Pengaruh Modal Kerja terhadap Likuiditas Koperasi KUAT Subak Guama
on
E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata ISSN: 2301-6523
Vol. 7, No. 4, Oktober 2018
Pengaruh Modal Kerja terhadap Likuiditas Koperasi KUAT Subak Guama
GEDE PUJA REDANA, I KETUT SUAMBA, I KETUT RANTAU
Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80232
Email: [email protected] [email protected]
Abstract
The Effects of Working Capital on the KUAT Cooperative Liquidity of Subak Guama
KUAT Cooperative of Subak Guama is the manager of subak’s assets sourced from both macro and micro capitals as an effort to empower the members of Subak Guama in order to facilitate the farming services to achieve the common prosperity. The purpose of this study is to investigate the effect of working capital on the liquidity of KUAT Cooperative of Subak Guama during the period of 2008 to 2017 and to analyze the constraints in controlling the working capitals. Analyzer in this research was analysis of ratio of finance and doubled linear regression. The results showed that the effect of cash turnover, receivable turnover, and inventory turnover simultaneously have a significant influence on liquidity. Partial research results show that the turnover of receivables and inventory turnover have a significant influence on liquidity whereas cash turnover has no significant effect on liquidity. The result of the research on the constraint to control working capital is caused by the lack of awareness of the members in fulfilling the mandatory savings and there are still bad credits of 13% so that it requires the control of loans to members and non-members who apply for loans in KUAT Cooperative of Subak Guama
Keywords: KUAT Cooperative, working capital, and liquidity.
Pengendalian dan penggunaan modal kerja yang efisien merupakan salah satu faktor penunjang keberlangsungan berjalannya koperasi. Menurut Jumingan (2009) bahwa modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan bagi koperasi untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan koperasi tidak mengalami kesulitan keuangan juga akan memberikan beberapa keuntungan yaitu: melindungi koperasi terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar, modal kerja yang cukup memungkinkan koperasi untuk membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya, modal kerja yang cukup memungkinkan koperasi untuk memelihara credit standing koperasi yaitu penilaian pihak ketiga, misalnya bank dan para kreditor akan kelayakan koperasi untuk menghadapi situasi
darurat seperti dalam hal terjadi banjir dan kebakaran. dan Koperasi memungkinkan memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani permintaan anggotanya.
Setiap aktivitas yang dilaksanakan oleh koperasi selalu memerlukan dana, baik untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka panjangnya. Dana yang digunakan untuk melangsungkan kegiatan operasional sehari-hari disebut modal kerja. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap koperasi untuk membiayai kegiatan operasinya sehari-hari, di mana modal kerja yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam koperasi dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan berupa produk serta pemberian kredit. Koperasi yang menetapkan modal kerja yang berlebih akan menyebabkan kondisi overlikuid sehingga menimbulkan dana menganggur yang akan mengakibatkan inefisiensi koperasi, dan membuang kesempatan memperoleh laba.
Ukuran yang dipakai untuk melihat kondisi likuiditas suatu koperasi, antara lain dengan menggunakan rasio lancar. Menurut Harahap (2010) standar likuiditas yang baik adalah 200% atau 2:1 untuk menjaga tingkat modal kerja yang cukup. Sehingga dapat dapat diartikan jumlah dari aktiva lancar harus berada jauh diatas jumlah utang lancar. Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar yang dimiliki koperasi tersebut, semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan kewajiban lancar maka semakin tinggi kemampuan koperasi menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Koperasi KUAT Subak Guama dalam mewujudkan organisasi ekonomi berbasis agribisnis dibutuhkan sumberdaya manusia yang profesional untuk memimpin lembaga keuangan subak. Lembaga ini bertanggungjawab mengelola sumber modal berupa BPLM dari Bagian Proyek Pengembangan Padi Terpadu Tahun Anggaran 2002 sebesar Rp 843.200.000 dengan nilai dari masing-masing kegiatan yaitu kegiatan Pengelolaan Padi Terpadu (ICM) sebesar Rp 98.000.000 kegiatan Integrasi Padi Ternak (CLS) sebesar Rp 663.500.000 dan kegiatan Penguatan Modal Usaha Rumah Tangga (KUM) sebesar Rp 81.700.000.
