Peranan Kelompok Tani Sehat terhadap Keberhasilan Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Nagori Dolok Marlawan Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-380 Vol. 9, No. 3, Desember 2020
Peranan Kelompok Tani Sehat terhadap Keberhasilan Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Nagori Dolok Marlawan Kabupaten Simalungun
Provinsi Sumatera Utara
SINTIKHE AMELIA SIMANJUNTAK, I KETUT SURYA DIARTA,
I MADE SARJANA
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana
Jl. PB Sudirman Denpasar 80232
Email : sintikhesimanjuntak@gmail.com suryadiarta@unud.ac.id
Abstract
The Role Of “Sehat” Farming Group on Distributing Subsidized Fertilizer Successfully In Nagori Dolok Marlawan, Simalungun District, North Sumatera.
Farming group has important role on rural development strategy. For supporting inclination of agriculture products, farming group act as distribution of subsidized fertilizer to farmers so that famers can manage their land properly. The role also can be done by Farming Group “Sehat” in Nagori Dolok Marlawan, Simalungun District, North Sumatera. The mechanism of subsidized fertilizer could be done the official government help farming group board on calculating the need of fertilizer for farming group members. The data should be collected directly from farmers and the results of calculation must be created as Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) or definitive plan for group need.
The research explore the role of Farming Group “Sehat” on distributing subsidized fertilizer fairly to all of its member. Data on this research was generated by interviewing key informants and distributing questionnaire to the farmers. The data had been analyzed with statistical methods and presented with qualitative description. The research figure out that three variable of farming group role such as farming group preparing RDKK data, farming groups provide RDKK data to distributors and farming groups when distributing fertilizer that have supported a good system on distributing subsidized fertilizer. However a variable that is internal and external factors of farmers was defined as obstacle ondistributing subsidized fertilizer. Because of those findings, it can be conclude that Farming Group “Sehat” can create good RDKK and distribute subsidized fertilizer effectively.
Keywords : farming group, subsidized fertilizer
Pengertian Kelompok tani berdasarkan SK Menteri Pertanian RI nomor : 273/Kpts/OT.160/4/2007 adalah kumpulan petani/peternak yang dibentuk atas dasar kesamaan, kepentingan, kesamaan kondisi, lingkungan (sosial, ekonomi dan sumber daya)
serta keakraban untuk meningkatkan dan mengembangkan usaha anggota. Pada dasarnya fungsi kelompok tani sebagai wadah pembelajaran dan wahana kerjasama antar anggota kelompok untuk meningkatkan produktivitas usaha tani dan pendapatannya. Pada sistem produksi pertanian sangat diperlukan penggunaan pupuk. Saat ini masih banyak terjadi masalah dalam pendistribusiannya, terutama masalah penyaluran pupuk bersubsidi yang diberikan pemerintah kepada petani. Peranan kelompok tani sangat diperlukan dalam pencapaian penyaluran subsidi yang di berikan dari Pemerintah.
Pemerintah mulai memberikan subsidi harga pupuk sejak tahun 1971. Subsidi pupuk menjadi elemen yang sangat penting bagi produksi petani. Pupuk bersubsidi merupakan salah satu sarana produksi yang ketersediaannya di subsidi oleh pemerintah untuk petani termasuk petani yang kebutuhan persub sektor dan Harga Eceran Tertinggi (HET)-nya di atur dengan Peraturan Menteri Pertanian No.76/Permentan/OT.140/12/2007. Distribusi pupuk subsidi yang ada saat ini menganut sistem pasif, artinya petani sendiri atau berkelompok yang membutuhkan pupuk subsidi datang sendiri ke pengecer resmi yang umumnya berada ditingkat kecamatan. Salah satu desa penerima pupuk bersubsidi adalah Nagori Dolok Marlawan.
Pada tahun 2007 Kelompok Tani Sehat mendapat subsidi pupuk yang diberikan dari Pemerintah. Pada saat penyaluran pupuk bersubsdi, peran kelompok tani sangat diperlukan untuk mensukseskan program pendistribusian pupuk tersebut. Peran kelompok tani dalam pendistribusian pupuk adalah pembuatan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) dan menyaluran pupuk subsidi. RDKK merupakan sarana untuk pengadaan pupuk yang memiliki sistem tertutup. Penyusunan RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) dilakukan secara musyawarah antar anggota kelompok tani dan penyuluh pertanian dimana penerima subsidi pupuk harus terdaftar sebagai anggota kelompok tani dan tercantum dalam RDKK. Penyusunan RDKK didasarkan dengan kebutuhan petani dalam penggunaan pupuk.
