E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata     ISSN: 2301-6523

Vol. 7, No. 3, Juli 2018

Model Partisipasi Petani dalam Pengembangan Agrowisata di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar

I WAYAN DEDI SURYAWAN, I WAYAN WINDIA dan I MADE SARJANA

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jalan PB. Sudirman Denpasar 80323 Email : [email protected] [email protected]

Abstract

Farmers Participation Model in Agrowisata Development in Kerta Village, Payangan District, Gianyar Regency.

The model of farmer participation in agro-tourism development in Kerta Village, Payangan District, Gianyar Regency is an effort to find out the model of farmer participation and farmer participation level in agro-tourism development. The research location is in Kerta Village, Payangan District, Gianyar Regency which is an agro area of Gianyar Botanical Garden. The method of analysis used is descriptive qualitative. The results showed that the farmers participation model is as follows. (a) Aspects of mindset; farmers are aware of the potential that exists in Kerta Village that can be developed as agro-tourism. (b) Social aspects; farmers' participation in social aspects such as participating in garden arrangement, diversification of commodity diversity, there is also agreement or cooperation between farmer society to sacrifice their land for agro-tourism such as for road and treking. (c) Aspects of artifacts / possessions; peasant community participation in view of the material aspects include the garden and agricultural products, huts / huts for rest, parking lots and public toilets. Farmers participation rate is as follows. (a) Manipulation; done by changing the attractiveness of the attraction of organic citrus quotes. (b) Dissemination of information; the peasant community conveys information to the general public through word of mouth, social media, billboards installation. (c) Decision-making; demonstrated by their active ngrembug to reach joint decisions and participate in village deliberations. (d) Building agreements; farmers mutually respect opinion in decision-making to build a deal based on "Tri Sakti". Suggestion for farmer community to keep participating for agrotourism development in Kerta Village, considering the enormous potential of agriculture to be developed into agro-tourism area. Through the model of farmer participation in agrotourism development in Kerta Village, Payangan District, Gianyar Regency, can be used as a reference for agro-tourism development in other regions.

Keywords: participation model, participation rate, agrotourism, and farmers

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1    Latar Belakang

Pembangunan pertanian merupakan upaya meningkatkan kualitas hidup petani melalui kegiatan ekonomi masyarakat dan peningkatan kesejahteraan hidupnya. Meskipun sektor pariwisata sangat pesat, ternyata sektor pertanian masih merupakan

bidang strategis yang pembangunannya diusahakan untuk seiring dengan laju perkembangan pembangunan di sektor pariwisata sehingga keduanya dapat saling bersinergi. Kemajuan di sektor ekonomi pariwisata seharusnya dapat mendorong terpeliharanya budaya agraris dan kelestarian alam serta produk-produk pertanian mampu memenuhi kebutuhan pariwisata didaerah tersebut. Operasional pembangunan pertanian harus dikaitkan dengan pembangunan di sektor pariwisata dalam rangka mempercepat pertumbuhan wilayah dan pembangunan perdesaan serta mendorong tumbuhnya investasi di bidang pertanian (Masterplan Agrowisata Gianyar Utara, 2011).

Sebuah terobosan besar dalam konsep pengembangan pariwisata berbasis alam adalah konsep agrowisata. Konsep agrowisata secara substantif lebih menekankan pada upaya untuk menampilkan kegiatan pertanian dan suasana perdesaan sebagai daya tarik utama wisatanya tanpa mengabaikan kenyamanan pelaku pariwisata. Potensi yang ada harus dilihat secara komprehensif, baik lingkungan fisik alam, letak geografis, jenis produk atau komoditas pertanian yang dihasilkan, kondisi sosial budaya serta sarana prasarana pendukungnya. (Masterplan Agrowisata Gianyar Utara, 2011). Agrowisata di Indonesia didefinisikan sebagai sebuah bentuk kegiatan pariwisata yang memanfaatkan usaha agro (agribisnis) sebagai objek wisata dengan tujuan untuk memperluas pengetahuan, pengalaman, rekreasi, dan hubungan usaha dibidang pertanian.