Koperasi KUAT Subak Guama sebagai lembaga ekonomi yang tidak terpisahkan dari lembaga Subak Guama, merupakan pengelola asset subak yang bersumber dari modal makro dan modal mikro sebagai upaya untuk pemberdayaan anggota Subak Guama agar mendapatkan kemudahan dalam pelayanan usahatani untuk mewujudkan kesejahteraaan bersama.
Koperasi KUAT Subak Guama keberadaannya sangat penting bagi anggota subak serta mengingat pentingnya modal kerja dan pengaruhnya terhadap likuiditas koperasi serta untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya bagi koperasi, maka hal ini mendasari penulis untuk mengkaji modal kerja dengan judul penelitian “Pengaruh Modal Kerja terhadap Likuiditas Koperasi KUAT Subak Guama”.
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
-
1. Menganalisis pengaruh modal kerja terhadap likuiditas pada Koperasi KUAT Subak Guama.
-
2. Mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam mengendalikan modal kerja pada Koperasi KUAT Subak Guama.
Penelitian ini akan dilaksanakan di Koperasi KUAT Subak Guama, Desa Batannyuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Penelitian dilakukan selama 1 bulan pada bulan Februari 2018. Pemilihan lokasi penelitian secara purposive dengan pertimbangan sebagai berikut:
-
1. Koperasi KUAT Subak Guama sebagai koperasi pertanian yang memiliki potensi dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani dengan peningkatan pelayanan dan pengelolaan modal kerja yang efektif dan efisien oleh manajemen koperasi.
-
2. Belum adanya penelitian mengenai pengaruh modal kerja terhadap likuiditas di Koperasi KUAT Subak Guama.
Data penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif. Sumber data penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Berdasarkan sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data yang dikumpulkan dari pengelola Koperasi KUAT Subak Guama yang diperoleh dari pihak manajemen. Data sekunder meliputi berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumen koperasi) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder juga meliputi data yang diperoleh secara tidak langsung dari sumbernya yang terkait dengan penelitian, yaitu: skripsi, jurnal artikel online dan buku yang mampu mendukung selama proses penelitian dan penyusunan skripsi berlangsung. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari laporan rapat anggota tahunan beserta laporan keuangan periode tahun 2008 s/d tahun 2017.
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara diantaranya dengan metode wawancara yakni metode pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan kepada informan kunci, pengumpulan data dengan cara dokumentasi yaitu mengambil data laporan keuangan koperasi selama 10 tahun terakhir dan studi pustaka (literature review), yaitu dalam rangka memperoleh landasan dan konsep yang kuat agar dapat memecahkan masalah, maka penulis mengadakan penelitian kepustakaan dengan membaca buku, literatur, hasil penelitian yang sejenis,
dan media lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dengan mengumpulkan sumber-sumber tertulis dan data-data relevan khususnya mengenai subak, koperasi, likuiditas, dan modal kerja.
Informan kunci adalah orang yang mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian. Penentuan informan kunci penelitian ini dipilih secara purposive dengan pertimbangan tertentu. Informan kunci tersebut yakni Ni Wayan Warini, Amd sebagai akuntan dan kasir Koperasi KUAT Subak Guama dan I Wayan Atmajaya, S.P selaku manajer Koperasi KUAT Subak Guama dan memiliki andil yang besar dalam kesuksesan berjalannya Koperasi.
Analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis pengaruh modal kerja terhadap likuiditas pada Koperasi KUAT Subak Guama dengan menggunakan rasio keuangan, statistik deskriptif, analisis regresi linier berganda, Uji F, dan Uji t dengan bantuan software aplikasi SPSS version 23.
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standart deviasi, maksimum dan minimum. Pengujian ini dilakukan agar bisa mempermudah dalam memahami variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Deskripsi penelitian ini akan diuraikan data-data yang telah dikumpulkan terkait variabel modal kerja yang menjadi fokus dalam penelitian ini meliputi perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan likuiditas Koperasi KUAT Subak Guama tahun 2008 s/d tahun 2017.
