E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata

ISSN: 2301-6523

Vol. 6, No. 3, Juli 2017

Realisasi Bantuan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier kepada Subak

(Kasus Program UPSUS PAJALE di Subak Margasengkala, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar)

I MADE WIRA ADI KESUMA, I DEWA PUTU OKA SUARDI, PUTU UDAYANI WIJAYANTI

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Udayana Jalan P.B. Sudirman Denpasar 80232

Email : [email protected] [email protected]

Abstract

Realization of the Tertiary Irrigation Rehabilitation Aid To Subak (A Case of UPSUS PAJALE Program at Subak Margasengkala of Bedulu Village, Blahbatuh Sub-District, Gianyar Regency)

Rehabilitation of the tertiary irrigation network is one of the assistance of the special effort program (UPSUS) to increase the rice-paddy, corn and soybean productions (PAJALE) in realizing food self-sufficiency for three years from 2015-2017. The study aims to determine the conditions of irrigation networks before and after obtaining aid, aid proposal procedures, and suitability between proposals of assistance with those received by Subak. The research was conducted in Subak Margasengkala, Bedulu Village, Blahbatuh Sub-District, Gianyar. The selection of the research location was done by purposive sampling. Respondents in the study were 37 people, consisting of 34 farmers, a chief of irrigation system of pekaseh, an agricultural extension agent, and a respondent of the Gianyar Regency Agriculture Office.The results showed that the condition of Subak Margasengkala irrigation network was damaged along 200 m. Procedures for obtaining the aid is by submission of requests for aid to the department of agriculture in the form of a proposal. The realization of the rehabilitation of tertiary irrigation networks in Subak Margasengkala was not in accordance with what had been proposed, the proposed irrigation network to be rehabilitated was along 200 m, with the required funding of Rp.103,000,000, but in its realization it was only for 116 m with funds received of 23 million Rupiahs.Based on the findings of the study, it is suggested to the government to continue to provide assistance until the Subak or irrigation organization is able to independently overcome the problem of irrigation network damage. In addition, the farmers should be willing and able to work together in self-help in order to independently overcome the problem of damage to the irrigation network.

Keywords: program realization, subak, rehabilitation, irrigation

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1    Latar Belakang

Angka Tetap (ATAP) BPS tahun 2013, menunjukkan pencapaian produksi beras nasional 71,28 juta ton GKG (gabah kering giling) atau setara dengan 39,50 juta ton beras, dan angka impor beras sampai dengan Oktober 2014 sebesar 405 ribu ton (Priyo, 2015). Menghadapi kendala dan tantangan yang ada, pemerintah telah menetapkan pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai yang harus dicapai dalam waktu 3 (tiga) tahun. Target produksi yang harus dicapai pada tahun 2015 s.d 2017 adalah produksi padi sebesar 73,40 juta ton dengan pertumbuhan 2,21% jagung sebesar 20,33 juta ton dengan pertumbuhan 5,57% dan kedelai sebesar 1,27 juta ton dengan pertumbuhan 26,47%.

Pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai, dalam hal ini penyuluh, mahasiswa, dan babinsa merupakan salah satu faktor penggerak bagi para petani (pelaku utama) dan dapat berperan aktif sebagai komunikator, fasilitator, advisor, motivator, edukator, organisator dan dinamisator dalam rangka terlaksananya kegiatan upaya khusus (UPSUS) peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai (PAJALE) dalam pencapaian swasembada berkelanjutan padi dan jagung serta swasembada kedelai (Permentan, 2015). Salah satu bentuk bantuan dalam program upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai (UPSUS PAJALE) dalam mewujudkan swasembada pangan berkelanjutan adalah RJIT (rehabilitasi jaringan irigasi) yaitu kegiatan pembangunan baru, peningkatan, atau penyempurnaan jaringan irigasi guna mengembalikan atau meningkatkan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semula sehingga menambah luas areal tanam dan atau meningkatkan intensitas pertanaman (Permentan, 2015).