Berdasarkan observasi antara akhir 2010 sampai awal 2011, ditemukan petani bersikap “dingin” terhadap pariwisata seolah-olah aktivitas pariwisata itu “dunia lain” padahal kegiatan itu ada di depan mata. Seperti diungkapkan oleh Pivcevic (dalam Sarjana 2011), kendati sebagian orang berpendapat pariwisata perdesaan atau agrowisata hanyalah sebuah trend namun kondisi ini bukanlah kebetulan semata atau phenomena jangka pendek. Mengembangkan agrowisata harus didorong oleh kegiatan jangka panjang secara alamiah (Sarjana, 2011).

Masing-masing daerah di Bali berupaya mencari objek unggulan sejak pembangunan agrowisata mulai diluncurkan. Tidak ketinggalan Kabupaten Gianyar, dimana ia melirik agrowisata sebagai pelengkap objek wisata yang sudah ada. Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar Nomor 16 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), menetapkan Desa Kerta dengan fungsi utama sebagai Pusat Kawasan Agropolitan Payangan dan Pusat Pengembangan Agrowisata di Kawasan Agrowisata Gianyar Utara.

  • 1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

  • 1.    Bagaimana model partisipasi dalam Pengembangan Agrowisata di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.

  • 2.    Bagaimana partisipasi petani dalam pengembangan agrowisata di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini antara lain:

  • 1.    Untuk mengetahui bagaimana model partisipasi petani dalam pengembangan agrowisata di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.

  • 2.    Bagaimana partisipasi petani dalam pengembangan agrowisata di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1    Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Waktu pengumpulan data primer dan data sekunder berlangsung dari bulan Juli sampai dengan bulan September 2017 mulai dari persiapan sampai penyusunan hasil skripsi. Lokasi penelitian ini dipilih dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan lokasi penelitian secara sengaja yang berdasarkan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut.

  • 1.    Desa Kerta memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan sebagai atraksi agrowisata.

  • 2.    Desa Kerta dapat dikembangkan sebagai destinasi agrowisata.

  • 2.2    Jenis dan Sumber Data

    2.2.1    Jenis data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa narasi atau data yang tidak dapat di hitung dengan satuan hitung (Sugiyono, 2012). Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk uraian-uraian, narasi/keterangan yang bersumber dari kepala desa, perangkat/staf desa, dan petani yang paling mengetahui tentang agrowisata di Desa Kerta. Data kuantitaif yaitu data yang berupa angka-angka dan dapat di hitung (Sugiyono, 2012). Data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu data jumlah penduduk Desa Kerta, luas wilayah Desa Kerta.

  • 2.2.2    Sumber data

Sumber data adalah segala sesuatu yang dapat memberikan informasi data penelitian. Berdasarkan sumbernya, data dibedakan menjadi dua, yaitu data primer dan data sekunder, data primer adalah data yang langsung dikumpulkan oleh orang yang memerlukan data tersebut (Sugiyono, 2012). Data primer digali melalui wawancara mendalam dengan informan kunci (kepala desa, staf perangkat desa, dan petani-petani yang paling mengetahui tentang agrowisata di Desa Kerta) terkait model partisipasi petani dalam pengembangan agrowisata di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Data sekunder yaitu data yang tidak secara langsung dikumpulkan oleh orang yang memerlukan data tersebut. Data sekunder pada umumnya digunakan untuk memberikan gambaran tambahan, gambaran pelengkap (Sugiyono, 2012). Data sekunder dalam penelitian ini adalah arsip dokumen (arsip Desa Kerta), buku-buku dan hasil penelitian sebelumnya (tesis).

  • 2.3    Penentuan Informan Kunci

Metode penentuan informan kunci yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive (sengaja). Menurut Sugiyono (2009), penentuan informan dalam penelitian kualitatif berfungsi untuk mendapatkan informasi yang maksimum, karena itu orang yang dijadikan sebagai informan sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut.

  • 1.    Mereka menguasai atau memahami Agrowisata Desa Kerta, Kecamatan

Payangan, Kabupaten Gianyar.

  • 2.    Mereka yang berkecimpung atau terlibat dalam kegiatan agrowisata Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.

  • 3.    Mereka mempunyai cukup waktu untuk di wawancarai secara mendalam.

