Dampak Pembangunan Jalan Tol Solo-Kertosono terhadap Perubahan Sosial Pada Masyarakat Petani Desa Pisang Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata
ISSN : 2685-3809
Vol. 9, No. 3, Desember 2020
Dampak Pembangunan Jalan Tol Solo-Kertosono terhadap Perubahan Sosial Pada Masyarakat Petani Desa Pisang Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk
ASYHARI YUDHI SAPUTRA, I KETUT SURYA DIARTA,
NI WAYAN SRI ASTITI
Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan P.B. Sudirman-Denpasar,80232, Bali
Email: asyhariyudhi05@gmail.com suryadiarta@unud.ac.id
Abstract
The Impacts of the Solo - Kertosono Toll Road Construction on the Social Changes in the Farmers Community of Pisang Village, Patianrowo Sub-District of Nganjuk Regency
Infrastructure development, especially the Solo-Kertosono Toll Road construction has impacted on the community, especially for farmers in Pisang Village. The construction of the toll road that stretches in the agricultural area also causes the disruption of irrigation facilities. The purpose of this research is to analyze the impacts of the Solo-Kertosono toll road construction on social change, analyzed by a three-dimensional approach to social change, which includes structural, cultural, and interactional dimensions. The research location was in Pisang Village, Patianrowo Sub-District, Nganjuk Regency. Data collection used observation methods, in-depth interviews, and documentation. Determination of 10 key informants was by using purposive sampling. The method used was descriptive qualitative analysis.
The results of the research on the structural dimension show that there is a change in the role of women; evidenced by the existence of several women who opened a foodstall business when building toll roads until now, but in the livelihoods and the role of farmer groups have not changed. Meanwhile, on the cultural dimension, there are problems with irrigation facilities that made farmers to use diesel pumps, while farmers' technological innovations and traditional rituals are changing but not as a result of toll road construction. On the interactional dimension, it does not change, but only changes in communication media as a result of technological progress.
Suggestions that can be given are that we must evaluate and enhance the role of farmer groups as a forum for farmers and involve women in farmer group activities. The construction of new irrigation facilities needs to be done in the agricultural area located south of the Solo-Kertosono toll road.
Keywords: impact, toll road, social change, and farmer
Pembangunan adalah suatu usaha sadar yang terencana dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bangsa dan Negara. Pembangunan ini juga membutuhkan daya, dana, dan waktu yang sepenuhnya menunjang realisasi tunjuan menciptakan masyarakat yang adil dan makmur sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Sumaatmadja, 1988 dalam Putri, 2016).
Pembangunan tidak hanya dilakukan pada aspek pemberdayaan masyarakat yang meliputi bidang pendidikan sosial, ekonomi, politik, dan budaya akan tetapi juga pada aspek infrastrukturnya seperti sarana prasarana publik lainnya. Pembangunan pada aspek infrastruktur yang lebih memerlukan ruang atau tanah luas harus tetap mempertimbangkan ekosistem lingkungan.
Pembangunan jalan tol Solo-Kertosono yang menghubungkan 2 (dua) propinsi yaitu Propinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur ini merupakan mega proyek pemerintah dalam jaringan tol Trans Jawa. Desa Pisang menjadi salah satu desa di Kabupaten Nganjuk yang terkena pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol Solo-Kertosono. lahan seluas 82.819 m2 dibebaskan untuk pembangunan jalan tol dengan rincian 53.140 m2 merupakan lahan pertanian dan sisanya 29.678 m2 merupakan lahan untuk pemukiman dan pekarangan.
Pembebasan lahan memiliki dampak yaitu masyarakat kehilangan lahan pertanian yang digunakan sebagai mata pencaharian. Menurut Kingsley Davis (dalam Djazifah, 2012), perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Perubahan sosial dapat terjadi melalui konsidi-kondisi yang mendorong terjadinya perubahan melalui pembangunan (Soekanto 2007, dalam Febriani, dkk 2014).