Subak Margasengkala merupakan salah satu subak di Kabupaten Gianyar yang menerima bantuan rehabilitasi jaringan irigasi dari program UPSUS PAJALE Tahun 2015. Ketersediaan air irigasi merupakan faktor yang penting dalam proses pertumbuhan pertanaman pertanian, ketersedian air irigasi dipengaruhi oleh jaringan irigasi yang baik agar tanaman pertanian dapat memperoleh pengairan sesuai dengan yang dibutuhkan. Kondisi jaringan air irigasi di Subak Margasengkala sangat rapuh dan sering mengalami kerusakan (longsor) pada saluran jaringan irigasi tersier. Kerusakan jaringan irigasinya disebabkan oleh adanya hewan penganggu yuyu (kepiting sawah) yang melubangi dinding-dinding saluran irigasi. Melihat kondisi jaringan irigasi tersier tersebut, maka perlu dilakukan perbaikan atau rehabilitasi.

Menyikapi program UPSUS PAJALE yang telah berjalan di Subak Margasengkala, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui realisasi pelaksanaan program bantuan tersebut, pada aspek kondisi jaringan irigasi, prosedur pengusulan, dan kesesuaian usulan dengan realisasi bantuan.

  • 1.2    Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui kondisi jaringan irigasi Subak Margasengkala, sebelum dan sesudah memperoleh bantuan rehabilitsi jaringan irigasi tersier; (2) Mengetahui prosedur pengusulan bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tersier di Subak Margasengkala; dan (3) Mengetahui kesesuaian bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tersier yang diusulkan dengan yang diterima oleh Subak Margasengkala.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1    Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Subak Margasengkala yang ada di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar (Anonim, 2015), pada bulan September 2016 sampai dengan Januari 2017. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive).

  • 2.2    Populasi dan Responden

Populasi dalam penelitian ini adalah semua anggota aktif dari Subak Margasengkala yang berjumlah 56 orang. Jumlah responden sebesar 60% dari populasi, yakni sebanyak 34 orang Tika (2005) dalam Sudjana (2005). Disamping responden tersebut ditetapkan juga responden kunci yang memahami masalah bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tersier, yaitu satu orang dari pengurus subak (pekaseh), satu orang PPL, dan satu orang dari pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar. Jadi jumlah responden dalam penelitian ini sebanyak 37 orang.

  • 2.3    Teknik Pengumpulan Data, Instrumen Pengumpulan Data, Variabel

    Penelitian, dan Metode Analisis

Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab secara sistematis berlandaskan pada tujuan penelitian yang dilakukan dengan seluruh responden (Lerbin, 1992 dalam Hadi, 2007). Dokumentasi dilakukan dengan mengambil gambar tentang hasil perbaikan jaringan irigasi subak, alur dan kerusakan jaringan irigasi yang ada. Instrumen pengumpulan data yang digunakan yaitu kuesioner yang berupa daftar pertanyaan tertulis yang disampaikan kepada responden sesuai kapasitasnya untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dalam penelitian (Mardalis, 2008). Variabel utama penelitian meliputi, kondisi jaringan irigasi sebelum dan sesudah memperoleh bantuan, prosedur pengusulan, dan kesesuaian realisasi dengan usulan. Metode analisis yang digunakan adalah data deskriptif kualitatif (Moleong, 2011).

  • 3.    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Karakteristik Responden

      3.1.1    Umur

Hasil penelitian menunjukan semua responden petani berjenis kelamin laki-laki, rata-rata umur 52 tahun, kisaran umurnya dari 26 s.d 80 tahun. Dua puluh delapan orang (82,35%) petani termasuk dalam kategori produktif, sedangkan enam orang (17,65%) termasuk dalam kategori non produktif. Hal ini berarti bahwa responden petani dapat menerima informasi, inovasi, dan mampu melaksanakan perbaikan sistem jaringan irigasi dengan cukup baik.