Pada penelitian ini dipilih informan kunci penelitian, yaitu, I Made Gunawan, SP, M.Par (Kepala Desa Kerta), I Ketut Mudayasa, SH. (Ketua BPD Desa Kerta),

I Made Artayasa, S.Sn. (Ketua LPM Desa Kerta), I Wayan Artawa, A.Md. (Ketua Badan Pengelola Desa Wisata Desa Kerta), I Wayan Suamba, SP. (Pengusaha pembibitan), Drs. I Made Darmaja, SH. (Ketua kelompok tani Padi Liang), I wayan Sumardana, (Ketua bunga potong Kelompok Tani Jati Mulya), I Wayan Sutirta, (Ketua Gapoktan Asta Sana Karsa Desa Kerta).

  • 2.4    Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti dalam pembahasan melalui lima tahap penelitian yaitu, observasi, wawancara mendalam, Focus Group Discussion (FGD), dokumentasi, dan studi pustaka. Observasi dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung dan teliti, serta pencatatan secara sistematis (Arikunto, 2002), pada objek penelitian agar memperoleh gambaran keadaan sesungguhnya dari objek penelitian, wawancara mendalam merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dan bertatap muka, dimana informasi terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama (Sutopo, 2006). Focus group discussion merupakan suatu proses pengumpulan informasi mengenai suatu masalah tertentu yang sangat spesifik (Irwanto, 2007). Dokumentasi merupakan teknik mencari data atau dokumen dengan cara tertulis, berbentuk cetakan dan segala benda yang mempunyai keterangan yang diperlukan untuk di kumpulkan, disusun, dan disebarkan. Pengumpulan data data dengan teknik dokumentasi dilakukan dengan cara mengambil foto-foto, file-file, dan mengkaji dokumen baik berupa buku-buku referensi yang diperlukan dalam penelitian ini. Teknik studi kepustakaan adalah suatu teknik yang dilakukan peneliti untuk menelaah buku-buku referensi, file-file dokumen, laporan, dan catatan yang ada kaitannya dengan masalah yang ingin dipecahkan atau diuraikan.

  • 2.5    Analisis Data

Sugiyono (2009) menjelaskan bahwa analisis data merupakan proses mencari dan menyusun data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain secara sistematis sehingga mudah dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain. Proses analisis data dilakukan dengan cara mengkaji seluruh data yang berasal dari data observasi, wawancara mendalam, focus group discussion (FGD), dokumentasi, dan studi kepustakaan. Analisis data tersebut dilakukan secara deskriptif kualitatif.

Hasil data yang telah didapatkan digunakan dalam menyusun hasil dari penelitian ini, yaitu analisis deskriptif, dengan cara menyimpulkan data yang didapatkan dari lapangan, baik dari teknik pengumpulan data observasi, wawancara mendalam, focus group discussion (FGD), dokumentasi, dan studi pustaka. Keseluruhan data yang telah didapat penulis melalui tahapan tersebut akan disusun dan deskripsikan sesuai dengan keadaan dilapangan, semua yang disampaikan oleh informan-informan kunci serta apa

saja yang peneliti dokumentasikan akan disimpulkan sebagai hasil akhir dari penelitian ini.

  • 3.    Hasil Dan Pembahasan

    • 3.1    Model Partisipasi Petani dalam Pengembangan Agrowisata

Model pengembangan partisipasi petani merupakan sesuatu yang membahas tentang sektor pertanian dalam konteks apapun untuk ikut terlibat dalam kegiatan agrowisata yang meliputi aspek pola pikir, sosial, dan artefak yang di dukung oleh tingkatan partisipasi, diantaranya yaitu manipulasi, penyebarluasan informasi, pengambilan keputusan, dan membangun kesepakatan untuk mengetahui model partisipasi petani dalam pengembangan agrowisata di Desa kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Awal mula ide pengembangan agrowisata di Desa Kerta adalah terbitnya SK bupati pada tahun 2003 yang menjadikan Desa Kerta menjadi kawasan agropolitan karena melihat potensi yang terdapat di kawasan Desa Kerta yang cukup besar dan cocok dijadikan kawasan agrowisata.