Tabel 1.
Analisis Deskriptif Pengaruh Modal Kerja terhadap Likuiditas Koperasi KUAT
Subak Guama Tahun 2008 s/d Tahun 2017
N |
Minimum |
Maximum |
Mean |
Std. Deviation | |
Perputaran Kas |
10 |
6,66 |
29,54 |
11,63 |
6,50 |
Perputaran Piutang |
10 |
1,00 |
1,52 |
1,10 |
0,15 |
Perputaran Persediaan |
10 |
1,43 |
4,56 |
2,20 |
0,87 |
Rasio Lancar |
10 |
1,29 |
2,13 |
1,59 |
0,29 |
Valid N (listwise) |
10 |
Berdasarkan tabel 1 nilai rata-rata perputaran kas yaitu 11,63 dengan nilai yang positif, hal ini ditandai dengan nilai maksimum sebesar 29,54 dan minimum sebesar
6,66 serta nilai standar deviasi 6,50. Nilai rata-rata perputaran piutang yaitu 1,10 dengan nilai yang positif, hal ini ditandai dengan nilai maksimum sebesar 1,52 dan minimum sebesar 1 serta nilai standar deviasi 0,15. Nilai rata-rata perputaran persediaan yaitu 2,20 dengan nilai yang positif, hal ini ditandai dengan nilai maksimum sebesar 4,36 dan minimum sebesar 1,43 serta nilai standar deviasi 0,87. Nilai rata-rata likuiditas yaitu 1,59 dengan nilai yang positif, hal ini ditandai dengan nilai maksimum sebesar 2,13 dan minimum sebesar 1,29 serta nilai standar deviasi 0,29.
Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan analisa data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruh modal kerja terhadap tingkat likuiditas pada Koperasi KUAT Subak Guama. Model regresi yang digunakan, variabel perputaran kas sebagai variabel independen X1, variabel perputaran piutang sebagai variabel independen X2, variabel perputaran persediaan sebagai variabel dependen X3 dan variabel rasio lancar/ current ratio (CR) sebagai variabel dependen Y dengan memanfaatkan bantuan software SPSS versi 23 for Windows. Hasil perhitungan regresi berganda pengaruh modal kerja terhadap likuiditas Koperasi KUAT Subak Guama sebagai berikut:
Tabel 2.
Hasil Analisis Regresi Berganda Pengaruh Modal Kerja terhadap Likuiditas Koperasi KUAT Subak Guama
Variabel |
Koefisien Regresi |
t-test |
Sig.t |
Perputaran Kas |
-0,004 |
0,706 |
0,507 |
Perputaran Piutang |
1,231 |
4,496 |
0,004 |
Perputaran Persediaan |
0,287 |
3,938 |
0,008 |
Konstanta |
-0,238 | ||
R |
0,945 | ||
R Square |
0,893 | ||
F hitung |
16,647 | ||
F sig |
0,003 |
Sumber : Pengolahan Data Primer 2018
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda pada tabel 2 yang telah dilakukan dengan hasil perhitungan analisis modal kerja dan analisis rasio likuiditas terbentuklah persamaan regresi sebagai berikut:
CR= - 0,238 – 0,004 X1 + 1,231 X2 + 0,187 X3............... (1)
Dari persamaan regresi linier berganda, maka dapat dianalisis sebagai berikut:
-
1. Konstanta sebesar – 0,238, artinya jika variabel-variabel bebas dalam penelitian ini yang terdiri dari perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan tidak ada, maka CR atau tingkat likuiditas sebesar – 23,8%.
-
2. Variabel tingkat perputaran kas (X1) mempunyai nilai koefesien regresi sebesar -0,004 berarti bahwa setiap peningkatan rasio perputaran kas (X1) sebesar 1 kali akan mengakibatkan likuiditas turun sebesar 0,4% dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.
