Pengaruh Kurs Dollar Amerika Serikat, Inflasi, dan Harga terhadap Ekspor Kopi Provinsi Bali
on
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809
Vol. 9, No. 1, Januari 2020
Pengaruh Kurs Dollar Amerika Serikat, Inflasi, dan Harga terhadap Ekspor Kopi Provinsi Bali
I KETUT AGUS ADIYASA, WIDHIANTHINI, I KETUT RANTAU
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana
Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232
Email: agusadyasa086@gmail.com wiwin_purantara@yahoo.com
Abstract
The Effect of US Dollar, Inflation, and Price Exchange on Coffee Exports of Bali Province
Bali Province has one of the main export products from plantation products, namely coffee. Coffee contributes significantly to the volume of plantation exports from Bali Province. The fluctuating export volume of coffee commodities is influenced by the amount of production from the coffee itself. Exchange rates are a very influential factor in export activities. Another factor affecting the fluctuating export volume of coffee commodities is the inflation rate and the price of the export of coffee itself. The data used in this research was secondary data. The method of data collection was conducted by the method of documentation. Data is processed by the RCA index technique and multiple linear regression analysis which was previously equipped with the classic assumption test. The results of the RCA index test show that coffee commodities do not yet have competitiveness (RCA <1). The test results show that simultaneously, the US dollar exchange rate, inflation, and prices have a significant effect on the coffee exports of the Province of Bali. Partially the US dollar exchange rate has a positive and significant effect on coffee exports, inflation does not have a positive and significant effect on coffee exports, prices have a positive and significant effect on coffee exports in Bali Province.
Keywords: coffee export competitiveness, simultaneous effect, partial effect
Pembangunan di dalam bidang ekonomi merupakan suatu hal yang dilakukan guna meningkatkan pendapatan suatu negara dan berdampak pada meningkatknya pendapatan nasional. Tujuan diadakannya pembangunan dalam bidang ekonomi di negara sedang berkembang seperti Indonesia adalah meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan perekonomian serta mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Pada masa globalisasi ini perekonomian dunia akan lebih terpacu pada perdagangan internasional yang menyebabkan ketergantungan dunia ekonomi, hal ini lebih disebabkan karena
terjadinya peningkatan pada arus dagang barang dan jasa, teknologi dan aliran modal asing yang cepat (Gao, 2000). Manfaat nyata disamping itu dari perdagangan internasional itu sendiri adalah dapat berupa kenaikan pendapatan negara, cadangan devisa, transaksi modal dan luasnya kesempatan kerja.
Sektor pertanian di Indonensia menjadi salah satu penyumbang pendapatan nasional yang cukup besar, karena sebagian penduduk Indonesia bermata pencaharian sebagai petani. Sektor perkebunan sebagai salah satu komoditas utama dari Provinsi Bali tentu saja diharapkan bahwa komoditas ekspor hasil perkebunan akan dapat memberikan sumbangan yang besar terhadap peningkatan penerimaan devisa Provinsi Bali. Hasil ekspor utama Bali yang berasal dari hasil perkebunan adalah kopi. Kopi Bali merupakan kopi arabika yang pada awal mulanya dibawa oleh Belanda.
Citarasa kopi Bali memiliki keunikan tersendiri di bandingkan jenis kopi lainnya di Indonesia. Kawasan di Kintamani Bali merupakan tanah vulkanis yang memiliki karakteristik dan ketinggian tanah yang memberikan kontribusi tersendiri bagi citarasa kopi Bali yang dimana tergolong sebagai kopi arabika, tentunya lokasi pembudidayaan akan menentukan citarasa sebuah kopi. Aroma kopi Bali cukup kuat dengan aroma buah jeruk dan pada saat diminum tidak meninggalkan rasa yang pahit ataupun sepat. Kopi Bali sebagai origin coffee yang memiliki rasa manis dan lembut tentunya dapat diterima pecinta kopi dari seluruh penjuru dunia. Filosofi Hindu Tri Hita Karana yang dipegang teguh oleh para petani kopi di Bali, dimana filosofi tersebut dijadikan dasar petani kopi dalam mengolah kebunnya.
