanur Kauh, 2018).
Pemberdayaan kelompok wanita tani pada hakikatnya merupakan penciptaan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa tidak ada masyarakat yang sama sekali tidak memiliki daya. Akan tetapi, terkadang masyarakat tidak menyadari atau belum dapat diketahui. Oleh karena itu, daya masyarakat harus digali dan kemudian dikembangkan (Ambar, 2004). Pemberdayaan kelompok wanita tani sangat penting di jaman kekinian sebab perkembangan jaman membutuhkan kemampuan kelompok wanita tani kearah yang lebih baik dan mandiri. Sebagai strategi pemberdayaan maka perlu diketahui apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman maka kita bisa menyusun strategi untuk memberdayakan KWT.
Penentuan faktor-faktor yang memiliki pengaruh untuk Pemberdayaan KWT Sanur Asri Lestari dalam pengembangan urban farming di Desa Sanur Kauh, maka diperlukan adanya evaluasi terhadap faktor-faktor strategis internal. Evalusasi faktor strategi internal baik kekuatan maupun kelemahan dengan menggunakan matriks IFAS. Pembobotan dilakukan dengan metode perbandingan berpasangan (pairwise comparison) terhadap faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman tersebut.
Tabel 1
Penghitungan Matrik IFAS KWT Sanur Asri Lestari dalam Pengembangan Urban Farming di Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan
Faktor Internal | ||||
No |
Kekuatan |
Bobot |
Rating |
Skor |
1 |
Adanya kelompok sebagai wadah pengembangan urban farming |
0,08 |
3,4 |
0,27 |
2 |
Bahan baku organik terpenuhi seperti pupuk kandang, bio urine, dsb |
0,09 |
3,7 |
0,33 |
3 |
Komunikasi internal kelompok baik (termasuk komunikasi antar ibu rumah tangga dan ibu rumah tangga dengan pengurus KWT) |
0,08 |
3,6 |
0,29 |
4 |
Komunikasi eksternal kelompok baik (komunikasi dengan masyarakat sekitar maupun lembaga terkait lainnya |
0,07 |
3,7 |
0,25 |
5 |
Tanah yang mendukung unsur hara dan pengairan yang memadai untuk pertanian |
0,10 |
4,0 |
0,40 |
6 |
Ibu rumah tangga mengetahui harga pasar |
0,06 |
3,6 |
0,16 |
No |
Kelemahan |
Bobot |
Rating |
Skor |
1 |
Letak lahan KWT kurang strategis karena masuk gang |
0,06 |
2,0 |
0,12 |
2 |
Tingkat keterampilan dan pengetahuan budidaya masih kurang baik |
0,08 |
3,2 |
0,25 |
3 |
Manajemen waktu belum maksimal dalam budidaya |
0,07 |
2,3 |
0,16 |
4 |
Distribusi produk masih skala kecil |
0,06 |
2,8 |
0,17 |
5 |
Wanita memiliki peran ganda (ibu rumah tangga dan bekerja di luar rumah/wanita karir) |
0,06 |
2,6 |
0,16 |
6 |
Tekanan dari keluarga karena aktif dalam KWT |
0,06 |
2,4 |
0,14 |
Total Kekuatan+Kelemahan |
0,99 |
4,3 |
3,10 |
Berdasarkan perhitungan matriks IFAS Tabel 1 yang terdiridari faktor kekuatan dan kelemahan, faktor kekuatan terpenting pertama adalah tanah yang mendukung unsur hara dan pengairan yang memadai untuk pertanian. Tanah yang mendukung unsur hara dan pengairan yang memadai untuk pertanian dengan perolehan nilai skor sebesar 0,4 dengan rating 4 dan bobot 0,10 yang berarti faktor tersebut kuat. Faktor unsur hara tanah yang mendukung kegiatan pertanian merupakan faktor yang paling berpengaruh untuk mengembangkan urban farming di Desa Sanur Kauh.
Penentuan faktor-faktor yang memiliki pengaruh terhadap pemberdayaan KWT Sanur Asri Lestari dalam pengembangan urban farming di Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan, maka diperlukan adanya evaluasi terhadap faktor-faktor strategis eksternal baik peluang maupun ancaman dengan menggunakan matriks EFAS. Pembobotan dilakukan dengan metode perbandingan berpasangan (pairwise comparison) terhadap faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman.
