Hubungan Pengetahuan dan Sikap Petani terhadap Penerapan Pupuk Organik pada Usahatani Kopi di Subak-Abian Wanasari Kenjung Desa Catur Kecamatan Kintamani Bangli
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata
E-ISSN: 2685-3809
Vol. 9, No. 2, Juli 2020
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Petani terhadap Penerapan Pupuk Organik pada Usahatani Kopi di Subak-Abian Wanasari Kenjung Desa Catur Kecamatan Kintamani Bangli
NYOMAN PASEK SURYA PREMANA, I DEWA GEDE RAKA SARJANA
ProgramStudiAgribisnis,FakultasPertanian,UniversitasUdayana
Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232 Email: [email protected] [email protected]
Abstract
The Correlation between Farmers' Knowledge and Attitudes with the Application of Organic Fertilizer in Coffee Farming at Subak-abian of Wanasari Kenjung , Catur Village, Kintamani Sub-District, Bangli Regency
The use of organic fertilizers on many farms has a positive impact, including on coffee farming. Knowledge, attitudes, and application of farmers about good organic fertilizer is the key to the success of coffee farming.This study aims to determine the level of knowledge, attitudes of farmers and application and their relationship in the use of organic fertilizers in coffee plants in the Subak-abian of Wanasari Kenjung of Catur Village, Kintamani Sub-District, Bangli Regency. Sampling was carried out by Simple Random Sampling method. Data analysis methods used were descriptive analysis and Spearman Rank correlation analysis.Descriptive analysis results show that farmers' knowledge of organic fertilizer is in the good category with a total score of 1,252, while the attitude of farmers is in the category of strongly agreeing with a total score of 1,667, and the application of farmers is in the quite good category with a total score of 876. The results of Spearman Rank correlation analysis show there is a strong relationship between knowledge and attitude with a correlation value of 0.556 **. Knowledge and application also have a strong relationship with a correlation value of 0.528 **. There is no relationship between attitude and application with the resulting correlation value of 0,315 with a significant value of 0,062> 0,05.
Keywords: coffee, organic, application, knowledge, attitude
Usahatani kopi memerlukan pemupukan dengan menggunakan pupuk dari bahan organik, selain menjaga kualitas kopi agar aman untuk dikonsumsi, penggunaan pupuk organik dapat menjaga kelestarian alam sehingga kegiatan berkebun kopi bisa berkelanjutan. Pemberian pupuk organik mampu memperbaiki pertumbuhan dan produktivitas tanaman kopi. Pemberian pupuk organik mempunyai peranan besar dalam
mendukung perbaikan sifat fisik, kimia, biologi tanah, serta meningkatkan ketersediaan hara dalam tanah (Kadir dan Kanro, 2006).
Subak-abian Wanasari Kenjung yang terletak di Desa Catur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli sudah menggunakan pupuk organik pada usahataninya terutama pada tanaman kopi jenis arabika dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Menurut Pekaseh di Subak-abian tersebut penggunaan pupuk organik pada tanaman kopi bertujuan untuk menjaga citarasa kopi tersebut, dengan menggunakan pupuk organik citarasa kopi lebih nikmat dan aman dikonsumsi dibandingkan menggunakan pupuk kimia. Penggunaan pupuk organik pada tanaman kopi juga dilakukan karena adanya permintaan pasar yang menginginkan kualitas kopi yang baik.
Pengetahuan petani di Subak-abian Wanasari Kenjung tentang pupuk organik masih sangat mendasar sehingga perlu diberikan pengetahuan agar sikap dan penerapan petani dalam penggunaan pupuk organik menjadi lebih baik untuk usahatani kopi secara berkelanjutan. Pengetahuan yang mendasar tentang pupuk organik perlu diketahui seperti pengertian organik, jenis bentuk, ciri-ciri, fungsi, manfaat, dan keunggulan dari pupuk organik sehingga pengetahuan-pengetahuan seperti ini akan menjadi dasar petani dalam bersikap tentang fungsi, manfaat, keunggulan relatif, serta kompatibilitas dari pupuk organik sehingga penerapan petani pada usahataninya akan menjadi lebih baik terutama pada waktu pemupukan, pemberian dosis, dan penggunaan pupuk organik. Pengetahuan dan penerapan yang baik serta sikap petani yang positif terhadap penggunaan pupuk organik akan berdampak kedepannya dalam usahatani kopi secara berkelanjutan.