Bupati Gianyar melakukan pendataan potensi wilayah agrowisata di seluruh Desa Kerta melalui staf dinas terkait guna merealisasikan ide pengembangan agrowisata di Desa Kerta. Pendataan tersebut meliputi pendataan lingkungan fisik, non fisik, sektor ekonomi dan budaya yang mendukung pengembangan agrowisata, penilaian tersebut di dasarkan atas adanya potensi unggulan kawasan yang didukung aspek fisik dasar dan aspek fisik binaan, sarana dan prasarana pendukung, ada tidaknya komoditas atau produk unggulan, aksesibilitas sumber daya manusia persepsi masyarakat terhadap pengembangan agrowisata dan kebijakan pemerintah yang mendukung kegiatan pengembangan agrowisata. Keterlibatan semua stakeholder, pemerintah, masyarakat, dan swasta diharapkan mampu mendukung kawasan Desa Kerta sebagai kawasan agrowisata yang ada di wilayah Gianyar Utara. Data dari hasil observasi, wawancara mendalam, FGD, dokumentasi, dan studi pustaka menjelaskan model partisipasi petani dalam pengembangan agrowisata di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar sebagai berikut.

  • 3.2    Aspek Pola Pikir

Masyarakat petani sadar sekali terhadap potensi yang ada di Desa Kerta dan sebagian besar masyarakat di Desa Kerta merupakan petani karena satu-satu nya potensi yang ada di Desa Kerta adalah pertanian. Seiring berjalannya waktu, Bupati Gianyar pada waktu itu mengeluarkan SK agar dikembangkan menjadi kawasan agrowisata karena potensi di Desa Kerta memang memungkinkan untuk menjadi sebuah agrowisata di Gianyar bagian utara. Petani juga berpartisipai mengeluarkan ide-ide dalam hal pola penanaman di kawasan agrowisata, menanam jeruk organik sebagai daya tarik agrowisata untuk pengembangan agrowisata di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.

  • 3.3    Aspek Sosial

Partisipasi petani dalam aspek sosial dalam pengembangan agrowisata di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar yaitu keterlibatan petani dalam mengelola kawasan agrowisata seperti penataan kebun/lahan, diversifikasi atau mengembangkan komoditi pertanian, kemudian juga ada kesepakatan masyarakat petani untuk mengorbankan lahan milik mereka untuk penataan agrowisata seperti pembuatan

badan jalan untuk ke kawasan agrowisata maupun untuk jalur treking di kawasan agrowisata. Kesepakatan tersebut tidaklah terjadi begitu saja. Dalam upaya mencapai kesepakatan, pemerintah desa mengadakan “rembug’’ terlebih dahulu dengan petani pemilik lahan.

  • 3.4    Aspek Artefak (Kebendaan)

Aspek artefak atau lebih sering disebut kepemilikan kebendaan adalah barang-barang atau benda-benda apa saja yang digunakan dan potensi yang dimiliki masyarakat petani Desa Kerta. Benda-benda itu digunakan untuk berpartisipasi dalam pengembangan agrowisata meliputi kebun atau lahan pertanian di kawasan agrowisata, produk pertanian, cangkul, sabit yang dipergunakan untuk membantu mengolah lahan pertanian di kawasan agrowisata. Sarana dan prasarana umum seperti toilet umum dan tempat parkir yang berada di kawasan agrowisata yang dapat digunakan oleh para pengunjung yang berkunjung ke agrowisata Desa Kerta.

  • 3.5    Partisipasi Petani

Partisipasi petani dalam pengembangan agrowisata di Desa Kerta dapat diketahui dengan melihat indikator-indikator partisipasi. Indikator-indikator tersebut meliputi, manipulasi, penyebarluasan informasi, pengambilan keputusan, dan pembangunan kesepakatan.

  • 3.6    Manipulasi

Manipulasi adalah merupakan indikator dalam tingkat partisipasi, untuk mengetahui bagaimana tingkat partisipasi petani dalam pengembangan agrowisata di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Manipulasi berarti merubah atau menjadikan sesuatu benda atau kegiatan agar lebih menarik untuk di miliki atau dilakukan.