-
3. Variabel tingkat perputaran piutang (X2) mempunyai nilai koefesien regresi sebesar 1,231 berarti bahwa setiap peningkatan rasio perputaran piutang (X2) sebesar 1 kali akan mengakibatkan likuiditas naik sebesar 123,1% dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.
-
4. Variabel tingkat perputaran persediaan (X3) mempunyai nilai koefesien regresi sebesar 0,187 berarti bahwa setiap peningkatan rasio perputaran persediaan (X3) sebesar 1 kali akan mengakibatkan likuiditas naik sebesar 18,7% dengan asumsi variabel independen lainnya konstan.
Pengaruh modal kerja secara bersama-sama atau simultan terhadap likuiditas dapat dilihat melalui uji F, maka dilakukan pengujian hipotesis secara bersama-sama yang dapat dilihat pada tabel 2 perumusan hipotesis sebelumnya yakni variabel perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap rasio lancar, sedangkan hasil yang diperoleh melalui uji F: nilai Sig yang sebesar 0,003 lebih kecil dari 0,05. Kesimpulannya bahwa perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio lancar Koperasi KUAT Subak Guama.
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara parsial (individu) terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak. Hasil Uji t pengaruh modal kerja terhadap likuiditas Koperasi KUAT Subak Guama dapat dilihat pada tabel 2 dengan interpretasinya sebagai berikut:
-
1. Perumusan hipotesis sebelumnya yakni H0 : H1, perputaran kas memiliki
pengaruh yang tidak signifikan terhadap rasio lancar, sedangkan hasil yang diperoleh melalui uji t : nilai Sig perputaran kas yang sebesar 0,507 lebih besar dari 0,05. Kesimpulannya bahwa H0 : H1 diterima, yaitu perputaran kas secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio lancar Koperasi KUAT Subak Guama. Pengaruh perputaran kas secara parsial memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap likuiditas ditunjukkan dengan peroleh Sig. sebesar 0,507 lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa tingkat perputaran kas Koperasi KUAT Subak Guama saat ini, belum terlalu mempengaruhi tingkat likuiditas sehingga diperlukan penggunaan kas yang lebih bijak sehingga tidak menyebabkan Koperasi KUAT Subak Guama mengalami ilikiud.
-
2. Pengaruh perputaran piutang secara parsial memiliki perumusan hipotesis sebelumnya yakni H0 : H2, perputaran piutang memiliki pengaruh yang tidak
signifikan terhadap rasio lancar, sedangkan hasil yang diperoleh melalui uji t : nilai Sig perputaran piutang yang sebesar 0,004 lebih kecil dari 0,05. Kesimpulannya bahwa H0 : H2 ditolak, yaitu perputaran piutang secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio lancar Koperasi KUAT Subak Guama. Pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas ditunjukkan dengan peroleh Sig. sebesar 0,04 lebih kecil dari 0,05 artinya jika Koperasi KUAT Subak Guama mampu meningkatkan perputaran piutang dengan lebih baik maka akan mampu meningkatkan tingkat likuiditas, sehingga modal yang tertanam dalam piutang bisa lebih cepat kembali menjadi kas, sehingga bisa dipergunakan guna memenuhi kewajiban lancar yang akan jatuh tempo.
-
3. Perumusan hipotesis sebelumnya yakni H0 : H3, perputaran persediaan memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap rasio lancar, sedangkan hasil yang diperoleh melalui uji t : nilai Sig perputaran persediaan yang sebesar 0,008 lebih kecil dari 0,05. Kesimpulannya bahwa H0 : H3 ditolak, yaitu perputaran persediaan secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap rasio lancar Koperasi KUAT Subak Guama. Pengaruh perputaran persediaan secara parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas ditunjukkan dengan perolehan Sig. sebesar 0,008 lebih kecil dari 0,05. Tingkat perputaran persediaan yang dimiliki Koperasi KUAT Subak Guama telah berdampak pada likuiditas, perputaran persediaan Koperasi KUAT Subak Guama saat ini menunjukkan dengan cepatnya perputaran persediaan, maka akan memberikan pengaruh positif terhadap tingkat likuiditas yang berarti akan dapat mengurangi beban pembayaran kewajiban hutang lancar atau kewajiban jangka pendeknya.
