E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata

ISSN: 2301-6523

Vol. 6, No. 3, Juli 2017

Evaluasi Dampak Program Optimalisasi Lahan (OPLA) dalam Budidaya Padi di Subak Selasih Desa Puhu Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar

I MADE PROMETEO SEPTIA CAHYADI, I GEDE SETIAWAN ADI PUTRA, A.A.A WULANDIRA SDJ

Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Udayana Jl. PB. Sudirman Denpasar 80323

Email: [email protected] [email protected]

Abstract

Evaluation of the impact of the Land Optimization Program (OPLA) in Rice Cultivation at the Selasih Subak of Puhu Village, Sub-District of Payangan, Gianyar Regency

Population in Indonesia keeps growing with growth rate around 1,38 per year. In the last two decades, the increase rate in national food production was unable to compensate the increase rate in food needs. This reflects in increase of food product import such as rice, corn and soybean. Optimization of agricultural land is an attempt to boost the utilization of agricultural land resources into farming lands for crops, horticulture and plantation through improvements and increase of land carrying capacity. The aim of the research is to identify the program impact evaluation on the course of Special Attempt "Upaya Khusus (UPSUS)" program particularly Land Optimization "Optimalisasi Lahan (OPLA) in Subak Selasih about the impact of OPLA program in terms of technical, economical and social aspects. The research was conducted in Subak Selasih, Puhu Village, Payangan District, Gianyar Regency. Population in Subak Selasih is 73 people. Sample selection uses simple random sampling. Respondents are 42 people. The result of the research showed that technical impact is in well category with achievement score of 3,86, economical impact is in medium category with achievement score of 3,31 and social impact is in well category with achievement score of 3,69. Based on the research result of land optimization program impact evaluation, members of community need to continue the OPLA program, use more organic fertilizer to minimize costs and interact with other farmers to gain knowledge.

Keywords: evaluation of the impact, land optimization program (OPLA), irrigation system of Subak

  • 1.    Pendahuluan

    • 1.1    Latar Belakang

Jumlah penduduk Indonesia terus meningkat dengan laju pertumbuhan sekitar 1,38 % per tahun. Peningkatan jumlah penduduk tersebut berimplikasi luas terhadap

peningkatan kebutuhan pangan. Selama dua dekade terakhir laju peningkatan produksi pangan nasional tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan pangan masyarakat. Hal tersebut tercermin dari terus meningkatnya impor produk pangan, termasuk beras, jagung, dan kedelai (Kementerian Pertanian, 2015).

Kabupaten Gianyar adalah salah satu kabupaten di Bali dengan luas wilayah 368 km2 atau 6,53 % dari luas pulau Bali secara keseluruhan dan terletak pada ketinggian 250 sampai 950 meter dari permukaan laut. Terdapat 12 buah sungai melintasi wilayah Gianyar yang dimanfaatkan sebagai irigasi persawahan. Luas sawah sampai akhir 2011 adalah 14.732 Ha dan tanah kering 21.879 Ha serta tanah lainnya berupa rawa-rawa, tambak, kolam, seluas 171 Ha dari luas 14.732 Ha luas sawah di Gianyar, 14.410 Ha atau sekitar 97,81 % berpengairan setengah teknis, 243 Ha atau 1,65 % berpengairan sederhana PU, dan 79 Ha sisanya berpengairan tradisional. Kontribusi tenaga kerja di Gianyar sektor perdagangan besar, eceran dan rumah makan menyerap 32,09 %, sektor industri pengolahan 18,21 % sektor

pertanian, kehutanan, perkebunan dan perikanan 16,89 % dan jasa kemasyarakatan 15,40 % (BI, 2014).

Sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk Indonesia sebesar 1,49 % per tahun, maka diperlukan upaya peningkatan produksi pangan khususnya beras untuk dapat mempertahankan swasembada pangan dan memantapkan kondisi ketahanan pangan yang berdaulat. Terkait dengan hal tersebut, kegiatan optimasi lahan merupakan pilihan yang dapat dilaksanakan karena hasilnya dapat segera terlihat dengan biaya yang relatif murah (Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan, 2015).

Optimalisi lahan pertanian merupakan usaha meningkatkan pemanfaatan sumber daya lahan pertanian menjadi lahan usaha tani tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan melalui upaya perbaikan dan meningkatkan daya dukung lahan, sehingga dapat menjadi lahan usaha tani yang lebih produktif (Gafar, 2016).

Kegiatan optimalisasi lahan diarahkan pada lahan sawah dilahan basah atau kering seluas 313 Ha di Kabupaten Gianyar. Lahan sawah yang jaringan irigasi primer, sekunder, dan tersier tidak ada masalah. Lahan kering yang terdapat sember air irigasi. Indeks Pertanaman (IP) dan produktifitas dapat ditingkatkan. IP meningkat minimal 0,5 dan produktifitas meningkat minimal 0,3 ton/Ha (APBNP, 2015).