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas maka akan dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
-
1. Bagaimana pengetahuan petani tentang pupuk organik dalam usahatani kopi?
-
2. Bagaimana sikap petani dalam penggunaan pupuk organik dalam usahatani kopi ?
-
3. Bagaimana penerapan petani dalam penggunaan pupuk organik dalam usahatani kopi ?
-
4. Bagaimana hubungan antara pengetahuan dengan sikap, pengetahuan dengan penerapan, dan sikap dengan penerapan pupuk organic oleh petani dalam usahatani kopi ?
Sejalan dengan permasalahn yang telah dirumuskan di atas, maka tujuan dari penelitian ini untuk.
-
1. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan petani tentang pupuk organik dalam usahatani kopi.
-
2. Mengidentifikasi sikap petani dalam penggunaan pupuk organik dalam usahatani kopi.
-
3. Mengidentifikasi tingkat penerapan petani dalam penggunaan pupuk organik
dalamusahatani kopi.
-
4. Mengidentifikasihubungan antara pengetahuan dengan sikap, pengetahuan dengan penerapan, dan sikap dengan penerapan pupuk organik oleh petani dalam usahatani kopi.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni 2019 yang berlokasi di Subak-abian Wanasari Kenjung Desa Catur, Kecamatan, Kintamani, Kabupaten Bangli. Pemilihan lokasi penelitian ini ditentukan secara purposive (Singarimbun dan Effendi, 1989). Alasan pemilihan lokasi penelitian karena anggota di Subak-abian tersebut sudah menggunakan pupuk organik pada usahatani kopinya dalam kurun waktu lima tahun terakhir dengan memanfaatkan bahan-bahan yang di sekitar Subak-abian untuk membuat pupuk organik.
Data dalam penelitian ini berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang berasal dari sumber primer dan sumber sekunder.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara terstruktur menggunakan kuesioner, dan studi dokumentasi.
Sampel pada penelitian ini ditentukan menggunakan rumus Slovin dari jumlah populasi di Subak-abian sebanyak 56 orang dengan tingkat kesalahan pengambilan responden sebesar 10%, sehingga diperoleh sampel sebanyak 36 orang anggota Subak-abianWanasari Kenjung yang dijadikan sebagai responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yaitu cara pemilihan responden dimana anggota populasi dipilih satu persatu secara acak (semua mendapat kesempatanyang sama untuk dipilih) namun jika sudah dipilih maka tidak dapat dipilih lagi (Antara, 2010).
Penelitianinimenggunakananalisisdeskriptif, analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi tingkat pengetahuan dan sikap petani tentang pupuk organic serta penerapan petani dalam penggunaan pupuk organik pada usahatani kopi di Subak-abian Wanasari Kenjung, Desa Catur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan skala ordinal berdasarkan skor tanggapan responden terhadap pertanyaan dan pernyataan yang diberikanyaituskor 1 – 5. Cara untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dengan sikap, pengetahuan dengan penerapan, dan sikap dengan penerapan pupuk organik oleh petani dalam usahatani kopi
di Subak-abianWanasari Kenjung peneliti menggunakan analisis korelasi rank spearman.
Tingkat pengetahuan petani tentang pupuk organik di Subak-abian Wanasari Kenjung ini dinilai dari tingkat pengtahuan tentang pengertian organik, jenis bentuk, ciri-ciri, fungsi, manfaat, bahan dan keunggulan dari pupuk organik. Tingkat pengetahuan petani tentang pupuk organic dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1
Tingkat Pengetahuan Petani tentang Pupuk Organik
No |
Interval Skor |
Kategori |
Jumlah | ||
Orang |
Persentase (%) |
Total Skor | |||
1. |
9 – 15 |
Sangat rendah |
- |
0 |
- |
2. |
16 – 22 |
Rendah |
- |
0 |
- |
3. |
23 – 29 |
Sedang |
1 |
3 |
24 |
4. |
30 – 36 |
Tinggi |
23 |
64 |
761 |
5. |
37 – 45 |
Sangat tinggi |
12 |
33 |
467 |
Jumlah |
36 |
100 |
1.252 |
Sumber : Data primer 2019
Hasil penelitian menunjukkan pada tingkat pengetahuan petani tentang pupuk organik berada pada kategori tinggi, dengan total skor yang diperoleh seluruh responden adalah 1.252 dan responden yang berada pada kategori tinggi sebanyak 64%. Hal ini perlu dipertahankan dan ditingkatkan sehingga dengan pengetahuan petani tentang pupuk organik yang baik penggunaan pupuk organik padatanaman kopi bisa berkelanjutan.