  • 3.7    Penyebarluasan Informasi

Penyebarluasan informasi adalah indikator tingkat partisipasi yang merupakan cara bagaimana memasarkan, bagaimana mengenalkan, dan menginformasikan kepada orang-orang. Penyebarluasan informasi di Desa Kerta sendiri dilakukan agar orangorang mengetahui tentang agrowisata di Desa Kerta. Penyebaran informasi dilakukan dari mulut ke mulut, melalui media sosial, pemasangan baliho di tiap wilayah Kecamatan Payangan, serta melalui media televisi yang di bantu oleh Badan Pengelola Desa Wisata Desa Kerta. Petani pun tidak ketinggalan untuk ikut berpartisipasi dalam upaya penyebarluasan informasi tentang agrowisata yang ada di Desa Kerta yang memang memiliki potensi alam yang sangat mendukung untuk dijadikan agrowisata. Tidak hanya golongan tua/dewasa terdapat juga generasi muda Desa Kerta berperan aktif dalam penyebarluasan informasi agrowisata di Desa Kerta ini. Generasi muda di Desa Kerta melakukan penbyebaran informasi dengan cara memposting dan membagikan potensi-potensi agrowisata yang ada di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.

  • 3.8    Pengambilan Keputusan

Masyarakat petani di Desa Kerta berperan serta dalam pengambilan keputusan. Hal ini ditunjukan dengan aktifnya masyarakat petani yang ikut serta dalam setiap musyawarah dan membagi tanggung jawab untuk mengembangkan agrowisata. Jika terjadi perbedaan pendapat dalam setiap kegiatan, maka akan diadakan ngerembug (rapat), bernegosiasi, serta berkompromi agar dapat mengerti satu sama lain sehingga tujuan bersama dapat tercpai. Keputusan bersama yang dihasilkan dalam upaya pengembangan agrowisata di Desa Kerta adalah petani ikut berperan aktif dalam setiap musyawarah desa ataupun musyawarah banjar yang bertujuan agrowisata di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar semakin berkembang.

  • 3.9    Membangun Kesepakatan

Petani berperan dalam pembangunan kesepakatan, dilihat dari saling menghargai pendapat satu dan lainnya dalam rapat-rapat desa yang notabena untuk pengembangan agrowisata di Desa Kerta. Tingkat partisipasi petani dalam indikator membangun kesepakatan yaitu masyarakat petani saling menghargai pendapat dalam pengambilan keputusan untuk membangun kesepakatan yang berbasis “Tri Sakti”. Bagian-bagian dari Tri Sakti yang dijelaskan oleh I Made Gunawan, SP, M.Par yaitu, kedaulatan politik, kedaulatan ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Tri Sakti sendiri sebagai hubungan timbal balik politik ekonomi dilandasi budaya desa, berdaulat secara politik artinya berdaya mengelola pemerintahan desa yang demokratis, berdaulat secara ekonomi artinya berdaya mengelola sumberdaya desa (SDA, SDM, SD lainnya), dan berkepribadian dalam kebudayaan: membangun sinergitas/kebersamaan dalam pembangunan desa (perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan hasil kegiatan) untuk menciptakan keharmonisan lembaga dan masyarakat.

  • 4.    Simpulan dan Saran

    • 4.1    Simpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dipaparkan dapat disimpulkan beberapa hal pokok sebagai berikut.

  • 1.    Model partisipasi petani di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar dalam pengembangan agrowisata: (a) Aspek pola pikir; masyarakat petani sadar akan potensi yang ada di Desa Kerta yang dapat dikembangkan sebagai agrowisata karena memang sejak dulu potensi di daerah pedesaan hanya pertanian, (b) Aspek sosial; peran serta petani dalam aspek sosial itu adalah seperti berpartisipasi dalam penataan kebun, diversifikasi atau mengembangkan keragaman komoditi, juga terdapat kesepakatan atau kerja sama antara masyarakat petani untuk mengorbankan lahan mereka untuk pengembangan agrowisata seperti untuk badan jalan dan jalur trekking untuk para wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Agrowisata Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. (c) Aspek artefak/kepemilikan; adanya partisipasi masyarakat petani jika di lihat dari aspek kebendaan meliputi kebun beserta produk pertaniannya, gubug/pondok untuk beristirahat, lahan parkir, dan toilet umum yang dimanfaatkan untuk menunjang sarana dan prasarana di kawasan agrowisata di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar.