  • 1.2    Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat diangkat adalah sebagai berikut.

  • 1.    Bagaimana dampak program Optimalisasi Lahan (OPLA) di Subak Selasih Desa Puhu Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar Tahun 2015 dari aspek teknis ?

  • 2.    Bagaimana dampak program Optimalisasi Lahan (OPLA) di Subak Selasih Desa Puhu Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar Tahun 2015 dari aspek ekonomis ?

  • 3.    Bagaimana dampak program Optimalisasi Lahan (OPLA) di Subak Selasih Desa Puhu Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar Tahun 2015 dari aspek sosial?

  • 1.3    Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian, untuk mengetahui hal-hal berikut.

  • 1.    Dampak program Optimalisasi Lahan (OPLA) di Subak Selasih Desa Puhu Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar Tahun 2015 dari aspek teknis.

  • 2.  Dampak program Optimalisasi Lahan (OPLA) di Subak Selasih Desa Puhu

Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar Tahun 2015 dari aspek ekonomis.

  • 3.  Dampak program Optimalisasi Lahan (OPLA) di Subak Selasih Desa Puhu

Kecamatan Payangan Kabupaten Gianyar Tahun 2015 dari aspek sosial.

  • 2.    Metode Penelitian

    • 2.1    Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di Subak Selasih, Desa Puhu, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan dengan metode purporsive (sengaja). Waktu penelitian berlangsung dari bulan November 2015 sampai Januari 2016. Peneliti memilih lokasi penelitian berdasarkan atas pertimbangan sebagai berikut.

  • 1.    Subak Selasih telah melaksanakan program Optimalisasi Lahan (OPLA).

  • 2.    Pelaksanaan program Optimalisasi Lahan (OPLA) di Subak Selasih belum pernah dievaluasi.

  • 2.2    Sumber dan Jenis Data

Sumber data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Jenis data terdiri atas data kualitatif dan data kuantitatif. Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyelidik (Surakhmad, 1994). Sumber diperoleh dari hasil wawancara dengan Pekaseh Subak Selasih. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa, dan referensi berupa buku, jurnal, skripsi, makalah serta data lain yang berkaitan dengan permasalahan, dan informasi dokumentasi lain yang dapat diambil melalui sistem Online mengenai konsep evaluasi dampak program optimalisasi lahan dalam budidaya padi itu sendiri. Data kualitatif menjelaskan mengenai evaluasi dampak program optimalisasi lahan dalam budidaya padi di Subak Selasih, dan semua informasi mengenai struktur organisasi Subak Selasih. Data kuantitatif berupa hasil rekapitulasi data skor dan skala lima.

  • 2.3    Populasi dan Sampel (Responden)

Populasi dalam penelitian ini seluruh petani aktif di Subak Selasih yang berjumlah 73 orang petani. Penetapan pengambilan responden menggunakan metode simple random sampling, dilakukan dengan persentase 10% mewakili respresentatif

populasi aktif sebesar 42 orang, sehingga total responden menjadi 42 orang petani. Sevilla (1993) menyatakan semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi.

  • 2.4    Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara, observasi, dan pencatatan. Wawancara merupakan metode pengumpulan informasi dengan bertanya langsung kepada pihak yang terkait sehingga diperoleh data kualitatif, kuantitatif maupun keduanya (Wibisono, 2013) dilakukan kepada Pekaseh di Subak Selasih. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung ke lokasi Subak Selasih. Pencatatan dilakukan dari hasil observasi.

  • 2.5    Variabel, Indikator, Parameter, dan Pengukuran

Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati (Sugiyono, 2010) penelitian ini untuk mengetahui evaluasi dampak program optimalisasi lahan dalam budidaya padi di Subak Selasih. Indikator dalam penelitian terdiri dari teknis, ekonomis, dan sosial. Parameter pada penelitian terdiri dari evaluasi dampak program optimalisasi lahan diukur dengan deskriptif kualitatif, dan hasil program diukur menggunakan skor dan skala lima.

  • 2.6    Analisis Data

Dikemukakan oleh Dajan (1978), analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi. Penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif, diperoleh dari hasil penelitian berupa data kualitatif dan kuantitatif akan disajikan dalam bentuk narasi dan tabel yang disusun secara sistematis, dan efisien. Distribusi interval kelas kategori perilaku dalam hasil persentase skor sebagai berikut. Interval kelas (1) 1 s.d 1,8 sangat rendah, (2) >1,8 s.d 2,6 rendah, (3) >2,6 s.d 3,4 sedang, (4) >3,4 s.d 4,2 baik dan (5) >4,2 s.d 5 sangat baik.