Koefisien Determinasi adalah sebuah koefisien yang menunjukkan persentase pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen. Berdasarkan tabel 2 diketahui nilai dari koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,893. Besarnya angka koefisien determinasi (R Square) 0,893 sama dengan 89,3%. Angka tersebut
mengandung makna bahwa perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan berpengaruh terhadap current ratio sebesar 89,3% sedangkan sisanya sebesar 10,7% dipengaruhi oleh variabel lain di luar model regresi ini.
Berdasarkan hasil penelitian terkait kendala–kendala dalam mengendalikan modal kerja sebagai berikut: bahwa masih terdapat 8% anggota Koperasi KUAT Subak Guama yang belum memenuhi kewajiban simpanan wajib ini dalam periode tahun 2017. Kesadaran anggota yang rendah dalam memenuhi kewajiban untuk simpanan wajib, sehingga permodalan koperasi lebih banyak menggunakan dana masyarakat atau dana pihak ketiga dan pengembalian pinjaman bermasalah sebesar 13% sehingga tugas berat kedepan menekan persentase pinjaman bermasalah menjadi dibawah 10%. Pinjaman bermasalah Koperasi KUAT Subak Guama terbagi dalam dua bagian yaitu: pinjaman
bermasalah yang berasal dari anggota sebesar 5% dan pinjaman bermasalah yang berasal dari non anggota sebesar 8%.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dan kemudian dilakukan analisa secara kuantitatif, menunjukkan bahwa pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas Koperasi KUAT Subak Guama, hal ini ditunjukan dari perolehan Sig. sebesar 0,003 yang lebih kecil dari 0,05. Secara parsial perputaran piutang dan perputaran persediaan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas Koperasi KUAT Subak Guama sedangkan perputaran kas memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap likuiditas Koperasi KUAT Subak Guama. Modal kerja meliputi perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan mampu mempengaruhi likuiditas sebesar 89,3% sedangkan sisanya sebesar 10,7% dipengaruhi variabel lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan Vita Putri (2015) yang menyatakan modal kerja tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap likuiditas. Hasil penelitian yang berbeda dengan Vita Putri (2015) dipengaruhi perbedaan variabel serta jangka waktu data laporan keuangan yang digunakan. Vita Putri (2015) menggunakan variabel modal kerja yaitu average collection period (ACP), average age of inventory (AAI) and average payment period (APP) sedangkan rasio likuiditas yang digunakan yaitu rasio cepat/quick ratio dan jangka waktu laporan keuangan selama 3 tahun..
Kendala-kendala yang dihadapi mengendalikan modal kerja Koperasi KUAT Subak Guama sebagai berikut: bahwa masih terdapat 8% anggota Koperasi KUAT Subak Guama yang belum memenuhi kewajiban simpanan wajib ini dalam periode tahun 2017. Kesadaran anggota yang rendah dalam memenuhi kewajiban untuk simpanan wajib, sehingga permodalan koperasi lebih banyak menggunakan dana masyarakat atau dana pihak ketiga dan pengembalian pinjaman bermasalah sebesar 13% sehingga tugas berat kedepan menekan persentase pinjaman bermasalah menjadi dibawah 10%. Pinjaman bermasalah Koperasi KUAT Subak Guama terbagi dalam dua bagian yaitu: pinjaman bermasalah yang berasal dari anggota sebesar 5% dan pinjaman bermasalah yang berasal dari non anggota sebesar 8%.
Koperasi KUAT Subak Guama dalam mengatasi anggota yang tidak memenuhi simpanan wajib selama enam kali dalam satu periode dengan tidak memperbolehkan untuk mengikuti RAT (Rapat Anggota Tahunan) dan melakukan pinjaman di Koperasi KUAT Subak Guama sampai memenuhi kewajibannya karena salah satu kewajibannya yaitu membayar simpanan wajib tidak terpenuhi.