Wilbert Moore (dalam Ranjabar, 2015) mendefinisikan perubahan sosial sebagai “perubahan penting dari struktur sosial”, dan yang di maksudkan dengan struktur sosial adalah “pola-pola perilaku dan interaksi sosial”. Perubahan sosial petani akibat adanya pembanguna jalan tol Solo-Kertosono akan dikaji berdasarkan tiga dimensi meliputi dimensi struktural, dimensi kultural, dan dimensi interaksional. Menurut Narwoko (dalam Tejokusumo, 2015) ada tiga dimensi dala perubahan sosial yaitu dimensi struktural, dimensi kultural, dan dimensi interaksional. Dampak pembangunan jalan tol Solo-Kertosono terhadap perubahan sosial masyarakat petani akan dilihat dari ada atau tidaknya perubahan sosial yang terjadi pada dimensi struktural, kultural, dan interaksional.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, makan rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu bagaimana dampak pembangunan jalan tol Solo-Kertosono terhadap perubahan sosial pada masyarakat petani di Desa Pisang, Kecamatan patianrowo, Kabupaten Nganjuk?.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dampak pembangunan jalan tol Solo-Kertosono terhadap perubahan sosial dengan pendekatan tiga dimensi perubahan
sosial meliputi dimensi struktural, kultural, dan interaksional pada masyarakat petani Desa Pisang Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Pisang, Kecamatan Patianrowo Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini dilaksanakan selama 3 bulan dari Bulan Juli sampai September 2019 terhitung dari setelah seminar usulan penelitian sampai pengambilan data dilapangan selesai.
Jenis data dalam pemelitian ini terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif. Sumber data meliputi data primer dan data sekunder. Data kualitatif meliputi data terkait dampak pembangunan jalan tol Solo-Kertosono terhadap perubahan sosial pada masyarakat petani Desa Pisang. Data kuantitatif berupa data luas lahan dan jumlah petani Desa Pisang. Data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam dengan informan kunci menggunakan pedoman wawancara. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka seperti jurnal, publikasi ilmiah, buku yang berkaitan dengan penelitian ini.
Populasi adalah wilayah generalisasi objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah petani di Desa Pisang yang lahan pertaniannya dibebaskan untuk pembangunan jalan tol Solo-Kertosono yang berjumlah 60 orang.
Penentuan informan kunci dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2010). Penetuan informan kunci tersebut berdasarkan pertimbangan sebagai berikut.
-
1. Ketua Kelompok Tani
-
2. Perangkat Desa Pisang
-
3. Petani yang lahannya dibebaskan untuk pembangunan jalan tol, dengan luas
lahan yang dibebaskan lebih luas dari rata-rata lahan yang dibebaskan.
Adapun informan kunci yang dijadikan sumber data dalam penelitian dampak pembangunan jalan tol Solo-Kertosono terhadap perubahan sosial pada masyarakat petani Desa Pisang, Kecamatan Patianrowo, Kabupaten Nganjuk sebagai berikut.
-
1. Bapak Sunari, Kepala Desa Pisang
-
2. Bapak Sari, ketua Kelompok Tani Pisang Agung
-
3. Bapak Imam Supardi, Ketua Kelompok Tani Sido Mulyo
-
4. Bapak Agus Purdopo, Ketua Kelompok
-
5. Bapak Joko Sutopo, Jogo Tirto
-
6. H Amin, petani luas lahan dibebaskan 3845 m2
-
7. Sumarmi, petani luas lahan di bebaskan 5929 m2
-
8. Johan, petani luas lahan dibebaskan 2891 m2
-
9. Ngaderi, petani luas lahan dibebaskan 3268 m2
-
10. Samingan, petani luas lahan dibebaskan 2859 m2
Penentuan informan pendukung dalam penelitian ini menggunakan teknik snowballing sampling. Teknik swowballing sampling adalah metode sampling di mana
sampel diperoleh melalui proses bergulir dari satu informan ke informan yang lainnya, biasanya metode ini digunakan untuk menjelaskan pola-pola sosial atau komunikasi (Nurdiani, 2014). Penentuan informan pendukung berdasarkan petunjuk dari Kepala Desa Pisang dengan siapa selanjutnya peneliti dapat mencari informasi tambahan. Adapun informan tambahan yang didapat setelah melakukan pengambilan data di lapangan sebagai berikut.
-
1 . Ibu Laila, Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) untuk Desa Pisang
-
2 . Bapak Rudi, Petani
-
2 .4 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Wawancara mendalam (In-depth Interview) merupakan proses menggali informasi yang dilakukan dengan tatap muka (face to face) antara pewanwancara dengan responden atau narasumber, dengan instrumen penelitian yaitu pedoman wawancara (Nasution, 2012 dalam Khasanah, 2017). Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi langsung di lahan pertanian dan irigasi Desa Pisang di sekitar jalan tol Solo-Kertosono. Dokumentasi dilakukan dengan alat rekam suara maupun rekam gambar.