Makna filosofi tersebut adalah para petani berusaha menjalankan harmonisasi yang menjadi sumber kebahagiaan manusia, harus terdapat harmonisasi dengan Tuhan, dengan alam, dan dengan manusia dalam kehidupan. Kopi memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap volume ekspor hasil perkebunan Provinsi Bali. Penurunan volume ekspor kopi ini diakibatkan karena krisis ekonomi dan semakin ketatanya persaingan antar negara produsen, harga kopi di pasaran masih rendah dan faktor ekonomi-politis lainnya.
Tahun 2002, komoditas kopi di Provinsi Bali mengalami serangan busuk batang yang menyerang hampir seluruh areal perkebunan kopi sehingga volume ekspor kopi mengalami penurunan dan disamping itu, tidak semuanya komoditas kopi di ekspor melainkan juga untuk keperluan di dalam negeri (Badan Pusat Statistik, 2017). Naik turunnya ekspor volume kopi dipengaruhi oleh jumlah produksi dari kopi itu sendiri. Kopi merupakan tanaman yang tergantung pada musim, tentu saja faktor cuaca dan iklim akan mempengaruhi banyak sedikitnya biji kopi yang dihasilkan. Perdagangan internasional dibutuhkan alat tukar-menukar berupa uang atau yang sering disebut kurs valuta asing.
Kurs merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kegiatan ekspor (Dolatti, 2011). Selain kurs valuta asing, inflasi juga mempunyai pengaruh terhadap fluktuasi ekspor komoditi kopi Provinsi Bali. Inflasi merupakan kenaikan harga barang-barang yang terjadi secara terus-menerus. Inflasi yang terjadi pada suatu negara terus meningkat akan menyebabkan kenaikan maka harga barang dalam negeri akan mengalami kenaikan (Prathama Rahardja dan Mandala Manurung, 2008). Selain tingkat inflasi, harga juga menentukan naik turunnya volume dan nilai ekspor kopi Provinsi Bali. Dalam teori penawaran dijelaskan bahwa semakin tinggi harga suatu barang maka semakin tinggi juga penawaran suatu barang, dan sebaliknya semakin rendah suatu
Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2685-3809 Vol. 9, No. 1, Januari 2020 barang maka semakin rendah juga penawaran yang dilakukan pada suatu barang (Sukirno, 2002).
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.
-
1. Bagaimanakah daya saing ekspor komoditi kopi Provinsi Bali tahun 2003-2017.
-
2. Apakah kurs dollar Amerika Serikat, inflasi, dan harga secara simultan
berpengaruh terhadap ekspor komoditi kopi Provinsi Bali tahun 2003-2017.
-
3. Apakah kurs dollar Amerika Serikat, inflasi, dan harga secara parsial berpengaruh terhadap ekspor komoditi kopi Provinsi Bali tahun 2003-2017.
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui.
-
1. Daya saing dari ekspor komoditi kopi Provinsi Bali dari tahun 2003-2017.
-
2. Pengaruh secara simultan kurs dollar Amerika Serikat, inflasi, dan harga
berpengaruh terhadap ekspor komoditi kopi Provinsi Bali tahun 2003-2017.
-
3. Pengaruh secara parsial kurs dollar Amerika Serikat, inflasi, dan harga
berpengaruh terhadap ekspor komoditi kopi Provinsi Bali tahun 2003-2017.
