Peran dan Daya Saing Sektor Pertanian dan Pariwisata dalam Pembangunan Wilayah Kabupaten Gianyar
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 9, No.3 Desember 2020
Peran dan Daya Saing Sektor Pertanian dan Pariwisata dalam Pembangunan Wilayah Kabupaten Gianyar
I GUSTI AYU ARI JULIA MALINI, MADE ANTARA, DEWA MADE RAKA SARJANA
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana Jl. PB.
Sudirman Denpasar 80232
Email: gustiayumalini1@gmail.com
Abstract
Role and Competitiveness of Agriculture and Tourism Sectors
in the Development of Gianyar Regency
In plain view, it can be assumed that the wheels of the economy in the Gianyar regency are driven by the synergy between the agricultural sector, the tourism sector including the socio-cultural aspects that support tourism. This research aims to understand the role of the agricultural sector and the tourism sector in the regency’s economy, which sector is the dominant one and the competitiveness of each sector in the development of the regency. This research uses descriptive analysis method, location quotient (LQ), dynamic location quotient (DLQ) approach, combined analysis of LQ and DLQ and differential shift from shift share analysis approach. The analysis suggests that the contribution of the agricultural sector to the regency’s economy quantitatively decreased from the beginning to the end of the study period. In contrast, the economic contribution of the tourism sector in the regency have increased. This study suggests that Gianyar has six sectors that have the potential to become leading sectors in the future, two sectors that are presently leading and possibly will still lead in the future, eight prospective sectors, four mainstay sectors and three lagging sectors. On this study period that is between 2014-2018, the agricultural sector shows weak competitiveness, while the tourism sector shows strong competitiveness.
Keywords: Agriculture, Economic sector contribution role, Location Quotient, Dynamic Location Quotient, Shift Share Analysis.
Indonesia merupakan salah satu negara agraris yang sedang berkembang, dimana sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Meskipun kontribusi sektor pertanian telah menurun secara signifikan dalam setengah abad terakhir, namun saat ini sektor pertanian masih memberikan pendapatan bagi sebagian besar rumah tangga Indonesia. Globalisasi Ekonomi mengharuskan Republik Indonesia untuk siap bersaing dengan berbagai negara lain di dunia. Dalam meningkatkan kesiapan pemerintah
menghadapi globalisasi diperlukan perekonomian yang kuat dan stabil khususnya di sektor pertanian. Pembangunan ekonomi secara nasional tidak bisa terlepas dari pembangunan ekonomi secara regional. Pada hakekatnya pembangunan regional merupakan pelaksanaan dari pembangunan nasional pada wilayah tertentu yang disesuaikan dengan kemampuan ekonomi regional tersebut.
Pembangunan wilayah adalah upaya mencapai pembangunan berimbang (balance development) yang tidak mengharuskan adanya kesamaan tingkat pembangunan antar daerah, keseragaman pencapaian tingkat industrialisasi suatu daerah ataupun tingkat pemenuhan kebutuhan dasar daerah tersebut. Pembangunan yang berimbang adalah terpenuhinya potensi-potensi pembangunan sesuai dengan kapasitas pembangunan setiap wilayah atau daerah yang beragam (Murry, 2000). Setiap daerah mempunyai corak pertumbuhan ekonomi yang berbeda dengan daerah lain. Oleh sebab itu perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah pertama-tama perlu mengenali karakter ekonomi, sosial dan fisik daerah itu sendiri, termasuk interaksinya dengan daerah lain. Tidak ada strategi pembangunan ekonomi daerah yang dapat berlaku untuk semua daerah (Tampun, 2014). Pembangunan atau pertumbuhan suatu wilayah dapat berjalan dengan baik apabila potensi daerah tersebut diketahui dan dimanfaatkan dengan optimal. Sektor dan sub-sektor yang memiliki keunggulan akan sangat potensial dikembangkan dan dapat memacu pertumbuhan serta pembangunan suatu wilayah. Sektor unggulan dapat diketahui salah satunya dengan menggunakan data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah atau merupakan jumlah seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu wilayah (BPS, 2010 dalam Wahyuningtyas et al., 2013).