Sikap petani di Subak-abian Wanasari Kenjung dinilai dari indikator fungsi, manfaat, keunggulan relatif, dan kompatibilitas dari pupuk organik. Sikap petani tentang pupuk organik dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.
Tabel 2 Sikap Petani tentang Pupuk Organik | |
No Pencapaian Skor |
Kategori Jumlah Orang Persentase (%) Total Skor |
|
Sangat tidak setuju - 0 0 Tidak setuju - 0 0 Netral 3 9 109 Setuju 16 44 675 Sangat setuju 17 47 883 |
Jumlah |
36 100 1.667 |
Sumber : Data primer 2019
Sikap petani terhadap pupuk organik berada pada kategori sangat setuju dengan total skor yang diperoleh responden secara keseluruhan adalah 1.667. Responden yang berada pada kategori sangat setuju sebanyak 47%. Hal ini menjadi dasar jika pupuk organik sudah terima secara positif oleh petani sehingga penggunaan pupuk organik bisa terus dilakukan kedepannya pada usahatani khusunya pada tanaman kopi.
Penerapan petani tentang pupuk organik di Subak-abian Wanasari Kenjung dinilai dari indikator waktu, dosis dan penggunaan pupuk organik. Tingkat penerapan pupuk organic oleh petani dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini.
Tabel 3
Penerapan Petani dalam Penggunaan Pupuk Organik
No |
Interval Skor |
Kategori |
Jumlah | ||
Orang |
Persentase (%) |
Total Skor | |||
1. |
7 - 12 |
Sangat kurang baik |
- |
0 |
0 |
2. |
13 – 18 |
Kurang baik |
1 |
2 |
18 |
3. |
19 - 24 |
Cukup baik |
20 |
56 |
452 |
4. |
25 - 30 |
Baik |
13 |
36 |
344 |
5. |
31 - 35 |
Sangat baik |
2 |
6 |
62 |
Jumlah |
36 |
100 |
876 |
Sumber : Data primer 2019
Hasil penelitian menunjukkan pada penerapan petani tentang pupuk organik berada pada kategori baik dengan total skor yang diperoleh oleh responden secara keseluruhan adalah 876. Sebanyak 56% responden berada pada kategori baik. Ini menandakan jika penerapan petani dalam penggunaan pupuk organik perlu untuk ditingkatkan guna memperoleh hasil dan kualitas kopi yang lebih baik.
-
3.4 Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap, Pengetahuan dengan Penerapan, dan Sikap dengan Penerapan Pupuk Organik Oleh Petani.
Hubungan antara pengetahuan dan sikap petani terhadap penerapan pupuk organikpadausahatani kopi di Subak-abian Wanasari Kenjung menggunakan uji korelasi rank spearman (rs) dengan bantuan aplikasi SPSS 16.0. Hasil analisis korelasi rank spearman dapatdilihat padaTabel 4 di bawahini.
Tabel 4
Hasil Analisis Hubungan Pengetahuan dan Sikap Petani terhadap Penerapan Pupuk Organik di Subak-abian Wanasari Kenjung
Variabel Koefisien Korelasi Kategori
Pengetahuan dengan Sikap |
0,556** |
Kuat |
Pengetahuan dengan Penerapan |
0,528** |
Kuat |
Sikap dengan Penerapan |
0,315 |
Tidak ada korelasi |
Keterangan :
SS (**) : Sangat Signifikan (α=0,01)
Hasil analisis korelasi secara keseluruhan menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap petani terhadap pupuk organic dengan nilai koefisien korelasinya 0,556** dengankategori kuat. Hasil analisis di atas juga membuktikan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan penerapan petani dengan nilai koefisien korelasi 0,528** pada kategori kuat
Sikap dan penerapan pupuk organik oleh petani pada usahatani kopi dapat diketahui bahwa tidak adanya korelasi antara kedua variabel dimana nilai korelasi yang dihasilkan sebesar 0,315 dengan nilai signifikannya sebesar 0,062 > 0,05. Ini karena
penerapan petani dalam penggunaan pupuk organik tidak sebanding dengan sikap petani yang cenderung sangat setuju dengan adanya pupuk organik. Berbagai faktor penyebabnya antara lain karena petani yang akan melakukan pemupukan tidak memiliki uang untuk membeli pupuk organik sehingga pemupukan pada tanaman kopi tidak maksimal dan ketersediaan bahan baku untuk membuat pupuk organik belum tercukupi.