Pada saat penyaluran pupuk subsidi, ada didapati kendala seperti kelangkaan pupuk. Kasus kelangkaan pupuk merupakan fenomena yang terjadi secara berulang-ulang hampir setiap tahun. Kenyataan yang terjadi di Kelompok Tani Sehat juga mengalami kelangkaan pupuk dan keterlambatan dalam pendistribusiannya. Kondisi tersebut sangat menarik untuk dikaji, guna mengetahui peranan Kelompok Tani Sehat terhadap penyaluran subsidi pupuk. Berdasarkan penjelasan diatas terdapat dua alasan pentingnya melakukan penelitian peranan kelompok tani terhadap keberhasilan penyaluran pupuk bersubsidi, yaitu mengukur sejauh mana keberhasilan penyaluran pupuk bersubsidi pada tingkatan kelompok tani yang ada di kelompok tani sehat dan mengetahui kendala apa yang dhadapi dalam penyaluran pupuk bersubsidi.
-
1.2. Rumusan Masalah
-
1. Sejauh mana peranan Kelompok Tani Sehat terhadap keberhasilan penyaluran pupuk bersubsidi?
-
2. Apa kendala yang dihadapi Kelompok Tani Sehat dalam memperoleh pupuk bersubsidi?
-
1. Mengetahui peranan Kelompok Tani Sehat terhadap keberhasilan penyuluhan pupuk bersubsidi.
-
2. Mengetahui kendala yang dihadapi Kelompok Tani Sehat dalam memperoleh pupuk bersubsidi.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah Kelompok Tani Sehat. Subjek yang akan diteliti adalah peranan yang dilakukan Kelompok Tani Sehat pada saat penyaluran pupuk subsidi.
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini ada dua jenis yaitu: data kuantitatif dan data kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data menunjukan bagaimana cara-cara untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian yaitu dengan kuesioner dan pedoman wawancara.
Jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 30 orang responden. Dikarenakan jumlah seluruh anggota Kelompok Tani Sehat berjumlah 30 orang.
Variabel dan Operasional Penelitian dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel peranan kelompok tani dan kendala dengan empat indikator yaitu penyusunan RDKK, memberikan data RDKK ke distributor, penyaluran pupuk subsidi, kelangkaan pupuk yang kemudian diukur menggunakan skala ordinal dari satu yang berarti buruk dan lima sangat baik.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode analisis deskriftif kualitatif dimana analisis ini digunakan untuk menjabarkan secara jelas dan sistematis suatu data supaya memperoleh gambaran lengkap dengan mencermati tanggapan dari responden.
-
3. Hasil dan Pembahasan
Peranan kelompok tani sangat penting dan berpengaruh dalam keberhasilan pembangunan pertanian. Kelompok tani merupakan penghubung antara distributor dan petani dalam pendistribusian pupuk. Adanya peranan dari Kelompok Tani “Sehat” diharapkan dapat membantu petani memperoleh pupuk. Peran yang dilakukan oleh
kelompok tani dalam pendistribusian pupuk adalah menyusun RDKK, memberikan data RDKK ke distributor dan membantu dalam penyaluran pupuk.