  • 2.    Partisipasi petani dalam pengembangan agrowisata di Desa Kerta dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut: (a) Manipulasi; partisipasi petani untuk mengembangkan agrowisatanya dilakukan dengan cara mengubah daya tarik atraksi petik jeruk yang memang sudah ada banyak di Kawasan Kintamani dibuat lebih menarik di agrowisata Desa Kerta dengan pengembangan jeruk yang organik. (b) Penyebarluasan informasi; di Desa Kerta dilakukan oleh masyarakat petani dengan menyampaikan informasi kepada masyarakat umum dari mulut ke mulut, media sosial, pemasangan baliho. Generasi muda Desa Kerta berperan aktif dalam penyebarluasan informasi agrowisata di Desa Kerta dengan sosial media pribadi. (c) Pengambilan keputusan; petani ikut serta dalam pengambilan keputusan, ditunjukan dengan aktifnya merekan ngrembug yang tujuannya mencapai keputusan bersama dan ikut dalam musyawarah desa. dan (d) Membangun kesepakatan; tingkat partisipasi petani dalam indikator membangun kesepakatan yaitu masyarakat petani saling menghargai pendapat dalam pengambilan keputusan untuk membangun kesepakatan yang berbasis “Tri Sakti”.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dan kesimpulan maka dapat disarankan beberapa hak sebagai berikut.

  • 1.    Untuk masyarakat petani di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar agar tetap berpartisipasi untuk pengembangan agrowisata di Desa Kerta, mengingat besarnya potensi pertanian yang sangat bagus untuk dikembangkannya menjadi kawasan agrowisata.

  • 2.    Melalui model partisipasi petani dalam pengembangan agrowisata di Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, dapat dimanfaatkan sebagai acuan untuk pengembangan agrowisata di wilayah lain.

  • 5.    Terimakasih

Terimakasih saya ucapkan kepada Masyarakat Desa Kerta, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar dan Kepala Desa Kerta, beserta staf desa yang telah membantu dalam pengumpulan data.

Daftar Pustaka

Anonim. 2010. Perencanaan – Pengembangan – Kawasan Agrowisata.

Masterplan Agrowisata Gianyar Utara. 2011. Gianyar: Dinas Pertanian, Perhutanan dan Perkebunan Kabupaten Gianyar dan LP2M Universitas Warmadewa. Gianyar.

Sarjana, M. 2011. Agrowisata : Sebuah Resep Pemberdayaan atau Alat Eksploitasi Pemberdayaan Petani. Makalah Disampaikan Pada Seminar Nasional Perayaan Tahun Emas Universitas Udayana dan HUT ke-45 Fakultas Pertanian Universitas Udayana.

Sunaryo, B. 2013. Kebijakan Pembangunan Destinasi Pariwisata: Konsep dan Aplikasinya di Indonesia. Gava Media. Yogyakarta.

Sudiasa. 2005. Definisi Agrowisata, Pariwisata dan Teknologi.blogspot.co.id

Sumarwoto, J. 1990. Pengembangan Agrowisata: Potensi dan Prospek. Seminar Nasional: Pembangunan Pertanian & Pedesaan Sumatera. Berastagi, 5-8 Maret.

Sastropoetro. 1995. 11 Pengertian Partisipasi Menurut Para Ahli beserta Bentuk

Partsisipasi, Jelajah internet.com, googleweblight.com.

Supartha, I W ; Antara, M ; Yasa I M ; Putra, S dan Suryadiputra, P. 1995. Pola Agrowisata di Bali. Makalah di sampaikan dalam Seminar Nasional Pola Agrowisata di Bali. Dalam rangka menyambut 50 tahun Indonesia Merdeka.

Tirtawinata, M R dan Fachruddin, L. 1996. Daya Tarik dan Pengelolaan Agrowisata. Penebar Swadaya. Jakarta.

Yoeti. 2000. Ekowisata Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup

Pariwisatadanteknologi.blogspot.co.id

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

423