Penelitian ini dilaksanakan pada Proinsi Bali karena kopi Bali mempunyai aroma khas tersendiri yang membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dan penelitian ini melibatkan seluruh kabupaten/kota. Penelitian ini dimulai bulan Agustus 2018 sampai dengan bulan November 2018. Tata cara pemilihan lokasi dilakukan secara purposive. Dasar pertimbangan dalam pemilihan lokasi ini yaitu, peneliti ingin mengetahui bagaimana kontribusi kopi Bali terhadap ekspor perkebunan Provinsi Bali.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah berupa data kuantitatif dan data kualitatif yang berasal dari data sekunder dengan data times series. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, studi dokumentasi, dan studi pustaka.
Hipotesis dalam penelitian merupakan suatu jawaban sementara terhadap rumusan masalah pada suatu penelitian. Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teoritis pada tinjauan pustaka, maka dapat dirumuskan hipotesis dari penelitian ini, sebagai berikut:
-
1. Diduga kurs dollar AS, inflasi, dan harga secara simultan berpengaruh signifikan
terhadap ekspor kopi Provinsi Bali tahun 2007-2017.
-
2. Diduga secaara parsial kurs dolar dan harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor kopi di Provinsi Bali sedangkan inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ekspor kopi di Provinsi Bali tahun 2007-2017.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Revealed Comparative Advantage (RCA) dan analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui dan mengukur ada atau tidaknya pengaruhh beberapa variabel bebas terhadap variabel terikat. Tahap selanjutnya dilakukan beberapa pengujian untuk memastikan bahwa model yang dibentuk telah memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Pengujian yang dimaksud adalah uji asumsi klasik dan uji statistik. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji autokorelasi, dan uji multikolinearitas. Uji statistik terdiri dari uji pengaruh secara simultan (uji F), uji pengaruh secara parsial (uji t), dan uji koefisien determinasi (R2).
Indeks Revealed Comparative Advantage (RCA) digunakan untuk mengetahui tingkat daya saing ekspor komoditi kopi provinsi Bali sepanjang tahun 2003-2017. Berdasarkan perhitungan dapat diketahui bahwa hasil dari indeks RCA adalah sebagai berikut:
Tabel 1.
Hasil Indeks RCA Komoditi Kopi Provinsi Bali
Tahun |
Indeks RCA |
2003 |
0.075113866 |
2004 |
0.080107812 |
2005 |
0.061891572 |
2006 |
0.150273942 |
2007 |
0.003552212 |
2008 |
0.002863911 |
2009 |
0.005477923 |
2010 |
0.005233229 |
2011 |
0.005026073 |
2012 |
0.006463063 |
2013 |
0.006998464 |
2014 |
0.043085383 |
2015 |
0.032945976 |
2016 |
0.030514398 |
2017 |
0.050151263 |
Sumber: Hasil analisis, 2018
Berdasarkan Tabel 1 hasil analisis perhitungan indeks RCA didapatkan bahwa komoditi kopi tidak memiliki daya saing karena indeks RCA<1. Kopi Bali tidak memiliki daya saing di tingkat nasional namun memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap nilai ekspor hasil perkebunan Provinsi Bali.
-
a) Uji Normalitas
Uji Normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel bebas dan variabel terikat memiliki distribusi normal atau tidak (Ghozali, 2011).
Tabel 2.
Hasil Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov
Unstandardized Residual | |
N |
15 |
Kolmogrov Smirnov Z |
0,597 |
Asymp.Sig.(2-tailed) |
0,896 |
Sumber: Hasil analisis, 2018
Berdasarkan Tabel 2 hasil analisis dengan menggunakan one-sample kolmogorov-smirnov test didapat nilai signifikansi sebesar 0,896. Oleh karena nilai signifikansi uji Kolmogorov-Smirnov lebih dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model persamaan regresi tersebut berdistribusi normal.
-
b) Uji Heteroskedastisitas
Heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2002) yang dilakukan dengan uji Glejser.
Tabel 3.