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang menjadi pusat perhatian dalam pembangunan nasional, khususnya yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan hasil-hasil strategis terutama yang menyangkut komoditas pangan. Selain Sektor Pertanian, sektor yang sekarang ini mendapat perhatian khusus yaitu sektor pariwisata. Pariwisata merupakan salah satu sektor yang menjadi perhatian di dunia dalam beberapa dekade terakhir. Berbagai dampak positif, seperti pertumbuhan ekonomi dan peningkatan pendapatan ekspor, yang diperoleh dari kegiatan pariwisata, menjadikan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor ekonomi yang mengalami pertumbuhan pesat di dunia.
Kabupaten Gianyar merupakan satu dari sembilan Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Bali. Mata pencaharian masyarakat di wilayah Kabupaten Gianyar sebagian besar adalah bertani. Menurut data PDRB Kabupaten Gianyar tahun 2018, Sektor Pertanian masih menjadi Sektor yang menyumbang PDRB terbesar yaitu 17,17% di tahun 2010 dan 13,81% di tahun 2018. Meskipun mengalami penurunan secara kuantitatif, namun sektor pertanian masih menyumbang PDRB diatas 10%. Secara kasat mata, dapat diasumsikan bahwa roda perekonomian di wilayah kabupaten Gianyar digerakan oleh sinergitas antara sektor pertanian, sektor pariwisata serta aspek sosial budaya yang menjadi daya tarik wisatawan. Namun jika dilihat secara mendetail, sektor pertanian menjadi sektor yang semakin dikorbankan terutama dalam upaya peningkatan sarana & prasarana pendukung pariwisata.
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
-
1. Bagaimana peran sektor pertanian dan pariwisata dalam perekonomian kabupaten Gianyar?
-
2. Sektor apa saja yang menjadi unggulan di wilayah kabupaten Gianyar dan bagaimana proporsi laju pertumbuhan sektor ekonomi di Kabupaten Gianyar?
-
3. Bagaimana daya saing sektor pertanain dan pariwisata dalam pembangunan wilayah kabupaten Gianyar?
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui.
-
1. Mengidentifikasi peran sektor pertanian dan pariwisata dalam perekonomian kabupaten Gianyar.
-
2. Menganalisis sektor unggulan di wilayah kabupaten Gianyar serta proporsi laju pertumbuhan sektor ekonomi di Kabupaten Gianyar.
-
3. Menganalisis daya saing sektor pertanian dan pariwisata dalam pembangunan wilayah kabupaten Gianyar.
Lokasi penelitian adalah wilayah Kabupaten Gianyar, provinsi Bali. Penelitian ini dimulai bulan Januari sampai dengan bulan Februari 2020. Dasar pertimbangan dalam pemilihan lokasi ini yaitu, peneliti ingin mengetahui bagaimana Peran dan Daya Saing Sektor Pertanian dan Pariwisata dalam Pembangunan Wilayah Kabupaten Gianyar periode tahun 2014-2018.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang berasal dari data sekunder dengan data times series dan data primer berupa hasil wawancara dengan petugas BPS Kabupaten Gianyar. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, studi pustaka dan wawancara.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
-
1. Metode Analisis Deskriptif untuk mengetahui peran dari sektor pertanian dan sektor pariwisata dalam perekonomian Kabupaten Gianyar periode tahun 20142018 dengan melihat persentase distribusi pembentukan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gianyar. Rumus yang digunakan untuk mengetahui persentase tersebut adalah :
Peran Sektor Perekonomian = Nilai Sektor Perekonomian tahun i x 100%....(1)
Nilai Total Sektor PDRB tahun i
-
2. Untuk mengidentifikasi sektor unggulan statik di Kabupaten Gianyar pada periode tahun 2014-2018 digunakan analisis Location Quotient (LQ), untuk mengidentifikasi dinamika sektor unggulan digunakan analisis Dynamic Location Quotient (DLQ) dan analisis gabungan antara Location Quotient (LQ) dan Dynamic Location Quotient (DLQ) untuk mengetahui kriteria sektor perekonomian Kabupaten Gianyar.