Berdasakan hasil penelitian Peranan Kelompok Tani “Sehat” dalam penyaluran pupuk bersubsidi termasuk dalam kategori sedang. Hal ini dapat dilihat dari total skor yang diperoleh sebesar 1370 dengan rata-rata 45,6. Peranan Kelompok Tani “Sehat” dalam penyaluran pupuk bersubsidi tersebut terdiri dari kategori sangat tidak baik hingga sangat baik dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 1
Peranan Kelompok Tani “Sehat” pada penyaluran pupuk
|
No |
Kategori |
Frekuensi | |
|
Orang |
% | ||
|
1 |
Sangat Baik |
6 |
10 |
|
2 |
Baik |
8 |
23,33 |
|
3 |
Sedang |
6 |
10 |
|
4 |
Tidak Baik |
7 |
26,67 |
|
5 |
Sangat Tidak Baik |
3 |
20 |
|
Jumlah |
30 |
100 | |
Penyusunan RDKK diatur dalam Permentan No. 273 Tahun 2007. Proses penyusunannya dilaksanakan oleh kelompok tani didampingi oleh penyuluh pertanian serta di hadiri oleh kepala desa. Penyusunan RDKK merupakan suatu bentuk peranan yang harus dilakukan kelompok tani. Kegiatan penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) pupuk bersubsidi pada Kelompok Tani Sehat adalah :
-
1. Pertemuan dan rapat antar anggota Kelompok Tani Sehat tentang pencatatan kebutuhan pupuk petani dan merumuskan RDKK.
-
2. Pertemuan para anggota Kelompok Tani Sehat didampingi Penyuluh lapangan untuk penyusunan draf RDKK;
-
3. Memperbanyak dan melakukan pengiriman data RDKK ke distributor.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada indikator peranan Kelompok Tani “Sehat” dalam penyusunan RDKK memperoleh kategori baik dengan rata-rata pencapaian skor sebesar 17,6. Peranan Kelompok Tani “Sehat” tersebut terdiri dari kategori sangat tidak baik hingga sangat baik, sebanyak 20% berperan sangat tidak baik dan 50 % berperan sangat baik dengan rincian data pada tabel 2
Tabel 2
|
Peranan Kelompok Tani Sehat dalam Penyusunan RDKK | |||
|
No |
Kategori |
Frekuensi | |
|
Orang |
% | ||
|
1 |
Sangat Baik |
15 |
50 |
|
2 |
Baik |
0 |
0 |
|
3 |
Sedang |
3 |
10 |
|
4 |
Tidak Baik |
6 |
20 |
|
5 |
Sangat Tidak Baik |
6 |
20 |
|
Jumlah |
30 |
100 | |
Berdasarkan hasil penilaian diatas dapat dikatakan bahwa peranan yang dilakukan Kelompok Tani Sehat sudah terlaksana dengan sangat baik. Pembuatan RDKK sudah disusun sesuai dengan data kebutuhan petani. Ramlan Siregar selaku ketua Kelompok Tani Sehat mengatakan bahwa saat penyusunan RDKK selalu berjalan dengan baik dan dilakukan secara musyawarah antar anggota kelompok tani yang dibantu oleh penyuluh lapangan. Selain itu para anggota kelompok tani juga sangat berpatisipasi dan mengerjakan tugas dengan baik saat musyawarah penyusunan RDKK. Para anggota mengumpulkan serta memberikan data dengan tepat waktu, sehingga mempermudah dalam penyusunan RDKK.
Tugas anggota kelompok tani yang dibahas dalam penelitian ini ialah mengenai peranan dalam penyaluran pupuk bersubsidi dengan memberikan data ke distributor. Kelompok tani mempunyai kewajiban untuk menyampaikan data RDKK tersebut ke distributor, karena data RDKK merupakan komponen terpenting dalam penyaluran subsidi pupuk. Berdasarkan hasil penelitian peranan Kelompok Tani “Sehat” dalam memberikan data RDKK ke distributor memperoleh kategori sedang dengan pencapaian skor rata-rata sebesar 12,6 . Peranan Kelompok Tani “Sehat” tersebut terdiri dari kategori sangat tidak baik hingga sangat baik, sebanyak 6,67% berperan sangat tidak baik dan 3,33% berperan sangat baik dengan rincian data pada tabel 3
Tabel 3
|
Peranan Kelompok Tani Sehat dalam Memberikan Data RDKK Ke Distributor | |||
|
No |
Kategori |
Frekuensi | |
|
Orang |
% | ||
|
1 |
Sangat Baik |
1 |
3,33 |
|
2 |
Baik |
4 |
13,33 |
|
3 |
Sedang |
9 |
30,00 |
|
4 |
Tidak Baik |
14 |
13,33 |
|
5 |
Sangat Tidak Baik |
2 |
6,67 |
|
Jumlah |
30 |
100 | |
Peranan Kelompok Tani Sehat dalam memberikan data RDKK ke distributor dinilai sedang. Para anggota kelompok tani menilai kinerja para pengurus kelompok pada saat memberikan RDKK ke distributor sedang. Kelompok Tani “Sehat” sebagai yang menfasilitasi harus meningkatkan kinerjanya supaya pada saat pendistribusian tidak mengalami kendala.