Hasil Uji Heteroskedastisitas
No |
Variabel Bebas |
Signifikansi |
Keterangan |
1 |
Kurs Dollar |
0,445 |
Bebas heteroskedastisitas |
2 |
Tingkat inflasi |
0,675 |
Bebas heteroskedastisitas |
3 |
Harga |
0,461 |
Bebas heteroskedastisitas |
Sumber: Hasil analisis, 2018
Berdasarkan Tabel 3 hasil analisis dapat dilihat bahwa nilai signifikansi dari variabel Kurs Dollar sebesar 0,445, tingkat inflasi sebesar 0,675 dan harga sebesar 0,461. Nilai tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas terhadap absolute residual, sehingga model yang dibuat tidak mengandung gejala heteroskedastisitas.
-
c) Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi dilakukan untuk melacak adanya korelasi data dari tahun t dengan tahun t-1 (sebelumnya). Pengujian autokorelasi dilakukan melalui Durbin-Watson test, dimana model regresi dikatakan terbebas dari autokorelasi apabila sesuai dengan kriteria du<DW<4-du. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut.
Tabel 4.
Hasil Uji Autokorelasi Durbin Watson
No Dl Du 4-du DW Simpulan
1 0,8140 1,7501 2,2499 1,854 Bebas autokorelasi
Sumber: Hasil analisis, 2018
Berdasarkan Tabel 4 hasil pengolahan menunjukkan bahwa besarnya nilai Durbin Watson sebesar 2,054. Nilai D-W menurut tabel dengan n = 15 dan k = 3 didapat nilai dl=0,8140 dan nilai du=1,7501. Oleh karena nilai du<dw<(4-du) yaitu (1,7501<1,854< 2,2499), maka dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi antar residual.
-
d) Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam satu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas.
Tabel 5. Hasil Uji Multikolinieritas | |||
Variabel |
Tolerance |
VIF |
Keterangan |
Kurs Dollar (X1) |
0,919 |
1,088 |
Bebas multikol |
Tingkat inflasi (X2) |
0,993 |
1,007 |
Bebas multikol |
Harga (X3) |
0,917 |
1,091 |
Bebas multikol |
Sumber: Hasil analisis, 2018 |
Berdasarkan Tabel 5 hasil analisis menunjukkan bahwa nilai tolerance dan VIF dari seluruh variable tersebut menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk setiap variabel lebih besar dari 10% dan nilai VIF lebih kecil dari 10 yang berarti model persamaan regresi bebas dari multikolinearitas.
Setelah semua asumsi klasik terpenuhi, maka selanjutnya memaparkan hasil analisis regresi linier berganda. Perhitungan koefisien regresi linier berganda dilakukan dengan analisis regresi melalui software SPSS 18.0 for Windows, diperoleh hasil yang ditunjukan pada Tabel 6.
Tabel 6.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Model |
Unstandardized Coefficients |
Standardized Coefficients |
T |
Sig. | |
B |
Std. Error |
Beta | |||
1 (Constant) |
0,155 |
0,173 |
0,896 |
0,389 | |
Kurs Dollar |
0,598 |
0,169 |
0,631 |
3,539 |
0,005 |
Inflasi |
-0,350 |
0,143 |
-0,419 |
-2,444 |
0,033 |
Harga |
0,564 |
0,185 |
0,543 |
3,042 |
0,011 |
Sumber : Hasil analisis, 2018
Berdasarkan Tabel 6 hasil analisis regresi linier berganda seperti yang disajikan pada Tabel 6, maka dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 0,055 + 0,598 X1 - 0,350 X2 + 0,564 X3
Hasil menunjukkan seluruh variabel memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari variabel bebas tehadap variabel terikatnya.
Uji ketepatan model regresi bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas yang diidentifikasi (Kurs Dollar, Tingkat inflasi dan Harga) tepat digunakan memprediksi ekspor kopi. Uji ini sering juga disebut dengan uji F. Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7.