  • 3    Hasil dan Pembahasan

    • 3.1    Dampak Teknis

Hasil penelitian evaluasi dampak teknis OPLA pada Subak Selasih diperoleh bahwa dampak teknis yang diterima responden terhadap program OPLA dalam kategori baik dengan pencapaian skor adalah 3,86. Indikator teknis pengembangan OPLA dibagi dalam beberapa parameter yaitu: pengenalan varietas, pengolahan tanah sawah, seleksi benih, penanaman, pemupukan. Berikut data hasil penelitian terhadap evaluasi dampak teknis akan dirincikan pada Tabel 1.

Tabel 1.

Evaluasi Dampak Teknis Subak Selasih terhadap Program OPLA di Kecamatan Payangan, Tahun 2016

Evaluasi dampak teknis

No

Parameter

Pencapaian skor

Kategori

1

Pengetahuan varietas padi

3,40

Baik

2

Volume produksi

3,38

Sedang

3

Pengetahuan pengolahan lahan

4,14

Baik

4

Praktek pengolahan lahan

4,17

Baik

5

Waktu pengolahan lahan

3,38

Sedang

6

Pengetahuan terhadap benih

4,19

Baik

7

Pemilihan benih

4,21

Sangat Baik

8

Teknik penanaman

4,38

Sangat Baik

9

Waktu penanaman

3,38

Sedang

10

Jenis pupuk

4,19

Sedang

11

Dosis pupuk

3,36

Sedang

12

Waktu pemupukan

4,17

Sedang

Jumlah

3,86

Baik

Pencapaian skor responden Subak Selasih pada variabel dampak teknis adalah 3,86 dengan kategori baik. Pencapaian skor dengan kategori baik diperoleh karena umumnya anggota Subak Selasih sudah mengetahui taknik dasar didalam membudidayakan tanaman padi, dan adanya pendampingan dari PPL Provinsi Bali membantu mengoptimalkan anggota Subak Selasih dalam melaksanakan teknis budidaya padi.

  • 3.2    Dampak Ekonomis

Indikator evaluasi dampak ekonomis program OPLA menganalisa perubahan ekonomi yang dirasakan responden setelah mengikuti program OPLA selama satu tahun. Hasil penelitian dampak ekonomis program OPLA pada Subak Selasih diperoleh bahwa, dampak ekonomis yang diterima responden terhadap program OPLA dalam kategori sedang, kategori sedang diperoleh dengan pencapaian skor sebesar 3,31. Berikut data dampak ekonomis kegiatan program OPLA Subak Selasih dirincikan pada Tabel 2.

Tabel 2.

Evaluasi Dampak Ekonomis Subak Selasih terhadap Program OPLA di Kecamatan Payangan, Tahun 2016

Evaluasi dampak ekonomis

No

Parameter

Pencapaian skor

Kategori

1

Penggunaan pupuk secara maksimal

3,29

Sedang

2

Lebih banyak menggunakan pupuk organik

2,81

Sedang

3

Menggunakan benih padi secara maksimal

3,60

Baik

4

Pengeluaran pupuk anorganik petani berkurang

3,33

Sedang

5

Produktifitas petani meningkat

3,35

Baik

Jumlah

3,31

Sedang

Dampak ekonomis program OPLA pada responden anggota Subak Selasih memperoleh pencapaian skor 3,31 dengan kategori sedang. Berdasarkan pencapaian skor dengan kategori sedang ini dikarenakan kagiatan OPLA tersebut bukan merupakan pekerjaan pokok dari responden sehingga tidak optimal untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

  • 3.3    Dampak Sosial

Hasil penelitian evaluasi dampak sosial OPLA pada Subak Selasih diperoleh bahwa dampak sosial yang diterima responden terhadap program OPLA dalam kategori baik dengan pencapaian skor sebanyak 3,69. Indikator evaluasi dampak sosial program OPLA menganalisa perubahan sosial yang dirasakan responden setelah mengikuti program OPLA selama satu tahun. Berikut hasil evaluasi dampak sosial akan dirincikan pada Tabel 3.

Tabel 3.