Peranan kelompok tani sangat diperlukan dalam penyaluran pupuk subsidi agar langsung sampai ke tangan si penerima pupuk. Selain membuat RDKK dan memberikan data ke distributor, kelompok tani juga mempunyai kewajiban dalam penyaluran pupuk. Berdasarkan hasil penelitian peranan Kelompok Tani “Sehat” dalam penyaluran pupuk subsidi termasuk kategori sedang dengan pencapaian skor rata-rata sebesar 15,4. Peranan Kelompok Tani “Sehat” tersebut terdiri dari kategori sangat tidak baik hingga sangat baik, sebanyak 16,67% berperan sangat tidak baik dan 10% berperan sangat baik dengan rincian data pada tabel 4.
Tabel 4
Peranan Kelompok Tani Sehat dalam Penyaluran Pupuk Subsidi
|
No |
Kategori |
Frekuensi | |
|
Orang |
% | ||
|
1 |
Sangat Baik |
3 |
10 |
|
2 |
Baik |
4 |
13,33 |
|
3 |
Sedang |
9 |
30 |
|
4 |
Tidak Baik |
9 |
30 |
|
5 |
Sangat Tidak Baik |
5 |
16,67 |
|
Jumlah |
30 |
100 | |
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ramlan Siregar selaku Ketua Kelompok Tani “Sehat” ,mengatakan bahwa selama ini jarang terjadi hambatan saat penyaluran, dikarenakan para anggota bekerjasama agar pupuk subsidi tersebut dapat diperoleh dan langsung disalurkan ke petani.
Kelangkaan pupuk atau kesulitan yang dihadapi oleh para petani untuk mendapatkan jumlah pupuk yang sesuai dengan kebutuhan masih terjadi. Kebutuhan tersebut adalah pada waktu musim tanam tiba dan pada waktu pemupukan. Kesulitan yang dialami oleh petani untuk mendapatkan pupuk bersubsidi sesuai kebutuhan terjadi disebabkan ole dua hal, yaitu sisi internal (petani) dan eksternal (distributor): a. Internal (Petani).
Penggunaan pupuk yang tidak sesuai dosis / anjuran pemerintah masih terjadi dikalangan petani. Kesalahan ini terjadi pada waktu musim tanam tiba dan pada waktu pemupukan. Masih ada petani yang beranggapan bahwa semakin banyak pupuk yang digunakan maka akan didapatkan hasil yang lebih baik pula. Ini adalah
pemahaman yang keliru dari para petani. Penggunaan yang tidak tepat ini akan berdampak pada jumlah pupuk yang dibutuhkan oleh petani terlebih lagi karena masa tanam yang bersamaan untuk satu wilayah.
Pada saat melakukan wawancara dengan pengurus Kelompok Tani “Sehat” yakni Ramlan Siregar dan Poslar Marpaung, disebutkan bahwa kelangkaan pupuk pernah terjadi dan masih dapat diatasi dengan membeli pupuk non- subsidi.
-
b. Eksternal (distributor)
Sistem distribusi pupuk dapat diartikan sebagai rangkaian mata rantai penghubung antara produsen dan konsumen dalam rangka menyalukan produk ke tangan konsumen secara efisien dan mudah untuk dijangkau. Masalah pendistribusian pupuk sudah terjadi dari sejak lama dan menjadi persoalan yang belum dapat dipecahkan dalam kebijakan pertanian di Indonesia.