Hasil Uji F
Model |
Sum of Squares |
Df |
Mean Square |
F |
Sig. |
1 Regression |
9.501 |
3 |
3.167 |
7.743 |
.005a |
Residual |
4.499 |
11 |
.409 | ||
Total |
14.000 |
14 |
Sumber : Hasil analisis, 2018
Hasil uji F (F test) pada Tabel 7 menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 29,633 dengan nilai signifikansi P value 0,005 yang lebih kecil dari α = 0,05, ini berarti model yang digunakan pada penelitian ini adalah layak. Hasil ini memberikan makna bahwa ketiga variabel independen yaitu Kurs Dollar, Tingkat inflasi dan Harga tepat memprediksi atau menjelaskan fenomena ekspor kopi. Dengan kata lain, Kurs Dollar, Tingkat inflasi dan Harga secara simultan berpengaruh signifikan pada ekspor kopi di Provinsi Bali.
Pengaruh variabel Kurs Dollar, Tingkat inflasi dan Harga terhadap ekspor kopi diuji dengan menggunakan Uji t. Kriteria pengujian untuk menjelaskan interpretasi pengaruh antar masing-masing variabel yakni apabila nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Sebaliknya, jika nilai signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
-
1. Pengaruh Kurs Dollar terhadap Ekspor Kopi
Berdasarkan hasil analisis pengaruh Kurs Dollar terhadap Ekspor kopi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,005 dengan nilai koefisien regresi positif sebesar 0,598. Nilai signifikansi 0,005 < 0,05 mengindikasikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Kurs dollar memiliki nilai positif yang menunjukkan bahwa variabel kurs dollar mempunyai hubungan yang searah dengan ekspor komoditi kopi Provinsi Bali dan signifikan.
-
2. Pengaruh Tingkat inflasi terhadap Ekspor kopi
Berdasarkan hasil analisis pengaruh Tingkat inflasi terhadap ekspor kopi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,033 dengan nilai koefisien regresi negatif sebesar -0,350. Nilai signifikansi 0,033 < 0,05 mengindikasikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil ini mempunyai arti bahwa Tingkat inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ekspor kopi di Provinsi Bali.
-
3. Pengaruh Harga terhadap Ekspor kopi.
Berdasarkan hasil analisis pengaruh Harga terhadap Ekspor kopi diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,011 dengan nilai koefisien regresi positif sebesar 0,564. Nilai signifikansi 0,011 < 0,050 mengindikasikan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil ini mempunyai arti bahwa Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor kopi di Provinsi Bali.
2
Untuk mengetahui dan mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen digunakan koefisien determinasi (R2). Peneliti menggunakan nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi yang mana model regresi terbaik, karena nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8.
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model |
R |
R Square |
Adjusted R Square |
Std. Error of the Estimate |
1 |
0,824a |
0,679 |
0,591 |
0,63952779 |
Sumber : Hasil analisis 2018
Berdasarkan Tabel 8 hasil uji memberikan hasil dimana diperoleh besarnya R Square adalah 0,679. Ini berarti variasi Ekspor kopi dapat dipengaruhi secara signifikan oleh variabel Kurs Dollar, Tingkat inflasi dan Harga sebesar 67,9 persen sedangkan sisanya sebesar 37,1 persen dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model penelitian.
-
4 Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut.
-
1. Daya saing ekspor kopi Provinsi Bali masih belum dapat bersaing di level nasional atau belum bisa digunakan sebagai komoditi unggulan Provinsi Bali. Ini disebabkan nilai indeks RCA nya masih dibawah angka 1, namun berkontribusi dalam ekspor perkebunan Provinsi Bali.
-
2. Secara simultan kurs dollar AS, tingkat inflasi dan harga berpengaruh signifikan pada ekspor kopi di Provinsi Bali tahun 2003-2017.
-
3. Secara Parsial kurs dollar AS berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor kopi. Tingkat inflasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ekspor kopi. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekspor kopi di Provinsi Bali tahun 2003-2017.