-
a. Location Quotient (LQ)
Menurut Hendayana (2003), analisis LQ merupakan salah satu alat analisis yang dapat digunakan untuk menunjukkan basis ekonomi suatu wilayah terutama dari kriteria kontribusi.
Rumus menghitung LQ adalah:
lq- ⅛f.......................................................(2)
Dengan keterangan:
X^ = PDRB Sektor I kabupaten
λ'i = total PDRB kabupaten
x^ = PDRB Sektor I provinsi
x? = total PDRB provinsi
Terdapat tiga kategori hasil perhitungan LQ dalam perekonomian daerah, yaitu:
-
- Jika nilai LQ > 1, maka sektor yang bersangkutan di wilayah studi lebih berspesialisasi dibandingkan dengan wilayah referensi.
-
- Jika nilai LQ < 1, maka sektor yang bersangkutan di wilayah studi kurang berspesialisasi dibandingkan dengan wilayah referensi.
-
- Jika nilai LQ = 1, maka sektor tersebut cukup untuk memenuhi wilayahnya sendiri namun tidak mampu untuk mengekspor ke daerah lain.
-
b. Dynamic Location Quotient (DLQ)
Adapun analisis yang merupakan perkembangan dari SLQ (Static Location Quotient) atau dikenal dengan LQ yaitu analisis Dynamic Location Quotient (DLQ) yang dapat dilihat untuk sektor tertentu dengan waktu yang berbeda dengan melihat sektor tersebut mengalami penurunan atau mengalami kenaikan (Tarigan, 2009). Rumus dari DLQ antara lain:
DLQ=[((1+gij)/(1+gj))/((1+Gi)/(1+G))] = IPPSij/IPPSi.......(3)
Keterangan :
gij : laju pertumbuhan sektor i di Kabupaten
gj : rata-rata laju pertumbuhan di Kabupaten
Gi : laju pertumbuhan sektor i di Provinsi
G : rata-rata laju pertumbuhan di Provinsi
IPPSij : indeks potensi perkembangan sektor i di Kabupaten
IPPSi : indeks potensi perkembangan sektor i di Provinsi
Berdasarkan persamaan di atas, maka nilai DLQ dapat memberikan hasil pengertian sebagai berikut:
-
- Jika nilai DLQ = 1, maka proporsi laju pertumbuhan sektor i di Kabupaten adalah sebanding dengan sektor yang sejenis dalam laju pertumbuhan PDRB Provinsi.
-
- Jika nilai DLQ > 1, maka proporsi laju pertumbuhan sektor i di Kabupaten lebih tinggi dan cepat dibandingkan dengan sektor sejenis di Provinsi.
-
- Jika nilai DLQ < 1, maka proporsi laju pertumbuhan sektor i di Kabupaten lebih rendah dibandingkan dengan sektor sejenis di Provinsi.
-
c. Analisis gabungan antara Location Quotient (LQ) dan Dynamic Location Quotient (DLQ)
Metode penggabungan hasil anaisis Location Quotient (LQ) dengan Dynamic Location Quotient (DLQ) digunakan untuk menentukan sektor ekonomi di suatu wilayah apakah termasuk sektor unggulan, prospektif, sektor andalan atau sektor tertinggal. Adapun kriteria dalam analisis ini menurut Suyatno (2000), adalah :
Kriteria |
DLQ > 1 |
DLQ < 1 |
LQ > 1 |
Unggulan |
Prospektif |
LQ < 1 |
Andalan |
Tertinggal |
-
3. Untuk mengetahui Daya Saing dari sektor pertanian dan pariwisata Kabupaten Gianyar periode 2014-2018 digunakan analisis Differential Shift dari pendekatan Shift Share Analysis.