Tabel 2
Penghitungan Matrik EFAS KWT Sanur Asri Lestari dalam Pengembangan Urban Farming di Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan
Faktor Eksternal | ||||
No |
Peluang |
Bobot |
Rating |
Skor |
1 |
Pemasok sayuran ke warung dan pasar tradisional di daerah sanur |
0,09 |
4,0 |
0,36 |
2 |
Adanya kerjasama dan dukungan dari pihak desa dan pemerintah dalam mengembangkan KWT |
0,08 |
3,8 |
0,30 |
3 |
Meningkatnya jumlah konsumen |
0,06 |
3,5 |
0,21 |
4 |
Tersedianya pendaaan dari lembaga keunagan |
0,07 |
3,6 |
0,25 |
5 |
Menjadi objek agroeduwisata |
0,07 |
3,4 |
0,23 |
6 |
Menambah penghasilan ibu rumah tangga |
0,08 |
3,2 |
0,26 |
Ancaman | ||||
1 |
Alih fungsi lahan pertanian |
0,09 |
3,2 |
0,29 |
2 |
Pola hidup masyarakat kota yang lebih menyukai fast food |
0,07 |
2,8 |
0,20 |
3 |
Pada musim hujan lahan tergenang air karena tidak tersedia saluran pembuangan |
0,08 |
3,5 |
0,28 |
4 |
Peluang kerja di sektor lain memberikan hasil yang pasti |
0,07 |
3,0 |
0,21 |
5 |
Meningkatnya harga sarana pertanian |
0,07 |
3,6 |
0,25 |
6 |
Adanya kewajiban sosial yang waktunya tidak menentu |
0,06 |
2,6 |
0,16 |
Total Peluang+Ancaman |
0,89 |
40,2 |
3,0 |
Berdasarkan perhitungan matriks EFAS Tabel 5.4 yang terdiri dari faktor peluang dan faktor ancaman memperoleh nilai yang bervariasi. Faktor peluang yang terpenting adalah adanya peluang sebagai Pemasok sayuran ke warung dan pasar tradisional di daerah sanur dengan perolehan skor 0,36 dengan nilai bobot sebesar 0,09 dan rating 4,0. Peluang ini dianggap paling penting dikarenakan kelompok ini adalah ibu-ibu di Desa Sanur Kauh yang terdiri dari 11 banjar mampu bersinergis dalam mengembangkan pertanian di daerah perkotaan yang memiliki potensi pariwisata. Desa Sanur Kauh dapat mengembangkan kegiatan bertani baik di lahan kosong yang dimiliki desa maupun pekarangan rumah dalam memenuhi permintaan pasar dengan harga yang sesuai dengan
biaya produksi yang sudah dikeluarkan. Ancaman yang paling kuat alih fungsi lahan pertanian dengan nilai bobot sebesar 0,09 dan rating 3,2 sehingga memperoleh skor sebesar 0,29. Alih fungsi lahan pertanian di perkotaan sebagian besar dijadikan sebagai pemukiman penduduk, dikarenakan faktor migrasi yaitu masuk dan keluarnya penduduk tidak seimbang. Hal ini didukung oleh perkembangan faktor pariwisata di Desa Sanur Kauh.
Strategi pemberdayaan KWT, pemberdayaan KWT sangat penting di jaman kekinian sebab perkembangan jaman membutuhkan kemampuan KWT kearah yang lebih baik dan mandiri. Sebagai strategi pemberdayaan maka perlu diketahui apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman maka kita bisa menyusun strategi untuk memberdayakan KWT. Berdasarkan analisis lingkungan internal (IFAS) dan lingkungan eksternal (EFAS), maka akan dijelaskan bagaimana merumuskan strategi pemberdayaan KWT (David, 2009).
Strategi SO (Strength-Opportunity), strategi yang dibuat dengan
menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk mengambil peluang yang ada. Dua strategi SO yang dianggap paling tepat untuk diterapkan adalah pendampingan untuk meningkatkan efektifitas budidaya dan membuat rancangan lanskap kebun KWT Sanur Asri Lestari yang kekinian.