  • 3.1.2    Tingkat pendidikan formal

Berdasarkan hasil penelitian tingkat pendidikan formal responden petani Subak Margasengakala cukup baik dan merata. Hal ini dapat dilihat dari pendidikan dasar sembilan tahun yang ditempuh responden sebanyak tiga belas orang (65,24%), dan pendidikan lanjut responden dari SMA, D2 s.d Sarjana (S1) sebanyak enam belas orang (47,05%), ini lebih banyak dari pada jumlah responden yang tidak tamat SD atau tidak menempuh pendidikan sebanyak lima orang (14,71%).Hal ini berarti dalam menerima informasi tentang bantuan mengenai bantuan dan melakukan rehabilitasi pada jaringan irigasi dengan tingkat pendidikan atau pengetahuan tersebut dirasakan sudah cukup baik, karena rata-rata anggota petani memiliki pengetahuan yang cukup dan bisa berbagi informasi atau pemikiranya kepada petani lain.

  • 3.1.3    Jenis pekerjaan

Presentase Mata pencarian pokok terbanyak responden sebagai petani yaitu sebanyak sembilan belas orang (55,89%), dan lima belas orang lainnya (44,11%) memilih pekerjaan pokok sebagai PNS, Pekerja Bangunan, Pedagang, dan Sekuriti. Pekerjaan sampingan sebagai petani sebanyak lima belas orang (44,11%), sedangkan sembilan responden lain (26,47%) memilih pekerjaan sampingan sebagai pekerja bangunan, dengan alasan karena rata-rata lahan yang dimiliki tidak terlalu luas. Sisanya sepuluh orang responden (28,57%) tidak memiliki pekerjaan sampingan karena hanya bertani yang menjadi keahlian dan penghidupanya selama ini. Berdasarkan data penelitian tersebut dapat dijelaskan sebagaian besar petani hanya mengandalkan penghasilan dari berusaha tani dan berpenghasilan tak menentu, jadi bantuan rehabilitasi jaringan irigasi sangat dibutuhkan oleh petani di Subak Margasengkala dalam hal pendanaan.

  • 3.1.4    Jumlah anggota rumah tangga

Sebanyak tiga puluh responden rumah tangga (88,23%) tergolong kelompok dengan jumlah anggota keluarga antara dua sampai empat orang, dan empat rumah tangga (11,77%) yang beranggotakan lima sampai enam orang. Secara keseluruhan jumlah tanggungan responden sebanyak 133 orang. Jika dirata-ratakan maka didapat

anggota dalam satu rumah tangga adalah empat orang. Berdasarkan data tersebut, sebagian besar petani di Subak Margasengkala memiliki tangungan yang cukup banyak yakni sampai empat orang, jadi bantuan rehabilitasi jaringan irigasi dalam hal pendanaan sangat dibutuhkan untuk mengurangi beban tangungan petani.

  • 3.1.5    Pemilikan dan penggunaan lahan

Rata-rata luas lahan sawah yang dimiliki oleh responden seluas 41,26 are dibulatkan menjadi 42 are. Lahan yang digarap seluas 35 are, lahan yang disewakan 2,98 are, dan sisanya yang disakapkan pada petani lain seluas 3,28 are. Alasan petani pemilik lahan tidak menggarap lahannya adalah karena sawah yang dimiliki cukup luas, disamping itu petani pemilik lahan juga memliki pekerjaan lain yang lebih diutamakan dari pada bertani. Pada lahan tegalan, rata-rata luas lahan yang dimiliki responden seluas empat are. Pada lahan pekarangan sebagian besar responden tidak mengusahakan untuk tanaman pertanian, hanya dimanfaatkan sebagai pemukiman. Rata-rata luas lahan pekarangan yang dimiliki responden petani seluas sembilan are.