Menurut Basuki dan Gayatri (2009), analisis Shift-Share adalah suatu teknik yang digunakan untuk menganalisis perubahan struktur ekonomi daerah relatif terhadap struktur ekonomi wilayah administratif yang lebih tinggi sebagai pembanding. Analisis shift share memiliki tiga komponen (Tarigan, 2005; Putra, 2011) yaitu: National Share; Proportional Shift; Differential Shift.
-
a. National share untuk mengetahui pergeseran struktur perekonomian suatu daerah yang dipengaruhi oleh pergeseran perekonomian nasional.
-
b. Proportional shift adalah pertumbuhan nilai tambah bruto suatu sektor dibandingkan total sektor di tingkat nasional.
-
c. Differential shift atau competitive position adalah perbedaan pertumbuhan perekonomian satu daerah dengan nilai tambah bruto sektor yang sama di tingkat nasional.
Rumus dari Differential Shift adalah :
Cij = Yij (rij-rin)..............................................(4)
Dengan ;
rij = (Yijt-Yij)/Yij
rin = (Yit-Yio)/Yio
Dimana :
Yij = PDRB sektor i di wilayah kabupaten Gianyar
Yi = PDRB sektor i di tingkat provinsi Bali t = tahun akhir analisis
o = tahun awal analisis
Maka rumus Cij adalah :
Cij = ∑t[Yijt – (Yit/Yio)Yijo].........................(5)
-
3. Hasil dan Pembahasan
Analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi peran sektor pertanian dan pariwisata dalam perekonomian Kabupaten Gianyar adalah pendektan deskriptif dengan menggunakan hasil perhitungan yang telah dilakukan oleh pihak BPS Kabupaten Gianyar. Berikut merupakan data distribusi kontribusi sektor pertanian dan pariwisata dalam perekonomian Kabupaten Gianyar :
Tabel 1.
Distribusi PDRB Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha
Tahun Dasar 2010 (Persen)
No Lapangan Usaha PDRB Harga Konstan 2010 Menurut
Lapangan Usaha tahun Dasar 2010 (Persen) 2014 2015 2016 2017 2018
1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 13,082 12,855 12,240 11,926 11,799
2 Pariwisata 38,860 39,116 39,779 40,701 40,813
Sumber: BPS Kabupaten Gianyar (Data diolah)
Berdasarkan Tabel 1 Distribusi PDRB sektor pertanian dan pariwisata Kabupaten
Gianyar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha tahun Dasar 2010 (Persen), dapat dilihat bahwa peran sektor ekonomi periode tahun 2014-2018 di Kabupaten Gianyar merupakan distribusi dari kontribusi sektor ekonomi tersebut dalam Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan dengan harga tahun 2010 yang dijadikan tahun dasar. Untuk menentukan kategori mana saja yang termasuk dalam Sektor Pariwisata, peneliti telah melakukan wawancara kepada salah satu petugas Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Gianyar dimana peneliti membatasi Sektor Pariwisata dengan kategori yang memiliki keterkaitan dan mendapat pengaruh langsung dari kegiatan Pariwisata. Maka dalam penelitian ini, yang termasuk Sektor Pariwisata adalah kategori Penyediaan, Akomodasi dan Makan Minum, Informasi dan Komunikasi, Jasa Keuangan dan, Asuransi, Real Estat dan Jasa Lainnya.