Berdasarkan hasil penelitian saran yang dapat penulis berikan sebagai berikut.
-
1. Untuk meningkatkan produksi kopi di Provinsi Bali, pemerintah diharpkan ikut serta memfasilitasi untuk meningkatkan produksi kopi berupa meningkatkan penyuluhan-penyuluhan pertanian khususnya komoditi kopi sehingga diharapkan mampu mempunyai daya saing dan dijadikan komoditi unggulan Provinsi Bali. Pemerintah juga diharapkan memberikan kebijakan dalam mempermudah birokrasi dalam melakukan kegiatan ekspor.
-
2. Pemerintah diharapkan memberikan kemudahan dalam hal peminjaman modal melalui lembaga-lembaga terkait seperti KUR, LPD, dan sebagainya agar petani kopi dapat semakin dipermudah dalam menjalankan usahanya yakni melalui ekspor secara mandiri. Eksportir kopi diharapkan terus mengikuti perkembangan pasar tujuan ekspor, sehingga membantu memperluas jaringan pemasaran komoditas kopi.
-
3. Pemerintah diharapkan dapat mengaplikasikan strategi ekspor komoditi agar pada saat nilai kurs dollar AS dan harga ekspor komoditi kopi tinggi, volume realisasinya ditingkatkan, serta dapat berperan aktif untuk melakukan sosialisasi mengenai pasar potensial lain dan membuka akses perdagangan ekspor kopi. Eksportir kopi diharapkan selalu update informasi, baik itu perkembangan kurs dollar, perkembangan inflasi, dan perkembangan harga ekspor untuk memantau pergerakan tren pasar di negara tujuan ekspor. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai daya saing dan ekspor kopi itu sendiri dengan menggunakan variabel independen yang berbeda dan juga metode yang berbeda pula.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah mendukung terlaksananya e-jurnal ini yaitu kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Badan Pusat Statistik Provinsi Bali. Ucapan terimakasih juga disampaikan kepada keluarga, teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga penelitian ini bermanfaat sebagaimana mestinya.
Daftar Pustaka
Astuti, W.A. dan S. Sonia. 2015. Pengaruh Profitabilitas Dan Tingkat Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal (Studi Kasus Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Ekono Insentif Kopwil4, Volume 7 No. 1, Juli 2013 ISSN: 1907 - 0640, halaman 23 s.d 34.
Dolatti, Mahnaz et al. 2011. The Effect of Real Exchange Rate Instability on NonPetroleum Exports in Iran. Journal of Basic and Applied Scientific Research, 2(7), Pp: 6955-6961
GAO. 2000. The Government and Performance Results Act: Government-Wide Implementation will be Uneven. MD: General Accounting office Gaithersburg, GAOGGD -91-109.
Ghozali, Imam. 2009. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS “. Semarang: UNDIP.
Ghozali, I. 2002. Aplikasi Analisis Multi Variat dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang Grasindo Perseda. Jakarta.
Sri Martha Ayuningsasih, N, Djinar Setiawina. 2014. Pengaruh Kurs Dollar Amerika Serikat, Jumlah produksi Dan Luas Lahan Terhadap Volume Ekspor Kayu Manis Indonesia Periode 1992-2011 Serta Daya Saingnya. 2014. E-Jurnal EP Unud Vol. 3, No. 8.
Sukirno, S. 2000. Makro Ekonomi Modern. Penerbit PT. Raja Grafindo Perkasa, Jakarta.
Sukirno, Sadono. 2002. Teori Mikro Ekonomi. Cetakan Keempat Belas. Rajawali.
Tumengkol, Wilhelmina L.,Sutomo Wim Palar, dan RotinsuluDebby Ch. 2015. Kinerja Dan Daya Saing Ekspor Hasil Perikanan Laut Kota Bitung. Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Pembangunan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado.
Winarno, F.G. 2007. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA
10
Discussion and feedback