Strategi ST (Strength-Threat), merupakan strategi yang dibuat dengan menggunakan kekuatan untuk menghindari dan mengatasi ancaman.Dua strategi ST yang dianggap paling tepat untuk diterapkan adalah peningkatan kualitas sumberdaya petani melalui penyuluhan dan membudidayakan komoditi yang dibutuhkan pasar atau konsumen.
Strategi WO (Weakness-Opportunity), strategi yang dibuat dengan menggunakan peluang yang dimiliki untuk mengatasi kelemahan yang ada. Dua strategi WO yang dianggap paling tepat untuk diterapkan adalah meningkatkan kinerja anggota KWT Sanur Asri Lestari dengan adanya penyuluhan dan pendampingan dan peningkatan pemasaran produk.
Strategi WT (Weakness-Threat), strategi yang dibuat dengan berupaya meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Dua strategi WT yang dianggap paling tepat untuk diterapkan adalah peningkatan fasilitas produksi dan fasilitas pemasaran pada KWT Sanur Asri Lestari.
-
3.2.4 Upaya Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani
Sebagai upaya pemberdayaan kelompok wanita tani dilakukan upaya bina manusia, bina usaha, bina kelembagaan/organisasi, dan bina lingkungan. Berdasarkan hasil wawancara dengan responden, maka akan dijelaskan bagaimana upaya pemberdayaan yang dilakukan oleh KWT Sanur Asri Lestari.
Bina manusia adalah semua kegiatan yang termasuk dalam upaya penguatan atau pengembangan kapasitas sumber daya (Mardikanto, 2010). Dalam aspek ini KWT Sanur Asri Lestari melakukan beberapa upaya bina manusia sehingga memperoleh kategori baik. Adapun upaya yang dilakukan antara lain: 1. Kegiatan penyuluhan, 2. Adanya pelatihan, 3. Demonstrasi, 4. Pembuatan demplot, dan 5. Adanya pendampingan.
Bina usaha menjadi suatu upaya penting dalam setiap pemberdayaan karena bina usaha tanpa memberikan dampak atau manfaat bagi perbaikan kesejahteraan ekonomi atau non ekonomi (Mardikanto, 2010). Dalam aspek ini KWT Sanur Asri Lestari melakukan beberapa upaya Bina usaha sehingga memperoleh kategori baik. Adapun upaya yang
dilakukan antara lain: 1. Meningkatkan harga jual, 2. Memperluas pemasaran produk, 3. Menekan biaya produksi, 4. Meningkatkan produktivitas budidaya, dan 5. Melakukan promosi.
Bina kelembagaan/organisasi yaitu komponen person, dimana orang-orang yang terlibat di dalam suatu kelembagaan dapat diidentifikasi dengan jelas.Komponen kepentingan, dimana orang-orang tersebut pasti sedang diikat oleh kepentingan atau tujuan, sehingga diantara mereka terpaksa harus saling berinteraksi (Mardikanto, 2010). Dalam aspek ini KWT Sanur Asri Lestari melakukan beberapa upaya Bina kelembagaan/organisasi sehingga memperoleh kategori sedang. Adapun upaya yang dilakukan antara lain: 1. Memperbaiki struktur organisasi, 2. Pembagian tugas yang jelas, 3. Aturan atau Norma dalam organisasi, 4. Perencanaan kegiatan usaha tani, dan 5. Pembukuan kegiatan dan keuangan.