Apa yang dialami oleh Kelompok Tani Sehat yaitu kesulitan dalam mendapatkan jumlah pupuk yang sesuai kebutuhan juga disebabkan oleh sistim distribusi yang kurang baik. Pada saat penyaluran terjadi permintaan penebusan pupuk oleh kelompok tani tidak sama realisasinya baik dari segi waktu maupun jumlah. Artinya, jika permintaan pupuk urea 10 ton kepada distributor untuk keperluan di awal musim tanam, yang disalurkan kepada Kelompok Tani Sehat sering kali tidak sama dengan permintaan. Umumnya distributor memberikan sejumlah 5 ton dan sisanya dikirim beberapa minggu bahkan bulan setelahnya. Kondisi tersebut sangat rawan untuk penyimpangan mengingat penggunaan pupuk sangat terkait dengan waktu, artinya pemupukan tanaman harus sesuai dengan umur tanaman dan jika lewa maka pemupukan tersebut tidak akan member manfaat.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
-
1. Peranan Kelompok Tani “Sehat” Terhadap Penyaluraan Pupuk Bersubsidi di Nagori Dolok Marlawan masuk dalam kategori sedang, yang mencakup tiga indikator yakni Penyusunan RDKK, Memberikan Data RDKK ke Distributor, dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi.
-
2. Kendala yang terjadi di Kelompok Tani “Sehat” dalam Penyaluran Pupuk Bersubsidi yaitu kelangkaan pupuk. Kelangkaan terjadi diakibatkan oleh penggunaan pupuk yang berlebihan / tidak sesuai aturan oleh petani yang disebabkan oleh ketidak mengertian mereka terhadap aturan pemakaian pupuk. Hal lain yang menyebabkan kelangkaan pupuk bersubsidi adalah musim tanam yang bersamaan dimana permintaan akan meningkat saat musim tanam dan masa pemupukan tiba.
-
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut :
-
1. Kelompok Tani “Sehat” perlu mempertahankan kinerjanya dan bila mungkin meningkatkannya. Khusus untuk penyampaian data RDKK ke distributor perlu ditingkatkan. Karena kelompok tani merupakan sarana dalam penyampaian data RDKK, maka dengan data yang lebih lengkap yang diperoleh oleh distributor
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-380 Vol. 9, No. 3, Desember 2020 diharapkan pupuk bersubsidi yang akan didapatkan oleh petani juga akan lebih sesuai dengan kebutuhan petani.
-
2. Kelompok Tani “Sehat” sebaiknya mengikuti aturan yang sudah dibuat oleh pemerintah dalam hal penggunaan pupuk baik pada waktu musim tanam maupun pada masa pemupukan. Dengan takaran yang pas yang sesuai dengan aturan akan didapatkan hasil yang baik. Untuk masalah ini, bila dipandang perlu, kelompok Tani “Sehat” dapat meminta pemerintah untuk memberikan penyuluhan ulang tentang aturan penggunaan pupuk baik pada musim tanam maupun pada masa pemupukan.
-
5. Ucapan Terima Kasih
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak khususnya kelompok tani sehat yang telah membantu penelitian ini dan juga berbagai pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Daftar Pustaka
Anis, S. M., effendi, L., & Muslihat, E. J. Partisipasi Anggota Kelompok Tani Dalam Penyusunan Rencana Defenitif Kelompok/ Rencana Defenitif Kebutuhan Kelompok. Jurnal Penyuluhan Pertanian, 9(1), 37-42
Ibrahim. 2015. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : CV Alfabeta
Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 04/Kpts/RC.210/B/02/2019 Tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Penyediaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tahun anggaran 2019.
Mosher, A.T. 1997. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. Jakarta: Yasa Guna.
Peraturan Menteri Pertanian No:76/Permentan/OT.140/12/2007. Tentang Kebutuhan dan Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2008,
Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 15/M-DAG/Per/2015. Ketentuan pelaksanaan pengawasan pengadaan dan penyaluran pupuk bersubsidi
Peraturan Menteri Perdagangan Nomoe 07 I M – DAG I Per I 2 I 2009 tentang Perubahan atas Permendag RI Nomor 21 IM – DAG I Per I 6 I 2008 tentang Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian.
Rachman, B. (2016). Kebijakan Subsidi Pupuk: Tinjauan terhadap Aspek Teknis, Manajemen, dan Regulasi.
Simatupang, P., 2004. Kembalikan Subsidi Pupuk Kepada Petani. Kompas, 19 Mei 2004, Jakarta
Sutopo. 2006. Metodologi penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
374
Discussion and feedback