-
2 .5 Analisisi Data
Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis pada penelitian kualitatif dilakukan dengan interaksi dan berlangsung terus menerus sampai data tuntas, sehingga datanya sudah jenuh (Miles dan Huberman, dalam Sugiyono 2010). Analisis data sebagaimana yang diungkapkan tersebut meliputi tiga unsur yaitu reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Reduksi data merupakan langkah awal dalam menganalisa data dalam penelitian. Kegiatan reduksi data dalam penelitian ini bertujuan mempermudah peneliti memahami data yang telah dikumpulkan. Penyajian data merupakan langkah kedua dalam menganalisis data dalam penelitian ini. Penyajian data disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian dyang diperoleh. Penarikan kesimpulan merupakan langkah terakhir dalam proses penelitian untuk memberikan makna terhadap data yang dianalisis.
-
3 Hasil dan Pembahasan
Perubahan sosial adalah segala bentuk-bentuk perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan pada suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk dalam nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat (Soemardjan dan Soemardi 1964, Dalam Cholifah dan Harianto 2017 ). Perubahan sosial pada masyarakat petani Desa Pisang akibat
pembangunan jalan tol Solo-Kertosono bisa dikaji dengan menggunakan dimensi-dimensi dari Himes dan Moore. Perubahan sosial memiliki tiga dimensi, yaitu dimensi struktural, dimensi kultural, dan dimensi interaksional (Himes dan Moore, dalam Martono 2011)
Perubahan sosial pada dimensi Struktural mengacu pada perubahan-perubahan dalam bentuk struktur masyarakat, menyangkut perubahan dalam peranan, munculnya peranan baru, perubahan dalam struktur kelas sosial, dan perubahan dalam lembaga sosial. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perubahan pada peran perempuan khususnya pada ibu-ibu buruh tani yang membuka usaha warung. Mata pencaharian
petani dan peran kelompok tani tidak mengalami perubahan. Hal tersebut dilihat dari beberapa parameter meliputi perubahan mata pencaharian petani, perubahan peran perempuan pada masyarakat petani, perubahan peranan lembaga/kelompok tani.
-
1. Perubahan mata pencaharian petani
Pembebasan lahan untuk pembangunan jalan tol membuat lahan pertanian berkurang seluas 5 Ha. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani yang lahannya dibebaskan untuk jalan tol Solo-Kertosono tetap menjadi petani. Uang ganti rugi yang diberikan pihak tol kepada petani digunakan untuk membeli lahan baru, baik di dalam Desa Pisang maupun di luar Desa Pisang, tetapi tidak semua dapat membeli lahan pengganti, tetapi masih dapat melakukan produksi dengan cara menyewa lahan.
-
2. Perubahan peran perempuan pada masyarakat petani
Perempuan dalam masyarakat petani memiliki peran sebagai buruh tani, khususnya sebagai buruh tanam. Bagi yang memiliki suami petani maka perannya membantu suami di sawah. Hasil penelitian menunjukan bahwa saat pembangunan jalan tol Solo-Kertosono terdapat beberapa buruh tani yang membuka usaha warung makanan dan usaha tersebut masih berjalan hingga sekarang.
-
3. Perubahan peranan lembaga/kelompok tani
Kelompok tani memiliki peran sebagai wadah petani dan juga sebagai kepanjangan tangan pemerintah dalam menyalurkan program maupun memberi bantuan kepada petani. Terdapat tiga kelompok tani di Desa Pisang, yakni Kelompok Tani Pisang Agung, Kelompok Tani Sido Mulyo, dan Kelompok Tani Rukun Makmur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran kelompok tani tidak mengalami perubahan pasca pembangun jalan tol Solo-Kertosono, karena sejak awal peran kelompok tani tidak dirasakan oleh petani. Kegiatan pembagian bantuan seperti pupuk juga tidak merata kepada seluruh petani, hanya kepada orang terdekat dari ketua kelompok tani.
Perubahan sosial dimensi kultural mengacu pada perubahan kebudayaan dalam masyarakat petani yang meliputi inovasi teknologi, difusi, dan integrasi. Indikator dimensi kultural dilihat dari beberapa parameter meliputi inovasi teknologi pertanian pada masyarakat petani, kondisi fasilitas irigasi pertanian, ritual tradisi pada masyarakat petani.