  • 3.1.6    Responden Pekaseh

Responden pekaseh berasal dari Banjar Margasengkala, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh. Menjabat sebagai pekaseh Subak Margasengkala sejak tahun 2013, bila tidak terpilih lagi jabatannya akan berakhir pada tahun 2018. Usia beliau saat ini adalah 42 tahun, pendidikan terakhir yang pernah ditempuh adalah SMP. Pekerjaan pokok beliau adalah sebagai petani disamping itu dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari beliau juga memiliki pekerjaan sampingan sebagai pekerja bangunan.

  • 3.1.7    Responden PPL

Responden PPL berasal dari Banjar Bentuyung, Desa Junjungan, Kecamatan Ubud. Wilayah kerjanya di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar yang meliputi seluruh subak yang berada di Desa Bedulu. Subak Margasengkala, Subak Kendangan Wanayu Mas, Subak Tegallingga, Subak Celangu, Subak Uma Telaga, dan Subak Nyembulan. Golongan beliau sebagai pegawai dinas adalah III/D. Kantor BPP Blahbatuh adalah tempat beliau mengabdi sebagai PPL.

  • 3.1.8    Pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar

Responden Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar adalah kepala seksi pengolahan lahan dan air di bidang Sarana dan Prasarana (SAPRAS), yang bernama A. A Yudaputra, S.Pi. berasal dari Kecamatan Payangan, golongan IV/A.

  • 3.2    Kondisi Jaringan Irigasi Sebelum dan Sesudah

Kondisi Jaringan irigasi Subak Margasengkala sebelum memperoleh bantuan, dari keseluruhan panjang jaringan irigasi 1000 m yang mengalami kerusakan sepanjang 200 m, disebabkan karena dirusak oleh kepiting sawah (yuyu), debit air

yang tinggi dan sampah dari limbah rumah tangga yang mengalir dari aliran sungai. Setelah memperoleh bantuan perbaikan dari program UPSUS PAJALE pada tahun 2015, jaringan irigasi Subak Margasengkala menjadi lebih permanen dengan plesteran sepanjang 116 m.

  • 3.3    Prosedur Pengusulan

Tata cara Subak Margasengkala dalam pengsulan bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tersier dari program UPSUS PAJALE, adalah dengan penyampaian proposal usulan bantuan kepada Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar. Menindak lanjuti proposal pengusulan bantuan tersebut dinas pertanian kabupaten membentuk tim verifikasi dalam memastikan kebenaran proposal dan meninjau langsung kondisi kerusakan saluran irigasi yang disampaikan oleh subak tersebut.Subak yang telah lolos verifikasi dinyatakan valid atau layak sebagai penerima bantuan dan menerima bantuan berupa dana untuk melakukan perbaikan.

  • 3.4    Kesesuaian Usulan dengan Realisasi

Realisasi bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tersier di Subak Margasengkala tidak sesuai dengan yang diusulkan, dari hasil penelitian ini dapat dijelaskan bahwa bantuan yang diusulkan oleh Subak Margasengkala adalah sepanjang 200 m dengan dana perbaikan yang dibutuhkan sebesar Rp.103.000.000, namun dalam realisasinya dana yang diterima oleh Subak hanya sebesar 23 juta dan hanya dapat memperbaiki jaringan irigasi yang rusak sepanjang 116 m termasuk swadaya dari petani sepanjang 10 m. Dana untuk swadaya berasal dari insentif bantuan program UPSUS PAJALE, yang diterima oleh anggota subak selama bekerja dan bergotong-royong dalam pelaksanaan pengerjaan rehabilitasi jaringan irigasi tersier. Responden Pegawai Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar menjelaskan alasan tidak sesuainya usulan dengan yang terealisasi disebabkan karena anggaran dana bantuan terbatas sementara jumlah subak yang membutuhkan bantuan sangat banyak jadi pemerintah membuat kebijakan dimana diasumsikan bantuan dana satu juta cukup untuk memperbaiki satu ha luas lahan yang dimiliki subak.