Berdasarkan data yang tersaji, Peran Sektor Pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Gianyar mengalami penurunan secara kuantitatif selama periode penelitian (2014-2018). Pada tahun 2014 13,082% dari total Pendapatan Bruto Kabupaten Gianyar merupakan sumbangan dari Sektor Pertanian dan turun menjadi 11,799% pada tahun 2018. Berbeda dengan Sektor Pariwisata yang mengalami peningkatan dari awal sampai akhir periode penelitian. Pada tahun 2014, peran Sektor Pariwisata sebasar 38,860% dari total PDRB dan naik menjadi 40,813% pada tahun akhir analisis yaitu 2018. Hasil tersebut selaras dengan meningkatnya laju alih fungsi lahan pertanian serta meningkatnya pertumbuhan pariwisata di Kabupaten Gianyar khususnya membuat terjadinya peralihan sektor ekonomi di Kabupaten Gianyar dari sektor primer ke sektor jasa. Lokasi pariwisata yang diminati investor adalah di wilayah pedesaan yang memiliki sumber daya dan daya tarik yang kemudian dijadikan paket wisata alam seperti di wilayah Kecamatan Tegallalang dan Payangan yang pada periode 2014-2018 terjadi peningkatan kegiatan pariwisata dengan adanya penambahan destinasi wisata baru.
-
a) Analisis Location Quotient (LQ)
Analisis Location Quotient (LQ) digunakan untuk mengetahui sektor ekonomi yang memiliki peranan lebih dominan atau sektor unggulan di Kabupaten Gianyar pada periode tahun 2014-2018. Untuk melakukan analisis tersebut digunakan data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Gianyar Atas Dasar Harga Konstan periode tahun 2014-2018 sebagai data dasar.
Berdasarkan hasil analisis Location Quotient (LQ) pada tabel 2, dapat dilihat bahwa pada periode tahun 2014-2018 secara statik Kabupaten Gianyar memiliki 10 Sektor atau Kategori pembentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang memiliki nilai LQ rata-rata > 1 yang artinya sektor-sektor tersebut merupakan sektor Unggulan. Ke-10 Sektor yang dimaksud adalah : Pertambangan dan Penggalian dengan nilai rata-rata LQ 1,53; Industri Pengolahan dengan 1,897; Konstruksi dengan 1,213; Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dengan 1,068; Informasi dan Komunikasi sebesar 1,133; Real Estat dengan 1,068; Jasa Perusahaan dengan nilai 1,074; Administrasi Pemerintahan Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 1,001; Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial dengan 1,504 dan Jasa Lainnya dengan 1,142. Ke-7 sektor ekonomi lain yang bukan merupakan sektor basis yaitu Pertanian, Kehutanan dan Perikanan dengan nilai rata-rata LQ 0,877, Pengadaan Listrik dan Gas dengan 0,511, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dengan nilai 0,703, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor memiliki nilai 0,882, Transportasi dan Pergudangan dengan 0,138, Jasa Keuangan dan Asuransi dengan nilai 0,964, serta Jasa Pendidikan dengan rata-rata LQ 0,455.
Tabel 2.
Hasil Analisis Location Quotient (LQ)
No |
PDRB Lapangan Usaha (2014-2018) |
Sektor Unggulan Periode 2014-2018 | |
LQ |
Keterangan | ||
1 |
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan |
0,877 |
Non Unggulan |
2 |
Pertambangan dan Penggalian |
1,53 |
Unggulan |
3 |
Industri Pengolahan |
1,879 |
Unggulan |
4 |
Pengadaan Listrik dan Gas |
0,511 |
Non Unggulan |
5 |
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang |
0,703 |
Non Unggulan |
6 |
Konstruksi |
1,213 |
Unggulan |
7 |
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor |
0,882 |
Non Unggulan |
8 |
Transportasi dan Pergudangan |
0,138 |
Non Unggulan |
9 |
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum |
1,068 |
Unggulan |
10 |
Informasi dan Komunikasi |
1,133 |
Unggulan |
11 |
Jasa Keuangan dan Asuransi |
0,964 |
Non Unggulan |
12 |
Real Estat |
1,068 |
Unggulan |
13 |
Jasa Perusahaan |
1,074 |
Unggulan |
14 |
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib |
1,001 |
Unggulan |
15 |
Jasa Pendidikan |
0,455 |
Non Unggulan |
16 |
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial |
1,504 |
Unggulan |
17 |
Jasa lainnya |
1,142 |
Unggulan |
Sumber: BPS Kabupaten Gianyar (Data diolah)
-
b) Analisis Dynamic Location Quotient (DLQ)
Analisis Dynamic Location Quotient (DLQ) digunakan untuk melihat Dinamika Sektor Unggulan di Kabupaten Gianyar periode 2014-2018. Dengan analisis Dynamic Location Quotient (DLQ), peneliti ingin menangkap kemungkinan perubahan-perubahan yang akan terjadi di waktu yang akan datang, mengingat analisis LQ hanya bisa menentukan kondisi sektor secara statik. Analisis Dynamic Location Quotient (DLQ) menggunakan laju pertumbuhan setiap sektor secara time series sebagai data perhitungannya.