-
1. Inovasi teknologi pada masyarakat petani
Pembangunan jalan tol diharapkan mampu mempercepat arus distribusi barang maupun teknologi dari satu wilayah ke wilayah lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat inovasi teknologi pertanian di Desa Pisang. adapun teknologi baru berupa alat panen padi yang dimodifikasi dari alat pemotong rumput bukan akibat dari pembangunan jalan tol Solo-Kertosono.
-
2. Kondisi fasilitas irigasi pertanian
Pembangunan jalan tol Solo-Kertosono membentang membelah Desa Pisang menjadi dua bagian. Fasilitas desa di kembalikan seperti semula termasuk fasilitas irigasi, akan tetapi pembangunan gorong-gorong di bawah jalan tol lebih tinggi lebih tinggi daripada saluran irigasi yang ada, sehingga jika kondisi air surut tidak dapat mengalir menuju selatan jalan. Akibatnya lahan pertanian yang berada di selatan jalan tol Solo-kertosono tidak mendapatkan air secara maksimal bahkan tidak mendapat air saat musim kemarau. Hal tersebut menyebabkan petani harus mengeluarkan biaya kebih untuk mengairi lahan pertanian menggunakan diesel pompa air.
-
3. Ritual tradisi pada masyarakat petani
Kegiatan ritual tradisi yang dilakukan oleh masyarakat petani meliputi kegiatan individu maupun kegiatan bersama-sama. Kegiatan individu seperti membuat cuk bakal atau sesaji yang diletakkan di area pertanian dan kegiatan wiwitI atau tasyakuran menjelang panen, sedangkan kegiatan bersama ada nyadranan atau bersih desa yang dilaksanakan pada saat panen di musim kemarau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ritual tradisi pada masyarakat ada yang mulai berubah bahkan sudah jarang dilakukan. Seperti cuk bakal yang sudah sangat jarang dilakukan dan wiwit yang juga hanya tinggal beberapa petani saja yang masih mengadakannya. Hal tersebut disebabkan oleh faktor keyakinan masyarakat akan agama Islam yang semakin kuat, namun sebagai simbolisasi masih dilakukan hanya sebatas syukuran. Untuk kegiatan nyadranan juga mengalami perubahan yakni tidak lagi diadakan doa di dalam area kuburan, namun dipindah di jalan depan kuburan. Perubahan ritual tradisi yang terjadi pada masyarakat disebabkan oleh menguatnya pemahaman masyarakat tentang agama Islam.
Perubahan sosial dimensi interaksional mengacu pada adanya perubahan hubungan sosial dalam masyarakat petani. Indikator dimensi interaksional dilihat dari beberapa parameter meliputi frekuensi interaksi tatap muka antar petani, jarak sosial pada masyarakat petani, perantara proses komunikasi pada masyarakat petani.
-
1. Frekuensi interaksi tatap muka antar petani
Pembangunan jalan tol Solo-Kertosono tidak mempengaruhi antar petani untuk saling bertatap muka dan berinteraksi. Jalan tol tidak menyebabkan hubungan petani menjadi jauh atau menjadi sulit berinteraksi karena akses jalan utama sudah dikembalikan sehingga frekuensi petani untuk saling bertatap muka tidak berkurang.
-
2. Jarak sosial pada masyarakat petani
Pembangunan jalan tol Solo-Kertosono yang membentang melewati Desa Pisang, membuat desa terbagi menjadi dua. Pada mulanya dikhawatirkan hal tersebut menyebabkan jarak di masyarakat khususnya yang berada di utara told an selatan tol, karena jalan utama desa akan dibangun di atas tol. Namun pada pelaksanaannya jalan utama desa dibangun di bawah jalan tol sehingga tidak membawa pengaruh besar pada jarak sosial masyarakat.
-
3. Perantara dalam proses komunikasi pada masyarakat petani.
Proses komunikasi antar masyarakat tidak mengalami perubahan, namun terdapat perubahan pada proses penyampaikan pesan untuk mengundang masyarakat menghadiri acara dengan menggunakan perantaran surat undangan. Hal ini mengalami perubahan yang sebelumnya menggunakan suara kentongan atau mengundang secara langsung jika ingin mengundang masyarakat. Perubahan tersebut terjadi akibat dari perkembangan teknologi bukan dari akibat pembangunan jalan tol Solo-Kertosono.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut
-
1. Pada dimensi struktural terdapat perubahan pada peran perempuan yakni adanya
beberapa ibu-ibu yang semula sebagai buruh tani sekarang membuka usaha warung. Pada pencaharian petani tidak mengalami perubahan karena petani yang lahannya dibebaskan tetap menjadi petani dengan membeli lahan baru atau
menyewa lahan. Peran kelompok tani tidak mengalami perubahan karena keberadaanya tidak dirasakan oleh petani.