  • 4.    Simpuan dan Saran

    • 4.1    Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut.

  • 1.    Kondisi jaringan irigasi Subak Margasengkala dari panjang keseluruhan 1000 m yang mengalami kerusakan adalah sepanjang 200 m, kerusakan tersebut disebabkan oleh kepiting sawah (yuyu), debit air yang tinggi dan sampah dari limbah rumah tangga yang terbawa dari aliran sungai ke saluran irigasi subak.

  • 2.    Tata cara pengusulan bantuan rehabilitasi jaringan irigasi tersier adalah dengan menyampaikan proposal permohonan bantuan kepada dinas pertanian kabupaten. Kemudian proposal diverifikasi peninjauan lapang untuk mengetahui kelayakan usulan subak menerima bantuan perbaikan jaringan irigasi.

  • 3.    Realisasi bantuan rehabilitasi jaringan irigasi di Subak Margasengkala belum sesuai dengan yang diusulkan, saluran irigasi yang diusulkan untuk diperbaiki sepanjang 200  m dengan dana perbaikan yang dibutuhkan  sebesar

Rp.103.625.000, namun dalam realisasinya dari dana bantuan yang diterima subak sebanyak 23 juta hanya mampu memperbaiki jaringan irigasi yang rusak sepanjang 116 m.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan hasil pembahasan dan simpulan tersebut dapat disarankan sebagai berikut.

  • 1.    Kepada pemerintah agar tetap meneruskan pemberian bantuan sampai subak dirasakan mampu mandiri mengatasi permasalahan kerusakan jaringan irigasi yang dialami

  • 2.    Kepada pihak petani agar mau dan mampu bergotong-royong dalam berswadaya agar dapat secara mandiri dapat mengatasi permasalahan kerusakan jaringan irigasi yang dialami.

  • 5.    Ucapan Terima Kasih

Penulis menyampaikan terima kasih kepada seluruhkrama Subak Margasengkala, pekaseh, dan kepegawaian bidang SAPRAS Dinas Pertanian Kabupaten Gianyar yang telah memberikan data penelitian dan semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan baik secara moril maupun dalam proses penyelesaian jurnal ini.

Daftar Pustaka

Anoni. 2015. Profil Desa Bedulu. Gianyar: Kelurahan Bedulu.

Gulo, W. 2002. Metode Penelitian. Jakarta:Gramedia Widiasarana Indonesia.

Hadi.2007.Pengertian Wawancara.Jakarta. Ghalia.

Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta.PT. Bumi Aksar

Moleong, L.J. 2011. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Jakarta. PT.Rosdakarya Offset.

Permentan.     2015.     Pedoman    Pengawalan    Penyuluh    UPSUS.

.http://www.pertanian.go.id/assets/upload/doc/PERMENTAN_PEDUM_UPSU S_APBNP.pdf. Diunduh 21 Desember 2015

Priyo,DKrisdayanto.           2015.           ”UPSUS           PAJALE.

http://www.agronomers.com/2015/05/upsus-pajale.html. Diakses 21 Desember 2015

Setiawan, C. 2013. Pengaruh Kualitas Produk, Harga,Saluran Distribusi dan Periklanan terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Minuman Berkarbonat Merek Coca Cola (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ekonomi Angkatan 2009 dan 2010). [Jurnal Online]. Internet. http://digilib.unpas.ac.id. Diunduh Pada Tanggal 10 Juni 2015

Sudjana,        N.        2005.        Metode        Penelitian.        http://a-

research.upi.edu/operator/upload/s_b0351_044818_chapter3.pdf. Diunduh 25 September 2016

Thoha. 2004. Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Persepsi Seseorang. [Jurnal Online]. http://id.shvoong.com. Diunduh Tanggal 20 Desember 2015.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

432