Berdasarkan hasil perhitungan Dynamic Location Quotient (DLQ) pada tabel 3, diketahui bahwa di Kabupaten Gianyar terdapat 6 sektor ekonomi yang memiliki niai rata-rata DLQ > 1, yang artinya sektor ekonomi tersebut diperkirakan dapat menjadi sektor unggulan di Kabupaten Gianyar di tahun berikutnya. Ke-6 sektor ekonomi tersebut adalah : Industri Pengolahan dengan rata-rata DLQ 1,098, Pengadaan Listrik dan Gas dengan nilai 1,735, Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dengan nilai 1,004, Perdagangan Besar dan Eceran : Reparasi Mobil dan Sepeda Motor dengan 1,024, Transportasi dan pergudangan dengan 1,163, serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum dengan nilai rata-rata DLQ 1,156.
Tabel 3.
Hasil Analisis Dynamic Location Quotient (DLQ) | ||
No |
PDRB Lapangan Usaha (2014-2018) |
Rata-rata DLQ |
1 |
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan |
0,954 |
2 |
Pertambangan dan Penggalian |
0,294 |
3 |
Industri Pengolahan |
1,098 |
4 |
Pengadaan Listrik dan Gas |
1,735 |
5 |
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang |
1,004 |
6 |
Konstruksi |
0,85 |
7 |
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor |
1,024 |
8 |
Transportasi dan Pergudangan |
1,163 |
9 |
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum |
1,156 |
10 |
Informasi dan Komunikasi |
0,966 |
11 |
Jasa Keuangan dan Asuransi |
0,946 |
12 |
Real Estat |
0,878 |
13 |
Jasa Perusahaan |
0,996 |
14 |
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib |
0,503 |
15 |
Jasa Pendidikan |
0,945 |
16 |
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial |
0,984 |
17 |
Jasa lainnya |
0,974 |
Sumber: BPS Kabupaten Gianyar (Data diolah)
c) Analisis gabungan LQ dan DLQ
Metode penggabungan hasil anaisis Location Quotient (LQ) dengan Dynamic Location Quotient (DLQ) digunakan untuk mengelompokan sektor ekonomi di suatu wilayah apakah termasuk sektor unggulan, prospektif, sektor andalan atau sektor tertinggal.
Tabel 4.
Pengelompokan Sektor-sektor Ekonomi Kabupaten Gianyar | |
Kriteria |
DLQ > 1 DLQ < 1 |
LQ > 1 |
Unggulan : Prospektif :
Minum 3. Informasi dan Komunikasi |
| |
LQ < 1 Andalan : |
Tertinggal : |
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor |
|
4. Transportasi dan Pergudangan
Berdasarkan tabel 4 Pengelompokan Sektor-sektor Ekonomi Kabupaten Gianyar,
dapat kita ketahui bahwa Kabupaten Gianyar memiliki 2 sektor unggulan yang artinya sektor ekonomi tersebut merupakan sektor unggulan di masa sekarang maupun di masa yang akan datang, 8 sektor prospektif yang artinya sektor tersebut merupakan sektor unggulan di masa sekrang namun dapat menjadi sektor non basis di masa yang akan datang, 4 sektor andalan dimana meskipun sektor tersebut bukan merupakan sektor basis pada saat ini namun bisa menjadi sektor unggulan di masa yang akan datang dan 3 sektor tertinggal yang bukan merupakan sektor basis di masa sekarang maupun yang akan datang.
Analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi daya saing sektor pertanian dan pariwisata dalam perekonomian Kabupaten Gianyar adalah Differential Shift atau Competitive Position dari pendekatan Shift Share Analysis (SSA).
Tabel 5.
(Differential Shift (Cij))
No |
PDRB LAPANGAN USAHA (2014-2018) |
Cij |
Keterangan |
1 |
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan |
-14024,12594 |
L |
2 |
Pariwisata |
27672,93701 |
C |
Sumber : BPS Kabupaten Gianyar (Data diolah)
keterangan : L = Lambat atau Lemah dan C = Cepat atau Kuat.
Berdasarkan hasil analisis Differential Shift pada tabel 5, dapat diketahui bahwa Sektor Pertanian di Kabupaten Gianyar memiliki nilai keunggulan kompetitif bertanda negative atau bisa dikatakan keunggulan kompetitifnya kecil sehingga dapat diartikan memiliki Daya Saing Lemah sedangkan Sektor Pariwisata di Kabupaten Gianyar memiliki nilai keunggulan kompetitif positif dan relative tinggi sehingga dapat dikatakan memiliki Daya Saing yang Kuat. Daya saing yang dimiliki oleh sektor pertanian dan pariwisata yang dihitung merupakan keunggulan kompetitif yang dimiliki pada periode tahun 2014-2018 yang pada periode tersebut terjadi peningkatan kegiatan pariwisata khususnya di wilayah Kabupaten Gianyar sehingga membuat sektor tersebut memiliki nilai keunggulan kompetitif yang tinggi. Sektor pertanian memiliki nilai keunggulan kompetitif cenderung negative dikarenakan laju alih fungsi lahan yang tinggi khususnya untuk mendukung kegiatan pariwisata seperti penunjang pembangunan sarana prasarana kegiatan pariwisata di Kabupaten Gianyar.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan yaitu :
-
1. Peran Sektor Pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Gianyar yang tercermin dari data pendapatan yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan tahun dasar 2010 mengalami penuruna n secara kuantitatif selama periode penelitian (2014-2018). Pada tahun 2014 13,082% dari total Pendapatan Bruto Kabupaten Gianyar merupakan sumbangan dari Sektor Pertanian dan turun menjadi 11,799% pada tahun 2018. Berbeda dengan Sektor Pariwisata yang mengalami peningkatan dari awal sampai akhir periode penelitian. Pada tahun 2014, peran Sektor Pariwisata sebasar 38,860% dari total PDRB dan naik menjadi 40,813% pada tahun akhir analisis yaitu 2018.
-
2. Dalam periode tahun 2014-2018 Kabupaten Gianyar memiliki 10 sektor unggulan dan
7 sektor non basis, dengan dinamika sektor unggulan memiliki 6 sektor yang berpotensi menjadi sektor unggulan di waktu mendatang. Setelah dilakukan analisis gabungan, sektor ekonomi Kabupaten gianyar memiliki kriteria 2 Sektor Unggulan saat ini dan di waktu mendatang, 8 Sektor Prospektif, 4 Sektor andalan dan 3 sektor tertinggal.
-
3. Sektor Pertanian memiliki Daya Saing Lemah sedangkan Sektor Pariwisata di Kabupaten Gianyar memiliki Daya Saing yang Kuat.