Tingkat pengetahuan petani tentang pupuk organik untuk tanaman kopi di Subak-abianWanasari Kenjung di Desa Catur, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli berada pada kategori tinggi.Sikap petani berada pada kategori sangat setuju, serta penerapan pupukorganikolehpetani berada pada kategori baik.
Hasil analisis korelasi rank spearman menunjukkan adanya hubungan yang nyata antara pengetahuan dan sikap petani tentang pupuk organik dengan kategori kuat. Hasil analisis juga membuktikan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan penerapan petani dengan kategori kuat.Sikap dan penerapan petani tidak ada korelasi antara kedua variabel yang artinya tidak terdapat hubungan yang nyata antara sikap dan penerapan petani dalam penggunaan pupuk organik.
-
1. Perlu untuk diberikan penyuluhan dan pendampingan oleh pemerintah terkait, agar petanimenjadi lebih paham tentang ciri-ciri dan keunggulan dari pupuk organik.
-
2. Pekaseh selaku ketua organisasi Subak-abian memiliki peran sebagai motivator yang bisa meyakinkan anggota Subak-abian bahwa pupuk organik yang mereka gunakan sudah sangat sesuai dengan lingkungan di Subak-abian dan sesuai dengan kebutuhan petani dalam menunjang usahataninya.
-
3. Diperlukan motivasi atau dukungan dari sesama petani kopi dalam hal pengelolaan pupuk organik agar petani di Subak-abian Wanasari Kenjung dapat menghasilkan kopi yang berkualitas.
-
4. Pemerintah diharapkan memberikan bantuan alat yang mendukung usahatani kopi dengan menggunakan pupuk organik agar anggota Subak-abian lebih bersemangat dalam berusahatani, dan penggunaan pupuk organik pada tanaman kopi menjadi lebih baik dan bisa terus berrlanjut.
-
5. UcapanTerima Kasih
Penelitian ini tidak mungkin terlaksana tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu pada kesempatan ini disampaikan rasa terimakasi kepada Pekaseh dan anggota Subak-abian Wanasari Kenjung yang telah bersedia untuk member informasi terkait dengan penelitian yang telah dilaksanakan.
DaftarPustaka
Antara, M. 2010. Metodologi Penelitian Sosial. PS Agribisnis Udayana. Denpasar
BPTP Sulawesi Selatan. 2018. Penggunaan pupuk organik pada tanaman kopi arabika.sulsel.litbang.pertanian.go.id. Diakses tanggal 22 Desember 2018 Disbun Provinsi Bali. 2015. Kopi Arabika Kintamani.
www.disbun.baliprov.go.id. Diaskses tanggal 23 Desember 2018
Ghozali, I. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Kedua. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Kadir, S. dan M.Z. Karno. 2006. Pengaruh pupuk organik terhadap pertumbuhan dan produksi kopi arabika. Artikel. www.ijonline.net/index.php/Agri vigor/article/view/i81. Diakses tanggal 22 Desember 2018 Rahardjo, P. 2012. Berkebun Kopi. Jakarta : Penebar Swadaya
Singarimbun, M dan Sofian E. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta. LP3ES
Soesatyo dan Rumambi. 2013. Analisa Credibility Celebrity Endorser Model : Sikap Audience terhdap Iklan dan Merek serta Pengaruhnya pada Minat Beli “top Coffee. Jurnal Manajemen Pemasaran. Volume 1, No.2.
https://media.neliti.com/media/publications/140331-ID-analisa-credibility-celebrity-endorser-m.pdf.
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabet
Tim Karya Tani Mandiri. 2018. Rahasia Sukses Budidaya Kopi. Bandung : Nuansa Aulia
http://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
238
Discussion and feedback