Evaluasi Dampak Sosial Subak Selasih terhadap Program OPLA di Kecamatan Payangan, Tahun 2016

Evaluasi dampak sosial

No

Parameter

Pencapaian skor

Kategori

1

Sering berinteraksi dengan sesama anggota Subak Selasih

4,17

Baik

2

Sering berinteraksi dengan petani di Subak lain

4,19

Baik

3

Mendapat banyak informasi tentang pertanian

3,43

Baik

4

Lebih cepat mendapatkan solusi terhadap masalah yang dihadapi

3,26

Sedang

5

Lebih berani mengungkapkan gagasannya

3,40

Baik

Jumlah

3,69

Baik

Dampak sosial dalam kegiatan OPLA pada responden anggota Subak Selasih memperoleh pencapaian skor 3,69 dengan kategori baik. Kategori baik yang

diperoleh oleh Subak Selasih dikarenakan nilai seperti saling berinteraksi, mengungkapkan gagasan pokok sudah melekat pada umumnya pada organisasi lain yang responden ikuti, seperti banjar dan dikehidupan berkeluarga yang mereka anggap nilai tersebut sudah mewakili aspek sosial dalam kegiatan OPLA.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa evaluasi dampak program OPLA pada Subak Selasih dengan menganalisa dampak teknis, dampak ekonomis, dan dampak sosial termasuk dalam kategori baik, sedang, dan baik. Pencapaian skor 3,86 pada dampak teknis, 3,31 pada dampak ekonomis, dan 3,69 pada dampak sosial. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap aspek teknis, aspek ekonomis, dan aspek sosial, diketahui bahwa dampak program OPLA terhadap Subak Selasih tergolong kategori baik dengan pencapaian skor sebanyak 3,62.

  • 4    Simpulan dan Saran

    • 4.1    Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian evaluasi dampak program Optimalisasi Lahan dalam budidaya padi di Subak Selasih Desa Puhu, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar dapat disimpulkan sebagai berikut.

  • 1.    Dampak teknis OPLA pada Subak Selasih tergolong kategori baik.

  • 2.    Dampak ekonomis OPLA pada Subak Selasih masuk dalam kategori sedang.

  • 3.    Dampak sosial OPLA pada Subak Selasih tergolong kategori baik.

  • 4.2    Saran

Berdasarkan hasil, pembahasan dan simpulan dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut.

  • 1.    Subak Selasih perlu melanjutkan program OPLA untuk meningkatkan teknis dari program OPLA sehingga petani mampu untuk memahami dengan sangat baik tentang pelaksanaan program OPLA yang disampaikan oleh penyuluh pertanian.

  • 2.    Subak Selasih diharapkan lebih banyak menggunakan pupuk organik untuk menekan biaya pengeluaran sehingga mampu meningkatkan perekonomian menjadi baik dan bahkan menjadi sangat baik.

  • 3.    Subak Selasih diharapkan lebih berinteraksi dengan anggota Subak di luar Subak Selasih agar dapat lebih cepat memecahkan masalah-masalah baru yang dihadapi sehingga mampu meningkatkan interaksi sosial menjadi sangat baik.

  • 5.    Ucapan Terimakasih

Terimakasih kepada Subak Selasih yang telah meluangkan waktu untuk penulis mengadakan penelitian, I Ketut Ngenu selaku Pekaseh Subak Selasih yang telah memberikan data dalam penyelesaian penelitian dan penulisan e-journal ini. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Daftar Pustaka

APBNP. 2015. Petunjuk Teknis Pengembangan Optimalisasi Lahan.

Bank Indonesia. 2014. Term of Reference. Pengembangan Klaster Padi di Kabupaten Gianyar. Gianyar. Bank Indonesia.

Dajan, Anto. 1978. Pengantar Metode Statistik. Jilid II. Jakarta : LP3ES.

Direktorat Perluasan dan Pengelolaan Lahan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementrian Pertanian. 2015. Pedoman teknis pengenbangan optimalisasi      lahan      2015.      Internet.      (Artikel      On-line).

http://psp.pertanian.go.id/assets/file/2015/Pedoman%20Teknis%20Pengemban gan%20Optimasi%20Lahan%20TA%202015.pdf. Diunduh pada tanggal 18 Januari 2016.

Gafar, Abdul. 2016. Program Pengembangan Optimalisasi Lahan Tanaman Padi Sawah.               Internet.               (Artikel               On-line).

https://fkthltbppsulsel.wordpress.com/2014/11/28/program-pengembangan-optimasi-lahan-tanaman-padi-sawah/. Diunduh pada tanggal 18 Januari 2016.

Kementerian Pertanian. 2015. Modul Pendampingan Mahasiswa dalam Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung, Kedelai.

Sevilla, Consuelo et, Al. 1993. Pengantar Metode Penelitian. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Alfabeta. Bandung.

Surakhmad, W. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Dasar, Metode dan Teknik. Tarsito. Bandung.

Wibisono, Dermawan. 2013. Panduan Penyusunan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Yogyakarta : Andi.

https://ojs.unud.ac.id/index.php/JAA

424