Adapun beberapa Implikasi atau saran yang diharapkan oleh peneliti setelah dilakukan penelitian ini adalah :
-
1. Berdasarkan hasil penelitian dan pemahaman yang dimiliki, Pemerintah diharap mampu mengambil langkah terbaik terkait penurunan kontribusi peran sektor pertanian di Kabupaten Gianyar seperti menerapkan dan menegaskan aturan terkait alih fungsi lahan pertanian, meningkatkan dan mengawasi pemberian insentif seperti pupuk, benih atau alsintan pada petani agar tepat sasaran dan tepat guna, menggerakan pembangunan dan efektivitas Kelompok Tani yang juga dibantu tenaga penyuluh pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan kreativitas petani, dan diharapkan kedepannya selain dapat memenuhi kebutuhan intern wilayah juga mengekspor ke daerah lain baik dalam bentuk produk segar ataupun olahan guna meningkatkan ekonomi masyarakat petani dan kontribusi sektor pertanian.
-
2. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, peneliti berharap nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan Pemerintah Kabupaten Gianyar dalam menentukan kebijakan terkait pembangunan wilayah mengingat sektor yang saat ini menjadi sektor basis memiliki kemungkinan tidak menjadi sektor basis di masa yang akan datang begitupula sebaliknya. Kebijakan yang dimaksud seperti membuat peraturan pemerintah kabupaten atau awig-awig di tingkat desa untuk memacu pertumbuhan sektor tertinggal, antisipasi sektor prospektif dan mempertahankan bahkan meningkatkan pertumbuhan sektor unggulan dan andalan.
-
3. Pemerintah diharap dapat mencari solusi untuk meningkatkan daya saing atau keunggulan kompetitif dari Sektor Pertanian, bisa dengan penyuluhan dan memfasilitasi pengolahan produk pertanian menjadi produk olahan yang lebih memiliki nilai jual untuk meningkatkan ekonomi petani.
-
4. Penelitian ini perlu dilanjutkan agar lebih menjurus terutama ke tingkat subsektor bahkan komoditi agar mendapat hasil yang lebih konkret untuk mendukung pembangunan wilayah Kabupaten Gianyar.
-
5. Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah mendukung terlaksananya e-jurnal ini yaitu kepada Badan Pusat Statistik Kabupaten Gianyar, Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada keluarga, teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga penelitian ini bermanfaat sebagaimana mestinya.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik.2019.Kabupaten Gianyar dalam Angka Badan Pusat
Statistik.2019.Provinsi Bali
Gayatri, U & Basuki, A.T.2009.Penentu Sektor Unggulan Dalam Pembangunan Daerah: Studi Kasus Di Kabupaten Ogan Komering Ilir.Jurnal Ekonomi dan Studi Pembangunan. Volume 10, Nomor 1, 34 ‐ 50
Hendayana, R.2003.Aplikasi Metode Location Quotient (LQ) dalam Penentuan Sektor
Basis Komoditas Unggulan.Jurnal Informatika Pendidikan Vol.13
Murry, S.2000.Regional Disparities: Needed and Measures for Balanced
Development.Distributor New Delhi.Jakarta
Putra, M.F.2011.Studi Kebijakan Publik dan Pemerintahan dalam Perspektif Kuantitatif, Universitas Brawijaya (UB) Press, Cetakan Pertama, April 2011, Malang
Suyatno, 2000.Analisa Economic Base Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Daerah Tingkat
II Wonogiri : Menghadapi Implikasi UU No. 22/1999 dan UU No. 25/1999. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 1. No. 2, 144 -159 Surakarta:UMS
Tampun, J.S.2014.Peranan Sektor Pertanian Dalam Pembangunan Wilayah Kota Tomohon. Jurnal Sosial Ekonomi. Vol.1, 2-3
Tarigan, R.2004.Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi (edisi revisi). Jakarta : PT Bumi Aksara
Tarigan, R. (2009).Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Wahyuningtyas, R.2013.Analisis Sektor Unggulan Menggunakan Data PDRB (Studi Kasus Bps Kabupaten Kendal Tahun 2006-2010). Jurnal Gaussian,Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman 219-228
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
313
Discussion and feedback