-
2. Pada dimensi kultural terganggunya fasilitas irigasi akibat gorong-gorong bawah
terlalu tinggi mengharuskan petani mengeluarkan biaya lebih untuk mengairi lahan dengan pompa diesel. Inovasi teknologi dan ritual tradisi masyarakat petani mengalami perubahan namun hal tersebut bukan akibat dari pembangunan jalan tol.
-
3. Pada dimensi interaksional tidak terdapat perubahan hubungan interaksi antar
masyarakat. Keberadaan jalan tol Solo-Kertosono tidak membuat hubungan antar petani berubah, karena sarana jalan akses masyarakat dikembalikan seperti semula. Pada perantara komunikasi terdapat perubahan, akan tetapi perubahan tersebut akibat perkembangan teknologi.
Berdasarkan hasil penelitian mengenai perubahan sosial masyarakat petani akibat dari pembangunan jalan tol, adapun saran yang dapat diberikan yaitu memberikan fasilitas pelatiahn dan pemodalan kepada buruh tani yang ingin membuka usaha melalaui PKK. Membangun saluran irigasi baru disebelah setalan jalan tol untuk pertanian sehingga dimusim kemarau tetap dapat berproduksi dengan biaya yang tidak mahal.
-
5 . Ucapan Terima Kasih
Penyusunan jurnal ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini ingin menyampaikan terima kasih khususnya kepada Pemerintah Desa Pisang karena sudah memberi izin untuk dapat melaksanakan penelitian dan juga kepada informan kunci yang sudah bersedia diwawancarai. Selesainya jurnal ini semoga isi di dalamnya dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.
Daftar Pustaka
Cholifah, Siti dan Harianto, Sugeng. 2017. Perubahan Sosial Masyarakat Desa Jamprong Pasca Pendirian Smp Satu Atap. Paradigma, 5(3). [Jurnal Online]. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/20967.
Diunduh pada tanggal 24 Januari 2019.
Djazifah, N. 2012.Modul Pembelajaran Sosiologi Proses Perubahan Sosial di Masyarakat. Yogyakarta: LPPM UNY.
Febriani, Prahara, Surya, Dan, Elfemi, Nilda. 2014. Perubahan Mata Pencaharian Masyarakat Pasca Pengembangan Jalan Alai-By Pass (Studi Kasus : Kelurahan Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji Kota Padang). Internet. [Jurnal Online]. http://garuda.ristekdikti.go.id/journal/article/274312. Diunduh pada tanggal 24 Januari 2019.
Khasanah, U., Nugraha, N., dan Kokotiasa, W. 2017. Dampak Pembangunan Jalan Tol Solo-Kertosono terhadap Hak Ekonomi Masyarakat Desa Kasreman Kecamatan Geneng Kabupaten Ngawi. Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 5(2), 108120. [Jurnal Online]. http://e-
journal.unipma.ac.id/index.php/citizenship/article/view/1644. Diunduh pada tanggal 24 Januari 2019.
Martono, Nanang. 2011. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
Nurdiani, N. 2014. Teknik sampling snowball dalam penelitian lapangan. ComTech: Computer, Mathematics and Engineering Applications, 5(2), 1110-1118. [Jurnal Online]. https://journal.binus.ac.id/index.php/comtech/article/view/2427.
Diunduh pada 24 Januari 2019.
Putri, E. I. 2016. Dampak Pembangunan Jalan Tol Kertosono-Mojokerto Terhadap Kondisi Sosial Dan Ekonomi Pemilik Lahan Pertanian Di Desa Sumberjo Dan Sekitarnya Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang. Swara Bhumi, 3(3). [Jurnal Online]. https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/swara-
bhumi/article/view/17184. Diunduh pada tanggal 24 Januari 2019.
Ranjabar, Jacobus. 2015. Perubahan Sosial Teori Teori dan Proses Perusbahan Sosial Serta Teori Pembangunan. Bandung. Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif & Research and Development (RND).Bandung: Alfabeta.
Tejokusumo, B. 2015. Perubahan Sosial Masyarakat Kecamatan Rembang Kabupaten Purbalingga Akibat Globalisasi. Geo Edukasi, 4(1). [Jurnal Online]. http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/GeoEdukasi/article/view/536. Diunduh pada tanggal 25 Januari 2019.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
285
Discussion and feedback