Bina lingkungan yaitu segala kewajiban yang ditetapkan dalam persyaratan investasi dan operasi yang terkait dengan perlindungan, pelestarian dan pemulihan (rehabilitasi/reklamasi) sumber daya alam dan lingkungan hidup (Mardikanto, 2010). Dalam aspek ini KWT Sanur Asri Lestari melakukan beberapa upaya Bina lingkungan sehingga memperoleh kategori sangat baik. Adapun upaya yang dilakukan antara lain: 1. Penataan lahan usaha tani, 2. Pengaturan air irigasi, 3. Pembersihan lahan dari sampah, 4. Gotong royong, dan 5. Suka duka.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat ditarik beberapa simpulan adalah sebagai berikut :
-
1. Strategi pemberdayaan KWT Sanur Asri Lestari. Strategi yang perlu dijalankan adalah growth strategy atau strategi pertumbuhan dengan adanya pembinaan, peningkatan fasilitas produksi dan teknologi dalam budidaya kepada anggota KWT berupa pengenalan inovasi teknologi seperti irigasi tetes yang menjadikan pengairan pertanian lebih efektif dan efisien, serta pengembangan teknologi vertikultur dan tanaman hidroponik yang dapat meningkatkan kuantitas produksi dengan kuantitas lahan yang sempit.
-
2. Upaya Pemberdayaan KWT Sanur Asri Lestari sebagai berikut.
-
a. Bina manusia tergolong kategori baik dengan adanya pembuatan demplot untuk mempraktekkan hasil dari penyuluhan dan pelatihan yang diberikan.
-
b. Bina usaha tergolong kategori baik dengan adanya usaha untuk meningkatkan produktivitas budidaya dengan memberikan 75 bibit (tanaman terong dan cabai) untuk dibudidayakan secara perorangan.
-
c. Bina kelembagaan/organisasi tergolong kategori sedang dengan adanya perencanaan usaha tani untuk melakukan pergiliran tanaman untuk menghindari hama dan penyakit.
-
d. Bina lingkungan tergolong kategori sangat baik dengan adanya penataan lahan di kebun KWT sebagai upaya pengembangan agroeduwisata.
Berdasarkan kesimpulan dan pembahasan yang telah dijabarkan, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut :
-
1. Pengurus KWT Sanur Asri Lestari menyusun kegiatan yang mendukung pengembangan kelompok baik dari segi sumber daya manusia, sumberdaya alam seperti workshop packaging produk, budidaya sistem hidroponik untuk
mengembangkan produk yang lebih beragam dan memaksimalkan penggunaan lahan sekaligus menata kebun KWT secara bertahap.
-
2. Anggota KWT Sanur Asri Lestari membuat petunjuk arah menuju kebun KWT agar mudah ditemukan saat ada kunjungan dan membuat logo KWT serta desain kemasan yang menarik pada produk yang dimiliki.
-
3. Pemerintah atau lembaga terkait turut bersinergis dalam mengembangkan modal yang sudah diberikan kepada KWT untuk melakukan kegiatan bertani di Desa Sanur Kauh dengan memberikan pelatihan dan pendampingan kepada KWT Sanur Asri Lestari dengan membuat jadwal kegiatan serta materi yang akan disampaikan kepada anggota KWT pada setiap pertemuan.
-
5. Ucapan Terimakasih
Terima kasih kepada para informan kunci yang telah banyak membantu selama merumuskan penelitian ini. Terima kasih kepada pengurus dan anggota KWT Sanur Asri Lestari, Desa Sanur Kauh atas kesediaannya untuk menjadi responden dalam penelitian ini. dan terimakasih kepada kedua orang tua, keluarga dan teman-teman yang telah mendukung proses penelitian ini dari awal hingga akhir.
Daftar Pustaka
Ambar, T. 2004. Kemitraam dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media.
Anonim. 2018. Profil Desa Sanur Kauh.
Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara
Atika, K. 2016. Model Pemberdayaan Masyarakat Melalui Konsep Pertanian Perkotaan (Urban Farming). 1-11.
Baihakki, B. 2016. Tahapan Pemberdayaan Masyarakat Melalui Program Urban Farming Yayasan Bunga Melati Indonesia (YBMI) di Perigi Baru.
David, F. 2009. Manajemen Strategis. Jakarta: Salemba Empat.
Hadi, S. 2006. Analisis Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.
Mardikanto, T. 2010. Konsep-Konsep Pemberdayaan Masyarakat.Cetakan 1. Surakarta: UNS Press.
Rangkuti, F. 2016. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis, Cara Perhitungan Bobot, Rating, dan OCAI. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2017. Metode penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung :Alfabeta.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
393
Discussion and feedback