Koperasi KUAT Subak Guama dalam mengendalikan modal kerja agar kelangsungan operasional berjalan efektif dan efisien dengan memeriksa secara ketat
bagi yang melakukan kredit, maksudnya disini bahwa Koperasi KUAT Subak Guama dalam memberikan kredit mengutamakan anggota dan non anggota yang memang layak diberikan kredit guna mengatasi permasalahan kredit seperti macetnya pengembalian pinjaman sehingga mencegah terjadinya penumpukan piutang. Koperasi KUAT Subak Guama sebaiknya menetapkan prioritas kredit yang ketat dalam pemberian kredit. Salah satu faktor yang dapat dipertimbangkan untuk mengetahui anggota dan non anggota mana yang layak diberikan kredit meliputi character, capacity, capital, condition, dan collateral.
Proses analisa penerapan prinsip 5C pada Koperasi KUAT Subak Guama sudah diterapkan dengan baik namun tetap perlu perbaikan untuk kedepannya. Prinsip ini benar-benar bisa menjadi contoh yang baik bagi koperasi yang lain. Lima prinsip tersebut sangatlah penting guna menjaga tingkat perputaran piutang agar tetap terkendali. Aspek paling penting untuk paling diperhatikan adalah character. Mengapa? Khususnya kepada non anggota karena mereka bukan bagian dari Koperasi KUAT Subak Guama sehingga diperlukan pemeriksaan yang ketat, diperlukan prinsip kehati-hatian didalam menilai karakter non anggota yang mengajukan pinjaman yaitu mendalami karakter non anggota secara maksimal melalui wawancara dan survey. Prinsip kedua yang tidak kalah pentingnya adalah prinsip collateral. Jaminan fungsinya adalah sebagai pengganti pembiayaan ketika terjadi wanprestasi. Solusi terakhir setelah tidak menemukan titik temu pada musyawarah mufakat, maka langkah akhir yang diambil adalah barang yang digunakan sebagai jaminan harus dilelang untuk menghindari kerugian yang diterima oleh pihak Koperasi KUAT Subak Guama.
Ucapan terimakasih penulis tujukan kepada Koperasi KUAT Subak Guama, dosen pebimbing serta semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian hingga karya ilmiah ini dapat dipublikasikan secara e-jurnal.
Daftar Pustaka
Erepo.unud.ac.id/9693/3/29480049a2bb74497bd4606bbbe485d1.pdf diakses pada 17
Januari 2017
Hanafi. 2005. Analisis Laporan Keuangan. AMP YKPN: Yogyakarta.
Handriyani DR. 2004. Pengaruh modal kerja terhadap tingkat likuiditas pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Dwi Sakti Jiken [skripsi]. Bandung (ID): Universitas Komputer Indonesia Bandung.
Harahap, Sofyan Safri. 2010. Analisis Kinerja Atas Laporan Kinerja Keuangan. PT.
Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Jumingan. 2009. Analisis Laporan Keuangan. Bumi Aksara.: Jakarta.
Lasmana I. 2013. Analisis manajemen modal kerja terhadap tingkat likuiditas dan profitabilitas perusahaan sektor pertanian di Indonesia Stock Exchange [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Mardiyanto H. 2009. Inti Sari Manajemen Keuangan. PT Grasindo: Jakarta.
Reksohadiprodjo S. 1998. Manajemen Koperasi. BPFE: Yogyakarta.
Riyanto, Bambang, 2011. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Cetakan Ketujuh. BPFE: Yogyakarta.
Sawir, Agnes. 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan. PT Gramedia Pustaka: Jakarta.
Vita Putri. 2015. Pengaruh pengelolaan modal kerja terhadap likuiditas Koperasi Cipta Usaha [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Tunggal, Amin Wijaya. 1995. Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan. Rineka Cipta: Jakarta.
Tunggal, Amin Wijaya. 2000. Auditing Suatu Pengantar. Rineka Cipta: Jakarta.
Warini. 2018. Wawancara Mendalam Mengenai Kendala Modal Kerja. Batannyuh: Koperasi KUAT Subak Guama
532
Discussion and feedback